Disusun oleh :
Deswira Narti 20073035
Rahmat Hidayat 21067024
A. Latar Belakang
Pengertian belajar secara umum adalah semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan
oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah
belajar atau sebelum belajar.
Belajar merupakan proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang sepanjang
hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan
lingkungannya (Baharun, 2016). Belajar memiliki teori-teori yang terbagi menjadi lima jenis
menurut para ahli. Salah satu dari lima teori tersebut adalah teori belajar Humanistik.
Menurut Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses
belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari
sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya (Arbayah, 2013).
Teori ini tak hanya berpusat pada sisi pendidikan para peserta didik saja, namun juga sisi
psikologi mereka. Dengan kata lain, bahwa teori ini ingin menonjolkan sisi kemanusiaan dari
manusia itu sendiri. Teori humanistik lebih mengedepankan proses belajar bukan pada hasil
belajar, tidak ada penekanan pada peserta didik dalam belajar yang dapat mematikan
potensi, minat, dan bakat. Proses belajar akan dipandang sukses saat pelajar sudah bisa
mengerti lingkungannya dan dirinya, serta berupaya untuk sampai manifestasi diri dengan lebih
baik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Secara garis besar teori humanistik ini adalah sebuah teori belajar yang
mengutamakan pada proses belajar bukan pada hasil belajar. Teori ini mengemban
konsep untuk memanusiakan manusia sehingga manusia (siswa) mampu memahami diri
dan lingkungannya.
Teori humanistik berasumsi bahwa teori belajar apapun baik dan dapat dimanfaatkan,
asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu pemcapaian aktualisasi diri,
pemahaman diri, serta realisasi diri orang belajar secara optimal. (Assegaf, 2011)
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus
berusaha agar mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.Teori Belajar ini
berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut
pandang orang yang mengamatinya.
Tokoh –Tokoh Aliran Psikologi Humanistik : (Prof. Dr. Mudjiran M.S., 2021)
• Arthur W. Combs
Teori Humanistik lebih menekankan kebermaknaan dalam belajar. Perasaan , persepsi ,
keyakinan , dan keinginan merupakan perilaku batiniah yang membuat seseorang berbeda
dengan orang lain . Untuk dapat memahami orang lain , seseorang harus melihat dunia
orang lain tersebut , bagaimana ia berpikir dan merasa tentang dirinya . Itulah yang
mengubah persepsinya . Semakin jauh hal - hal yang terjadi di luar diri seseorang ( dunia
) dari pusat lingkaran - lingkaran ( persepsi diri ) , semakin kurang pengaruhnya terhadap
seseorang . Sebaliknya semakin dekat hal - hal tersebut dengan pusat lingkaran, maka
semakin besar pengaruhnya ter hadap seseorang dalam berperilaku . Mengapa banyak hal
yang dipelajari oleh peserta didik itu mudah dilupakan , karena sedikit sekali materi yang
dipelajari itu ada kaitannya dengan dirinya.
• Abraham Maslow
Setiap manusia memiliki kebutuhan yang bersifat hierarki / berjenjang , yaitu : kebutuhn
fisik , rasa aman , rasa memiliki dan cinta kasih , kebutuhan harga diri , dan kebutuhan
akan aktualisasi diri . Maslow membedakan empat kebutuhan yang pertama dengan tiga
kebutuhan yang berikutnya . Keempat kebutuhan yang pertama ini disebut deficiency need
( kebutuhan yang timbul karena kekurangan ) , dan pemenuhan kebutuhan ini pada
umumnya bergantung pada orang lain. Tiga kebutuhan yang dinamakan growth need
(kebutuhan untuk tumbuh) dan pemenuhannya lebih bergantung pada manusia itu sendiri.
• Carl R. Rogers
Menurut Rogers menyatakan bahwa prinsip - prin sip belajar menurut teori humanistik ,
terdiri dari hasrat untuk belajar , belajar yang berarti , belajar tanpa ancaman , belajar atas
inisiatif sendiri , dan belajar untuk perubahan .
• Aldous Huxley
Selama ini setiap manusia memiliki potensi ter pendam dan disia - siakan , tidak pernah
menda patkan perhatian dan pengembangan . Pendidikan diharapkan mampu membantu
seseorang dalam mengembangkan potensi - potensi tersebut. Oleh karena itu , kurikulum
dalam proses pendidikan harus berorientasi pada pengembangan potensi , dan ini
melibatkan semua pihak , seperti pendidik , peserta didik maupun para pemerhati ataupun
pe neliti dan perencana pendidikan . Aldous Huxley menekankan adanya pendidikan non -
verbal ber wujud hal - hal yang bersifat di luar materi pembel ajaran , untuk menumbuhkan
kesadaran seseorang . Apabila setiap manusia memiliki kemampuan ini , akan menjadi
sumbangan yang berarti bagi kebu dayaan dan moral kemanusiaan.
Roger sebagai ahli dari teori belajar humanistik mengemukakan beberapa prinsip belajar
yang penting yaitu :
• Manusia itu memiliki keinginan alamiah untuk belajar , memiliki rasa ingin tahu
alamiah terhadap dunianya , dan keinginan yang mendalam untuk mengeksplorasi dan
asimilasi pengalaman baru .
• Belajar akan cepat dan lebih bermakna bila bahan yang dipelajari relevan dengan
kebutuhan peserta didik ,
• Belajar dapat di tingkatkan dengan mengurangi ancaman dari luar .
• Belajar secara partisipatif jauh lebih efektif dari pada belajar secara pasif dan orang
belajar lebih banyak bila belajar atas pengarahan diri sendiri .
• Belajar atas prakarsa sendiri yang melibatkan keseluruhan pribadi , pikiran maupun
perasaan akan lebih baik dan tahan lama , dan kebebasan , kreativitas , dan kepercayaan
diri dalam belajar dapat ditingkatkan dengan evaluasi diri orang lain tidak begitu
penting.
C. Penerapan Teori Humanistik dalam Pembelajaran
Implementasi Teori Humanistik dalam proses pembelajaran. Dalam praktik teori
Humanistik cenderung mengarahkan siswa untuk dapat berpikir induktif, mementingkan
pengalam, dan membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif di dalam proses
pembelajaran. (Zulqarnain, 2022)
Salah satu bentuk pendidikan humanisme adalah pendidikan terbuka ( open education ) ,
adalah proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada murid untuk bergerak secara
bebas dan memilih aktivitas belajar mereka sendiri
Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing . Peserta didik tidak hanya
sekadar duduk manis mendengarkan materi yang disampaikan oleh gurunya , tetapi peserta didik
juga diharapkan mampu bekerja secara individual dengan cara berkelompok , agar peserta didik
mampu mengeksplorasi bidang - bidang pelajaran , mengusulkan topik - topik pelajaran sehingga
dapat membantu mewujudkan bakat dan minat - minat tertentu.
• Tersedia fasilitas atau sarana dan prasarana yang memudahkan proses belajar mengajar
,artinya harus tersedia berbagai macam bahan pelajaran yang diperlukan . Peserta didik
diberi kebebasan untuk bergerak di ruang kelas , bebas menyampaikan pendapat mereka ,
tidak dilarang berbicara yang berkaitan dengan materi pembelajaran , dan tidak ada
pengelompokan atas dasar tingkat kecerdasan
• Terciptanya suasana kelas yang penuh kasih sayang , hangat , hormat dan terbuka artinya
guru bersedia mendengarkan keluhan peserta didik dengan aman dan mampu menjaga
rahasia peserta didik . Jika ada masalah pribadi dengan peserta didik , guru menangani
masalah tersebut dengan jalan berkomunikasi secara pribadi dengan murid yang
bersangkutan tanpa melibatkan suatu kelompok . Guru mengamati setiap proses belajar
yang dilalui murid dengan membuat catatan dan penilaian secara individual , dan
meminimalisasi tes formal.
• Adanya kesempatan untuk menumbuhkan keprofesionalan guru , dalam arti guru boleh
menggunakan bantuan lain termasuk rekan kerjanya . Guru menghargai kreativitas ,
mendorong prestasi , dan memberikan kebebasan belajar kepada peserta didik .
DAFTAR PUSTAKA
Arbayah. (2013). Model pembelajaran Humanistik. Jurnal Dinamika Ilmu,, Vol.13 hlm 204-220.
Assegaf, A. R. (2011). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Prof. Dr. Mudjiran M.S., K. (2021). Psikologi Pendidikan : Penerapan Prinsip-Prinsip Psikologi
Dalam.Jakarta: Kencana Prenamedia Group.
Zulqarnain, S. M. (2022). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: CV Budi utama.