Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Anggita
3820172230729
Fakultas Ushuluddin
2019 M / 1441 H
Kedudukan Manusia dalam Perspektif Pendidikan Islam
Sesuatu yang paling penting dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan- sifat manusia
yang paling tinggi yang berperan dalam penerapan keadilan bagi diri, wujud, dan
eksistensinya secara efektif- dan dalam hubungannya dengan organisasi, pengajaran,
penanaman, dan penyebaran ilmu pengetahuan dalam proses pendidikannya, terutama
pendidikan pada tingkat universitas…1
Al-Attas mengatakan bahwa orang terpelajar adalah orang yang baik. Baik
yang dimaksud adalah adab. Ini bermakna bahwa manusia yang terpelajar adalah
2
Surat kepada Sekretariat Islam, 15 Mei 1973
manusia yang beradab. Oleh karena itu, Al-Attas mengajukan untuk mengganti
definisi pendidikan Islam dengan penanaman adab atau yang biasa kita kenal
dengan ta’dib. Al-Attas memberikan permisalan dalam pengkaitan adab dengan
manusia. Adab lahir dari berbagai tingkatan manusia. Dalam konteks ilmu,
dengan adab kita bisa paham bahwa manusia yang pengetahuannya diperoleh
berdasarkan wahyu lebih mulia daripada yang pengetahuannya berdasarkan akal.
Hal ini sama dengan lebih pentinganya fardu ‘ain dibandingkan fardu kifayah.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa manusia yang terdidik menurut
Islam adalah manusia yang beradab. Dalam hal ini, mereka adalah manusia
universal yang memahami dan mengamalkan adab dalam diri, keluarga,
lingkungan, dan masyarakat. Hal ini kemudian merujuk pada sistem
perencanaan, isi, serta metode yang dilaksanakan dalam sebuah proses
pendidikan harus merujuk pada pengalaman adab hingga dapat menciptakan
manusia yang bisa menggapai kebahagiaan dunia maupun akhirat.