Anda di halaman 1dari 2

TUGAS ANALISIS BAHAN AJAR

 
NAMA : ADE RIF’AT,S.Pd
MODUL : Qur’an Hadits Kb4

 
Instruksi :
1.     Tuliskan minimal 3 (tiga) konsep beserta deskripsinya yang Anda temukan di dalam
bahan ajar.
2.     Lakukan kontekstualisasi atas pemaparan materi dalam bahan ajar dengan realitas sosial.
3.  Merefleksikan hasil kontekstualisasi materi bahan ajar dalam pembelajaran bermakna.

A. Tiga konsep dan deskripsinya


1. Pengertian Hadits
       Dalam agama Islam Hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Alquran.
Menurut Al-Ghouri dalam Mu’jam al-Mushthalahat al-Haditsah, yang dimaksud hadits
adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW dari perkataan,
perbuatan, taqrir (keputusan), dan sifat. Keabsahan hadits sebagai sumber hukum Islam ini
dijelaskan dalam beberapa ayat Alquran. Dalam surat Al Hasyr ayat 7, Allah berfirman:
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya
bagimu maka tinggalkanla (QS. Al Hasyr: 7). Ayat ini menekankan bahwa umat Islam
harus mengikuti hal-hal yang disampaikan Rasulullah SAW dan menjadikannya tauladan
dalam kehidupan sehari-hari. Perintah untuk menaati Rasul juga tercantum dalam surat An
Nisa ayat 59 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya)

2. Bayan Taqrir (Memperjelas Isi Alquran). Bayan taqrir artinya hadits berfungsi untuk
memantapkan dan mengokohkan apa yang telah ditetapkan Alquran sehingga maknanya
tidak perlu dipertanyakan lagi .Bayan Tafsir (Menafsirkan Isi Alquran) Bayan tafsir
artinya menjelaskan yang maknanya samar, merinci ayat yang maknanya global, dan
mengkhususkan ayat yang maknanya umum Takhshish Al-’am (Mengkhususkan yang
bermakna umum) Takhshish Al-’am artinya mengkhususkan atau mengecualikan ayat
yang bermakna umum. Salah satu contohya adalah dalil tentang keharaman bangkai dan
darah.
3. Bayan Tabdila artinya mengganti hukum yang telah lewat keberlakuannya. Contoh sunnah
yang dianggap Bayan Tabdil adalah zakat pertanian. Dalam Alquran disebutkan segala
penghasilan wajib dikeluarkan zakatnya, namun tidak dijelaskan batasan nisabnya.
B. kontekstualisasi atas pemaparan materi dalam bahan ajar dengan realitas sosial.

Hadits merupakan landasan hukum Islam yang kedua setelah al- Qur’an.Hadits sebagai
sumber kedua ini ditunjukkan oleh tiga hal, yaitu; al-Qur`an sendiri, kesepakatan (ijma`)
ulama, dan logika akal sehat (ma`qul). Al-Quran menekankan bahwa Rasulullah berfungsi
menjelaskan maksud firman-firman Allah. Karena itu apa yang disampaikan Nabi harus
diikuti, bahkan perilaku Nabi sebagai rasul harus diteladani oleh kaum Muslimin. Tulisan ini
menemukan bahwa fungsi hadist terhadap al-Quran adalah sebagai bayan dan muhaqiq
(penjelas dan penguat) bagi al-Quran. Baik sebagai bayan taqrir, bayan tafsir, takhshish
al-’am, bayan tabdila. Tidak hanya itu, tulisan ini juga menemukan bahwa hadist Rasulullah
telah menetapkan hukum baru yang tidak ditetapkan oleh al-Qur`an. Karena dalam al-Qur’an
terdapat ayat-ayat yang memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk taat secara mutlak
kepada apa yang diperintahkan dan dilarang Rasulullah, serta mengancam orang yang
menyelisihinya.

C. Merefleksikan hasil kontekstualisasi materi bahan ajar dalam pembelajaran bermakna 


Dari uraian di atas kaitannya materi bahan ajar dengan moderasi beragama diantaranya hadist
Rasulullah SAW telah menetapkan hukum baru yang tidak ditetapkan oleh al-Qur`an. Karena
dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk
taat secara mutlak kepada apa yang diperintahkan dan dilarang Rasulullah Saw, serta
mengancam orang yang menyelisihinya. Fungsi hadist terhadap al-Quran adalah sebagai
bayan dan muhaqiq (penjelas dan penguat) bagi al-Quran. Karena hukum merupakan produk
hadits yang tidak ditunjukan oleh al-Qur’an secara langsung. Hadits berperan sebagai
penjelas dan penguat al-Qur’an seperti larangan-larangan secara tidak langsung. Oleh karena
itu, kita sebagai umat yang beragama dianjurkan untuk memegang teguh kepada Al-Qur’an
dan Hadist untuk dijadikan pedoman dan pegangan hidup dalam hal beribadah supaya
mendapatkan kesuksesan kehidupan dunia dan akhirat. Bahkan nabi Muhammad Saw.
Bersabda dalam sebuah hadits yang artinya: “ Telah aku Pusakakan kepadamu dua perkara,
yang jika berpegang teguh kepada keduanya, niscaya tidak akan sesat selamanya yaitu Al-
Qur’an dan Hadits.

Anda mungkin juga menyukai