Mata Kuliah:
Teori Belajar
Dosen Pengampu:
UNIVERSITAS LAMPUNG
T.A 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang atas rahmat dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari
makalah ini adalah ‘’Teori Humanistik’’.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah Teori Belajar yaitu Ibu Ana Mentari, S.Pd., M.Pd. yang telah
memberikan tugas kepada kami. Kami juga ingin mengucapkan kepada pihak-pihak
yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan Langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat
berguna bagi kami pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Kelompok 2
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Humanistik......................................................................................5
2.2 Tokoh-Tokoh Teori Humanistik.................................................................................6
3.2 Saran.........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................17
2
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu teori dan belajar,
secara umum teori belajar dikelompokkan dalam empat kelompok atau aliran
meliputi: (1) Teori Belajar Behavioristik, (2) Teori Belajar Kognitif, (3) Teori
Belajar Sosial, dan (4) Teori Belajar Humanistik.
Dari keempat teori yang telah disebutkan di atas, di dalam makalah ini akan dibahas
salah satu dari teori-teori tersebut yaitu teori humanistik. Teori ini mempelajari
perilaku belajar peserta didik dan mengembangkan potensi yang ada di dalam
dirinya.
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Teori Belajar Humanistik?
2. Siapa sajakah tokoh Teori Belajar Humanistik?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan teori humanistik?
4. Bagaimana Aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam pembelajaran PPKn?
4
BAB II
PEMBAHASAN
Teori ini juga mengungkapkan bahwa sejatinya semua teori belajar bisa dimanfaatkan
hanya jika tujuan dari pembelajaran tersebut adalah memanusiakan individu yang
belajar. Bagaimana memanusiakannya? Yaitu ketika mereka bisa mencapai aktualisasi
5
diri, bisa memahami dirinya sendiri, serta mampu merealisasikan diri sebagai orang
yang sedang belajar.
Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia
itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingnya isi dari proses belajar,
dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar
dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide
belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti
apa yang bisa kita amati dalam dunia keseharian. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal
tujuan untuk “memanusiakan manusia” (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat
tercapai. Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus
berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya,
bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu
si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk
mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam
mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
Teori belajar itu antara lain teori belajar behavioristik, humanistik, teori belajar kognitif,
konstruktif, pemrosesan informasi, dan kinerja otak. Sebagai teori yang paling pertama,
teori behavioristik dikenal sebagai teori yang paling kolot. Teori ini menempatkan
peserta didik sebagai pihak yang pasif dan hasil pendidikan berkiblat teori behavioristik
ini adalah perilaku yang ditampakkan. Teori ini cenderung tidak mempertimbangkan
sisi personal dan perasaan peserta didik, sehingga tak heran jika hukuman adalah cara
terbaik menertibkan penyimpangan. Misalkan seorang murid yang terlambat datang
sekolah, dihukum dengan membersihkan halaman sekolah agar menimbulkan efek jera.
6
teori humanistik. Seperti teori-teori di mana pun dan teori apapun, setiap teori pun
memiliki beberapa ahli yang berperan di baliknya. Seperti teori belajar humanistik yang
terkenal dengan pendapat dan pandangan beberapa ahli, yaitu Arthur Combs, Abraham
H. Maslow, Carl Rogers, Bloom dan Krathwohl, dan Habermas.
1. Arthur Combs
Memiliki pendapat bahwa belajar merupakan hal yang bisa terjadi tatkala bagi
seseorang ada artinya. Guru tidak bisa memaksa seseorang untuk mempelajari
hal yang tidak disukai atau dianggap tidak relevan. Ketika muncul perlawanan,
hal itu sebenarnya merupakan bentuk perilaku buruk yang mencerminkan
ketidakmauan seseorang untuk mempelajari hal yang bukan minatnya, karena
sama saja dengan melakukan sesuatu yang baginya tidak mendatangkan
kepuasan.
2. Abraham Maslow
Memiliki pandangan yang berbeda terkait dengan teori belajar humanistik ini.
Maslow berpendapat bahwa proses belajar pada manusia merupakan proses yang
dilaluinya untuk mengaktualisasikan dirinya. Belajar adalah proses untuk
mengerti sekaligus memahami siapa diri kita sendiri, bagaimana kita menjadi
diri kita sendiri, sampai potensi apa yang ada pada diri kita untuk kita
kembangkan ke arah tertentu.
3. Carl Rogers
Baginya, pengalaman individu merupakan fenomena logika yang dialami oleh
individu itu sendiri. Rogers juga berpendapat bahwa setiap manusia memiliki
kecenderungan untuk mencapai kesempurnaan hidup, membentuk konsep hidup
yang unik, dan tingkah lakunya selaras dengan konsep kehidupan yang
dimilikinya. Menurut Rogers, pembelajaran terjadi melalui fenomena hidup atau
pengalaman yang dialami setiap orang. Menurut Rogers yang utama dalam
proses kegiatan belajar mengajar yakni pendidik mencermati pentingnya prinsip
pembelajaran beserta
pendidikan, diantaranya:
7
a. Menjadi manusia yang bermakna, pendidik menerima peserta didik dengan
apa adanya, tanpa membeda-bedakan peserta didik satu dengan yang lainnya.
b. Peserta didik tidak diharuskan mempelajari hal – hal yang tidak memiliki arti.
c. Peserta didik mempelajari perihal yang bermakna bagi dirinya.
d. Serta menganugerahkan peluang pada peserta didik untuk berkembang sesuai
kecepatan dan kemampuannya.
5. Habermas
Menurut pandangn Habermas, belajar sangat dipengaruhi oleh interaksi, baik
dengan lingkungan maupun dengan sesama manusia. Habermas membagi tiga
macam tipe belajar, seperti yang diuraikan berikut ini.
a) Belajar teknis: siswa belajar berinteraksi dengan alam sekelilingnya, mereka
berusaha mereka berusaha menguasai dan mengelola alam dengan
mempelajari keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk itu.
b) Belajar praktis: siswa berinteraksi dengan orang- orang di sekelilingnya.
Pemahamannya relevan jika berkaitan dengan kepentingan manusia.
c) Belajar emansipatoris: siswa berusaha mencapai pemahaman dan
8
kesadaran yang sebaik mungkin tentang perubahan (transformasi) kultural
dari suatu lingkungan. Pemahaman ini dianggap sebagai tahap belajar paling
tinggi, karena dianggap sebagai tujuan pendidikan yang paling tinggi.
9
1) Teori ini pantas untuk diimplementasikan dalam materi pembelajaran yang
bertujuan untuk membentuk kepribadian, perubahan tingkah laku, hati nurani
dan pandangan terhadap fakta sosial.
2) Menurut aliran humanisme: seseorang lebih mempunyai keinginan atau
kesanggupan untuk mengembangkan potensi dirinya dan percaya pada takdir
biologis dan ciri lingkungan.
3) Keberhasilan dari menerapkan teori belajar humanistik adalah peserta didik
merasa dirinya bergembira sehingga ada gairah atau inisiatif dalam belajar serta
terjadinya perubahan dalam daya pikir, sikap dan tingkah laku atas keinginan
diri sendiri.
4) Berharap peserta didik menjadi manusia yang leluasa, sehingga tidak
terbelenggu dengan pandangan orang lain dan dapat mengelola individualitas
diri sendiri secara bertanggungjawab dengan tidak mengambil hak – hak orang
lain, serta tidak melanggar aturan hukum, norma, maupun etika yang berlaku.
5) Aliran humanisme menolak sifat tidak percaya diri, dengan kata lain aliran
humanisme mengarahkan individu untuk memiliki sifat percaya diri.
6) Teori Humanistik sangat menolong pendidik dalam mengetahui arah belajar
pada aspek yang lebih besar, sehingga terwujudnya hal-hal yang ingin dicapai
serta membantu pendidik untuk memahami dan mengetahui hakikat dari jiwa
manusia.
10
5) Dalam psikologi humanisme terdapat banyak konsep yang masih buram dan
subjektif seperti pada aktualisasi diri.
6) Beberapa kritikus menolak bahwa konsep ini menggambarkan idealisme dan
nilai dari Maslow.
7) Psikologi humanisme mendapati adanya penyimpangan terhadap nilai
individualistis.
8) Teori humanisme dikritik karena jarang dipakai dalam konteks yang lebih
mudah. Sehingga teori ini dapat diibaratkan lebih akrab dengan dunia filsafat
melainkan dunia pendidikan.
9) Pendidik lebih membimbing peserta didik untuk berpikir induktif,
mengutamakan pengalaman serta memerlukan keikutsertaan peserta didik untuk
aktif dalam proses pembelajaran dengan teori humanisme.
10) Teori humanisme masih sulit dimaknai ke dalam kegiatan yang mudah dan
dapat diterapkan.
Dari pengertian asas humanistik, ciri-ciri humanistik, kelebihan dan kekurangan asas
humanistik, dapat disimpulkan bahwa asas humanistik sangat ditekankan pada arah
pendekatan terhadap siswa melalui proses belajar dengan cara atau langkah yang
mampu mendorong motifasi siswa untuk belajar sebagaimana adanya.
Penerapan teori humanistik lebih menuju pada hasrat atau semangat selama proses
pembelajaran sehingga mewarnai langkah-langkah yang akan diterapkan. Peran
pendidik dalam kegiatan pembelajaran humanistic tentunya menjadi fasilitator untuk
peserta didik, seperti pendidik memberikan motivasi, serta usaha untuk menyedarkan
peserta didik mengenai pentingnya makna belajar dalam kehidupan. Pendidik
memberikan fasilitas berupa sejumlah kegiatan proses pembelajaran dan memberikan
dampingan terhadap peserta didik untuk meraih tujuan yang akan dicapai dalam
pembelajaran.
11
Dalam pembelajaran humanistic, Peserta didik menjadi tokoh sentral dalam
mengartikan proses keahlian belajarnya tersebut. Sehingga peserta didik diharapkan
dapat memahami dan mengetahui potensi diri mereka, serta dapat berkembangnya
potensi ke arah positif dengan mengurangi potensi diri yang mengarah negative. Pada
teori ini, tujuan pembelajaran tidak berfokus hasil belajar melainkan pada proses
pembelajarannya. Berikut beberapa proses yang umum untuk dilalui adalah:
12
Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses
pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru
dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa
sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar
dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa
dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Siswa
berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses
pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri,
mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri
yang bersifat negatif.
Implikasi Teori Belajar Humanistik Dalam Pembelajaran PPKn Penerapan asas
humanistik yakni memperlakukan peserta didiksebagai manusia yang memiliki
kebutuhan yang harus dipenuhi, serta memiliki potensi yang harus
dikembangkan secara maksimal, dengan guru PKn menghormati, menghargai
dan menerima siswa apa adanya. Penerapanasas humanistik ini cenderung
mengarahkan siswa untuk berfikir induktif, mementingkan pengalaman, serta
membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar.
Tujuan
1. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat
jelas, jujur dan positif.
2. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk
belajar atas inisiatif sendiri.
13
3. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses
pembelajaran secara mandiri.
4. Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih
pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung
resiko dari perilaku yang ditunjukkan.
5. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran
siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk
bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
6. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya.
7. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Maslow terkenal sebagai bapak aliran psikologi humanistik, ia yakin bahwa manusia
berperilaku guna mengenal dan mengapresiasi dirinya sebaik-baiknya. Teori yang
termasyhur hingga saat ini yaitu teori hierarki kebutuhan. Menurutnya manusia
terdorong guna mencukupi kebutuhannya. Kebutuhan-kebutuhan itu mempunyai level,
dari yang paling dasar hingga level tertinggi. Dalam teori psikologinya yaitu semakin
15
besar kebutuhan maka pencapaian yang dipunyai oleh individu semakin sungguh-
sungguh menggeluti sesuatu.
Menurut Rogers dalam Jamil Suprihatiningrum, ada dua tipe belajar, yaitu kognitif
(kebermaknaan) dan eksperimental (pengalaman). Guru memberikan makna (kognitif)
bahwa tidak membuang sampah sembarangan dapat mencegah terjadinya banjir. Jadi,
guru perlu menghubungkan pengetahuan akademik ke dalam pengetahuan bermakna.
3.2 Saran
Dalam proses pembelajaran, hendaknya guru memilih proses atau teori belajar yang
cocok untuk para peserta didik. Hal ini sangat penting, karena setiap peserta didik
memiliki kemampuan yang berbeda-beda dan peran guru di sini adalah untuk
meningkatkan perkembangan proses belajar peserta didik.
16
DAFTAR PUSTAKA
17