Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN”

KELOMPOK 2

DISUSUN OLEH :
1. EKA YOGA ADI NUR PUTRA (NIM : A1H222005)
2. RIFKY PANDYA PUTRA (NIM : A1H222007)
3. AHMAD FARDIANSYAH (NIM : A1H222008)

PRODI KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam
keseluruhan hidup manusia.Pendidikan berintikan interaksi antar
manusia,terutama antara pendidik dan terdidik demi mencapai
tujuan pendidikan nasional. Dalam interaksi tersebut terlibat isi
yang diinteraksikan serta proses bagaimana interaksi tersebut
berlangsung.
Dalam proses pendidikan, aliran-aliran filsafat yaitu
progresivisme, konstruktivisme,dan humanisme menghendaki agar
peserta didik dapat menggunakan kemampuannya secara
konstruktif dan komprehensif untuk menyesuaikan diri dengan
tuntunan perkembangan ilmu dan teknologi. Peserta didik harus
aktif mengembangkan pengetahuan,bukan hanya menunggu
arahan dan petunjuk dari guru atau sesama siswa. Kreativitas dan
keaktifan peserta didik membantu untuk berdiri sendiri dalam
kehidupan, aliran-aliran filsafat ini mengutamakan peran peserta
didik dalam berinisiatif dan juga mengembangkan potensinya.
B. Rumusan Masalah

Dari pembahasan materi tersebut, dan agar tersusun secara


sistematis dan efisien maka timbulah beberapa rumusan masalah
yang diantaranya :

1. Apa itu pengertian aliran progresivisme, konstruktivisme, dan


humanisme?

2. Siapa saja tokoh-tokoh dalam aliran tersebut?

3. Apa teori tokoh tokoh dari masing-masing aliran?

C. Tujuan

Dalam membahas materi ini tujuan yang dapat diambil yaitu :

1. Untuk mengetahui aliran filsafat pendidikan

2. Untuk mengetahui tokoh tokoh pada aliran filsafat pendidikan


BAB II

PEMBAHASAN
A. Filsafat
Pembahasan Filsafat berawal dari penelusuran asal makna dan
bahasanya; yakni dalam bahasa yunani disebut "Philosophia",
sedang dalam bahasa inggris disebut " Philosophy" demikian pula
dalam bahasa arab disebut" Al-Falsafah"; sedangkan orang yang
berpikir filsafat disebut: Failasuf, philosopher.
Filsafat dalam pengertian etimologi, berasal dari bahasa
yunani philosophia yang terdiri dari dua kata yakni : kata philein
yaitu
mencintai atau philos, philia atau love yang berarti cinta atau suka.
Sedangkan kata shopia atau wisdom berarti kebijaksanaan, jadi
philosophia berarti suka pada kebijaksanaan, maka dapat dikatakan
setiap orang yang berfilsafat akan melahirkan pandangan yang
bijaksana.
B. Filsafat Pendidikan
Filsafat dan pendidikan sebenarnya adalah dua istilah yang
mempunyai makna sendiri.Akan tetapi ketika digabungkan akan
memiliki makna baru dan khusus.Filsafat pendidikan tidak dapat
dipisahkan dari ilmu filsafat secara umum. Filsafat pendidikan
berperan untuk terus menganalisis dan mengkritisi aspek akademik
dan humanis demi sebuah pendidikan yang utuh dan seimbang.
Filsafat pendidikan akan terus melakukan peninjauan terhadap
proses pendidikan demi perkembangan pendidikan yang mencetak
manusia handal.
C. PROGRESIVISME
Progresivisme berasal dari kata progress yang memiliki arti
kemajuan.Progresivisme merupakan suatu aliran yang menekankan
bahwa pendidikan bukan hanya sekedar pemberian sekumpulan
pengetahuan kepada peserta didik, tetapi hendaklah berisi
aktivitas-aktivitas yang mengarah pada pelatihan kemampuan
berpikir mereka sedemikian rupa sehingga mereka dapat berpikir
secara sistematis melalui cara-cara ilmiah seperti memberikan
analisis.
Dalam konsep progresivisme, bahwa pendidikan bukanlah
sekedar mentransfer pengetahuan kepada peserta didik, melainkan
melatih kemampuan dan keterampilan dengan memberikan
rangsangan yang tepat kepada mereka. Progresivisme merupakan
gerakan dalam bidang pendidikan yang di pelopori oleh John
Dewey. Sejak kelahirannya, aliran ini berusaha menanggapi secara
positif tentang pengaruh yang bersumber dari ilmu pengetahuan
dan teknologi.

Adapun tokoh-tokoh aliran progresivisme :

1. William James ( 11 Januari 1842 – 26 Agustus 1910)


James meyakini bahwa otak atau pikiran, aspek dari eksistensi
organik harus mempunyai fungsi biologis dan nilai kelanjutan hidup.
Dia menjelaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai
bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam.
James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa dari pra konsepsi
teologis,dan menempatkan diatas dasar ilmu perilaku.

2. Jhon Dewey (1859 – 1952)

Jhon Dewey mengungkapkan teori filsafat pragmatisme yang


diukur dengan standar rasional. Teori Dewey tentang sekolah
adalah “progresivisme” lebih menekankan pada anak didik dan
minatnya dari mata pelajarannya sendiri. Maka muncul lah “Child
Centered Curriculum”, dan “Child Centered School”. Progresivisme
mempersiapkan anak masa kini di banding masa depan yang belum
jelas.

3. Hans Vaihinger (1852 – 1933)

Menurut Hans Vaihinger, kata tau hanya mempunyai arti


praktis. Persesuaian dengan objeknya tidak mungkin
dibuktikan;satu-satunya ukuran bagai berpikir ialah gunanya (dalam
bahasa yunani pragma) untuk mempengaruhi kejadian-kejadian di
dunia.

D. KONSTRUKTIVISME
Aliran konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran
yang bersifat generatif, yaitu tindakan yang menciptakan sesuatu
makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme juga dapat
diartikan sebagai suatu filsafat pengetahuan yang memiliki
anggapan bahwa pengetahuan adalah hasil dari konstruksi
(bentukan) manusia itu sendiri. Manusia membentuk pengetahuan
mereka melalui interaksi mereka dengan objek, fenomena,
pengalaman dan lingkungan mereka.
Tokoh-tokoh kostruktivisme yaitu :

1. Jean Pieget

Pieget dikenal sebagai konstruktivis pertama (Dahar, 1989 :


159) menegaskan bahwa proses untuk menemukan teori dan
pengetahuan yang dibangun dari realitas lapangan. Peran guru
dalam proses pembelajaran adalah sebagai fasilitator dan
moderator. Ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang
anak, kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai dengan schemata
yang dimilikinya.

2. Lev Semenovich Vygotsky

Vygotsky menyatakan bahwa siswa dalam suatu konsep perlu


memperhatikan lingkungan sosial.Konstruktivisme ini oleh
Vygotsky disebut Konstruktivisme sosial. Vygotsky menempatkan
lebih banyak pada lingkungan sosial sebagai fasilitator
perkembangan dan pembelajaran. Seluruh fungsi mental yang
lebih tinggi berasal dari lingkungan sosial.
Prinsip teori belajar Menurut aliran Konstruktivisme adalah:
1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri
2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke
murid,kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk
menalar.
3. Guru sekedar hanya membantu menyediakan saran dan
situasi agar proses konstruksi berjalan lancar.
4. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.
5. Mencari dan menilai pendapat siswa.
E. HUMANISME

Aliran Humanisme merupakan proses belajar yang


memanusiakan manusia.Hal ini dapat diartikan bahwa setiap
individu dapat menggali kemampuannya sendiri untuk
diterapkan dalam lingkungan.Pembelajaran pada aliran
humanisme ini memusatkan perhatian kepada siswa sehingga
menitikberatkan pada penilaian kognitif dan afektif. Pendekatan
humanistic dalam pendidikan menekankan pada perkembangan
positif.
Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk
mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan
mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup
kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk
pengembangan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri,
menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat.Dalam teori
belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika siswa
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam
proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu
mencapai aktualisasi diri dengan sebaik- baiknya. Teori belajar ini
berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pengamatnya.
Ada salah satu ide penting dalam teori belajar humanisme
yaitu siswa harus mampu untuk mengarahkan dirinya sendiri
dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa mengetahui apa
yang dipelajarinya serta tahu seberapa besar siswa tersebut
dapat memahaminya.

Tokoh-tokoh Humanisme yaitu:


1. Arthur Combs (1912-1999)
Arthur Combs bersama dengan Donald Syng menyatakan
bahwa belajar terjadi apabila mempunyai arti bagi individu
tersebut. Artinya bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru tidak
boleh memaksakan materi yang tidak disukai oleh siswa.
Sehingga siswa belajar sesuai dengan kemauannya tanpa ada
paksaan sedikit pun. Sebenarnya hal tersebut terjadi tak lain
hanyalah dari ketidakmampuan seseorang untuk melakukan
sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan bagi dirinya
sendiri.

2. Maslow
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam
upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hiarkis. Pada
diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut
seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk
mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia
miliki dan sebagainya.Tetapi disisi lain orang juga punya
dorongan untuk lebih menuju kearah keutuhan, keunikan diri,
kearah berfungsinya semua kemampuan, kearah kepercayaan
diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat
menerima diri sendiri.
3. Carl Roger
Seorang psikolog humanisme yang menekankan perlunya sikap
saling menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu
individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Menurut
Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah
pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan
pembelajaran.
KESIMPULAN

Filsafat progresivisme menghendaki kurikulum yang


bersifat luwes dan terbuka,dapat dirubah dan dibentuk, sesuai
dengan perkembangan zaman dan Iptek. Filsafat konstruktivisme
menghendaki praktik pembelajaran yang konstruktif, berpusat
pada peserta didik, mementingkan kecakapan hidup,membentuk
kemampuan riil yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, dan
perilaku hidup secara nyata, melalui berbagai penilaian yang
otentik dengan memanfaatkan proses dan hasil.Filsafat
humanisme menghendaki pelayanan peserta didik untuk
menemukan makna dalam belajar sesuai tingkat pertumbuhan
dan perkembangannya, dengan mengakomodasi kebutuhan
khusus peserta didik, serta mendorong untuk berprestasi dan
mencapai keberhasilan dengan memberikan penghargaan atas
capaian prestasi tersebut, baik berupa ungkapan verbal maupun
non-verbal.
DAFTAR PUSTAKA
Kristiawan, M. (2016).The Choice Is Yours.
Yogyakarta: Valia Pustaka.
Muhmidayeli (2011).Filsafat Pendidikan.
Bandung: Refika Aditama
Tafsir, A. (1990).Filsafat Umum Akal dan Hati
Sejak Thales Sampai Capra Bandung :
PT. Remaja Rosda Karya.

Anda mungkin juga menyukai