Oh, Tuhan…
Yuk, pulang.
1. Sebuah Pilihan
Pulang adalah sebuah perjalanan baru.
Perjalanan tentang upaya untuk membuat makna
hal yang sudah terlewati atau bahkan untuk
melakukan pertanggung jawaban tentang hal yang
sudah dilalui.
“Tor..”
“Iya..Nang”
“Iya”
“Apa?”
“Kamu yakin?”
“Iya, yakin! Aku hanya perlu tetap berjalan
meski pelan. Aku hanya perlu menulis meski hanya
sebaris. Ini adalah salah satu jalan yang aku pilih dan
telah Tuhan anugerahkan untukku.”
Solo, 2013.
“Iya, kenapa?”
“Sekarang?”
“Nah…”
“Sampai kapan?”
"Ah.. kamu"
"Ha..?"
Selesai? Belum.
"Oya?!"
"Oya...?"
"Kamu terkesan?"
"Iya..."
"Pasti, Pak"
"Yaudah, Bapak lanjut cerita dulu, ya?" Dan..
Alhamdulillah, syukurilah..
Terima kasih...
Terima kasih...
Terima kasih...
13. Asu(m)si
Pagi ini Lanang pergi ke stadion Pandan Arang,
Kabupaten Boyolali. Ada pekerjaan untuk menjadi
wasit sepakbola U-13. Berkat kegiatan tersebut,
Lanang pun memberikan petuah.
15. Ladang
Gosip
Allah memberikan anugerah pada orang-orang
di kampung kami dengan kesempatan untuk
menanam padi 2 kali dalam setahun. Bahkan
terkadang bisa 3 kali. Siklus sebenarnya, tak lebih
dari 4 bulan. Bagi orang-orang kami, sawah bisa
menjadi salah satu sarana untuk bicara. Hal yang
tidak bisa atau tidak biasa dibicarakan di luar
(sawah), bisa menjadi pembicaraan di sini. Sawah
sudah menjadi representasi dari alam terbuka.
Tetapi, menurut Lanang, orang-orang di kampung
kami tidak akan mengenal teori itu. Meraka hanya
tahu, bahwa selain ladang untuk menanam. Sawah
juga merupakan ladang gosip yang amat subur.
16. Ambein
Namanya Ambein. Tinggal di anus manusia.
Bisa di dalam atau di luar. Bisa besar, bisa juga kecil.
Berefek nyeri.
Berbahagialah, tersenyumlah.
19. Laki itu Gini
Aku tidak tahu apa yang kamu pikirkan. Tetapi, ada
suara yang berbisik tentang namamu, tentang
prestasimu, tentang hobimu, tentang ibu dan bapakmu,
tentang rumahmu, tentang impianmu yang belum
terwujud, tentang hal-hal lain yang berhubungan
denganmu. Mereka datang bergiliran, ada yang
rombongan ada yang sendirian, satu per satu.
“Iya”
10 Februari 2017.
"Sanca…"
Nah lhoo…
“Naskahku ditolak”.
“Dia mau?”
31 Januari 2019.
Kok bisa?
Hai, kamu…