Logika berasal dari bahasa Yunani dari kata “Logos” yang berarti kata, ucapan atau alasan.
Secara etimologi, Logika berasal dari perkataan Yunani yaitu logike (kata sifat) dan logos (kata
benda), yang berarti “pikiran atau perkataan sebagai pernyataan dari pikiran, alasan atau
uraian”. Dengan demikian, logika merupakan pekerjaan akal pikiran manusia dalam bernalar
untuk menghasilkan kebenaran atau penyimpulan yang benar.
William Alston mendefinisikan logika merupakan studi tentang penyimpulan, secara lebih
cermat usaha untuk menetapkan ukuran-ukuran guna memisahkan penyimpulan yang sah dan
yang tidak sah. Sedangkan Alfred Cryril Ewing berpendapat bahwa logika merupakan studi
tentang jenis-jenis keterangan yang berbeda dan hubungan di antara mereka yang
membenarkan penyimpulan.
Dapat disimpulkan bahwa logika adalah prinsip-prinsip yang dipakai untuk membedakan
penalaran yang tepat dari penalaran yang tidak tepat. Konsep kunci dalam definisi adalah
penalaran yang tepat atau penalaran yang valid. Ketepatan atau validitas tidak identik dengan
kebenaran. Logika hanya menaruh perhatian pada kepentingan logis (relasi konsekuansial) yang
ada, antara konklusi(kesimpulan) dan premis-premis yang ada. Disamping itu pula logika
merupakan cabang filsafat yang mempelajari, menyusun, mengembangkan, dan membahas
asas-asas, aturan-aturan formal, prosedur-prosedur, serta kriteria yang sahih bagi penalaran
dan penyimpulan demi pencapaian kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara
rasional.
Logika merupakan pekerjaan akal pikiran manusia dalam bernalar untuk menghasilkan
kebenaran atau penyimpulan yang benar. Jadi, logika adalah suatu ilmu pengetahuan tentang
prinsip-prinsip dan norma-norma menyimpulan yang dipandang dari aspek yang benar (sahih)
Sehingga pengertian sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme atau ilmu
logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan
teratur.
Ada yang berpendapat bahwa logika adalah ilmu dalam lingkungan filsafat yang membahas
prinsip-prinsip dan hukum-hukum penalaran yang tepat. Ada juga yang menandaskan bahwa
logika adalah ilmu pengetahuan (science) tetapi sekaligus merupakan kecakapan atau
keterampilan yang merupakan seni (art) untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Dalam
hal ini, ilmu mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui, sedangkan kecakapan atau
keterampilan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam
tindakan. Selain itu, ada juga ahli yang berpendapat bahwa logika adalah teknik atau metode
untuk meneliti ketepatan berpikir. Jadi logika tidak terlihat selaku ilmu, tetapi hanyalah
merupakan metode. Ada pula yang mengatakan bahwa logika adalah ilmu yang mempersoalkan
prinsip-prinsip dan aturan-aturan penalaran yang sahih (valid).
Berdasar dari pengertian logika yang diuraikan di atas, dapat dikatakan bahwa logika
merupakan cabang filsafat yang mempelajari, menyusun, mengembangkan, dan membahas
asas-asas, aturan-aturan formal, prosedur-prosedur, serta kriteria yang sahih bagi penalaran
dan penyimpulan demi pencapaian kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara
rasional. Adapun Ruang lingkupnya meliputi:
a. Logika Makna Luas Dan Logika Makna Sempit
Dalam arti yang sempit, istilah dimaksud dipakai searti dengan logika deduktif atau logika
formal, sedangkan arti yang lebih luas, pemakaiannya mencakup kesimpulan dari berbagai bukti
dan bagaimana sistem-sistem penjelasan disusun dalam ilmu alam serta meliputi pula
pembahasan mengenai logika itu sendiri. Dalam arti luas, logika juga dapat dipakai untuk
menyebut tiga cabang filsafat sekaligus, seperti yang pernah dilakukan oleh piper dan ward.
ReferensiL
Sidharta, A.B., (1982). Hukum dan logika. Bandung: Alumni.
Soekadijo, R.G. (1994). Logika dasar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.