Kelompok 05
Makalah
Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah :
Dasar-dasar pemahaman tingkah laku
Dosen pengampu :
Dr. Laila Maharani , M.Pd
Disusun Oleh :
Ainun Muthmainah ( 2111080101 )
Ajeng Adinda Maulani ( 2111080102 )
Andre Azara ( 2111080008 )
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini.Shalawat serta salam tercurahkan bagi
Baginda Agung Rasulullah SAW. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Teori Humanistik, Makalah teori
humanistik disusun untuk memenuhi tugas dasar-dasar Pemahaman tingkah
laku .Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
Untuk para pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak
yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.Mohon maaf apabila ada
kesalahan penulisan kata.Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran Ibu Dr. Laila Maharani, M.Pd sebagai sarana memperbaiki makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1. Latar belakang...............................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................5
1.3. Tujuan............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1. Pengertian......................................................................................................6
2.2. Tokoh teori humanistik.................................................................................7
2.3. Prinsip-prinsip dalam teori humanistik.......................................................12
2.4. implikasi dan aplikasi teori belajar humanistik...........................................15
BAB III PENUTUP..............................................................................................17
3.1. Kesimpulan..................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Dalam dunia pendidikan terdapat dua komponen pokok yang harus jelas
tentang keberadaanya, yaitu siswa dan guru. Suatu proses pembelajaran tidak akan
berkembang jika hanya ada guru saja tanpa adanya murid, dan begitupula jika
kebradaan murid dalam proses pembelajaran tanpa didampingi oleh gurunya maka
tidak akan berkembang proses pendidikan tersebut.Belajar memegang peranan
penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian,
dan persepsi manusia. Kemudian tingkat kepribadian siswa yang
bermacammacam, ada yang baik, kasar, malas, pintar, manja, bodoh, nakal dan
lain sebagainya merupakan isyarat bagi guru untuk dapat mendekati siswanya.
Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk
suatu perubahan yang lebih baik dan berlangsung sepanjang hidup manusia. Oleh
karena itu untuk mengetahui bagaimana keadaan Psikologi siswa dalam proses
pembelajaran harus dilakukan beberapa pendekatan. Sehingga setelah kita
mengetahui kondisi psikologi peserta didik, kita selaku calon guru dapat
mempersiapkan dan memilih metode yang tepat dalam menyampaikan suatu mata
pelajaran ketika diberi kesempatan untuk terlibat dalam proses belajar mengajar.
Terdapat banyak teori yang digunakan dalam proses pembelajaran, beberapa di
antaranya yaitu teoti belajar humanistik dan teori belajar sosial. Pada hakikatnya
kedua teori ini berkembang dari aliran psikologi dan sosial yang kemudian
berpengaruh terhadap arah pengembangan teori, praktek pendidikan, dan
pembelajaran yang dikenal sebagai aliran humanistik.
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
Secara luas definisi teori belajar humanisitk ialah sebagai aktivitas jasmani
dan rohani guna memaksimalkan proses perkembangan. Sedangkan secara sempit
pembelajaran diartikan sebagai upaya menguasai khazanah ilmu pengetahuan
sebagai rangkaian pembentukan kepribadian secara menyeluruh. Pertumbuhan
yang bersifat jasmaniyah tidak memberikan perkembangan tingkah laku.
Perubahan atau perkembangan hanya disebabkan oleh proses pembelajaran seperti
perubahan habit atau kebiasaan, berbagai kemampuan dalam hal pengetahuan,
sikap maupun keterampilan.
Humanisme meyakini pusat belajar ada pada peserta didik dan pendidik
berperan hanya sebagai fasilitator. Sikap serta pengetahuan merupakan syarat
untuk mencapai tujuan pengaktualisasian diri dalam lingkungan yang mendukung.
Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang spesial, mereka mempunyai potensi
dan motivasi dalam pengembangan diri maupun perilaku, oleh karenanya setiap
individu adalah merdeka dalam upaya pengembangan diri serta
pengaktualisasiannya.
2.2. Tokoh teori humanistik
Salah satu ranah ketika ide Rogers masih terus memiliki banyak pengaruh
adalah dalam peraihan tujuan. Menetapkan dan meraih tujuan adalah suatu cara
manusia untuk mengatur kehidupannya supaya dapat memberikan hasil yang
diinginkan dan menambah arti pada kegiatan sehari-hari. Menetapkan tujuan
merupakan hal yang mudah, namun menetapkan tujuan yang tepat dapat menjadi
lebih sulit daripada kelihatannya.
Manusia memiliki banyak potensi yang selama ini banyak terpendam dan
disia-siakan. Pendidikan diharapkan mampu membantu manusia dalam
mengembangkan potensi-potensi tersebut, oleh karena itu kurikulum dalam proses
pendidikan harus berorientasi pada pengembangan potensi, dan ini melibatkan
semua pihak, seperti guru, murid maupun para pemerhati ataupun peneliti dan
perencana pendidikan. Huxley (Roberts, 1975) menekankan adanya pendidikan
non-verbal yang juga harus diajarkan kepada siswa. Pendidikan non verbal bukan
berwujud pelajaran senam, sepak bola, bernyanyi ataupun menari, melainkan hal-
hal yang bersifat diluar materi pembelajaran, dengan tujuan menumbuhkan
kesadaran seseorang. Proses pendidikan non verbal seyogyanya dimulai sejak usia
dini sampai tingkat tinggi. Betapapun, agar seseorang bisa mengetahui makna
hidup dalam kehidupan yang nyata, mereka harus membekali dirinya dengan
suatu kebijakan hidup, kreativitas dan mewujudkannya dengan langkah-langkah
yang bijaksana. Dengan cara ini seseorang akan mendapatkan kehidupan yang
nikmat dan penuh arti. Berbekal pendidikan non verbal, seseorang akan memiliki
banyak strategi untuk lebih tenang dalam menapaki hidup karena memiliki
kemampuan untuk menghargai setiap pengalaman hidupnya dengan lebih
menarik. Akhirnya apabila setiap manusia memiliki kemampuan ini, akan menjadi
sumbangan yang berarti bagi kebudayaan dan moral kemanusiaan
5. David Mills dan Stanley Scher
a. Murid bekerja dalam tim-tim belajar yang kecil (4 – 6 orang anggota), dan
komposisi ini tetap selama beberapa minggu.
b. Murid didorong untuk saling membantu dalam mempelajari bahan yang bersifat
akademik dan melakukannya secara berkelompok.
Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama
proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru
dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para peserta didik
sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam
kehidupan peserta didik. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada peserta
didik dan mendampingi peserta didik untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
(Sumanto, 1998: 235) Peserta didik berperan sebagai pelaku utama (student
center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan peserta
didik memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan
meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif. Tujuan pembelajaran lebih
kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses yang umumnya
dilalui adalah : 1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas. 2. Mengusahakan
partisipasi aktif peserta didik melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan
positif. 3. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan kesanggupan peserta
didik untuk belajar atas inisiatif sendiri 4. Mendorong peserta didik untuk peka
berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secaramandiri 5. Peserta didik di
dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri,
melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang
ditunjukkan.
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Nast, T. P. J., & Yarni, N. (2019). Teori Belajar Menurut Aliran Psikologi
Humanistik Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran. Jurnal Review
Pendidikan dan Pengajaran, 2(2), 270-275.
Sumantri, B. A., & Ahmad, N. (2019). Teori Belajar Humanistik Dan
Implikasinya Terhadap Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Fondatia, 3(2), 1-18.
Suprobo, N. (2008). Teori Belajar Humanistik. Diakses di http://novinasuprobo.
wordpress. Com/2008/06/15/teori-belajar-humanistik/tanggal, 12.
Syifaâ, R. (2008). Psikologi humanistik dan aplikasinya dalam pendidikan. EL
TARBAWI, 1(1), 99-114
https://pdfcoffee.com/makalah-teori-belajar-humanistik-3-pdf-free.html, diakses 28
Oktober 2021