Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEORI BELAJAR HUMANISTIK

Mata Kuliah:

Teori Belajar

Dosen Pengampu:

Ibu Ana Mentari, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 2:

1. Anggraenie Inka Amsyairi 2213032021


2. Rintan Amelia 2213032030
3. Susiati 2213032035
4. Hikmah Nur Azizah 2213032038

PROGRAM PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

T.A 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang atas rahmat dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari
makalah ini adalah ‘’Teori Humanistik’’.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah Teori Belajar yaitu Ibu Ana Mentari, S.Pd., M.Pd. yang telah
memberikan tugas kepada kami. Kami juga ingin mengucapkan kepada pihak-pihak
yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan Langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat
berguna bagi kami pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Bandar Lampung, 14 Maret 2023

Kelompok 2

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4


1.3 Tujuan Penulisan Makalah.........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Humanistik......................................................................................5
2.2 Tokoh-Tokoh Teori Humanistik.................................................................................6

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Teori Humanistik...........................................................9


2.4 Aplikasi Teori Humanistik dalam pembelajaran PPKn............................................12

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan...............................................................................................................15

3.2 Saran.........................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................17

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Belajar adalah suatu proses perubahan pada diri individu yaitu perubahan tingkah
laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Perubahan sebagai hasil proses
belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuanya,
sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapanya, kemampuannya, daya reaksinya
dan daya penerimaanya.

Dalam suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu teori dan belajar,
secara umum teori belajar dikelompokkan dalam empat kelompok atau aliran
meliputi: (1) Teori Belajar Behavioristik, (2) Teori Belajar Kognitif, (3) Teori
Belajar Sosial, dan (4) Teori Belajar Humanistik.

Dari keempat teori yang telah disebutkan di atas, di dalam makalah ini akan dibahas
salah satu dari teori-teori tersebut yaitu teori humanistik. Teori ini mempelajari
perilaku belajar peserta didik dan mengembangkan potensi yang ada di dalam
dirinya.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pemahaman tentang pengertian, tokoh-


tokoh, prinsip, implikasi, dan aplikasi dari teori humanistik ini, akan dibahas lebih
lanjut di bab selanjutnya.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Teori Belajar Humanistik?
2. Siapa sajakah tokoh Teori Belajar Humanistik?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan teori humanistik?
4. Bagaimana Aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam pembelajaran PPKn?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian teori belajar Humanistik
2. Untuk mengetahui siapa saja tokok teori belajar Humanistik
3. Untuk menjelaskan kelebihan dan kekurangan teori beljar humanistik
4. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi belajar Humanistik dalam mata pelajaran
PPKn

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Humanistik

Pada dasarnya, teori humanistik adalah teori belajar yang memanusiakan manusia.


Pembelajaran dipusatkan pada pribadi seseorang. Teori ini tidak lepas dari pendidikan
yang berfokus pada bagaimana menghasilkan sesuatu yang efektif, bagaimana belajar
yang bisa meningkatkan kreativitas dan memanfaatkan potensi yang ada pada
seseorang. Teori humanistik ini muncul sebagai perlawanan terhadap teori belajar
sebelumnya, yaitu Teori Behaviouristik, yang dianggap terlalu kaku, pasif, bahkan
penurut ketika menggambarkan manusia.

Dalam pengertian teori humanistik, proses pembelajaran cenderung lebih abstrak.


Bidang kajian yang mendekati teori ini adalah Filsafat, Teori Kepribadian, dan
Psikoterapi. Teori ini lebih condong untuk mementingkan konten pembelajaran
dibandingkan bagaimana proses belajar berjalan. Keberhasilan suatu pembelajaran
menurut teori ini adalah ketika ada keinginan dari dalam diri seseorang untuk belajar,
mengetahui informasi baru, sehingga terjadi asimilasi dalam struktur kognitifnya.

Teori ini juga mengungkapkan bahwa sejatinya semua teori belajar bisa dimanfaatkan
hanya jika tujuan dari pembelajaran tersebut adalah memanusiakan individu yang
belajar. Bagaimana memanusiakannya? Yaitu ketika mereka bisa mencapai aktualisasi

5
diri, bisa memahami dirinya sendiri, serta mampu merealisasikan diri sebagai orang
yang sedang belajar.

Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia
itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingnya isi dari proses belajar,
dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar
dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide
belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti
apa yang bisa kita amati dalam dunia keseharian. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal
tujuan untuk “memanusiakan manusia” (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat
tercapai. Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus
berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya,
bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu
si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk
mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam
mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.

Teori belajar itu antara lain teori belajar behavioristik, humanistik, teori belajar kognitif,
konstruktif, pemrosesan informasi, dan kinerja otak. Sebagai teori yang paling pertama,
teori behavioristik dikenal sebagai teori yang paling kolot. Teori ini menempatkan
peserta didik sebagai pihak yang pasif dan hasil pendidikan berkiblat teori behavioristik
ini adalah perilaku yang ditampakkan. Teori ini cenderung tidak mempertimbangkan
sisi personal dan perasaan peserta didik, sehingga tak heran jika hukuman adalah cara
terbaik menertibkan penyimpangan. Misalkan seorang murid yang terlambat datang
sekolah, dihukum dengan membersihkan halaman sekolah agar menimbulkan efek jera.

2.2 Tokoh-Tokoh Teori Humanistik

Teori ini kemudian mendapatkan banyak pertentangan yang kemudian memunculkan


teori baru untuk mengatasi kekurangan dari teori behavioristik ini. Teori tersebut adalah

6
teori humanistik. Seperti teori-teori di mana pun dan teori apapun, setiap teori pun
memiliki beberapa ahli yang berperan di baliknya. Seperti teori belajar humanistik yang
terkenal dengan pendapat dan pandangan beberapa ahli, yaitu Arthur Combs, Abraham
H. Maslow, Carl Rogers, Bloom dan Krathwohl, dan Habermas.

1. Arthur Combs
Memiliki pendapat bahwa belajar merupakan hal yang bisa terjadi tatkala bagi
seseorang ada artinya. Guru tidak bisa memaksa seseorang untuk mempelajari
hal yang tidak disukai atau dianggap tidak relevan. Ketika muncul perlawanan,
hal itu sebenarnya merupakan bentuk perilaku buruk yang mencerminkan
ketidakmauan seseorang untuk mempelajari hal yang bukan minatnya, karena
sama saja dengan melakukan sesuatu yang baginya tidak mendatangkan
kepuasan.

2. Abraham Maslow
Memiliki pandangan yang berbeda terkait dengan teori belajar humanistik ini.
Maslow berpendapat bahwa proses belajar pada manusia merupakan proses yang
dilaluinya untuk mengaktualisasikan dirinya. Belajar adalah proses untuk
mengerti sekaligus memahami siapa diri kita sendiri, bagaimana kita menjadi
diri kita sendiri, sampai potensi apa yang ada pada diri kita untuk kita
kembangkan ke arah tertentu.

3. Carl Rogers
Baginya, pengalaman individu merupakan fenomena logika yang dialami oleh
individu itu sendiri. Rogers juga berpendapat bahwa setiap manusia memiliki
kecenderungan untuk mencapai kesempurnaan hidup, membentuk konsep hidup
yang unik, dan tingkah lakunya selaras dengan konsep kehidupan yang
dimilikinya. Menurut Rogers, pembelajaran terjadi melalui fenomena hidup atau
pengalaman yang dialami setiap orang. Menurut Rogers yang utama dalam
proses kegiatan belajar mengajar yakni pendidik mencermati pentingnya prinsip
pembelajaran beserta
pendidikan, diantaranya:

7
a. Menjadi manusia yang bermakna, pendidik menerima peserta didik dengan
apa adanya, tanpa membeda-bedakan peserta didik satu dengan yang lainnya.
b. Peserta didik tidak diharuskan mempelajari hal – hal yang tidak memiliki arti.
c. Peserta didik mempelajari perihal yang bermakna bagi dirinya.
d. Serta menganugerahkan peluang pada peserta didik untuk berkembang sesuai
kecepatan dan kemampuannya.

4. Bloom dan Krathwohl


Pandangan Bloom Dan Krathwohl Terhadap Belajar. Selain tokoh-tokoh di atas,
Bloom dan Krathwohl juga termasuk penganut aliran humanis. Mereka lebih
menekankan perhatiannya pada apa yang mesti dikuasai oleh individu (sebagai
tujuan belajar), setelah melalui peristiwa-peristiwa belajar. Tujuan belajar yang
dikemukakannya dirangkum ke dalam tiga kawasan yang dikenal dengan
sebutan Taksonomi Bloom. Melalui taksonomi Bloom inilah telah brhasil
memberikan ispirasi kepada banyak pakar pendidikan dalam mengembangkan
teori-teori maupun peraktek pembelajaran. Pada tataran praktis, taksonomi
Bloom ini telah membantu para pendidik dan guru untuk merumuskan tujuan-
tujuan belajar yang akan dicapai, dengan rumusan yang mudah dipahami.
Berpijak pada taksonomi Bloom ini pula para praktisi pendidikan dapat
merancang program-program pembelajarannya.

5. Habermas
Menurut pandangn Habermas, belajar sangat dipengaruhi oleh interaksi, baik
dengan lingkungan maupun dengan sesama manusia. Habermas membagi tiga
macam tipe belajar, seperti yang diuraikan berikut ini.
a) Belajar teknis: siswa belajar berinteraksi dengan alam sekelilingnya, mereka
berusaha mereka berusaha menguasai dan mengelola alam dengan
mempelajari keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk itu.
b) Belajar praktis: siswa berinteraksi dengan orang- orang di sekelilingnya.
Pemahamannya relevan jika berkaitan dengan kepentingan manusia.
c) Belajar emansipatoris: siswa berusaha mencapai pemahaman dan

8
kesadaran yang sebaik mungkin tentang perubahan (transformasi) kultural
dari suatu lingkungan. Pemahaman ini dianggap sebagai tahap belajar paling
tinggi, karena dianggap sebagai tujuan pendidikan yang paling tinggi.

Pengaplikasian teori humanisme pada kegiatan belajar mengajar sekiranya


pendidik mengarahkan peserta didik untuk berpikir kritis, mendahulukan
praktik serta menitikberatkan pada pentingnya keterlibatan peserta didik
dalam pembelajaran. Teori humanisme juga sangat mengutamakan
komponen – komponen lika-liku keahlian dan keikutsertaan peserta didik
sebagai individu yang aktif dalam pembelajaran.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Teori Humanistik


Teori humanistik beranggapan bahwa semua teori belajar dapat digunakan dan
bermanfaat, apabila bermaksud untuk memanusiakan manusia dalam mencapai
segala bentuk kemampuan yang ada pada diri individu, memahami diri sendiri,
serta sadar atas kenyataannya sebagai manusia yang sedang belajar secara
maksimal. Hal ini membuat teori humanistik bersifat sangat selektif. Tidak bisa
dipungkiri bahwa setiap pendekatan dalam pembelajaran apapun, pastinya ada
kekurangan maupun kelebihannya. Beberapa ahli dalam merancang teorinya
hanya tertuju pada segi terbatas yang menjadi pusat utama dalam
ketertarikannya pada saat itu. Dengan banyak pertimbangan setiap ahli selalu
melakukan penelitiannya dari perspektifnya masing-masing dan menganggap
bahwa pendapatnya mengenai bagaimana manusia itu belajar adalah sebagai
keterangan yang paling memadai.

Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Humanistik


3. Kelebihan teori humanistik
Asri Budiningsih mengemukakan pendapatnya mengenai kelebihan teori
humanistik
sebagai berikut:

9
1) Teori ini pantas untuk diimplementasikan dalam materi pembelajaran yang
bertujuan untuk membentuk kepribadian, perubahan tingkah laku, hati nurani
dan pandangan terhadap fakta sosial.
2) Menurut aliran humanisme: seseorang lebih mempunyai keinginan atau
kesanggupan untuk mengembangkan potensi dirinya dan percaya pada takdir
biologis dan ciri lingkungan.
3) Keberhasilan dari menerapkan teori belajar humanistik adalah peserta didik
merasa dirinya bergembira sehingga ada gairah atau inisiatif dalam belajar serta
terjadinya perubahan dalam daya pikir, sikap dan tingkah laku atas keinginan
diri sendiri.
4) Berharap peserta didik menjadi manusia yang leluasa, sehingga tidak
terbelenggu dengan pandangan orang lain dan dapat mengelola individualitas
diri sendiri secara bertanggungjawab dengan tidak mengambil hak – hak orang
lain, serta tidak melanggar aturan hukum, norma, maupun etika yang berlaku.
5) Aliran humanisme menolak sifat tidak percaya diri, dengan kata lain aliran
humanisme mengarahkan individu untuk memiliki sifat percaya diri.
6) Teori Humanistik sangat menolong pendidik dalam mengetahui arah belajar
pada aspek yang lebih besar, sehingga terwujudnya hal-hal yang ingin dicapai
serta membantu pendidik untuk memahami dan mengetahui hakikat dari jiwa
manusia.

b. Kekurangan teori humanistik


Asri Budiningsih mengemukakan pendapatnya mengenai kekurangan teori
humanistik
sebagai berikut.
1) Peserta didik yang tidak ada keinginan untuk memahami potensi dirinya akan
tertinggal dalam proses belajar.
2) Peserta didik terlalu diberi kebebasan.
3) Teori humanisme sangat percaya diri secara alamiah dan tidak berhasil
memberikan pengetahuan pada bagian buruk dari sifat asli manusia.
4) Teori humanisme tidak dapat diuji dengan mudah.

10
5) Dalam psikologi humanisme terdapat banyak konsep yang masih buram dan
subjektif seperti pada aktualisasi diri.
6) Beberapa kritikus menolak bahwa konsep ini menggambarkan idealisme dan
nilai dari Maslow.
7) Psikologi humanisme mendapati adanya penyimpangan terhadap nilai
individualistis.
8) Teori humanisme dikritik karena jarang dipakai dalam konteks yang lebih
mudah. Sehingga teori ini dapat diibaratkan lebih akrab dengan dunia filsafat
melainkan dunia pendidikan.
9) Pendidik lebih membimbing peserta didik untuk berpikir induktif,
mengutamakan pengalaman serta memerlukan keikutsertaan peserta didik untuk
aktif dalam proses pembelajaran dengan teori humanisme.
10) Teori humanisme masih sulit dimaknai ke dalam kegiatan yang mudah dan
dapat diterapkan.

Dari pengertian asas humanistik, ciri-ciri humanistik, kelebihan dan kekurangan asas
humanistik, dapat disimpulkan bahwa asas humanistik sangat ditekankan pada arah
pendekatan terhadap siswa melalui proses belajar dengan cara atau langkah yang
mampu mendorong motifasi siswa untuk belajar sebagaimana adanya.

Aplikasi Teori Belajar Humanistik

Penerapan teori humanistik lebih menuju pada hasrat atau semangat selama proses
pembelajaran sehingga mewarnai langkah-langkah yang akan diterapkan. Peran
pendidik dalam kegiatan pembelajaran humanistic tentunya menjadi fasilitator untuk
peserta didik, seperti pendidik memberikan motivasi, serta usaha untuk menyedarkan
peserta didik mengenai pentingnya makna belajar dalam kehidupan. Pendidik
memberikan fasilitas berupa sejumlah kegiatan proses pembelajaran dan memberikan
dampingan terhadap peserta didik untuk meraih tujuan yang akan dicapai dalam
pembelajaran.

11
Dalam pembelajaran humanistic, Peserta didik menjadi tokoh sentral dalam
mengartikan proses keahlian belajarnya tersebut. Sehingga peserta didik diharapkan
dapat memahami dan mengetahui potensi diri mereka, serta dapat berkembangnya
potensi ke arah positif dengan mengurangi potensi diri yang mengarah negative. Pada
teori ini, tujuan pembelajaran tidak berfokus hasil belajar melainkan pada proses
pembelajarannya. Berikut beberapa proses yang umum untuk dilalui adalah:

a. Tujuan belajar dirumuskan dengan jelas.


b. Berupaya untuk membuat peserta didik berperan aktif dalam pembelajaran yang
bersifat tidak ambigu, terintegritas dan positif.
c. Mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan belajarnya
secara inisiatif.
d. Mengarahkan peserta didik untuk peka dalam berpikir kritis, serta mengartikan
proses
e. pembelajaran secara individu.
f. Peserta didik diarahkan untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih
pilihannya,
melaksanakan hal yang diinginkan dan bertanggung jawab atas tingkah laku
yang
dilakukannya.
g. Pendidik menerima peserta didik apa adanya, dengan memahami jalan
pemahaman peserta didik, bukan memberikaian penilaian secara normatif akan
tetapi mengarahkan peserta didik untuk bertanggungjawab atas segala akibat
dari aktivitas dalam proses pembelajaran.
h. Peserta didik diberi kebebasan untuk berkembang sesuai dengan kecepatan dan
kemampuannya.
i. Pemberian evaluasi secara individual dengan berdasar pada perolehan prestasi
peserta didik.

2.4 Aplikasi Teori Humanistik Dalam Pembelajaran PPKn

12
Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses
pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru
dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa
sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar
dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa
dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Siswa
berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses
pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri,
mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri
yang bersifat negatif.
Implikasi Teori Belajar Humanistik Dalam Pembelajaran PPKn Penerapan asas
humanistik yakni memperlakukan peserta didiksebagai manusia yang memiliki
kebutuhan yang harus dipenuhi, serta memiliki potensi yang harus
dikembangkan secara maksimal, dengan guru PKn menghormati, menghargai
dan menerima siswa apa adanya. Penerapanasas humanistik ini cenderung
mengarahkan siswa untuk berfikir induktif, mementingkan pengalaman, serta
membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar.

Siswa berperan sebagai pelaku utama yang memaknai proses pengalaman


belajarnya sendiri. Siswa sebagai manusia juga memiliki kebutuhan yang harus
dipenuhi seperti seperti halnya ketika siswa memahami potensi diri, diharap
siswa dapat mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan
potensi diri yang bersifat negatif sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam materi
pembelajaran PKn. Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya dari
pada hasil belajar.

Tujuan
1. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat
jelas, jujur dan positif.
2. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk
belajar atas inisiatif sendiri.

13
3. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses
pembelajaran secara mandiri.
4. Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih
pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung
resiko dari perilaku yang ditunjukkan.
5. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran
siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk
bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
6. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya.
7. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa

Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterapkan.


Keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif
dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas
kemauan sendiri. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani,
tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara
bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar
aturan, norma , disiplin atau etika yang berlaku.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam pandangan humanistik, belajar bertujuan untuk menjadikan manusia selayaknya


manusia, keberhasilan belajar ditandai bila peserta didik mengenali dirinya dan
lingkungan sekitarnya dengan baik. Peserta didik dihadapkan pada target untuk
mencapai tingkat aktualisasi diri semaksimal mungkin. Teori humanistik berupaya
mengerti tingkah laku belajar menurut pandangan peserta didik dan bukan dari
pandangan pengamat. Penerapan teori humanistik pada kegiatan belajar hendaknya
pendidik menuntun peserta didik berpikir induktif, mengutamakan praktik serta
menekankan pentingnya partisipasi peserta didik dalam pembelajaran. Hal tersebut
dapat diaplikasikan dengan diskusi sehingga peserta didik mampu mengungkapkan
pemikiran mereka di hadapan audience.

Maslow terkenal sebagai bapak aliran psikologi humanistik, ia yakin bahwa manusia
berperilaku guna mengenal dan mengapresiasi dirinya sebaik-baiknya. Teori yang
termasyhur hingga saat ini yaitu teori hierarki kebutuhan. Menurutnya manusia
terdorong guna mencukupi kebutuhannya. Kebutuhan-kebutuhan itu mempunyai level,
dari yang paling dasar hingga level tertinggi. Dalam teori psikologinya yaitu semakin

15
besar kebutuhan maka pencapaian yang dipunyai oleh individu semakin sungguh-
sungguh menggeluti sesuatu.

Menurut Rogers dalam Jamil Suprihatiningrum, ada dua tipe belajar, yaitu kognitif
(kebermaknaan) dan eksperimental (pengalaman). Guru memberikan makna (kognitif)
bahwa tidak membuang sampah sembarangan dapat mencegah terjadinya banjir. Jadi,
guru perlu menghubungkan pengetahuan akademik ke dalam pengetahuan bermakna.

3.2 Saran

Dalam proses pembelajaran, hendaknya guru memilih proses atau teori belajar yang
cocok untuk para peserta didik. Hal ini sangat penting, karena setiap peserta didik
memiliki kemampuan yang berbeda-beda dan peran guru di sini adalah untuk
meningkatkan perkembangan proses belajar peserta didik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Saputri Sela, 2022. Pentingnya Menerapkan Teori Belajar Humanistik dalam


Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Jenjang Sekolah
Dasar. Jurnal Of Basic Education, 3(1), 47-59.
Alindra Malik Bagoes, Ahmad Mukinun Amin, 2021. Tokoh-Tokoh Teori
Belajar Humanistik dan Urgensinya Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Journal of Educational Integration and Development, 1(4), 261-265.
Sumantri Agus Budi, Ahmad Nurul, 2019. Teori Belajar Humanistik dan
Implikasinya Terhadap Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jurnal Pendidikan
Dasar, 3(2) 3-13.

17

Anda mungkin juga menyukai