Kesetaraan Gender merupakan isu yang tidak habisnya dibicarakan oleh para
aktivis kemanusiaan, khususnya para feminist yang muncul dari Barat. Jumlah
angka kekerasan dalam rumah tangga, pemerkosaan, pelecehan seksual, serta
kasus diskriminasi semakin tahun semakin meningkat.1 Hal ini semakin memicu
para kaum feminist untuk memperjuangkan tercapainya kesetaraan gender.
Puncaknya di Indonesia adalah RUU KKG yang sempat dirumuskan pada tanggal
24 agustus 2011 silam. RUU KKG inipun mengalami banyak pro dan kontra.
Pihak pro beranggapan bahwa RUU ini akan megatasi berbagai macam bentuk
diskriminasi terhadap perempuan, sedangkan pihak kontra beranggapan bahwa
RUU ini dapat menyebabkan perempuan keluar dari batasan kodratnya.2
Kesetaraan Gender menjadi isu yang sangat hangat di era modern ini. Salah
satu bukti bahwa kesetaraan gender benar-benar sudah merasuki kehidupan
masyarakat dunia adalah dengan diselenggarakannya konvensi internasional,
Convention on Elimination of All Forms of Discrimination againts Women
(CEDAW) oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1979. 3 Konvensi ini
secara umum bertujuan untuk menciptakan kesetaraan antara perempuan dan laki-
laki. Kemudian tidak hanya itu, Kesetaraan Gender juga masuk dalam upaya
Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) pada
butir kelima dengan bunyi, “Mencapai kesetaraan gender dan
memberdayakan semua perempuan”.4Munculnya gerakan-gerakan perempuan
1
Catatan tahunan Komnas Perempuan pada tahun 2019. Berdasarkan laporan kekerasan di
ranah privat/personal yang diterima mitra pengadalayanan, terdapat angka kekerasan dalam
pacaran yang meningkat dan cukup besar yaitu sebanyak 2.073 kasus. Sementara angka kekerasan
terahdap istri tetap menempati peringkat pertama yakni 5.114 kasus, dan kemudian kekerasan
terahdap anak perempuan merupakan angka ketiga terbanyak setelah kekerasan dalam pacaran
yaitu 1.417 kasus.
2
Fatma Amalia, Rancangan Undang-Undang Kesetaraan dan Keadilan Gender (RUU-KKG)
dalam Tinjauan Maqashid Syari’ah, Jurnal Musawa Vol. 11, No.2, 2012, hlm. 213.
3
Siti Hediati Rahmita, Implementasi Konvensi Penghapusan segala Bentuk Diskriminasi
terhadap Perempuan (CEDAW) dan korelasinya terhadap Ketidaksetaraan Gender, Jurnal Ilmu
Sosial Vol. 16, No. 1, 2017, hlm. 41.
4
Laporan Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Pembangunan Manusia Berbasis Gender,
2018.
1
diberbagai daerah juga merupakan bentuk nyata dari perjuangan dari kesetaraan
gender tersebut.
B. Rumusan Masalah
Adanya kesalahan dalam konsep kesetaraan gender yang dibawa oleh para
feminist Barat, maka pokok permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini
adalah : Bagaimana konsep kesetaraan gender dalam perspektif Ratna
Megawangi?
C. Tujuan Penelitian
Bertolak dari rumusan masalah di atas, maka akan diformulasikan tujuan dari
penelitian sebagai berikut:
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu pada progan Studi
Aqidah dan Filsafat Islam, Fakultas Ushuluddin, Universitas Darussalam Gontor
Putri Mantingan. Serta diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangsih
2
terhadap pendidikan mengenai gender serta agar bisa menjadi bahan rujukan
untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
2. Kegunaan Praktis
E. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
3
Ketiga, Skripsi yang diajukan oleh Asyhari mahasiwa Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2009, ia meneliti
tentang Kesetaraan Gender menurut Nasaruddin Umar dan Ratna Megawangi.
Peneliti ini juga mengkaji nilai-nilai dasar yang digunakan kedua tokoh ini
untuk memahami konsep gender yang sebenarnya. Peneliti menggunakan
metode penelitian Kualitatif, yaitu menggunakan studi pustaka.
2. Landasan Konseptual
5
Achmad Satori Ismail, Fiqih Perempuan dan Feminisme dalam Antologi Membincang
Feminisme : Diskursus Gender Perspektif Islam, (Surabaya: Risalah Gusti, 2000), hlm.132-133.
4
Prof. Dr. Nasaruddin Umar mengemukakan beberapa aspek yang dapat
digunakan untuk menjadi pedoman dalam melihat prinsip-prinsip Kesetaraan
Gender dalam Al-Qur’an, diantaranya adalah : bahwa laki-laki dan
perempuan sama-sama sebagai hamba di mata Allah, laki-laki dan perempuan
sebagai khalifah di bumi, laki-laki dan perempuan menerima perjanjian
primordial, adam dan hawa terlibat aktif dalam drama kosmis, serta laki-laki
dan perempuan sama-sama berpotensi meraih prestasi.6
F. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
6
Eny Kusdarini, Keadilan serta Kesetaraan Gender dalam Pandangan Hukum Islam,
disampaikan dalam kegiatan kelompok PKK Rt 05, Paggungharjo Sewon Bantul.
7
Ratna Megawangi, Membiarkan berbeda, (Bandung : Mizan, 1999), hlm. 6
Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Interdispliner bidang sosial, budaya, filsafat, seni,
8
5
dengan menggunakan library research, survey kepustakaan yaitu analisis korelasi
atau regresi dalam menentukan tingkat hubungan yang terjadi.
2. Objek Penelitian
Sumber data Primer adalah data yang langsung dikumpulkan dari sumber
pertama, yaitu karya yang menyangkut konsep gender miliki Ratna Megawangi :
Membiarkan Berbeda.
Adapun data sekunder yang menjadi suber rujukan bersumber dari buku,
jurnal ilmiah, majalah, dokumen, dan makalah-makalah yang relevan dengan
topik penelitian dan dapat menunjang data primer:
a. Allan dan Barbara Pease, Why Men Don’t Listen and Women Can’t
Read Maps, (Jakarta : Ufuk Press, 2012)
6
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Inventarisasi
Penulis mengumpulkan seluruh karya, buku, jurnal, skripsi dan dari
seluruh sumber yang memilki otoritatif kebenaran dalam membahas hal
yang bersangkutan dengan konsep kesetaraan gender menurut pemikiran
Ratna Megawangi. Pemahaman penulis terhadap suatu kajian yang kritis
dan filosofis sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Evaluasi Kritis
Untuk memperkuat hasil analisis penelitian, penulis membuat
perbandingan antara uraian-uraian ahli mengenainya, serta
memperlihatkan kekuatan dan kelemahan analisis mereka.
c. Sintesis
Dengan menentukan pendapat yang memperkaya dan menyeleweng,
penulis akan menyusun sintesis untuk mengklasifikasikan antara yang baik
dan yang tidak sesuai.
a. Metode Deduksi
Analisis yang dilakukan dalam metode ini adalah dimulai dengan
pemikiran-pemikiran yang bersifat umum, kemudian didapatkan
kesimpulan yang bersifat khusus.
b. Metode Induksi
7
qur’an juga menggunakan pendekatan ini untuk upaya pengenalan Tuhan,
sebagai bagian penting dari ilmu Tauhid.
c. Metode Analisis
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui kandungan konsep
kesetaraan gender dalam perspektif Ratna Megawangi.
G. Sistematika Pembahasan
Penulisan penelitian ini dibagi menjadi empat bab terdiri dari beberapa sub
bab sesuai dengan materi yang ingin diteliti. Untuk memudahkan pemahaman
secara menyeluruh tentang karya ilmiah ini, maka sistematika telah disusun
sebagai berikut:
8
9