Anda di halaman 1dari 12

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN VAK(VISUAL, AUDITORI DAN

KINESTETIK)UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA SMA


MA’ARIF LAWANG

Muhammad Nur Hadi, S. Ag, M. PdI, Fira Agestina Rahmawati, Diyanatus Sholichah
Universitas Yudharta Pasuruan, East Java, Indonesia
nurhadi@yudharta.ac.id, Fira.agestina16@gmail.com,
Diana.sholichah22@gmail.com

ABSTRAC Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan


T: tentu dibutuhkan kesungguhan dalam belajar juga
konsentrasi yang tinggi dengan adanya media
pembelajaran sebagai alat mempermudah
penyampaian materi sekaligus kemudahan dalam
memahami suatu pelajaran, jika hanya dengan
menggunakan metode ceramah yang berpedoman pada
buku paket atau lks saja tidak cukup bagi peserta didik
dapat memahaminya. Pembelajaran yang bersifat
monoton akan mengarahkan siswa pada titik kejenuhan
maka perlu adanya variasi dalam pembelajaran
dengan menerapkan power point dan penayangan
video dengan tujuan mengembalikan kembali
konsentrasi belajar siswa dan dengan metode seperti
itu dapat melahirkan peserta didik yang aktif, kreatif
dan komunikatif. karena dengan media tersebut siswa
lebih merasa tertarik dan mengetahui secara pasti
gambaran pembelajaran yang diterimanya, siswa juga
mengakui bahwa sistem full day school yang diterapkan
disekolah mempengaruhi konsentrasi belajar peserta
didik di jam terakhir. Maka dari itu guru harus lebih
kreatif dan inovatif dengan menggunakan media
pembelajaran power point tersebut. Begitupun dengan
adanya penayangan video, siswa didik akan lebih
mudah memahami isi materi    sekaligus gambaran
secara visual dengan adanya tampilan visual membuat
siswa lebih fokus ke depan, dapat menerima
pembelajaran secara nyaman, dan menghasilkan nilai
yang baik.

Keyword: Media Pembelajaran, Power Point, video

PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang sangat
signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam ekonomi, sosial, budaya
maupun pendidikan. Oleh karena itu, banyak orang percaya, dengan menggunakan teknologi,
semuanya akan menjadi mudah, efektif, praktis dan tepat. Penggunan teknologi tidak mengenal
batasan usia, dari anak sampai dewasa. Penggunaan teknologi dalam pendidikan merupakan
alternative untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil dan proses, meliputi sumber belajar,
dimana guru dan peserta didik dituntut aktif untuk menggunakan teknologi. Keberhasilan suatu
pembelajaran dapat dilihat dari dua aspek, yakni aspek proses dan aspek produk. Aspek proses
adalah bagaimana kegiatan pembelajaran dilaksanakan sehingga diperoleh hasil yang diinginkan
yaitu aspek produk. Dengan demikian sebenarnya kedua aspek ini saling melengkapi satu sama
lain.1
Proses pembelajaran menggunakan berbagai model pembelajaran sangat penting bagi
siswa karena dapat memberikan solusi terhadap kelemahan siswa saat proses pembelajaran,
Kemajuan dunia pendidikan telah memberikan alternative bagi guru untuk melakukan proses
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran, berbagai macam media pembelajaran
dapat digunakan oleh guru terutama media pembelajaran visual.2
Konsentrasi belajar siswa merupakan hal pokok yang harus dikuasai oleh setiap siswa
1
Rahmita Noorbaiti, Noor Fajriah dan R. Ati Sukmawati, “Implementasi Model Pembelajaran Visual-Auditori-
Kinestetik (Vak) Pada Mata Pelajaran Matematika Di Kelas VII E Mtsn Mulawarman Banjarmasin”(Jurnal
Pendidikan Matematika:2018), Vol.6, No.1, Hal.108-109
saat proses pelajaran berlangsung. Dimana saat proses pembelajaran menghabiskan waktu cukup
lama dalam kelas tentu siswa mengalami rasa bosa dan mengantuk untuk itu perlu adanya model
pembelajaran yang membuat siswa menjadi semangat belajar kembali dan dapat memahami
secara matang mengenai pelajaran yang disampaikan pada setiap guru. Konsentrasi yang
dimaksud adalah untuk memusatkan perhatian pada situasi belajar yang dirancang guru sehingga
semua sumber daya mental untuk belajar. Memperhatikan dan berkonsentrasi sangat penting bagi
siswa karena akan meningkatkan kompetensi dan keterampilan mereka untuk menghafal konten
untuk jangka waktu yang lebih lama. Konsentrasi belajar memiliki karakteristik yakni kemauan,
dorongan, motivasi, rasa butuh, rasa ingin dan inisiatif untuk belajar, serta ini yang menyebabkan
terjadinya kondisi belajar dalam diri seseorang. Konsentrasi itu sendiri berarti konsentrasi satu
hal dengan mengesampingkan semua hal yang tidak berhubungan lainnya.3
Berdasarkan hasil penelitian banyaknya siswa dan siswi yang mengalami rasa bosan dan
mengantuk saat proses pembelajaran sehingga materi yang disampaikan oleh guru susah
dipahami atau bahkan sama sekali tidak di perhatikan oleh siswa dan siswi. Mengatasi hal
tersebut maka perlu adanya variasi saat proses belajar mengajar yaitu dengan menggunakan
suatu model pembelajaranyang cocok diterapkan di SMA Ma’arif Lawang, model pembelajaran
yang tepat adalah menggunakan model pembelajaran VAK(Visual Auditori dan Kinetetik) yaitu
merupakan model pembelajaran yang dapat memanfaatkan potensi yang sudah dimiliki siswa
(melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi)
yang memungkinan bagi siswa aktif kreatif untuk dapat menghubungkan konsep matematis
dengan kehidupan sehari-hari yang memberi dampak positif pada hasil belajar siswa selama
proses pembelajaran berlangsung.4

METODE PENELITIAN

2
Rizki Prayogi Pangestu, “Penerapan Media Power Point Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama
Islam”, 2019, Hal.3

3
Tari Okta Puspitasari, Yolanda Eka Putri dan Yohanes, “Sikap Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Fisika di Sekolah Menengah Atas”, (Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah : 2019), Vol.3, No.2,
Hal.80

4
I Wayan Aditya Pratama, Luh Putu Putrini Mahadewi, I Kadek Suartama, “Pengembangan Multimedia Interaktif
Berbasis Model Vak Pada Mata Pelajaran Ipa Siswa Kelas V Di Sdn 2 Banjar Bal”( Jurnal EDUTECH Universitas
Pendidikan Ganesha:2017), Vol.5, No.1, Hal.134
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, Pendekatan penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Pada penelitian ini yang
akan dideskripsikan adalah penerapan media power point untuk meningkatkan konsentrasi
belajar siswa siswi SMA Ma’arif Lawang.
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif ini, peneliti berusaha untuk
meneliti strategi pembelajaran yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan media berupa powerpoint dan apakah dengan penerapan media pembelajaran
tersebut bisa meningkatkan konsentrasi belajar siswa siswi SMA Ma’arif Lawang dan hal ini
sebagaimana yang benar-benar terjadi di lapangan, serta berusaha menghindari adanya
pandangan subyektif dari peneliti. Adapun data-data yang diteliti dan akan dilaporkan dalam
artikel ini merupakan hasil observasi dan wawancara dari peneliti.
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek Penelitian
Muhammad Ilham Rabbani kelas XII, Abdullah Assegaf    kelas XI, dan Muhammad
Syafaul kelas X sebagai siswa SMA Ma’arif Lawang, narasumber ini menjelaskan bahwa sering
merasakan kejenuhan dalam pembelajaran dari jenuh tersebut menimbulkan rasa mengantuk
dalam proses pembelajaran bahkan sampai ketiduran. Mereka sadar akan kerugian dari hal
tersebut akan tetapi metode ceramah yang diterapkan oleh dewan guru membuat mereka resah
sehingga konsentrasi belajar siswa hilang.
Bapak Sugianto sebagai guru PAI di SMA Ma’arif Lawang,    juga memberikan
penjelasan tentang sistem pembelajaran yang diterapkan di SMA Ma’arif Lawang adalah full day
school sehingga siswa dan siswi menghabiskan waktu kesehariannya berada di sekolah, dengan
waktu yang sangat panjang itu dihabiskan dengan proses belajar mengajar. Sebenarnya tujuan
adanya full day school ini bertujuan untuk menjadikan siswi siswi menjadi seorang yang
berpendidikan tinggi akan tetapi dengan sistem seperti Tentu, siswa siswi mengalami kelemahan
dalam berfikir disiang hari karena mereka kelelahan akibatnya siswa siswi banyak yang
mengobrol sendiri, bermain, dan tidur. Sehingga, kebutuhan pokok dalam pembelajaran tidak
terpenuhi. Tingkat tinggi konsentrasi siswa hanya didapatkan diawal saja untuk sisanya mereka
banyak yang merasa lelah dan guru semakin sulit memberikan pelajaran terhadap siswa.   
Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah hilangnya konsentrasi belajar
siswa akibat dari rasa bosan, kejenuhan, dan mengantuk saat proses pembelajaran berlangsung
maka perlu adanya penerapan media pembelajaran power point dan video saat proses
pembelajaran untuk mengembalikan konsentrasi belajar siswa.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di    lingkungan sekolah SMA Ma’arif Lawang
Waktu penelitian
Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan
sejak tanggal 25 oktober sampai 7 desember.
Teknik pengumpulan data
Observasi
Melalui tahap observasi ini penulis ingin menggali data mengenai kurangnya penerapan
media power point dan video sebagai alat untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa dan
siswi di sekolah SMA Ma’arif Lawang, yang meliputi :
a) Memantau dan mengetahui kejenuhan dan hilangnya konsentrasi belajar pada
siswa saat proses pembelajaran berlangsung.
b) Kurang menariknya media pembelajaran yang diguanakan sehingga terasa saat
proses pembelajaran terasa monoton.
Wawancara
Adapun jenis teknik wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah teknik wawancara
sistematik, yaitu wawancara yang mengarah pada pedoman yang telah dirumuskan berdasarkan
keperluan penggalian data dalam penelitian. Melalui tahap wawancara ini, secara umum penulis
ingin menggali data dari pihak siswa sebagai berikut :
a) Apakah yang menjadi keluhan siswa siswi saat proses pembelajaran hanya
menggunakan metode ceramah ?
b) Apakah selama proses pembelajaran berlangsung bisa memahami materi secara
keseluruhan ?
c) Apakah siswa siswi merasa mudah memahami materi jika penyampaiannya
dengan menggunakan media seperti power point ?
d) Apa yang kalian rasakan saat guru menggunakan media power point dan
penayangan video saat proses pembelajaran berlangsung ?
Dari pihak guru, sebagai berikut :
a) Apakah keluhan yang sering dirasakan oleh guru dalam pembelajaran saat
menggunakan metode ceramah ?
b) Apakah dewan guru merasakan kesulitan dalam mengkondisikan kelas saat proses
pembelajaran ?
c) Untuk menanggapi hilangnya konsentrasi belajar pada siswa siswi apakah hal
yang perlu dilakukan oleh guru ?
d) Apakah dewan guru merasa kesulitan jika menerapkan media power point dan
penayangan video saat proses pembelajaran ?
Teknik Analisis Data
Analisis data dapat dilakukan melalui tahap berikut ini :
1. Tahap penelitian
a) Perencanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Peneliti merancang siswa dan siswi sebagai sampel penelitian
dengan membuat apa saja bahan pokok yang diperlukan oleh
peserta didik agar bisa meningkatkan konsentrasinya dalam proses
pembelajaran.
2) Peneliti membuat instrumen-instrumen penelitian yang akan
digunakan untuk penelitian dengan media pembelajaran apa saja
yang cocok diterapkan di SMA Ma’arif tersebut.
b) Pelaksanaan
1) Peneliti melaksanakan pembelajaran pada sampel penelitian dengan
menerapkan pembelajaran sesuai yang    guru ajarkan biasanya.
2) Peneliti menguji coba, menganalisis dan menetapkan instrumen
penelitian dengan menerapkan media pembelajaran power point
dan penampilan video saat proses pembelajaran berlangsung.
c) Evaluasi
Pada tahap ini, peneliti menganalisis dan mengolah data yang
telah
dikumpulkan dengan penerapan media pembelajaran yang ditentukan
untuk mengetahui konsentrasi belajar siswa SMA Ma’arif Lawang.

d) Penyusunan Laporan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah menyusun dan
melaporkan hasil-hasil penelitian.
PEMBAHASAN
Menurut hasil observasi yang dilakukan di sekolah SMA Ma’arif Lawang para siswa dan
siswi banyak yang mengalami kejenuhan saat pelaksanaan proses pembelajaran hal ini dapat
dilihat dari dari tingkah siswa dan siswi saat berada didalam kelas sebagian dari mereka banyak
yang mengantuk bahkan tertidur, berbicara sendiri, dan ada yang alasan izin ke toilet akan tetapi
yang dituju adalah kantin. Dengan hal tersebut sudah jelas bahwa rasa jenuh yang membuat
siswa siswi tidak nyaman di kelas dan lebih memilih untuk berada diluar kelas. Dengan
terjadinya hal semacam ini tentu membuat siswa dan siswi tidak konsentrasi terhadap apa yang
disampaikan oleh    guru karena mereka merasa bosan dengan pembelajaran yang disampaikan
oleh guru.
Di sekolah SMA Ma’arif Lawang ini menggunakan kurikulum K13 dengan sistem full
day school dimana waktu siswa lebih banyak berada disekolah, siswa berangkat sekolah pukul
06.30 dan kembali kerumah pada pukul 14.30 tentu sebuah waktu yang sangat panjang dan
sepanjang waktu itu sepenuhnya diisi dengan pelajaran tidak heran jika siswa siswi merasa
bosan. Terlebih lagi ketika melaksanakan pembelajaran di jam terakhir sebagian besar siswa
sudah mengalami gagal fokus dan susah dalam memahami pelajaran yang disampaikan oleh
guru, dikatakan sebagian besar siswa yang mengalami gagal fokus ini salah satu penyebabnya
adalah pengaruh dari teman, sering terjadi siswa tidak membawa buku paket/LKS ke dalam kelas
sehingga ia mengganggu teman lainnya. Hal itulah yang membuat kondisi kelas semakin
memburuk karena siswa yang tidak bisa diarahkan. Hal seperti ini pun juga meresahkan guru,
mengatasi hal seperti ini tentu sangat dibutuhkan sebuah media pembelajaran yang dapat
membangkitkan minat siswa dalam belajar dan memudahkan siswa menerima setiap
pembelajaran yang disampaikan oleh guru dengan suasana kelas yang kondusif dan nyaman.
Mengatasi pembelajaran yang seperti itu maka diperlukan sebuah penerapan media
pembelajaran diseluruh pelajaran untuk mengembalikan konsentrasi siswa dalam proses
pelajaran berlangsung. Namun hanya dengan menerapkan model pembelajaran saja tidak cukup
mewujudkan aktivitas siswa pada kegiatan belajar. Guru harus bisa menciptakan media yang
inovatif, efektif dan menarik agar melancarkan siswa mendalami materi yang diterangkan oleh
guru. Di bidang pendidikan, perkembangan teknologi menjadi salah satu hal yang melahirkan
inovasi pembelajaran. Dengan perkembangan IPTEK yang ada guru harus mampu
memanfaatkannya dengan baik dalam kegiatan pembelajaan, dan media pembelajaran yang
cocok dengan memakai sistem IPTEK adalah Microsoft power point, media power poin ini
sering dipakai oleh guru ketika kegiatan. Penggunaan media sangat berpengaruh pada daya ingat
siswa karena dengan media ini mampu meningkatkan konsentrasi dan kefahaman siswa terhadap
materi pelajaran.
Penerapan media pembelajaran dengan menggunakan power point ini dapat
mengembalikan konsentrasi belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa tak hanya
itu tetapi keaktifan dalam memberikan tanya jawab terhadap guru bisa menjadi tolak ukur
kefahaman siswa, semakin banyak siswa yang bertanya maka semakin semakin aktif pula
suasana dalam kelas. Siswa menjadi komunikatif dalam pembelajaran hal tersebut dapat
menimbulkan pengetahuan yang baru, dari metode ceramah yang biasanya diterapkan kemudian
ditambah dengan penerapan media pembelajaran power point ini tentu membuat pembelajaran
semakin aktif dan menarik. Begitupun dengan penayangan video, tak cukup hanya dengan power
point saja akan tetapi dalam pemberian pelajaran tentu dibutuhkan sebuah penayangan video
sebagai kemantapan kefahaman siswa.   
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilaksanakan oleh peneliti, disini ada 4
narasumber yang berikan sebuah pertanyaan yaitu 1 siswa kelas X, 1 Siswa kelas XI, dan 1
Siswa kelas XII, dan 1 guru PAI, Berikut merupakan hasil wawancara keempat narasumber
tersebut :
1) Menurut siswa kelas X pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah
hanya awal saja kelas terasa kondusif dan konsentrasi masih terjaga dan
konsentrasi itu hanya terasa setengah jam saja untuk sisa waktu yang lainnya
lebih ke arah jenuh. Apalagi ketika guru itu memiliki suara yang kurang lantang
maka konsentrasi dan kefahaman hanya dirasakan oleh bangku terdepan
sedangakan bangku paling belakang tidak terdengar penjelasan dari guru, hal
tersebut yang membuat kurang nikmatnya proses pembelajaran dan
menyebabkan siswa berbicara sendiri. Tidak semua pelajaran di SMA Ma’arif
Lawang menggunakan power point akan tetapi menggunakan power point tentu
dapat membuat siswa konsentrasi kemabli karena meskipun sura guru tidak
sampai belakang akan tetapi tampilan power point itu tetap terlihat, apalagi jika
dalam slide ppt terdapat gambar atau animasi yang menarik tentu dapat
menyebabkan siswa tertarik.tidak hanya power point saja akan tetapi penayangan
video juga sangat membuat semangat belajar siswa tinggi dan dengan
penayangan video siswa dapat mengetahui secara langsung praktek secara
visualnya, contohnya dalam pemlajaran SKI tentu ada materi tentang perang hal
tersebut sangat dibutuhkan adanya tampilan video untuk memberikan kefahaman
kepada siswa secara menyeluruh
2) Menurut Abdullah Assegaf siswa kelas XI, menjelaskan bahwa pembelajaran
dengan metode ceramah menyebabkan rasa ngantuk. Ketika pelajaran hanya
difokuskan pada lks/ buku paket tidak bisa dikatakan kondusif. karena terdapat
sebagian siswa yang tidak membawa lks saat proses pembelajaran dengan alasan
lupa membawa. hal itu bisa mengganggu siswa lainnya dengan mengajak
berbicara, ramai dan menyebabkan siswa lainnya merasa terganggu. Dengan
penggunaan media power point sangat mendukung dalam proses pembelajaran
karena dengan adanya tampilan power point peserta didik juuga dapat mencatat
materi dari ppt yang telah ditampilkan dengan begitu siswa banyak sedikinya
memiliki buku catatan. Disertakannya tampilan video membuat siswa yang
awalnya ramai menjadi diam. Karena siswa akan lebih tertarik jika menggunakan
audio beserta visualnya. Dengan begitu siswa menjadi nyaman saat proses
pembelajaran sehingga tetap berada di dalam kelas.
3) Menurut Muhammad Abdullah Rabbani siswa kelas XII
Pembelajaran dengan metode ceramah merupakan hal yang sudah biasa
dan membuat siswa tidak kritis. dalam metode ceramah ini siswa dituntut untuk
lebih memperhatikan dan memahami pelajaran yang guru sampaikan, akan tetapi
jika hanya menerapkan metode ceramah saja tanpa ditambah dengan variasi
lainnya menyebabkan siswa menjadi malas dalam mengikuti pelajaran, makanya
banyak siswa yang izin ke toilet akan tetapi tujuannya ke kantin dan ada yang
beralasan keperpustakaan untuk membaca padahal menonton tv. Dengan
diterapkannya pembelajaran dengan power point siswa dapat mengurangi
kebiasaan buruknya, siswa lebih tertarik dan merasa tidak ada kejenuhan karena
siswa yang semakin aktif dan banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada guru
dengan begitu siswa merasa senang dalam pelajaran. Dengan diterapkannya ppt
sudah membuat siswa merasa tertarik apalagi dengan adanya penayangan video
maka seluruh siswa dalam kelas akan memperhatikannya karena video tersebut
bisa menggantikan praktek dari materi. Seperti, pelajaran fiqih guru tak cukup
hanya memberikan materi saja akan tetapi penting juga adanya prakek, dengan
penayangkan video tersebut bisa menggantikan praktek karena video bersifat
visual.
4) Menurut Bapak Sugianto sebagai guru PAI :
Konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran hanya berada di beberapa
menit pertama saja, untuk sisanya sudah tidak memperhatikan sehingga
pengkondisian didalam kelas kurang maksimal, hal tersebut menyebabkan guru
merasakan kesulitan dalam mengajar dan menyebabkan menurunnya hasil
pembelajaran. menanggapi hal seperti ini tentu diperlukan media pembelajaran
yang bisa membuat siswa menjadi tertarik, Jika ditinjau dari sarana prasarana
sekolah SMA Ma'arif Lawang ini sudah hampir terpenuhi dan sangat
mendukung jika diterapkan media pembelajaran berupa power point dan
penayangan video, karena hampir seluruh kelas memiliki LCD sangat
sisayangkan jika fasilitas ini tidak digunakan. berbicara tentang media
pembelajaran di sekolah SMA Ma'arif Lawang ini sudah menerapkan metode
ceramah dan ditambah dengan media power point akan tetapi tidak semua materi
pembelajaran menggunakan power point tergantung guru masing-masing tiap
pelajaran.
Menurut bapak sugianto sendiri menggunakan media power point dan
penayangan video dalam proses pembelajaran sangat terasa jika pembelajaran
dalam kelas lebih terarah dan siswa menjadi konsentrasi dalam menerima
pembelajaran. dalam penerapan media power point dibutuhkan sebuah variasi
dalam penerapannya yaitu penayangan video, dengan penayangan video siswa
bisa lebih memahami materi karena dalam hal ini siswa tidak hanya diberikan
materi saja akan tetapi juga diberikan sebuah gambaran. media pembelajaran ini
hanya menguntungkan pada siswa saja akan tetapi penerapan media power point
juga dapat memberikan keuntungan pada guru dimana media tersebut bisa
menutupi kekurangan guru saat guru merasa kurang siap dalam pembelajaran.
tentu hal tersebut tidak menyulitkan dewan guru saat mengajar akan tetapi
semua tergantung individu masing-masing guru. karena setiap guru mempunyai
cara dan ciri khas masing-masing dalam menyampaikan materi kepada siswanya.
Dari beberapa penelitian observasi dan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
hampir seluruh siswa dan siswi SMA Ma'arif Lawang merasakan kejenuhan atau ketidak
nyamanan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah menanggapi hal
tersebut perlu adanya variasi pembelajaran berupa penerapan media pembelajaran power point
dan penayangan video sebgai alat untuk mengembalikan kembali konsentrasi belajar siswa dan
hal tersebut juga dapat membantu dalam memudahkan siswa dan siswi mudah memahami dan
menerima pembelajaran dari guru hal tersebut tentu menjadikan hasil belajar siswa dan siswi
menjadi lebih baik dan juga melatih siswa dan siswi menjadi murid yang aktif, kritis dan
komunikatif.

KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan pada saat peneliti melakukan penelitian,
maka dapat diperoleh kesimpulan yaitu:
1. Kejenuhan yang terjadi dalam proses pembelajaran menyebabkan hilangnya konsentrasi
belajar siswa menyikapi hal tersebut untuk mengembalikan konsentrasi tersebut butuh
diterapkannya media pembelajaran berupa power point dan penayangan video untuk
mengembalikan konsentrasi belajar siswa
2. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran power point dan
penayangan video ternyata bisa mengembalikan konsentrasi belajar siswa dimana siswa
tidak merasa jenuh dan mengantuk lagi. dengan adanya media tersebut juga dapat
menjadikan siswa menjadi lebih aktif, kritis dan komunikatif.
3. Peneliti melakukan evaluasi pembelajaran dengan melakukan tanya jawab disetiap
pertemuan dengan tujuan dapat mengukur sejauh mana keberhasilan siswa dalam
memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru dan seberapa konsentrasi siswa
terhadap materu pembelajaran.

DAFTAR    PUSTAKA

Rizki Prayogi Pangestu, “Penerapan Media Power Point Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam”, 2019, Hal.3
Hamdan, “Implementasi Penggunaan Multimedia Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam”, 2021, Hal.6-7
Miftakhul Muthoharoh, “Media PowerPoint dalam Pembelajaran”, Vol 26, No 1, 2019, Hal.21-
22

Anda mungkin juga menyukai