NIM : 11210183000016
KELAS/PRODI : 2A/PGMI
¹Muhammad Kristiawan, Filsafat Pendidikan; The Choice Is Yours. (Jogjakarta: Valia Pustaka, 2016),
hlm. 1.
²Muhammad Anwar, Filsafat Pendidikan. (Jakarta: Kencana, 2015), hlm. 1.
d) Logika
Logika adalah bidang filsafat yang mengkaji mengenai aturan, prinsip, hukum, dan
juga metode dalam memperoleh pengetahuan melalui penggunaan kata, bahasa
yang sistematis, dan akal. Dengan kita memakai aturan atau hukum tersebut kita
dapat membedakan yang baik dan tidak.
3. Aliran filsafat
a) Aliran Progresivisme
Pada persefektif progresivisme, manusia harus senantiasa bergerak maju (progress)
supaya ada kemajuan dalam hidupnya, dan bertindak secara inovatif, kreatif, positif,
dinamis, dan konstruktif. Itu semua disebabkan karena manusia memiliki insting
untuk selalu menginginkan perubahan. Didalam aliran filsafat ini, manusia dapat
menghadapi segala tantangan kehidupan, dan dalam memandang kehidupan
manusia harus pragmatis.
b) Aliran Konstruktivisme
c) Aliran humanistik
Filsafat humanistik pada dewasa ini memandang manusia, dalam hal ini siswa,
sebagai makhluk yang memiliki potensi dan kebebasan untuk mewujudkannya.
Manusia pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dari pendidikan. Manusia selalu
terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam hal pendidikan.
d) Aliran idealisme
Realitas tertinggi adalah roh, bukan fisik maupun materi. Pada aliran ini
pengetahuan yang didapat melalui panca indera itu tidak pasti dan tidak lengkap.
Sedangkan memandang nilai menganggap tetap dan tidak berubah, misalnya baik,
benar, indah, buruk, dan sesuatu yang tidak berubah secara mendasar.
e) Aliran nativisme
Aliran nativisme berasal dari tradisi leibniz yang mengacu pada kemampuan anak,
oleh karena itu faktor lingkungan tidak terlalu berpengaruh dalam perkembangan
anak didalam bidang pendidikan. Hasil perkembangan ditentukan oleh faktor
keturunan sejak lahir dan genetik orang tua. Tujuan dari aliran ini adalah dapat
mengembangkan bakat yang dimiliki, menjadikan individu berkompetensi, dan
dapat bijaksana dalam menentukan pilihan.
g) Aliran rasionalisme
4. Ilmu pendidikan
Istilah Ilmu pendidikan sering disebut sebagai terjemahan dari bahasa Yunani
paedagogues, yang berarti pemuda yang bertugas untuk mengantar anak ke sekolah
serta menjaga agar ia bertingkah laku susila dan disiplin.⁴ Dari istilah inilah kemudian
dikembangkan menjadi istilah-istilah lain dalam pendidikan, seperti pendidik
(pedagog), mendidik (pedagogi), dan kemudia melahirkan ilmu pendidikan
(paedagogiek).⁵
Ruang lingkup filsafat semuanya sangat luas dalam bidang pikiran manusia. Segala
sesuatu yang bisa ada dan benar adalah secara konkrit, abstrak dan immaterial (tidak
terlihat) dan benar-benar ada (realitas).
Filsafat Pendidikan adalah pemberian informasi kepada pendidik tentang strategi dan
metode untuk menerapkan prinsip-prinsip pendidikan orang dewasa. Literatur tentang
filsafat pendidikan menjelaskan, "Ketika seorang pendidik dewasa terlibat dalam
praktik pendidikan, keyakinan tertentu tentang kehidupan secara umum diterapkan
pada praktik tersebut."⁶
Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu dan keraguan, tetapi filsafat dimulai
dengan keduanya. Melalui pendidikan, anak mendapatkan apa yang ingin dicapainya.
Ini adalah sesuatu yang harus dibawa individu melalui kegiatan pendidikan mereka.
Filsafat dan pendidikan memberikan satu kesatuan untuk semua kegiatan pendidikan.
Semua upaya tidak dipisahkan, tetapi saling terkait untuk kesinambungan
Hubungan pendidikan dan kebudayaan ialah agar manusia dapat berperilaku sebagai
makhluk budaya, mudah bersosialisasi dalam masyarakat, beradaptasai dengan
lingkungan, dan menjamin kelangsungan hidup baik individu, kelompok, maupun
masyarakat secara keseluruhan.
⁴Munir Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan. (Palopo: Lembaga Penerbit Kampus IAIN Palopo, 2018),
hlm. 21.
⁵Wens Tenlain, dkk. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), hlm. 5.
⁶ Hisarma Saragih,dkk. Filsafat Pendidikan. (Yayasan Kita Menulis, 2021), hlm. 62.