PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembahasan ini adalah :
1. Dapat mengetahui pengertian teori humanisme?
2. Dapat mengetahui sejarah timbulnya teori humanisme?
3. Dapat mengetahui siapa saja tokoh dalam teori humanisme?
4. Dapat mengetahui tentang orientasi teori humanisme?
5. Dapat mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan teori
humanisme?
6. Dapat mengetahui implementasi teori humanisme dalam
pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
1
Handout Ilmu Pendidikan, Zainal Arifin, FTK.prodi bahasa arab, hal 15
2
Diambil dari http://kajianpsikologi.guru-indonesia.net/artikel_detail-19887.html
Adapun teori humanisme itu sendiri merupakan konsep belajar
yang lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia.
Berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan
tersebut3. Kemudian teori humanisme banyak mengadopsi prinsip-prinsip
progresif dan mendapat stimulan dari eksistensialisme, yang mencakup
keberpusatan pada anak, peran guru yang tidak otoritatif, pemfokusan
pada subjek didik yang terlibat aktif, dan sisi-sisi pendidikan yang
kooperatif dan demokratis4. Pada intinya fokus teori humanisme adalah
perilaku seseorang. Selain itu teori belajar humanistik sifatnya sangat
mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses pembelajaran itu
sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep
pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan dan bertujuan
untuk memanusiakan manusia itu sendiri serta tentang proses belajar
dalam bentuknya yang paling ideal. Dalam artian memanusiakan manusia
adalah perilaku tiap orang ditentukan oleh orang itu sendiri dan
memahami manusia terhadap lingkungan dan dirinya sendiri.
Menurut para tokoh aliran ini penyusunan dan pemilihan materi
pelajaran harus sesuai dengan perasaan dan perhatian siswa. Tujuan
utama pendidik adalah membantu siswa mengembangkan dirinya yaitu
membantu individu untuk mengenal dirinya sendiri sebagai manusia
secara utuh dan membantu mengembangkan potensi dan keterampilan
mereka. Para ahli humanistikk melihat adanya dua bagian pada proses
belajar yaitu proses pemerolehan informasi baru dan internalisasi
informasi ini pada individu.
3
Diambil dari http://afifahchen.wordpress.com
4
Ibid, hal 22
2.1 Sejarah timbulnya teori humanisme
Seperti yang telah dipaparka diatas bahwa teori humanisme dalam
disiplin ilmu pendidikan merupakan akar pengembangan dari ilmu
psikologi. Oleh karena itu sejarah singkat timbulnya teori humanisme akan
dipaparkan dari awal kemunculanya dala ilmu psikologi.
Pada akhir tahun 1940-an muncul suatu perspektif psikologi baru
yang dipelopori oleh beberapa orang yang mengembangkan ilmu
psikologi, diantaranya yaitu ahli-ahli psikologi klinik, pekerja-pekerja sosial
dan konseler. Gerakan ini berkembang dan kemudian dikenal sebagai
psikologi humanistik. Psikologi ini berusaha untuk memahami prilaku
seseorang dari sudut si pelaku (behavior), bukan dari pengamat
(observer).
Dalam dunia pendidikan, aliran humanistik muncul pada tahun
1960 sampai dengan 1970-an dan kemudian perubahan-perubahan dan
inivasi yang terjadi selama dua dekade yang terakhir pada abad 20 ini pun
juga akan menuju pada arah ini5.
Berikut ini pemaparan tokoh-tokoh yang sangat berperan beserta
teori-teorinya sebagai kontribusi atas lahirnya teori humanisme.
1. Arthur Combs (1912-1999)
Combs dan kawan-kawan menyatakan bahwa apabila kita ingin
memahami perlaku orang lain maka kita harus mencoba memahami dunia
persepsi orang itu. Selanjutnya Combs dan kawn-kawanya mengatakan
juga bahwa perilaku buruk itu sesungguhnya tak lain halnya dari
ketidakmauan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan
memberikan kepuasan baginya. Apabila seorang guru mengeluh bahwa
siswanya tidak mempunyai motivasi unuk melakukan sesuatu, ini
sesungguhnya berarti bahwa siswa itu tidak mempunyai motivasi untuk
melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh guru itu. Apabila guru itu
membeikan aktivitas yang lain , ada kemungkinan siswa akan
memberikan reaksi yang positif.
5
Diambil dari http://mashurimas.blogspot.com
2. Abraham Maslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu
ada dua hal :
(1) Suatu usaha yang positif untuk berkembang.
(2) Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya
untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Hierarki kebutuhan
manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang
harus diperharikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia
mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin
berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi.
3. Carl Ransom Rogers
Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu:
Kognitif (kebermaknaan)
Experiential ( pengalaman atau signifikansi)
Guru menghubungkan pengetahuan akademik ke dalam
pengetahuan terpakai seperti memperlajari mesin dengan tujuan untuk
memperbaikai mobil. Experiential Learning menunjuk pada pemenuhan
kebutuhan dan keinginan siswa. Kualitas belajar experiential learning
mencakup : keterlibatan siswa secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh
siswa sendiri, dan adanya efek yang membekas pada siswa.
Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern
ini adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus
menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri
mengenai proses perubahan itu6.
4. Kolb, dengan konsepnya tentang empat tahap belajar, yaitu
pengalaman konkret, pengalaman aktif dan reflektif,
konseptualisasi, dan eksperimentasi aktif.
5. Honey dan Mumford, menggolongkan siswa menjadi 4, yaitu aktifis,
reflektor, teoris, dan pragmatis.
6
Diambil dari http://afifahchen.wordpress.com
6. Hubermas, membedakan 3 macam atau tipe belajar, yaitu belajar
teknis, belajar praktis, dan belajar emansipatoris.
7. Bloom dan Krathwohl, dengan 3 kawasan tujuan belajar, yaitu
kognitif, psikomotor, dan efektf.
8. Ausubel, walaupun termasuk juga kedalam aliran kognitifisme, ia
terkenal dengan konsepnya belajar bermakna (meaningful
learning)7.
7
Diambil dari http://hasanudin18.wordpress.com
8
Diambil dari http://mashurimas.blogspot.com
membuang waktu untuk menganalisa kejadian-kejadian (tingkah laku)
secara terpisah dan mengabaikan aspek-aspek dasar dari pribadi yang
menyeluruh. Dalam perumpamaan umum, pernyataan Maslow ini bisa
dinyatakan melalui ungkapan bahwa para ahli psikologi itu hanya
mempelajari pohon-pohon, bukan hutan. Dalam teori maslow dengan
prinsip holistiknya itu, motivasi mempengaruhi individu secara
keseluruhan, dan bukan secara sebagian.
2. Ketidak relevanan penyelidikan dengan hewan
Maslow dan para teoris kepribadian humanistik umumnya
memandang manusia sebagai makhluk yang berbeda dengan hewan apa
pun. Ia menganggap bahwa behaviorisme dengan filsafat yang
menyertainya telah mendehumanisasikan manusia dengan
memandangnya tak lebih dari mesin pengolah reflek-reflek berkondisi dan
tak berkondisi. Maslow menegaskan bahwa peyelidikan dengan hewan
tidak relevan bagi upaya memahami tingkah laku manusia karena hal itu
mengabaikan cirri-ciri yang khas manusia seperti adanya gagasan-
gagasan, nilai-nilai, rasa malu, cinta, semangat, humor, rasa seni,
kecemburuan, dan sebagainya, dan dengan kesemua ciri yang dimilikinya
itu manusia bisa menciptakan pengetahuan, puisi, musik, dan pekerjaan-
pekerjaan khas manusia lainnya.
3. Pembawa baik manusia
Psikologi humanistik memiliki anggapan, bahwa manusia itu pada
dasarnya adalah baik, atau tepatnya netral. Menurut persepektif
humanistik, kekuatan jahat atau merusak yang ada pada manusia itu
adalah hasil dari lingkungan yang buruk, dan bukan merupakan bawaan.
4. Potensi kreatif manusia
Potensi kreatif manusia merupakan potensi yang umum pada
manusia, jika setiap orang memiliki kesempatan atau menghuni
lingkungan yang menunjang, setiap orang dengan kreatifitasnya itu akan
mampu mengungkapkan segenap potensi yang dimilikinya. Maslow
mengingatkan bahwa, untuk menjadi kreatif seorang itu tidak perlu
memiliki bakat atau kemampuan khusus. Kreativitas itu tidak lain adalah
kekuatan yang mengarahkan manusia kepada pengekspresian dirinya.
5. Penekanan pada kesehatan psikologis
Psikologi humanistik memandang self-fulfillment sebagai tema yang
utama dalam hidup manusia, suatu tema yang tidak akan ditemukan pada
teori-teori lain yang berlandaskan studi atas individu-individu yang
mengalami gangguan.
Dari pemaparan di atas dapat diambil benang merah bahwa
orientasi teori humanistik adalah pengaktualisasian diri sesuai dengan
peunjuk-petunjuk yang baik serta mampu mengembangkan potensi
secara utuh, sehingga dapat bermakna dan berfungsi bagi kehidupan
dirinya dan lingkungannya.
2.3 Kekurangan dan kelebihan teori humanisme
Ada pepatah mengatakan bahwa “segala sesuatu itu memiliki
kekurangan dan kelebihan”. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa tidak ada
makhluk ciptaan tuhan yang sempurna. Begitu pula dengan teori
pendidikan, ada beberapa kekurangan dan kelebihan yang saling
melengkapi satu sama lainya. Menurut hemat penulis ada beberapa
kelebihan dalam teori humanisme yaitu :
1) Teori humanisme lebih cocok untuk diterapkan dalam materi
pelajaran yang bersifat pembentukan karakter.
2) Teori ini dinyatakan berhasil apabila siswa bersemangat dalam
mengikuti proses pembelajaran. Contoh kongkritnya siswa
bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir,
perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.
3) Teori ini mengharapkan siswa untuk menjadi manusia yang bebas,
tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya
sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang
lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku.
4) Teori ini mendorong guru untuk dapat lebih mengenali peserta
didiknya
5) Teori ini memberikan dampak yang signifikan terhadap proses
perkembangan anak dilihat dari sisi kepribadianya
6) Teori ini lebih mengedepankan aspek memanusiakan manusia dan
pembentukan karakter.
Adapun kekurangan teori humanisme adalah sebagai berikut:
1) Siswa yang tidak menyadari dan memahami potensi dirinya akan
ketinggalan dalam proses belajar.
2) Siswa yang tidak aktif dan malas belajar akan merugikan diri sendiri
dalam proses belajar.
3) Proses pembelajaran lebih difokuskan kepada pengembangan
potensi yang dimiliki siswa, sehingga pengembangan intelektual
siswa tidak terasah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan singkat mengenai teori humanisme dan
implementasinya dalam pembelajaran, akhirnya penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut :
1) Teori humanisme merupakan konsep belajar yang lebih melihat
pada sisi perkembangan kepribadian manusia dan fokus
pembahasanya menitikberatkan kepada perilaku seseorang.
2) Ukuran keberhasilan pembelajaran dalam teori ini adalah siswa
bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran dan mau
berpartisipasi didalamnya.
3) Tujuan pembelajaran teori humanisme adalah memanusiakan
manusia artinya perilaku tiap orang ditentukan oleh orang itu sendiri
dan memahami manusia terhadap lingkungan dan dirinya sendiri.
4) Sejarah munculnya teori humanisme dalam pendidikan berawala
dari pengembangan teori humanistik pada ilmu psikologi yang
muncul pada akhir tahun 1940.
5) Tokoh-tokoh yang berperan besar dalamm kemunculan teori
humanisme adalah Arthur Combs, Abraham Maslow, Carl Ransom
Rogers, Kolb, Honey dan Mumford, Hubermas, Bloom dan
Krathwohl, Ausubel.
6) Orientasi teori humanisme pengaktualisasian diri sesuai dengan
peunjuk-petunjuk yang baik serta mampu mengembangkan potensi
secara utuh, sehingga dapat bermakna dan berfungsi bagi
kehidupan dirinya dan lingkungannya.
7) Kelebihan teori humanisme yaitu cocok digunakan untuk
pembelajaran yang bersifat pembentukan karakter dan lain
sebagainya. Sedangkan kekuranganya yaitu siswa tidak aktif dan
malas belajar akan merugikan diri sendiri dalam proses belajar dan
lain sebagainya.
8) Implementasi teori humanisme dalam pembelajaran dapat dilihat
dari model pembelajara yang digunakan dalam beberapa lembaga
pendidikan. Contoh kongkrot model pembelajaran yang menjadi
indikasi implementasi teori humanisme dalam pembelajaran yaitu :
Confluent Education, Open Education dan Cooperative Learning.
B. Saran
Bagi saya, teori ini sebaiknya digunakan pada jenjang pendidikan
setelah SMP. Karena teori ini menitikberatkan kepada keaktifan peserta
didik dalam kelas dan bersifat student oriented. Kemudian peran guru
dalam teori ini hanya berperan sebagai fasilitator dan pendamping peserta
didik ketika proses pembelajaran berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Website :
http://hasanudin18.wordpress.com
http://kajianpsikologi.guru-indonesia.net/artikel_detail-19887.html
http://afifahchen.wordpress.com
http://mashurimas.blogspot.com
MAKALAH
PRO DAN KONTRAK UJIAN NASIONAL DALAM
PRAKTIK PENDIDIKAN DI INDONESIA
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................2
C. Tujuan................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Masalah Pokok Pendidikan...............................................3
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya
Masalah Pendidikan..........................................................11
C. Penanggulangan Masalah Pendidikan..............................13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................17
ii
ii