Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TRADISI KEJAWEN PUASA MUTIH

Dosen Pengajar:
Hj. Endang Purwaningsih, SH., S.Si.T., M.Pd.

Disusun oleh:
1. Aldia Eka Rahmadhani
2. Fahima Arnas Syahilla
3. Luthfi Zainur Rohmah
4. Nasuhan Fachri Imansyah
5. Noval Dwi Cahya R

JURUSAN KESEHATAN GIGI


PROGRAM STUDI D-IV TERAPI GIGI
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-NYA, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas kelompok untuk mata kuliah Sosio Budaya Dasar, yang berjudul “Puasa
Mutih” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari ibu Endang Purwaningsih,SH,S.Si.T,M.Pd
selain itu, makalah ini bertujuan untuk mengetahui pembahasan tentang “Puasa Mutih” bagi
para pembaca dan juga bagi kami.

Kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman satu kelompok yang telah bekerjasama
dalam Menyusun makalah ini dan juga kepada penulis ilmiah yang membahas tentang Puasa
Mutih sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 25 Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Puasa Mutih..................................................................................................2
B. Ketentuan-ketentuan Puasa Mutih..............................................................................2
C. Dampak Puasa Mutih bagi Kesehatan........................................................................6
BAB III PENUTUP
A. Saran..........................................................................................................................8
B. Kesimpulan................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kata "kebudayaan" seringkali kita dengar dalam berbagai kesempatan, salah satunya
di ruang akademik. Kendati demikian, masih banyak yang belum memahami betul artinya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, kebudayaan adalah hasil kegiatan
dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.
Selain itu, kebudayaan juga memiliki arti keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk
sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi
pedoman tingkah lakunya.
Di daerah jawa terkenal akan beragam budaya-budaya disana,serta orang-orang jawa
pun masih mewarisi kebudayaan-kebudayaan leluhur mereka,seperti melakukan “Puasa
Mutih”
Puasa Mutih adalah puasa yang dilakukan dengan tidak makan atau minum dan untuk
menu berbuka adalah nasi putih dan air putih saja. Biasanya puasa ini dikenal di lingkungan
penganut kejawen dan praktisi supranatural dengan tujuan/kepentingan tertentu seperti
mendapatkan ilmu gaib, keberhasilan hajat dan lain-lain. Budaya puasa mutih ini sudah
menjadi kebudayaan bagi orang-orang jawa yang masih percaya akan hal-hal mistis.
Pada kali ini kami akan membahas lebih mendalam mengenai Puasa Mutih dari
tujuan,manfaat,definisi,ketentuan,serta apa dampak bagi Kesehatan kita bila melakukan
Puasa Mutih.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari puasa mutih?
2. Apa saja ketentuan puasa mutih?
3. Apa dampak dari puasa mutih bagi kesehatan?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan tentang definisi puasa mutih
2. Mengetahui apa saja ketentuan puasa mutih
3. Mengetahui dampak puasa mutih bagi kesehatan
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Puasa mutih adalah salah satu puasa yang dijalankan masyarakat dengan keyakinan
terhadap tradisi Jawa kuno atau kejawen. Istilah puasa mutih berasal dari kata mutih yang
artinya putih. Artinya puasa ini dilakukan dengan menghindari makanan dan minum selain
berwarna putih.

Misalnya saja hanya makan nasi putih tanpa lauk, minum air putih, susu, telur, gula pasir,
dan lain sebagainya. Ada beragam tujuan menjalankan puasa mutih di antaranya seperti
jodoh, keberhasilan hajat, ilmu gaib dan supranatural dan lain sebagainya.

Sedangkan menurut keyakinan orang Jawa kuno, puasa mutih diyakini bisa
membersihkan hati, membersihkan jiwa dan membersihkan dari energi-energi jahat ataupun
negatif. Biasanya seseorang yang menjalankan puasa mutih didampingi seorang guru atau
sesepuh yang membimbing waktu pelaksanaannya baik tiga hari berturut-turut ataupun
maksimal 40 hari lamanya.

B. KETENTUAN PUASA MUTIH

Salah satu tirakat kejawen atau puasa tirakat yang merupakan tradisi masyarakat suku
jawa dengan makan dan minuman yang hanya berwarna putih saja seperti nasi, susu, air
mineral, garam dan lain-lain umumnya dikenal dengan istilah puasa mutih. Hingga saat ini
lelakon atau tirakat kejawen puasa mutih masih cukup populer dikalangan masyarakat jawa.
Berikut merupakan penjelasan mengenai ketentuan bagaimana pelaksanaan puasa mutih.

A. Niat Puasa Mutih

Pembacaan niat puasa mutih pada umumnya dilakukan sesuai dengan bahasa
masyarakat suku Jawa dikarenakan puasa mutih merupakan puasa atau tirakat kejawen
masyarakat suku Jawa. Seperti dengan pembacaan puasa ramadhan atau puasa sunnah pada
umumnya pembacaan niat pada puasa mutih dilakukan setelah sholat isya' hingga sebelum
sholat subuh. Namun sebaiknya pembacaan niat dilakukaan pada saat sebelum tidur, agar
ketika besok terpaksa tidak bisa bangun sahur maka tetap bisa melaksanakan puasa mutih.
Berikut niat puasa mutih.

"Niat ingsun puasa mutih supaya putih bathinku putih badanku putih kaya dining
banyu suci karana Allah Ta'ala". Artinya yaitu saya niat puasa mutih supaya putih batinku,
putih badanku, putih seperti air suci karena Allah Ta'ala.

B. Tata Cara Puasa Mutih

Tata cara pelaksanaan puasa mutih ada beberapa versi. Salah satunya yaitu
melaksanakan puasa mutih dengan waktu sahur dan berbuka seperti puasa wajib atau puasa
sunnah pada umumnya dengan hanya mengkonsumsi makanan dan minuman yang berwarna
putih. Selain itu juga ada yang mulai melaksanakan puasa mutih pada pukul 18.00 dan
diakhiri pada pukul 18.00 esok hari dan hanya boleh mengkonsumsi makanan dan minuman
yang berwarna putih. Puasa mutih tersebut biasanya dilaksanakan mulai pukul 18.00 hingga
diakhiri pada 18.00 keesokan harinya (KapanLagi, 2021).

Puasa mutih yang dilakukan sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari sesuai
dengan berikut

1. Membaca niat, membaca niat dilakukan setelah sholat isya' dan sebelum sholat subuh.
Sebaiknya dilakukan ketika sebelum tidur, agar ketika besok hari terpaksa tidak bisa
bahun sahur maka tetap bisa melaksanakan puasa mutih.

2. Melaksanakan sahur, malaksanakan sahur umumnya dilaksanakan diwaktu sepertiga


malam dan selesai melaksanakan sahur ketika adzan subuh. Upayakan untuk tetap
melaksanakan sahur, tapi jika terpaksa tidak bisa bangun untuk melaksanakan sahur
maka boleh tidak sahur asalkan sudah membaca niat sebelum tidur.

3. Melaksanakan puasa mutih, ketika adzan subuh berkumandang dan pertanda fajar
telah terbit maka mulai melakukan puasa mutih hingga berakhir ketika adzan magrib
berkumandang dan matahari telah terbenam. Selama siang hari hanya boleh makan
dan minum yang berwana putih atau bening saja seperti nasi, susu, air mineral, garam
dan lain-lain.
4. Berbuka puasa, berbuka puasa ketika adzan magrib berkumandang dan matahari telah
terbenam dengan mengawali makan makanan yang ringan terlebih dahulu dan air
hangat.

Selain itu sebelum menjalankannya ada baiknya untuk menentukan waktu


pelaksanaannya baik selama 3 hari berturut-turut ataupun maksimal hingga 40 hari sesuai
dengan bimbingan guru ataupun sesepuh (KapanLagiplus, 2021). Namun mau memakai tata
cara pelaksaan puasa mutih yang mana saja itu tergantung dari guru atau sesepuh masing-
masing individu, serta disesuakan dengan tradisi dan keyakinan masing-masing individu.

C. Bacaan Dzikir Puasa Mutih

Dalam melaksanakan puasa mutih ada bacaan dzikir yang dapat diamalkan.
Tujuannya agar bisa mendapatkan keberkahan dan keberhasilan dalam melaksanakan puasa
mutih. Adapun bacaan dzikir yang dapat diamalkan selama menjalankan puasa mutih sebagai
berikut.

"Subhanallah, wal hamdulillah wa laailaaha illallahu allahu akbar". Dapat diamalkan


sebanyak minimal 313 kali dalam semalam.

D. Pantangan Puasa Mutih

Ada beberapa pantangan yang perlu diperhatikan ketika melaksanakan puasa mutih.
Pantangan-pantangan ini berkaitan dengan makanan dan minuman yang dikonsumsi ketika
melaksanakan puasa mutih. Makanan dan minuman yang dapat dikonsumsi yakni hanya yang
berwarna putih saja. diantara makanan dan minuman yang diperbolehkan untuk dikonsumsi
ketika melaksanakan puasa mutih yaitu nasi putih, susu, garam dapur, air mineral, telur yang
bagian putihnya saja, tahu, gula pasir, bawang putih, serta makanan dan minuman lainnya
yang berwarna putih.

Puasa mutih sepertinya terlihat sangat mudah untuk dilakukan, namun apabila
seseorang melaksanakan puasa mutih selama 40 hari maka tubuh akan melemah. Oleh karna
itu perlu untuk menyiapkan fisik terlebih dahulu sebelum melaksanakan puasa mutih.
C. DAMPAK PUASA MUTIH
1. Menurunkan kadar gula dan garam dalam tubuh.
2. Dapat membantu proses detoks racun dalam tubuh.
3. Mengurangi asupan lemak sehingga energi dapat digunakan secara lebih baik.
4. Mempercepat proses metabolisme tubuh dan menyediakan sumber utama bahan
bakar tubuh.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

1. Puasa mutih sebenarnya tidak ada dalam ajaran Islam,kecuali Puasa Sunnah
“Ayyamul Bidh” (hari-hari putih).
2. Alasan seseorang melakukan puasa mutih atau mbisu biasanya karena ingin
mendapatkan kebahagiaan,kemuliaan,ketentraman,dan lain-lain.
3. Hukum puasa mutih dan mbisu adalah bid‟ah.

B. SARAN
1. Rubahlah budaya yang kurang baik untuk Kesehatan kita,tanpa mengurangi rasa
estetika dari suatu kebudayaan itu sendiri
2. Hindari kebudayaan yang jauh dari makna sehat,(baik itu sehat dari fisik,maupun
rohani)
SUMBER

1. https://m.kapanlagi.com/plus/niat-puasa-mutih-dan-tata-caranya-ketahui-pantangan-serta-
manfaatnya-a179e0-0.html#:~:text=%2D%20Puasa%20mutih%20dilakukan%20dengan
%20hanya,jenis%20makanan%20berwarna%20putih%20saja.&text=Tak%20hanya%20menjalankan
%20puasa%20saja,diamalkan%20ketika%20melaksanakan%20puasa%20mutih

Anda mungkin juga menyukai