Anda di halaman 1dari 10

ISSN 2747-268X (online)

Vol. 1 No. 2, 2021

Pengaruh Penggunaan Media Video Animasi Powtoon


Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas Lima
Di Kabupaten Barru
The Effect of Using Powtoon Animation Video Media on the Learning Outcomes of Fifth Grade Elementary School
Students in Barru Regency

Priskilah Elmawati*, Musfirah, Yonathan S Pasinggi


Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Makassar, Makassar, Indonesia
*Penulis Koresponden: : priskilah.ela12@gmail;

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media video animasi powtoon terhadap hasil belajar pada pembelajaran
tematik siswa kelas V UPTD SDN 145 Barru. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian eksperimen (pre-eksperimental design)
dengan menggunakan desain penelitian one group pretest-posttest design yaitu sebuah eksperimen yang dalam pelaksanaannya hanya
melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen tanpa adanya kelas kontrol (kelas pembanding). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media
video animasi powtoon, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik kelas V UPTD SD Negeri 145 Barru.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa UPTD SD Negeri 145 Barru dengan jumlah 163 orang siswa, sedangkan sampelnya adalah
kelas V UPTD SD Negeri 145 Barru dengan jumlah 22 orang siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan tes dalam
bentuk pilihan ganda (multipel choice) yang telah diuji validitasnya. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif dan teknik analisis
inferensial. Hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata nilai pretest siswa yaitu 49,31 dan mengalami peningkatan setelah diberi
perlakuan dengan nilai rata-rata posttest siswa yaitu 84,77. Hasil analisis statistik inferensial dengan melakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan Uji Paired Sample T-test menunjukkan Sig (2-tailed) < 0,005 (0,000 < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa media video animasi
powtoon berpengaruh terhadap hasil belajar pada pembelajaran tematik siswa kelas V UPTD SDN 145 Barru.

Kata Kunci: Video animasi powtoon, hasil belajar

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of using animation video media powtoon on learning outcomes in thematic learning of fifth grade students
UPTD SDN 145 Barru. This type of research is quantitative, namely experimental research (pre-experimental design) using a research one group
pretest-posttest design, which is an experiment which in its implementation only involves one class as an experimental class without a control
class (comparison class). The independent variable in this study was the animated videomedia variable powtoon, while the dependent’s student
learning outcomes in thematic learning for class V UPTD SD Negeri 145 Barru. The population in this study were all students of UPTD SD Negeri
145 Barru with a total of 163 students, while the sample was class V UPTD SD Negeri 145 Barru with a total of 22 students. The data collection
technique used is documentation and tests in the form of multiple choice which have been tested for validity. Data analysis used descriptive
analysis techniques and inferential analysis techniques. The results of descriptive statistics show that the average score of pretest students is 49.31
and has increased after being treated with an average posttest score of 84.77. The results of inferential statistical analysis by testing the hypothesis
using the Paired Sample T-test showed Sig (2-tailed) < 0.005 (0.000 < 0.05) so it can be concluded that the animation video media powtoon has an
effect on learning outcomes in thematic learning of fifth grade students UPTD SDN 145 Barru.

Keywords: Powtoon animation video, learning outcomes

10
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

1. PENDAHULUAN pembelajaran” (h. 20). Salah satu alternatif


penggunaan media pembelajaran yang dapat
Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu menunjang hasil belajar siswa yaitu dengan
pengetahuan dan teknologi juga mengalami kemajuan menggunakan media video animasi powtoon berupa
yang semakin hari semakin canggih. Kemajuan ilmu gambar-gambar yang dapat bergerak dan mirip
pengetahuan dan teknologi mempengaruhi berbagai dengan keadaan sebenarnya. Fajar, Riyana, & Hanoum
aspek dalam kehidupan manusia, salah satunya yaitu (2017) menyatakan bahwa video animasi pembelajaran
aspek pendidikan. Menurut Undang-Undang Nomor berbasis powtoon merupakan aplikasi yang bersifat
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, online yang berfungsi untuk membuat video media
Pasal 1 Ayat 1 sebagai berikut: Pendidikan adalah pembelajaran atau presentasi yang dapat diakses
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan secara online.
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya Dari hasil observasi pada tanggal 3 Februari 2021
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, dengan beberapa guru di SDN 145 Barru menyatakan
pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta bahwa mereka belum menerapkan media video
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, animasi powtoon, termasuk di kelas V UPTD SDN 145
bangsa, dan negara. Barru, yang mengatakan belum pernah menerapkan
media video animasi powtoon pada siswa.
Berdasarkan Undang-Undang di atas mengenai sistem
pendidikan nasional, diketahui bahwa usaha Penggunaan media video animasi powtoon diharapkan
pendidikan sangat mendorong manusia dalam rangka dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap
mengembangkan potensi dirinya, dengan cara hasil belajar siswa. Sebagaimana penelitian yang
menggali pengetahuan serta keterampilan yang dilakukan oleh Fajar, Riyana & Hanoum (2017) dengan
dimilikinya sehingga mampu menghadapi setiap judul pengaruh penggunaan media powtoon terhadap
perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi. pengetahuan sosial terpadu menyimpulkan bahwa
pelaksanaan proses pembelajaran dengan
Dalam pelaksanaan kurikulum 2013, pembelajaran menggunakan media powtoon berpengaruh dalam
untuk tingkat SD/MI sederajat melaksanakan meningkatkan hasil belajar siswa. Selanjutnya
pembelajaran tematik terpadu. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Arifah, Sari, Abdullah
tercantum dalam salinan lampiran Permendikbud No. (2020) dengan judul pengaruh penggunaan media
65 tahun 2003 tentang standar proses bahwa animasi powtoon terhadap hasil belajar estimasi biaya
pembelajaran tematik terpadu di SD/MI/SDLB/Paket A konstruksi di SMK Negeri 1 Sumatera Barat
disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. menyimpulkan bahwa media animasi powtoon layak
digunakan sebagai media pembelajaran dalam mata
Pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran pelajaran estimasi konstruksi di kelas XI SMK Negeri 1
terpadu yang melibatkan beberapa mata pelajaran Sumatera Barat.
menjadi satu tema. Gandasari (2019) menyatakan
“Pembelajaran tematik meliputi berbagai mata Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di
pelajaran yang disajikan secara terpadu dengan tema atas, maka direncanakan akan dilakukan penelitian
sebagai pemersatunya” (h. 24). Pada kondisi seperti dengan menggunakan media animasi powtoon yang
ini, diharapkan dapat menciptakan suasana berjudul “Pengaruh penggunaan media video animasi
pembelajaran yang kreatif, menarik, menyenangkan, powtoon terhadap hasil belajar pada pembelajaran
dan tidak membosankan bagi siswa, agar siswa dapat tematik siswa kelas V UPTD SDN 145 Barru”.
dengan mudah memahami materi saat pembelajaran
berlangsung. Salah satu cara untuk mempermudah
2. TINJAUAN PUSTAKA
siswa dalam memahami materi pelajaran yaitu dengan
2.1. Media Pembelajaran
menggunakan media pembelajaran.
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara
Putra (2013) menyatakan bahwa “Pembelajaran akan
atau pengantar pesan. Media merupakan alat yang
lebih dimengerti dan dipahami oleh peserta didik atau
digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan
siswa apabila didukung dengan menggunakan media

11
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

pesan agar lebih cepat dipahami dalam proses belajar- Lestari, Rochadi, & Maulana (2017) menyatakan
mengajar. Tujuan dari media adalah untuk bahwa animasi merupakan rangkaian gambar yang
memudahkan komunikasi dan belajar. Tirtoni (2018) disusun secara berurutan dan ketika rangkaian
menyatakan bahwa media merupakan alat yang dapat gambar tersebut ditampilkan dengan kecepatan yang
digunakan guru sebagai perantara penyampaian memadai, rangkaian gambar tersebut akan terlihat
informasi yang dapat merangsang pemikiran dan bergerak. Lebih lanjut Arifah, Sari, & Abdullah (2020)
perasaan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya mengemukakan pendapat yang menyatakan bahwa
kegiatan proses pembelajaran. “powtoon merupakan sebuah aplikasi animasi yang
dapat membuat media pembelajaran sesuai materi dan
Media pembelajaran mempunyai fungsi dalam tujuan pembelajaran yang ditampilkan secara kreatif,
membantu proses pembelajaran untuk mencapai interaktif dan inovatif” (h. 153).
tujuan pembelajaran. Nurdyansyah (2019)
mengemukakan pendapat yang menyatakan bahwa Widiyaningsih & Sulisworo (2021) menyatakan bahwa
fungsi media pembelajaran untuk meningkatkan langlah-langkah dalam pembuatan media powtoon
efektifitas dan efisiensi pembelajaran, untuk yaitu:
meningkatkan motivasi belajar siswa, menjadikan 1) Mengunjungi powtoon.com
peserta didik berinteraksi langsung dengan kenyataan, 2) Masukkan akun untuk menggunakan powtoon, lalu
mengatasi modalitas belajar peserta didik yang klik login
beragam, mengefektifkan proses komunikasi dalam 3) Setelah login, pilih template yang disesuaikan
pembelajaran, serta untuk meningkatkan kualitas dengan materi
dalam pembelajaran. Lebih lanjut Sukiman (2012) 4) Pada template yang sudah dipilih dapat dibuat
menyatakan bahwa “fungsi media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
adalah media pembelajaran dapat memperjelas 5) Lalu masukkan gambar dan suara yang ada di slide
penyajian pesan dan informasi sehingga dapat di setting dengan pose, swep, animation, dan flipnya
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil 6) Setelah selesai klik export lalu pilih upload powtoon
belajar” (h. 44). agar presentasi yang dibuat dapat dilihat oleh
orang lain.
Selain itu media pembelajaran juga memiliki
klasifikasi. Rahma (2019) menyatakan bahwa terdapat Selain memiliki kelebihan, media pop-up book juga
beberapa klasifikasi media pembelajaran yaitu media memiliki kekurangan. Nurharyani, Sardimi, &
visual gerak seperti film dan tv. Media audio visual Jumrodah (2015) menyatakan bahwa kelebihan
diam seperti film rangkai suara. Media audio semi menggunakan animasi powtoon yaitu mampu menarik
gerak seperti tulisan jauh bersuara. Media visual gerak perhatian siswa, dapat merangsang pemikiran siswa,
seperti film bisu. Media visual diam seperti foto, dan serta meningkatkan motivasi siswa sehingga
halaman cetak. Media audio seperti radio. Media cetak pembelajaran dapat menjadi berkesan. Sedangkan
seperti buku dan modul. Lebih lanjut Nurdyansyah kekurangan dalam menggunakan animasi powtoon
(2019) menyatakan bahwa terdapat beberapa yaitu harus disesuaikan dengan sistem dan kondisi
klasifikasi media pembelajaran yaitu media berbasis yang ada. Lebih lanjut Arifah, Sari, & Abdullah (2020)
manusia seperti guru. Media berbasis cetak seperti menyatakan bahwa kelebihan media animasi powtoon
buku dan buku latihan. Media berbasis visual seperti adalah media pembelajaran yang inovatif dan
gambar, dan peta. Media berbasis audio visual seperti interaktif, yang dapat digunakan untuk pembelajaran
video, dan film. Media berbasis komputer seperti kapanpun dan dimanapun. Sedangkan kekurangan
interaktif video, dan hypertext. dari media animasi powtoon adalah penggunaan
aplikasinya berbayar dan kondisi penggunaannya
2.2. Media video animasi powtoon dalam waktu yang ditentukan.
Powtoon merupakan sebuah aplikasi berbasis IT yang
digunakan untuk membuat video animasi secara 2.3. Hasil Belajar
ringkas dan bebas bayar yang dapat digunakan Nurrita (2018) menyatakan bahwa hasil belajar
sebagai alat bantu presentasi bagi guru dalam merupakan kemampuan individu siswa yang telah
melaksanakan proses pembelajaran. dicapai setelah melakukan proses kegiatan belajar
dengan menilai pengetahuan, sikap, serta

12
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

keterampilan pada diri siswa dengan adanya belum pernah menerapkan media video animasi
perubahan tingkah laku. Lebih lanjut Friskilia & powtoon pada siswa.
Winata (2018) menyatakan bahwa hasil belajar Berdasarkan fakta dan teori di atas, maka calon peneliti
merupakan salah satu gambaran atau bukti bermaksud untuk menerapkan media video animasi
keberhasilan kemampuan siswa dalam kegiatan powtoon pada pembelajaran tematik yang diawali
pembelajaran sesuai dengan bobot atau nilai yang dengan pemberian pretest dan terakhir dilakukan
dicapainya. pemberian posttest. Kemudian membandingkan hasil
pretest dan posttest yang diharapkan dapat
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar
belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. siswa kelas V UPTD SDN 145 Barru.
Novita & Novianty (2019) menyatakan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor 2.5. Hipotesis Penelitian
internal dan faktor eksternal. Faktor internalnya Sugiyono (2018) Hipotesis merupakan jawaban yang
adalah faktor yang mempengaruhi hasil belajar dari bersifat sementara terhadap rumusan masalah
dalam diri siswa seperti kecerdasan, minat, motivasi penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah
belajar sikap, serta kondisi fisik dan kesehatan. dinyatakan dalam bentuk kalimat.Berdasarkan
Sedangkan faktor eksternalnya adalah faktor yang rumusan masalah dan deskripsi teori yang telah
mempengaruhi hasil belajar dari luar diri siswa seperti dipaparkan sebelumnya maka dirumuskan hipotesis
keluarga, sekolah, dam masyarakat. Lebih lanjut sebagai berikut: Jika video animasi powtoon digunakan
Friskilia & Winata (2018) menyatakan bahwa faktor- dengan baik maka berpengaruh baik terhadap hasil
faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor belajar siswa. Adapun hipotesis statistiknya sebagai
internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa berikut:
faktor fisiologis (fisik) dan faktor psikologis 1. Hipotesis nol (H0)
(kecerdasan). Adapun faktor eksternal berupa faktor Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas V
sosial seperti keluarga, lingkungan, masyarakat, dan UPTD SDN 145 Barru sebelum dan sesudah diberi
sekolah. pengajaran media video animasi powtoon.
2. Hipotesis alternatif (Ha)
2.4. Kerangka Pikir Terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas V UPTD
Dalam pelaksanaan kurikulum 2013, pembelajaran SDN 145 Barru sebelum dan sesudah diberi pengajaran
untuk tingkat SD/MI sederajat melaksanakan media video animasi powtoon.
pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik
merupakan model pembelajaran terpadu yang Adapun hipotesis statistiknya sebagai berikut:
melibatkan beberapa mata pelajaran menjadi satu H0 : µ1 = µ2
tema. Sukayati & Wulandari (2009) menyatakan Ha : µ1 = µ2
bahwa dengan mengaitkan beberapa mata pelajaran, Keterangan:
maka akan membuat siswa memperoleh pengetahuan µ1 : Hasil siswa sebelum diberikan pengajaran
dan keterampilan dengan utuh, sehingga menjadikan (Pretest)
pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Pada kondisi µ1 : Hasil siswa setelah diberikan pengajaran
seperti ini, diharapkan dapat menciptakan suasana (Posttest)
pembelajaran yang kreatif, menarik, menyenangkan, H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa kelas
dan tidak membosankan bagi siswa, agar siswa dapat V UPTD SDN 145 Barru, sebelum dan sesudah
dengan mudah memahami materi saat pembelajaran diberi pengajaran menggunakan media video
berlangsung. Salah satu cara untuk mempermudah animasi powtoon.
pemahaman siswa yaitu dengan menggunakan media Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas
pembelajaran. V UPTD SDN 145 Barru, sebelum dan sesudah
diberi pengajaran menggunakan media video
Berdasarkan hasil observasi dengan beberapa guru di animasi powtoon.
SDN 145 Barru menyatakan bahwa mereka belum Kriteria pengujian hipotesis:
menerapkan media video animasi powtoon, termasuk Tolak : H0 jika P ≤ α dimana α = 0.05
di kelas V UPTD SDN 145 Barru, yang mengatakan Terima : H0 jika P > α dimana α = 0.05

13
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

3. METODE PENELITIAN 3.5. Populasi dan sampel


Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa
3.1. Pendekatan Penelitian
UPTD SDN 145 Barru semester genap tahun pelajaran
Siyoto & Sodik (2015) menyatakan bahwa penelitian 2020/ 2021. Jumlah populasi sebanyak 163 siswa.
kuantitatif merupakan penelitian yang sangat Siyoto & Sodik (2015) menyatakan bahwa “sampel juga
sistematis, terencana, dan terstruktur dari awal hingga bisa disebut sebagai bagian kecil dari populasi yang
akhir penelitian, yang penggunaanya menggunakan diambil menurut prosedur tertentu yang dapat
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran mewakili populasinya” (h. 65). Adapun yang menjadi
terhadap data tersebut, dan penampilan dari hasilnya. sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
V UPTD SDN 145 Barru.
3.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini 3.6. Definisi Operasional Variabel
adalah penelitian eksperimen (experiment research). Variabel penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu:
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini variabel bebas (media video animasi powtoon), dan
adalah penelitian eksperimen (pre-eksperimental variabel terikat (hasil belajar siswa pada pembelajaran
design). Sugiyono (2013) menyatakan bahwa penelitian tematik kelas V UPTD SD Negeri 145 Barru). Agar
pre-eksperimental merupakan bukan penelitian yang tidak ada kesalahpahaman, maka diuraikan sebagai
sebenarnya, jenis penelitian ini digunakan untuk berikut:
memperkirakan keadaan yang akan tercapai dengan 1. Media Pembelajaran Video Animasi Powtoon (X)
melakukan eksperimen yang sebenarnya. Media pembelajaran video animasi powtoon
merupakan media pembelajaran yang berupa video
3.3. Waktu dan Tempat Penelitian yang dibuat berdasarkan aplikasi powtoon. Media ini
Waktu penelitian ini dimulai pada bulan April sampai mengandalkan indera pendengaran dan indera
selesai. Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di penglihatan. Media powtoon ini berupa gambar-
UPTD SDN 145 Barru pada kelas V, yang beralamat di gambar yang dapat bergerak yang mirip dengan
Jalan Poros Parepare-Makassar km. 6, Kelurahan Bojo keadaan sebenarnya. Dalam kegiatan pembelajaran,
Baru, kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru 90753. guru memperlihatkan media video animasi powtoon
yang di dalamnya berisi tentang materi pelajaran,
3.4. Desain Penelitian kemudian siswa mengamati materi tersebut yang
Desain dari penelitian ini menggunakan metode ditampilkan secara saksama.
eksperimen jenis pre-experimental design bentuk One- 2. Hasil Belajar (Y)
Group Pretest-Posttest Design. Kelompok tersebut diberi Hasil belajar yang dimaksud adalah rata-rata
pretest untuk mengetahui keadaan awal siswa sebelum pencapaian hasil belajar siswa kelas V UPTD SD
diberikan treatment. Setelah diberikan pretest baru Negeri 145 Barru, yang diukur setelah objek diberi
diberikan treatment, kemudian dilakukan posttest. perlakuan dengan menerapkan media pembelajaran
Terakhir, membandingkan nilai pretest dengan posttest video animasi powtoon dalam proses pembelajaran.
untuk mengetahui hasil dari pemberian treatment Rata-rata pencapaian hasil belajar dalam penelitian ini
tersebut. diukur dengan memberikan tes dalam bentuk pilihan
O1 X ganda (multiple choice).
O2
3.7. Prosedur Penelitian
(Sumber : Sugiyono Sugiyono, 2013, h.
75) Prosedur penelitian dalam penelitian ini dilakukan
Keterangan: dengan memberi tes awal untuk mengetahui nilai awal
O1 : Nilai tes awal (Pretest) setiap siswa, kemudian di akhir setelah menerapkan
X : Pembelajaran dengan media video animasi powtoon media video animasi powtoon maka akan diberi tes
(Treatment) akhir untuk membandingkan hasil tes akhir yang
O2 : Nilai tes akhir (Posttest) dilakukan setelah pembelajaran.
Adapun rincian dari prosedur tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Tahap Persiapan Penelitian

14
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

Sebelum melaksanakan proses pembelajaran terlebih 3.9. Teknik Analisis Data


dahulu dibuat beberapa persiapan yaitu menyusun Dalam penelitian ini ada dua teknik analisis data yang
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan digunakan yaitu teknik analisis statistik deskriptif dan
membuat soal tes pilihan ganda (multiple choice) yang teknik analisis statistik inferensial, diantaranya yaitu
digunakan untuk pretest dan posttest. sebagai berikut :
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif
Tahap pelaksanaan penelitian ini terdiri dari Pretest Teknik analisis statistik deskriptif digunakan untuk
(tes awal) untuk mengetahui hasil belajar siswa mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
sebelum diberikan treatment (perlakuan). Kemudian, telah diperoleh. Sugiyono (2013) menyatakan bahwa
pemberian treatment di kelas pada saat pelaksanaan Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan
proses pembelajaran dengan menggunakan media untuk menganalisis data dengan cara
video animasi powtoon. mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
3. Tahap Akhir Penelitian telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
Pemberian posttest (tes akhir) di kelas untuk bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
mengetahui adakah pengaruh media video animasi umum atau generalisasi (h. 147). Pada analisis statistik
powtoon terhadap hasil belajar siswa setelah diberikan inferensial dimaksudkan untuk menguji hipotesis
treatment (perlakuan). penelitian. Sugiyono (2013) menyatakan bahwa
statistik inferensial merupakan teknik statistik yang
3.8. Teknik Pengumpulan Data digunakan untuk menganalisis data sampel dan
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam menerapkan hasilnya pada populasi. Sebelum
penelitian ini, digunakan beberapa teknik dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu
pengumpulan data, antara lain sebagai berikut: dilakukan uji prasyarat data. Pada uji prasyarat data
1. Tes dilakukan uji normalitas dan uji hipotesis. Data dalam
Tes merupakan alat yang digunakan untuk mengukur penelitian diolah dengan menggunakan Statistical
pengetahuan terhadap materi (Siyoto & Sodik, 2015). Package for Social Science (SPSS) versi 22.
Tes yang dilakukan yaitu pretest (tes awal) dan posttest a. Uji Normalitas Data
(tes akhir). Adapun bentuk tes yang diberikan dalam Pengujian persyaratan analisis untuk penggunaan
penelitian ini yaitu soal tes pilihan ganda (multiple statistik korelasi adalah data subjek yang diperoleh
choice) masing-masing berjumlah 20 nomor. harus berdistribusi normal. Menurut Sugiyono (2013)
uji normalitas adalah salah satu uji prasyarat untuk
Pemilihan bentuk soal pilihan ganda (multiple choice) memenuhi asumsi kenormalan dalam analisis data
ini dilakukan untuk mengurangi tingkat kesulitan statistik parametrik untuk mengetahui apakah sebaran
dalam memberikan skor. Pada setiap pertanyaan jika data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
responden menjawab tepat maka diberi skor 1, data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
sebaliknya jika responden menjawab kurang tepat diperoleh dari subjek berdistribusi normal atau tidak.
maka diberi skor 0. Soal yang dibuat berkaitan dengan Uji normalitas diperoleh dari nilai tes awal dan tes
indikator yang telah ditetapkan pada Rencana akhir. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Salam, Faisal, dengan menggunakan sistem dengan metode
Khalik, & Hafid (2019) menyatakan bahwa RPP Kolmogorov-Smirnov.
merupakan rencana yang menggambarkan prosedur 𝑥𝑖−𝑋
̅
𝑍𝑖 = (3.3)
𝑠
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar
yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan
dalam silabus. Keterangan :
2. Dokumentasi 𝑍𝑖 = data / nilai
Dokumentasi yang dikumpulkan berupa hasil belajar xi = rata-rata (mean)
siswa dan rencana pelaksanaan pembelajaran, hal ini s = standar deviasi
dimaksudkan untuk memperoleh data yang
berhubungan dengan penggunaan media video Adapun kriteria pengujian menggunakan SPSS, yaitu
animasi powtoon di UPTD SD Negeri 145 Barru. dikatakan data berdistribusi normal jika signifikansi
yang diperoleh ≥ 0,05. Sebaliknya, dikatakan bahwa

15
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

data tidak terdistribusi normal jika signifikansi yang adalah tes pilihan ganda dengan bobot soal yang sama.
diperoleh < 0,05. Instrumen tes pada pretest dan posttest masing-masing
b. Uji Hipotesis berjumlah 20 soal yang dibuat berbeda dengan tetap
Uji hipotesis digunakan untuk menganalisis data yang memperhatikan tingkat kesulitan yang sama.
telah diperoleh dari hasil pre-test dan post-test. Menurut 1. Hasil Statistik Deskriptif
Kadir (2019) berikut rumus cara mencari besar thitung Hasil statistik deskriptif memberikan gambaran secara
menggunakan sistem atau software komputer bernama umum hasil belajar siswa pada tes awal (Pretest) dan
Statistical Package for Sosial Science (SPSS) versi 22 untuk tes akhir (Posttest). Berdasarkan data tes awal (pretest)
mempermudah perhitungan dan untuk mendapatkan dapat terlihat bahwa dari sampel yang berjumlah 22
hasil yang lebih akurat. Data dianalisis dengan orang siswa, rata-rata nilai (mean) yang diperoleh
menggunakan rumus uji PairedSample T-Test. Tes yang siswa yaitu 49,31 dengan nilai tengah (median) yaitu
digunakan untuk mengetahui apakah tedapat 45 dan modusnya yaitu 45. Sedangkan standar deviasi
perbedaan rata-rata dua sampel dalam hal ini data data yang didapatkan yaitu 12,27 dengan nilai minimum
tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) yang sumber yaitu 30 dan nilai maksimum yaitu 75, dapat dilihat
datanya sama. bahwa nilai pretest siswa dengan frekuensi terbanyak
yaitu 45 dengan jumlah 5 siswa atau 22,7%. Sedangkan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN frekuensi yang paling sedikit adalah 30, 55, 65, 70, dan
75 dengan jumlah masing-masing 1 siswa atau 4,5%.
Penelitian ini dilaksanakan di UPTD SDN 145 Barru Frekuensi 35 dan 40 dengan jumlah 3 siswa atau 13,6%.
yang merupakan jenis penelitian Pre-eksperimental Frekuensi 50 dengan jumlah 2 siswa atau 9,1%, dan
dalam bentuk One-Group Pretest-Posstest Design. frekuensi 60 dengan dengan jumlah 4 siswa atau
Penelitian ini dilaksanakan dengan meminta izin 18,2%.
terlebih dahulu pada pihak sekolah yang dilengkapi
dengan surat izin melakukan penelitian dari kampus Frekuensi dan persentase ketuntasan pretest siswa
untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut. maka dapat dilihat bahwa berdasarkan Kriteria
Setelah mendapat izin dari pihak sekolah, selanjutnya Ketuntasan Minimal (KKM) jumlah siswa yang tidak
peneliti berdiskusi dengan kepala sekolah beserta wali tuntas sebanyak 20 orang siswa dengan persentase
kelas V untuk membahas jadwal penelitian yang akan 90,9%, sedangkan jumlah siswa yang tuntas hanya 2
dilakukan. orang siswa dengan persentase 9,1%.

Penelitian pertama kali dilaksanakan pada tanggal 6 Berdasarkan data tes akhir (posttest) dapat terlihat
April 2021 yaitu pemberian tes awal (pretest), bahwa dari sampel yang berjumlah 22 orang siswa,
kemudian pada tanggal 7 April 2021 pemberian rata-rata nilai (mean) yang diperoleh yaitu 84,77
perlakuan berupa pengajaran dengan menggunakan dengan nilai median 85 dan modus 85, sedangkan
media video animasi powtoon (treatment). Kegiatan standar deviasi diperoleh yaitu 8,793 dengan nilai
selanjutnya pada tanggal 8 April 2021 pemberian minimum yaitu 65 dan maksimum 95, dapat dilihat
perlakuan (treatment) dan pemberian tes akhir bahwa nilai posttest siswa dengan frekuensi terbanyak
(posttest). Sebelum melakukan penelitian, terlebih yaitu 85 dengan jumlah 6 siswa atau 27,3%. Sedangkan
dahulu dilakukan uji validitas isi. Validitas isi frekuensi yang paling sedikit adalah 65 dan 75 dengan
diperlukan untuk mengukur keterwakilan aspek pada masing-masing jumlah 1 siswa atau 4,5%. Frekuensi 70
instrument. Uji validitas isi pada penelitian ini dengan jumlah 2 siswa atau 9,1%. Frekuensi 80 dengan
menggunakan bantuan para ahli yang sesuai dengan jumlah 3 siswa atau 13,6%. Frekuensi 90 dengan
disiplin ilmu instrumen yang akan diujikan. jumlah 4 siswa atau 18,2% dan frekuensi 95 dengan
jumlah 5 siswa atau 22,7%.
Validator dalam penelitian ini dijadikan sebagai ahli
dalam mengkonsultasikan media yang digunakan Frekuensi dan persentase ketuntasan posttest siswa
adalah dosen PGSD Parepare yaitu Wawan Krismanto, maka dapat dilihat bahwa berdasarkan Kriteria
S.Pd., M.Pd. Sedangkan dalam mengkonsultasi Ketuntasan Minimal (KKM) jumlah siswa yang tidak
instrumen tes yang dibuat adalah dosen Bahasa tuntas sebanyak 1 orang siswa dengan persentase 4,5%
Indonesia dan dosen IPA. Dosen Bahasa Indonesia sedangkan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 21
yaitu Nur Ilmi, S.Pd., M.Pd. dan dosen IPA yaitu Ila orang siswa dengan persentase 95,4%.
Israwaty, S.Si., M.Si. Instrumen tes dalam penelitian ini

16
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

2. Hasil Statistik Inferensial Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan


Hasil analisis statistik inferensial untuk menjawab bahwa adanya pengaruh penggunaan media video
hipotesis yang telah dirumuskan, sebelum melakukan animasi powtoon terhadap hasil belajar pada
analisis inferensial, terlebih dahulu dilakukan uji pembelajaran tematik siswa kelas V UPTD SDN 145
prasyarat yaitu uji normalitas. Barru.

Uji normalitas data menggunakan bantuan propram Penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu variabel
Statistical Package For Social Science (SPSS) versi 22. bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya yaitu
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah media video animasi powtoon dan variabel terikatnya
data berdistribusi normal atau tidak, dengan kriteria yaitu hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik
pengujian jika signifikansi yang diperoleh > 0,05 maka kelas V UPTD SD Negeri 145 Barru. Peneliti
data dinyatakan berdistribusi normal. Sebaliknya, mengambil 1 kelas yaitu kelas V sebagai kelas
dikatakan bahwa data berdistribusi tidak normal jika eksperimen dengan menggunakan media video
signifikansi yang diperoleh < 0,05. Berdasarkan hasil animasi powtoon dan sampel di kelas eksperimen
analisis data dengan menggunakan SPSS versi 22 berjumlah 22 orang siswa.
diperoleh data uji normalitas pada kelas V. hasil uji
normalitas menggunakan SPSS 22 dengan metode Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa hasil
Kolmogorov-Smirnov memperoleh hasil signifikansi belajar siswa setelah diberikan perlakuan pada posttest
pretest 0,054 > 0,05 dan posttest 0,034 > 0,05, maka nilai mengalami peningkatan dibandingkan sebelum
pretest dan posttest berdistribusi normal. diberikan perlakuan pada pretest. Hal ini dikarenakan
b. Uji Hipotesis perlakuan berupa media video animasi powtoon yaitu
Adapun hipotesis statistiknya sebagai berikut: gambar-gambar yang bergerak mirip dengan keadaan
H0 : µ1 = µ2 yang sebenarnya sehingga dapat menarik perhatian
Ha : µ1 = µ2 siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat yang
Keterangan: dikemukakan oleh Sandi, Rumape, & Mohamad (2016)
µ_1 : Hasil siswa sebelum diberikan pengajaran bahwa media animasi merupakan sebuah bentuk
(Pretest) media berupa gambar-gambar yang bergerak yang
µ_2 : Hasil siswa setelah diberikan pengajaran mirip dengan keadaan sebenarnya yang digunakan
(Posttest) sebagai bentuk interaksi antara guru dan siswa agar
H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa kelas V proses pembelajaran menjadi efektif. Lebih lanjut
UPTD SDN 145 Barru, sebelum dan sesudah diberi Ponza, Jampel, & Sudarma (2018) menyatakan bahwa
pengajaran menggunakan media video animasi video animasi powtoon merupakan video animasi
powtoon. kartun yang berisi materi pelajaran yang menarik serta
Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas V cocok untuk siswa di sekolah dasar, dan dapat
UPTD SDN 145 Barru, sebelum dan sesudah diberi digunakan sebagai media pembelajaran bagi sekolah
pengajaran menggunakan media video animasi dasar.
powtoon.
Kriteria pengujian hipotesis Data hasil belajar siswa jika dikelompokkan
Tolak : H0 jika P ≤α dimana α = 0.05 berdasarkan tingkat ketuntasan dengan berdasar pada
Terima : H0 jika P >α dimana α = 0.05 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dapat dilihat
Untuk menguji hipotesis digunakan Uji t (ttest). bahwa hasil dari pretest dengan jumlah 22 siswa
Untuk pengujian hipotesis digunakan uji Paired terdapat 2 siswa yang mendapat nilai tuntas dengan
Sample T-Test. persentase 9,1% dan terdapat 20 siswa yang mendapat
nilai tidak tuntas dengan persentase 90,9%. Sedangkan
Uji hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi 5% hasil dari posttest menunjukkan bahwa terdapat 21
(0,05). Hasil yang diperoleh dari kelas V yaitu siswa yang mendapat nilai tuntas dengan persentase
signifikansi diperoleh nilai lebih kecil dari 0,05 yaitu 95,4% dan terdapat 1 siswa yang mendapat nilai tidak
0,000 < 0,05. Sig. (2-tailed) < 0,05 atau 0,000 < 0,05 tuntas dengan persentase 4,5%. Hal ini disebabkan
artinya terdapat perbedaan ketika tes awal (pretest) dan proses pembelajaran dengan penggunaan media video
hasil tes akhir (posttest) sehingga Hipotesis nol (Ho) animasi powtoon mempunyai daya tarik dan mudah
ditolak dan Hipotesis alternatif (Ha) diterima. digunakan sehingga dapat menumbuhkan

17
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

pemahaman siswa. Hal ini sejalan dengan Nurharyani, Nurharyani, D., Sardimi, & Jumrodah. 2015. Pengaruh
Sardimi, & Jumrodah (2015) menyatakan bahwa Media Animasi Terhadap Hasil Belajar Konsep
kelebihan dari animasi powtoon adalah dapat menarik Sistem Peredaran Darah Manusia Siswa Kelas
perhatian siswa, dapat merangsang pemikiran siswa, VIII MTs Raudhatul Jannah Palangkaraya.
serta meningkatkan motivasi siswa sehingga EduSains, 3 (2): 125-140.
pembelajaran dapat menjadi berkesan. Putra, I. E. 2013. Teknologi Media Pembelajaran
Sejarah Melalui Pemanfaatan Multimedia
Hasil uji normalitas untuk pretest dan posttest Animasi Interaktif. Jurnal TEKNOIF, 1 (2): 20-25.
menggunakan bantuan SPSS dengan teknik Fajar, S., Riyana, C., & Hanoum, N. 2017. Pengaruh
Kolmogorov-Smirnov didapatkan signifikansi 0,054 dan Penggunaan Media Powtoon Terhadap Hasil
0,034 yang artinya signifikansi lebih besar dari 0,05. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu
Berdasarkan hasil uji normalitas tersebut dapat Pengetahuan Sosial Terpadu.
dikatakan bahwa data berdistribusi normal sehingga EDUTCEHNOLOGIA, 3 (2): 101-114.
pengujian normalitas dikatakan terpenuhi. Setelah Friskilia, O. S., & Winata, H. 2018. Regulasi Diri
didapatkan bahwa data berdistribusi normal baru (Pengaturan Diri) Sebagai Determinan Hasil
dilanjutkan pengujian hipotesis. Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal
Pendidikan Manajemen Perkantoran, 3 (1): 36-43.
Uji hipotesis dengan bantuan aplikasi SPSS dengan Gandasari, M. F. 2019. Pengembangan Model
kriteria H0 ditolak jika P < ɑ = 0,05. Hasil uji hipotesis Pembelajaran Tematik Pendidikan Jasmani
dapat dikatakan signifikansi 0,000 yang artinya Olahraga dan Kesehatan Untuk Sekolah Dasar.
signifikansi lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia, 15 (1): 22-27.
dikatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar Kadir. 2015. Statistika Terapan. Depok: Rajawali Pers
siswa kelas V sebelum dan sesudah penggunaan media Lestari, D., Rochadi, D., & Maulana, A. 2017. Pengaruh
video animasi powtoon pada pembelajaran tematik di Media Pembelajaran Berbasis Animasi Terhadap
UPTD SDN 145 Barru. Berdasarkan hasil tersebut Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pelajaran
maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media Menggambar Bentuk Bidang Kompetensi
video animasi powtoon berpengaruh terhadap hasil Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMKN 4
belajar pada pembelajaran tematik siswa kelas V UPTD Tangerang Selatan. Jurnal Pendidikan Teknik Sipil,
SDN 145 Barru. 6 (2): 1-8.
Novita, L., & Novianty, A. 2019. Pengaruh Penggunaan
5. KESIMPULAN Media Pembelajaran Audio Visual Animasi
Terhadap Hasil Belajar Subtema Benda Tunggal
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama dan Campuran. Jurnal JTIEE, 3 (1): 46-53.
melaksanakan penelitian ini, maka dapat ditarik Nurdyansyah. 2019. Media Pembelajaran Inovatif.
kesimpulan bahwa terdapat pengaruh penggunaan Sidoarjo: UMSIDA Press
media video animasi powtoon terhadap hasil belajar Nurrita, T. 2018. Pengembangan Media Pembelajaran
siswa pada pembelajaran tematik siswa kelas V UPTD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal
SDN 145 Barru. Hal ini dibuktikan dengan perolehan Misykat, 03 (01): 171-187.
nilai rata-rata pretest dan posttest siswa mengalami Ponza, P. J. R., Jampel, N., & Sudarma, K. 2018.
peningkatan setelah diberi perlakuan berupa Pengembangan Media Video Animasi Pada
pembelajaran dengan menggunakan media video Pembelajaran Siswa Kelas IV di Sekolah Dasar.
animasi powtoon, hal tersebut membuktikan bahwa Jurnal EDUTECH Universitas Pendidikan Ganesha,
penggunaan media video animasi powtoon 6 (1): 9-19.
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Rahma, F. I. 2019. Media Pembelajaran. Jurnal Studi
Islam, 14 (2): 87-99.
DAFTAR PUSTAKA Sandi, F., Rumape, O., & Mohamad, E. 2016. Pengaruh
Arifah, N., Sari, N. M., & Abdullah, R. 2020. Pengaruh Media Animasi Terhadap Hasil Belajar Siswa
Penggunaan Media Animasi Powtoon Terhadap Kelas XI Pada Materi Larutan Penyangga di SMA
Hasil Belajar Estimasi Biaya Konstruksi di SMK Negeri 1 Tilamuta. Jurnal Entropi, 11 (2): 161-167.
Negeri 1 Sumatera Barat. Jurnal Teknik Sipil, 1(4):
152-155.

18
PINISI JOURNAL OF EDUCATION

Siyoto, S., & Sodik, M. A. 2015. Dasar Metodologi Widiyaningsih, B., & Sulisworo, D. 2021.
Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Pengembangan dan Pemanfaatan Multimedia
Publishing Pembelajaran Matematika Dengan Powtoon di
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Masa Pendemi Covid-19. Jurnal Ekonomi dan
dan R & D. Bandung: Alfabeta Teknik Informatika, 9 (1): 47-57.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Sukayati, & Wulandari, S. 2009. Pembelajaran Tematik di
Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani SD. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan
Tirtoni, F. 2018. Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar. Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Sidoarjo: Umsida Press Kependidikan (PPPPTK) Matematika.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun
2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Depdiknas

19

Anda mungkin juga menyukai