Anda di halaman 1dari 8

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Nama : Endri Wahyudi


B. Asal Sekolah : MAS Nurul Huda
C. Judul Modul:TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
D. Kegiatan Belajar : Teori Belajar Humanistik Kontruktivistik dan Teori Belajar
Sosial serta Penerapannya Dalam Kegiatan Pembelajaran(KB 2)

E. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


A.Toeri Belajar Humanistik

1. Pengertian Belajar Menurut Teori Humanistik

Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari


sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang
pengamatnya (Uno, 2006: 13).

Tujuan utama para pendidik adalah membantu peserta


didikuntuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu
masing-masing individuuntuk mengenal diri mereka
sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu
dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam
diri mereka.

Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu


dan bermuara pada siswa itu sendiri sebagai manusia.
Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari
Konsep (Beberapa istilah
1 proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak
dan definisi) di KB
berbicara tentang pendidikan dan proses belajar
dalam bentuknya yang paling ideal bukan pada belajar
seperti apa adanya, sebagaimana apa yang bisa kita
amati dalam dunia keseharian.
Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk
“memanusiakan manusia” (mencapai aktualisasi diri
dan sebagainya) dapat tercapai. Dalam teori belajar
humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.

2. Teori Belajar Menurut Para Ahli Humanistik

 Carl R. Rogers

Menurutnya belajar yang sebenarnya tidak dapat berlangsung


bila tidak ada keterlibatan intelektual maupun
emosional peserta didik. Oleh karena itu, menurut teori
belajar humanisme bahwa motivasi belajar harus
bersumber pada diri peserta didik. Roger
membedakan dua ciri belajar, yaitu:
(1) belajar yang bermakna dan
(2) belajar yang tidak bermakna.

 Arthur Combs

Menurutnya, Meaning (makna atau arti) adalah konsep dasar


yang sering digunakan dan belajar terjadi bila
mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa
memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak
relevan dengan kehidupanmereka. Ketidakberhasilan
siswa pada mata pelajaran tertentu bukan karena ia
bodoh, tetapi karena ia terpaksa dan merasa tidak ada
alasan penting baginya harus mempelajarinya. Oleh
karena itu guru harus memahami perilaku peserta
didik dengan mencoba memahami dunia persepsi
pesrta didik tersebut, sehingga jika ingin merubah
perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan
atau pandangan yang ada pada peserta didik.

 Abraham Maslow

Maslow berpendapat bahwa guru dalam mengajar dan


mendidik anak harus dapat memberikan kepuasan
terhadap kebutuhan- kebutuhan (need) anak. Ia
mengatakan bahwa motivasi dan perhatian
belajaranak akan tumbuh jika yang ia pelajari sesuai
dengan kebutuhannya (Wasti Sumanto, 1998:138).

 Jurgen Habermas

Menurutnya belajar baru akan terjadi jika ada interaksi antara


individu dengan lingkungannya. Lingkungan belajar
yang dimaksud di sini adalah lingkungan alam maupun
lingkungan sosial, sebab antara keduanya tidak dapat
dipisahkan. Dengan pandangannya yang demikian, ia
membagi tipe belajar menjadi tiga, yaitu;

 belajar teknis (technical learning),


 belajar praktis (practical learning), dan
 belajar emansipatoris (emancipatory learning).

3. Prinsip-prinsip Teori Belajar Humanistik

 Manusia itu memiliki keinginan alamiah untuk belajar,


memiliki rasa ingin tahu alamiah terhadap dunianya,
dan keinginan yang mendalam untuk mengeksplorasi
dan asimilasi pengalaman baru;
 Belajar akan cepat dan lebih bermakna bila bahan
yang dipelajari relevan dengan kebutuhan peserta
didik;
 Belajar dapat ditingkatkan dengan mengurangi
ancaman dari luar;
 Belajar secara partisipatif jauh lebih efektif daripada
belajar secara pasif dan orang belajar lebih banyak
bila belajar atas pengarahan diri sendiri;
 Belajar atas prakarsa sendiri yang melibatkan
keseluruhan pribadi, pikiran maupun perasaan akan
lebih baik dan tahan lama; dan
 Kebebasan, kreatifitas, dan kepercayaan diri dalam
belajar dapat ditingkatkan dengan evaluasi diri orang
lain tidak begitu penting (Dakir, 1993: 64).

4. Aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam Kegiatan


Pembelajaran

dalam proses pembelajaran harus menggunakan pendekatan


student centered, yaitu pendekatan yang menjadikan
siswa sebagaipusat pembelajaran, artinya siswa
sebagai objek dan sekaligus subjek dalam
pembelajaran.Guru berfungsi sebagai fasilitator dan
motivator agar siswa mau belajar.

strategi yang mesti dilakukan oleh guru dalam


menerapkan pembelajaran humanistik :

 Merumuskan tujuan belajar yang jelas;


 Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak
belajar yang bersifatjelas, jujur, dan positif
 Mendorong siswa untuk mengembangkan
kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri
 Mendorong siswa untuk peka berpikir
kritis,memaknai proses pembelajaran secara
mandiri
 Siswa diberi keleluasaan mengemukakan pendapat,
memilih pilihannya sendiri, melakukan apa yang
diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang
ditunjukkan
 Guru menerima keadaan masing-masing siswa apa
adanya; dengan tidak memihak, memahami karakter
pemikiran siswa, dan tidak menilai siswa secara
normatif belaka melainkan dengan cara memberikan 2
pandangan dua sisi dalam hal moral dan etika
berkomunikasi
 Menawarkan kesempatan kepada siswa untuk maju
(tampil).

B. Teori Belajar Konstruktivisme

1. Konsep Belajar Menurut Konstruktivistik

A. Teori belajar konstruktivisme adalah sebuah teori


yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang
ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan
kemampuan menemukan keinginan atau
kebutuhannya tersebut dengan bantuan orang lain,
sehingga teori ini memberikan keaktifan terhadap seseorang
untuk belajar menemukan sendiri kompetensi,
pengetahuan, atau teknologi dan hal lain yang
diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri.

Teori pembelajaran konstruktivisme berpendapat bahwa


orang menghasilkan pengetahuan dan membentuk
makna berdasarkan pengalaman mereka. Dalam
konstruktivisme, pembelajaran direpresentasikan
sebagai proses konstruktif di mana siswa membangun
ilustrasi internal pengetahuan, interpretasi
pengalaman pribadi.

Pengajaran konstruktivisme didasarkan padapembelajaran


yang terjadi melalui keterlibatan aktif siswa dalam
konstruksi makna dan pengetahuan. Konstruktivisme
percaya bahwa siswa belajar untuk
membangunpengetahuan untuk dirinya, dan pengajar
berperan penting sebagai fasilitator yang membantu
pembelajar membangun pengetahuan tersebut

B. Proses mengkonstruksi pengetahuan

 Von Galserfeld (dalam Paul, S., 1996)


mengemukakan bahwa ada beberapa kemampuan
yang diperlukan dalam proses mengkonstruksi
pengetahuan, yaitu;

 kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali


pengalaman,
 kemampuan membandingkan dan mengambil
keputusan akan kesamaan dan perbedaan,
 kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman
yang satu dari pada lainnya.

C. Proses Belajar Menurut Teori Konstruktivistik

Secara konseptual, proses belajar jika dipandang dari


pendekatankonstruktivistis, bukan sebagai
perolehaninformasi yang berlangsung satu arah
dari luar ke dalam diri siswa, melainkan sebagai
pemberian makna oleh siswa kepada
pengalamannya melalui proses asimilasi dan
akomodasi yang bermuara pada pemutakhiran
struktur kognitifnya. Kegiatan belajar lebih
dipandang aspek prosesnya dibandingkan dengan
aspek perolehan pengetahuannya dari fakta-fakta
yang terlepas-lepas.
.
C. Konstruksi Pengetahuan Menurut Lev Vygotsky
(1896-1934)

 Teori belajar kokonstruktivistik merupakan teori belajar


yang dipelopori oleh Lev Vygotsky. Teori belajar ko-
kontruktinvistik atau yang sering disebut sebagai teori
belajar sosiokultur merupakan teori belajar yang titik
tekan utamanya adalah pada bagaimana seseorang
belajar dengan bantuan orang lain dalam suatu zona
keterbatasan dirinya yaitu Zona Proksimal
Developmen (ZPD) atau Zona Perkembangan
Proksimal dan mediasi. Di mana anak dalam
perkembangannya membutuhkan orang lain untuk
memahami sesuatu dan memecahkan masalah
yang dihadapinya. Teori yang juga disebut sebagai
teori konstruksi sosial ini menekankan bahwa
intelegensi manusia berasal dari masyarakat,
lingkungan dan budayanya.Yuliani (2005: 44) Secara
spesifik menyimpulkan bahwa kegunaan alat berfikir
menurut Vygotsky adalah :
Membantu memecahkan masalah
Memudahkan dalam melakukan tindakan
Memperluas kemampuan
Melakukan sesuatu sesuai dengan kapasita
alaminya.

Teori belajar konstruktivistik meliputi tiga konsep utama yaitu:

 Hukum genetik tentang perkembangan,


 Zona perkembangan proksimal,
 Mediasi.

Prinsip-prinsip utama teori belajar konstruktivistik yang banyak


digunakan dalam pendidikan menurut Guru adalah :

a. Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif


Tekanan proses belajar mengajar terletak pada
Siswa
c. Mengajar adalah membantu siswa belajar
d. Tekanan dalam proses belajar lebih pada
proses dan bukan pada hasilbelajar
e. Kurikulum menekankan pada partisipasi siswa
f. Guru adalah fasilitator

Dalam teori belajar konstruktivistik, proses belajar tidak dapat


dipisahkan dari aksi (aktivitas) dan interaksi, karena
persepsi dan aktivitas berjalan seiring secara dialogis.

D. Aplikasi Teori Belajar Konstruktivistik dalam


Kegiatan Pembelajaran

a. Proses pembelajaran harus menggunakan


pendekatan student centered, dimana fungsi guru
hanya sebagai fasilitator yang bisa mendorong siswa
untuk menemukan sendiri potensi yang dimilikinya;
b. Proses pembelajaran tidak terlalu berorientasi kepada
hasil, tetapi lebih diorientasikan kepada proses
bagaimana siswa memperoleh pemahaman;
c. Guru harus memberikan kebebasan kepada siswa
untuk menggunakan pengalaman dan pemahamannya
untuk berpikir,sehingga menumbuhkan kemandirian
pada siswa dalam mengambil keputusan dan tindakan
d. Guru harus mengembangkan pembelajaran yang
collaborative, sehingga siswa bisa mendapatkan
pemahaman dan pengalaman melalui interaksi sosial
dengan teman-temannya.
e. Guru harus menghindari pola pembelajaran yang
memberikan tekanan kepada siswa untuk bertindak
sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh guru;
f. Guru harus membantu siswa menginternalisasi dan
mentransformasi informasi baru, sehingga
menghasilkan pengetahuan baru yang selanjutnya
akan membentuk struktur kognitif baru bagi siswa;
g. Guru harus memfasilitasi siswa agar dia bisa belajar
dengan sumber yang tidak terbatas pada apa yang
diberikan oleh guru, oleh karenanya guru harus
membantu siswa agar bisa memanfaatkan media
internet untukmemperoleh pengetahuan dan
pemahaman.

D. Teori Belajar Sosial

1. Konsep Belajar Menurut Teori Belajar Sosial

 Teori belajar sosial merupakan perluasan dari teori


belajar perilaku yang tradisional (behavioristik) yang
dikembangkan oleh Albert Bandura (1986). Teori ini
menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori-
teori belajar perilaku, tetapi memberi lebih banyak
penekanan pada efek-efek dari isyarat-isyarat pada
perilaku, dan pada proses-proses mental internal.
Salah satu asumsi paling awal yang mendasari teori
pembelajaran sosial Bandura adalah manusia cukup
fleksibel dan sanggup mempelajari bagaimana
kecakapan bersikap maupun berperilaku. Titik
pembelajaran dari semua ini adalah pengalaman-
pengalaman tak terduga (vicarious
experiences).Meskipun manusia dapat dan sudah
banyak belajar dari pengalaman langsung, namun
lebih banyak yang mereka pelajari dari aktivitas
mengamati perilaku orang lain.

2. Aplikasi Teori Belajar Sosial terhadap Kegiatan


Pembelajaran

a. Guru harus menampilkan contoh perilaku yang


baik dan yang buruk dari tokoh-tokoh yang
dikenal oleh siswa, misalnya dengan
menampilkan para sahabat nabi atau orang-
orang terkenal yang memiliki pengalaman
untuk ditiru dalam hidupnya;
b. Dalam menentukan model, karakteristik
model perlu diperhatikan karena akan
mempengaruhi efektif tidaknya modeling itu
untuk siswa. Pilih model yang memiliki
kelebihan atau kekuatan di atas yang lain,
sehingga siswa dapat menentukan apakah
perbuatan atau pengalamannya perlu ditiru
atau tidak;
c. Observasi adalah kegiatan pembelajaran yang
paling utama dilakukan oleh siswa, sehingga
penggunaan media pembelajaran yang bisa
merangsang inderawi siswa untuk mengamati
secara maksimal menjadi penting untuk
diperhatikan;
d. Mengamati perilaku orang lain lebih penting,
dibandingkan dengan mengalami sendiri,
karena siswa akan lebih mudah mempelajari
konsekuensi-konsekuensi dari pengalaman
orang dibandingkan dengan konsekuensi-
konsekuensi yang dialami sendiri;
e. Reinforcement bukanlah syarat yang
utama untuk terjadinya proses pembelajaran,
karena yang paling penting adalah mengamati
model-model yang harus terus menerus
diperkuat

Daftar materi pada KB Dalam modul tidak disebutkan korelasi antara teori
2
yang sulit dipahami belajarHumanistik dan teori belajar konstruktivistik.
Menurut teori belajar humanistik, guru berperan sebagai
Daftar materi yang sering fasilitator yang tugasnya hanya membersamai siswa, tapi pada
3 mengalami miskonsepsi kenyataannya guru tidak bisa seperti itu, karena tidak semua
dalam pembelajaran siswa berperan aktif, dan pada akhirnya tetap guru yang
mendominasi dalam kegiatan belajar mengajar

Anda mungkin juga menyukai