Anda di halaman 1dari 2

Berdasarkan bahan ajar Jurnal Kedua lakukan analisis sesuai dengan 3 kompone analisis yaitu:

a. Tuliskan minimal 3 (tiga) konsep beserta deskripsinya yang Anda temukan di dalam bahan
ajar;
b. Lakukan kontekstualisasi atas pemaparan materi dalam bahan ajar dengan realitas sosial;
c. Merefleksikan hasil kontekstualisasi materi bahan ajar dalam pembelajaran bermakna.
Jawaban:

a. 3 Konsep dan deskripsi mengenai jurnal “Pembelajaran Remedial Sebagai Suatu


Upaya dalam Mengatasi Kesulitan Belajar” adalah:
- Mukhtar dan Rusmini (2005) mengemukakan pembelajaran remedial adalah proses
pembelajaran yang berupa kegiatan perbaikan yang terprogram dan sistematis,
sehingga diharapkan dapat mempercepat ketuntasan belajar siswa. Arifin (2009)
mengemukakan pembelajaran remedial merupakan kelanjutan dari pembelajaran
biasa atau regulaar di kelas.
- Mukhtar dan Rusmini (2005) berpendapat tujuan kegiatan remedial adalah (1) agar
siswa dapat memahami dirinya, khususnya prestasi belajarnya. (2) dapat
memperbaiki/mengubah cara belajar siswa ke arah yang lebih baik. (3) dapat
memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat. (4) dapat mengembangkan sikap
dan kebiasaan yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang jauh lebih
baik. (5) dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan kepadanya, setelah
ia mampu mengatasi hambatan-hambatan yang menjadi penyebab kesulitan
belajarnya, dan dapat mengembangkan sikap serta kebiasaan yang baru dalam
belajar.
- Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai
dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain (Suprihatiningrum, 2013)
sebagai berikut: Adaptif, interaktif, fleksibilitas, pemberian umpan balik sesegera
mungkin, berkesinambungan dan ketersediaan dalam pelayanan.

b. Kontekstualisasi jurnal “Pembelajaran Remedial Sebagai Suatu Upaya dalam


Mengatasi Kesulitan Belajar” dengan realitas sosial:

Pertama, kita perlu memahami bahwa keadaan sosial mempengaruhi kemampuan


siswa untuk belajar. Misalnya, jika ada masalah ekonomi dalam keluarga siswa, mereka
mungkin tidak memiliki akses terhadap sumber daya pendukung seperti buku alat tulis,
atau bahkan makanan yang cukup. Dalam hal ini, upaya Pembelajaran Remedial perlu
mempertimbangkan pendekatan yang sensitif terhadap kebutuhan individu siswa,
seperti memberikan bantuan bahan belajar atau beasiswa.

Selain itu, faktor lingkungan juga memainkan peran penting. Jika siswa gagal di daerah
yang rawan konflik atau memiliki infrastruktur pendidikan yang buruk, upaya
Pembelajaran Remedial dapat melibatkan perbaikan infrastruktur dan peningkatan
keamanan lingkungan belajar. Selain itu, dukungan psikososial juga dapat diberikan
untuk membantu siswa mengatasi trauma yang mungkin dialami akibat keadaan sosial
yang sulit.

Selain mengatasi faktor eksternal, Pembelajaran Remedial juga perlu memperhatikan


motivasi siswa. Dalam situasi sosial yang sulit, motivasi untuk belajar mungkin menurun
karena siswa tidak melihat masa depan yang cerah. Oleh itu, penting untuk
membangkitkan semangat belajar siswa dengan memperkenalkan mereka pada
kesuksesan sejawat, menjelaskan manfaat pendidikan, atau menyediakan bimbingan
karier.

c. Refleksi Kontekstualisasi “Pembelajaran Remedial Sebagai Suatu Upaya dalam


Mengatasi Kesulitan Belajar” ke dalam pembelajaran bermakna:

Kontektualisasi pembelajaran remedial merupakan strategi yang digunakan untuk


membantu siswa yang mengalami kesulitan atau tertinggal dalam memahami materi
pembelajaran. Tujuan dari pembelajaran remedial adalah untuk meningkatkan hasil
belajar siswa agar dapat mencapai kemampuan dan pencapaian yang diharapkan.

Dalam mengaplikasikan pembelajaran remedial, penting untuk memastikan bahwa


pembelajaran tersebut tetap bermakna bagi siswa. Pembelajaran bermakna adalah
pembelajaran yang relevan dan dapat dihubungkan dengan kehidupan nyata atau
konteks siswa. Ketika pembelajaran remedial diintegrasikan dengan konteks siswa,
proses belajar dan pemahaman siswa akan lebih efektif.

Beberapa cara untuk kontektualisasi pembelajaran remedial agar menjadi pembelajaran


bermakna antara lain:
1) Menggunakan contoh dan situasi nyata: Dalam membantu siswa memahami konsep
yang sulit, dapat digunakan contoh atau situasi nyata yang relevan dengan
kehidupan mereka. Misalnya, dalam pembelajaran matematika, siswa dapat
diberikan masalah nyata yang berkaitan dengan sehari-hari mereka.
2) Melibatkan siswa secara aktif: Mengajak siswa untuk aktif berpartisipasi dalam
pembelajaran remedial dapat membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Melalui diskusi, tanya jawab, atau kegiatan kolaboratif, siswa dapat lebih terlibat dan
memahami materi dengan lebih baik.
3) Menyediakan umpan balik dan dorongan: Siswa perlu mendapatkan umpan balik
terkait kemajuan mereka dalam pembelajaran remedial. Umpan balik dapat
memberikan siswa motivasi untuk terus belajar dan meningkatkan hasil belajar
mereka. Dorongan juga penting untuk mengembangkan rasa percaya diri siswa dan
menghilangkan rasa minder atau merasa tertinggal.

Anda mungkin juga menyukai