Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“PSIKOLOGI HUMANISTIK”

Dosen Pengampu: Dr. Diana Mutiah, M.Si

Disusun Oleh Kelompok 5:

1. Riyani Amaliah Putri (11220700000031)


2. Tiara Chantika (11220700000035)
3. Minami Salwa Pramesti (11220700000110)
4. Raisa Adelia Kasmizar (11220700000212)
5. Silviani Nurhaliza (11220700000216)

Kelas 2C

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
A. Prinsip Dasar Psikologi Humanistik ..................................................................... 3
B. Teori Humanistik Menurut Arthur Combs .......................................................... 5
C. Teori Humanistik menurut Abraham Maslow .................................................... 6
D. Teori Humanistik Carl Rogers .............................................................................. 8
E. Implikasi Teori Belajar Humanis dalam Pembelajaran ..................................... 12
BAB III ................................................................................................................................ 19
PENUTUP ........................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 20

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kita masih dapat bernapas hingga
saat ini. Shalawat serta salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah membimbing kita ke jalan yang lurus.

Dengan taufik dan hidayah dari Allah SWT, kami telah menyelesaikan
makalah yang berjudul “PSIKOLOGI HUMANISTIK”. Kami turut
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Diana Mutiah M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah psikologi
pendidikan.
2. Rekan-rekan kelompok yang sudah bersedia membantu dalam
pengumpulan data dan penyusunan makalah.

Mungkin terdapat kesalahan yang tidak kami ketahui dalam penyusunan


makalah ini. Untuk itu, saya mengucapkann permohonan maaf yang sebesar-
besarnya. Kami memohon kritik dan saran dari teman-teman dan dosen sekalian.
Semoga dengan ditulisnya makalah ini, akan menjadi manfaat untuk kedepannya.

Ciputat, 27 Maret 2023

Penyusun

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang berfokus pada cara
memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Dengan
mempelajari mata kuliah psikologi pendidikan, diharapkan mahasiswa dapat
membantu mengetahui kemampuan dan potensi peserta didik. Mempelajari
psikologi pendidikan juga digunakan untuk menentukan metode pembelajaran yang
tepat terhadap siswa yang akan diajar. Sehingga siswa dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik dan mengambil manfaat dari apa yang sudah diajarkan.

Psikologi dan ilmu pendidikan masing-masing tidak dapat dipisahkan dan


memiliki keterkaitan yang cukup erat. Pendidikan tidak dapat dilakukan dengan
baik bila tidak dibarengi dengan pemahaman watak dan prilaku yang berasal dari
ilmu psikologi. Dasar-dasar ilmu psikologi dibutuhkan oleh para tenaga pendidik
untuk memotivasi siswa dalam proses belajarnya. Sehingga fokus utama dari mata
kuliah ini adalah interaksi pendidik dengan peserta didik dengan memperhatikan
aspek psikologis antarkeduanya.

Psikologi humanistik adalah psikologi yang berfokus pada pengembangan


diri berdasarkan keunikan individu. Aliran humanistik adalah aliran psikologi yang
memandang perlunya kebebasan pada manusia untuk memilih apa yang menjadi
tujuan hidupnya dan dapat memaksimalkan potensi yang ia punya. Prinsip
pendidikan dalam psikologi humanistik adalah setiap manusia memiliki
kemampuan belajar yang alami. Manusia belajar dan berproses berdasarkan
pengalamannya sehingga dapat menjadi individu yang lebih baik dari sebelumnya.
Setiap individu diharapkan dapat mengaktualisasikan dirinya dalam lingkungannya
sehingga dapat berkembang tanpa batas.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu teori belajar psikologi humanistik?


2. Apa saja yang termasuk prinsip dasar psikologi humanistik?
3. Apa itu teori Combs dan bagaimana bunyinya?
4. Apa itu teori Maslow dan penjelasannya?
5. Apa itu teori Carl Rogers dan prinsipnya?
6. Apa saja implikasi teori belajar humanistik dalam pembelajaran?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui apa itu teori humanistik dan penerapannya dalam metode
pembelajaran
2. Mengetahui apa saja yang termasuk prinsip dasar psikologi humanistik
3. Mengetahui tokoh psikologi Combs dan teorinya
4. Mengetahui tokoh psikologi Maslow dan teorinya
5. Mengetahui tokok psikologi Carl Rogers, teori, dan prinsipnya
6. Mengetahui apa saja yang termasuk implikasi teori belajar humanistik
dalam kegiatan pembelajaran

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip Dasar Psikologi Humanistik

Prinsip Dasar Psikologi Humanis Gagasan tentang “psikologi humanistik”


datang dari sekelompok sekolah di bawah kepemimpinan Abraham Maslow pada
awal tahun 1960, yang bekerja untuk membangun sebuah teori alternatif yang layak
selain teori psikoanalisis dan behaviorisme, dua aliran psikologi yang berpengaruh
pada waktu itu. (Hamachek 1990). Konsep humanistik mengajarkan manusia
memiliki rasa kemanusiaan yang mendalam; Menghilangkan sifat sifat egois,
otoriter dan individualis; tidak semena-mena memaksakan lawan bicara
memahami, menerima atau masuk dalam pembicaraan kita. Pandangan perilaku
yang muncul dari teori humanistik berfokus pada Bagaimana manusia dipengaruhi
oleh arti pribadi dengan pengalaman mereka dengan penekanan pada kualitas
subjektif dari pengalaman manusia dan makna pribadi. Ide kebebasan pribadi
merupakan isu penting dalam kerangka persepsi humanistik.

Para Humanis menolak apa yang mereka lihat sebagai tekanan-tekanan


mekanistik dan dehumanisasi terhadap pendekatan-pendekatan tradisional dalam
psikologi pendidikan. Menurut mereka penting untuk mengadopsi sikap, konsep,
dan pendekatan baru dalam bidang ini. Psikologi humanistik berkaitan dengan
keunikan, individualitas, Humanitas dari tiap pribadi. Di dalam banyak terminologi
manusia, humanisme didasarkan pada pengamatan yang mendasar, walaupun kita
mungkin memiliki kesamaan satu sama lain dalam banyak hal, tapi masing-masing
dari kita agak berbeda dari yang lain. Keunikan kita adalah “diri” kita.

Diri adalah konsep paling utama dalam psikologi humanistik. berbeda


dengan teori-teori sebelumnya, Humanis menawarkan pandangan perlunya
kebebasan dan otonomi. Dalam teori belajar humanistik, tujuan belajar adalah
untuk manusia memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si
pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.Siswa dalam proses

3
belajarnya harus berusaha agar lambat laun mampu mencapai aktualisasi diri
dengan sebaik-baiknya. Ellis dan Meriam (1980) mengatakan bahwa setiap
individu mempunyai kemampuan personal untuk memilih dan menentukan
aktivitas hidupnya. Prinsip-prinsip humanis (dalam Hamachek, 1990) menekankan
pada pentingnya kebutuhan individu manusia. Beberapa asumsi Teori ini antara
lain:

1. Secara Nature manusia dilahirkan Sebagai pribadi yang baik


2. Setiap individu bebas dan otonom, dimana mereka bisa membuat pilihan-
pilihan sendiri
3. Setiap individu mempunyai potensi untuk berkembang tanpa batas
4. Self concept mempunyai peran penting dalam pertumbuhan dan
perkembang
5. Setiap individu mempunyai kemampuan untuk mengaktualisasikan diri
6. Masing-masing individu mendefinisikan realitas
7. Setiap individu mempunyai tanggung jawab untuk dirinya orang lain dan
orang lain.

Petterson dan Maslow dalam (hiemstra & sisco, 1990) mengatakan bahwa
tujuan dari pendidikan adalah membangun aktualisasi diri. individu mempunyai
potensi untuk berkembang menurut kapasitasnya, dan berhak menentukan Jalan
hidupnya, tidak terikat oleh lingkungan. Oleh karena itu, proses belajar dianggap
berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam
proses belajarnya harus berusaha agar secara bertahap ia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. jadi teori belajar ini berusaha memahami
perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang
pengamatnya.

4
B. Teori Humanistik Menurut Arthur Combs

Jika membahas mengenai teori humanistik ini, maka salah satu tokoh terkenal
yang paling sering disebut-sebut yakni Arthur Combs. Beliau adalah seorang
psikolog sekaligus pengajar yang berasal dari Ohio, Amerika Serikat.

Arthur Combs merupakan salah satu tokoh aliran humanistik yang


menyumbangkan pemikirannya berkaitan tentang dunia pendidikan. Arthur
Combs bersama dengan Donald Snygg (1904-mengemukakan konsep meaning
(makna atau arti) dalam proses belajar (Azhar Sulistiyono, 2018, Miki, 2017)

Menurut pendapat Combs, belajar bukan hanya tentang bagaimana


menghapal materi namun lebih dari itu, seperti menciptakan pengalaman dan
program untuk mengembangkan keunikan potensi siswa, memperoleh keterampilan
dasar, serta mengajarkan ketulusan, respek, menghargai orang lain, dan terampil
dalam menyelesaikan masalah. Serta belajar adalah bagaimana seseorang bebas
mencari cara mereka sendiri dan bisa dilakukan lewat mana saja. Selama hal
tersebut membawa hasil yang baik bagi dirinya.

Dari pemahaman tersebut kita tahu bahwa seorang tenaga pengajar tidak bisa
menuntut terkait proses belajar pada setiap murid, disini siswa berperan sebagai
pelaku utama (student center) melainkan merekalah yang bebas menentukan proses
belajarnya sendiri, serta dapat mengembangkan potensi dirinya secara positif dan
meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif. Diharapkan siswa memahami
potensi diri secara mandiri, aktif dan tidak sekedar menerima informasi dari guru.
Hal tersebut akan membantu murid mencapai tujuan dari teori humanistik ini.

5
C. Teori Humanistik menurut Abraham Maslow

Abraham H. Maslow, lahir pada 1 April 1908 di Brooklyn, New York. Ia


merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara. Sejak kecil, Maslow hidup dengan
perasaan depresi yang kuat. Maslow membenci ibu kandungnya sendiri karena
kurangnya kasih sayang yang diberikan oleh sang ibu. Walaupun begitu, Maslow
merupakan anak yang cerdas secara akademik. Sejak bersekolah di Boys High
School, nilai-nilainya meningkat di atas rata-rata. Ia bahkan menjadi editor
beberapa majalah sekolah.
Maslow melanjutkan perkuliahannya di City College, New York. Ia
mengambil jurusan hukum karena permintaan dari ayahnya namun berhenti di
tengah jalan. Ia melanjutkan studinya dengan mengambil jurusan filosofi yang
merupakan minatnya. Di semester ketiga, ia melanjutkan studinya di Cornell
University yang terletak pada bagian utara New York. Ia mendapat gelar sarjana
filosofi di University of Wisconsin pada tahun 1930. Kemudian pada tahun 1934,
Maslow mendapat gelar doktornya di bidang psikologi. Semasa kuliah, ia menikah
dengan Bertha Goodman pada 1928 dan dikaruniai dua orang anak.
Pada perang dunia ke-2, Maslow melakukan penelitian dengan kedua
mentornya yaitu Ruth Benedict dan Max Wertheimer sebagai subjek penelitian.
Melalui penelitian tersebut, ia menyusun laporan tentang perilaku mereka yang
mengawali penelitian tentang kesehatan mental dan pemaksimalan potensi diri
manusia. Pada tahun 1951, ia berposisi sebagai kepala departemen psikologi di
Brandeis University yang berada di Waltham, Massachusetss. Ia meninggal pada 8
Juni 1970 pada usia 62 tahun akibat terkena serangan jantung.

Penemuan Terkenal Maslow, Teori Hierarki Kebutuhan


Dalam teori hierarki kebutuhan yang dicetuskan oleh Maslow, kebutuhan
manusia digambarkan seperti sebuah piramida dengan aktualisasi diri sebagai
puncaknya. Untuk mencapai tingkatan paling atas, manusia harus memenuhi
terlebih dahulu kebutuhan yang ada di bawahnya. Teori ini menjadi dasar pemikiran
dalam psikologi humanistik, yaitu aliran yang berfokus untuk mencapai
kesejahteraan diri seorang sehingga manusia dapat mengaktualisasikan dirinya

6
secara maksimal. Teori ini ditemukan pada tahun 1943 dan berkat teorinya ia
mendapatkan penghargaan Humanist of the Year dari American Humanist
Association pada 1967. Adapun urutan hierarki kebutuhan menurut Maslow antara
lain:
a. Kebutuhan fisiologis, merupakan kebutuhan paling dasar yang harus
dipenuhi manusia agar dapat menjalankan fungsinya sebagai makhluk.
Kebutuhan ini disebut juga sebagai kebutuhan primer. Kebutuhan fisiologis
manusia antara lain adalah oksigen, nutrisi dari makanan, air, beraktifitas,
istirahat, berpakaian, dan memiliki tempat tinggal
b. Kebutuhan akan rasa aman, manusia memerlukan perlindungan dari
berbagai ancaman baik fisik maupun emosional. Manusia akan menghindari
adanya ancaman yang berpotensi mengganggu dirinya.
c. Kebutuhan akan cinta dan kasih sayang, hal ini dikarenakan manusia adalah
makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam kehidupannya.
Manusia memerlukan cinta yang didapatkan dari keluarga, teman, maupun
pasangan.
d. Kebutuhan akan harga diri, dibagi menjadi dua yaitu higher one dan lower
one. Lower one berkaitan dengan status, atensi, ketenaran, maupun
perhatian. Sementara higher one didapatkan dari prestasi, kebebasan,
kemandirian, harga diri, dan kepercayaan diri.
e. Aktualiasi diri, merupakan tingkatan kebutuhan yang paling tinggi.
Aktualisasi diri merupakan kondisi ketika seseorang dapat menggunakan
potensinya secara penuh dan sempurna, sehingga manusia dapat menjadi
apa yang ia inginkan.
Teori hierarki kebutuhan di atas dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama
adalah kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman.
Hal ini dikarenakan dua hal ini merupakan kebutuhan paling dasar yang akan
membuat semua orang berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan
ini. Bagian kedua adalah kebutuhan psikologis, yaitu kebutuhan akan cinta dan
kasih sayang. Bagian ketiga adalah pemenuhan diri, yaitu kebutuhan akan

7
aktualisasi diri yang membuat manusia tumbuh secara kreatif dengan
memaksimalkan potensi yang ia miliki.

Pendidikan Dalam Humanistik Abraham Maslow

Dalam pendidikannya, Maslow mengedepankan kreativitas seseorang untuk


mengaktualiasikan dirinya. Lalu dalam pengimplementasian berdasarkan teori
hierarki kebutuhan adalah:

1. Kebutuhan fisiologis dipenuhi dengan adanya pelajaran olahraga dan


diberikan waktu istirahat setelah pelajaran
2. Kebutuhan akan rasa aman, menghargai anak sesuai dengan potensi dan
mencegah terjadinya bullying di sekolah
3. Kebutuhan akan cinta, menjaga keharmonisan anatara peserta didik
dengan teman sebayanya, saling berbagi, dan tolong menolong.
4. Kebutuhan akan harga diri, merasa berharga dan dihargai orang lain.
Memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
5. Aktualisasi diri, puncak kebutuhan peserta didik. Anak akan
mengaktualisasikan dirinya dan memaksimalkan potensi yang ia punya.

Sehingga teori belajar menurut Maslow adalah sara peserta didik untuk
mengembanvkan dan menerapkan keterampilan yang ia miliki untuk
mengembangkan potensi yang ia miliki. Pendidikan adalah sesuatu yang berbentuk
bantuan untuk membantu peserta didik berkembang ke arah yang lebih baik. Peserta
didik dapat menentukan cita-citanya dan pengajar membimbing peserta didik untuk
mencapai tujuannya. Peserta didik juga diajarkan untuk bertanggungjawab terhadap
apa yang ia pilih.

D. Teori Humanistik Carl Rogers

Carl Rogers Carl Ransom Rogers dilahirkan pada tahun 1902 di Oak Park,
Illinois, dan wafat pada tahun 1987 di Lajolla, California. Pada masa mudanya,
Rogers tidak mempunyai banyak teman sehingga dia lebih banyak menghabiskan

8
waktu-waktunya untuk membaca. Dia akan membaca buku apa saja yang ia ditemui
termasuk kamus dan ensiklopedia, meskipun ia sebenarnya sangat menyukai buku-
buku petualangan. Ia pernah belajar di bidang agricultural dans sejarah di
University of Winconsin. Pada tahun 1928 rogers mendapatkan gelar Master di
bidang psikologi dari Universitas Columbia dan kemudian ia mendapatkan gelar
Ph.D, di bidang psikologi klinis pada Society for the prevention of Cruelty to
Children (bagian studi tentang anak pada perhimpunan pencegahan kekerasan
terhadap anak) di Rochester, NY.25 Salah satu ranah ketika ide Rogers masih terus
memiliki banyak pengaruh adalah dalam peraihan tujuan. Menetapkan dan meraih
tujuan adalah suatu cara manusia untuk mengatur kehidupannya supaya dapat
memberikan hasil yang diinginkan dan menambah arti pada kegiatan sehari-hari.
Menetapkan tujuan merupakan hal yang mudah, namun menetapkan tujuan yang
tepat dapat menjadi lebih sulit daripada kelihatannya.

Menurut Rogers, penyebab dari kecemasan psikologis adalah inkongruensi,


atau saat diri ideal seseorang tidak cukup bertumpukan dengan konsep dirinya, dan
inkongruensi, atau pada saat diri ideal seorang individu tidak cukup untuk berpijak
terhadap konsep dirinya, dan inkongruensi ini dapat dipresentasikan melalui tujuan-
tujuan yang seseorang pilih untuk diraihnya. Sebagai contoh meraih tujuan untuk
berhasil dalam bidang biologi, tetapi bahkan tidak menyukai biologi ataupun
membutuhkan keberhasilan tersebut untuk mencapai tujuannya menjadi seorang
arsitek. Terdapat kemungkinan bahwa orang tua dari orang tersebut adalah ahli
biologi dan selama ini ia diharapkan akan melakukan hal yang sama walaupun
merasa bahwa arsitektur lebih menyenangkan dan memuaskan. Dalam contoh ini,
biologi adalah bagian konsep dari diri seseorang, tetapi arsitektur adalah bagian
dari diri ideal dari orang tersebut. Inkongruensi antara keduanya dapat
menyebabkan stress. Untungnya, Rogers meluaskan ide - ide ini untuk
mengajukan bahwa kita semua memiliki proses penilaian organismic (Ora
ganismic Valuing Process), yaitu insting alami yang menggerakkan kita menuju
pencapaian -pencapaian yang sangat bermakna. Dalam contoh di atas, OVP
direpresentasikan sebagai insting yang tidak dapat dijelaskan bahwa arsitektur, dan
bukan biologi, adalah jalur yang tepat.

9
Menurut Rogers dalam Jamil Suprihatiningrum, ada dua tipe belajar, yaitu
Kognitif (kebermaknaan) dan eksperimental (pengalaman). Guru memberikan
makna (kognitif) bahwa tidak membuang sampah sembarangan dapat mencegah
terjadinya banjir. Jadi, guru perlu menghubungkan pengetahuam akademik ke
dalam pengetahuan bermakna. Sementara experimental learning melibatkan
peserta didik secara personal, berinisiatif, termasuk penilaian terhadap diri
sendiri (self assessment).

Sedangkan menurut Carl Rogers dalam teori belajar bebasnya, menyatakan


bahwa tidak ada paksaan atau tekanan dalam belajar. Guru tidak bembuat rencana
dalam pembelajaran untuk peserta didik, tidak memberikan kritik atau ceramah
kecuali apabila siswa menghendakinya, tidak menilai atau mengkritik pekerjaan
murid kecuali apabila siswa memintanya..

Dalam bukunya “Freedom to Learn”, ia memperkenalkan beberapa


prinsip - prinsip belajar humanistik yang sangat penting, di antaranya ialah:

1. Manusia itu memiliki kemampuan untuk belajar secara alami.


2. Belajar yang bermakna terjadi apabila subjek matter dirasakan peserta
didik mempunyai relevansi dengan maksud - maksudnya sendiri.
3. Belajar yang melibatkan suatu perubahan yang ad di dalam tanggapan
mengenai dirinya, dianggap mengancam dan cenderung akan
ditolaknya.
4. Pekerjaan - pekerjaan belajar yang dapat mengancam diri adalah sangat
mudah untuk dirasakan dan mudah diasimilasikan. apabila ancaman dari
luar tersebut semakin kecil.
5. Apabila ancaman kepada diri peserta didik rendah, pengalaman bisa
diperoleh dengan melakukan berbagai cara yang bermacam -macam dan
terjadilah sebuah proses belajar.
6. Belajar yang berarti bisa di dapatkan peserta didik dengan
melakukannya.

10
7. Belajar dapat diperlancar bilamana peserta didik dilibatkan langsung dalam
proses pembelajaran dan ikut serta bertanggung jawab dalam proses
belajar tersebut.
8. Belajar atas inisiatif diri sendiri yang melibatkan diri peserta didik
seutuhnya, baik itu perasaan maupun segi kognitif, merupakan cara yang
bisa memberikan hasil yang mendalam dan lestari.
9. Kepercayaan pada diri sendiri, kemerdekaan, kreatifitas akan lebih
mudahuntuk dicapai apabila peserta didik dibiasakan untuk mawas diri dan
mengeritik dirinya sendiri dan penilaian diri orang lain adalah cara kedua
yang juga penting.
10. Belajar yang sangat berperan secara sosial di dunia modern ini adalah
belajar yang menyangkut proses belajar, yang terbuka dan terus
menerus pada pengalaman dan penyatuannya ke dalam dirinya sendiri
mengenai proses perubahan itu.

Carl Rogers menyatakan bahwa peserta didik yang belajar hendaknya tidak
ditekan, melainkan dibiarkan belajar bebas, peserta didik diharapkan bisa
mengambil sebuah langkah sendiri dan berani bertanggung jawab atas langkah-
langkah yang diambilnya sendiri. Dalam konteks tersebut, Rogers menyatakan ada
lima hal yang penting dalam proses belajar humanistik, yaitu sebagai berikut.

1. Hasrat untuk belajar: keinginan untuk belajar dikarenakan adanya


dorongan rasa ingin tahu manusia yang terus menerus terhadap dunia
sekelilingnya. Dalam proses memecahkan jawabannya, seorang
individu mengalami kegiatan - kegiatan belajar.
2. Belajar bermakna: seseorang yang beraktivitas akan selalu
mempertimbangkan apakah aktivitas tersebut mempunyai makna bagi
dirinya. Jika tidak, tentu tidak akan dilakukannya.
3. Belajar tanpa hukuman merupakan belajar yang terlepas dari hukuman
atau ancaman menghasilkan anak bebas untuk melakukan apa saja,
dan mengadakan percobaan hingga menemukan sendiri suatu hal yang
baru.

11
4. Belajar dengan daya usaha atau inisiatif sendiri: menunjukkan
tingginya motivasi internal yang dimiliki. Siswa yang banyak inisiatif,
akan mampu untuk memandu dirinya sendiri, menentukan pilihannya
sendiri dan berusaha mempertimbangkan sendiri hal yang baik bagi
dirinya.
5. Belajar dan perubahan: keadaan dunia terus berubah, karena itu
peserta didik harus belajar untuk dapat menghadapi serta menyesuaikan
kondisi dan situasi yang terus berubah. Dengan begitu belajar
yang hanya mengingat fenomena atau menghafal kejadian dianggap tak
cukup.

E. Implikasi Teori Belajar Humanis dalam Pembelajaran

Psikologi humanistk muncul pada akhir tahun 1940-an. Tokoh-tokoh yang


berjasa dalam pengembangan psikologi humanistik adalah para ahli psikologi
klinis, pekerja sosial, dan konselor. Psikologi humanistik terfokus pada masalah
bagaimana manusia dipengaruhi oleh niat pribadi yang berasal dari pengalaman
mereka sendiri. Gerakan kelahiran Pikologi humanistik disebabkan oleh kesadaran
umum yang menganggap bahwa pada hakikatnya setiap manusia memiliki
kemampuan dan keinginan sendiri untuk mengembangkan potensi
kemanusiaannya. (Herpratiwi, 2009)

a. Peran Pendidik dan Peserta Didik

Dalam teori belajar humanistik, peran pendidik sebagai fasilitator


bagi para peserta didik. Pendidik berperan untuk memberikan motivasi,
kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan peserta didik, serta
memfasilitasi pengalaman belajar kepada peserta didik dan mendampingi
peserta didik untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Pendidik juga
berperan untuk merencanakan pendidikan dan kurikulum untuk peserta
didik yang diharapkan mereka dapat mengenali diri, menggali potensi diri,

12
bertanggung jawab, dan berpikir kritis. Dengan demikian, dapat
terciptanya sebuah pola pembelajaran yang kooperatif dan demokratis.

b. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Psikologi humanistik memberi perhatian atas pendidik sebagai


fasilitator. Berikut ini adalah berbagai cara untuk memberi kemudahan
belajar dan berbagai kualitas fasilitator menurut Dakir (1993:65), yaitu:

1. Fasilitator sebaiknya memperhatikan penciptaan suasana awal, situasi


kelompok, atau pengalaman kelas.
2. Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan
perorangan di dalam kelas dan tujuan-tujuan kelompok yang bersifat
umum.
3. Mempercayai adanya keinginan dari masing-masing peserta didik untuk
melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai
kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar yang bermakna
tadi.
4. Mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar
yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para peserta didik untuk
membantu mencapai tujuan mereka.
5. Menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk
dapat dimanfaatkan oleh kelompok.
6. Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas,
dan menerima baik isi yang bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan
dan mencoba untuk menanggapi dengan cara yang sesuai, baik bagi
individual ataupun bagi kelompok.
7. Bilamana suasan penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-
sngsur dapat berperanan sebagai seorang peserta didik yang turut
berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan turut menyatakan
pandangannya sebagai seorang individu, seperti peserta didik yang lain.
8. Mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan
juga pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan,

13
tetapi sebagai suatu andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau
ditolak oleh peserta didik.
9. Tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya
perasaan yang dalam dan kuat selama belajar.
10. Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba
untuk mengenali dan menerima keterbatasan-keterbatasannya sendiri.

Adapun metode pembelajaran humanistik, yaitu :


1. Open Education

Open education atau pendidikan terbuka merupakan metode


pendidikan yang memberikan kebebasan terhadap peserta didik
dalam memilih aktivitas belajar. Pendidik hanya memberikan
bimbingan dan peserta didik cenderung belajar secara individual
atau dalam kelompok-kelompok kecil. Adapun kriteria yang
disyaratkan dalam metode ini menurut Rachmahana (2008), yaitu :

a) Tersedia fasilitas yang memudahkan proses belajar.


b) Adany suasana penuh kasih sayang, hangat, hormat, dan tebuka.
c) Adanya kesempatan murid untuk memeriksa pekerjaan mereka
sendiri, mengamati, dan mengajukan pertanyaan.
d) Pengajaran indivdual, tidak ada tes ataupun buku kerja.
e) Pendidik mengamati setiap proses yang dilalui peserta didik,
membuat penilaian, dan hanya sedikit tes formal.

2. Cooperative Learning
Cooperative learning atau belajar kooperatif merupakan
fondasi untuk peserta didik memiliki tiga karakteristik, yaitu :
a) Peserta didik bekerja dalam tim-tim belajar yang kecil (4 –6
orang anggota), dan komposisi ini tetap selama beberapa
minggu.

14
b) Peserta didik didorong untuk saling membantu dalam
mempelajari bahan yang bersifatakademik dan melakukannya
secara berkelompok.
c) Peserta didik diberi imbalan atau hadiah atas dasar prestasi
kelompok.

3. Team Game Tournament

Peserta didik dengan kemampuan yang berbeda disatukan


dalam satu tim. Adapun jalannya turnamen adalah para murid
secara bergantian mengambil kartu dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang tertera pada kartu itu, yakni pertanyaan yang
sesuai dengan materi yang telah dipelajari selama seminggu itu.
Pada akhir turnamen, guru menyiapkan lembar berikut tentang tim-
tim yang berhasil dan skor-skor tertinggi yang dicapai.

4. Student Team Achievement Divisions

Tim yang terdiri dari empat sampai lima orang anggota,


akan tetapi kegiatan turnamen diganti dengan saling bertanya
selama lima belas menit, dimana pertanyaanyang diajukan terlebih
dulu disusun oleh tim. Skor pertanyaan diubah menjadi skor-skor
tim, skor yang tertinggi memperoleh poin lebih dari pada skor-skor
yang lebih rendah, disamping itu juga ada skor perbaikan.

5. Jigsaw

Murid dimasukkan ke dalam tim-tim kecil kemudian tim


diberi bahan pelajaran. Murid mempelajari bagian masing-masing
bersama-sama dengan anggota tim lain yang mendapat bahan
serupa. Setelah itu mereka kembali ke kelompoknya masing-
masing untuk mengajarkan bagian yang telah dipelajarinya
bersama dengan anggota tim lain tersebut, kepada teman-teman
dalam timnya sendiri. Akhirnya semua anggota tim dites mengenai
seluruh bahan pelajaran. Adapun skor yang diperoleh murid

15
dapat ditentukan melalui dua cara, yakni skor untuk masing-
masing murid dan skor yang digunakan untuk membuat skor tim.

6. Group Investigation

Disini para murid bekerja di dalam kelompok kecil untuk


menanggapi berbagai macam proyek kelas. Setiap kelompok
membagi tugas tersebut menjadi sub-sub topik yang dibebankan
kepada setiap anggota kelompok untuk menelitinya dalam
rangka mencapai tujuan kelompok. Setelah itu setiap kelompok
mengajukan hasil penelitiannya kepada kelas. Berdasarkan
penelitian, teknik-teknik belajar kooperatif pada umumnya berefek
positif terhadap prestasi akademik. Selain itu teknik ini juga
meningkatkan perilaku kooperatif dan altruistic murid. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwateknik ini merupakan teknik
mengajar yang efektif untuk mencapai tujuan instruksional kelas.

7. Independent Learning

Pembelajaran Mandiri adalah proses pembelajaran yang


menuntut murid menjadi subjek yang harus merancang, mengatur
danmengontrol kegiatan mereka sendiri secara bertanggung
jawab. Proses ini tidak bergantung pada subjek maupun metode
instruksional, melainkan kepada siapa yang belajar (murid),
mencakup siapa yang memutuskan tentang apa yang akan
dipelajari,siapa yang harus mempelajari sesuatu hal, metode dan
sumber apa saja yang akan digunakan, dan bagaimana cara
mengukur keberhasilan upaya belajar yang telah dilaksanakan
(Dahar, 2011).

8. Student Centered Learning

Strategi pembelajaran yang menempatkan peserta didik


secara aktif dan mandiri, serta bertanggung jawab atas pembelajaran
yang dilakukan. Dengan SCL peserta diharapkan mampu

16
mengembangkan ketrampilan berpikir secara kritis,
mengembangkan system dukungan social untuk pembelajaran
mereka, mampu memilih gaya belajar yang paling efektif dan
diharapkan menjadi LifeLong Learnerdan memiliki jiwa
entrepreneur.

9. Collaborative Learning

Pembelajaran Kolaboratif adalah bahwa pembelajaran


merupakan proses yang aktif. Siswamengasimilasi informasi dan
menghubungkannya dengan pengetahuan baru melalui kerangka
acuan pengetahuan sebelumnya. Pembelajaran memerlukan suatu
tantangan yang akan membuka wawasan para siswauntuk secara
aktif berinteraksi dengan temannya. Di sini siswaakan
mendapatkan keuntungan lebih jika mereka saling berbagi
pandangan yang berbeda dengan temannya.

10. Competitive Learning

Pembelajaran kompetiti memfasilitasi siswasaling


berkompetisi dengan temannya untuk mencapai hasil
terbaik.Kompetisi dapat dilakukan secara individual maupun
kelompok. Kompetisi individual berarti siswaberkompetisi dengan
dirinya sendiri dibandingkan dengan pencapaian prestasi
sebelumnya. Kompetisi kelompok dilakukan dengan membangun
kerjasama kelompok utuk mencapai prestasi tertinggi.

c. Materi dan Sumber Belajar


Pendidik dalam memberikan materi dan melakukan metode
pembelajaran harus didasari oleh sumber-sumber yang akurat dan relevan.
Hal ini dilakukan agar proses belajar dapat berjalan dengan efektif dan
efisien, serta dapat menciptakan lingkup belajar yang harmonis dan
menggali segala potensi yang dimiliki peserta didik. Adapun media yang
dapat digunakan, seperti buku atau modul.

17
Menurut National Eduction Assocition-NEA media adalah bentuk-
bentuk komunikasi yang tercetak maupun audiovisual beserta peralatannya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan
untuk menyampaikan isi materi ajar dari sumber pembelajaran ke peserta
didik individu atau kelompok yang dapat merangsang pikiran perasaan
perhatian dan minat pembelajar sedemikian rupa.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang berfokus pada cara
memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Sehingga
diharapkan setelah mempelajari mata kuliah ini mahasiswa dapat menentukan pola
dan metode pembelajaran yang tepat berdasarkan watak dan perilaku siswa agar
proses belajar dapat dilakukan secara maksimal sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan baik.
Psikologi humanistik adalah aliran psikologi aliran psikologi yang
memandang perlunya kebebasan pada manusia untuk memilih apa yang menjadi
tujuan hidupnya dan dapat memaksimalkan potensi yang ia punya. Psikologi
humanistik adalah aliran yang berfokus pada pengembangan diri berdasarkan
keunikan individu. Dalam psikologi humanistik, setiap manusia memiliki
kesempatan untuk mengaktualisasikan diri dalam lingkungannya berdasarkan
kemampuan yang ia miliki. Setiap manusia memiliki kebebasan dan berhak
menentukan ingin menjadi apa ia di masa depan.
Tokoh-tokoh pencetus psikologi humanistik antara lain Arthur Combs,
Abraham Maslow, dan Carl Rogers. Masing-masing tokoh memiliki teori yang
berhubungan satu sama lain. Teori mereka berkaitan dengan bagaimana cara
individu menjadi apa yang ia inginkan sehingga dapat mengaktualisasikan dirinya.
Sehingga aliran ini memang aliran psikologi yang luhur karena berfokus pada
pengembangan diri individu.
Aliran humanistik dan psikologi pendidikan saling berkaitan. Karena dengan
menyatukan humanistik dengan pendidikan, pendidik dapat membantu siswa
mengembangkan potensi yang ia miliki. Pendidik juga dapat mengarahkan siswa
untuk berkembang sesuai kemampuan yang ia miliki. Humanistik dalam
pendidikan juga mengajarkan siswa agar berlaku aktif dalam belajar tanpa takut
membuat sebuah kesalahan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Kopeuw, Womte. (2021). Arthur Combs: Biografi, Teori Belajar, dan


Penerapannya.

Maslow, A. H. (1943). A Theory of Human Motivation. Psychological Review.

Maslow, A. H (1968). Motivation and Personality. New York: Harper & Row.

Rini, Puji Setya (2017). Hubungan Konsep Diri Dengan Pemenuhan Kebutuhan
Dasar Manusia Secara Holistik Berdasarkan Teori Abraham Maslow.

Hoffman, E. (1998). The right to be human: A biography of Abraham Maslow. Los


Angeles, CA: Jeremy P. Tarcher.

Suralaga, F. (2021). Psikologi Pendidikan: Implikasi dalam Pembelajaran.


Sumantri, Ahmad. (2019). Teori Belajar Humanistik dan Implikasinya Terhadap
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

20

Anda mungkin juga menyukai