HUMANISTIK
Oleh:
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah suatu proses perubahan pada diri individu yaitu perubahan tingkah
laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Perubahan sebagai hasil proses
belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuanya,
sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapanya, kemampuannya, daya reaksinya
dan daya penerimaanya.
Dalam suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu teori dan
belajar, secara umum teori belajar dikelompokkan dalam empat kelompok atau aliran
meliputi: (1) Teori Belajar Behavioristik, (2) Teori Belajar Kognitif, (3) Teori Belajar
Sosial, dan (4) Teori Belajar Humanistik.
Dari keempat teori yang telah disebutkan di atas, di dalam makalah ini akan
dibahas salah satu dari teori-teori tersebut yaitu teori humanistik. Teori ini mempelajari
perilaku belajar peserta didik dan mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pemahaman tentang pengertian, tokoh-
tokoh, prinsip, implikasi, dan aplikasi dari teori humanistik ini, akan dibahas lebih
lanjut di bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari teori belajar humanistik?
2. Siapakah tokoh-tokoh dari teori belajar humanistik?
3. Apa sajakah prinsip-prinsip teori belajar humanistik?
4. Bagaimana implikasi dari teori belajar humanistik?
5. Seperti apa aplikasi dari teori belajar humanistik?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami apa yang dimaksud dengan teori belajar humanistic
2. Mengenal tokoh-tokoh dalam teori belajar humanistik.
3. Mampu memahami apa saja prinsip di dalam teori belajar humanistik.
4. Memahami pengimplikasian dari teori belajar humanistik dalam proses belajar.
5. Mengetahui cara penerapan atau pengaplikasian teori belajar humanistik.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Maslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal :
1. suatu usaha yang positif untuk berkembang
2. kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
3. Carl Rogers
Carl Rogers lahir 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinois Chicago, sebagai anak
keempat dari enam bersaudara. Semula Rogers menekuni bidang agama tetapi
akhirnya pindah ke bidang psikologi. Ia mempelajari psikologi klinis di Universitas
Columbia dan mendapat gelar Ph.D pada tahun 1931, sebelumnya ia telah merintis
kerja klinis di Rochester Society untuk mencegah kekerasan pada anak.
Gelar profesor diterima di Ohio State tahun 1960. Tahun 1942, ia menulis
buku pertamanya, Counseling and Psychotherapy dan secara bertahap
mengembangkan konsep Client-Centerd Therapy. Rogers membedakan dua tipe
belajar, yaitu:
1. Kognitif (kebermaknaan)
2. Experiential ( pengalaman atau signifikansi)
1. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak
harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
2. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian
bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian
yang bermakna bagi siswa.
3. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide
baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
4. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.
4. Karen Horney
Pada mulanya Horney merupakan pengikut Freud, yang kemudian terpengaruh
oleh Carl Gustav Jung dan Alfred Adler. Akhirnya dia mengembangkan pendekatan
kepribadian yang holistik. Manusia berada dalam satu totalitas pengalaman dan
fungsinya, dan bagian-bagian kepribadian seperti fisikokimia, emosi, kognisi, sosial,
kultural, spiritual, hanya dapat dipelajari dalam hubungannya satu dengan yang lain
sebagai suatu kepribadian yang utuh. Pakar psikoterapi lain seperti Monroe
berpendapat teori dan konsep Horney berbeda secara radikal dengan pikiran Freud
dan Freudian, sehingga sukar mencari kesejajaran antara keduanya. Namun Horney
sendiri menyatakan bahwa “tidak ada hal penting yang dapat dikerjakan diranah
psikologi dan psikoterapi tanpa mengakui temuan fundamental dari Freud.”
Menurut Horney, doktrin Freud yang terpenting adalah:
1. Semua proses dan event psikis bersifat ditentukan (semua terjadi karena alasan
tertentu, dan bukan terjadi secara random).
2. Semua tingkah laku mungkin ditentukan oleh motivasi tak sadar.
3. Motivasi yang mendorong manusia adalah kekuatan yang bersifat emosional dan
nonrasional.
Disisi lain, Horney menentang teori Freud dalam hal:
1. Teori Freud terlalu mekanistik dan biologik sehingga tidak bisa
menggambarkan keutuhan motivasi dan tingkah laku manusia.
2. Perhatian Freud terhadap interrelasi manusia sangat kecil, sehingga berakibat
penekanan yang salah pada motivasi seksual dan konflik. Seharusnya,
keamanan dan ketidakpuasan (non seksual) yang menjadi kekuatan pendorong
berfungsinya kepribadian.
3. Tingkah laku agresi dan destruksi bukan hereditas seperti yang dikemukakan
Freud, tetapi merupakan sarana bagaimana orang berusaha melindungi
keamanannya.
4. Freud berpendapat penis envy adalah gambaran wanita yang inferior dan
cemburu karena peran kelaminnya lebih rendah dari laki-laki, sedang Horney
dan Adler berpendapat bahwa penis envy adalah simbolik wanita yang
mengingikan persamaan status dan kekuasaan seperti pria.
Horney percaya neurosis menjadi proses yang terus menerus terjadi secara
sporadis dalam hidup seseorang. Hal ini berbeda dengan pendapat sebayanya yang
percaya bahwa neurosis, seperti kondisi mental yang lebih parah, kerusakan negatif
dari pikiran dalam menanggapi rangsangan eksternal, seperti kematian, perceraian
atau pengalaman negatif selama masa kanak-kanak dan remaja.
5. Freud
Freud mengemukakan bahwa kehidupan mental terbagi menjadi dua tingkat, alam
sadar dan alam tidak sadar. Alam tidak sadar terbagi menjadi dua tingkat, alam
tidak sadar dan alam bawah sadar.
1) Alam Tidak Sadar
Alam tidak sadar (unconscious) menjadi tempat bagi segala dorongan,
desakan, maupun insting yang tidak kita sadari tetapi ternyata ,mendorong
perkataan, perasaan, dan tindakan kita. Sekalipun kita sadar akan perilaku kita
yang nyata, sering kali kita tidak menyadari proses mental yang ada dibalik
perilaku tersebut. Misalnya, seorang pria bisa saja mengetahui bahwa ia
tertarik pada seorang wanita tapi tidak benar-benar memahami alasan dibalik
ketertarikannya, yang bisa saja bersifat tidak rasional.
Freud meyakini bahwa keberadaan alam tidak sadar ini hanya bisa
dibuktikan secara tidak langsung. Baginya alam tidak sadar merupakan
penjelasan dari makna yang ada dibalik mimpi, kesalahan ucap (slip tongue),
dan berbagai jenis lupa, yang dikenal sebagai represi (repression).
Mimpi adalah sumber yang kaya akan materi alam bawah sadar.
Contohnya, Freud meyakini bahwa pengalaman masa kanak-kanak bisa
muncul dalam mimpi orang dewasa sekalipun yang bermimpi boleh jadi tidak
ingat secara sadar akan pengalaman-pengalaman tersebut.
3) Alam Sadar
Alam sadar (conscious) didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang
setiap saat berada dalam kesadaran. Ini adalah satu-satunya tingkat kehidupan
mental yang bisa langsung kita raih. Ada dua pintu yang dapat dilalui oleh
pikiran agar bisa masuk kealam sadar.
a) Melalui system kesadaran perceptual (perceptual conscious), yaitu
terbuka pada dunia luar dan berfungsi sebagai perantara bagi persepsi
kita tentang stimulus dari luar.
b) Melalui struktur mental dan mencakup gagasan-gagasan tidak
mengancam yang datang dari alam bawah sadar maupun gambaran-
gambaran yang membuat cemas, tetapi terselubung dengan rapi yang
berasal dari alam tidak sadar. Ketika gagasan itu tiba di alam sadar,
maka gagasan itu sudah berubah wujud dan terselubung dalam bentuk
perilaku-perilaku yang defensif atau dalam bentuk mimpi.
Salah satu model pendidikan terbuka mencakup konsep mengajar guru yang
fasilitatif yang dikembangkan Rogers diteliti oleh Aspy dan Roebuck pada tahun 1975
mengenai kemampuan para guru untuk menciptakan kondidi yang mendukung yaitu
empati, penghargaan dan umpan balik positif. Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :
Dari penelitian itu diketahui guru yang fasilitatif mengurangi angka bolos
siswa, meningkatkan angka konsep diri siswa, meningkatkan upaya untuk meraih
prestasi akademik termasuk pelajaran bahasa dan matematika yang kurang disukai,
mengurangi tingkat problem yang berkaitan dengan disiplin dan mengurangi
perusakan pada peralatan sekolah, serta siswa menjadi lebih spontan dan
menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan
bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu mengembangkan
potensi dirinya.
2. Tokoh-tokoh dari teori humanistik ini antara lain : Arthur Combs, Maslow, Carl
Rogers, Kolb, Honey dan Mumford, dan Hebermas.
3. Salah satu prinsip teori belajar humanistik adalah bahwa manusia itu mempunyai
kemampuan belajar secara alami. Artinya, seseorang secara alamiah memiliki rasa
ingin tahu dan keinginan yang mendalam untuk mengeksplorasi terhadap dunianya.
4. Implikasi dari teori belajar humanistik salah satunya guru sebagai fasilitator. Guru
yang fasilitatif mengurangi angka bolos siswa, meningkatkan angka konsep diri siswa,
meningkatkan upaya untuk meraih prestasi akademik, dan sebagainya.
5. Penerapan atau aplikasi teori belajar humanistik ini tercermin dari peserta didik yang
berperan sebagai pelaku utama yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri,
sedangkan guru sebagai fasilitator (pendamping) dan motivator.
B. Saran
Dari makalah kami ini, kami berharap para pembaca mampu
memanfaatkannya sebagai sumber belajar untuk menambah wawasan dan
pengetahuan. Dan tak lupa kritik, masukan, saran, dalam bentuk apapun sangat kami
hargai agar kedepannya penulisan makalah kami menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Humanistik
https://mihwanuddin.wordpress.com/2011/09/19/toeri-belajar-humanistik-pengertian-
teori-belajar-humanistik-tokoh-teori-belajar-humanistik-prinsip-dalam-teori-belajar-
humanistik-aplikasi-teori-belajar-humanistik-implikasi-teori-belajar-humani/
http://www.academia.edu/8231265/MAKALAH_TEORI_PEMBELAJARAN_HUM
ANISME_Diajukan_untuk_memenuhi_tugas_matakuliah_Belajar_dan_Pembelajaran