Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN

“HUMANISASI PENDIDIKAN ISLAM”

DOSEN PENGAMPU:

Saifullah, Spd.i,M.Pd

Disusun oleh kelompok 5

M. IKHSAN NUR IMAN : 2204117331

M. RIZKI FADILLAH : 2204117341


SOFYAN SAURI : 2204117350

HUJJATUL BALIGHAH : 2204117377

KHALIPAH : 2204117385

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI )


RASYIDIYAH KHALIDIYAH ( RAKHA )
AMUNTAI TAHUN 2023
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan

karunia-Nya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang membahas

tentang humanisasi pendidikan Islam. Tidak lupa penyusun ucapkan kepada dosen

pengajar dan semua yang berkontribusi serta memberikan dukungan dalam

menyelesaikan makalah ini.

Penyusun berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para

pembaca. Namun terlepas dari itu, penyusun memahami bahwa makalah ini masih jauh

dari kata sempurna, sehingga penyusun sangat mengharapkan kritik serta saran yang

bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Amuntai, Juni 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

PENDAHULUAN

Latar Belakang ................................................................................... 1


Rumusan Masalah .............................................................................. 2
Tujuan ................................................................................................ 2

PEMBAHASAN
Pengertian humanisasi pendidikan Islam ........................................... 3

Prinsif-Prinsif Humanisasi Pendidikan Islam .................................... 5

Paradigma Pendidikan Islam Humanis .............................................. 7

PENUTUP

Kesimpulan ........................................................................................ 12
Saran ................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Humanisasi pendidikan islam sering dilontarkan di media massa oleh para pengamat dan

filosof ternama Immanuel Kant menyatakan bahwa pendidikan adalah proses memanusiakan

manusia. Menurut konsep ini, anak manusia harus dididik oleh manusia, dan dalam ruansa

kehidupan manusia.

Fungsi pendidikan yang utama adalah mentransformasikan pengetahuan, keterampilan, dan

menginternalisasi nilai-nilai yang dibutuhkan manusia untuk bisa hidup sempurna sebagai

manusia. Dari sudut pandang manusia, pendidikan adalah proses sosialisasi, yakni

memasyarakatkan nilai-nilai, ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan. Karena

manusia adalah makhluk yang tidak dapat berdiri sendiri tetapi ia bisa menjankan hubungan

dengan sesama manusia dan lingkungan sekitarnya, jika ia mampu diwujudkan oleh manusia

maka ia mampu dalam kehidupannya.

Pendidikan islam membentuk keberanian moral bagi setiap peserta didik untuk senantiasa

melakukan kegiatan-kegiatan bermanfaat bagi semua manusia dan sebaliknya menghindari

perbuatan-perbuatan makhsiat yang merugikan orang lain.

Oleh karena itu, pendidikan harus berorientasi pada pengenalan realitas diri manusia dan

dirinya sendiri. Dan harus mampu mendekatkan manusia dengan lingkungannya. Adanya

beberapa bentuk kekerasan dalam pendidikan yang masih merajalela merupakan indicator bahwa

proses atau aktivitas pendidikan kita masih jauh dari nilai-nilai kemanusiaan. Humanisasi

pendidikan merupakan upaya untuk menyiapkan generasi yang cerdas nalar, cerdas emosional,

dan cerdas spiritual, bukan menciptakan manusia yang kerdil, pasif, dan tidak mampu mengatasi

persoalan yang dihadapi.

1
B. Rumusan Masalah

1. Pengertian humanisasi pendidikan Islam?


2. Apa sajakah prinsif-prinsif humanisasi pendidikan Islam?
3. Bagaimana paradigma pendidikan Islam humanis?

C. Tujuan

1. Membuat pembaca memahami apa itu humanisasi pendidikan Islam.


2. Membuat pembaca tau apa saja Prinsif-Prinsif humanisasi pendidikan Islam.
3. Membuat pembaca mengerti apa itu paradigma pendidikan Islam humanis.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian humanisasi pendidikan islam

Humanisasi artinya proses menjadikan manusia sebagai manusia sesuai dengan

kodratnya manusia. Secara etimologi humanisasi diartikan sebagai penumbuhan rasa

kemanusiaan.

Sedangkan Chabib Toha mengartikan humanisasi kemanusiaan adalah nilai-nilai

obyektif yang dibatasi kultur tertentu, nilai kebebasan, kemerdekaan, kebahagiaan.

Persamaan hak adalah nilai-nilai kemanusiaan yang dibangun di atas pondasi

individualisme dan demokrasi.

Humanisasi adalah pemanusiaan/penerapan rasa prikemanusian sedangkan

humanisme adalah suatu doktrin yang menekan kepentingan kemanusian ideal

humanisme pada zaman renaissans didasarkan atas peradaban yunani purba, sedangkan

humanisme modern menekankan manusia secara eksklusif.

Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah dengan diberikan kelebihan

akal, sehingga adanya akal tersebut memungkinkan baginya untuk menguasai makhluk

yang lain seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Manusia terdiri dari dua substansi yaitu materi berasal dari bumi dan ruh yang

berasal dari Tuhan. Maka hakikat pada manusia adalah ruh itu, sedangkan jasad

hanyalah alat yang dipergunakan oleh ruh untuk menjalani kehidupan material di alam

material yang bersifat sekunder dan ruh adalah yang primer, karena ruh saja tanpa jasad

yang material, tidak dapat dikatakan manusia.

3
Humanisasi merupakan proses pemberdayaan masyarakat melalui ilmu

pengetahuan. Dari sini diharapkan akan munculkan sikap-sikap individu dalam

masyarakat yang lebih terbuka, merdeka, progresip, berwawasan luas, serta mempunyai

tanggung jawab pribadi sebagai bentuk kemandirian individu tersebut.

Sementara itu istilah di atas banyak berkaitan erat dengan istilah demokratisasi

yang mana bias diartikan sebagai pembebasan manusia atas ketergantungan terhadap

realitas obyektif yang sering menghambat manusia dalam mengembangkan diri untuk

mencapai kualitas hidup dalam mencapai parameter material. Sehingga jika dikaitkan

dengan pendidikan, maka demokratisasi berarti pembebasan pendidikan dan manusia

yang terlibat didalamnya dari struktur dan sistem serta perundangan yang menempatkan

manusia sebagai komponen. Jika ada proses dalam konteks pendidikan, islam

menempatkan pendidikan pembebasan yang merupakan refleksi dari pemanusiaan

manusia dalam kongfigurasi sistem pendidikan islam yang sangat dipengaruhi oleh

prinsif-prinsif kebebasan dan demokrasi

Perlu digaris bawahi bahwa kebebasan dalam pandangan pendidikan islam masih

terikat dengan norma-norma dan pesan-pesan ilahiyah baik yang tercantum dalam

mushaf al-Qur'an, maupun yang terekam dalam sunnah-sunnah rasulnya.

Di dalam al-Qur'an kita menemukan humanisasi pendidikan islam adalah

pengaplikasian konsep humanisme dalam pendidikan islam secara riil sebagaimana

dicontohkan Nabi saw. Dimana Allah SWT berfirman di dalam QS al-imran 3:159, yang

artinya maka disebabkan rahmat Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.

Sekiranya kamu keras lagi kasar. Tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.

Karena itu maafkanlah mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah

membulatkan tekad, bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-

orang bertawakkal kepada-Nya.


4
B. Prinsif-Prinsif Humanisasi Pendidikan Islam

Prinsip pendidikan islam adalah prinsip wajib belajar mengajar, pendidikan untuk

semua, bersifat terbuka namun selektif, integralistik dan seimbang, sesuai dengan bakat

manusia, menyenangkan dan menggembirakan berbasis pada riset dan rencana yang

sistematis, sesuai perkembangan zaman, dilakukan dari sejak dini dan terbuka.

Humanisme dalam islam mengatakan manusia telah menerima dari Tuhan dua

pemeberian yang hebat, yaitu akal dan kemerdekaan. Yang dikembangkan adalah ajaran

agama yang terdapat dalam al-Qur'an dan al-Hadis. Jelas pula bahwa ajaran yang

bersumber dari agama islam yang dikembangkan oleh akal fikiran manusia yang

memenuhi syarat untuk mengembangkannya "Al-Qur'an mengajarkan kita dua hal yaitu

tafakkur dan tasyakur.

Tafakur dan tasyakur merupakan siklus aksi dan refleksi. Bila tafakur diartikan

sebagai perenungan terhadap segala ciptaan, hukum-hukum Tuhan sebagai nikmat yang

diberikan kepada manusia, maka tasyakur merupakan usaha penggunaan nikmat tersebut

sebagai professional. Hal ini merupakan bukti keunggulan manusia dari mahluk lain,

termasuk di dalamnya keunggulan kehendak bebas dan kemampuan berbicara.

Dengan demikian jelas bahwa kemuliaan yang diperoleh manusia dalam kehidupan

pribadinya diciptakan lebih baik dibandingkan makhluk Allah yang lain serta diberi

kelebihan akal dan kemuliaan karena mampu menjalankan seluruh aktivitas serta karya

dalam kehidupan sesuai dengan tuntunan ajaran islam tetapi bila dalam kehidupan

manusia hidup tidak sesuai dengan garis-garis ketentuan yang telah Allah tentukan maka

kemuliaan itu akan hilang dan berganti dengan kehinaan yang membawa manusia lebih

hina dari binatang dan kelak di akhirat imbalan yang diperoleh adalah penderitaan dalam

5
neraka Manusia mempunyai beberapa tanggung jawab yang terkait dengan segala aspek

dengan dirinya.

Pertama, tanggung jawab kepada Allah yang maha esa dengan jalan beribadah

kepadanya sebagai ungkapan rasa syukur. Kedua, tanggung jawab manusia terhadap

dirinya sendiri dalam rangka mengembangkan kapasitas potensialnya. Hal ini bisa

dilaksanakan melalui pendidikan yang berorientasi kepada masa yang akan datang demi

peningkatan kualiatas hidup. Ketiga, tanggung jawab kepada manusia melalui

peningkatan kualitas pribadi. Keempat, tanggung jawab manusia terhadap alam semesta.

Hal ini sebagai konsekuensi dari ketiga tanggung jawab diatas, karena alam merupakan

sarana hidup masyarakat yang diciptakan tuhan.

Prinsip berarti asas, kebenaran yang menjadi pokok dasar berfikir, bertindak dan

sebagainya, atau juga berarti dasar. Pengertian kata prinsip secara bahasa ini

memberikan pemahaman bahwa prinsip-prinsip pendidikan islam dapat diterapkan

dalam penggunaannya, meliputi:

1. Digunakan tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran islam yang

terkandung dalam kitab suci al-Qur'an dan hadis.

2. Harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan.

3. Harus berawal dari apa yang sudah diketahui peserta didik.

4. Harus didasarkan atas teori praktek yang terpadu dengan baik.

5. Harus memperhatiakan prosedur-prosedur individual.

6. Harus merangsang kemampuan berfikir dan nalar para peserta didik.

7. Harus disesuaikan dengan kemajuan peserta didik.

6
8. Yang digunakan harus bervariasi.

9. Harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat pembelajaran.

10. Harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa

dalam kehidupan sehari-hari.

11. Harus selalu dimulai dengan landasan niat, doa, dan rasa syukur terhadap

karunia yang telah Allah berikan sebab semua yang dilakukan atas adanya

karunia yang Allah telah berikan.

Tujuan serta proses pendidikan islam tercantum secara eksplisit dalam firman

Allah, yaitu pencarian hidayah dan kesempurnaan diri sekaligus dengan menjadikan

tokoh-tokoh penting. khususnya Nabi Muhammad saw. Sebagai model dalam

pendidikan, Nabi sendiri mengajarkan umatnya agar sesama muslim saling menganggap

saudara sendiri, di mana harus melandaskan hubungan atas dasar saling mencintai,

menyayangi, menghormati, saling berbagi dan seterusnya, termasuk di dalamnya yaitu

saling mengingatkan satu sama lain. Dengan beberapa prinsif diharapkan konsep reward

atau penghargaan akan lebih ditekankan dengan tujuan peserta didik menemukan

kesadaran yang membawa perubahan pada dirinya.

C. Paradigma Pendidikan Islam Humanis

Semangat penalaran dalam Islam masa lalu kini telah digantikan dengan tradisi

mengekor (taqlid,). Bukti dari fenomena ini adalah jarangnya penemuan-penemuan baru

selama kurun waktu ini, meski banyak pemikir-pemikir yang lahir, paling banyak karya

yang muncul adalah karya lanjutan tokoh-tokoh terdahulu, tidak ada yang benar- benar

baru. Disisi lain moral yang begitu cepat bergeser akibat pengaruh dari globalisai.

Menyebabkan penurunan berpikir manusia, Abdul Hamid Abu Sulaiman dalam

Jurnalnya berkomentar, bahwa krisis multidimensi yang dialami umat Islam karena
7
disebabkan beberapa hal antara lain; kemunduran umat (the backwardness of the

ummah), kelemahan umat (the weakness of the ummah), stagnasi pemikiran umat (the

intelectual stagnation of the ummah), absennya ijtihad umat (the absence of ijtihad in

the ummah), absennya kemajuan kultural ummat (the absence of cultural progress in the

ummah), tercerabutnya umat dari norma-norma dasar peradaban Islam (the ummah

losing touch with the basic norm of islamic civilization).

Menurut Ali Ashraf, model pendidikan dengan tekanan pada transfer ilmu dan

keahlian daripada pembangunan moralitas akan memunculkan sikap individualistis,

skeptis, enggan menerima hal-hal non-observasional dan sikap menjauhi nilai-nilai

Ilahiyah yang bernuansa kemanusiaan. Akibat lebih jauh, model pendidikan ini akan

menghasilkan manusia mekanistik yang mengabaikan penghargaan kemanusiaan yang

jauh dari nilai imajinatif, kreatif dan kultural. Kenyataan inilah yang menyebabkan

kearifan, kecerdasan spiritual, kesadaran manusia terhadap makna hidup, lingkungan

sosial dan alamnya menjadi gagal tumbuh dan akhirnya akan mati dan menciptakan

ketegangan kemanusian seperti demen konflik dan perang, krisis nilai etis. dislokasi,

alicnasi, kekosongan nilai rohaniah dan sebagainya. Untuk itu, pendidikan Islam harus

mampu mengantarkan manusia menuju kesempurnaan dan kelengkapan nilai

kemanusiaan dalam arti yang sesungguhnya sebagai suatu sistem pemanusiawian

manusia yang unik, mandiri dan kreatif sebagaimana fungsi diturunkannya al Quran

sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelas bagi petunjuk itu serta pembeda antara yang

benar dan yang salah. Alhasil, Al-Qur'an berperan dalam meluruskan kegagalan sistem

pendidikan yang terjebak pada proses dehumanisasi Pendidikan Islam itu berlangsung

selama hidup, maka tujuan umum akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah

berakhir pula. Artinya pendidikan Islam mampu memberikan keselamatan dunia akhirat.

Tujuan akhir pendidikan Islam itu dapat dipahami dalam firman Allah dalam surah Ali

8
Imran (102) yang Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah

sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam

keadaan beragama Islam".

Dari ayat di atas dapat dipahami tujuan umum dari pendidikan Islam adalah mati

dalam keadaan berserah diri kepada Allah sebagai muslim yang merupakan ujung dari

takwa sebagai proses akhir dari proses pendidikan itu sendiri.

Hal ini meniscayakan adanya kebebasan gerak bagi setiap elemen dalam dunia

pendidikan, terutama peserta didik untuk mengembangkan diri dan potensi yang

dimilikinya secara maksimal. Pada masa kejayaan Islam, pendidikan telah mampu

menjalankan perannya sebagai wadah pemberdayaan peserta didik. Namun seiring

dengan kemunduran dunia Islam, dunia pendidikan Islam pun turut mengalami

kemunduran. Bahkan dalam paradigma pun terjadi pergeseran dari paradigma aktif-

progresif menjadi pasif-defensif. Akibatnya, pendidikan Islam mengalami proses

"isolasi diri" dan termarginalkan dari lingkungan di mana ia berada.

Dari gambaran masa kejayaan dunia pendidikan Islam di atas, terdapat beberapa

hal yang dapat digunakan sebagai upaya untuk kembali membangkitkan dan

menempatkan dunia pendidikan Islam pada peran yang semestinya yakni memanusiakan

manusia atau humanisasi sekaligus menata ulang paradigma pendidikan Islam sehingga

kembali bersifat aktif-progresif, yakni:

a. Menempatkan kembali seluruh aktifitas pendidikan di bawah frame work

agama. Artinya, seluruh aktifitas intelektual senantiasa dilandasi oleh nilai-nilai agama

Islam, di mana tujuan akhir dari seluruh aktifitas tersebut adalah upaya menegakkan

agama dan mencari ridha Allah. Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini

bahwasanya al-Qur'an itulah yang hak dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk

9
hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-

orang yang beriman kepada jalan yang lurus. (QS. Al-Hajj, 22: 54).

b. Adanya perimbangan antara disiplin ilmu agama dan pengembangan

intelektualitas dalam kurikulum pendidikan. Salah satu faktor utama dari marginalisasi

dalam dunia pendidikan Islam adalah kecenderungan untuk lebih menitik beratkan pada

kajian agama dan tidak memberikan porsi yang berimbang pada pengembangan ilmu

non-agama, bahkan menolak kajian-kajian non-agama Oleh karena itu, penyeimbangan

antara materi agama dan non-agama dalam dunia pendidikan Islam adalah sebuah

keniscayaan jika ingin dunia pendidikan Islam kembali survive di tengah masyarakat.

Al-Qur'an banyak menjelaskan agar manusia memikirkan dan mengkaji alam semesta

ini, bagaimana langit ditinggikan, bumi dihamparkan, gunung-gunung ditegakkan,

manusia diciptakan dan lain sebagainya. Hal ini mengindikasikan agar umat Islam

mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, tidak dibatasi hanya mempelajari ilmu-ilmu

agama.

c. Perlu diberikan kebebasan kepada civitas akademika untuk melakukan

pengembangan keilmuan secara maksimal karena selama masa kemunduran Islam.

tercipta banyak sekat dan wilayah terlarang bagi perdebatan dan perbedaan pendapat

yang mengakibatkan sempitnya wilayah pengembangan intelektual. Minimal membuka

kembali, sekat dan wilayah-wilayah yang selama ini terlarang bagi perdebatan, maka

wilayah pengembangan intelektual akan semakin luas yang tentunya akan membuka

peluang lebih lebar bagi pengembangan keilmuan di dunia pendidikan Islam pada

khususnya dan dunia Islam pada umumnya.

10
d. Mulai mencoba melaksanakan strategi pendidikan yang membumi. Kemudian,

satu faktor lain yang akan sangat membantu adalah adanya perhatian dan dukungan para

pemimpin (pemerintah) atas proses penggalian dan pembangkitan dunia pendidikan

Islam ini.

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Humanisasi artinya proses menjadikan manusia sebagai manusia sesuai dengan

kodratnya. Secara etimologi humanisasi diartikan sebagai penumbuhan rasa

perikemanusiaan. Humanisasi pendidikan islam adalah pengaplikasian konsep

humanisme dalam pendidikan islam secara riil sebagaimana dicontohkan Nabi saw.

Prinsip pendidikan islam adalah prinsip wajib belajar mengajar, pendidikan untuk

semua, bersifat terbuka namun selektif, integralistik dan seimbang, sesuai dengan bakat

manusia, menyenangkan dan menggembirakan berbasis pada riset dan rencana yang

sistematis, sesuai perkembangan zaman, dilakukan dari sejak dini dan terbuka.

Prinsip berarti asas, kebenaran yang menjadi pokok dasar berfikir, bertindak dan

sebagainya, atau juga berarti dasar.

Perlu diberikan kebebasan kepada civitas akademika untuk melakukan

pengembangan keilmuan secara maksimal karena selama masa kemunduran Islam,

tercipta banyak sekat dan wilayah terlarang bagi perdebatan dan perbedaan pendapat

yang mengakibatkan sempitnya wilayah pengembangan intelektual.

Adanya perhatian dan dukungan pemerintah akan mampu mempercepat penemuan

kembali paradigma pendidikan Islam yang aktif-progresif, yang dengannya diharapkan

dunia pendidikan Islam dapat kembali mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana

pemberdayaan dan humanisasi.

12
Saran

Sebelumnya, semoga makalah ini dapat menanbah wawasan kita bersama

walaupun masih banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya. Saran dari kami

perbanyaklah membaca kerena dengan membaca kita dapat memperluas wawasan dan

ilmu pengetahuan kita sebagai sarana bertukar pendapat .

13
DAFTAR PUSTAKA

Amir, jusuf. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gema Insani Press. 1995,
Boisard, Marcel. Humanisme Dalam Islam. cet. I, Jakarta: Pranada Media. 1980.
Arya. Kamus Besar Bahas Indonesia. Cet. III: Jakarta: Prenada Media. 1990.
Daud Ali, Mohammad. Pendidikan Agama Islam. cet. XXIV; Jakarta PT
Rajagrafindo Persada. 2016.
Hanafi, halid. Dkk. Ilmu Pendidikan Islam, cet. I; Yogyakarta: CV Budi Utama
2018.
Nata. Abuddin. Kapita Selekta Pendidikan Islam. cet. III; Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada. 2016.
Thoha, chabib. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
1996. Truzz, andy Andy. Humanisasi Pendidikan Islam.
Truzz, andy. Humanisasi Pendidikan Islam http://andytruzz.blogspot.com/
2010/06/humanisasi- pendidikan-islam.html.

14

Anda mungkin juga menyukai