Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA

TEORI HUMANISTIC

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Monica Angelina Naibaho (A1C221014)


2. Nadya Grasella Putri (A1C221024)
3. Tiara Fitriana (A1C221041)
4. Manumpak Asi Rotua S. (A1C221055)
5. Dika Oktaviani (A1C221066)
6. Chandana Putra (A1C221085)
7. Sakiya (A1C221096)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala Rahmat serta karunia-Nya
makalah dengan judul “ Teori Humanistic ” ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa kurang
suatu apapun. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Roseli Theis, M.S. selaku
dosen pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Matematika yang telah membimbing
dalam proses penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan memperluas
wawasan bagi penulis maupun para pembaca. Penulis juga berharap agar ilmu yang terkandung
dalam makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
disusunnya makalah ini, semoga dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kepentingan ilmu
pengetahuan.

Penulis yakin masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi
penulisan maupun dari segi isi informasi. Untuk itu, penulis memohon maaf yang sebesar-
besarnya atas kesalahan atau kekeliruan yang ada. Penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

Jambi, 01 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................... .......................................................... ………………………... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................................... …….. 1

1.2 Rumusan Masalah . ................................................................................................. …….. 3

1.3 Tujuan Masalah ....................................................................................................... …….. 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Humanistik……………………………………………………………….. 4

2.2 Teori Humanistic menurut tokoh Abraham H. Maslo……………………………………… 4

2.3 Penerapan Teori Humanistik dalam Pembelajaran Matematika……………………………. 5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………… 8

3.2 Saran……………………………………………………………………………………….. 8

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………. 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belajar merupakan suatu proses yang ditempuh manusia untuk memperoleh


pengetahuan, yakni dari tidak tahu menajdi tahu. Belajar adalah suatu perubahan
pada dii individu yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar terjadi dengan
banyak cara, terkadang dengan disengaja. Belajar ditandai dengan adanya
perubahan pada diri siswa, seperti perubahan terhadap lingkungan, sikap dan
tingkah laku ketrampilan, kecakapan, kemampuan, serta daya reaksi dan daya
penerimaan (Djiwabdono, 2006:120).

Semenjak kita lahir kedunia ini kita tak luput mempelajari hal baru, belajar
berbicara, merangkak, berjalan dan hingga sakaratul mautpun kita masih belajar,
yaitu belajar mengucapkan syahadat. Namun sejatinya apa yang dimaksud dengan
belajar? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan
yang disebabkan oleh pengalaman. Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara,
perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup untuk belajar. Sebelum meninjau
lebih jauh, kita pahami dahulu pengertian teori. Teori adalah seperangkat konsep-
konsep yang memberikan, menjelaskan, memprediksi fenomena. Ada dua macam
teori, yaitu teori intuitif dan teori ilmiah. Teori intuitif adalah teori yang dibangun
pengalaman praktis sedangkakn teori ilmiah (teori formal) berdasarkan hasil-hasil
penelitian (Thobroni,2015: 13 ).

Dalam pembelajaran ada teori -teori dari berbagai para ahli yang menjadi
landasan kuat sebagai keabsahan dunia pendidikan. Yaitu teori deskriptif &
preskriptif, teori behavioristik, teori belajar kognitif, teori belajar kontruktivitas,
teori humanistik, teori sibernitek, teori revolusi sosiokultural, dan teori kecerdasan
majemuk.

1
Dari semua teori disebutkan diatas penulis memparameter topik pembahasan
dengan memfokuskan pada teori humanistik. Menurut Rachmahana (2008:99)
teori ini mempelajari perilaku belajar peserta didik dan mengembangkan potensi
yang ada didalam dirinya. Aliran humanistik muncul pada tahun 1940- an sebagai
reaksi ketidakpuasan terhadap pendekatan behavioristik. Dalam makalah ini akan
dibahas mulai dari penjelasan teori huministik, kekurangan dan kelebihan dari
teori humanistik tersebut dan diakhiri dengan aplikasi pembelajaran terapaut teori
humanistik dalam dunia pendidikan, khususnya di pembelajaran matematika.

2
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian Teori Humanistik?

1.2.2 Apa saja tujuan dari Teori Humanistik?

1.2.3 Apa saja prinsip- prinsip Teori Humanistik?

1.2.4 Bagaimana pendapat Abraham H. Maslow mengenai Teori Humanistik?

1.2.5 Apa kelebihan dan kekurangan Teori Humanistik dari para ahli?

1.2.6 Bagaimana aplikasi Teori Humanistik dalam pembelajaran matematika?

1.3 Tujuan Masalah

1.3.1 Memahami tentang Teori Humanistik

1.3.2 Memahami tujuan dari Teori Humanistik

1.3.3 Memahami prinsip- prinsip dari Teori Humanistik

1.3.4 Memahami pendapat Abraham H Maslow mengenai Teori Humanistik

1.3.5 Memahami kelebihan dan kekurangan dari Teori Humanistik

1.3.6 Memahami pengaplikasian Teori Humanistik dalam Pembelajaran Matematika

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Humanistik

Secara garis besar teori humanistik ini adalah sebuah teori belajar yang mengutamakan
pada proses belajar bukan pada hasil belajar. Teori ini mengemban konsep untuk memanusiakan
manusia sehingga manusia (siswa) mampu memahami diri dan lingkungannya. Agus Suprijono
menguraikan bahwa teori merupakan perangkat prinsip-prinsip yang terorganisasi mengenai
peristiwa-peristiwa tertentu dalam lingkungan. Teori dikatakan sebagai hubungan kausalitas dari
proposisi-proposisi. Ibarat bangunan, teori tersusun secara kausalitas atas fakta-fakta,
variabel/konsep, dan proposisi.

Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang
unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.

Prinsip-prinsip pendidikan humanistik disajikan sebagai berikut :

1. Siswa harus dapat memilih apa yang mereka ingin pelajari.

2. Mendorong keinginan siswa untuk belajar dan mengajar mereka tentang cara belajar. Siswa
harus memotivasi dan merangsang diri pribadi untuk belajar sendiri.

3. Pemeringkatan mendorong siswa belajar untuk mencapai tingkat tertentu, bukan untuk
kepuasan pribadi.

4. Perasaan maupun pengetahuan, sangat penting dalam proses belajar dan tidak memisahkan
domain kognitif dan afektif.

5. Perlunya siswa terhindar dari tekanan lingkungan, sehingga mereka akan merasa aman untuk
belajar. Setelah siswa merasa aman, belajar mereka menjadi lebih mudah dan lebih bermakna.

2.2 Teori Humanistic Menurut Abraham H. Maslow


Maslow terkenal sebagai bapak aliran psikologi humanistic, ia yakin bahwa manusia
berperilaku guna mengenal dan mengapresiasi dirinya sebaikbaiknya. Teori yang
termasyhur hingga saat ini yaitu teori hirarki kebutuhan.
4
Menurutnya manusia terdorong guna mencukupi kebutuhannya. Kebutuhan-
kebutuhan itu mempunyai level, dari yang paling dasar hingga level tertinggi. Dalam teori
psikologinya yaitu semakin besar kebutuhan maka pencapaian yang dipunyai oleh
individu semakin sungguh-sungguh menggeluti sesuatu. Perspektif ini diasosiasikan
secara dekat dengan keyakinan Abraham Maslow (1954, 1971) bahwa kebutuhan dasar
tertentu harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lebih tinggi dapat dipuaskan.

2.3 Penerapan Teori Humanistik Abraham H. Maslow dalam Pembelajaran Matematika


Menurut hierarki kebutuhan Maslow, pemuasan kebutuhan seseorang dimulai dari
yang terendah yaitu:

PENERAPAN TEORI HUMANISTIK


Fisiologi
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang Pada kebutuhan fisiologis dalam belajar
berdasarkan pada fisik (tubuh seseorang. fisik matematika ini, seorang guru maupun para siswa
(tubuh) seseorang. Kebutuhan tersebut biasanya pada saat pada saat belajar matematika harus
paling kuat dan memaksa sehingga harus terlebih dahulu memenuhi kebutuhan fisiologis
dicukupi terlebih dahulu untuk beraktivitas sebelum belajar matematika. Kebutuhan fisiologis
sehari-hari. tersebut terkait dengan makanan, minuman,
pakaian, dan lain-lain sebagainya. Misalnya
tentang makan dan minum, seorang siswa yang
tidak terpenuhi akan kebutuhan makan dan
minum akan mengalami penyakit sakit perut atau
kehausan, sehingga siswa tidak focus dalam
kegiatan belajar matematika. Dari hal tersebut
maka dipandang perlu bagi seorang guru maupun
para siswa untuk memenuhi kebutuhan
fisiologisnya masing- masing sebelum proses
belajar dan mengajar terjadi, yaitu kebutuhan
akan makanan dan minuman. Selain itu,
kebutuhan fisik dari seorang siswa adalah
olahraga. Olahraga dapat membuat fisik atau
tubuh dari seorang siswa menjadi lebih sehat,
sehingga siswa semakin sehat atau semakin
mudah menyerap pengetahuan dari guru. Siswa
juga menjadi tidak mengantuk atau menguap saat
proses pembelajaran terjadi. ada juga kebutuhan
siswa akan toilet (buang air kecil). Toilet di
dalam suatu sekolah terkadang jumlahnya tidak
sesuai dengan jumlah siswa yang membuang air
kecil,sehingga ada siswa yang terkadang menahan
kencingnya karena toiletnya penuh, atau malah
kencing di sekitar bangunan sekolah selain toilet.
Hal tersebut dapat menimbulkan aroma yang
tidak sedap saat pembelajaran di sekolah terjadi
dan siswa ataupun guru menjadi tidak focus
dalam proses pembelajaran.
Rasa Aman

Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan akan Seorang guru yang sedang menjelaskan
keamanan, stabilitas, ketergantungan, dan lain- materi mengenai luas permukaan kubus dan
lain. Pada kebutuhan rasa aman ini seorang guru balok, sebelum itu guru akan menunjukkan salah
maupun siswa membutuhkan yang namanya rasa satu siswa terlebih dahulu mengenai sifat sifat
aman, dari suatu ancaman tertentu, maupun dari bangun ruang kubus, siswa akan ragu ragu untuk
suatu bahaya tertentu. Salah satunya saat terjadi menjawab pertanyaan karena malu dilihat
bencana alam maupun maling yang mencuri di temannya karena salah jawabannya. Seorang
dalam kelas. guru sebaiknya membuiat merasa aman siswa
dan tidak menghukumnya sehingga siswa
tersebut akan menjadi tidak rendah diri dan
menjadisemangat untuk belajar.
Cinta dan Rasa Memiliki

Kebutuhan cinta dan rasa memiliki adalah Contoh penerapannya dalam pembelajaran
dimana seseorang merasa butuh akan hubungan matematika yakni materi bangun ruang sisi datar
atau interaksi dengan sesama siswa, maupun misalnya, guru harus memberikan perhatian dan
siswa dengan guru, kebutuhan akan dicintai oleh empati kepada siswa dalam proses belajar
guru dan teman-temannya dalam kelas, dan lain- mengajar agar materi yang disampaikan dapat
lain sebagainya. diterima dengan baik. Ketika siswa diberikan
rasa kenyamanan, cinta dan kasih sayang saat
belajar, siswa akan memberi umpan balik yang
sama kepada guru tersebut yakni rasa cinta dan
rasa memiliki.Selain itu ketika terdapat beberapa
siswa yang tidak paham dengan materi bangun
ruang sisi datar maka guru harus menjelaskan
sesuai dari ketidakpahaman siswa masing-masing
tersebut. Atau dalam kasus dimana si A, B, dan C
tidak mengerjakan tugas bangun ruang sisi datar,
maka guru harus menghukum ketiga murid
tersebut. Bukan malah sebagian di hukum dan
sebagian dibiarkan saja.Hal ini agar mewujudkan
keadilan bagi seluruh siswa dan agar tidak
menimbulkan kecemburuan antar siswa. Karna
bisa berakibat perkelahian, permusuhan, dan
pertikaian. Guru juga harus memahami potensi
yang dimiliki siswa, misalnya siswa tersebut sulit
memahami materi bangun ruang sisi datar belum
tentu siswa tersebut dapat dikatakan bodoh
karena bisa jadi siswa tersebut menguasai materi
lain dalam mata pelajaran matematika maupun
pelajaran lainnya.
Harga Diri

Kebutuhan untuk harga diri atau pengakuan Dikelas VIII guru membahas pelajaran
adalah penghargaan diri, serta pengakuan dari matematika mengenai materi pecahan, kemudian
orang lain. Kebutuhan Penghargaan dalam guru meyakinkan si anak “A” untuk
kegiatan belajar matematika terjadi dimana guru memberanikan diri maju kedepan kelas untuk
menghormati siswa,begitu juga dengan siswa yang menyelesaikan suatu soal yang diberikan guru
menghormati guru selama proses belajar dipapan tulis, murid tersebut belum yakin akan
matematika terjadi. Selain itu, ada juga rasa saling kebenaran dari jawaban yang ia kerjakan,
menghargai antara guru dengan siswanya. disinilah guru tersebut tidak langsung
menghakimi atas jawaban siswa tersebut, tetapi
menghargai dengan bertepuk tangan/memuji
keberanian siswa untuk maju kedepan kelas, lalu
memberi pengarahan dengan baik dan bijak
kepada siswa itu bagaimana solusi yang tepat
karena dalam proses belajar itu tidak peduli yang
mana benar atau yang salah tetapi keinginan
untuk terus tumbuh dan berkembang itulah yang
dinamakan belajar, sehingga siswa itu merasa
dihargai dalam usaha yang dia lakukan, maka
untuk kedepannya siswa itu akan percaya diri
untuk maju kedepan kelas atau mengekspresikan
dirinya karena akan ada yang menghargainya.

Aktualisasi Diri
Kebutuhan aktualisasi diri adalah keinginan Dalam pembelajran matematika seorang guru
orang akan kepuasan diri, yaitu kecenderungan membuat kelompok belajar untuk materi
mereka untuk mengaktualisasikan mereka. pecahan, setelah itu setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya dan
setiap siswa diberikan kesempatan untuk
memberikan penilaian dan kritik terhadap hasil
pembahasan kelompok lain maupun hasil belajar
siswa dalam kegiatan belajar matematika pada
pecahan. seorang guru bias memberikan
kesempatan kepada setiap siswa untuk
melakukan yang terbaik, jangan hanya pilih siswa
yang itu-itu saja yang dianggap sudah mampu
atau mahir, melainkan juga siswa yang lainnya,
agar setiap siswa bisa menunjukkan potensi yang
mereka miliki.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses
belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi
diri dengan sebaik-baiknya.
b. Teori Abraham Maslow yang termasyhur hingga saat ini yaitu teori hirarki
kebutuhan. Menurutnya manusia terdorong guna mencukupi
kebutuhannya. pemuasan kebutuhan seseorang dimulai dari yang terendah
yaitu fisiologis, rasa aman, cinta dan rasa memiliki, harga diri, dan
aktualisasi diri.
c. Banyak aplikasi penerapan teori Abraham maslow dalam pelajaran
matematika yang mana hal ini sebaiknya kebutuhan-kebutuhan dalam diri
siswa ataupun guru diterapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran sebaik
mungkin.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan di dalam makalah
kami, maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
kami harapkan. Semoga makalah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Baihaqi, M.A. 2020. Teori Belajar Humanistik. Malang: Academia.

Sumantri, B. A., & Ahmad, N. (2019) Teori Belajar Humanistik Dan Implikasinya
TerhadapPembelajaran Pendidikan Agama Islam. Fondatia, 3(2), 1-18.
Zebua, T.G. (2021). Teori Motivasi Abraham H. Maslow Dan Implikasinya Dalam
KegiatanBelajar Matematika. Range: Jurnal Pendidikan Matematika, 3 No. 1):
68-76

Anda mungkin juga menyukai