Anda di halaman 1dari 37

UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR ONLINE SISWA

DENGAN PENGGUNAAN VIDEO PADA PEMBELAJARAN PAI


MATERI SIKAP JUJUR NABI MUHAMMAD
(Penelitian Tindakan Pada Siswa Kelas II SDN Cileunyi 01 Kab. Bandung)
Disusun Oleh:
Rina Lestari (2018110099)
Untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Genap Pada Mata Kuliah
Penelitian Tindakan Kelas
Dosen Pengampu: Udin Juhrodin, S.Pd.I, M.M.Pd.

A. Latar Belakang Masalah


Dalam dunia pendidikan, belajar merupakan proses terjadinya interaksi
antara guru dengan siswa yang memiliki tujuan sebagai target yang harus di
capai dalam proses belajar mengajar. Isi rumusan tujuan dalam pendidikan
harus bersifat komprehensif. Artinya mengandung aspek pengetahuan, sikap
dan ketrampilan. Ketiga aspek tersebut dalam istilah pendidikan di kenal
sebagai taksonomi Bloom yang meliputi tiga matra yaitu (1) Ranah kognitif
yang terdiri atas pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis dan evaluasi. (2)
Ranah afektif yang meliputi atas penerimaan respon, organisasi, evaluasi dan
memberi sifat (karakter). (3) Ranah psikomotor melaui pentahapan imitasi,
spekulasi, prosisi, artikulasi dan naturalisasi. Pada dasarnya belajar itu sebagai
rangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik untuk menuju perkembangan pribadi
manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa,
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. 1 Belajar itu tidak akan terjadi tanpa
ada kesempatan untuk berdiskusi, membuat pertanyaan, mempraktekan,
bahkan mengajarkan pada orang lain. Pembelajaran tidak hanya menekankan
pada apa yang di ajarkan tetapi bagaimana mengarahkannya.2
Pembelajaran daring adalah pembelajaranra online yang dilakukan
secara online, yang menggunakan aplikasi pembelajaran yang dilakukan
maupun jejaring sosial. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran
yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui plaform yang

1
Darsini, D., Fahrurrozi, F., & Cahyono, E. A. “Pengetahuan; Artikel Review.”, : LPPM Dian
Husada Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, 101-103.
2
Ayu Al Khaerunnisa, ‘Skripsi Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dalam Membuat Hiasan
Pada Busana (EMBROIDERY)’, 2012, 39.
telah tersedia. Kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi peran utama
dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Maka dari itu, pendidikan
dapat merubah sumber daya manusia yang belum berkualitas menjadi
sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas tinggi. Hal ini sesuai
dengan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 42 ayat 1 yang menjelaskan
bahwa:
“Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi
sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.”
Pada proses belajar sangat penting, karena guru sangat berpengaruh
dalam perkembangan afektif, kognitif, dan psikomotorik siswa. Namun,
proses pembelajaran online tidak pernah lepas dari masalah yang sampai
saat ini masih belum bisa diatasi sepenuhnya, seperti masalah-masalah
pada pembelajaran PAI pada kelas II. Pada hal ini beberapa masalah pada
pembelajaran online pembelajaran PAI pada kelas II ini sulit mempelajari
PAI karena terlalu banyak materi yang terus diberikan kepada peserta
melalui online berupa Whattsaps group. Pada pembelajaran online saat ini
siswa mengalami kesulitan dalam menangkap suatu materi yang
diberikannya. Hal ini disebabkan karena pembelajaran online fokus pada
peserta didik, siswa hanya mendengarkan penjelasan guru menyampaikan
materi PAI, dan pada pembelajaran online pada pembelajaran PAI
tersebut kurangnya penggunaan media pembelajaran sehingga siswa
menjadi pasif dan kurangnya keefektifan dalam belajar. Sehingga siswa
merasa bosan dan kurang peduli dengan kegiatan pembelajan PAI melalui
pembelajaran online di Whattapps Group.Hal ini muncul dikarenakan
kurang tertanamnya rasa semangat dalam belajar sehingga siswa terlihat
acuh tak acuh pada proses pembelajaran atau keadaan ini bisa disebut
dengan kurangnya motivasi belajar pada siswa.
Menurut Biggs & Tefler mengungkapkan motivasi belajar pada siswa
dapat menjadi lemah, lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar
akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu hasil belajar akan menjadi
rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat
terus menerus. Dengan tujuan agar siswa memiliki motivasi belajar yang
kuat, sehingga hasil belajar yang diraihnyapun dapat optimal.3
Siswa usia SD membutuhkan motivasi yang kuat dari orang sekitar baik
dari orangtua di rumah ataupun guru di sekolah, oleh karena itu sebagai
pendidik, guru di sekolah harus mampu menanamkan motivasi kepada
siswa melalui berbagai cara dalam proses pembelajaran.
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menanamkan
motivasi belajar adalah penggunaan media audio visual berbentuk video
beranimasi pada pembelajaran PAI pada siswa SD kelas II, karena anak
usia SD kelas II masih berada pada tahap operasional konkret.
Tahap operasional konkret merupakan tahap berpikir siswa yang
masih konkret sehingga dalam melakasanakan suatu pembelajaran siswa
harus dihadapkan dengan media yang mampu menggambarkan
pembelajaran agar terlihat nyata dan mudah dipahami sehingga
pembelajaran menjadi lebih cepat dimengerti.
Penggunaan media pada pembelajaran di kelas dapat membuat siswa
belajar secara mandiri dengan mendapatkan informasi atau ilmu
pengetahuan baru melalui media video pembelajaran yang telah
disediakan oleh guru, siswa menjadi lebih fokus dalam belajar, dan
pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
Media pembelajaran dikatakan dapat menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan karena media pembelajaran dapat menyampaikan dan
menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta
lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan
proses belajar secara efisien dan efektif
Media video pembelajaran adalah media atau alat bantu mengajar
yang berisi pesan-pesan pembelajaran. Video sebagai media audio visual

3
Febrita, Y., & Ulfah, M.”Peranan Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa”. Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, 5(1). 105
dan mempunyai unsur gerak akan mampu menarik perhatian dan motivasi
siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia mengartikan video dengan: 1) bagian yang
memancarkan 6 gambar pada pesawat televisi; 2) rekaman gambar hidup
untuk ditayangkan pada pesawat televisi. Video mampu merangkum
banyak kejadian dalam waktu yang lama menjadi lebih singkat dan jelas
dengan disertai gambar dan suara yang dapat diulang-ulang dalam proses
penggunaannya. Video memiliki kelebihan yaitu mampu membantu
memahami pesan pembelajaran secara lebih bermakna tanpa terikat oleh
bahan ajar lainnya. Dengan unsur gerak dan animasi yang dimiliki video,
video mampu menarik perhatian siswa lebih lama bila dibandingkan
dengan media pembelajaran yang lain. Namun dalam suatu media
pembelajaran tentu akan terdapat kekurangan dari media tersebut. Dalam
proses pembuatannya video membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan
watu yang cukup lama, material pendukung video membutuhkan alat
proyeksi untuk dapat menampilkan gambar yang ada didalamnya, dan
dalam pengambilan gambar yang kurang tepat dapat menyebebakan
timbulnya keraguan penonton dalam menafsirkan gambar yang dilihat.4
Pada dunia pendidikan dorongan ketertarikan peserta didik dalam
belajar merupakan salah satu kunci untuk mencapai keberhasilan dalam
belajar. Pada saat ini, dunia kini diresahkan dengan adanya pandemi
COVID-19. Kegiatan pembelajaran dari rumah diberlakukan.
Berdasarkan hasil observasi awal penulis dengan Bapak Heris
Munawar Fauji atau akrab disapa pa Heris bahwa semangat belajar siswa
rendah diakibatkan penutupan sekolah. Siswa dituntut untuk belajar
dirumah, bahwa semangat belajar siswa rendah diakibatkan penutupan
sekolah. Selain itu menurut Bapak Heris bahwa dalam belajar dirumah
peserta didik sering mengalami kesulitan dalam belajar, tugas-tugas yang
diberikan guru juga membuat anak -anak tidak belajar karena tidak
4
Fiska Ayuningrum, "Pengembangan Media Video Pembelajaran Untuk Siswa Kelas X Pada
Kompetensi Mengolah SOUP Kontinetal Di SMK N 2 Godean", Universitas Negeri Yogyakarta,
Yogyakarta. Hal 90.
mampu menjawab pelajaran karena penjelasan dari guru hanya sedikit.
Kami sebagai guru pun sangat terbatas waktu saat pembelajaran.
Sehingga, anak – anak lebih sering menghabiskan waktu untuk menonton
televisi dan bermain handphone.
Hasil belajar dalam pendidikan merupakan suatu bukti keberhasilan
seseorang dalam menempuh proses belajar mengajar yang jelas secara
teroritis emmberikan corak dan arti tersendirinya bagi siswa untuk
menghayati dan mengamalkan ilmunya sesuai dengan kemampuan yang
diperolehnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dilihat kualitas hasil belajar siswa pada materi
Sikap Jujur Nabi Muhammad menunjukkan bahwa adanya perubahan
hasil belajar siswa dari pemahaman siswa terhadap video pembelajaran.
penelitian ini memberikan dampak positif bagi respon siswa. Tingkat
semanggat siswa lebih tinggi dalam mengikuti pelajaran. Pengembangan
video pembelajaran terhadap siswa dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dan pemahaman yang meningkat sehingga mendapatkan prestasi
yang lebih baik.
Tinggi rendahnya Semangat belajar peserta didik ini dapat
menghambat perkembangan belajar dan merupakan ancaman bagi
kemajuan belajar sehingga harus ditangani dengan tepat. Orang tua dan
guru dituntut untuk dapat menanggulangi hal tersebut, Guru dalam
pelaksanaan pembelajaran tidak hanya dituntut mampu dalam
menyampaikan tentang materi pelajaran, akan tetapi guru harus mampu
membuat siswa termotivasi dalam proses belajar mengajar (Yunas, Tsabit
Bisma, 2018).5
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengangkat judul penelitian
yaitu: UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR ONLINE
SISWA DENGAN PENGGUNAAN VIDEO PADA PEMBELAJARAN

5
Fendiyanto, ‘Analisis Motivasi Belajar Matematika Siswa Di SMP Negeri 3 Arjasa
Sumenep’, Skripsi, 2020, 48.
PAI MATERI SIKAP JUJUR NABI MUHAMMAD (Penelitian
Tindakan Pada Siswa Kelas II SDN Cileunyi 01 Kab. Bandung)

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan malah dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:
1. Bagaimana motivasi belajar online pada mata pelajaran PAI di kelas II
SDN Cileunyi 01 sebelum menggunakan media video?
2. Bagaimana implementasi penggunaan media video pembelajaran
online PAI(Sikap Jujur Nabi Muhammad) kelas II SDN Cileunyi
01?
3. Bagaimana peningkatan motivasi belajar online setelah menggunakan
media video pada mata pelajaran PAI (Sikap Jujur Nabi Muhammad)
kelas II SDN Cileunyi 01?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui motivasi belajar online pada mata pelajaran PAI di
kelas II SDN Cileunyi 01 sebelum menggunakan media video
2. Untuk mengetahui implementasi penggunaan media video
pembelajaran online PAI (Sikap Jujur Nabi Muhammad) kelas II
SDN Cileunyi 01
3. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar online setelah
menggunakan media video pada mata pelajaran PAI (Sikap Jujur Nabi
Muhammad) kelas II SDN Cileunyi 01

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Umum
Dalam penelitian ini sanggat diharapkan agar dapat menjadi pengetahuan
dan juga penyelesaian dalam sebuah maslah dan motivasi untuksiswa agar
pembelajaran akan semangkin berkembang khususnya di bidang
pendidikan agama islam.
2. Manfaat Khusus
a. Untuk Lembaga Tempat Penelitian
Bagi sekolah, sebagai bentuk peningkatan kuliatas dan mutu
pendidikan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
b. Untuk Tenaga Pendidik
Sebagai sumber wawasan untuk menambah ninat bakat siswa
dalam belajar dan juga meningkatkan semangat belajar siswa.
c. Untuk Siswa
Sebagai sumber masukan pembelajaran untuk siswa sd kelas 2
agar dapat menambah wawasan dan ilmu yang bermanfaat.
d. Untuk Orangtua
Membantu orang tua lebih mudah dalam mengarahkan
anaknya dalam peroses belajarsecara online.
e. Untuk Peneliti Selanjutnya
Sebagai pemeberian ilmu yang bermanfaat untuk orang orang
yang membutuhkan pembelajaran tentang sikap jujur nabi
Muhammad saw.

E. Kerangka Pemikiran
1. Landasan Teosentris Penelitian

‫يَٰ َٓأهُّي َا ٱذَّل ِ َين َءا َمنُو ْا ُكون ُو ْا قَ َّو ِم َني هَّلِل ِ ُش هَدَ ٓا َء ِبٱلۡ ِق ۡس طِۖ َواَل جَي ۡ ِر َمنَّمُك ۡ َش ‍نَ َُٔان قَ ۡو ٍم عَىَل ٰ ٓ َأاَّل‬
‫ٱ‬ ‫ٱ‬ ‫ٱ‬ ٰ ‫ٱ‬
َ ‫تَ ۡع ِدلُو ْاۚ ۡع ِدلُو ْا ه َُو َأ ۡق َر ُب ِللتَّ ۡق َو ٰى َو تَّقوا هَّلل َ َّن هَّلل َ َخب ُِري ِب َما تَ ۡع َمل‬
‫ون‬ ُ ۢ ۚ ْ ُ
‫ِإ‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-
orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah,
menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S. al-
Maidah :8)

2. Konsep Tentang Semangat Belajar


Motivasi menurut Veithzal & Syilviana (2009) berpangkal dari
kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada didalam
diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
tercapainya suatu tujuan.6 Sedangkan Veizhal Rivai & Sagala
(2009)mendefinisikan motivasi sebagai serangkaian sikap dan nilai-nilai
yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai
dengan tujuan individu.
Barelson dan Steiner (dalam Arko Pujadi, 2007) mendefenisikan
motivasi sebagai suatu keadaan dalam diri seseorang yang mendorong,
mengaktifkan, atau menggerakkan, dan yang mengarahkan atau
menyalurkan prilaku kearah tujuan.7 Motivasi dapat dipandang sebagai
suatu rantai reaksi yang dimulai dari adanya kebutuhan, kemudian timbul
keinginan untuk memuaskannya (mencapai tujuan), sehingga
menimbulkan ketegangan psikologis yang akan mengarahkan prilaku
kepada tujuan (kepuasan) .
Terkait dengan motivasi tersebut, Suryabrata (dalam Djaali,
2008) berpendapat bahwa motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam
diri seseorang yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu guna
pencapaian satu tujuan.8 Sementara itu Gates dan kawan-kawan (dalam
Djaali, 2008) mengemukakan bahwa motivasi adalah proses
membangkitkan, mengarahkan dan memantapkan perilaku arah suatu
tujuan.9
Selanjutnya, menurut Mc. Donald (dalam Djamarah, 2011)
mendefenisikan motivasi adalah suatu perubahan energy dalam diri

6
Sihombing, N. U. Pengaruh Perhatian Orang Tua, Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 15 Medan TA
2019/2020 ,Universitas Negeri Medan, Medan. Hal. 10
7
Sari, K. Gambaran Motivasi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas PGRI Palembang
Dalam Mengikuti Perkuliahan. UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG. Palembang. Hal. 173
8
Noho, N., & Arvyaty, F. M.Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Prestasi Belajar Matematika
Siswa SMA Negeri dan SMA Swasta di Kota Kendari. Jurnal Pendidikan Matematika, sulawesi
Tenggara. Hal.29.
9
Noho, N., & Arvyaty, F. M. Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Prestasi Belajar Matematika
Siswa SMA Negeri dan SMA Swasta di Kota Kendari. Jurnal Pendidikan Matematika, sulawesi
Tenggara. Hal.29-30.
(pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi
untuk mencapai tujuan. 10
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan atau memacu orang
bertingkah laku, atau kondisi psikologis seseorang yang terdapat dalam
diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu guna
mencapai suatu tujuan
Sedangkan pengertian belajar menurut SIameto (2010) adalah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.11 Belajar
sebagai suatu aktivitas yang ditunjukan oieh perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman. 12
Serta menurut Morgan (1995) motivasi adalah tenaga pendorong
atau penarik yang menyebabkan daya tingkah laku ke arah suatu tujuan
tertentu.13
Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar yang
dikemukakan diatas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan
yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga.
Akhirnya dapat disimpulkan, bahwa motivasi belajar adalah kondisi
psikologis yang mendorongseseorang untuk melakukan sesuatu dalam
kegiatan belajar atau sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri
siswa sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan
belajarmotivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai

10
Kristina, M., Sari, R. N., & Nagara, E. S. Model pelaksanaan pembelajaran daring pada masa
pandemi covid 19 di Provinsi Lampung. Idaarah, Makasar. Hal. 202.
11
NADIRAH, S. P. Komparasi Hasil Belajar Differensial Antara Model Core Dan Pengajaran
Langsung Di Kelas Xi Ipa Sman 1 Sengkang. Universitas Terbuka.Jakarta.Hal. 11
12
Raharjo, T., & Ahyani, L. N. (2011). Identifikasi Kesulitan Belajar Pada Anak Pendidikan Usia
Dini. Sosial dan Budaya, Pekanbaru,Riau.Hal. 3
13
Mariyam, S., Triwoelandari, R., & Nawawi, H. K. (2018). Pengaruh Metode Resitasi Terhadap
Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa Kelas VII SMP Pembangunan Bogor. E-
Jurnal Mitra Pendidikan, Jawa Timur.Hal. 1285.
motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.14
3. Konsep Video dalam Pembelajaran
Film atau gambar hidup (video) merupakan gambar-gambar
dalam frame di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa
proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu
hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga
memberikan visual yang kontinu.15
Manfaat media video menurut Aqib (2013:51) antara lain: 1)
Pembelajaran lebih jelas dan menarik;2) proses belajar lebih interaksi;
3) efisiensi waktu dan tenaga; 4) meningkatkan kualitas hasil belajar;
5) belajar dapat dilakukan dimana dan kapan saja; 6) menumbuhkan
sikap positif belajar terhadap proses dan materi belajar; 7)
meningkatkan peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif”. 16
Manfaat video sebagai media pembelajaran memberikanhal positif
yang terjadi natara guru dan siswa. Manfaat ini pastinya tidak hanya
bisa dirsakan oleh beberapa siswa, akan tetapi manfaat yang baik
dapat dirasakan oleh guru sebagai salah satu tenaga pengaja, hingga
detik ini pun menjadi bagian yang mendapatkan keuntungan.
Manfaat yang dirasakan oleh peserta idik yaitu pemahaman
yang mudah tentang beberapa materi yang harus dipelajari siswa.
Dengan dmeikian siswa dapat menjadi lebih mudah untuk menyaring
beberapa informasi yang di tayangkan oleh video, bahkan siswa dapat
menajdi lebih aktif ketika diharuskan untuk bertanya tentang beberapa
materi yang tidak dipahami.
Keunggulan media pembelajaran menggunakan video yang
menarik menjadi perhatian lebih bagi peserta didik sehingga mereka
juga natusias dalam belajar. Daya ingat anak dengan melihat dan
14
Universitas Muhammadiyah Mataram, ‘Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarana (S1) Pada Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Mataram’, 2021.
15
Ayuningrum.
16
Kamlin, M., & Keong, T. C. (2020). Adaptasi video dalam pengajaran dan
pembelajaran. Malaysian Journal of Social Sciences and Humanities (MJSSH), Makasar, Hal 126
mendengar itu lebih kuat dibandingkan jika mereka hanya melihat dan
mendengar. Video menarik juga dapat mengurangi kebosanan peserta
didik. Anak diusia yang masih sekolah cenderung mempunyai sikap
lebih cept bosan hanya dengan beberapa menit mereka bisa
berkonsentrasi terhadap sebuah kegiatan yang membutuhkan
kkonsentrasi penuh seperti belajar. video berbasis audio visual sangat
membantu dalam mengurangi rasa bosan terhadap anak terutama
ketika anak sedang belajar.
Peserta didik lebih fokus kepada materi yang disampaikan oleh
tayangan video. Sehingga mereka juga tidak akan beralih pada
kegiatan lain sebelum melihatnya hingga selesai. Perasaan keingin
tahu-an pada anak bergejolak itulah sebab media audio visual sangat
efektif untuk diberikan.
Karakteristik Media Video Pembelajaran Menurut Cheppy
Riyana (2007: 8-11) untuk menghasilkan video pembelajaran yang
mampu meningkatkan motivasi belajar bagi peserta didik maka
pengembangan video pembelajaran harus memperhatikan karakteristik
dan kriterianya. Karakteristik video pembelajaran yaitu:
a. Clarity of Massage (kejelasan pesan)
Dengan media video siswa dapat memahami pesan
pembelajaran secara lebih bermakna dan informasi dapat diterima
secara utuh sehingga dengan sendirinya informasi akan tersimpan
dalam memori jangka panjang dan bersifat retensi.
b. Stand Alone (berdiri sendiri). Video yang dikembangkan
tidak bergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan
bersama-sama dengan bahan ajar lain.
c. User Friendly (bersahabat/ akrab dengan pemakainya).
Media video menggunakan bahasa yang sedehana, mudah dimengerti,
dan menggunakan bahasa yang umum. Paparan informasi yang tampil
bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk
kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan
keinginan.
d. Representasi Isi Materi harus benar-benar representatif,
misalnya materi simulasi atau demonstrasi. Pada dasarnya materi
pelajaran baik sosial maupun sain dapat dibuat menjadi media video.
e. Visualisasi dengan media Materi dikemas secara multimedia
terdapat didalamnya teks, animasi, sound, dan video sesuai tuntutan
materi. Materi-materi yang digunakan bersifat aplikatif, berproses,
sulit terjangkau berbahaya apabila langsung dipraktikkan, memiliki
tingkat keakurasian tinggi.
f. Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi Tampilan berupa
grafis media video dibuat dengan teknologi rekayasa digital dengan
resolusi tinggi tetapi support untuk setiap spech system komputer.
g. Dapat digunakan secara klasikal atau individual Video
pembelajaran dapat digunakan oleh para siswa secara individual, tidak
hanya dalam setting sekolah, tetapi juga dirumah. Dapat pula
digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50 orang
bisa dapat dipandu oleh guru atau cukup mendengarkan uraian narasi
dari narator yang telah tersedia dalam program.17
4. Konsep Pembelajaran Online
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi multimedia, video, kelas virtual, teks online
animasi, pesan suara, email, telefon konferensi, dan video streaming
online. Pembelajaran dapat dilaksanakan secara masif dengan jumlah
peserta yang tidak terbatas bisa dilakukan secara gratis maupun
berbayar. 18
Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran dengan
tidak bertatap muka secara langsung, tetapi menggunakan platform

17
Khairani, M., Sutisna, S., & Suyanto, S. (2019). Studi meta-analisis pengaruh video
pembelajaran terhadap hasil belajar peserta didik. Jurnal Biolokus: Jurnal Penelitian Pendidikan
Biologi dan Biologi, 2(1), 158
18
Wiji Lestari, ‘Pemanfaatan Whatsapp Sebagai Media Pembelajaran Dalam Jaringan Masa
Pandemi Covid-19 Di Kelas VI Sekolah Dasar’, Journal of Chemical Information and Modeling,
53.9 (2021), 1689–99.
yang dapat membantu dalam proses belajar mengajar yang dilakukan
meski dengan jarak jauh.19
Pembelajaran daring sangat dikenal di kalangan masyarakat
dan akademik dengan istilah pembelajaran online (online learning).
Istilah lain yang sangat umum diketahui adalah pembelajaran jarak
jauh (learning distance). Pembelajaran daring merupakan
pembelajaran yang berlangsung di dalam jaringan dimana pengajar
dan yang diajar tidak bertatap muka secara langsung.
Keberadaan teknologi dalam Pendidikan sangat bermanfaat
untuk mencapai efesiensi proses pelaksanaan pembelajaran dalam
jaringan. Manfaat tersebut seperti efesiensi waktu belajar, lebih mudah
mengakses sumber belajar dan materi pembelajaran.
Adapun manfaat pembelajajaran Daring diantaranya yaitu
meliputi; pertama dapat membangun komunikasi dan diskusi yang
sangat efisien antara guru dan murid, kedua siswa saling berinteraksi
dan berdiskusi antara siswa yang satu dan yang lainnya tanpa melalui
guru, ketiga dapat memudahkan interaksi antara siswa guru, dengan
orang tua, keempat saran yang tepat untuk ujian maupun kuis, kelima
guru dapat dengan mudah memberikan materi kepada siswa berupa
gambar dan video selain itu murid juga dapat mengunduh bahan ajar
tersebut, keenam dapat memudahkan guru membuat soal dimana saja
dan kapan saja tanpa batas waktu. 20
Pembelajaran online memiliki kelebihan dan kekurangan,
untuk mendukung dan mengetahui sejauh manah kefektifan siswa
dalam belajar. kelebihan pembelajaran online sebagai berikut :
a. Pelaksanaan secara online waktu lebih fleksibel dan
tempat lebih efektif. Maka siswa dapat langsung mengikuti
proses belajar dari rumah.
b. Pembelajaran daring emmberikan pengalaman proses
19
Mataram.
20
Masriati Lingga, ‘Sumbangan Kearifan Lokal Jawa Dalam Membentuk Karakter Dan
Perilaku Siswa’, 2013.
belajar mengajar yang berbeda bagi siswa, sehingga
membuat pembelajaran lebih menarik.
c. Siswa dibebaskan melakukan riset secara individu melalui
internet ataupun platform media yang disediakan oleh
pemerintah, siswa dituntut untuk lebih aktif secara mandiri
dan disiplin dalam belajar untuk memahami materi
pembelajaran dan mencari solusi dalam memecahkan
masalah tugas sekolah, sehingga tidak hanya bergantung
pada guru.
d. Dengan pelaksanaan online, siswa otomatis dilatih lebih
menguasai teknologi informasi yang terus berkembang,
sehingga menumbuhkan kesadaran pada siswa bahwa yang
digunakan untuk hal yang produktif dan mencerdaskan,
tidak hanya untuk bermain social media dan game.
e. Pembelajaran daring dapat dilaksanakan dari rumah,
sehingga minimalisir uang transportasi kesekolah,
menghemat waktu dan tenaga terutama bagi siswa yang
jarak rumahnya jauh dari sekolah.
Selain memiliki segudang kelebihan pembelajaran online juga
memiliki kekurangan.
a. Dalam pembelajaran daring iteraksi antara pendidik dan
siswa menjadi sangat berkurang bahkan interaksi antar
siswa juga ikut menurun. Dikarenakan kurangnya interaksi
mampu memperlambat terbentuknya values dalam sebuah
proses pembelajaran.
b. Pembelajaran daring cenderung mengabaikan aspek
akademis dan aspek sosial melainkan akan cenderung
menumbuhkan aspek bisnis/komersial.
c. Proses pembelajaran lebih cenderung ke arah pelatihan dari
pada pendidikan.
d. Pembelajaran dari menuntut guru menguasai teknik
pembeljaran menggunakan elektronika internet. Hal ini
akan sedikit merepotkan bagi guru – guru yang yang sudah
dulunya mmeperlajari teknik pembelajaran konvensiaonal.
e. Siswa tidak memilki motivasi belajar yang besar akan
cenderung gagal dalam pembelajaran darinng
f. Tidak semua daerah di indonesia tersedia jaringan internet
dan fasilitas internet yang memadai guna mendukug
pembelajaran daring. Hal juga akan merepotkan siswa yang
rumahnya termasuk daerah pelosok yang tdak da fasilitas
dan jaringan internet.
g. Tidak banyak dan kurangnya tenaga pendidikan yang
memiliki keterampilan innternet di indonesia juga menjadi
kekurangan pembeljaran daring ini terutama tenag
kependidikan di daerah pelosok.21
5. Materi Sikap Jujur Nabi Muhammad
Sikap Jujur Nabi Muhammad saw. Nabi Muhammad saw.
terkenal jujur dalam setiap perkataan dan perbuatannya. Dengan
kejujurannya, beliau mendapat gelar al-Amīn. Sejak kecil, Nabi
Muhammad saw. memiliki sifat jujur. Beliau dikenal sebagai
pedagang yang jujur, juga sebagai pemimpin yang jujur. Nabi
Muhammad saw. menyuruh kita selalu bersikap jujur. Jujur kepada
Allah, kepada diri sendiri, kepada orang tua, guru, dan semua orang.
Kejujuran merupakan bagian dari akhlak yang diajarkan dalam
islam. Seharusnya difat jujur menjadi bagian idenntitas seorang
muslim. Jujur adalah sikap yang tidak mudah untuk dilkaukan jika hati
tidak benar-benar bersih. Dengan kesadara dari hati, pasti sikap jujut
akan tertanam dalam diri secara cepat, yang didasari niat yang ikhlas
karena Allah SWAT.
Sikap jujur seharusnya dimulai sejak kanak-kanak karena sikap
21
Sholikin, R. (2021). Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 1 Sambit Ponorogo Tahun
Pelajaran 2020/2021 (Doctoral dissertation, IAIN Ponorogo). Hal 22-24
jujur tersebut akan selalu melekat pada diri seseorang, karena pada
dasarnya sikap jujru itu tumbuh dengan membiasakan diri yang
dibekali rasa percaya diri. Kejujuran juga akan menciptakan
komunikasi yang baik antara orang tua dan anak dan akan terciptanya
rasa kepercayaan. Anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka
terhadap ransangan-ransangan yang berasal dari lingkungan luar.
Dengan demikian, pada masa anak sangat ideal untuk orang tua
menanamkan nilai kejujuran pada anakanaknya.
Menanamkan nilai moral pada anak sejak usia dini sangat
penting untuk dilakukan karena pada usia ini anak-anak masih mudah
untuk diarahkan. Adapun kejujuran dalam konsep pendidikan karakter
yaitu kejujuran, rasa tanggung jawab, semanggat belajar, disiplin diri,
kegigihan, aspresiasi terhadap kebhinekaan, semanggat berkontribusi
dan optimisme.22
Contoh sikap kejujuran dalam kehiduoan siswa dari contoh
sikap jujur nabi yaitu
1. Perilaku jujur di lingkungan rumah
a) Mengakui kesalahn kepada orang tua
b) Tidak mengambil barang anggota keluarga dengan
sembarangan
c) Mengembalikan kelebihan uang belanja kepada orang tua
d) Memberitahukan hasil ujian sekolah yang sebnarnya kepada
orangtua
2. Perilaku di lingkungan sekolah
a) Mengerjakan tugas atau ujian sekolah tanpa mencontek.
b) Tidak berbohong kepada guru atau teman-teman
c) Tidak mengambil barang milik teman.
6. Skema Kerangka Pemikiran

22
Chairilsyah, D. (2016). Metode dan Teknik Mengajarkan Kejujuran Pada Anak Sejak Usia
Dini. Jurnal Educhild: Pendidikan dan Sosial, Hal 10-11
Bagi siswa :Rendahnya
semanggat dan hasil belajar Siswa menjadi pasif dan
siswa kesulitan dalam memahami
Kondisi Awal Bagi Guru : metode atau
pelajaran sehingga
berdampak pada hasil
media yang digunakan belajar siswa yang rendah
kurang bervariabel

1. Siswa lebih aktif dalam


pembelajaran
2. Siswa lebih mudah
Guru menggunakan metode memahami materi
Quiz dengan media viedo 3. Merangang kreativitas
pembelajaran untuk siswa melalui indra
Tindakan meningkatkan hasil belajar penglihatan
tentang Sikap Jujur Nabi 4. Meningkatkan
Muhammad semanggat dan motivasi
blajar siswa
5. Menciptakan situasi
Pembelajaran PAI tentang belajar yang kondusif
Sikap Jujur Nabi
Muhammad pada siswa
Kondisi Akhir SDN Cileunyi 01 kelas II
meningkat melalui metode
Quiz dengan media video
pembelajaran

Bagan 1:1: Skema Kerangka Berfikir

F. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian yang dilakukan oleh yang menunjukkan bahwa “Pengaruh
Penggunaan Media Video terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V
SD Negeri Bandut Tahun 2011/2012”, hasil penelitian menunjukkan
ada pengaruh penggunaan media video terhadap hasil belajar IPS
siswa dengan hasil post test kelas eksperimen sebesar 73,26 dan
kontrol sebesar 63,04, sehingga dapat diketahui bahwa pembelajaran
yang menggunakan media video memiliki hasil belajar lebih tinggi
dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan media gambar
dan pada siklus II sebesar 22,73 (dengan pra tindakan 56,82 pada
siklus II meningkat menjadi 79,55). 23
2. Penelitian yang dilakukan oleh Saiful Rohman : Mahasiswi
Universitas Islam Nahdlatul ulama (UNUSNU) jepara. Penelitian
dengan judul “Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran
Fiqih di Kelas VIIdi MTs SA PP Roudlotut Tholibin Bandungharjo
23
Sari 2015 Anugrah, No Title ‫طرق تدريس اللغة العربية‬, Экономика Региона, 2015.
Donorojo Jepara Tahun Ajaran 2014/2015”.24
Hal ini Persamaan hasil penelitian yang relevan di atas dengan
penelitian yang saya laksanakan, adalah sama-sama meneliti variable
mengukur motivasi belajar siswa melalui penggunaan media audio-
visual(video pembelajaran. Perbedaan penelitian saya dengan hasil
penelitian relevan terletak pada variabel lain yang saya gunakan, jika
saya menggunakan motivasi belajar dan hasil penelitian yang relevan
menggunakan hasil belajar dan prestasi belajar.

G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan teori pembelajaran dari hasil penelitian yang telah
didapatkan sebelumnya, dengan melalui mengunakan vidio pada materi
sikap jujur nabi Muhammad SAW dalam pembelajaran PAI secara
Online dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas 2 SD Negri
Cileunyi 01 Kab, Bandung sebesar 85% dalam 3 sisklus maksimal

H. Langkah-langkah Penelitian
1. Pendekatan/Metode atau Jenis Penelitian
Menurut Kemmis dan Taggart (1988), penelitian tindakan adalah
suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan
dalam situasi- 3 situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki
praktik yang dilakukan sendiri. Dengan demikian, akan diperoleh
pemahaman yang komprehensif mengenai praktik dan situasi di mana
praktik tersebut dilaksanakan. Terdapat dua hal pokok dalam penelitian
tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan
tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu; (1) untuk memperbaiki
praktik; (2) untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan
pemahaman para praktisi terhadap praktik yang dilaksanakannya; serta (3)
24
M Saifur Rohman, SKRIPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM
PEMBELAJARAN FIQIH DI KELAS VII DI MTs SA PP ROUDLOTUT THOLIBIN
BANDUNGHARJO DONOROJO JEPARA TAHUN AJARAN 2014 / 2015 FAKULTAS TARBIYAH
DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NAHDLOTUL ULAMA ’( UNISNU ) JEPARA
TAHUN, 2015.
untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktik tersebut
dilaksanakan.25
Menurut Terry, manajemen merupakan proses mengarahkan dan
menggerakkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.7 Definisi
yang dikemukakan Terry ini menunjukkan secara umum aktivitas
manajemen yang ada dalam organisasi yang diarahkan untuk mencapai
tujuan organisasi secara efektif dan efisien.26
2. Tempat dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanalkan di SD Negri Cileunyi 01 Kab, Bandung
KP. abakan Situ Ds Cileunyi Wetan Bandung.
3. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian atau responden
adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah
penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 2
yang terdiri dari laki-laki sebanyak 15 siswa dan perempuan sebanyak
10 siswa.
b. Objek Penelitian
Objek penelitian yaitu suatu permasalahan yang dibahas
dalam penelitian ini,objek penelitian disini yaitu tentang bagaiman
kita dapat meningkatkan Semangat Belajar siswa SDN Cileunyi 01
pada kelas II.
4. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data Penelitian
Alat yang digunaka dalam penelitian ini yaitu dengan
mengunakan instrument kuantitatif adalah suatu alat yang digunakan

25
S Suroidah, N Syam, and R Sinthia, ‘Meningkatkan Kemandirian Melalui Latihan
Merapikan Mainan Pada Kelompok B Di Paud Hidayah Kota Lubuklinggau’, Universitas
Bengkulu, 1, 2013 <https://scholar.google.com/citations?
view_op=view_citation&hl=en&user=jFgF3ScAAAAJ&pagesize=100&citation_for_view=jFgF3
ScAAAAJ:YsMSGLbcyi4C>.
26
khotimatus sangadah, ‘Manajemen Kelas Dalam Meningkatkan Efektivitas Proses
Pembelajaran Di Yayasan Mts Islamiyah Medan Skripsi’, Orphanet Journal of Rare Diseases,
21.1 (2020), 1–9.
untuk mengumpulkan data atau mengukur objek dari suatu variabel
penelitian. Untuk mendapatkan data yang benar demi kesimpulan yang
sesuai dengan keadaan sebenarnya, maka diperlukan suatu instrument
Menurut Sugiyono (2015, hlm.23) data kualitatif adalah data yang
berbentuk kalimat, kata atau gambar. Data kualitatif merupakan
deskripsi komentar observer terhadap kegiatan guru dan siswa pada
saat proses pembelajaran berlangsung dan komentar pengamat
terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilihat oleh guru atau
peneliti.27
b. Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian adalah sangat berperan penting karena
sumber data salah satu sumber yang menjadi suatu acuan untuk
menentukan metode pengumpulan data yang digunakan. Sumber
data yang digunakan disini yaitu berbentuk primer yang dilakukan
langsung oleh peneliti.
5. Instrumen Penelitian/Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah pengamat, kegiatan ini berlangsung
bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan. Tahapan ini adalah
mengamati bagaimana proses pelaksanaan berlangsung, serta
mengetahui dampak apakah yang dihasilkan dari proses
pelaksanaan observasi yang melakukannya adalah pengamat,
kegiatan ini berlangsung bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan
di SDN Cileunyi 01 pada kelas II.
Rumus Menghitung Data Angket/Observasi:
NP = R
Ket:
NP : Nilai Presentase siswa dan gvuru
R : Banyaknya aktivitas siswa dan guru yang

27
AD Rizqi, ‘Bab III Metodologi’, Journal of Chemical Information and Modeling, 53.9
(2017), 1689–99.
seing muncul SM : Jumlah aktivitas keseluruhan
Untuk bisa menejlaskan angka pencapaian dalam bentuk
pernyataan kualitatif,maka dibuatkan presentase aktivitas guru dan
anak diantaranya:
Presentase Minat Kriteria Minat
86-100% Sangat Tinggi
71-85% Tinggi
56-70% Sedang
41-45% Rendah
< 40% Sangat Rendah
Tabel 1.1: Presentase Ketuntasan Belajar
b. Kuisioner
Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawab,dapat dberikan secara langsung atau
melaui media (Google Forms).
Rumus Menghitung Data Angket:
Pencapaian(i) = Total Skor yang Didapat x 100%

Skor Maksimal
Untuk bisa menejlaskan angka pencapaian dalam bentuk
pernyataan kualitatif,maka dibuatkan presentase aktivitas anak
diantaranya:
Presentase Minat Kriteria Minat
86-100 Sangat Tinggi
71-85 Tinggi
56-70 Sedang
41-45 Rendah
0-40 Sangat Rendah

Setelah diketahui nilainya maka akan dicari nilai rata-rata siswa


dengan membagikan seluruh skor yang diperoleh oleh siswa
dengan dibagi jumlah siswa hyang diteliti, Dengan rumus sebagai
berikut:
X = Jumlah Skor yang Didapatkan Ket: N=
Nilai rata-rata Jumlah Siswa
6. Model Penelitian dan Desain Tindakan
a. Model Penelitian
Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya
berbagai model penelitian tindakan yang lain, khususnya PTK.
Dikatakan demikian, karena dialah yang pertama kali memperkenalkan
Action Research atau penelitian tindakan. Pelaksanaan penelitian
tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu lingkaran yang terus-
menerus. Ia menggambarkan penelitian tindakan sebagai serangkaian
langkah yang membentuk spiral.28
Konsep pokok penelitian tindakan Model Kurt Lewin terdiri dari
empat komponen, yaitu; a) perencanaan (planning), b) tindakan
(acting), c) pengamatan (observing), dan d) refleksi (reflecting).
Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang
dapat digambarkan sebagai berikut:

28
Mu’alimin, ‘Buku Ptk Penuh’, 2014.
1) Menyusun perencanaan (planning)
Pada tahap ini kegiatan yang harus dilakukan adalah membuat RPP,
mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung yang diperlukan
dikelas,mempersiapkan instrument untuk merekam dan menganalisis
data mengenai proses dan hasil tindakan.
2) Melaksanakan tindakan (acting).
Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan tindakan yang telah
dirumuskan dalam RPP, dalam situasi yang actual, yang meliputi
kegiatan awal, inti dan penutup.
3) Melaksanakan pengamatan (observing)
Pada tahap ini yang harus dilaksanakan adalah mengamati perilaku
siswa siswi yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran. Memantau
kegiatan diskusi atau kerja sama antar kelompok mengamati
pemahaman tiap tiap siswa dalam penguasaan materi pembelajaran,
yang telah dirancang sesuai dengan PTK.
4) Melakukan refleksi (reflecting)
Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah mencatat hasil observasi,
mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran,
mencatat kelemahan-kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan
rancangan siklus berikutnya sampai  tujuan PTK tercapai.29
b. Desain Tindakan
Penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa tahap dengan kondisi di
lapangan, Pelaksanaan tindakan dan implementasi diuaikan sebagai
berikut:
1) Perencanaan
Pada perencanaan dilakukan kegiatan antara lain :
a) Penenliti merencanakan dengan guru mengenai
permasalahan saat ini
b) Peneliti memberikan gagasan untuk menggunakan
video pembelajaran

29
Fakultas Ushuluddin, ‘Diajukan Kepada’, 2020.
c) Peneliti dan guru menyetujui hasil perencanaan
d) Peneliti memberikan masukan untuk mempersiapkan
perencanaan yang direncanakan berbentuk video
pembelajaran
e) Guru mengidentifikasi perencanaan yang direncanakan
2) Implementasi Tindakan
Tindakan ini dapat diuraikan dengan Langkah-langkah berikut:
a) Tahap perencanaan dengan kegiatan antara lain :
- Mengindetifikasi permasalahan
- Merumuskan masalah dan mempersiapkan
kegiatan pembelajaran menggunakan video
pembelajaran
- Membuat video pembelajaran PAI tentang akhlak terpuji
pada kelas II dan membuat instrumen lembar kuisioner
dan lembar observasi
b) Tahap melakukan tindakan
-Membuat video pembelajaran PAI tentang akhlak terpuji
pada kelas II dan lembar kuisioner
- Menjelaskan cara mengisi lembar kuisioner
- Menerapkan media video pembelajaran PAI tentang
akhlak terpuji pada kelas II
- Mengalokasikan waktu untuk menonton video pembelajaran
PAI tentang akhlak terpuji pada kelas II dan mengisi
lembar kuisioner
-Mengantisipasi kendala yang ada
c) Tahap pengamatan
- Mengamati suasana belajar dari perilaku siswa dan reaksi
siswa ketika menonton video
- Mengamati setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi
d) Tahap refleksi
- Memahami proses masalah
- Mengindetifikasi masalah yang harus diperbaiki
- Melakukan refleksi
7. Analisis Data Penelitian
Analisi data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas diawali
oleh momen refleksi. Dari refleksi tindakan diperoleh lah hasil peneliti
memperoleh data melalui teknik pengumpulan data dari obyek penelitian,
maka langkah selanjutnya penulis menganalisa data.
Adapun langkah-langkah analisis data dengan menggunakan tiga
tahap, yaitu:
a. Reduksi Data
Yaitu kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus masalah. Dimana
data yang diperlukan diambil sedangkan data yang tidak perlukan tidak
dipergunakan.
b. Mendeskripsikan Data
Mendeskripsikan data dimaksudkan agar data yang telah diorganisir
menjadi lebih bermakna, mendeskripsikan data bisa dilakukan dalam
bentuk naratif, membuat grafik atau menyusunnya dalam bentuk tabel.
c. Membuat Kesimpulan
Analisis data penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian diwakili
dari refleksi atau tindakan putaran pertama diperoleh hasil yang
kemudian menjadi evaluasi pelaksanaan awal untuk melaksanakan
kegiatan30
8. Keabsahan Data Penelitian
a. Kredibilitas
Sebagai instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah
peneliti sendiri, sehingga sangat dimungkinkan dalam pelaksanaan di
lapangan terjadi kecondongan purbasangka (bias), untuk menghindari

30
Maskanah, ‘Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Materi Cerita Anak Dengan Metode Jigsaw Di Kelas VI MI NU 14 Pekauman
Kendal Semester Gasal Tahun Pelajaran 2015/2016’, Skripsi, 2016
<http://eprints.walisongo.ac.id/5358/1/123911143.pdf>.
hal tersebut, data yang diperoleh perlu diuji kredibilitasnya (derajat
kepercayaannya) .
Pengecekkan kredibilitas atau derajat kepercayaan data perlu
dilakukan untuk membuktikan apakah yang diamati oleh peneliti
benar-benar sesuai dengan apa yang sesungguhnya terjadi secara wajar
dilapangan. Derajat kepercayaan data (kesahihan data) dalam
penelitian kualitatif digunakan untuk memenuhi kriteria (nilai)
kebenaran yang bersifat emic, baik bagi pembaca maupun bagi subjek
yang diteliti.
b. Transferabilitas
Tranferabilitas atau keteralihan dalam penelitian kualitatif dapat
dicapai dengan cara “uraian rinci”. Untuk kepentingan ini peneliti
berusaha melaporkan hasil penelitiannya secara rinci. Uraian laporan
diusahakan dapat mengungkapkan secara khusus segala sesuatu yang
diperlukan oleh pembaca, agar para pembaca dapat memahami
temuan-temuan yang diperoleh. Penemuan itu sendiri bukan bagian
dari uraian rinci melainkan penafsirannya diuraikan secara rinci
dengan penuh tanggung jawab berdasarkan kejadian-kejadian nyata.
c. Dependabilitas
Dependabilitas atau kebergantungan dilakukan untuk
menanggulangi kesalahan-kesalahan dalam konseptualisasi rencana
penelitian, pengumpulan data, inteprestasi temuan, dan pelaporan hasil
penelitian. Untuk diperlukan dependent auditor. Sebagai dependent
auditor dalam penelitian ini adalah para pembimbing
d. Konfirmabilitas
Pengauditan konfirmabilitas (confirmability audit) dalam
penelitian ini dilakukan bersama-sama dengan pengauditan
dependabilitas. Perbedaannya, pengauditan konfirmabilitas digunakan
untuk menilai hasil (product) penelitian, sedangkan pengauditan
dependabilitas digunakan untuk menilai proses (process) yang dilalui
peneliti dilapangan. Inti pertanyaan pada konfirmabilitas adalah:
apakah keterkaitan antara data, informasi, dan interprestasi yang
dituangkan dalam organisasi pelaporan didukung oleh materi-materi
yang tersedia atau digunakan dalam audit trail.
9. Standar Ketuntasan Penelitian
Penenlitian ini dikatakan tuntas jika skor yang diperoleh minimal 80 %
atau dengan predikat nilai B, yang dilaksanakan maksimal dalam dua
siklus.
DAFTAR PUSTAKA

AD Rizqi, ‘Bab III Metodologi’, Journal of Chemical Information and Modeling, 53.9
(2017), 1689–99
Anugrah, Sari 2015, No Title ‫طرق تدريس اللغة العربية‬, Экономика Региона, 2015
Ayuningrum, Fiska, ‘Pengembangan Media Video Pembelajaran Untuk Siswa Kelas X
Pada Kompetensi Mengolah SOUP Kontinetal Di SMK N 2 Godean’,
Pengembangan Media Video Pembelajaran Untuk Siswa Kelas X, 2012, 90
Fendiyanto, ‘Analisis Motivasi Belajar Matematika Siswa Di SMP Negeri 3 Arjasa
Sumenep’, Skripsi, 2020, 48
Gelar, Untuk Memperoleh, Sarjana Pendidikan, and Administrasi Perkantoran,
‘Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Vii Smpn 13
Semarang Skripsi’, 2007
Khaerunnisa, Ayu Al, ‘Skripsi Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dalam Membuat
Hiasan Pada Busana (EMBROIDERY)’, 2012, 39
Lestari, Wiji, ‘Pemanfaatan Whatsapp Sebagai Media Pembelajaran Dalam Jaringan
Masa Pandemi Covid-19 Di Kelas VI Sekolah Dasar’, Journal of Chemical
Information and Modeling, 53.9 (2021), 1689–99
Lingga, Masriati, ‘Sumbangan Kearifan Lokal Jawa Dalam Membentuk Karakter Dan
Perilaku Siswa’, 2013
Maskanah, ‘Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Materi Cerita Anak Dengan Metode Jigsaw Di Kelas VI MI NU
14 Pekauman Kendal Semester Gasal Tahun Pelajaran 2015/2016’, Skripsi, 2016
<http://eprints.walisongo.ac.id/5358/1/123911143.pdf>
Mataram, Universitas Muhammadiyah, ‘Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarana (S1) Pada Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Mataram’, 2021
Mu’alimin, ‘Buku Ptk Penuh’, 2014
Rohman, M Saifur, SKRIPSI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM
PEMBELAJARAN FIQIH DI KELAS VII DI MTs SA PP ROUDLOTUT
THOLIBIN BANDUNGHARJO DONOROJO JEPARA TAHUN AJARAN 2014 /
2015 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM
NAHDLOTUL ULAMA ’(UNISNU) JEPARA TAHU, 2015
sangadah, khotimatus, ‘Manajemen Kelas Dalam Meningkatkan Efektivitas Proses
Pembelajaran Di Yayasan Mts Islamiyah Medan Skripsi’, Orphanet Journal of
Rare Diseases, 21.1 (2020), 1–9
Suroidah, S, N Syam, and R Sinthia, ‘Meningkatkan Kemandirian Melalui Latihan
Merapikan Mainan Pada Kelompok B Di Paud Hidayah Kota Lubuklinggau’,
Universitas Bengkulu, 1, 2013 <https://scholar.google.com/citations?
view_op=view_citation&hl=en&user=jFgF3ScAAAAJ&pagesize=100&citation_
for_view=jFgF3ScAAAAJ:YsMSGLbcyi4C>
Ushuluddin, Fakultas, ‘Diajukan Kepada’, 2020

LAMPIRAN-LAMPIRAN FORMAT LEMBAR OBSERVASI


Lampiran 1
LEMBAR SEMANGAT BELAJAR SISWA SDN CILEUNYI 01
KELAS II

Nama :
Kelas :
Sekolah :
Ket :
STS: Sangat Tidak
Setuju TS: Tidak
Setuju
SS: Sangat
Setuju S:
Setuju
Berilah tanda Silang (X) apabila pernyataan yang menurut anda benar!

NO PERNYATAAN STS TS SS S
1 Saya menyukai
pembelajaran PAI
tentang akhlak
terpuji
2 Pengunaan Media
Pembelajaran
Menjadikan
Semangat Belajar
yang Meningkat
3 Pembelajaran PAI
Tentang Sikap Jujur
Nabi Muhammad
Melalui
Penggunaan Media
Pembelajaran Video
4 Pembelajaran
menggunakan
video
pembelajaran yang
saya inginkan
5 Dengan
ditampilkannya
video, saya
mengetahui salah
satu yang termasuk
Sikap Jujur Nabi
Muhammad

6 Dengan
ditampilkannya
video, saya
mengetahui salah
satu yang termasuk
Sikap Jujur Nabi
Muhammad dan
Contohnya
Lampiran 2
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU DAN SISWA
SDN CILEUNYI 01 PADA KELAS II

Kegiatan
Pembelajaran Aspek yang Diamati Hasil
Pengamatan
Melakukan proses Aktivitas Guru YA TIDAK
pembelajaran dengan A.Apersepsi dan Motivasi
menggunakan video 1. Guru menghubungkan materi
pembelajaran pembelajaran sebelumnya dengan
materi pembelajaran yang akan
dipelajari
2. Guru mengajukan pertanyaan
mengenai materi yang akan dipelajari
3. Guru menyampaikan manfaat dan
tujuan pembelajaran
B. Menyampaikan Kompetensi
dan Rencana Kegiatan
4. Guru menyampaikan indikator
yang harus dicapai oleh siswa
5. Guru menyampaikan rencana
kegiatan misalnya mengamati video
pembelajaran
C.Kegiatan Inti
6. Guru menyampaikan materi
pembelajaran
7. Guru menyajikan video
pembelajaran
D.Penerapan Pendekatan atau
Strategi Pembelajaran
8. Guru melakasanakan pembelajaran
sesuai dengan kompetensi yang
dicapai
9. Guru menguasai materi
10. Guru melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan alokasi waktu yang
ditentukan
11.Guru melaksanakan pembelajaran
yang aktif dan partisipatif siswa
12.Guru memfasilitasi kegiatan yang
memuat komponen
eksplorasi,elaborasi, dan konfirmasi
E.Pemanfaatan Sumber Belajar
atau Media Pembelajaran
13. Guru menunjukkan keterampilan
dalam menggunakan video
pembelajaran
14. Guru dapat menghasilkan pesan
menarik dari penggunaan media
video pembelajaran
15. Guru melibatkan siswa dalam
pemanfaatan media video
pembelajaran
F.Penilaian Proses dan Hasil
Belajar
16. Guru memantau kemajuan belajar
siswa
17. Guru melakukan penilaian akhir
sesuai dengan kompetensi yang
dicapai
G.Penutupan Pembelajaran
18. Guru melakukan refleksi dengan
melibatkan siswa
19. Guru melakukan tindak lanjut
dengan memberi arahan kegiatan
berikutnya

Aktivitas Siswa
A.Perlibatan Siswa dalam Belajar
YA TIDAK
1.Siswa merespon penggunaan media
video pembelajaran
2. Siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran
3. Siswa antusias dalam pembelajaran
4. Siswa bertanya dengan sopan
5. Siswa mengikuti proses
pembelajaran dengan tertib
6. Sisswa memiliki keberanian dalam
bertanya pada proses pembelajaran
7. Siswa mengerjakan tugas dengan
tepat waktu

Anda mungkin juga menyukai