Anda di halaman 1dari 11

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V Muatan Pembelajaran IPA Materi Sistem

Pencernaan Ruminansia melalui Media Audio Visual di SD Muhammadiyah Kademangaran

Siti Fatimah
sitifatimah@gmail.com
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Bidang Ilmu Universitas Terbuka

ABSTRAK
Selama penelitian di SD Muhammadiyah Kademangaran Kelas V Muatan Pembelajaran IPA
Materi Sistem Pencernaan Ruminansia. Ditemukanlah suatu permasalahan pada hasil belajar
siswa, hal ini karena pembelajaran yang disajikan bersifat abstrak. Untuk mengatasi
permasalahan diatas diperlukanlah perbaikan dengan menggunakan media audio visual.
Penggunaan media audio visual dapat membantu memahami materi yang bersifat abstrak
menjadi kongkrit. Berdasarkan perolehan data awal, siswa yang tuntas adalah 40% dari 30
siswa, dengan ketentuan KKM 70. Selama penggunaan media audio visual pada siklus I siswa
yang tuntas meningkat dengan persentase 53,3% sebanyak 11 siswa. Pada siklus II siswa yang
tuntas meningkat dengan persentase 66,6% sebanyak 16 siswa, dan siklus III siswa yang
tuntas meningkat dengan persentase 90% sebanyak 17 siswa dan telah mencapai target yang
ditentukan yaitu 85%. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual pada materi
sistem pencernaan ruminansia dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata Kunci : Media Audio Visual, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dan Hasil Belajar

PENDAHULUAN kedewasaan. Secara sederhana belajar


Pendidikan sangat penting sekali bagi merupakan suatu aktivitas yang dilakukan
kehidupan manusia, oleh karena itu oleh manusia secara perorangan dengan
pendidikan harus bisa dirasakan oleh tujuan untuk mempelajari dan memperoleh
setiap manusia baik dilaksanakan secara pengetahuan, keterampilan, serta sikap ke
formal, informal maupun non formal. arah yang lebih baik. Belajar dan mengajar
Pendidikan disekolah terdapat proses merupakan aktivitas yang tidak bisa
belajar dan mengajar antara siswa dengan dipisahkan, hal ini karena keduanya saling
guru, dengan kata lain bahwa siswa berkaitan satu sama lain. Karena hanya
sebagai individu yang belajar agar menjadi dengan belajar saja seseorang tidak bisa
dewasa dan guru sebagai individu yang memperoleh bimbingan dan sikap yang
mengajari siswa untuk mencapai diharapkan tanpa ada yang mengajar

1
begitu juga sebaliknya. Mengenai dapat berpikir secara operasi konkret.
peristiwa ini belajar dan mengajar Anak telah dapat melakukan klasifikasi,
merupakan satu kesatuan yang disebut pengelompokan dan pengaturan masalah.
dengan pembelajaran. Dalam pembelajaran IPA menurut Sujana
(2014, hlm. 44) terdapat beberapa proses
Pembelajaran pada dasarnya bagian dari sains yang dapat diaplikasikan pada siswa
pendidikan, pembelajaran merupakan Sekolah Dasar yaitu, Mengamati,
aktivitas yang diselenggarakan oleh guru pengukuran, interpretasi atau menasirkan,
kepada siswa untuk membelajarkan siswa klasifikasi atau pengelompokkan, prediksi
agar memperoleh pengetahuan, materi dan berkomunikasi. Dari penjelasan
serta dapat membangkitkan semangat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam
belajar siswa dan meningkatkan hasil proses dasar sains harus meliputi salah
belajar siswa sehingga proses satu aspek sains yaitu mengamati,
pembelajaran menjadi lebih efektif baik pengukuran, interpretasi atau menafsirkan,
dari segi guru ataupun siswa. Pemecahan klasifikasi atau pengelompokkan, prediksi,
masalah tersebut yakni dengan cara dan
menggunakan madia pembelajaran yang berkomunikasi dalam menyampaikan
tepat, yang sesuai dengan perkembangan materi dalam IPA. Dalam materi hubungan
anak dan sesuai dengan materi yang antarmakhluk hidup dibutuhkan suatu
diajarkan. Piaget (dalam Sujana, 2014, pengamatan dalam bentuk kongkrit. Hal
hlm. 27) membagi skema yang digunakan ini sangat sulit untuk membawakan
anak untuk memahami dunianya melalui sesuatu yang kongkrit ke dalam kelas,
empat periode utama, yaitu periode untuk itu digunakanlah media yang
sensorimotor (0-2 tahun), periode berbasis multimedia yaitu media audio
praoperasional (7-7 tahun), periode visual pada materi hubungan antarmakhluk
operasional konkrit (7-11 tahun), serta hidup. Penggunaan media audio visual
periode operasional formal (11 tahun dapat mempertinggi perhatian anak dengan
sampai dewasa). Pada periode operasional tampilan yang menarik. Selain itu, anak
konkret berangsung sekitar 7-11 tahun. akan takut ketinggalan jalannya video
Pada usia ini adalah usia anak sekolah SD. tersebut jika melewatkan dengan
Pada usia ini pikiran logis anak mulai mengalihkan konsentrasi dan perhatian.
berkembang dan mulai menggali informasi Media audio visual yang menampilkan
tentang lingkungannya tidak dengan panca realitas materi dapat memberikan
inderanya saja. Anak pada usia ini sudah pengalaman nyata pada siswa saat

2
mempelajarinya sehingga mendorong menggunakan rekaman video. Hal ini
adanya aktivitas diri. Fungsi Media dapat memudahkan siswa dalam
Pembelajaran Menurut Oemar Hamalik memahami materi hubungan antarmakhluk
(dalam Musfiqon, 2012, hlm. 32), hidup saat pembelajaran berlangsung.
“pemakaian media pembelajaran dalam Karena dapat memberikan pengalaman
proses belajar mengajar dapat yang bermakna yang belum pernah dilihat
membangkitkan keinginan dan minat yang sebelumnya dan dapat meningkatkan
baru, membangkitkan motivasi dan gairah belajar pada siswa serta
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan memudahkan siswa dalam memahami
membawa pengaruh-pengaruh psikologis sesuatu yang abstrak menjadi sesuatu yang
terhadap siswa.” Pesan pembelajaran yang kongkrit seperti yang dikemukakan oleh
disampaikan guru tanpa menggunakan Benni Agus Pribadi (dalam Musfiqon
media akan terasa hambar dan tidak akan 2012), media pembelajaran berfungsi
membekas jika tidak menggunakan media. untuk membantu memudahkan belajar bagi
Begitupun semangat siswa untuk belajar siswa dan juga memudahkan proses
sangat rendah bahkan bisa dikatakan tidak pembelajaran bagi guru, memberikan
ada. Ketika pembelajaran sudah mencapai pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi
titik jenuh dan tidak ada semangat siswa konkret, menarik perhatian siswa lebih
untuk melanjutkan kegiatan belajar, maka besar (jalannya pelajaran tidak
kehadiran sebuah media akan terasa sangat membosankan), semua indera siswa dapat
membantu dan sangat diperlukan. Senada diaktifkan, dapat membangkitkan dunia
dengan pendapat Musfiqon (2012, hlm. teori dengan realitanya Media
187) mengemukakan bahwa pembelajaran tidak hanya memudahkan
“...pembelajaran yang menggunakan pembelajaran, tetapi juga dapat
multimedia telah terbukti lebih efektif dan memberikan pengalaman yang abstrak
efisien serta bisa meningkatkan hasil menjadi konkret. Guru dalam mengajarkan
belajar siswa”. Media audio visual suatu materi pelajaran pada siswa
termasuk dalam multimedia yaitu jenis umumnya selalu bersifat abstrak. Agar
media yang selain mengandung unsur pesan pembelajaran yang diterima siswa
suara juga mengandung unsur gambar itu tidak abstrak lagi yaitu dengan cara
yang dapat dilihat, seperti misalnya menggunakan media agar pembelajaran
rekaman video, berbagai ukura film, slide yang disampaikan menjadi konkret dan
suara dan lain sebagainya. Pada sesuai dengan realita seperti yang
penggunaan media audio visual disini dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari.

3
Semua pancaindera yang dimiliki siswa, Berdasarkan permasalahan di atas, maka
baik ditemukan rumusan masalah sebagai
itu indera penglihatan, pendengaran, berikut.
peraba, dan lain-lain diharapkan bisa ikut 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran
aktif ketika dalam sebuah pembelajaran penggunaan media audio visual dalam
menggunakan media. meningkatkan hasil belajar siswa dalam
Adapun menurut Sadiman, dkk (2005, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V
hlm. 74) mengemukakan kelebihan video Muatan Pembelajaran IPA Materi Sistem
sebagaisalah satu bentuk dari media audio Pencernaan Ruminansia melalui Media
visual, yaitu: Dapat menarik perhatian Audio Visual di SD Muhammadiyah
untuk periode-periode yang singkat dari Kademangaran?
rangsangan luar lainnya, dengan alat
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran
perekam pita video sejumlah besar
penggunaan media audio visual dalam
penonton dapat memperoleh informasi dari
meningkatkan hasil belajar siswa dalam
ahli-ahli/spesialis, demonstrasi yang sulit
Pembelajaran IPA Materi Sistem
bisa dipersiapkan dan direkam
Pencernaan Ruminansia melalui Media
sebelumnya, sehingga pada waktu
Audio Visual di SD Muhammadiyah
mengajar guru bisa memusatkan perhatian
Kademangaran ?
pada penyajiannya, menghemat waktu dan
rekaman 3. Bagaimana hasil belajar siswa setelah
dapat diputar berulang-ulang, kamera tv menggunakan media audio visual dalam
bisa mengamati lebih dekat objek yang meningkatkan hasil belajar siswa dalam
sedang bergerak atau objek yang Pembelajaran IPA Materi Sistem
berbahaya seperti harimau, keras lemah Pencernaan Ruminansia melalui Media
suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan Audio Visual di SD Muhammadiyah
bila akan disisipi komentar yang akan Kademangaran ?
didengar, gambar proyeksi bisa di-“beku”-
kan untuk diamati dengan seksama. Guru METODE PENELITIAN
bisa mengatur di mana dia akan Desain Penelitian
menghentikan gerakan gambar tersebut, Desain atau model penelitian tindakan
kontrol sepenuhnya di tangan guru, dan kelas yang digunakan pada penelitian ini
ruang tak perludigelapkan waktu adalah model Kemmis dan Mc Taggart
penyajian. (Wiriaatmadja, 2005, hlm. 66). Terdapat
empat tahap yang pertama tahap rencana

4
pada tahap perencanaan dimulai dengan pertama adalah Observasi dalam
mempersiapkan rencana pelaksanaan observasipeneliti dan observer melakukan
pembelajaran (RPP) dengan sumber pengumpulan data dengan cara mengamati
belajar yang memadai, LKS, format perilaku objek. Kedua adalah wawancara
observasi, format pada tahap ini peneliti melakukan
wawancara. Kedua tahap tindakan pada wawancara dengan memberikan
tahapan ini yaitu peneliti mulai melakukan pertaanyaan-pertanyaan kepada guru dan
kegiatan yang sesuai berdasarkan dari siswa, pertanyaan pada pedoman
perencanaan yang telah disusun. Ketiga wawancara berisi pertanyaan seputar
tahap observasi pada tahap ini dilakukan proses pembelajaran. Ketiga adalah
pencatatan melalui pengamatan langsung tesbelajar pada tahap tes belajar disini
dengan menggunakan pedoman observasi. peneliti menggunakan tes tertulis berupa
Tahap keempat refleksi Lokasi Penelitian uraian sebanyak 6 nomor. Keempat adalah
Lokasi penelitian tindakan kelas ini catatan lapangan pada tahap ini peneliti
dilakukan di SD Muhammadiyah meminta data-data catatanlapangan selama
Kademangaran Kecamatan Dukuhturi aktivitas siswa dan guru dalam
Kabupaten Tegal. Lokasi ini dipilih pembelajaran.
sebagai tempat penelitian karena guru dan Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Kepala SD Muhammadiyah Pada pengolahan data terhadap data
Kademangaran mau menerima untuk kinerja guru dan aktivitas siswa peneliti
melakukan penelitiandi SD tersebut. mengolah data menggunakan penilaian
Subjek Penelitian dengan persen (%) yang telah
Subjek dalam penelitian tindakan dikemukakan oleh pada Purwanto (2012,
kelas ini adalah siswa kelas V SD hlm. 102). Terhadap indikator yang
Muhammadiyah yang berada di jalan KH dilaksanakan, kemudian diinterpretasikan
Abdullah Desa Kademangaran Kecamatan dan dideskripsikan.
Dukuhturi Kabupaten Tegal yang Penilaian:
berjumlah 20 orang dengan jumlah siswa
laki-laki berjumlah 9 orang dan siswa 𝑅
NP 𝑆𝑀 x 100%
perempuan berjumlah 11 orang.
Instrumen Penelitian
Keterangan:
Instrumen penelitian yang
digunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian tindakan kelas ini

5
NP = nilai persen yang dicari atau instrumenpenelitian seperti lembar
diharapkan R = skor mentah yang observasi kinerja guru, lembar observasi
diperoleh siswa siswa, pedoman wawancara, dan format
SM = skor maksimum ideal dari tes yang catatan lapangan. Pada perumusan tujuan
bersangkutan pembelajaran yang digunakan untuk siklus
100 = bilangan tetap I yaitu mengidentifikasi hewan yang
Analisis data menurut Bogdan (dalam mencerna makanannya menggunakan
Sugiyono, 2005, hlm.88) adalah ‘proses sistem ruminansia, menjelaskan proses
mencari dan menyusun data menggunakan sistem pencernaan ruminansia. Hasil dari
data kualitatif berupa hasil perolehan siklus I peneliti memperoleh skor 12 dari
melalui observasi, wawancara, catatan skor ideal yang harus diperoleh yaitu 15
lapangan, dan sumber lainnya secara peneliti dengan persentase sebesar 80%,
sistematis supaya menjadi sebuah temuan hal tersebut menunjukkan kinerja guru
yang dapat dipahami oleh orang lain’. pada perencanaan pembelajaran pada
Pada tahap analisis data setelah peneliti siklus I mengalami peningkatan 20% dari
melakukan penelitian, semua data yang data awal, tetapi masih belum mencapai
terkumpul melalui beberapa instrumen terget yang
penelitian diatur, diurutkan, diharapkan karena target yang diharapkan
dikelompokkan, dan dikategorikan. yaitu 100%.
Aktivitas dalam analisis datayaitu, data Pada penelitian siklus II peneliti
reduction, data display, danconclusion melakukan beberapa perbaikan yang perlu
drawing/verification. dilakukan pada RPP siklus II di antaranya
adalah peneliti memperhitungkan dalam
pemasangan alat-alat yang dibutuhkan
dalam pembelajaran, baik sebelum
pembelajaran dimulai atau saat bel
HASIL DAN PEMBAHASAN berbunyi.
Perencanaan Pada hasil observasi perencanaan
Pada penelitian siklus I terhadap pembelajaran siklus II sebesar 93,30%,
perencanaan guru mempersiapkan hal-hal perbandingan persentase kanaikan hasil
yang diperlukan dalam pelaksanaan observasi rencana pembelajaran siklus I
tindakan siklus I seperti Rencana dengan persentase kenaikan hasil observasi
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar rencana pembelajaran siklus II sebesar
Kerja Siswa (LKS), alat evaluasi dan 13,3%.

6
Pada penelitian siklus III Beberapa penguasaan materi, pembagian kelompok,
perbaikan yang dilakukan pada RPP siklus penayangan video, pengamatan video,
III diantaranya adalah peneliti mempersentasikan hasil diskusi, dan
menambahkan sumber belajar pada materi evalusi.
simbiosis. Kegiatan akhir terdiri dari refleksi,
Peneliti mengubah LKS yang diberikan menyimpulkan pembelajaran, dan menutup
kepada siswa, agar siswa lebih mudah pembelajaran. Perolehan hasil siklus I pada
dalam mengerjakan dan mudah kinerja guru yang terjadi dari pelaksanaan
menemukan konsep yang dicari. Hasil pembelajaran hanya sebesar 33%. kinerja
observasi rencana pembelajaran siklus III guru pada saat pengambilan data awal
adalah 100%, dan perbandingan dengan yang hanya memiliki persentase 50%
persentase kenaikan hasil observasi mengalami peningkatan menjadi 83.%
rencana pembelajaran siklus II ke siklus III pada saat pelaksanaan siklus I. Akan tetapi
adalah sebesar 6,7%, dan perolehan hasil peningkatan tersebut masih belum
perencanaan siklus sudah mencapai target. mencapai target yang diharapkan, yaitu
100%. Perolehan hasil siklus II pada
pelaksanaan kinerja guru mencapai
91,60%. Pada perolehan siklus I menuju
siklus II mengalami kenaikan sebesar
8,3%. Pada saat pengambilan data awal
dengan peningkatan yang terjadi pada hasil
Gambar 1. Diagram Persentase Hasil observasi kinerja guru selama
Observasi Perencanaan Tiap Siklus pembelajaran siklus II yaitu sebesar
41,6%. Perolehan hasil siklus III sebesar
Pelaksanaan 100%, perolehan ini sudah mencapai target
Pada tahap pelaksanaan dibagi menjadi yang ditentukan. Perbandingan
tiga kegiatan yang akan diobservasi yaitu peningkatan yang terjadi pada hasil
kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan observasi kinerja guru selama
akhir. Kegiatan awal terdiri dari kesiapan pembelajaran siklus II dengan peningkatan
ruangan, alat, dan media, memeriksa yang terjadi pada hasil observasi kinerja
kesiapan siswa, melakukan kegiatan guru selama pembelajaran siklus III yaitu
apersepsi, dan menyampaikan tujuan sebesar 8,4%.
pembelajaran. Kegiatan inti terdiri

7
Perolehan pada siklus III ini sudah
mencapai target yang diharapkan.

Gambar 2. Diagram Perbandingan


Persentase Kinerja Guru Tiap Siklus Gambar 3. Diagram Persentase Aktivitas
Pada proses pembelajaran dilakukan pula Siswa Tiap Siklus
observasi pada aktivitas yang didalamnya
terdapat aspek keaktifan, kerjasama, dan Hasil Belajar
kedisiplinan. Ketiga aspek tersebut Selain aktivitas siswa yang mengalami
dijumlahkan kemudian dibagi dengan peningkatan pada saat pengambilan data
banyaknya skor maksimal. Hasil perolehan awal, hasil belajar siswa pada proses
pada siklus I ini mencapai 57%, tindakan siklus I pun mengalami
peningkatan aktivitas siswa yang terjadi peningkatan dibandingkan dengan saat
sebesar 20% dari pelaksanaan pengambilan data awal.
pembelajaran pada saat pengambilan data Perolehan hasil belajar siswa pada
awal dengan persentase 37% sebanyak 3 pelaksanaan tindakan siklus I dengan
siswa menjadi 57% sebanyak 7 siswa pada persentase 53% sebanyak 10 siswa
pembelajaran tindakan siklus I. Akan dibandingkan dengan hasil pelaksanaan
tetapi peningkatan tersebut masih belum pembelajaran pada saat pengambilan data
mencapai target yang diharapkan, yaitu awal hanya mencapai 40% sebanyak 6
85%. Hasil perolehan siklus II mencapai siswa. Perolehan saat data awal ke siklus I
73,30% sebanyak 12 siswa, persentase mengalami peningkatan pada hasil belajar
kenaikan aktivitas belajar siswa. Pada siswa sebesar 13% sebanyak 4 siswa.
siklus I dengan aktivitas siswa pada siklus Perolehan pada siklus I ini belum
II yaitu 16,3% yaitu dari 57% menjadi mencapai target yang diharapkan yaitu
73,3%, perolehan pada siklus II ini belum 85%. Persentase perolehan hasil belajar
mencapai target yang diharapkan yaitu siswa pada siklus II hanya 20 siswa yang
85%. Hasil perolehan siklus III mencapai nilainya di atas kriteria ketuntasan
86,60% sebanyak 16 siswa, persentase minimum dengan persentase sebesar
kenaikan aktivitas belajar siswa pada 66,66% siswa yang lulus KKM. Persentase
siklus II dengan aktivitas siswa pada siklus kenaikan hasil belajar siklus I dengan hasil
III mengalami peningkatan sebesar 13,3%. belajar siklus II adalah 13% sebanyak 4

8
siswa. Persentase hasil observasi aktivitas persentase sebesar 93,30%. Agar
siswa selama kegiatan pembelajaran siklus perencanaan
III yang tuntas (memperoleh kriteria baik) pembelajaran mencapai target yang
yaitu 90% sebanyak 17 siswa. Peningkatan diharapkan, peneliti melakukan perbaikan
persentase hasil belajar siswa siklus II pada siklus selanjutnya. Pada siklus III
sampai dengan hasil belajar siswa siklus kinerja guru dalam merencanakan
III sebesar 23,34% pembelajaran memperoleh persentase
sebanyak 7 siswa. 100%, persentase siklus III ini mengalami
peningkatan dan sudah mencapai terget
yang diharapkan yaitu 100%. Pelaksanaan
kegiatan siklus I dalam
melaksanakan pembelajaran memperoleh
Gambar 4. Diagram Persentase Hasil persentase sebesar 83%, pada perolehan
Belajar Siswa Tiap Siklus siklus I ini masih belum mencapai target
yang diharapkan, untuk itu dilakukan
SIMPULAN perbaikan disiklus selanjutnya. Setelah
Pada penelitian tindakan kelas ini melakukan perbaikan pada sikkus II,
bertujuan untuk mengetahui perencanaan, diperolehlah hasil kinerja guru dalam
pelaksanaan dan hasil belajar siswa pada melaksanakan pembelajaran sebesar
pembelajaran IPA materi pencernaan 91,60%, akan tetapi perolehan pada siklus
ruminansia menggunakan media audio II masih kurang dari target yang
visual. Pada kegiatan pembelajaran siklus I diharapkan, untuk itu dilakukan kembali
kinerja guru dalam tahap perencanaan perbaikan pada siklus selanjutnya. Pada
pembelajaran memperoleh persentase pelaksanaan pembelajaran siklus III
sebesar 80%, dimana hasil tersebut masih diperolehlah persentase sebesar 100%,
belum mencapai target yang diharapkan. perolehan pada siklus III ini sudah
Pada siklus II kinerja guru dalam mencapai terget yang diharapkan yaitu
merencanakan pembelajaran memperoleh 100%.
Pada pelaksanaan kegiatan siklus I mengalami peningkatan sebanyak 5 siswa
persentase aktivitas siswa yang hingga mencapai 18 siswa dengan
memperoleh kriteria baik sebanyak 13 persentase 73,3%, akan tetapi hasil
siswa dengan hasil persentase 56,6%. Pada persentase pada siklus II ini masih belum
pelaksanaan siklus II persentase aktivitas mencapai target yang diharapkan yaitu
siswa yang memperoleh kriteria baik 85%. Setelah melaksanaan siklus III

9
persentase aktivitas siswa yang KKM, pada pelaksanaan siklus II ini
memperoleh kriteria baik mengalami mengalami peningkatan sebanyak 4 siswa
peningkatan sebanyak 4 siswa hingga dengan persentase peningkatan sebesar
mencapai 22 siswa dengan perolehan 13,3%.
persentase 86,6%, perolehan persentase Peningkatan pada siklus II ini masih belum
pada siklus III ini sudah mencapai terget mencapai target yang diharapkan,
yang diharapkan yaitu 85%. kemudian dilakukanlah perbaikan pada
Pada kegiatan siklus I siswa yang hasil siklus selanjutnya. Setelah melaksanakan
belajarnya tuntas di atas KKM sebanyak siklus III diperolehlah hasil belajar siswa
11 siswa dengan persentase 53,3%. dengan persentase 90% sebanyak 17 siswa
Kemudian setelah melakukan siklus II yang mencapai KKM, Hasil belajar siswa
diperolehlah hasil belajar siswa menjadi pada siklus III ini telah mencapai target
66,6% sebanyak 15 siswa yang mencapai yang diharapkan yaitu 85%.

DAFTAR PUSTAKA Sadiman, Arief S dkk. (2005). Media


Pendidikan. Jakarta. Rajawali Press.
Djamarah & Zain. (2013). Strategi Belajar Sugiyono. (2005). Metode Penelitian
Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta. Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Musfiqon. (2012). Pengembangan Media Sujana, Atep. (2014). Pendidikan IPA


& Teori
Sumber Pembelajaran. Jakarta. Prestasi dan Praktek. Sumedang. Rizqi Press.
Pustaka Raya. Wiriaatmaja, Rochiati. (2014). Metode
Penelitian Tindakan Kelas. Bandung.
Purwanto. (2012). Evaluasi Hasil Belajar. Rosda.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Febriana, R. (2019). Evaluasi Suardi, M. (2018). Belajar dan
Pembelajaran. Bumi Aksara. Pembelajaran. Deepublish.

Suryadi, A. (2020). Teknologi dan Media Susilawati, F. (2017). Makanan Sehat /


Pembelajaran.CV Jejak. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Intan Pariwara.
Hairun, Y. (2020). Evaluasi Dan Penilaian
Dalam Pembelajaran. Deepublish.

10
Ariyana, A; Ramdhani, S, I; SumiyaniS.
(2020). Merdeka Belajar melalui Kristianto. (2020). Pengembangan Media
Penggunaan Media Audio Visual pada Spasi (Sistem Pencernaan Sapi) Pada
Pembelajaran Menulis Teks Deskripsi. Materi Ipa Siswa Kelas V Sdn Bendan
Vol 3 No 2. Ngisor Semarang. Vol 3, No 1.

Aulia N E. (2022). Penerapan Pendekatan


Parnabhakti L, Puspaningtyas N D.
Cooperative Learning Tipe Numbered
(2020). Penerapan Media Pembelajaran
Head Together Untuk Meningkatkan
Powerpoint Melalui Google Classroom
Pemahaman Konsep Belajar Siswa Dalam
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Materi Pencernaan Hewan Ruminansia
Siswa. Vol 1, No 2.
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa
Kelas V Sd Negeri Tanjung Biru Tahun
Ajaran 2021/ 2022 ). S1 thesis.

11

Anda mungkin juga menyukai