Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“TEORI HUMANISME”

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Gabriel E William Mosey (18504020)


2. Harry Henry Masrikat (18504143)
3. Harry Trisakti Kunrade (18504084)
4. Ireine Laoh (18504087)
5. Velin Londo (18504165)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat tuntunannya serta
karunianya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Teori Belajar
Humanisme ”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Pelajar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat waktu. Kami menyadari bahwa
makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi para pembaca sekalian
dan juga dapat bermanfaat bagi kita semua.
 

Tondano, 16 September 2019


Penyusun,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………….……...

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................
C. Tujuan .................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Humanisme...............................................................
B. Prinsip-prinsip dalam Teori Belajar Humanisme..................................
C. Tokoh-tokoh dalam Teori Belajar Humanisme....................................
D. Kelebihan dan Kekurangan dari Teori Belajar Humanisme.................
E. Aplikasi Teori Belajar Humanistik Dalam Pembelajaran............…….
F. Implikasi Teori Belajar Humanistik Dalam Pembelajaran...................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar  Belakang
Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat, tetapi belajar
adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri peserta didik.
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk,
seperti perubahan pengetahuanya, sikap dan tingkah laku ketrampilan, kecakapanya,
kemampuannya, daya reaksinya dan daya penerimaanya. Jadi, belajar adalah suatu
proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada pada peserta
didik. Belajar merupakan suatu proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses
berbuat melalui situasi yang ada pada peserta didik.
Dalam suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu teori dan
belajar, secara umum teori belajar dikelompokan dalam empat kelompok atau aliran
meliputi: (1) Teori Belajar Behavioristik (2) Teori Belajar Kognitifistik (3) Teori
Belajar Konstruktifistik (4) Teori Belajar Humanistik.Salah satu teori belajar yaitu
humanistik yang menekankan perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka
(antara klien dan terapist) dalam membantu individu mengatasi masalah-masalah
kehidupannya.
B.     Rumusan Masalah
1.         Apakah pengertian dari teori humanisme ?
2.         Apakah prinsip-prinsip belajar humanisme ?
3.         Siapa saja tokoh-tokoh dalam teori belajar humanisme?
4.         Apakah  kelebihan dan kekurangan  teori belajar humanisme?
5.         Bagaimana aplikasi teori belajar humanisme dalam pembelajaran?
6.         Bagaimana implikasi teori belajar humanisme dalam pembelajaran?
C.     Tujuan
1.         Untuk mengetahui pengertian dari teori humanisme.
2.         Untuk mengetahui prinsip-prinsip belajar humanisme.
3.         Untuk mengetahui tokoh-tokoh dalam teori belajar humanisme.
4.         Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan  teori belajar humanisme.
5.         Untuk mengetahui aplikasi teori belajar humanisme dalam pembelajaran.
6.         Untuk mengetahui implikasi teori belajar humanisme dalam pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Teori Humanisme


Gagne dan Briggs mengatakan bahwa pendekatan humanisme adalah
pengembangan nilai-nilai dan sikap pribadi yang dikehendaki secara sosial dan
pemerolehan pengetahuan yang luas tentang sejarah, sastra, dan pengolahan strategi
berpikir produktif. Pendekatan sistem bisa dapat di lakukan sehingga para peserta
didik dapat memilih suatu rencana pelajaran agar mereka dapat mencurahkan waktu
mereka bagi bermacam-macam tujuan belajar atau sejumlah pelajaran yang akan
dipelajari atau jenis-jenis pemecahan masalah dan aktifitas-aktifitas kreatif yang
mungkin dilakukan.pembatasan praktis dalam pemilihan hal-hal itu mungkin di
tentukan oleh keterbatasan bahan-bahan pelajaran dan keadaan tetapi dalam
pendekatan sistem itu sendiri tidak ada yang membatasi keanekaragaman pendidikan
ini. (Dr.Hamzah B.Uno,M.Pd,2006: 13).
Menurut salah satu ahli (Ridwan Abdullah Sani,2013:35) teori belajar
humanisme menganggap bahwa keberhasilan belajar terjadi jika peserta didik
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Teori belajar ini berusaha memahami
perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya,bukan dari sudut pandang
pengamatnya. Peran pendidik adalah membantu peserta didik untuk mengembangkan
dirinya,yaitu membantu masing-masig individu untuk mengenal diri mereka sendiri
sebagai manusia yang unik dan membantu mereka dalam mewujudkan potensi-
potensi yang ada dalam diri mereka.
Jadi, teori belajar humanisme adalah suatu teori dalam pembelajaran yang
mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu
mengembangkan potensi dirinya.
B.     Prinsip-Prinsip Belajar Humanisme
  Menurut (Ridwan Abdullah Sani,2013:35) prinsip-prinsip belajar humanisme
adalah :
1.      Manusia mempunyai cara belajar alami.
2.      Belajar terjadi secara signifikan jika materi pelajaran dirasakan mempunyai
relevan dengan maksud tertentu.
3.      Belajar menyangkut perubahan dalam persepsi mengenal diri peserta didik.
4.      Belajar yang bermakna diperoleh jika peserta didik melakukannya.
5.      Belajar akan berjalan lancar jika peserta didik dilibatkan dalam proses
belajar.Belajar yang melibatkan peserta didik dapat memberi hasil yang
mendalam.
6.      Kepercayaan pada diri peserta didik ditumbuhkan dengan membiasakan untuk
mawas diri.
7.      Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.
  Roger sebagai ahli dari teori belajar humanisme mengemukakan beberapa
prinsip belajar yang penting yaitu:
a)      Manusia itu memiliki keinginan alamiah untuk belajar, memiliki rasa ingin
tahu alamiah terhadap dunianya, dan keinginan yang mendalam untuk
mengeksplorasi dan asimilasi pengalaman baru,
b)      Belajar akan cepat dan lebih bermakna bila bahan yang dipelajari relevan
dengan kebutuhan peserta didik, belajar dapat di tingkatkan dengan
mengurangi ancaman dari luar,
c)      belajar secara partisipasif jauh lebih efektif dari pada belajar secara pasif dan
orang belajar lebih banyak bila belajar atas pengarahan diri sendiri,
d)     belajar atas prakarsa sendiri yang melibatkan keseluruhan pribadi, pikiran
maupun perasaan akan lebih baik dan tahan lama, dan kebebasan, kreatifitas,
dan kepercayaan diri dalam belajar dapat ditingkatkan dengan evaluasi diri
orang lain tidak begitu penting. (Dakir, 1993: 64)
C.  Tokoh-Tokoh Dalam Teori Belajar Humanisme
1. Bloom dan Krathwohl
Dalam hal ini, Bloom dan Krathwohl menunjukkan apa yang mungkin dikuasai oleh
siswa,yang tercakup dalam tiga kawasan :
a)  Kognitif
Kognitif terdiri dari enam tingkatan,yaitu :
 Pengetahuan (mengingat,menghafal)
 Pemahaman (menginterprestasikan)
 Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan suatu masalah)
 Analisis (menjabarkan suatu konsep)
 Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep
utuh)
 Evaluasi (membandingkan nilai,ide,metode,dan sebagainya)

b)  Psikomotorik
Psikomotorik terdiri dari 5 tingkatan yaitu :
 Peniruan (menirukan gerak)
 Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak)
 Ketepatan (melakukan gerak dengan benar)
 Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar)
 Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar)

c)  Afektif
Afektif terdiri dari 5 tingkatan yaitu :
 Pengenalan (ingin menerima,sadar akan adanya sesuatu)
 Merespons (aktif berpartisipasi)
 Penghargaan (menerima nilai-nilai,setia kepada nilai tertentu)
 Pengorganisasian (menghubungkan nilai-nilai yang dipercayai)
 Pengalaman (menjadikan nilai-nilai sebagai bagia dari pola hidup)
(Dr.Hamzah B.Uno,2006:58-59)
2. Kolb
Kolb membagi tahapan belajar menjadi empat tahap yaitu :
a)      Pengalaman konkret
Pada tahap ini,seorang siswa hanya mampu sekadar ikut suatu
kejadian.Dia belum mempunyai kesadaran tentang hakikat kejadian
tersebut.Dia pun belum mengerti bagaimana dan mengapa suatu kejadian
harus terjadi seperti itu.
b)      Pengamatan aktif dan reflektif
Pada tahap kedua,siswa lambat laun mampu mengadakan observasi
aktif terhadap kejadia itu,serta mulai berusaha memikirkan dan
memahaminya.
c)      Konseptualisasi
Pada tahap ini,siswa mulai belajar untuk abstarksi atau “teori” tentang
sesuatu hal yang pernah diamatinya.Siswa diharapkan sudah mampu untuk
membuat aturan-aturan umum (generalisasi) dari berbagai contoh kejadian
yang meskipun tampak berbeda-beda, tetapi mempunyai landasan aturan yang
sama.
d)     Eksperimentasi aktif
Siswa sudah mampu mengaplikasikan suatu aturan umum situasi yang
baru.Dalam dunia matematika misalnya, siswa tidak hanya memahami “asal
usul” sebuah rumus,tetapi ia juga memakai rumus tersebut untuk memecahkan
masalah yang beluum pernah ia temui sebelumnya.(Dr.Hamzah
B.Uno,2006:60)
3. Honey dan Mumford
Berdasarkan teori Kolb ini,Honey dann Mumford membuat penggolongan
siswa.Menurut mereka,ada 4 macam atau tipe siswa yakni :\
a. Aktivis
Ciri-ciri siswa yang bertipe aktivis adalah siswa suka melibatkan diri
pada pengalaman-pengalaman baru,cenderung berpikiran terbuka,mudah
diajak berdialog.Dalam proses belajar,mereka menyukai metode yang mampu
mendorong seseorang menemukan hal-hal baru,seperti problem solving.Akan
tetapi,mereka cepat merasa bosan dengan hal-hal yang memerlukan waktu
lama dalam implementasi.
b. Reflektor
Ciri-ciri siswa yang bertipe reflector adalah cenderung sangat berhati-
hati mengambil langkah.
c. Teoris
Ciri-ciri siswa yang bertipe teoris adalah sangat kritis,senang
menganalisis,dan tidak menyukai pendapat atau penilaian yang sifatnya
subjektif.
d. Pragmatis
Ciri-ciri siswa yang bertipe pragmatis adalah menaruh perhatian besar
pada aspek-aspek praktis dari segala hal.
(Dr.Hamzah B.Uno,2006:61)
4. Habermas
Habermas mengelompokkan tipe belajar menjadi tiga bagian yaitu :
a. Belajar teknis
Siswa belajar bagaimana berinteraksi dengan alam sekelilingnya. Meraka
beusaha menguasai dan mengelola alam dengan cara mempelajari keterampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan untuk itu.
b. Belajar praktis
Pada tahap ini,lebih dipentingkan adalah interaksi antara dia dengan orang-
orang di sekelilingnya.Pemahaman terhadap alam justru releva jika dan hanya jika
berkaitan denga kepentingan manusia.
c. Belajar emansipatoris
Siswa berusaha mecapai pemahaman dan kesadaran yang sebaik mungkin
tentang perubahan (transformasi) kultural dari suatu lingkungan.
(Dr.Hamzah B.Uno,2006:61-61)
5.  Carl Rogers
Carl R. Rogers dalam Hadis (2006: 71) kurang menaruh perhatian kepada
mekanisme proses belajar. Belajar dipandang sebagai fungsi keseluruhan pribadi.
Mereka berpendapat bahwa belajar yang sebenarnya tidak dapat berlangsung bila
tidak ada keterlibatan intelektual maupun emosional peserta didik. Oleh karena itu,
menurut teori belajar humanisme bahwa motifasi belajar harus bersumber pada diri
peserta didik.
Roger membedakan dua ciri belajar, yaitu:
 belajar yang bermakna
 belajar yang tidak bermakna.
Belajar yang bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek
pikiran dan perasaan peserta didik, dan belajar yang tidak bermakna terjadi jika dalam
proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran akan tetapi tidak melibatkan aspek
perasaan peserta didik.
6.  Maslow
Menurut Abraham Maslow, individu berperilaku dalam upaya untuk
memenuhi kebutuhan yang bersifat hierarkis.Setiap individu mempunyai berbagai
perasaan takut seperti rasa takut untuk berkembang,takut untuk mengambil
keputusan,takut membahayakan apa yang sudah ia miliki. Individu juga memiliki
dorongan untuk lebih maju kearah keutuhan,keunikan diri,berfungsinya semua
kemampuan, kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat
menerima diri sendiri.
Pembelajaran humanisme cenderung mendorong peserta didik untuk berpikir
induktif, yakni dari contoh ke konsep, dari konkret ke abstrak, atau dari khusus ke
umum.Teori ini mementingkan faktor  pengalaman dan keterlibatan aktif peserta
didik dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran berdasarkan teori humanism ini
cocok untuk diterapkan untuk pembentukan kepribadian,hati nurani, perubahan
sikap,dan analisis terhadap fenomena sosial.
(Ridwan Abdullah Sani,2013:38-39)

D. Kelebihan dan Kekurangan  Teori Belajar Humanisme


  Kelebihan teori humanisme  adalah :
1.   Teori ini cocok untuk diterapkan dalam materi pembelajaran yang bersifat
pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap
fenomena sosial.
2.    Menurut aliran humanisme  : individu itu cenderung mempunyai kemampuan /
keinginan untuk berkembang dan percaya pada kodrat biologis dan ciri lingkungan
3.    Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah,
berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas
kemauan sendiri.
4.    Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, tidak terikat oleh pendapat orang
lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi
hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku.
5.  Aliran humanisme tidak menyetujui sifat pesimisme, dalam aliran humanisme
individu itu memiliki sifat yang optimistik
6.  Teori Humanistik sangat membantu para pendidik dalam memahami arah belajar
pada dimensi yang lebih luas, sehingga upaya pembelajaran apapun dan pada
konteks manapun akan selalu diarahkan dan dilakukan untuk mencapai
tujuannya(Dr.C.Asri Budi Ningsih,2005:76).
7.    Ide-ide, konsep-konsep, taksonomi-taksonomi tujuan yang dirumuskan dapat
membantu para pendidik dan guru untuk memahami hakikat kejiwaan manusia.
( Dr.C.Asri Budi Ningsih,2005:77).
  Kekurangan teori humanisme  adalah :
a.       Siswa yang tidak mau memahami potensi dirinya akan ketinggalan dalam proses
belajar.
b.      Terlalu memberi kebebasan pada siswa.
c.       Teori humanisme terlalu optimistik secara naif dan gagal untuk memberikan
pendekatan pada sisi buruk dari sifat alamiah manusia
d.      Teori humanisme, seperti halnya teori psikodinamik, tidak bisa diuji dengan
mudah
e.       Banyak konsep dalam psikologi humanisme, seperti misalnya orang yang telah
berhasil mengaktualisasikan dirinya, ini masih buram dan subjektif.
f.       Beberapa kritisi menyangkal bahwa konsep ini bisa saja mencerminkan nilai dan
idealisme Maslow sendiri.
g.      Psikologi humanisme mengalami pembiasan terhadap nilai individualistis
h.      Teori humanisme ini dikritik karena sukar digunakan dalam konteks yang lebih
praktis. Teori ini dianggap lebih dekat dengan dunia filsafat daripada dunia
pendidikan(Dr.C.Asri Budi Ningsih,2005:76).
i.        Aplikasi teori humanisme dalam pembelajaran, guru lebih mengarahkan siswa
untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman serta membutuhkan
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar.
j.        Teori humanisme masih sukar diterjemahkan kedalam langkah-langkah yang
praktis dan operasional.(Dr.C.Asri Budi Ningsih,2005:76-77).
E. Aplikasi Teori Belajar Humanistik Dalam Pembelajaran
Aplikasi teori humanisme lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses
pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam
pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para peserta didik sedangkan
guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan
peserta didik. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada peserta didik dan
mendampingi peserta didik untuk memperoleh tujuan pembelajaran. (Sumanto, 1998:
235)
Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun
proses yang umumnya dilalui adalah :
1.    Merumuskan tujuan belajar yang jelas
2.    Mengusahakan partisipasi aktif peserta didik melalui kontrak belajar yang bersifat
jelas,jujur dan positif.
3.     Mendorong peserta didik untuk mengembangkan kesanggupan peserta didik untuk
belajar atas inisiatif sendiri
4.    Mendorong peserta didik untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran
secara mandiri
5.    Peserta didik di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya
sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku
yang ditunjukkan.
6.    Guru menerima peserta didik apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran peserta
didik, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong peserta didik untuk
bertanggungjawabatas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
7.    Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
8.    Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi peserta didik.
(Mulyati, 2005: 182)
Pembelajaran berdasarkan teori humanisme ini tepat untuk diterapkan.
Keberhasilan aplikasi ini adalah peserta didik merasa senang bergairah, berinisiatif
dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan
sendiri. Peserta didik diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat
oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab
tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau
etika yang berlaku.

F.       Implikasi Teori Belajar Humanistik Dalam Pembelajaran


Penerapan teori humanisme lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses
pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam
pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para peserta didik sedangkan
guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan
peserta didik. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada peserta didik dan
mendampingi peserta didik untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
Peserta didik berperan sebagai pelaku utama (stundent center) yang memaknai
proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan peserta didik memahami potensi
diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri
yang bersifat negatif. Psikologi humanisme memberi perhatian atas guru sebagai
fasilitator. Berikut ini adalah berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar dan
berbagai kualitas fasilitator, yaitu:
1.       Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi
kelompok, atau pengalaman kelas
2.       Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan
perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum.
3.        Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing peserta didik untuk
melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan
pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi.
4.       Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang
paling luas dan mudah dimanfaatkan para peserta didik untuk membantu mencapai
tujuan mereka.
5.       Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat
dimanfaatkan oleh kelompok.
6.       Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan
menerima baik isi yang bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan dan mencoba
untuk menanggapi dengan cara yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi
kelompok
7.       Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-sngsur dapat
berperanan sebagai seorang peserta didik yang turut berpartisipasi, seorang
anggota kelompok, dan turut menyatakan pendangannya sebagai seorang individu,
seperti peserta didik yang lain.
8.       Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga
pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai
suatu andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh peserta
didik
9.       Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya
perasaan yang dalam dan kuat selama belajar
10.   Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba
untukmenganali dan menerima keterbatasan-keterbatasannya sendiri. (Dakir, 1993:
65).
Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :
 Merespon perasaan peserta didik
 Menggunakan ide-ide peserta didik untuk melaksanakan interaksi yang sudah
dirancang
 Berdialog dan berdiskusi dengan peserta didik
 Menghargai peserta didik
 Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan
 Menyesuaikan isi kerangka berpikir peserta didik (penjelasan untuk
mementapkan kebutuhan segera dari peserta didik)
 Tersenyum pada peserta didik.
(Syaodih, 2007: 152)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang
mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu
mengembangkan potensi dirinya. Aplikasi dalam teori ini, peserta didik diharapkan
menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan
mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak
orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku serta guru
hanya sebagai fasilitator. Teori humanisme ini cocok untuk diterapkan pada materi-
materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan
sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Psikologi humanisme memberi
perhatian atas guru sebagai fasilitator.
B. Saran
Penulis mengharapkan, semoga dengan hadirnya makalah ini dapat
menambah wawasan bagi para pembaca, dan merupakan tambahan referensi untuk
ilmu pengetahuan khususnya tentang Teori Belajar Humanistik. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Dr.Hamzah B.Uno,M.Pd.2006.Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran.


Jakarta ; BumiAksara
Sani,Ridwan Abdullah.2013.Inovasi Pembelajaran.Jakarta;Bumi Aksara
Muchith,M. Saekhan, M.Pd.2007. Pembelajaran Konteskstual.Semarang:RaSAIL
MediaGroup
Dr.C.Budiningsih, Asri.2005.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: PT Rineka Cipta
Soal Objektif Makalah Teori Humanisme

1. Peserta didik yang kritis, suka menganalisis, selalu berpikir rasional dalam
kegiatan belajar termasuk ke dalam kelompok . . .

a. Konsepsi c. Reflektor

b. Aktifis d. Teoris
Jawaban : D
2. Peserta didik yang senang melibatkan diri dan berpastisipasi aktif dalam
kegiatan belajar termasuk ke dalam kelompok . . .

a. Konsepsi c. Reflektor
b. Aktifis d. Teoris
Jawaban : B
3. Ciri khas pembelajaran dengan pendekatan teori humanistik adalah anak diajak
berpikir secarara
a. induktif c. koordinitif
b. deduktif d. komprehensif
Jawaban : A
4. Dibawah ini adalah tipe belajar menurut Habermars ,kecuali...
a. belajar teknis c. belajar aktiv
b. belajar praktis d. belajar emansipatoris

Jawaban : C

5. Perhatikan ciri-ciri berikut


 Peniruaan
 Penggunaan
 Ketetapan
 Perangkaian
 Naturalisasi
Ciri-ciri diatas merupakan teori menurut bloom dan krahwohl yang
menunjukan tiga kawasan yang mungkin bisa dikuasai oleh siswa yaitu:

a. Kognitif c. Afektif

b. Psikomotorik d. Konseptualisasi

Jawaban : B

6. siswa yang berhati-hati dalam mengambil langkah adalah pengertian dari....


a. Aktivis c. Pragmatis

b. Toeris d. Reflektor

Jawaban : D

7. peran guru dalam pembelajaran Humanistik adalah


a. menjadi fasilisator bagi para peserta didik.

b. memarahi siswa jika salah

c. berkata bodoh bagi siswa yang tidak bisa menyelesaikan soal

d. tidak seimbang dalam proses pembelajaran.

Jawaban : A

8. “Teori belajar humanisme menganggap bahwa keberhasilan belajar terjadi jika


peserta didik memahami lingkungannya dan dirinya sendiri” Pengertian Teori
Humanisme diatas
merupakan Pengertian Menurut…
a. Ridwan Abdullah Sani c. Gagne dan Briggs
b. Hamzah B.Uno d. Roger
Jawaban : A
9. Berikut Adalah Beberapa prinsip Belajar humanisme
 Manusia mempunyai cara belajar alami.
 Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.
 Belajar menyangkut perubahan dalam persepsi mengenal diri peserta didik.
 Belajar terjadi secara signifikan jika materi pelajaran dirasakan mempunyai
relevan dengan maksud tertentu.
 Belajar akan berjalan lancar jika peserta didik dilibatkan dalam proses
belajar.Belajar yang melibatkan peserta didik dapat memberi hasil yang
mendalam.
 Kepercayaan pada diri peserta didik ditumbuhkan dengan membiasakan
untuk mawas diri
 Belajar yang bermakna diperoleh jika peserta didik melakukannya
Prinsip-Prinsip diatas merupakan prinsip belajar humanisme menurut…

a. Ridwan Abdullah Sani c. Gagne dan Briggs


b. Hamzah B.Uno d. Roger

Jawaban : A

10. Dibawah Ini Merupakan Ciri-ciri Guru yang Fasilitatif, Kecuali


a. Merespon perasaan peserta didik
b. Menghargai peserta didik
c. Berdialog dan berdiskusi dengan peserta didik
d. Tidak Menghargai Peserta didik
Jawaban : D

Anda mungkin juga menyukai