Anda di halaman 1dari 20

PANCASILA DALAM FILSAFAT AGAMA DAN BUDAYA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“PANCASILA”
Dosen Pengampu : Anis Sholikhah, M.Pd.

Disusun oleh kelompok 6 :

Mitra Mila Ambarwati (22401001)

Fifin Widia Kintari (22401004)

Nur Lailatul Mubarokah (22401015)

Latifatul Qolbi (22401031)

PRODI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kelancaran


dan kemudahan-Nya terhadap kami, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan makalah yang merupakan tugas dari mata kuliah Pancasila
dengan judul Pancasila dalam Filsafat Agama dan Budaya. Sholawat serta
salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin
dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini.Namun tidak lepas dari
semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan, baik dari
segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan
lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami.Akhirnya kami
mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Kediri, 1 Oktober 2022

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar belakang............................................................................................1
B. Rumusan masalah.......................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
1. Pancasila Dalam Filsafat Agama...............................................................3
2. Pancasila Dalam Filsafat Budaya..............................................................6
3. Implementasi Pancasila Dalam Filsafat Agama dan Budaya...................8
BAB III..................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pancasila merupakan dasar juga ideologi bangsa Indonesia yang
memiliki fungsi di dalam kehidupan Bangsa dan Negara. Pancasila juga
sebagai dasar negara yang di setiap silanya memiliki makna penting yang
harus diterapkan di kehidupan bermasyarakat. Begitu besar pengaruh
Pancasila terhadap bangsa dan negara Indonesia, karena bangsa Indonesia
memiliki berbagai macam etnis, suku, ras, agama dan budaya yang
berbeda, perbedaan tersebut harus dapat dipersatukan agar dapat hidup
dengan aman, tentram dan damai. Dalam kehidupan berbangsa juga diakui
bahwa nilai-nilai pancasila adalah falsafah hidup yang berkembang dalam
agama dan budaya.
Dalam kehidupan berbangsa juga diakui bahwa nilai-nilai
pancasila adalah falsafah hidup yang berkembang dalam agama dan
budaya. Filsafat memiliki arti berpikir secara mendalam dan sungguh-
sungguh untuk mencari kebenaran. Filsafat dalam agama dan budaya
adalah pemikiran yang mendalam tentang agama dan budaya berdasarkan
filsafat. Apabila kita hubungkan fungsi Pancasila dengan sistem filsafat
agama dan budaya maka Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa
yang menjiwai dalam kehidupan beragama dan berkebudayaan.
Filsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh
untuk mencari kebenaran. Filsafat dalam agama dan budaya adalah
pemikiran yang mendalam tentang agama dan budaya berdasarkan filsafat.
Apabila kita hubungkan fungsi Pancasila dengan sistem filsafat agama dan
budaya maka Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa yang
menjiwai dalam kehidupan beragama dan kebudayaan. Pancasila sebagai
suatu kesatuan sistem filsafat, tidak hanya kesatuan yang menyangkut sila-
silanya melainkan juga meliputi hakikat dasar dari sila-sila Pancasila atau

1
secara ilosois meliputi dasar ontologis sila-sila Pancasila. Dengan
demikian, hakikatnya yang bersatu membentuk suatu negara adalah
manusia, dan manusia yang bersatu dalam suatu negara disebut rakyat,
yang merupakan unsur pokok negara serta terwujudnya keadilan bersama
adalah keadilan dalam hidup manusia bersama sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian Pancasila dalam filsafat agama?
2. Bagaimana pengertian Pancasila dalam filsafat budaya?
3. Bagaimana implementasi Pancasila dalam filsafat agama dan budaya?

C. Tujuan
1. Untuk engetahui apa pengertian Pancasila dalam filsafat agama
2. Untuk engetahui apa pengertian Pancasila dalam filsafat budaya
3. Untuk engetahui apa saja implementasi Pancasila dalam filsafat agama
dan budaya

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pancasila Dalam Filsafat Agama


Agama kata ini berasal dari bahasa Sansekerta yang sering
diartikan kucar kacir ( berati tidak dan gama berarti kucar kacir). Secara
istilah kata ini dikaitkan dengan seluruh sistem kepercayaan kepada
Tuhan, dewa, Sang Hyang Widhi, Ilahi, Deus, yang ada. Indonesia
merupakan negara dengan penduduk yang mempunyai berbagai latar
belakang mulai dari ras, suku dan agama yang mempengaruhi tingkah laku
dan pola pikir tiap-tiap individu. Dari segi agama, setidaknya pemerintah
mengakui adanya enam agama yang telah diputuskan menjadi agama
resmi bagi penduduk Indonesia, yaitu: Islam, Kathotik, Protestan, Hindu,
Budha dan Konghucu. Dalam beberapa kesempatan pemerintah juga
mengakui keberadaan aliran-aliran kepercayaan yang menjadi landasan
hidup bagi sebagian masyarakat.
Kedudukan Agama yang fundamental khususnya sebagai prinsip
yang mampu mempengaruhi pola kehidupan masyarakat tersebut,
membuat agama dengan segala peraturannya menjadi sumber pergerakan
dan pembangunan optimisme yang tepat dalam mewujudkan suatu
gagasan atau ideologi masyarakat yang sejalan dengan ajaran agama.
Gagasan dan ideologi dalam konteks ini adalah Pancasila yang sekaligus
berkedudukan sebagai Dasar Negara dan sumber dari segala sumber
hukum di Indonesia. Nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya
merupakan nilai-nilai luhur yang digali dari budaya bangsa dan memiliki
nilai dasar yang diakui secara universal dan tidak akan berubah
olehperjalanan waktu (Octavian, 2018).1

1
Yusuf Eko Nahuddin, Angga Prastyo. Hubungan Pancasila dan Agama. 2020
https://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jch/Journal

3
Pancasila sebagai ideologi nasional memberikan hak kepada setiap
warga negara yang berideologi Pancasila untuk memeluk agama dan
menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama yang diinginkan. Karena
ideologi Pancasila menyatakan bahwa agama-agama tidak boleh dianut
atas dasar paksaan, negara harus dapat menoleransi semua agama yang
menjalankan ibadahnya tanpa kecuali, agar konflik dan konflik antar
agama tidak berkembang.
Kata filsafat pertama kali dipergunakan oleh Pythagoras (582-496).
Arti filsafat pada waktu itu belum begitu jelas, kemudian pengertian
filsafat itu diperjelas seperti halnya yang banyak dipakai sekarang ini,
selanjutnya dipergunakan oleh para kaum sophis dan juga oleh Socrates.
Ada juga yang berpendapat bahwa filsafat secara harfiah mengandung arti
kegandrungan mencari hikmah kebenaran dan arif kebijaksanaan dalam
hidup dan kehidupan. Maka dapatlah dikatakan bahwa secara etomologis
filsafat berarti mencintai kebijaksanaan dan mendambakan pengetahuan.
Filsafat sebagai proses berpikir yang sistematis dan agama
merupakan sistem kepercayaan kepada Tuhan yang dianut oleh
sekelompok umat manusia, dimana manusia selalu mengadakan interaksi
denganNya. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman hidup berbangsa
dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
Sansekerta, 'panca' yang berarti lima dan 'sila' yang berarti prinsip atau
prinsip. Pancasila dikenal sebagai filosofi Indonesia, Pancasila sendiri
terinspirasi oleh konsep humanisme, rasionalisme, universalisme, sosio-
demokrasi, sosialisme, demokrasi parlementer, dan nasionalisme. Menurut
Soekarno sendiri Pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diambil
dari budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya India (hindu),
Barat (kristen), Arab (Islam).2
Secara filosofis Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung dalam sila
pertama Pancasila yang berkedudukan sebagai dasar filsafat negara

2
https://media.neliti.com/media/publications/195804-ID-implementasi-pancasila-sebagai-dasar-
fil.pdf

4
Indonesia, sehingga sila pertama tersebut sebagai dasar filosofis bagi
kehidupan kebangsaan dan kenegaraan dalam hal hubungan negara dengan
agama. Agama dan Pancasila saling mengisi, karena semua nilai-nilai yang
ada dalam Pancasila serupa dengan apa yang diajarkan dalam agama,
mulai dari ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan
permusyawaratan serta keadilan sosial, semuanya ada.
Bahkan dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea tiga disebutkan
bahwa : “Atas berkat rakhmat Allah yang maha kuasa dan dengan
didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Berdasarkan alenia ke-3 tersebut diakui sebagai berkat rahmat Allah Yang
Maha Kuasa. Besarnya pengaruh dari ajaran agama, dibuktikan dengan
dijadikannya agama sebagai dorongan untuk menyatakan kemerdekaan
Indonesia, dan ajaran agama dijadikan sebagai landasan dalam bergerak
untuk menyatakan kemerdekaan. Ajaran Agama yang dijadikan sebagai
landasan bergerak untuk menyatakan kemerdekaan tersebut, membuatnya
menjadi dasar dan landasan untuk menentukan Dasar Negara, Pancasila.
Tanpa diterapkannya ajaran agama, dalam konteks Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, maka Dasar Negara juga tidak dapat
ditetapkan, karena ajaran Agama merupakan salah satu alasan dari
dinyatakannya kemerdekaan Indonesia, selain alasan filosofis dengan
dorongan keinginan luhur dan keinginan mewujudkan kehidupan
kebangsaan yang bebas. Sebelum ditetapkannya Dasar Negara dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, maka ajaran Agama yang
diterapkan, memiliki peran yang fundamental untuk dijadikan sebagai
landasan ditetapkannya Dasar Negara. Dasar Negara ditetapkan karena
kemerdekaan dinyatakan, dan kemerdekaan dinyatakan atas dasar Rahmat
Allah Yang Maha Kuasa, yang notabene merupakan salah satu bagian dari
ajaran Agama.
Keberadaan Agama merupakan landasan yang kuat untuk
mewujudkan tujuan negara yang didasari oleh Pancasila. Pancasila yang

5
dijadikan filosofi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, kehidupan
bermasyarakat dan sebagai Dasar Negara yang sekaligus sebagai
paradigma bernegara pada pokoknya memuat lima prinsip bernegara, yaitu
ketuhanan (theisme), kemanusiaan (humanisme), kebangsaan
(nasionalisme), kerakyatan (demokrasi), dan keadilan sosial, yaitu
sosialisme (Jurdi, 2016). Nilai yang pertama secara langsung
merepresentasikan Agama sebagai Dasar Negara yang utama untuk
dipertimbangkan dalam setiap tindakan bernegara, dan landasan utama
dalam penyelenggaraan pemerintahan. Pengakuan terhadap keberadan
Agama dalam hal ini, menunjukkan bahwa Agama menjadi sumber pokok
nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia (Syafi’ AS. 2016). 3
Mempertimbangkan kesesuaian antara setiap tindakan dalam
bernegara atau dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan ajaran
Agama merupakan tahapan utama yang harus diperiksa terlebih dahulu.
Berdasarkan konteks ajaran Agama sebagai landasan dalam bergerak
untuk menyatakan kemerdekaan, ajaran Agama sebagai salah satu
landasan ditetapkannya Dasar Negara sekaligus paradigma bernegara,
serta Agama sebagai indikator yang pertama dalam menentukan tindakan
dalam rangka mewujudkan tujuan negara dan penyelenggaraan
pemerintahan, maka dalam konteks tersebut ajaran Agama yang diterapkan
berkedudukan sebagai pendukung eksistensi Pancasila sebagai Dasar
Negara sekaligus sumber dari segala sumber hukum di Indonesia.

2. Pancasila Dalam Filsafat Budaya


Indonesia adalah negara yang didirikan dengan hebat dengan tiga
pilar utama yaitu Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika. Ketiga
pedoman tersebut berperan besar dalan berlangsungnya Negara Kesatuan
Republik Indonesia hingga dewasa ini. Pancasila ditawarkan Soekarno
3
Yusuf Eko Nahuddin, Angga Prastyo. Hubungan Pancasila dan Agama. 2020
https://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jch/Journal

6
sebagai philosopische grondslag (dasar, filsafat atau jiwa). Soekarno juga
mengutamakan pandangannya bahwa dasar negara ini telah ditemukan
dalam lubuk hati dan jiwa bangsa Indonesia jauh sebelum bangsa ini
merdeka. Pancasila mewakili jiwa bangsa Indonesia. Jiwa bangsa yang
digali dari dalam bangsa Indonesia itu sendiri. Kristalisasi “jiwa bangsa”
ialah sila-sila yang termaksud dalam Pancasila. Inilah sebab, Pancasila
dianggap jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya memiliki arti
akal budi, secara umum, budaya dapat diartikan sebagai suatu cara hidup
yang terdapat pada sekelompok manusia, yang telah berkembang dan
diturunkan dari generasi ke generaasi dari sesepuh kelompok tersebut.
Budaya merupakan cara hidup yang berkembang serta dimiliki oleh etnis,
dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari berbagai
unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik, adat istiadat, perkakas,
bahasa, bangunan, pakaian, serta karya seni. Budaya adalah tempat atau
wadah yang menjadi pengembangan dan pembentukan kepribadian
seseorang yang sangatlah nyata dan signifikan. Budaya mempengaruhi
banyak aspek dalam kehidupan manusia. Seiring berjalannya waktu,
budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas dalam peradaban manusia.5
Pada hakikatnya, Indonesia mempunyai beragam bentuk
kebudayaan, keanekaragaman tersebut terbentuk karena terdiri atas ribun
pulau, terpisah dan menghambat hubungan antar masyarakatnya.
Masyarakat disetiap pulau mengembangkan budayanya masing-masing
sesuai tingkat kemajuan dan lingkungannya. Dalam budaya setempat
banyak memiliki nilai-nilai pembentukan karakter masyarakat yang sejalan
pula dengan nilai-nilai dari sila-sila Pancasila. Dalam budaya tersebut
mengajarkan dan membentuk karakter setiap orang bukan hanya dengan
melihat satu sisi aplikasinya melainkan dari berbagai sisi kehidupan yang
ada.

4
Suprapto, Implementai Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, Dan Bernegara.2005
5
Ebta Setiawan, Kebudayaan Kbbi Daring. 2021

7
Kebudayaan bisa disebut juga sebuah jati diri bangsa, karena di era
globalisasi ini kebudayaan manapun bisa masuk dan sangatlah
mempengaruhi moral bangsa ini dalam bentuk berbagai kebudayaan yang
baru maka dari itulah pancasila bisa menjadi suatu saringan atau wadah
untuk menilai bahwa kebudayaan itu baik, bermanfaat atau lebih banyak
bahayanya. Walaupun kebudayaan Indonesia sangat beragam dan unik
tetapi dengan adanya Pancasila dari perbedaan-perbedaan tersebut dapat
disatukan. Dibawah naungan Pancasila, tidak timbul suatu perpecahan
maupun perselisihan yang disebabkan oleh kebudayaan.
Keterwujudan nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat telah
disandang dan didahulukan oleh budaya yang sudah mandarah daging dan
sudah berakar sejak dahulu kala. Dalam ranah kehidupan masyarakat
pedesaan perwujudan nilai-nilai Pancasila lebih nyata dibandingkan daerah
perkotaan. Keluhuran budaya tentu menjadi dasar dan alasan yang sangat
kuat.
Pembudayaan nilai-nilai Pancasila, merupakan peningkatan secara
kualitatif dari pemasyarakatan, sehingga mencakup pengertian yang
dalam, karena tidak sekedar memahami, akan tetapi juga harus dihayati
dan diwujudkan dalam pengamalannya oleh setiap pribadi dan seluruh
lapisan masyarakat sehingga menumbuhkan kesadaran dan kebutuhan,
mempertajam perasaan, meningkatkan daya tahan, daya tangkal dan daya
saing bangsa yang kesemuanya tercermin pada sikap tanggap dan sikap
perilaku. Pembudayaan berarti mengusahakan agar sesuatu itu menjadi
budaya di masyarakat luas.

3. Implementasi Pancasila Dalam Filsafat Agama dan Budaya


Implementasi Pancasila dalam Budaya dalam pembangunan dan
pengembangan aspek sosial budaya hendaknya disesuaikan atas sistem
nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat.
Terutama dalam rangka bangsa Indonesia melakukan reformasi di segala

8
bidang kehidupan. Sebagai anti-klimaks proses reformasi yakni sering
adanya stagnasi nilai sosial budaya dalam masyarakat, sehingga tidak
mengherankan jikalau di berbagai wilayah Indonesia terjadi berbagai
gejolak yang sangat meresahkan dan memprihatinkan seperti amuk massa
yang cenderung anarkis, bentrok antara kelompok masyarakat satu dengan
lainnya yang muaranya adalah masalah politik.
Oleh karena itu dalam pengembangan nilai budaya di era reformasi
dewasa ini semua pihak turut ambil bagian mengangkat kembali nilai-nilai
yang dimiliki bangsa Indonesia sebagaimana nilai-nilai yang terkandung di
dalam Pancasila. Dalam prinsip etika pancasila pada hakikatnya bersifat
humanistik, artinya nilai-nilai pancasila berlandaskan pada nilai yang
bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang
berbudaya.6
Nilai filsafat Pancasila tercermin dalam bentuk kepercayaan
bangsa Indonesia, bahwa jiwa dan nilai filsafat dari Pancasila telah
diimplementasikan dalam tatanilai dan tata budaya bangsa Indonesia.
Menurut Achmad Fauzi, hal tersebut terlihat dalam sikap
hidup dalam bermasyarakat dan bernegara yang berasaskan:
1) Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (theism)
2) Kesadaran kekeluargaan dan gotong royong
3) Musyawarah mufakat dan kesadaran keadilan sosial
4) Tepa slira dan setia kawan (solidaritas). Pancasila sebagai filsafat
Indonesia berkedudukan sebagai filsafat negara, berfungsi
sebagai norma dasar (Grundnorm), yaitu kaidah fundamental
bernegara, yang menjadi dasar atau filsafat dalam ranah politik
nasional dan internasional, ideologi nasional, hukum, ekonomi,
kebudayaan, pendidikan, dan seluruh ranah dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara

6
https://media.neliti.com/media/publications/195804-ID-implementasi-pancasila-sebagai-dasar-
fil.pdf

9
Kedudukan Pancasila sebagai filsafat sosial merupakan
perwujudan dari perilaku pribadi warga negara Indonesia dalam
kepribadiannya, dengan bersikap dan bertingkah laku dalam
kehidupan sehari-hari. Pokok-pokok ajaran Pancasila meliputi:
1. sistem nilai, bahwa segala sesuatu terdapat hubungan yang
bersifat saling membutuhkan baik langsung maupun tidak
langsung
2. Pandangan filsafat terhadap manusia, bahwa manusia merupakan
subyek, memiliki martabat, hak asasi, kewajiban, panca indera,
rasa, karsa, daya pikir, dan daya cipta yang dijadikan dasar
peranan manusia sebagai makhluk individu, sosial, dan susila
3. pandangan manusia terhadap eksistensi alam, kepribadian
manusia dan Tuhan, termasuk negara, bahwa kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan sumber dari
segala sesuatu, yang mengikat manusia dengan hukum, kodrat
(hukum alam), moral atau agama.
Selain itu Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dan juga
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025
telah menetapkan bahwa hukum nasional harus dijiwai dan didasari
oleh Pancasila dan UUD 1945, karena Pancasila ditetapkan sebagai
sumber dari segala sumber hukum dan menjadi landasan semua
produk hukum di Indonesia. Sila pertama dari Pancasila adalah
Ketuhanan Yang Maha Esa dan Pasal 29 UUD 1945 menetapkan
bahwa negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Kedua hal ini
menuntut agar hukum nasional berlandaskan Ketuhanan Yang Maha
Esa. Bagi bangsa pengertian berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa
itu mengandung arti berdasarkan agama, karena mayoritas bangsa
Indonesia adalah beragama dan hanya sebagian yang sangat kecil dari
percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa (penganut aliran kepercayaan)
yang tidak merupakan agama.

10
Menurut Jimly Asshiddiqie, hukum Islam perlu dijadikan
pertimbangan dalam agenda pembaruan atau reformasi hukum nasional,
karena sistem hukum nasional selalu bertransformasi menuju hukum yang
diharapkan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut
Hazairin, sebagaimana dikutip Barda Nawawi Arief menyatakan bahwa
di dalam negara Republik Indonesia tidak boleh berlaku sesuatu yang
bertentangan dengan kaidah-kaidah Islam bagi umat Islam atau kaidah-
kaidah Kristiani bagi umat Kristiani/Katolik atau bertentangan dengan
kaidah-kaidah agama Hindu Bali bagi orang-orang Hindu Bali atau yang
bertentangan dengan kesusilaan agama Budha bagi orang-orang Budha.7
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, implementasi
nilai filosofis Pancasila dan agama di Indonesia merupakan dua hal
yang saling terintegrasi, dimana peran agama dalam rangka
pembangunan hukum nasional mempunyai kedudukan yang sangat
penting, karena agama mempunyai seperangkat peraturan yang mencakup
aspek kehidupan, yang dijadikan sebagai sumber penggalian nilai-nilai
yang terkandung di dalam Pancasila serta merupakan sumber
hukumnasional, yang diharapkan mampu memberikan kesesuaian
dengan karakteristik dan budaya bangsa Indonesia, termasuk
menangkal paham radikalisme yang tidak sesuai atau bertentangan
dengan kepribadian bangsa Indonesia.
a. Implementasi Pancasila dalam kehidupan Beragama secara umum
misalnya,
1) Warga negara Indonesia mengungkapkan bahwa seluruh rakyat
Indonesia memiliki kepercayaan serta akan senantiasa bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan agamanya.
2) Selalu memiliki rasa percaya dan senantiasa bertakwa dengan cara
rajin melaksanakan kegiatan ibadah yang ditujukan kepada Tuhan
Yang Maha Esa sesuai dengan aturan agama dan kepercayaannya

7
Implementasi Nilai Filosofis Pancasila
https://journal.iaimnumetrolampung.ac.id/index.php/jf/article/view/157/163

11
masing-masing dengan berlandaskan pada dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab.
3) Senantiasa menciptakan suasana serta lingkungan yang baik dan
rukun walau berbeda kepercayaan. Diwujudkan dengan perilaku
saling menghargai serta senantiasa tolong menolong dan
memperkuat bekerja sama dengan para pemeluk agama
4) Bersedia membangun kerukunan hidup antar sesama umat
beragama terhadap Tuhan Yang Maha Esa walaupun memiliki
perbedaan keyakinan dan agama.
5) Sesama manusia dilarang mencela manusia karena agamanya atau
ibadahnya karena agama, kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, serta bagaimana orang tersebut beribadah merupakan sebuah
privasi yang menyangkut hubungan manusia tersebut dengan
Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengedepankan perilaku serta sikap saling menghormati serta
menghargai kebebasan menjalankan semua ibadah yang sesuai
dengan agama serta kepercayaan masing-masing.
7) Tidak bahkan dilarang untuk melakukan segala tindakan yang
sekiranya merupakan bentuk dari pemaksaan untuk mengubah
agama dan kepercayaan terhadap orang lain.
b. Implementasi Pancasila dalam filsafat Agama di berbagai lingkungan
1.) Penerapan isi sila pertama di lingkungan rumah
a) Selalu meyakini pernyataan bahwa Tuhan Yang Maha Esa itu
ada dan selalu mengawasi semua perbuatan kita di rumah.
b) Senantiasa bersikap jujur serta berbicara apa adanya dengan
orang tua.
c) Disiplin dan taat saat melaksanakan ibadah di rumah.
d) Tidak lupa untuk mengawali semua kegiatan di rumah dengan
berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e) Mengingatkan keluarga untuk beribadah jika ada anggota
keluarga yang kelupaan untuk beribadah.

12
f) Senantiasa menciptakan suasana damai dan religius di rumah
serta mengembangkan sikap toleransi kepada anggota keluarga.
2.) Penerapan isi sila pertama di lingkungan sekolah
a) Selalu meyakini pernyataan bahwa Tuhan Yang Maha Esa itu
ada dan selalu mengawasi semua perbuatan kita di sekolah.
b) Taat melakukan semua kewajiban agama masing-masing di
sekolah.
c) Senantiasa menghormati serta menghargai ketika ada teman
atau guru yang berbeda agama sedang beribadah di sekolah.
d) Menghormati serta tidak menjadi pengganggu ketika ada teman
yang berbeda agama sedang melaksanakan ibadah di sekolah.
e) Berteman dengan semua warga sekolah tanpa harus membeda-
bedakan agama mereka.
f) Selalu menanamkan perilaku tolong menolong kepada sesama
teman ataupun guru meskipun berbeda agama.
g) Patuh kepada semua guru yang ada di sekolah meskipun
berbeda agama dan tidak membeda-bedakan guru.
h) Menjadi siswa yang tidak mempermasalahkan perbedaan
agama dalam pergaulan dan senantiasa berusaha untuk
menciptakan kerukunan di sekolah.
3.) Penerapan isi sila pertama di lingkungan masyarakat
a) Selalu meyakini pernyataan bahwa Tuhan Yang Maha Esa itu
ada dan selalu mengawasi semua perbuatan kita di tempat
umum.
b) Senantiasa menghargai kepercayaan serta agama orang lain dan
mengingatkan kepada sesama jika ada yang mencela agama
atau kepercayaan orang lain.
c) Tidak melakukan satupun tindakan yang bermakna
diskriminasi dimanapun, tidak lupa untuk saling mengingatkan
dan meninggalkan sesuatu yang memiliki nilai negatif terhadap
suatu agama.

13
d) Menanamkan sikap tidak mencampuri urusan agama lain dan
fokus terhadap agama sendiri.
e) Berpartisipasi menjaga keamanan tempat ibadah agama lain.
f) Senantiasa menghormati dan menjunjung tinggi sikap toleransi
ketika ada tetangga yang berbeda agama merayakan hari raya
agama mereka.
g) Berinteraksi dengan semua tetangga atau masyarakat sekitar
tanpa harus membeda-bedakan agama serta keyakinan mereka.
h) Tidak menyinggung masalah internal dalam agama lain saat
sedang di tempat umum maupun lingkungan masyarakat.
i) Menghormati serta tidak mengganggu ketika ada tetangga yang
sedang melaksanakan ibadah.
c. Implementasi Pancasila dalam filsafat Budaya
1.) Gotong royong
Ciri khas bangsa Indonesia salah satunya yaitu selalu
menerapkan sikap gotong royong untuk menumbuhkan kerukunan,
kekeluargaan, dan sikap tolong menolong dalam kehidupan
masyarakat. Hal ini diyakini nantinya akan mendorong pada
persatuan Indonesia yang semakin menguat.
2.) Pengambilan keputusan secara musyawarah
Musyawarah merupakan kegiatan pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan secara bersama. Praktik musyawarah
sering kita lakukan ketika pemilu yang diselenggarakan pemerintah
dengan berlandaskan sifat luber jurdil atau langsung, umum, bebas,
rahasia dan jujur, adil.
3.) Toleransi antar suku, ras, dan agama
Indonesia merupakan negara kepulauan yang mana
menimbulkan keberagaman suku, ras, hingga agama. Untuk
mencegah konflik antar perbedaan tersebut, nilai pancasila yang
harus diterapkan yaitu sikap toleransi. Masyarakat diimbau untuk

14
saling memberi kebebasan dan tidak memandang sebelah mata
suku maupun agama lain.
4.) Menciptakan lingkungan rukun, adil, dan harmonis
Dalam bermasyarakat sikap rukun, adil dan menciptakan
keharmonisan sangat dibutuhkan agar tercipta lingkungan yang
nyaman dan tenteram. Keluarga merupakan lingkup terkecil
masyarakat yang menjadi agen sosialisasi bagi individu dalam
berinteraksi dengan dunia luar. Maka praktik sikap tersebut harus
dimulai dari keluarga agar tujuan tercapai.
5.) Pelestarian budaya dengan baik
Keberagaman budaya Indonesia memiliki nilai dan harga
yang tak ternilai. Setiap kebudayaan perlu dilestarikan dengan
mengimplementasikan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Contohnya dengan mempelajari dan menggunakan bahasa daerah
masing-masing, melakukan adat tradisi, dan lainnya.
6.) Menghargai pendapat dan pandangan orang lain
Biasanya nilai ini digunakan ketika sedang bermusyawarah
dimana setiap orang saling memiliki perbedaan pendapat dan
pandangan. Berbeda pendapat bukan hal yang buruk, setiap orang
berhak mengeluarkan pendapat. Sikap menghargai ini penting
agar musyawarah berjalan kondusif dan menghasilkan keputusan
yang adil dan bermanfaat bagi seluruh anggota.
7.) Menjunjung Tinggi Hak Asasi Manusia
Sebagai negara yang menjunjung tinggi HAM, masyarakat
perlu memahami sikap adil dan jauh dari tindakan kekerasan dan
diskriminasi. Setiap orang memiliki hak dan kewajiban untuk
menerapkan sikap ini agar tercipta lingkungan yang aman.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara filosofis Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung dalam sila
pertama Pancasila yang berkedudukan sebagai dasar filsafat negara
Indonesia, sehingga sila pertama tersebut sebagai dasar filosofis bagi
kehidupan kebangsaan dan kenegaraan dalam hal hubungan negara dengan
agama. Agama dan Pancasila saling mengisi, karena semua nilai-nilai yang
ada dalam Pancasila serupa dengan apa yang diajarkan dalam agama,
mulai dari ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan
permusyawaratan serta keadilan sosial, semuanya ada.
Budaya merupakan cara hidup yang berkembang serta dimiliki
oleh etnis, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
berbagai unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik, adat istiadat,
perkakas, bahasa, bangunan, pakaian, serta karya seni. Budaya adalah
tempat atau wadah pengembangan dan pembentukan kepribadian
seseorang.. Seiring berjalannya waktu, budaya bersifat kompleks, abstrak,
dan luas dalam peradaban manusia.
Implementasi pancasila dalam filsafat agama dan budaya yaitu
bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-
masing, menghargai dan bekerja sama dengan pemeluk agama lain dengan
kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa, gotong
royong, pengambilan keputusan secara musyawarah, toleransi antar suku,
ras, dan agama.
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun, kami menyadari bahwa dalam
makalah ini terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Kritik
dan saran yang bersifat membangun kami harapkan demi makalah yang
lebih baik ke depannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf Eko Nahuddin, Angga Prastyo.2020. Hubungan Pancasila dan Agama.


https://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jch/Journal
Diakses pada: 1 Oktober 2022

https://www.gramedia.com/literasi/contoh-penerapan-sila-ke-1/
Diakses pada : 7 Oktober 2022

Implementasi Nilai Filosofis Pancasila


https://journal.iaimnumetrolampung.ac.id/index.php/jf/article/view/
157/163 Diakses pada : 7 Oktober 2022

https://media.neliti.com/media/publications/195804-ID-implementasi-pancasila
sebagai-dasar-fil.pdf Diakses pada : 6 Oktober 2022

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6040195/7-contoh-perwujudan-nilai
nilai-pancasila-dalam-bidang-sosial-budaya Diakses pada : 9 Oktober
2022

Ebta Setiawan, 2021, Edisi ke 3 ”Kebudayaan” KBBI Daring, Diakses pada: 10


Oktober 2022

Suprapto, 2005. Implementasi pancasila dalam kehidupan bermasyarakat


berbangsa dan bernegara.

17

Anda mungkin juga menyukai