Anda di halaman 1dari 28

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBELAJARAN WH-QUESTIONS

SISWA KELAS VIII MELALUI POWER POINT DAN VIDEO


INTERAKTIF DI SMP ISLAM TERPADU AL MADINAH KARTASURA
TAHUN AJARAN 2023/2024

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


(PTK)

Disusun oleh:

WAWAN KRISTYANTO, S.Pd

SMP ISLAM TERPADU AL MADINAH KARTASURA


JL. HAMZAH RAYA, RT 04/VII, WINDAN BARU, GUMPANG
KARTASURA, JATENG 57169
ABSTRAK

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan


pembelajaran. media belajar dengan PowerPoint memungkinkan pengguna untuk
membuat presentasi visual yang menarik dengan menggunakan teks, gambar,
grafik, dan video. Visualisasi ini membantu siswa untuk lebih mudah memahami
materi yang diajarkan. Video interaktif memungkinkan pengguna untuk memilih
jalur pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka. Ini
memungkinkan pembelajaran yang lebih dipersonalisasi, karena siswa dapat
memilih konten yang paling relevan atau menyesuaikan tingkat kesulitan. Untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa perlu dilaksanakan penerapan media
pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk belajar sehingga motivasinya
meningkat, Media Power Point dan video interaktif merupakan salah satu media
pembelajaran yang dapat menarik minat siswa belajar. Penelitian Tidakan Kelas
(PTK) ini dilaksanakan dengan dua siklus dengan hasil motivasi belajar siswa
pada siklus 1 sebesar 73,9 % kriteria cukup, pada siklus 2 naik menjadi 86,8 %.
Ada kenaikan sebesar 12,7%, karena media power point menyajikan materi secara
visual dan audio visual, sehingga siswa tertarik untuk belajar.

Kata kunci : peningkatan, power point, video


LEMBAR PENGESAHAN

PENELTIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBELAJARAN WH-QUESTIONS


SISWA KELAS VIII MELALUI POWER POINT DAN VIDEO
INTERAKTIF DI SMP ISLAM TERPADU AL MADINAH KARTASURA
TAHUN AJARAN 2023/2024

Sukoharjo, 25 - 8 - 2023
Penulis

Wawan Kristyanto, S.Pd

Mengetahui, mengesahkan

Parmun, S. Pd
Meningkatkan Kemampuan Pembelajaran Wh Question kelas VIII Melalui

Power point dan Video Interaktif dan di SMP Islam Terpadu Al Madinah

Kartasura Tahun Ajaran 2023/2024

A. Latar Belakang Masalah


Metode pembelajaran dan penguasaan materi merupakan kunci sebuah
keberhasilan dalam proses pendidikan. Guru sebagai sosok pendidik harus
menguasai strategi dalam pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta
didiknya mencakup usia peserta didik, latar belakang keluarga, kemampuan
berpikir dan budaya dalam perilakunya. Guru juga harus menguasai materi yang
akan diajarkanya penguasaan materi merupakan tuntutan agar proses
pembelajaran berjalan dengan baik

Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting suatu negara karena


dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan memudahkan
sumber daya manusia menghadapi perubahan. Dalam UUD 1945, persoalan
pendidikan secara implisit telah dinyatakan dalam pembukaannya bahwa salah
satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia untuk
mencapai masyarakat yang maju, adil dan makmur serta mengembangkan
warganya baik lahir maupun batin.

Peserta didik memerlukan pijakan atau schaffolding dalam memperoleh


pengetahuan bermakna yaitu melalui para pendidik dan orang-orang dewasa yang
ada disekitarnya. Peran orang-orang dewasa sangat diperlukan sebagai penyampai
percakapan informal maupun formal dan menafsirkannya kepada peserta didik
sebagai jendela dalam merespon dunia. Informasi yang beragam dan terangkum
setiap hari dalam memori peserta didik tentu membutuhkan strategi atau metode
pembelajaran yang tepat untuk membuka wawasan peserta didik terpatri dalam
character building dan memori jangka panjang peserta didik. Maka tentu saja
membutuhkan jenis metode pembelajaran yang memenuhi kebutuhan peserta
didik yaitu learning fun dan have fun sepanjang pembelajaran.

Beberapa solusi yang bisa dilakukan guru untuk mengatasi permasalahan


rendahnya minat dan motivasi belajar peserta didik adalah dengan memanfaatkan
media pembelajaran yang inovatif sehingga meningkatkan minat dan motivasi
belajar peserta didik. Salah satu media yang dapat diterapkan guru adalah video
pembelajaran interaktif. Video pembelajaran interaktif adalah sebuah sistem
penyampaian pengajaran yang menyajikan materi video rekaman dengan
pengendalian komputer kepada penonton/peserta didik (Nurfadhillah, Cahyani,
Haya, Ananda, & Widyastuti, 2021).

Sebagai seorang guru sudah tentu sangat membutuhkan sebuah media


pembelajaran yang dapat merangsang siswa agar giat belajar, dapat memberikan
motivasi dan sekaligus menumbuhkan semangat baca yang tinggi dan kontinu.
Melalui fasilitas yang tersedia pada Power Point, tentunya kita sebagai guru akan
lebih terbantu dan tidak sulit lagi untuk menyampaikan materi ke siswa.
Kebiasaan lama seperti berbicara secara panjang lebar di depan kelas, mencatat
dan menggambar, sekarang tidak perlu lagi kita lakukan. Dengan power point kita
akan lebih mudah dalam menyampaikan materi, praktis dan ekonomis baik terkait
dengan efesiensi tenaga, pikiran, biaya ataupun waktu.

Riyana (2017) menjelaskan media video pembelajaran adalah media


yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik
yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu
pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Video merupakan bahan
pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran. Dikatakan tampak dengar kerena
unsur dengar (audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat disajikan serentak.

Video interaktif dalam hal ini video untuk memancing peserta didik pada
saat pembelajaran. Peserta didik akan merespon dari apa yang mereka lihat dan
dengar, sehingga pesan dari isi materi yang terdapat dalam video akan
dikonstruksi oleh otak peserta didik dan menimbulkan timbal balik yang berupa
pertanyaan-pertanyaan mengenai materi pembelajaran yang akan menciptakan
interaksi antara peserta didik dan media pembelajaran. Peserta didik tidak hanya
mendengar dan melihat video dan suara, tetapi juga memberikan respon yang aktif
Media pembelajaran berbasis interaktif belum banyak digunakan lembaga
sekolah, karena ada beberapa kendala dalam penyediaan dan penggunaan media
pembelajaran berbasis interaktif diantaranya yaitu kurangnya keterampilan
pendidik dalam pembuatan, penggunaan, pemanfaatan dan penyampaian
menggunakan media pembelajaran berbasis interaktif. Dalam Hidayatul
Muamanah dan Suyadi (2020: 165) menjelaskan bahwa perkembangan kognitif,
Ausubel mengemukakan salah satu cara mengajak peserta didik belajar dengan
menggunakan sistem Pembelajaran bermakna atau meaningfull learning, yaitu
sistem belajar dimana peserta didik mendapat materi baru berdasarkan
pengalaman yang dilihat dan dilakukan sehingga peserta didik dapat berfikir
tentang sebab akibat. Untuk mengatasi proses belajar mengajar dan peserta didik
perlu adanya penyesuaian metode dan media pembelajaran yang tepat, sehingga
proses belajar mengajar dan perkembangan peserta didik dapat berjalan maksimal.
Salah satunya dengan memanfaatkan media pembelajaran interaktif yang tentunya
dapat meningkatkan minat, konsentrasi peserta didik dan meminimalisir jarak.

Peneliti melakukan pengamatan peserta didik usia dini di lingkungan


SMP Islam Terpadu Al Madinah Kartasura dengan menggunakan video Interaktif
sebagai sarana penyampaian materi dan pemahaman peserta didik terhadap materi
yang disampaikan.

B. Perumusan Masalah
1. Apakah pembelajaran pembelajaran Wh Question kelas VIII Melalui
power point dan Video Interaktif dan di SMP Isla Terpadu Al Madinah
Kartasura Tahun Ajaran 2023/2024

C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan media pembelajaran interaktif.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan


dan evaluasi guru dalam pembelajaran sehari-hari.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti untuk menambah
wawasan dalam penggunaan video Interaktif sebagai media
pembelajaran interaktif terhadap pemahaman peserta didik serta sebagai
solusi pendidik dalam membuat dan menyediakan video Interaktif
sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

b. Bagi Pendidik dan Orang Tua


1) Menambah pengetahuan dan sumbangan pemikiran tentang cara
mengembangkan media pembelajaran interaktif sehingga dapat
membantu pendidik dan orang tua dalam mengembangkan aspek
kognitif peserta didik.

2) Mempraktekan teori bahwa menggunakan media pembelajaran


interaktif dapat mempengaruhi tingkat pemahaman materi peserta
didik.

c. Bagi Peserta Didik


Melalui video interaktif dan power point sebagai pembelajaran
interaktif ini diharapkan pada diri peserta didik timbul rasa senang dan
nyaman dalam mengikuti pembelajaran dan mampu meningkatkan
pemahaman materi peserta didik
BAB II

KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Landasan Teori
1. Power point (PPT)
Sebagai seorang guru sudah tentu sangat membutuhkan sebuah media
pembelajaran yang dapat merangsang siswa agar giat belajar, dapat
memberikan motivasi dan sekaligus menumbuhkan semangat baca yang
tinggi dan kontinu. Melalui fasilitas yang tersedia pada Power Point, tentunya
kita sebagai guru akan lebih terbantu dan tidak sulit lagi untuk menyampaikan
materi ke siswa. Kebiasaan lama seperti berbicara secara panjang lebar di
depan kelas, mencatat dan menggambar, sekarang tidak perlu lagi kita
lakukan. Dengan power point kita akan lebih mudah dalam menyampaikan
materi, praktis dan ekonomis baik terkait dengan efesiensi tenaga, pikiran,
biaya ataupun waktu.
Microsoft power point merupakan aplikasi presentasi dalam komputer
yang penggunaannya mudah, karena program powerpoint ini dapat
diintegrasikan dengan microsoft lainnya seperti word, excel, access dan
sebagainya (Susilana, 2007:99). Powerpoint juga merupakan salah satu
program di bawah microsoft offive program komputer dan tampilan ke layar
dengan menggunakan bantuan LCD proyektor (Sanaky, 2009)
Power point sebagai bagian dari fasilitas yang telah tersedia pada
komputer digunakan untuk membuat slide presentasi yang ditampilkan
melalui layar komputer. Berbeda dengan slide transparan atau mika, slide
yang dibuat dengan Microsoft Powerpoint mempunyai banyak kelebihan,
antara lain; mampu menampilkan tulisan dan gambar dengan bermacam
warna, dapat diselengi dengan gambar hidup atau film, proses penulisan yang
mudah, pola tulisan dapat dipilih sesuai dengan selera kita sehingga
presentasi menjadi lebih menarik dan atraktif. Sebagaimana telah
disampaikan diatas bahwa dalam komputer terdapat. Di dalam Power Point
memiliki fasilitas bantu yang memudahkan pembuatan slide Power Point.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa diperlukan suatu media
pembelajaran yang berkesinambungan. Dalam hal ini peneliti berupaya
menerapkan media pembelajaran power point dalam proses pembelajaran
tematik pada kelas VIII SMP Islam Terpadu Al Madinah Kartasura tahun
ajaran 2023/2024.

2. Video Interaktif
Menurut Daryanto (2016:86) menjelaskan bahwa Video merupakan salah
satu alternatif dalam mengatasi masalah dalam pembelajaran baik itu
rendahnya hasil belajar maupun rendahnya pemahaman konsep peserta
didik. Karena video merupakan salah satu media pembelajaran yang
efektif digunakan baik pembelajaran massal, kelompok, maupun
individual. Dengan menggunakan video saat pembelajaran dapat
memberikan pengalaman tersendiri atau pengetahuan baru bagi peserta
didik karena video sangat efektif dalam memvisualisasikan materi yang
bersifat dinamis, hal tersebut akan memudahkan peserta didik dalam
memahami materi.
a. Keunggulan video pembelajaran interaktif
Video pembelajaran memiliki keunggulan karena dua unsur yaitu
unsur audio dan visual. Sehingga dalam proses pembelajaran banyak
sekali pengalaman belajar yang didapat oleh peserta didik.
Pengalaman belajar lebih banyak diperoleh oleh peserta didik dengan
video dibandingkan dengan media audio saja atau visual saja.
b. Karakteristik video pembelajaran interaktif
Menurut Daryanto (2016: 45) menjelaskan bahwa Video pembelajaran
interaktif adalah video pembelajaran yang melalui audio mengajak
peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran,
meskipun partisipasi tersebut hanyalah bersifat maya (semu).
Sedangkan dalam Daryanto (2013:46) menjelaskan bahwa ajakan
untuk berpartisipasi tersebut dilakukan misalnya dengan kegiatan
menghitung, menulis, mengajak melakukan suatu kegiatan, dan
menjawab pertanyaan, dimana jawaban dari pertanyaan tersebut
disampaikan pada video tersebut, sehingga peserta didik bisa
mencocokan jawabannya.

Dalam video pembelajaran interaktif lebih berorientasi konten


dengan adanya interaktif, grafis, sound, dan teknik-teknik yang dapat
membantu peserta didik memahami materi dengan cepat. Maka
dengan adanya video pembelajaran interaktif ini diharapkan peserta
didik lebih mudah memahami materi yang dipelajari, serta dapat
dengan mudah mengerjakan soal-soal latihan pada materi terkait
c. Kriteria video pembelajaran interaktif yang baik
Kriteria video pembelajaran yang baik ditinjau dari dua aspek yaitu
aspek materi dan aspek tampilan media.
1) Aspek Materi
a) Kebenaran konsep
1. Konsep materi yang dijelaskan dalam video
pembelajaran tidak menyimpang, tepat dan sesuai dengan
tahapantahapan pemahaman peserta didik.

2. Istilah yang digunakan harus jelas dan benar.

3. Uraian materi harus disajikan dengan runtut, sistematis,


dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
a) Kedalaman dan keluasan konsep
Konsep yang disampaikan dalam video harus mencakupi
materi yang harus dipelajari oleh peserta didik, sehingga
peserta didik tidak perlu mencari materi dengan media
belajar yang lainnya. Dalam pengembangan video
pembelajaran interaktif ini konsep yang disampaikan
berupa jarak titik terhadap titik pada bangun ruang, jarak
titik terhadap garis pada bangun ruang, dan jarak titik
terhadap bidang pada bangun ruang.
b) Keterlaksanaan
Video pembelajaran interaktif mudah digunakan, mampu
membantu proses pembelajaran, serta materi pada video
mudah dipahami oleh peserta didik.
2) Aspek Media
a) Kejelasan kalimat
Kalimat yang disampaikan dalam video harus jelas
pengucapannya. Jika ada kalimat berupa teks maka harus
mudah dibaca, hurufnya harus proporsional dan tidak
mengganggu gambar.
b) Kebahasaan
Bahasa yang digunakan dalam video harus menggunakan
bahasa yang baku, mudah dimengerti, jelas, sesuai
konsep, dan bahasa yang menarik.
c) Suara
Volume pengisi suara dalam video harus jelas, jika
menggunakan musik harus sesuai dengan gambar, dan
tidak mengganggu suara penyampaian materi.
d) Gambar
Urutan scene dalam video harus sistematis dan logis,
serta gambar yang ditampilkan harus sesuai dengan
materinya, jelas, dan penempatannya sesuai tidak
mengganggu unsur lain pada video.
e) Kemudahan penggunaan

Video pembelajaran yang dikembangkan bisa dijalankan


dengan baik, mudah saat penggunaannya baik saat
penggunaan individu maupun kelompok
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peningkatan
hasil belajar siswa melalui power point dan Video interaktif pada kelas
VIII SMP Islam Terpadu Al Madinah Kartasura. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan Model Kemmis dan Mc Taggart yang setiap
siklus terdiri dari empat komponen tindakan yaitu perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan model penelitian dari Kemmis dan Mc. Taggart
karena model tersebut sesuai dengan rencana penelitian yang akan
dilakukan. Rencana penelitian tersebut yaitu diawali dengan observasi
masalah pembelajaran yang terjadi di kelas VIII SMP Islam Terpadu Al
Madinah Kartasura dan dilanjutkan dengan merencanakan tindakan
yang akan dilakukan untuk menghadapi masalah tersebut. Rencana
tindakan tersebut dilanjutkan dengan menerapkan tindakan yang sudah
direncanakan serta mengamati rencana tindakan yang sudah diterapkan.
Siklus ini diakhiri dengan refleksi.

B. Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII SMP Islam
Terpadu Al Madinah Kartasura Tahun Pelajaran 2023/2024 semester genap
dengan jumlah siswa sebanyak 24 putra semua. Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan di kelas VIII SMP Islam Terpadu Al Madinah Kartasura.
Adapun waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2024
semester genap tahun pelajaran 2023/2024
BAB III
METODE PETODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian
Dalam Zainal Aqib (2009: 12) menjelaskan bahwa Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) sangat sesuai digunakan untuk penelitian ini karena penelitian
diadakan di dalam kelas dan lebih difokuskan pada masalah-masalah yang
terjadi di dalam kelas atau pada proses belajar mengajar. Penelitian Tindakan
Kelas berasal dari tiga kata yaitu Penelitian, Tindakan, dan Kelas dengan
penjelasan sebagai berikut :
a. Penelitian, menunjuk pada kegiatan mencermati suatu objek, dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti
b. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan untuk peserta didik.
c. Kelas, dalam hal in tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam
bidang pendidikan dan pengajaran. Yang dimaksud dengan istilah kelas
adalah sekelompok peserta didik dalam waktu sama, menerima pelajaran
yang sama dari guru yang sama pula.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Hal itu
disebabkan karena penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
pembelajaran bermakna peserta didik menggunakan video interaktif melalui
siklus-siklus tindakan yang meliputi kegiatan: perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Kegiatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Perencanaan meliputi penyusunan perangkat pembelajaran Rencana
Modul ajar, penataan ruangan, media yang akan digunakan dan
instrumen pengamatan.
b. Pelaksanaan Tindakan.
Pelaksanaan tindakan mencakup keseluruhan proses pembelajaran mulai
dari persiapan sampai evaluasinya.
c. Pengamatan.
Pengamatan dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung.
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan instrumen pengamatan dan
dokumentasi.
d. Refleksi
Hasil pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran dijadikan
tindak lanjut untuk menyusun perencanaan tindakan pada siklus
berikutnya.

2. Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksnakan di SMP Islam Terpadu Al Madinah Kartasura,
yang beralamat JL. Hamzah Raya, RT 04/VII, Windan Baru, Gumpang
Kartasura, Jateng 57169yang dimana penerapan pembelajaran bermakna
masih rendah.

b. Waktu
Penelitian Tindakan Kelas ini ini direncanakan untuk dilaksanakan pada
semester ganjil Tahun Ajaran 2023/2024 dengan lama penelitian kurang
lebih 4 minggu. Penelitian siklus pertama direncanakan dua hari dalam
satu minggu. Rencana kegiatan dalam kurun waktu tersebut yaitu:
1) Satu hari sebelum pelaksanaan tindakan pertama, peneliti
mempersiapkan Modul ajar,instrumen penilaian, dan media yang akan
digunakan dalam kegiatan peningkatan pembelajaran bermakna.
2) Pelaksanaan tindakan dilakspeserta didikan hari berikutnya setelah
pembuatan modul ajar
3) Refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I untuk
menentukan langkah selanjutnya.
3. Subyek dan Obyek Penelitian

a. Subyek penelitian ini adalah peserta didik SMP Islam Terpadu Al Madinah
Kartasura, dengan jumlah peserta didik 24 peserta didik laki-laki.

b. Obyek Penelitian ini adalah SMP Islam Terpadu Al Madinah


Kartasura

4. Data dan Sumber Data


Data adalah catatan fakta-fakta atau keterangan yang akan diolah dalam
kegiatan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data-data yang dapat menggambarkan keberhasilan dan ketidakberhasilan
penelitian (Rosman Hartini Sam’s, 2010: 18)
Pada penelitian tindakan kelas terdapat dua jenis data yakni data kualitatif dan
data kuantitatif.

a. Data kualitatif
Data yang berhubungan dengan karakteristik berwujud pertanyaan atau
berupa kata-kata dalam bentuk uraian yang memberikan gambaran tentang
aktifitas peserta didik dalam pembelajaran.

b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu data yang berupa nilai hasil belajar peserta didik
pada setiap siklus untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan
kognitif peserta didik.
Sumber data yang digunakan adalah peserta didik SMP Islam Terpadu Al
Madinah Kartasura, yang beralamat Jl. Hamzah Raya, RT 04/VII, Windan
baru, Gumpang Kartosuro, Jateng 57169
5. Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik dan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Observasi (Pengamatan)
Dalam Nana Syaodih Sukmadinata (2009: 220) menjelaskan bahwa
observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi adalah suatu proses
pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional
mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun
dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu (Zainal Arifin, 2011:
152).

Pengamatan dilakukan selama proses penelitian tindakan mulai dari siklus


1 sampai siklus II. Melalui pengamatan ini diharapkan dapat mengetahui
kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan tindakan sebagai modifikasi
rancangan dapat dilakukan secapatnya. Dengan kata lain pengamatan
untuk melakukan bukti hasil tindakan agar dapat di evaluasi dan dijadikan
landasan dalam melakukan refleksi.
b. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu hasil karya peserta didik yang dilakukan saat peserta
didik melakukan kegiatan berupa foto-foto hasil kegiatan

Dalam penelitian ini pengumpulan data pembelajaran bermakna peserta


didik dengan menggunakan video interaktif menggunakan instrument
lembar pengamatan
Nama
NO Peserta Indikator Penilaian Sudah Belum
didik

Peserta didik mampu


melaksanakan kegiatan seperti yang
dicontohkan dalam power point dan
video interaktif
Peserta didik mampu menceritakan
kegiatan dalam video yang telah dilihat
dan menghubungkan dengan pengalaman
yang telah mereka pernah lakukan
bersama teman atau orang tua di rumah
Peserta didik mampu menggambar bebas
dari pengalaman yang dia dapat dari video
interaktif

6. Keabsahan Data
Penelitian ini difokuskan pada peningkatan pembelajaran bermakna peserta
didik melalui video interaktif , dalam (Moleong: 2018) untuk mengecek
keabsahan data dalam penelitian ini digunakan Teknik pemeriksaan tiga cara
dari 3 cara yang digunakan yaitu:
a. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara peneliti mengadakan
pengamatan secara teliti, rinci dan terus menerus selama proses penelitian
di tk Islam Al Madinah Kartasura Kegiatan ini dapat diikuti dengan
pelaksanaan wawancara secara intensif dan aktif dalam kegiatan belajar
sehingga dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya
subjek berdusta, menipu, atau berpura-pura.
b. Triangulasi
Dalam Ahmad Tanzeh (2006: 163) dijelaskan bahwa teknik ini merupakan
kegiatan pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang
lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data tersebut. Triangulasi yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah: membandingkan hasil tugas dengan hasil observasi mengenai
tingkah laku peserta didik dan peneliti pada saat kegiatan pembelajaran,
dan membandingkan hasil tugas dengan hasil wawancara. Teknik ini
merupakan kegiatan

7. Teknik Analisis data


Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis data kualitatif model
mengalir dari Miles dan Huberman yang meliputi tiga hal, yaitu
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui
seleksi, pemfokusan, dan pengabstrasian data mentah menjadi data yang
lebih bermakna. Dengan pereduksian data maka akan lebih memudahkan
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan
mempermudah peneliti untuk membuat kesimpulan dari hasil penelitian.
b. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dengan menyusun secara naratif sekumpulan
infromasi yang telah diperoleh dari hasil reduksi, sehingga dapat
memungkinkan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data
yang sudah terorganisir ini kemudian dideskripsikan guna memperoleh
bentuk nyata dari responden sehingga lebih mudah dimengerti peneliti
atau orang lain yang tertarik dengan penelitian yang dilakukan. Dari hasil
reduksi sebelumnya, selanjutnya dibuat penafsiran untuk membuat
perencanaan tindakan, selanjutnya hasil penafsiran dapat berupa
penjelasan tentang:
1) Perbedaan antara rancangan dan pelaksanaan tindakan,
2) Perlunya perubahan tindakan,
3) Alternatif tindakan yang dianggap paling tepat,
4) Anggapan peneliti, teman sejawat, dan guru yang terlibat dalam
pengamatan dan Pencatatan lapangan terhadap tindakan yang
dilakukan,

5) Kendala dan pemecahan.

c. Penarikan Kesimpulan
Pada tahap penarikan kesimpulan ini kegiatan yang dilakukan adalah
memberikan kesimpulan terhadap data-data dari hasil penelitian yang telah
dilakspeserta didikan. Kesimpulan dalam penelitian ini merupakan hasil
temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan tersebut dapat
berupa deskripsi yang merupakan gambaran suatu objek yang sebelumnya
masih belum jelas, sehingga setelah dilakspeserta didikan penelitian
menjadi lebih jelas. Jika hasil dari kesimpulan yang diperoleh kurang kuat
maka perlu adanya verifikasi. Tatag Yuli Eko Siswono (2008).

8. Prosedur Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa tahapan pelaksanaan yang berlangsung di
dalam kelas, meliputi pelaksanaan PTK berupa refleksi awal dan observasi
untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas. Untuk lebih
jelasnya prosedur atau langkah penelitian pada siklus 1 sebagai berikut:
a. Perencanaan Pada tahap ini, peneliti menyusun suatu perencanaan yang
menjelaskan tentang apa,mengapa, kapan dimana, oleh siapa,dan
bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Pada tahap perencanaan,
perlu mengadakan beberapa kali pertemuan 18 dengan kolaborator untuk
membahas teknis pelaksanan penelitian tindakan kelas. Dalam pertemuan
tersebut dikaji kurikulum sebagai acuan untuk materi pelajaran antara lain:
1) Menyusun perencanaan pembelajaran sesuai dengan materi yang
akan diajarkan
2) Mempersiapkan media yang akan digunakan
3) Membuat tugas atau soal-soal yang akan diberikan pada
masing-masing peserta didik berdasarkan standart perkembangan
peserta didik yang akan dipelajari.
4) Membuat lembar observasi, untuk melihat bagaimana perkembangan
peserta didik di dalam kelas.
5) Menyusun tugas/tes,untuk mengukur hasil belajar peserta didik
selama tindakan penelitian diterapkan.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah Melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah
disusun dengan mengutamakan tindakan yang ingin diterapkan yaitu
meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik dengan menggunakan
media loose parts.

9. Indikator Capaian Penelitian


Indikator capaian dalam penelitian ini adalah “tindakan dikatakan berhasil
apabila terjadi peningkatan secara signifikan kemampuan pembelajaran
bermakna peserta didik sebelum menggunakan media video interaktif dan
sesudah menggunakan loose parts yaitu apabila 80% peserta didik sudah
mampu (berkembang sesuai standar) dalam hal:
1) Melaksanakan kegiatan seperti yang dicontohkan dalam video interaktif

2) Menceritakan kegiatan dalam video yang telah dilihat dan


menghubungkan dengan pengalaman yang telah meraka pernah lakukan
bersama teman atau orang tua di rumah
3) Mengarang bebas dari pengalaman yang peserta didik dapat dari video
interakti
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
Penguasaan materi seorang guru dan media pembelajaran sangat
berperan penting dalam proses belajar mengajar. Penggunaan media
pembelajaran dapat menarik perhatian siswa saat proses pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan media video interaktif yang dapat membantu
siswa memanfaatkan berbagai indra dalam proses pembelajaran sehingga
informasi yang diberikan akan lebih mudah untuk diterima oleh peserta didik.
Melalui video interaktif siswa dapat mendengarkan sekaligus melihat materi
yang disajikan dalam bentuk video interaktif. Adapun tahapan-tahapan
pembelajaran menggunakan media interaktif:
1. Peneliti masuk kelas serta mengajak siswa berdoa. Setelah selesai
berdoa, mengecek kehadiran siswa serta mengumpulkan tugas yang telah
diberikan pada pertemuan sebelumnya.
2. Setelah itu peneliti memberikan apersepsi dan memotivasi peserta didik
serta mengingatkan materi yang telah dipelajari sebelumnya.
3. Peneliti Menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat dari
pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
4. Peneliti menanyakan kepada semua siswa apakah sudah mengerti dengan
materi dan video yang ditampilkan.
5. Setelah semua paham peneliti menyuruh salah satu siswa untuk
menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan.
6. Peneliti memberikan tes evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa
terhadap materi yang telah di pelajari.
7. Penelitian mengakhiri pembelajaran

Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran bermakna menggunakan tes evalusasi


pada siklus 1 diperoleh skor hasil belajar siswa sebagaimana tabel dibawah.
Tabel 1 Skor Hasil Belajar siswa Pada Siklus 1
Skor
No Nama KKM
Siklus 1
1 Siswa 1 70 60
2 Siswa 2 70 80
3 Siswa 3 70 100
4 Siswa 4 70 75
5 Siswa 5 70 75
6 Siswa 6 70 50
7 Siswa 7 70 50
8 Siswa 8 70 80
9 Siswa 9 70 80
10 Siswa 10 70 90
11 Siswa 11 70 90
12 Siswa 12 70 65
13 Siswa 13 70 60
14 Siswa 14 70 70
15 Siswa 15 70 80
16 Siswa 16 70 70
17 Siswa 17 70 90
18 Siswa 18 70 85
19 Siswa 19 70 50
20 Siswa 20 70 60
21 Siswa 21 70 80
22 Siswa 22 70 50
23 Siswa 23 70 90
24 Siswa 24 70 90
Rata-rata 73,9
Persentase (Tuntas) 66,6%
Persentase (Belum Tuntas) 33,3%
Berdasarkan tabel diatas, nilai rata-rata evaluasi hasil belajar dari
peserta didik pada siklus I sebesar 73,9 dengan persentase ketuntasan
66,6% dan ketidaktuntasan 33,3 %. Artinya pada pelaksanaan siklus 1
dari jumlah 24 orang peserta didik, terdapat 8 orang siswa mendapat
skor dibawah KKM. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa
siswa tersebut belum mencapai ketuntasan dalam pembelajaran sehingga
perlu dilakukan refleksi agar pada siklus kedua mengalami peningkatan.
evaluasi hasil belajar pembelajaran pada siklus 2 diperoleh skor hasil
belajar siswa sebagaimana tabel dibawah.
Tabel 2 Skor Hasil Belajar siswa Pada Siklus 2
Skor
No Nama KKM
Siklus 2
1 Siswa 1 70 85
2 Siswa 2 70 85
3 Siswa 3 70 100
4 Siswa 4 70 85
5 Siswa 5 70 100
6 Siswa 6 70 75
7 Siswa 7 70 60
8 Siswa 8 70 70
9 Siswa 9 70 85
10 Siswa 10 70 90
11 Siswa 11 70 85
12 Siswa 12 70 85
13 Siswa 13 70 85
14 Siswa 14 70 70
15 Siswa 15 70 90
16 Siswa 16 70 85
17 Siswa 17 70 90
18 Siswa 18 70 95
19 Siswa 19 70 85
20 Siswa 20 70 85
21 Siswa 21 70 100
22 Siswa 22 70 60
23 Siswa 23 70 100
24 Siswa 24 70 100
Rata-rata 86,8
Persentase (Tuntas) 91,6 %
Persentase (Belum Tuntas) 8,3 %
Berdasarkan tabel diatas, nilai rata-rata hasil belajar dari peserta didik
pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus sebelunya yaitu
sebesar 86,8 dengan persentase ketuntasan 91,6% dan ketidaktuntasan
9,3 %. Artinya pada pelaksanaan siklus II dari jumlah 24 orang peserta
hanya menyisahkan 2 peserta didik yang mendapat skor dibawah KKM.
Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkn bahwa telah terjadi peningkatan
pembelajaran Wh-Questions menggunakan power point dan video
Interaktif dalam pembelajaran.

B. PEMBAHASAN
Penerapan pembelajaran Wh-Questions melalui Power point dan video
interaktif memberi kesan yang menarik bagi para peserta didik. video
Interaktif dapat menarik perhatian semua peserta didik, terutama peserta didik
yang berada pada jenjang SMP sehingga siswa lebih semangat untuk belajar.
Penerapan Power point dan video interaktif sebelumnya jarang digunakan
oleh guru di sekolah. Hal ini sesuai dengan hasil

Penerapan pembelajaran Wh questions menggunakan Power point dan


video interaktif ini tentu saja menjadi pengalaman baru bagi para siswa,
terutama mereka yang tinggal di daerah perkampungan. Pernyataan ini juga
didukung oleh hasil observasi peneliti, dimana pada waktu pemutaran video
interaktif, peserta didik memusatkan perhatiannya pada layar yang
menayangkan video tersebut. Setelah melakukan proses pembelajaran, maka
dilaksanakan evaluasi terhadap pemahaman siswa melalui tes sebagai
instrumen untuk menguji proses peningkatan hasil belajar IPS melalui video
interaktif. berdasarkan hasil analisis data diketahui skor Hasil belajar dari
siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Skor hasil belajar
peserta didik pada siklus I rata-ratanya sebesar 73,9 dan di siklus II
mengalami peningkatan menjadi 86,8. Peningkatan hasil belajar siswa sebesar
12,9 %. Menurut Purwati (2021) selain dapat meningkatkan hasil belajar, juga
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas. oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa power point dan video interaktif lebih efektif digunakan
untuk membantu peserta didik Dalam memahami materi pelajaran IPS
khususnya pada materi pokok tata cara wudhu dan tayammum. Hal ini sejalan
dengan Izzudin (2013) yang mengatakan bahwa penerapan media interaktif
membuat hasil belajar lebih baik dan proses pembelajaran lebih cepat.

C. KESIMPULAN
1. Berdasarkan pembahasan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
Penerapan pembelajaran Wh questions power point dan Media Vidio
interaktif dapat meningkatkan kemampuan memahami dan menyusun
Wh-Questions pada siswa pada SMP kelas VIII.

2. Peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I rata-rata 73,9 meningkat


pada siklus II menjadi 86,8.terjadi peningkatan 12,7 Menunjukkan
bahwa metode pembelajaran power point dan video interaktive cukup
efektive dalam pembelajaran

3. Penguasaan materi pembelajaran sangat di perlukan dalam mengajar,


sebagus apapun metode pembelajaran ketika pengajarnya belum
memahami dengan benar materi yang akan diajarkan maka akan
menjadi problem bagi pengajar maka melakukan persiapan dalam
pembelajaran itu sangat penting.
DAFTAR PUSTAKA

Hawari, S. M. (2020). “Pengembangan Media Video Animasi Mata Pelajaran


Ilmu Pengetahuan Sosial Berbasis Media Sosial Di SMA N 12 Semarang.
(Skripsi Universitas Negeri Semarang). H. 1-88
Hidayatul Muamanah dan Suyadi. Pelaksanaan Teori Pembelajaran bermakna
David Ausubel dalam Pembelajaran Pendidikan Bermakna. 2020.
Belacna : Jurnal Pendidikan Islam. Vol 5. No. 01.
Izzudin, Ahmad Maulana, Masugino Masugino, dan Agus Suharmanto. “Efektivitas
penggunaan media pembelajaran video interaktif untuk meningkatkan hasil
belajar praktik service engine dan komponen-komponennya.” Automotive
Science and Education Journal 2, no. 2 (2013).
Lexy J. Moleong (2018). Metodologi penelitian kualitatif. PT Remaja
Rosdakarya: Bandung
Nana Syaodih Sukmadinata. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. PT Remaja
Rosdakarya: Bandung.
Nurfadhillah, S., Cahyani, A. P., Haya, A. F., Ananda, P. S., & Widyastuti, T. (2021).
Penerapan media audio visual berbasis video pembelajaran pada siswa di kelas
IV Di Sdn Cengklong 3. PANDAWA, 3(2),396-418.
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/pandawa/article/view/1272
Ormrod, JE, (2008) , Psikologi Pendidikan, Jakarta: Erlangga.
Ahmad Tanzeh, Dasar-dasar penelitian, (Tulungagung: 2006)
Ausubel, (2000), The acquisition and retention of knowledge: A cognitive view. New
York: Springer science.
Purwati, Purwati. “Implementasi Media Video Animasi Interaktif Secara Daring Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Dan Keaktifan Siswa Kelas IV SDN Tulung 03
Pada Tema 8 Semester 2 Tahun Pelajaran 2020/2021.” Educatif Journal of
Education Research 3, no. 2 (2021): 124–34
Rosman Hartini Sam’s. (2010). Model Penelitian Tindakan Kelas.Teras: Yogyakarta
Samani, M, (2007), Konsep dan Model Pendidikan Karekter.
Bandung:
Rosda Karya. Suherman. (2000). Buku Saku Perkembangan Peserta didik. Jakarta:
EGC.
Tatag Yuli Eko Siswono. ((2008), Mengajar dan Meneliti. Unesa Universiy Press:
Surabaya. Zainal Aqib. (2009)Penelitian Tindakan Kelas, Rama Widya:
Bandung
Zainal Arifin. (2011). Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, teknik, prosedur). PT
Remaja Rosdakarya: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai