DOSEN PENGAMPU :
H.Miftah Syarif,S.Ag.,M.Ag.
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
ALVINDA 212410229
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puji syukur atas kehadiratnya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang teori belajar humsnisme. Sholawat dan Salam semoga
tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Berkat pertolongan dan
petunjuk Allah, makalah ini kami buat sebagai syarat untuk memenuhi tugas
kelompok yang diberikan oleh Bapak Miftah Syarif, S.Ag., M.Ag.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan, untuk itu kami mengharapkan saran yang bersifat memperbaiki
untuk makalah kami ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, dan
selalu diberkahi oleh Allah SWT.
Penyusun
Kelompok 7
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 latar belakang...............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan Makalah..........................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
2.1 Konsep Dasar Humanisme..........................................................................................6
2.2 Karakteristik Teori Belajar Humanisme......................................................................7
2.3 Asumsi Teori Belajar Humanisme Terhadap Pembelajaran.......................................7
2.4 Implikasi Teori Belajar Humanisme Terhadap Pembelajaran Pembelajaran..............8
BAB III....................................................................................................................................11
PENUTUP...............................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan................................................................................................................11
3.2 Saran..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Teori Humanisme merupakan salah satu teori yang bertujuan untuk memanusiakan
seorang manusia. Teori ini memandang bahwa manusia memegang kendali terhadap
kehidupan dan perilaku mereka, serta berhak mengembangkan sikap dan kepribadian mereka.
Keberhasilan belajar ditandai apabila peserta didik bisa mengenali dirinya dan lingkungan
sekitarnya dengan baik. Peserta didik dihadapkan pada suatu target untuk mencapai tingkat
aktualisasi diri semaksimal mungkin. Teori ini berupaya mengerti tingkah laku belajar
menurut pandang peserta didik, bukan dari pandangan pengamat.
Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang spesial, mereka mempunyai potensi dan
motivasi dalam pengembangan diri maupun perilaku, oleh karenanya setiap individu adalah
merdeka dalam upaya pengembangan diri serta pengaktualisasiannya. Teori ini melihat
manusia, pemahaman dan pengalaman dalam diri manusia, termasuk dalam kerangka belajar.
Mereka menekankan karakteristik yang dimiliki oleh makhluk manusia seutuhnya seperti
cinta, kesedihan, peduli dan harga diri. Teori ini menekankan pada pilihan kesadaran, respon
terhadap kebutuhan internal, dan keadaan saat ini yang menjadi sangat penting dalam
membentuk perilaku manusia.
Proses belajar menurut teori ini bersifat pengembangan kepribadian, kerohanian,
perkembangan tingkah laku, serta mampu memahami fenomena di masyarakat. Tanda
kesuksesan penerapan tersebut yaitu peserta didik merasa nyaman dan bersemangat dalam
proses pembelajaran serta adanya perubahan positif cara berpikir, tingkah laku serta
pengendalian diri.
Dalam teori belajar humanistme proses belajar harus berhuludan bermuara pada
manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingnya isi dari proses belajar,
dalamkenyataan teri ini lebih banyak berbicara tentang pendidikandan proses belajar dalam
bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajardalam
bentuknya yang paling ideal dari pada belajar sepertiapa adanya, seperti apa yang bias kita
amati dalam duniakeseharian. Menurut teori humanisme, tujuan belajar adalah untuk
memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dandirinya sendiri
2.2 Karakteristik Teori Belajar Humanisme
Setiap teori belajar memiliki karakteristik yang membedakan diantara beberapa teori
tersebut. Begitu juga teori Humanisme. Melihat kembali ke awal tentang tujuan dasar teori
belajar Humanistik, dan ini bisa dijadikan karakteristik tersendiri yang membedakan dengan
beberapa yang lain, bahwa teori ini mendorong peserta didik menjadi mandiri atau
independen, mengambil tanggung jawab untuk pembelajaran mereka, menjadi kreatif dan
tertarik dengan seni, dan menjadi ingin tahu tentang dunia dan sekitar mereka. Bisa
dispesifikkan lagi mengenai karakteristik dari teori Humanisme ini, yaitu :
Humanisme ini memandang peserta didik sebagai subjek yang bebas untuk menentukan
arah hidupnya. Peserta didik diarahkan untuk dapat bertanggung jawab penuh atas hidupnya
sendiri dan juga atas hidup orang lain. Beberapa pendekatan yang layak digunakan dalam
metode unu adalah pendekatan dialogis, reflektif dan ekspresif. Guru tidak bertindak sebagai
guru yang hanya memberikan asupan materi yang dibutukan peserta didik secara
keseluruhan, namun guru hanya berperan sebagai fasilitator atau partner dialog (Arbayah,
2013). Berikut implikasi guru sebagai fasilitator, dengan beberapa petunjuk :
1. Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal,
situasi kelompok atau pengalaman kelas
2. Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan
perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat
umum
3. Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing peserta didik untuk
melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan
pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi .
4. Dia coba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling
luas dan mudah dimanfaatkan para peserta didik untuk membantu mencapai
tujuan mereka
5. Dia menempatkan dirinya sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat
dimanfaatkan oleh kelompok
6. Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan
menerima baik isi yang bersifat intelektual dan sikapsikap perasaan dan
mencoba menanggapi dengan cara yang sesuai, baik bagi individual ataupun
bagi kelompok.
7. Bila mana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-angsur dapat
berperanan sebagai seorang peserta didik yang turut berpartisipasi, seorang
anggota kelompok, dan turut menyatakan pandangannya sebagai individu,
seperti peserta didik yang lain .
8. Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaanya dan juga
pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai
suatu andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh peserta
didik .
9. Dia harus waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya
perasaan yang dalam dan kuat selama belajar .
10. Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk
menganali dan menerima keterbatasanketerbatasannya sendiri.
Adapun peserta didik berperan sebagai pelaku utama yang memaknai proses
pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan peserta didik memahami potensi diri,
mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang negatif.
Dalam prakteknya, teori Humanisme ini cenderung mengarahkan peserta didik untuk
berpikir induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan peserta didik
secara aktfi dalam proses belajar. Oleh sebab itu, walaupun secara eksplisit belum ada
pedoman baku tentang langkah-langkah pembelajaran dengan teori ini, namun paling tidak
langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh Suciati dan Prasetya Irawan (2001)
dapat digumakan sebagai acuan. Adapun langkah-langkah tersebut yaitu :
1. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran
2. Menentukan materi pembelajaran
3. Mengidentifikasi kemampuan awal
4. Mengidentifikasi topic-topik pelajaran yang memungkinkan peserta didik secara aktif
melibatkan diri atau mengalami dalam belajar
5. Merancang fasilitas belajar seperti lingkungan dan media pembelajaran.
6. Membimbing peserta didik untuk memahami hakikat makna dari pengalaman
belajarnya
7. Membimbing peserta didik untuk membuat konseptualisasi pengalaman belajarnya
8. Membimbing peserta didik dalam mengaplikasikan konsepkonsep baru ke dunia nyata
9. Mengevaluasi proses dan hasil belajar
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori Humanisme merupakan salah satu teori yang bertujuan untuk memanusiakan
seorang manusia. Teori ini memandang bahwa manusia memegang kendali terhadap
kehidupan dan perilaku mereka, serta berhak mengembangkan sikap dan kepribadian mereka.
Dalam teori belajar humanistme proses belajar harus berhuludan bermuara pada
manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingnya isi dari proses belajar,
dalamkenyataan teri ini lebih banyak berbicara tentang pendidikandan proses belajar dalam
bentuknya yang paling ideal.
karakteristik dari teori Humanisme ini, yaitu : Mementingkan manusia sebagai
pribadi, mementingkan kebulatan pribadi, mementingkan kognitif dan afektif, mengutamakan
terjadinya aktualisasi diri, mementingkan persepsual subjektif, mementingkan kemampuan
menentukan bentuk tingkah laku mandiri dan mengutamakan insight.
Teori belajar Humanisme ini berasumsi bahwa teori belajar apapun baik dan dapat
dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu pencapaian aktualisasi diri,
pemahaman diri serta realisasi diri peserta didik secara optimal
Pembelajaran Humanisme ini memandang peserta didik sebagai subjek yang bebas
untuk menentukan arah hidupnya. Peserta didik diarahkan untuk dapat bertanggung jawab
penuh atas hidupnya sendiri dan juga atas hidup orang lain. Guru tidak bertindak sebagai
guru yang hanya memberikan asupan materi yang dibutukan peserta didik secara
keseluruhan, namun guru hanya berperan sebagai fasilitator atau partner dialog.
3.2 Saran
Seorang peserta, baginya sangat penting untuk memahami teori humanisme ini dengan
keharusannya untuk selalu aktif, produktif dan ialah yang subjek dalam pendidikan ini.
Sedangkan guru, meskipun ia tidak memberikan asupan berupa materi, sebab ia hanya
menjadi seorang fasilitator juga berperan mengarahkan peserta didiknya agar selalu terdorong
untuk selalu giat, semangat, aktif dan produktif dalam kegiatan pembelajarannya serta
menyadari bahwa betapa penting pendidikan bagi dirinya sendiri sehingga harus dimulai dari
dirinya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Atrisna. (n.d.). Implikasi Teori Belajar Carl Rogers Dalam Pendidikan. Digilib MAN Muara
Enim.
http://muhardin1995.blogspot.com.2015/05/teori-belajar-humanistik.html?
m=1 Diakses pada tanggal 23 April 2020