Anda di halaman 1dari 13

,MAKALAH

DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN HUMANIS

Disusun Guna Memenuhi Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan Humanis


Dosen Pegampu : Irfandi, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 1

1. Jumadil Awal (02105037)


2. Nurvidyah Zul Ramadani (02105027)
3. Jumriani (02105031)
4. Ainun Zahra (02105009)
5. Khaerunnisya (02105035)

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS LAMAPPAPOLEONRO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi taufik,
hidayah, serta inayah-Nya sehingga kita semua masih bisa beraktivitas
sebagaimana seperti biasanya termasuk juga dengan penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “DASAR-DASAR
ILMU PENDIDIKAN HUMANIS” yang terdapat pada mata pelajaran
PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN HUMANIS di UNIVERSITAS
LAMAPPAPOLEONRO.

Dalam makalah ini disusun agar para pembaca bisa menambah wawasan
serta memperluas ilmu pengetahuan yang ada mengenai Dasar-Dasar Ilmu
Pendidikan Humanis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu penyusun mengundang pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang dapat membangun untuk dapat memperbaiki tugas makalah
selanjutnya. Dan semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk para pembaca dan
memperluas wawasan mengenai Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Humanis. Dan
tidak lupa permohonan maaf dari penulis apabila terdapat kekurangan dan
kesalahan dalam bentuk apapun yang terdapat dalam makalah ini.

Penyusun

Kelompok I

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah...................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................4
C. Tujuan penulisan.................................................................................................5

BAB II : PEMBAHASAN
  A. Makna dan Hakikat Humanisme.........................................................................6
B. Prinsip-Prinsip Humanisme.................................................................................7
C. Sejarah Humanisme.............................................................................................8
D. Pendidikan Humanisme.....................................................................................10

BAB III: PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................................................11
B. Saran..................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan primer setiap manusia, dengan
Pendidikan maka manusia akan memiliki kesempatan untuk hidup lebih
baik, selain itu. Pendidikan adalah sebuah proses untuk menyiapkan
generasi mudah sebagai motor penggerak kemajuan bangsa, karena
kemajuan bangsa berada dipundak generasi muda.
Kekacauan didalam dunia Pendidikan misalnya tawuran antar
pelajar, kekerasan dalam proses pendidikan, proses pendidikan yang
terpusat pada pendidik, serta berkembangnya budaya elektrosentris
merupakan bukti berkurangnya nilai-nilai kemanusiaan dalam
pelaksanaaan proses Pendidikan saat ini. Padahal seharusnya Pendidikan
adalah tempat paling menyenangkan bagi peserta didik agar mereka
tumbuh dan berkembangkan sesuai dengan potensi-potensi yang mereka
miliki sebagai bekal hidup dimasyarakat.
Permasalahan-permasalahan yang di kemukakan diatas adalah
salah satu bentuk kegagalan proses Pendidikan yang dijalankan saat ini
sebagai akibat dari dehumanisme dalam Pendidikan. Padahal seharusnya
pendidikan mampu memberikan hasil yang maksimal yaitu tercapainya
peserta didik yang berakhlak mulia, aktif, kreatif dan mandiri.
Berdasarkan permasalahan pendidikan di atas kehadiran pendidikan
Humanisme menjadi salah satu solusi yang tepat untuk mengatasi
permasalahan tersebut, mulai dari permasalahan kekerasan dalam
pendidikan, hingga masalah proses pendidikan yang berorientasi pada
aspek kognitif.
Kehadiran pendidikan Humanisme adalah sebagai solusi terhadap
hilangnya nilai kemanusiaan dalam proses pendidikan, yang dikarenakan
pendidik, tujuan pendidikan serta metode pembelajaran yang tidak
memberikan ruang bagi pesert s/a didik untuk mengembangkan potensi-
potensi mereka, sekaligus agar te.rjadi dialog antara pendidik dan peserta
didik dalam proses pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa makna dan hakikat humanisme?
2. Apa prinsip-prinsip humanisme?

4
3. Bagaimana sejarah humanisme?
4. Apa pengertian pendidikan humanisme?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui makna dan hakikat humanisme
2. Mengetahui prinsip-prinsip humanism
3. Mengetahui sejarah humanisme
4. Mengetahui pengertian Pendidikan humanisme.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Makna dan Hakikat humanisme


Dilihat dari sisi kebahasaan, istilah humanisme berasal dari kata Latin
humanus dan mempunyai akar kata homo yang berarti manusia. Humanus
berarti sifat manusiawi atau sesuai dengan kodrat manusia. Adapun secara
terminologis, humanisme berarti martabat dan nilai dari setiap manusia, dan
semua upaya untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan alamiahnya (fisik
non fisik) secara penuh.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia humanisme diartikan sebagai
aliran yang bertujuan menghidupkan rasa perikemanusiaan dan mencita-
citakan pergaulan hidup yang lebih baik. Franzs Magnis Suseno
mengemukakan bahwa humanisme berarti martabat (dignity) dan nilai (value)
dari setiap manusia, dan semua upaya untuk meningkatkan kemampuan-
kemampuan alamiahnya (fisik atau non fisik) secara penuh; suatu sikap
spiritual yang diarahkan kepada humanitarianisme (Brockhaus).
Humanisme adalah suatu doktrin yang menekan kepentingan-
kepentingan kemanusiaan dan ideal (humanisme pada zaman Renaisans
didasarkan atas peradaban Yunani Purba sedangkan humanisme modern
menekankan manusia secara eksklusif).
Mangun Harjana dalam bukunya mengatakan pengertian humanisme
adalah pandangan yang menekankan martabat manusia dan kemampuannya.
Menurut pandangan ini manusia bermartabat luhur, mampu menentukan nasib
sendiri dan dengan kekuatan sendiri mampu mengembangkan diri dan
memenuhi kepatuhan sendiri mampu mengembangkan diri dan memenuhi
kepenuhan eksistensinya menjadi paripurna
Menurut Ali Shari’ati, humanisme adalah aliran filsafat yang
menyatakan bahwa tujuan pokok yang dimilikinya adalah untuk keselamatan
dan kesempurnaan manusia. Ia memandang manusia sebagai makhluk mulia,
dan prinsip-prinsip yang disarankannya didasarkan atas pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan pokok yang bisa membentuk spesies manusia

Dari berbagai definisi mengenai humanisme di atas, dapat dipahami


bahwa makna humanisme merujuk pada kemampuan manusia sebagai
individu yang rasional dan dipakai sebagai ukuran segala bentuk pemahaman
terhadap realitas, serta berbagai jalan pikiran yang memfokuskan diri dalam
masalah-masalah atau isu-isu yang berhubungan dengan manusia. Dengan
perkataan lain, humanisme adalah pandangan hidup yang menganggap hidup

6
manusia, harga diri manusia, nilai-nilai kemanusiaan, dan hak-hak asasinya
sebagai tujuan utama hidup ini.

B. Prinsip-Prinsip Humanisme
. Humanisme mengandung tiga unsur yaitu sebagai berikut
1. Humanum, yaitu gambaran manusia dalam hakikat dan kedudukannya
di dunia. Hakikat manusia sering dikatakan sebagai pribadi merdeka,
makhluk Tuhan, bahkan dalam Islam disebut sebagai khalifah atau
wakil Tuhan di dunia.
2. Humanitas, yaitu hubungan baik dan harmonis antara seseorang
dengan manusia lain yang ditandai oleh kehalusan budi pekerti dan
adab, pengertian, apresiasi, simpati, kebersamaan, rasa senasib
sepenanggung, dan sebagainya.
3. Humaniora, yaitu sarana Pendidikan untuk mencapai humanitas berupa
ilmu pengetahuan budaya warisan berbagai bangsa,termasuk warisan
budaya bangsanya sendiri. Termasuk bidang humaniora ialah ilmu
sejarah, antropologi budaya, bahasa, kesusastraan, seni, arkeologi,
filsafat, ilmu-ilmu keagamaan, dan lain sebagainya
Sebagai sebuah aliran pemikiran, dalam humanisme terdapat sejumlah
prinsip yang menjadi standar bakunya dan sekaligus yang membedakannya
dengan pemikiran lain. Beberapa prinsip Teori belajar Humanisme :

a. Manusia mempunyai belajar alami


b. Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid
mempuyai relevansi dengan maksud tertentu
c. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai
dirinya.
d. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan bila
ancaman itu kecil
e. Bila ancaman itu rendah terdapat pangalaman peserta didik dalam
memperoleh cara.
f. Belajar yang bermakna diperolaeh jika peserta didik melakukannya
g. Belajar lancar jika peserta didik dilibatkan dalam proses belajar
h. Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat memberi hasil
yang mendalam
i. Kepercayaan pada diri pada peserta didik ditumbuhkan dengan
membiasakan untuk mawas diri
j. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.

Roger sebagai ahli dari teori belajar humanisme mengemukakan


beberapa prinsip belajar yang penting yaitu:

7
a. Manusia itu memiliki keinginan alamiah untuk belajar, memiliki rasa
ingin tahu alamiah terhadap dunianya, dan keinginan yang mendalam
untuk mengeksplorasi dan asimilasi pengalaman baru,
b. Belajar akan cepat dan lebih bermakna bila bahan yang dipelajari
relevan dengan kebutuhan peserta didik,
c. Belajar dapat di tingkatkan dengan mengurangi ancaman dari luar,
d. Belajar secara partisipasif jauh lebih efektif dari pada belajar secara
pasif dan orang belajar lebih banyak bila belajar atas pengarahan diri
sendiri,
e. Belajar atas prakarsa sendiri yang melibatkan keseluruhan pribadi,
pikiran maupun perasaan akan lebih baik dan tahan lama, dan
f. Kebebasan, kreatifitas, dan kepercayaan diri dalam belajar dapat
ditingkatkan dengan evaluasi diri orang lain tidak begitu penting.
Selain prinsip-prinsip diatas, dalam pemikiran humanisme juga
terdapat beberapa aspek penekanan yang menunjukkan kualitas inseni
yang membadakan dengan bintang. Menurut stevick aspek yang
menunjukan kulitas intansi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Perasaan (feelings), yang meliputi segenap emosi pribadi maipun
aspirasi estatis. Aspek ini cenderung menolak segala sesuatu yang
merusak maupun maupun yang menghambat penikmatan estensi.
2. Relasi social (social relation), merupakan satu sisi humanisme yang
mendorong ke arah jalinan kerja sama, perkerabatan serta menentang
kecenderungan yang mereduksi tergalannyajalinan sisial tersebut.
3. Pertanggajawaban (responssibility), merupan aspek humanisme yang
menyapati perlunya kontrol dari masyarakat, kritik, dan koreksi serta
mengutuk siapa saja yang mengingkarinya.
4. Intelek (intellect), melibatkan pengetahuan, pemiiran, dan
pemahaman. Aspek ini membongkarsesuatu yang mempengarruhi
dengan membiasakan berlati membebaskan pikiran, serta menyelidiki
segala sesuatu yang tidak diuji secara intelektual.

C. Sejarah Humanis

Humanisme merupakan paham yang menempatkan manusia sebagai


pusat realitas yang memiliki fungsi ganda, yakni sebagai subjek pengolah
alam sekaligus objek tujuan dari pengolahan alam tersebut. Hal ini karena
manusia merupakan makhluk bumi termulia yang memiliki kecakapan, baik
bersifat teknis maupun normatif.

Pada saat itu, kekuasaan didominasi oleh otoritas gereja. Agama


(gereja) dan negara dipersatukan yang di dalam persatuan tersebut manusia

8
harus tunduk kepada doktrin gereja atas nama Tuhan.Konsep-konsep doktrin
dan akhlak ditentukan gereja dan negara sehingga tidak ada kebebasan
manusia dalam merumuskan diri dan dunia. Situasi ini dianggap bersifat anti
humanis karena tidak memberi kesempatan pada manusia untuk
menggunakan potensi terbesarnya, akal budi, untuk mengatur kehidupannya
sendiri.

Kemudian muncul humanisme modern era Pencerahan yang disebut


juga dengan humanisme kritis. Disebut humanisme kritis karena kritis
terhadap otoritas gereja yang memberangus kemanusiaan. Ciri utama
humanisme ini adalah kemanusiaan sebagai antitesis dari ketuhanan.

Humanisme kritis berkembang seiring dengan perkembangan


filsafat dan ilmu pengetahuan modern. Kaum humanis ditandai oleh
pendekatan rasional terhadap manusia yang tidak serta merta berhubungan
dengan otoritas wahyu Ilahi tetapi lebih dahulu meneliti secara cermat atas
ciri keduniawian dan alamiah manusia. Hal ini menyebabkan kebudayaan
tampil ke depan menggeser agama. Manusia terutama dimengerti dari
kemampuan-kemampuan alamiahnya, seperti minat intelektualnya,
pembentukan karakternya, dan apresiasi estetisnya. Hal ini terkenal dengan
humanisme modern. Pada humanisme ini, seni dan sastra Yunani-Romawi
kuno ditemukan kembali dan dijunjung tinggi dimana karya-karya Plato dan
Aristoteles sangat dihargai.

Humanisme dan ilmu pengetahuan modern saling membahu dalam


mengukuhkan suatu cara berpikir rasional yang menempatkan manusia dan
realitasnya sebagai pusat segala sesuatu. Rene Descartes meletakkan dasar
filosofis untuk tendensi baru ini lewat penemuan subjektivitas manusia dalam
tesisnya, cogito ergo sume(aku berpikir maka aku ada). Ciri ini lalu disebut
antroposentrisme, untuk menegaskan sikap kritisnya terhadap teosentrisme
Abad Pertengahan.Maka kiblat wacana dari arah teologis-dogmatis bergeser
menuju arah yang lebih antroposentris dan kritis, di mana manusia dan dunia,
bukan Tuhan, yang menjadi titik pusat pemikiran.

Perkembangan ilmu-ilmu modern tahap selanjutnya semakin skeptis


terhadap agama dan mengarah pada rasionalisme dan empirisme. Pada abad
ke-17 bahkan sampai pada sebuah pandangan bahwa hukum alam tidak lain
adalah hukum akal budi yang bila manusia semakain dalam menyingkap
proses kerja akal budi, maka semakin luas pula pengetahuan manusia tentang
cara kerja semesta. Kaum ateis mencoba meyakinkanbahwa moralitas tidak
harus diturunkan dari wahyu Ilahi, tetapi cukup disimpulkan dari asas-asas
dalam akal budi serta dalam mekanisme alam.

9
Filsafat Yunani menampilkan manusia sebagai makhluk yang
berpikir dan terus menerus memahami lingkungan alamnya dan juga
menentukan prinsip-prinsip bagi tindakannya sendiri demi mencapai
kebahagiaan hidup.

D. Pendidikan Humanisme
Pendidikan adalah tugas dan tanggung jawab bersama untuk
mengembangkan kesadaran dan wawasan antar manusia demi kelangsungan
kehidupan. Usaha dalam meningkatkan kesadaran, kepribadian anak, serta
pengembangan kreativitas melahirkan pendekatan pendidikan yang disebut
dengan “humanisasi” dalam proses pendidikan sekarang. Diperlukan usaha
untuk menciptakan sekolah yang humanis dalam rangka menciptakan dunia
pendidikan yang mardeka bagi murid maupun guru.
Pendidikan humanis mempunyai konsep bahwa manusia sebagai
subjek yang memiliki kemampuan menghadapi dunia dan lingkungan
hidupnya, serta kemampuan untuk mengatasi dan memecahkan masalah-
masalah yang akan dihadapi manusia itu sendiri. Sekolah humanis adalah
sekolah yang mencintai, memberi kebebasan dalam berkreativitas sesuai
dengan minat dan bakatnya peserta didik. Tujuan kurikulum humanis harus
ada perkembangan pribadi yang dinamis, integritas, dan otonomi sikap
kepribadian yang sehat dengan lingkungan. Guru sebagai inisitor, motivator,
dan fasilitator dalam menjalan pembelajaran sehingga memecahkan
permasalahan-permasalahan. Peserta didik memahami potensi diri
mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi
diri yang bersifat negatif.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah kami adalah:
1. Dilihat dari sisi kebahasaan, istilah humanisme berasal dari kata
Latin humanus dan mempunyai akar kata homo yang berarti
manusia. Humanus berarti sifat manusiawi atau sesuai dengan
kodrat manusia. Adapun secara terminologis, humanisme berarti
martabat dan nilai dari setiap manusia, dan semua upaya untuk
meningkatkan kemampuan-kemampuan alamiahnya (fisik non
fisik) secara penuh
2. Prinsip-prinsip humanisme adalah :
a. Manusia mempunyai belajar alami
b. Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan
murid mempuyai relevansi dengan maksud tertentu
c. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi
mengenai dirinya.
d. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah
dirasakan bila ancaman itu kecil
e. Bila ancaman itu rendah terdapat pangalaman peserta didik
dalam memperoleh cara.
f. Belajar yang bermakna diperolaeh jika peserta didik
melakukannya
g. Belajar lancar jika peserta didik dilibatkan dalam proses belajar
h. Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat
memberi hasil yang mendalam
i. Kepercayaan pada diri pada peserta didik ditumbuhkan dengan
membiasakan untuk mawas diri
j. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar

B. SARAN
Adapun saran yang bisa kami berikan yaitu:
Menurut teori humanistik, tujuan belajar yaitu untuk
memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika anak

11
didik mampu memahami lingkungan dirinya sendiri. Maka darii tu,
penting untuk kita calon pendidik memahami dasar-dasar ilmu
pendidikan humanis agar kelah dapat membantu para peserta didik
untuk mengenali dirinya sendiri.

Daftar pustaka

Al-Fandi, Haryanto. 2014. Desain Pembelajaran yang Demokratis dan Humanis.


Jogjakarta:Ar-RuzzMedia.

https://www.kompasiana.com/amp/alfianadh/humanisme-dalam-dunia-
pendidikan_5927bbaa81afbdd617a21d6e diakses pada sabtu, 18
september 2021, pukul 08:00

https://m.merdeka.com/sumut/humanis-adalah-sebutan-bagi-penganut-
humanisme-pahami-artinya-berikut-kln.html#:~:text=Humanis
%20adalah%20Sebutan%20bagi%20Penganut%20Humanisme%2C
%20Pahami%20Artinya%20Jangan%20sampai%20Keliru,-Peluncuran
%20buku%20tanpa&text=Menurut%20KBBI%2C%20humanis
%20adalah%20orang,pengabdi%20kepentingan%20sesama%20umat
%20manusia. Diakses pada sabtu, 18 september 2021, pukul 08:23

12
13

Anda mungkin juga menyukai