Anda di halaman 1dari 18

PENERAPAN VIDEO ANIMASI

PEMBELAJARAN BITEABLE DI MASA


PANDEMI

Oleh:

HADI PURNOMO, S.Pd.


NIP. 19870131 201403 1 001

DINAS PENDIDIKAN, KEPEMUDAAN, DAN OLAHRAGA


SDN SENDANGAGUNG 1
KECAMATAN PLAOSAN
KABUPATEN MAGETAN

TAHUN 2021

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN VIDEO ANIMASI PEMBELAJARAN BITEABLE DI MASA


PANDEMI
Diajukan Untuk Memperoleh Angka Kredit

Unsur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

MENGESAHKAN

Mengetahui,
Kepala SDN SENDANGAGUNG 1

SUMARNO,S.Pd.
NIP. 19640807 198703 1 017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
hanya dengan limpahan rahmat dan karunia-Nya makalah dengan judul
“Penerapan Video Animasi Pembelajaran Biteable di Masa Pandemi” sebagai
bukti fisik Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil tahun 2021 dapat
terselesaikan tanpa halangan suatu apapun.
Peneliti menyadari bahwa hanya dengan bantuan sejumlah pihak karya
ini dapat terselesaikan, maka pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Sarmun, S.Pd., Selaku Pengawas TK/SD Kecamatan Plaosan
Kabupaten Magetan yang telah membimbing penulisan makalah sebagai
bukti fisik Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil
2. Sumarno, S.Pd. selaku Kepala SDN Sendangagung 1 Kecamatan Plaosan
Kabupaten Magetan yang telah membantu dalam penyusunan teknis makalah.
3. Bapak/Ibu Guru SDN Sendangagung 1 Kecamatan Plaosan Kabupaten
Magetan yang telah membantu dalam pengumpulan data terkait penyusunan
makalah.
4. Siswa/Siswa Kelas V SDN Sendangagung 1 Kecamatan Plaosan Kabupaten
Magetan sebagai obyek penulisan makalah.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan pengetahuan tentang
penerapan video animasi pembelajaran biteable dalam mendukung pembelajaran
di masa pandemi serta dapat menjadi landasan untuk penyusunan makalah
selanjutnya.
Plaosan, Desember 2021
Penulis

HADI PURNOMO, S.Pd.SD


NIP; 19870131 201403 1 001
PENERAPAN VIDEO ANIMASI
PEMBELAJARAN BITEABLE DI MASA
PANDEMI

Hadi Purnomo.S Pd.SD

Abstrak. Penelitian ini secara umum menyoroti prinsip penerapan video animasi
pembelajaran biteable di masa pandemi yang sedang mewabah di dunia khususnya di
Indonesia. Peneliti mencoba untuk mengungkap hikmah atau makna yang tersembunyi
dari adanya pandemi covid 19.

Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan alternatif pembelajaran daring yang
menarik untuk siswa dan mesdeskripsikan makna tersembunyi dari dampak yang
ditimbulkan oleh coronavirus dengan pada pembelajaran kelas 5 tema 5 SDN
Sendangagung 1 Semua sekolah pada umumnya selama wabah melanda pembelajaran
dilaksanakan secara daring, luring dan home visit. Untuk pembelajaran secara daring
diperlukan inovasi dan kreatifitas dari guru agar siswa tidak merasa bosan. Penerapan
video animasi pembelajaran biteable bisa menjadi sebuah solusi pembelajaran daring
yang menarik untuk siswa.

Kata kunci: pembelajaran, biteable, daring


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pendidikan merupakan modal utama dalam peningkatan mutu sumber
daya manusia yang mampu menunjang kemajuan bangsa. Menanggapi hal
tersebut,beberapa upaya reformasi pendidikan perlu dilakukan secara
berkesinambungan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan.
Upaya reformasi bidang pendidikan meliputi upaya memperbaiki pola
hubungan sekolah dengan lingkungan, mensinergikan tujuan sekolah dengan
tujuan pendidikan nasional,pengembangan perencanaan dan manajerial, serta
upaya pemberdayaan guru dan restrukturisasi model-model pembelajaran
(Murphy dalam Abdul Majid, 2006: 3).Pernyataan tersebut memberikan
konsekuensi bahwa reformasi bidang pendidikan hendaknya dilakukan secara
sistemik dan sistematis dimana mencakup seluruhupaya tersebut.
Menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan
sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton(1969)
mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi
dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat
keras. Dalam mewujudkan harapan tersebut tentu diperlukan adanya
perencanaan pembelajaran secara riil yang mencerminkan kegiatan siswa
dalam pembelajaran di kelas dimana siswa berperan sebagai subjek belajar.
Pada masa pandemi Covid 19, siswa sebagai subjek belajar dituntut
untuk mampu belajar secara mandiri secara on-line atau daring meskipun
dapat pula dilaksanakan pembelajaran secara luring. Berkenaan dengan hal
itu maka pendidikan yang dilakukan secara daring /online harus mampu
menarik minat siswa dalam belajar, disini peran guru dalam membuat serta
menggunakan media pembelajaran sangan penting. Guru diharapkan mampu
berinovasi dalam membuat media pembelajaran secara online.
Melalui makalah ini penulis memaparkan penerapan media
pembelajaran yaitu video animasi pembelajaran biteable yang penulis peroleh
dari workshop “Strategi Pembelajaran Daring untuk Meningkatkan
Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bersama MGMP TIK
SD Selecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dari makalah ini antara lain:
1. Bagaimana penerapan media pembelajaran video animasi pembelajaran
biteable pada siswa kelas 5 SDN Sendangagung 1 ?

C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah
ini antara lain:
1. Mengetahui penerapan media pembelajaran video animasi pembelajaran
biteable pada siswa kelas 5 SDN Sendangagung 1
D. MANFAAT PENULISAN
Dari pembahasan yang telah dipaparkan, harapan yang ingin
diwujudkan dalam makalah ini tercakup secara teoritis dan secara praktis
yang meliputi:
1. Secara teoritis
Secara teoritis, makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi
dalam pengembangan kualitas penyusunan perencanaan pendidikan dan
pembelajaran sebagai usaha peningkatan mutu pendidikan.
2. Secara praktis
a. Bagi guru SDN Sendangagung 1 Makalah ini diharapkan mampu
menambah wawasan guru tentang penerapan media pembelajaran
video animasi pembelajaran biteable dalam rangka mendukung
kegiatan pembelajaran secara daring.
b. Bagi siswa SDN Sendangagung 1 Bagi siswa, penelitian ini
diharapkan mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa
walaupun dari rumah (daring).

c. Bagi SDN Sendangagung 1 Penelitian ini diharapkan mampu


menjadi kajian dalam mengembangkan video animasi pembelajaran
biteable.
d. Bagi Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten
Magetan
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber kajian untuk
peningkatan mutu penyelenggaraan supervisi terhadap penyusunan
media pembelajaran yang mengarah kepada peningkatan mutu
pendidikan dan pembelajaran.
e. Bagi peneliti
Melalui penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan
peneliti tentang penerapan media pembelajaran inovatif yang mampu
menarik minatdan motivasi siswa dalm belajar di masa pandemi.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Definisi media pembelajaran


Secara etimologi, kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium”,
yang berasal dan Bahasa Latin “medius” yang berarti tengah. Sedangkan
dalam Bahasa Indonesia, kata “medium” dapat diartikan sebagai “antara” atau
“sedang” sehingga pengertian media dapat mengarah pada sesuatu yang
mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan)
dan penerima pesan. Media dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran
yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi (AECT,
1977:162).
Dalam Proses belajar mengajar di kelas, Media berarti sebagai sarana
yang berfungsi menyalurkan pengetahuan dari Guru kepada peserta didik.
Kelancaran Aplikasi Model Pembelajaran sedikit banyak ditentukan pula oleh
Media Pembelajaran yang digunakan. Beberapa ahli memberikan definisi
tentang media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dalam
penelitian Kuantitatif maupun Kualitatif juga menjadi ukuran penting dalam
proses pembuktian hipotesa.
Pendapat para ahli tentang media pembelajaran:
1. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran
adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan pembelajaran.
2. Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah
sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran
seperti : buku, film, video dan sebagainya.
3. National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa
media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk
cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat
keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan
pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta
didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada
diri peserta didik.
4. Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi
terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media
pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk
mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar
pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi
dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu
audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan,
saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi
semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan
internet.
5. Gagne (dalam Sadiman, 2002: 6). Secara umum media
pembelajaran dalam pendidikan disebut media, yaitu berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk berpikir.
6. Menurut Brigs (dalam Sadiman, 2002: 6) media adalah segala
alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa
untuk belajar. (http://ksupointer.com).Jadi, media merupakan
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, minat dan perhatian sedemikian rupa sehingga
proses belajar terjadi (Sadiman, 2002: 6).
7. Menurut Latuheru (dalam Hamdani, 2005: menyatakan bahwa
media pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik yang
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar
proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat
berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah diberikan, maka media
pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian
siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru (atau
pembuat media) dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan
berdayaguna.

B. Fungsi Media Pembelajaran


Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan
dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan berpengaruh secara psikologis kepada siswa (Hamalik, 1986).
Selanjutnya diungkapkan bahwa penggunaan media pengajaran akan sangat
membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian informasi
(pesan dan isi pelajaran) pada saat itu. Kehadiran media dalam pembelajaran
juga dikatakan dapat membantu peningkatan pemahaman siswa, penyajian
data/informasi lebih menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data,
dan memadatkan informasi. Jadi dalam hal ini dikatakan bahwa fungsi media
adalah sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut Sudjana (2002), bahwa “dengan penggunaan media pengajaran
dapat mempertinggi pembelajaran siswa dalam pengajaran yang pada
gilirannya diharapkan dpat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.
Penggunaan media pengajaran pada saat terjadinya pembelajaran dalam kelas
diharapkan dapat mempertinggi minat dan perhatian siswa dalam mengikuti
pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal tersebut dapat mempertinggi
motivasi siswa untuk mengikuti proses belajar mengjar. Selain hal tersebut
dengan penggunaan media pengajaran maka siswa dapat melihat secara
langsung, tidak hanya dengan kata-kata sehingga diharapkan siswa dapat
lebih mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru dalam kelas.
Sadiman, dkk (1990) menyampaikan fungsi media (media pendidikan)
secara umum, adalah sebagai berikut: (i) memperjelas penyajian pesan agar
tidak terlalu bersifat visual; (ii) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan
daya indera, misal objek yang terlalu besar untuk dibawa ke kelas dapat
diganti dengan gambar, slide, dsb., peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa
ditampilkan lagi lewat film, video, fota atau film bingkai; (iii) meningkatkan
kegairahan belajar, memungkinkan siswa belajar sendiri berdasarkan minat
dan kemampuannya, dan mengatasi sikap pasif siswa; dan (iv) memberikan
rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan persepsi siswa
terhadap isi pelajaran.
Fungsi media, khususnya media visual juga dikemukakan oleh Levie
dan Lentz, seperti yang dikutip oleh Arsyad (2002) bahwa media tersebut
memiliki empat fungsi yaitu: fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan
fungsi kompensatoris. Dalam fungsi atensi, media visual dapat menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran.
Fungsi afektif dari media visual dapat diamati dari tingkat “kenikmatan”
siswa ketika belajar (membaca) teks bergambar. Dalam hal ini gambar atau
simbul visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. Berdasarkan temuan-
temuan penelitian diungkapkan bahwa fungsi kognitif media visual melalui
gambar atau lambang visual dapat mempercepat pencapaian tujuan
pembelajaran untuk memahami dan mengingat pesan/informasi yang
terkandung dalam gambar atau lambang visual tersebut. Fungsi
kompensatoris media pembelajaran adalah memberikan konteks kepada siswa
yang kemampuannya lemah dalam mengorganisasikan dan mengingat
kembali informasi dalam teks. Dengan kata lain bahwa media pembelajaran
ini berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam
menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dalam bentuk teks
(disampaikan secara verbal).
Dengan menggunakan istilah media pengajaran, Sudjana dan Rivai
(1992) mengemukakan beberapa manfaat media dalam proses belajar siswa,
yaitu: (i) dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa karena pengajaran akan
lebih menarik perhatian mereka; (ii) makna bahan pengajaran akan menjadi
lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan memungkinkan terjadinya
penguasaan serta pencapaian tujuan pengajaran; (iii) metode mengajar akan
lebih bervariasi, tidak semata-mata didasarkan atas komunikasi verbal melalui
kata-kata; dan (iv) siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan
belajar, tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati,
mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan memerankan.
Secara umum fungsi media pembelajaran antara lain :
1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang
dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik
berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan
kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan
melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi
perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek
langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta
didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model,
maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio
visual dan audial.
2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal
yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para
peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek
terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu
lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu
kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek
mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media
yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta
didik.
3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara
peserta didik dengan lingkungannya.
4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan
realistis.
6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang
konkrit sampai dengan abstrak

C. Tujuan media pembelajaran


Penggunaan media pengajaran sangat diperlukan dalam kaitannya
dengan peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam pembelajaran
membaca puisi. Menurut Achsin (1986:17-18) menyatakan bahwa tujuan
penggunaan media pengajaran adalah
1. Agar proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan
dengan tepat guna dan berdaya guna,
2. untuk mempermudah bagi guru/pendidik daiam menyampaikan
informasi materi kepada anak didik,
3. untuk mempermudah bagi anak didik dalam menyerap atau menerima
serta memahami materi yang telah disampaikan oleh guru/pendidik,
4. untuk dapat mendorong keinginan anak didik untuk mengetahui lebih
banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan
oleh guru/pendidik,
5. untuk menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara anak
didik yang satu dengan yang lain terhadap materi atau pesan yang
disampaikan oleh guru/pendidik.
Sedangkan Sudjana, dkk. (2002:2) menyatakan tentang tujuan
pemanfaatan media adalah (1) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa
sehingga dapat menimbulkan motivasi, (2) bahan pelajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat lebih dipahami, (3) metode mengajar akan lebih
bervariasi, dan (4) siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Jadi
dapat disimpulkan bahwa tujuan penggunaan media adalah (1) efektivitas dan
efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar, (2) meningkatkan motivasi belajar
siswa, (3) variasi metode pembelajaran, dan (4) peningkatan aktivasi siswa
dalam kegiatan belajar.

D. Kriteria pemilihan media pembelajaran


Prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran merujuk pada pertimbangan
seorang guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran untuk
digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini
disebabkan adanya beraneka ragam media yang dapat digunakan atau
dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Secara umum Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan media pembelajaran, yaitu :
1. Harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan
media pembelajaran. Apakah pemilihan media itu untuk
pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum, ataukah
sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus lagi,
apakah untuk pembelajaran kelompok atau individu, apakah
sasarannya siswa TK, SD, atau siswa pada Sekolah Dasar Luar
Biasa, masyarakat pedesaan ataukah masyarakat perkotaan. Dapat
pula tujuan tersebut akan menyangkut perbedaan warna, gerak atau
suara. Misalnya proses kimia (farmasi), atau pembelajaran
pembedahan (kedokteran).
2. Karakteristik Media Pembelajaran. Setiap media pembelajaran
mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya,
cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami
karakteristik media pembelajaran merupakan kemampuan dasar
yang harus dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan media
pembelajaran. Disamping itu memberikan kemungkinan pada guru
untuk menggunakan berbagai media pembelajaran secara
bervariasi
3. Alternatif Pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat
dibandingkan atau dikompetisikan. Dengan demikian guru bisa
menentukan pilihan media pembelajaran mana yang akan dipilih,
jika terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan.
Menurut Rumampuk (1988:19) bahwa prinsip-prinsip pemilihan media
adalah
1. Harus diketahui dengan jelas media itu dipilih untuk tujuan apa,
2. Pemilihan media haruss secara objektif, bukan semata-mata didasarkan
atas kesenangan guru atau sekedar sebagai selingan atau hiburan.
pemilihan media itu benar-benar didasarkan atas pertimbangan untuk
meningkatkan efektivitas belajar siswa,
3. Tidak ada satu pun media dipakai untuk mencapai semua tujuan. Setiap
media memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk menggunakan media
dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya dipilih secara tepat dengan
melihat kelebihan media untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu,
4. Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan metode mengajar dan
materi pengajaran, mengingat media merupakan bagian yang integral
dalam proses belajar mengajar,
5. Untuk dapat memilih media dengan tepat, guru hendaknya mengenal
ciri-ciri dan masing-masing media,
6. Pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan kondisi fisik
lingkungan.
Sedangkan Ibrahim (1991:24) menyatakan beberapa pedoman yang
dapat digunakan untuk memilih media pembelajaran, antara lain (1) sebelum
memilih media pembelajaran, guru harus menyadari bahwa tidak ada satupun
media yang paling baik untuk mencapai semua tujuan. masing-masing media
mempunyai kelebihan dan kelemahan. penggunaan berbagai macam media
pembelaiaran yang disusun secara serasi dalam proses belajar mengajar akan
mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran, (2) pemilihan media
hendaknya dilakukan secara objektif, artinya benar-benar digunakan dengan
dasar pertimbangan efektivitas belajar siswa, bukan karena kesenangan guru
atau sekedar sebagai selingan, (3) pernilihan media hendaknya
memperhatikan syarat-syarat (a) sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai, (b) ketersediaan bahan media, (c) biaya pengadaan, dan (d)
kualitas atau mutu teknik.

E. Macam-macam media pembelajaran


1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
Media visual termasuk media grtafis, yang berfungsi untuk
menyalurkan pesan dan sumber ke penerima pesan. Pesan yang akan
disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.
Pengertian media visual adalah :“gambar yang secara keseluruhan dari
sesuatu yang dijelaskan ke dalam suatu bentuk yang dapat
divisualisasikan (Suparto, 1982).
2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan
sejenisnya
3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), LCD
Proyektor dan sejenisnya
4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR),
komputer dan sejenisnya.
Media komputer Media ini memiliki semua kelebihan yang
dimiliki oleh media lain. Selain mampu menampilkan teks, gerak,
suara dan gambar, komputer juga dapat digunakan secara interaktif,
bukan hanya searah. Bahkan komputer yang disambung dengan
internet dapat memberikan keleluasaan belajar menembus ruang dan
waktu serta menyediakan sumber belajar yang hampir tanpa batas.
5. Study Tour Media : Pembelajaran langsung ke obyek atau tempat study
seperti Museum, Candi, dll.
Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang
bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media
bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang
disebut Multi Media. Contoh : dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya
bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media
yang bersifat interaktif.
Biteable adalah sumber free video template yang sangat cocok karena
bisa sedikit bermain-main dan lebih ekspresif dengan ragam warna yang
dihadirkan di template mereka. Meski harus menyesuaikan dengan
kebutuhan, tapi ketika stok video Biteable sesuai dengan brand-mu,
audiensmu akan lebih mudah tertarik untuk mengklik tombol “Play” saat
mereka melihat warna-warna terang yang digunakan. Website ini juga
menyediakan berbagai jenis video yang dibagi menjadi beberapa kategori
agar memudahkanmu memilih jenis video apa yang akan kamu gunakan.
Menunya terdiri dari Business, Animated, Corporate, Educational, YouTube,
Instagram hingga pembuat intro sekaligus outro video.

Biteable merupakan website template video yang cukup


direkomendasikan karena tampilan websitenya sangat user-friendly.
Pengelompokkan template berdasar tema juga akan memudahkan pengguna
mendapatkan template yang dibutuhkan. Biteable tak akan membuat
pengguna kehabisan ide. Ada lebih dari 85.000 gambar dan animasi yang bisa
dipakai untuk membuat video. Setiap animasi berdurasi 3-5 detik, cukup
untuk menampilkan pesan promosi dengan efektif. Bahkan, pengguna bisa
mengedit font, warna, durasi, dan konten sesuai kebutuhan. Jika pengguna
ingin membuat video footage, tak perlu khawatir. Ada sekitar 800.000 klip
footage tersedia dengan beragam kategori. Apalagi jika ditambahkan audio
keren yang disediakan, tentu akan lebih menarik perhatian audiens.

F. Manfaat media pembelajaran


Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar
interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih
afektif dan efisien. Sedangkan secara lebih khusus manfaat media
pembelajaran adalah:
a. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan
Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar
guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan
informasi diantara siswa dimanapun berada.
b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar,
gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga
membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup,
tidak monoton dan tidak membosankan.
c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara aktif,
sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah.
d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara
maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak
harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan
sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami
pelajaran.
e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi
belajar lebih mandalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi
verbal dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika
diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan
mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih baik.
f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan
kapan saja
Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga
siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun
dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru.Perlu kita sadari waktu
belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar
lingkungan sekolah.
g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan
proses belajar
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong
siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri
sumber-sumber ilmu pengetahuan.
h. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki
waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya,
seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian,
memotivasi belajar, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari
sumber informasi kepada penerima informasi. Sedangkan pembelajaran
adalah usaha guru untuk menjadikan siswa melakukan kegiatan belajar.
Dengan demikian media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan informasi dari guru ke siswa sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dan pada akhirnya
dapat menjadikan siswa melakukan kegiatan belajar. Manfaat media
pembelajaran tersebut adalah: penyampaian materi pembelajaran dapat
diseragamkan, proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, proses
pembelajaran menjadi lebih interaktif, efisiensi dalam waktu dan tenaga,
meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, memungkinkan proses belajar
dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, menumbuhkan sikap positif
siswa terhadap materi dan proses belajar serta mengubah peran guru ke arah
yang lebih positif dan produktif. Penggunaan video animasi pembelajaran
biteable sangat mendukung kegiatan belajar siwa yang dilakukan secara
daring selama pandemi.
B. Saran
Guru yang profesional adalah guru yang mempunyai kemampuan berfikir
yang luas sebagai salah satu kewajiban profesinya yaitu mendidik dan
mengembangkan kemampuan pada peserta didik. Oleh karena itu, seorang
guru dituntut untuk mampu menguasai materi dengan cara mengajar dan
penggunaan media pembelajaran. Peran media pembelajaran sangat penting
karena dapat mempengaruhi berhasil tidaknya suatu pembelajaran.
Daftar Pustaka
Hamalik, 2005. Keterampilan Dasar Mengajar, Malang: Fakultas Tarbiyah, h.26
Anderson, R. H. 1987. Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk
Pembelajaran,
alih bahasa oleh: Yusufhadi Miarso, dkk., edisi 1. Jakarta: Penerbit CV.
Rajawali.
Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Degeng, N. S. 2001. Media Pembelajaran. Dalam kumpulan makalah PEKERTI
(Pengembangan Keterampilan Instruntur) untuk Quatum Teaching. Karya
tidak
diterbitkan.
Miarso, Teknologi Komunikasi Pendidikan. (Jakarta : Pustekkom Dikbud CV.
Rajawali, 1989), h. 11
Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : Sinar
Baru,
1989), h. 32
http://jurnalkesehatanmasyarakat.blogspot.com/2012/01/fungsi-dan-manfaat-
media-pembelajaran.html

http://endonesa.wordpress.com/ajaran-pembelajaran/media-pembelajaran/

http://zonainfosemua.blogspot.com/2011/01/media-berasal-dari-bahasa-latin.html

http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/18/media-pembelajaran-arti-posisi-fungsi-
klasifikasi-dan-karakteristiknya/

https://www.dewaweb.com/blog/video-template-gratis/

https://www.niagahoster.co.id/blog/template-video/

https://ruangguruku.com/pengertian-media-pembelajaran/
PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN
DINAS PENDIDIKAN, KEPEMUDAAN, DAN OLAHRAGA
SEKOLAH DASAR NEGERI SENDANGAGUNG 1
KECAMATAN PLAOSAN KABUPATEN MAGETAN
Alamat : Desa Sendangagung Kec. Plaosan Kab. Magetan
Kode Pos : 63361

SURAT PERNYATAAN PENYERAHAN BERKAS DI PERPUSTAKAAN

SDN SENDANGAGUNG 1 KABUPATEN MAGETAN

Yang bertandatangan dibawah ini :


Nama : SUMARNO, S.Pd.
NIP : 19640807 198703 1 017
Pangkat/ Gol.Ruang : Pembina TK 1/ IVb
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SDN Sendangagung 1 Kec. Plaosan Kab. Magetan
Dengan ini menyatakan bahwa makalah ini disusun oleh:
Nama : HADI PURNOMO, S.Pd.SD
NIP : 19870131 201403 1 001
Pangkat/ Gol.Ruang : Penata /IIIc
Jabatan : Guru Kelas
Unit Kerja : SDN Sendangagung 1 Kec. Plaosan Kab. Magetan

Dengan judul

PENERAPAN VIDEO ANIMASI PEMBELAJARAN BITEABLE DI MASA


PANDEMI

Sendangagung,02 Desember 2021

Pustakawan Penulis

Novi Rismayanti., S.Pd. Hadi Purnomo,S.Pd.SD


NIP. 19870131 201403 1 001

Mengetahui,
Kepala SDN SENDANGAGUNG 1

SUMARNO,S.Pd
NIP. 19640807 198703 1 017

Anda mungkin juga menyukai