“TEORI HUMANISME”
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat tuntunannya serta
karunianya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Teori Belajar
Humanisme ”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi
Pelajar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat waktu. Kami menyadari bahwa
makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi para pembaca sekalian
dan juga dapat bermanfaat bagi kita semua.
KATA PENGANTAR………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………….……...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................
C. Tujuan .................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Humanisme...............................................................
B. Prinsip-prinsip dalam Teori Belajar Humanisme..................................
C. Tokoh-tokoh dalam Teori Belajar Humanisme....................................
D. Kelebihan dan Kekurangan dari Teori Belajar Humanisme.................
E. Aplikasi Teori Belajar Humanistik Dalam Pembelajaran............…….
F. Implikasi Teori Belajar Humanistik Dalam Pembelajaran...................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat, tetapi belajar
adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri peserta didik.
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk,
seperti perubahan pengetahuanya, sikap dan tingkah laku ketrampilan, kecakapanya,
kemampuannya, daya reaksinya dan daya penerimaanya. Jadi, belajar adalah suatu
proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada pada peserta
didik. Belajar merupakan suatu proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses
berbuat melalui situasi yang ada pada peserta didik.
Dalam suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu teori dan
belajar, secara umum teori belajar dikelompokan dalam empat kelompok atau aliran
meliputi: (1) Teori Belajar Behavioristik (2) Teori Belajar Kognitifistik (3) Teori
Belajar Konstruktifistik (4) Teori Belajar Humanistik.Salah satu teori belajar yaitu
humanistik yang menekankan perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka
(antara klien dan terapist) dalam membantu individu mengatasi masalah-masalah
kehidupannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari teori humanisme ?
2. Apakah prinsip-prinsip belajar humanisme ?
3. Siapa saja tokoh-tokoh dalam teori belajar humanisme?
4. Apakah kelebihan dan kekurangan teori belajar humanisme?
5. Bagaimana aplikasi teori belajar humanisme dalam pembelajaran?
6. Bagaimana implikasi teori belajar humanisme dalam pembelajaran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari teori humanisme.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip belajar humanisme.
3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh dalam teori belajar humanisme.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori belajar humanisme.
5. Untuk mengetahui aplikasi teori belajar humanisme dalam pembelajaran.
6. Untuk mengetahui implikasi teori belajar humanisme dalam pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
b) Psikomotorik
Psikomotorik terdiri dari 5 tingkatan yaitu :
Peniruan (menirukan gerak)
Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak)
Ketepatan (melakukan gerak dengan benar)
Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar)
Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar)
c) Afektif
Afektif terdiri dari 5 tingkatan yaitu :
Pengenalan (ingin menerima,sadar akan adanya sesuatu)
Merespons (aktif berpartisipasi)
Penghargaan (menerima nilai-nilai,setia kepada nilai tertentu)
Pengorganisasian (menghubungkan nilai-nilai yang dipercayai)
Pengalaman (menjadikan nilai-nilai sebagai bagia dari pola hidup)
(Dr.Hamzah B.Uno,2006:58-59)
2. Kolb
Kolb membagi tahapan belajar menjadi empat tahap yaitu :
a) Pengalaman konkret
Pada tahap ini,seorang siswa hanya mampu sekadar ikut suatu
kejadian.Dia belum mempunyai kesadaran tentang hakikat kejadian
tersebut.Dia pun belum mengerti bagaimana dan mengapa suatu kejadian
harus terjadi seperti itu.
b) Pengamatan aktif dan reflektif
Pada tahap kedua,siswa lambat laun mampu mengadakan observasi
aktif terhadap kejadia itu,serta mulai berusaha memikirkan dan
memahaminya.
c) Konseptualisasi
Pada tahap ini,siswa mulai belajar untuk abstarksi atau “teori” tentang
sesuatu hal yang pernah diamatinya.Siswa diharapkan sudah mampu untuk
membuat aturan-aturan umum (generalisasi) dari berbagai contoh kejadian
yang meskipun tampak berbeda-beda, tetapi mempunyai landasan aturan yang
sama.
d) Eksperimentasi aktif
Siswa sudah mampu mengaplikasikan suatu aturan umum situasi yang
baru.Dalam dunia matematika misalnya, siswa tidak hanya memahami “asal
usul” sebuah rumus,tetapi ia juga memakai rumus tersebut untuk memecahkan
masalah yang beluum pernah ia temui sebelumnya.(Dr.Hamzah
B.Uno,2006:60)
3. Honey dan Mumford
Berdasarkan teori Kolb ini,Honey dann Mumford membuat penggolongan
siswa.Menurut mereka,ada 4 macam atau tipe siswa yakni :\
a. Aktivis
Ciri-ciri siswa yang bertipe aktivis adalah siswa suka melibatkan diri
pada pengalaman-pengalaman baru,cenderung berpikiran terbuka,mudah
diajak berdialog.Dalam proses belajar,mereka menyukai metode yang mampu
mendorong seseorang menemukan hal-hal baru,seperti problem solving.Akan
tetapi,mereka cepat merasa bosan dengan hal-hal yang memerlukan waktu
lama dalam implementasi.
b. Reflektor
Ciri-ciri siswa yang bertipe reflector adalah cenderung sangat berhati-
hati mengambil langkah.
c. Teoris
Ciri-ciri siswa yang bertipe teoris adalah sangat kritis,senang
menganalisis,dan tidak menyukai pendapat atau penilaian yang sifatnya
subjektif.
d. Pragmatis
Ciri-ciri siswa yang bertipe pragmatis adalah menaruh perhatian besar
pada aspek-aspek praktis dari segala hal.
(Dr.Hamzah B.Uno,2006:61)
4. Habermas
Habermas mengelompokkan tipe belajar menjadi tiga bagian yaitu :
a. Belajar teknis
Siswa belajar bagaimana berinteraksi dengan alam sekelilingnya. Meraka
beusaha menguasai dan mengelola alam dengan cara mempelajari keterampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan untuk itu.
b. Belajar praktis
Pada tahap ini,lebih dipentingkan adalah interaksi antara dia dengan orang-
orang di sekelilingnya.Pemahaman terhadap alam justru releva jika dan hanya jika
berkaitan denga kepentingan manusia.
c. Belajar emansipatoris
Siswa berusaha mecapai pemahaman dan kesadaran yang sebaik mungkin
tentang perubahan (transformasi) kultural dari suatu lingkungan.
(Dr.Hamzah B.Uno,2006:61-61)
5. Carl Rogers
Carl R. Rogers dalam Hadis (2006: 71) kurang menaruh perhatian kepada
mekanisme proses belajar. Belajar dipandang sebagai fungsi keseluruhan pribadi.
Mereka berpendapat bahwa belajar yang sebenarnya tidak dapat berlangsung bila
tidak ada keterlibatan intelektual maupun emosional peserta didik. Oleh karena itu,
menurut teori belajar humanisme bahwa motifasi belajar harus bersumber pada diri
peserta didik.
Roger membedakan dua ciri belajar, yaitu:
belajar yang bermakna
belajar yang tidak bermakna.
Belajar yang bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek
pikiran dan perasaan peserta didik, dan belajar yang tidak bermakna terjadi jika dalam
proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran akan tetapi tidak melibatkan aspek
perasaan peserta didik.
6. Maslow
Menurut Abraham Maslow, individu berperilaku dalam upaya untuk
memenuhi kebutuhan yang bersifat hierarkis.Setiap individu mempunyai berbagai
perasaan takut seperti rasa takut untuk berkembang,takut untuk mengambil
keputusan,takut membahayakan apa yang sudah ia miliki. Individu juga memiliki
dorongan untuk lebih maju kearah keutuhan,keunikan diri,berfungsinya semua
kemampuan, kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat
menerima diri sendiri.
Pembelajaran humanisme cenderung mendorong peserta didik untuk berpikir
induktif, yakni dari contoh ke konsep, dari konkret ke abstrak, atau dari khusus ke
umum.Teori ini mementingkan faktor pengalaman dan keterlibatan aktif peserta
didik dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran berdasarkan teori humanism ini
cocok untuk diterapkan untuk pembentukan kepribadian,hati nurani, perubahan
sikap,dan analisis terhadap fenomena sosial.
(Ridwan Abdullah Sani,2013:38-39)
1. Peserta didik yang kritis, suka menganalisis, selalu berpikir rasional dalam
kegiatan belajar termasuk ke dalam kelompok . . .
a. Konsepsi c. Reflektor
b. Aktifis d. Teoris
Jawaban : D
2. Peserta didik yang senang melibatkan diri dan berpastisipasi aktif dalam
kegiatan belajar termasuk ke dalam kelompok . . .
a. Konsepsi c. Reflektor
b. Aktifis d. Teoris
Jawaban : B
3. Ciri khas pembelajaran dengan pendekatan teori humanistik adalah anak diajak
berpikir secarara
a. induktif c. koordinitif
b. deduktif d. komprehensif
Jawaban : A
4. Dibawah ini adalah tipe belajar menurut Habermars ,kecuali...
a. belajar teknis c. belajar aktiv
b. belajar praktis d. belajar emansipatoris
Jawaban : C
a. Kognitif c. Afektif
b. Psikomotorik d. Konseptualisasi
Jawaban : B
b. Toeris d. Reflektor
Jawaban : D
Jawaban : A
Jawaban : A