Anda di halaman 1dari 12

TEORI BELAJAR HUMANISTIK DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP PEMBELAJARAN

Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Jiwa Belajar PAI

Oleh:

Olvy Andani Berliany 193121019

Winadia 193121006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

PALU

2022
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ........................................................................ i


DAFTAR ISI ..................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................. 2
A. Pengertian Teori Humanistik ................................................................... 2
B. Sejarah Kemunculan Teori Humanistik ................................................... 3
C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Humanistik ......................................... 5
D. Implikasi Teori Humanistik terhadap Pembelajaran ................................. 6
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 9
A. Kesimpulan ............................................................................................. 9
B. Saran ....................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan terdapat dua komponen pokok yang harus jelas
tentang keberadaanya, yaitu siswa dan guru. Suatu proses pembelajaran tidak akan
berkembang jika hanya ada guru saja tanpa adanya murid, dan begitupula jika
keberadaan murid dalam proses pembelajaran tanpa didampingi oleh gurunya
maka tidak akan berkembang proses pendidikan tersebut. Kemudian tingkat
kepribadian siswa yang bermacam-macam, ada yang baik, kasar, malas, pintar,
manja, bodoh, nakal dan lain sebagainya merupakan isyarat bagi guru untuk dapat
mendekati siswanya. Oleh karena itu untuk mengetahui bagaimana keadaan
psikologi siswa dalam proses pembelajaran harus dilakukan beberapa pendekatan.
Sehingga setelah kita mengetahui kondisi psikologi peserta didik, kita selaku
calon guru dapat mempersiapkan dan memilih metode yang tepat dalam
menyampaikan suatu mata pelajaran ketika diberi kesempatan untuk terlibat
dalam proses belajar mengajar.
Dalam dunia pendidikan banyak dikenal beberapa teori pendidikan. Salah
satunya yaitu teori humanistik yang fokus pembahasanya menitikberatkan kepada
perilaku seseorang manusia. Pada hakikatnya teori ini berkembang dari aliran
psikologi yang kemudian berpengaruh terhadap arah pengembangan teori, praktek
pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran humanistik. Oleh karena
itu, Penulis menyusun makalah ini yang berjudul Teori Belajar Humanistik Dan
Implikasinya Terhadap Pembelajaran
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teori humanistik?
2. Bagaimana sejarah kemunculan teori humanistik?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan teori humanistik?
4. Bagaimana implikasi teori humanistik terhadap pembelajaran?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Humanistik
Teori humanistik merupakan salah satu teori yang terdapat dalam teori-teori
pendidikan dalam disiplin ilmu pendidikan. Sebelum membahas lebih jauh
mengenai teori humanistik, perlu dipahami terlebih dahulu mengenai teori
pendidikan itu sendiri.
Teori pendidikan merupakan adalah suatu pandangan atau serangkaian
pendapat ihwal pendidikan yang diidealkan yang disajikan dalam bentuk sebuah
sistem konsep dan dalil (hukum) 1. Menurut salah satu tokoh pendidikan,
mudyaharjo, menjelaskan bahwa teori pendidikan adalah sebuah pandangan atau
serangkaian pendapat ihwal pendidikan yang disajikan dalam sebuah sistem
konsep. Pendidikan sebagai sistem mengandung, arti suatu kelompok tertentu
yang setidaknya memiliki hubungan khusus secara timbal balik dan memiliki
informasi. Selain itu teori pendidikan juga dapat diartikan sebagai pengetahuan
tentang makna dan bagaimana seyogyanya pendidikan itu dilaksanakan,
sedangkan praktek adalah tentang pelaksanaan pendidikan secara konkretnya
(nyatanya) 2. Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwa teori pendidikan adalah serangkaian konstruk (konsep), definisi, asumsi
dan proposisi tentang cara merubah sikap dan tingkah laku seseorang dalam
rangka mewujudkan manusia yang adil dan beradab, selain itu didalam teori
pendidikan memberi pedoman pada praktik pendidikan dan memiliki fungsi untuk
mendeskripsikan, menjelaskan dan memprediksi segala hal yang ada didalam
pendidikan.
Adapun teori humanistik itu sendiri merupakan konsep belajar yang lebih
melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Berfokus pada potensi
manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan
mengembangkan kemampuan tersebut 3. Kemudian teori humanistik banyak

1
Handout Ilmu Pendidikan, Zainal Arifin, FTK.prodi bahasa arab, hal 15
2
Diambil dari http://kajianpsikologi.guru-indonesia.net/artikel_detail-19887.html
3
Diambil dari http://afifahchen.wordpress.com

2
mengadopsi prinsip-prinsip progresif dan mendapat stimulan dari
eksistensialisme, yang mencakup keberpusatan pada anak, peran guru yang tidak
otoritatif, pemfokusan pada subjek didik yang terlibat aktif, dan sisi-sisi
pendidikan yang kooperatif dan demokratis 4. Pada intinya fokus teori humanistik
adalah perilaku seseorang. Selain itu teori belajar humanistik sifatnya sangat
mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses pembelajaran itu sendiri. Teori
belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk
membentuk manusia yang dicita-citakan dan bertujuan untuk memanusiakan
manusia itu sendiri serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling
ideal. Dalam artian memanusiakan manusia adalah perilaku tiap orang ditentukan
oleh orang itu sendiri dan memahami manusia terhadap lingkungan dan dirinya
sendiri.
Menurut para tokoh aliran ini penyusunan dan pemilihan materi pelajaran
harus sesuai dengan perasaan dan perhatian siswa. Tujuan utama pendidik adalah
membantu siswa mengembangkan dirinya yaitu membantu individu untuk
mengenal dirinya sendiri sebagai manusia secara utuh dan membantu
mengembangkan potensi dan keterampilan mereka. Para ahli humanistik melihat
adanya dua bagian pada proses belajar yaitu proses pemerolehan informasi baru
dan internalisasi informasi ini pada individu.
B. Sejarah Kemunculan Teori Humanistik
Seperti yang telah dipaparkan diatas bahwa teori humanistik dalam disiplin
ilmu pendidikan merupakan akar pengembangan dari ilmu psikologi. Oleh karena
itu sejarah singkat timbulnya teori humanistik akan dipaparkan dari awal
kemunculanya dalam ilmu psikologi.
Pada akhir tahun 1940-an muncul suatu perspektif psikologi baru yang
dipelopori oleh beberapa orang yang mengembangkan ilmu psikologi, diantaranya
yaitu ahli-ahli psikologi klinik, pekerja-pekerja sosial dan konseler. Gerakan ini
berkembang dan kemudian dikenal sebagai psikologi humanistik. Psikologi ini
berusaha untuk memahami prilaku seseorang dari sudut si pelaku (behavior),
bukan dari pengamat (observer).

4
Ibid, hal 22

3
Dalam dunia pendidikan, aliran humanistik muncul pada tahun 1960
sampai dengan 1970-an.
Berikut ini pemaparan tokoh-tokoh yang sangat berperan beserta teori-
teorinya sebagai kontribusi atas lahirnya teori humanistik.
1. Arthur Combs (1912-1999)
Combs dan kawan-kawan menyatakan bahwa apabila kita ingin
memahami perlaku orang lain maka kita harus mencoba memahami dunia
persepsi orang itu. Selanjutnya Combs dan kawn-kawanya mengatakan
juga bahwa perilaku buruk itu sesungguhnya tak lain halnya dari
ketidakmauan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan
memberikan kepuasan baginya. Apabila seorang guru mengeluh bahwa
siswanya tidak mempunyai motivasi unuk melakukan sesuatu, ini
sesungguhnya berarti bahwa siswa itu tidak mempunyai motivasi untuk
melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh guru itu. Apabila guru itu
membeikan aktivitas yang lain , ada kemungkinan siswa akan memberikan
reaksi yang positif.
2. Abraham Maslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada
dua hal :
a. Suatu usaha yang positif untuk berkembang.
b. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya
untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Hierarki kebutuhan
manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang
harus diperharikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia
mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin
berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi.
3. Carl Ransom Rogers
Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu:
a. Kognitif (kebermaknaan)
b. Experiential ( pengalaman atau signifikansi)

4
Guru menghubungkan pengetahuan akademik ke dalam pengetahuan
terpakai seperti mempelajari mesin dengan tujuan untuk memperbaiki
mobil. Experiential Learning menunjuk pada pemenuhan kebutuhan dan
keinginan siswa. Kualitas belajar experiential learning mencakup:
keterlibatan siswa secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri,
dan adanya efek yang membekas pada siswa.
Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini
adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus
menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri
mengenai proses perubahan itu 5.
4. Kolb, dengan konsepnya tentang empat tahap belajar, yaitu pengalaman
konkret, pengalaman aktif dan reflektif, konseptualisasi, dan
eksperimentasi aktif.
5. Honey dan Mumford, menggolongkan siswa menjadi 4, yaitu aktifis,
reflektor, teoris, dan pragmatis.
6. Hubermas, membedakan 3 macam atau tipe belajar, yaitu belajar teknis,
belajar praktis, dan belajar emansipatoris.
7. Bloom dan Krathwohl, dengan 3 kawasan tujuan belajar, yaitu kognitif,
psikomotor, dan efektf.
8. Ausubel, walaupun termasuk juga kedalam aliran kognitifisme, ia terkenal
dengan konsepnya belajar bermakna (meaningful learning) 6.
C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Humanistik
Ada pepatah mengatakan bahwa “segala sesuatu itu memiliki kekurangan dan
kelebihan”. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa tidak ada makhluk ciptaan tuhan
yang sempurna. Begitu pula dengan teori pendidikan, ada beberapa kekurangan
dan kelebihan yang saling melengkapi satu sama lainya. Menurut hemat penulis
ada beberapa kelebihan dalam teori humanistik yaitu :
1. Teori humanistik lebih cocok untuk diterapkan dalam materi pelajaran yang
bersifat pembentukan karakter.

5
Diambil dari http://afifahchen.wordpress.com
6
Diambil dari http://hasanudin18.wordpress.com

5
2. Teori ini dinyatakan berhasil apabila siswa bersemangat dalam mengikuti
proses pembelajaran. Contoh kongkritnya siswa bergairah, berinisiatif
dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas
kemauan sendiri.
3. Teori ini mengharapkan siswa untuk menjadi manusia yang bebas, tidak
terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara
bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar
aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku.
4. Teori ini mendorong guru untuk dapat lebih mengenali peserta didiknya
5. Teori ini memberikan dampak yang signifikan terhadap proses
perkembangan anak dilihat dari sisi kepribadianya
6. Teori ini lebih mengedepankan aspek memanusiakan manusia dan
pembentukan karakter.
Adapun kekurangan teori humanistik adalah sebagai berikut:
1. Siswa yang tidak menyadari dan memahami potensi dirinya akan
ketinggalan dalam proses belajar.
2. Siswa yang tidak aktif dan malas belajar akan merugikan diri sendiri
dalam proses belajar.
3. Proses pembelajaran lebih difokuskan kepada pengembangan potensi yang
dimiliki siswa, sehingga pengembangan intelektual siswa tidak terasah.
D. Implikasi Teori Humanistik terhadap Pembelajaran
Penerapan teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses
pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam
pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para peserta didik, guru
juga memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan
peserta didik. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada peserta didik dan
mendampingi peserta didik untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
Peserta didik berperan sebagai pelaku utama (stundent center) yang memaknai
proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan peserta didik memahami
potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan
potensi diri yang bersifat negatif.

6
Psikologi humanistik memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator.
Berikut ini adalah berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar dan berbagai
kualitas fasilitator, yaitu:
1. Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal,
situasi kelompok, atau pengalaman kelas.
2. Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan
perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat
umum.
3. Fasilitator mempercayai adanya keinginan dari masing-masing peserta didik
untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai
kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi.
4. Fasilitator mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar
yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para peserta didik untuk membantu
mencapai tujuan mereka.
5. Fasilitator menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel
untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok.
6. Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan
menerima baik isi yang bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan dan
mencoba untuk menanggapi dengan cara yang sesuai, baik bagi individual
ataupun bagi kelompok
7. Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-sngsur
dapat berperanan sebagai seorang peserta didik yang turut berpartisipasi,
seorang anggota kelompok, dan turut menyatakan pandangannya sebagai
seorang individu, seperti peserta didik yang lain.
8. Fasilitator mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya
dan juga pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi
sebagai suatu andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh
peserta didik
9. Fasilitator harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang
menandakan adanya perasaan yang dalam dan kuat selama belajar

7
10. Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk
mengenali dan menerima keterbatasan-keterbatasannya sendiri.7
Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :
1. Merespon perasaan peserta didik
2. Menggunakan ide-ide peserta didik untuk melaksanakan interaksi yang sudah
dirancang
3. Berdialog dan berdiskusi dengan peserta didik
4. Menghargai peserta didik
5. Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan
6. Menyesuaikan isi kerangka berpikir peserta didik (penjelasan untuk
memantapkan kebutuhan segera dari peserta didik)
7. Tersenyum pada peserta didik. 8

7
Dakir. (1993). Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. h. 65.
8
Syaodih. (2007) h.152

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan singkat mengenai teori humanistik dan implementasinya
dalam pembelajaran, akhirnya penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Teori humanistik merupakan konsep belajar yang lebih melihat pada sisi
perkembangan kepribadian manusia dan fokus pembahasanya
menitikberatkan kepada perilaku seseorang.
2. Ukuran keberhasilan pembelajaran dalam teori ini adalah siswa
bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran dan mau berpartisipasi
didalamnya.
3. Tujuan pembelajaran teori humanistik adalah memanusiakan manusia
artinya perilaku tiap orang ditentukan oleh orang itu sendiri dan
memahami manusia terhadap lingkungan dan dirinya sendiri.
4. Sejarah munculnya teori humanistik dalam pendidikan berawala dari
pengembangan teori humanistik pada ilmu psikologi yang muncul pada
akhir tahun 1940.
5. Tokoh-tokoh yang berperan besar dalamm kemunculan teori humanistik
adalah Arthur Combs, Abraham Maslow, Carl Ransom Rogers, Kolb,
Honey dan Mumford, Hubermas, Bloom dan Krathwohl, Ausubel.
6. Kelebihan teori humanistik yaitu cocok digunakan untuk pembelajaran
yang bersifat pembentukan karakter dan lain sebagainya. Sedangkan
kekuranganya yaitu siswa tidak aktif dan malas belajar akan merugikan
diri sendiri dalam proses belajar dan lain sebagainya.
7. Psikologi humanistik memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator.
B. Saran
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan disebabkan keterbatasan pengetahuan kami dan oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

9
DAFTAR PUSTAKA
Dakir. (1993). Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sukmadinata, Prof DR Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, PT Remaja
Rosdakarya.
Ahmad, Drs H Zainal Arifin, Handout Ilmu Pendidikan, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan.
http://hasanudin18.wordpress.com
http://kajianpsikologi.guru-indonesia.net/artikel_detail-19887.html
http://afifahchen.wordpress.com
http://mashurimas.blogspot.com

10

Anda mungkin juga menyukai