Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGGERAKAN PENDIDIKAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu: Muhammad Saparuddin M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 7:

Dea Octaviani 2211102121


Mahya Aulia Putri 2211102015
Putri Aulia Maharani 2211102108

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS SAMARINDA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, dan tak lupa pula untuk selalu memanjatkan puji syukur atas
kehadirat-Nya yang mana telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penggerakan
Pendidikan”. Adapun makalah ini telah disusun dengan diusahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan referensi melalui internet berupa beberapa
buku dan jurnal sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah kali ini. Untuk
itu tidak lupa disampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak dan referensi-
referensi yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Muhammad
Saparudin M.pd. yang telah membimbing dalam proses pembuatan makalah ini.
Serta kepada teman-teman MPI lokal yang telah mendukung dan bekerja sama
dalam penyusunan makalah ini.
Namun tidak lepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun dari segi lainnya. Oleh
karena itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-
lebarnya bagi pembaca yang ingin memberikan kritik dan saran guma
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi
dan manfaat bagi pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

Samarinda, 26 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB I: PENDAHULUAN ..................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 6
1.3 Tujuan penulisan .................................................................................. 6
BAB II: PEMBAHASAN ..................................................................................... 7
2.1 Pengertian Actuacting atau Penggerakan ............................................ 7
2.2 Tujuan Penggerakan Pendidikan ......................................................... 8
2.3 Faktor-Faktor Penghambat dan Pendukung Fungsi Penggerakan .......9
2.4 Pentingnya Penggerakan Pendidikan ............................................... 12
BAB III: PENUTUP ............................................................................................ 15
3.1 Kesimpulan .........................................................................................15
3.2 Saran ...................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................16
\
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bertolak dari asumsi bahwa life is education and education
is life dalam arti pendidikan sebagai persoalan hidup dan kehidupan maka
diskursus seputar pendidikan merupakan salah satu topik yang selalu
menarik. Setidaknya ada dua alasan yang dapat diidentifikasi sehingga
pendidikan tetap up to date untuk dikaji. Pertama, kebutuhan akan
pendidikan memang pada hakikatnya krusial karena bertautan langsung
dengan ranah hidup dan kehidupan manusia. Membincangkan pendidikan
berarti berbicara kebutuhan primer manusia. Kedua, pendidikan juga
merupakan wahana strategis bagi upaya perbaikan mutu kehidupan
manusia, yang ditandai dengan meningkatnya level kesejahteraan,
menurunnya derajat kemiskinan dan terbukanya berbagai alternatif opsi
dan peluang mengaktualisasikan diri di masa depan.
Dalam tataran nilai, pendidikan mempunyai peran vital sebagai
pendorong individu dan warga masyarakat untuk meraih progresivitas
pada semua lini kehidupan. Di samping itu, pendidikan dapat menjadi
determinan penting bagi proses transformasi personal maupun sosial. Dan
sesungguhnya inilah idealisme pendidikan yang mensyaratkan adanya
pemberdayaan. Namun dalam tataran ideal, pergeseran paradigma yang
awalnya memandang lembaga pendidikan sebagai lembaga sosial, kini
dipandang sebagai suatu lahan bisnis basah yang mengindikasikan
perlunya perubahan pengelolaan.
Perubahan pengelolaan tersebut harus seirama dengan tuntutan
zaman. Situasi, kondisi dan tuntutan pasca booming-nya era reformasi
membawa konsekuensi kepada pengelola pendidikan untuk melihat
kebutuhan kehidupan di masa depan. Maka merupakan hal yang logis
ketika pengelola pendidikan mengambil langkah Maka merupakan hal
yang logis ketika pengelola pendidikan mengambil langkah antisipatif
untuk mempersiapkan diri bertahan pada zamannya. Mempertahankan diri
dengan tetap mengacu pada pembenahan total mutu pendidikan berkaitan
erat dengan manajemen pendidikan adalah sebuah keniscayaan.
Salah satu persoalan pendidikan yang sedang dihadapi bangsa kita
adalah persoalan mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan
pendidikan. Dari berbagai pengamat dan analisis, ada berbagai faktor yang
menyebabkan mutu pendidikan kita mengalami peningkatan secara merata.
Pertama, kebijakan dan penyelenggaraan mengalami peningkatan secara
merata. Pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional
menggunakan pendekatan educational production function atau input-
output analisis yang tidak dilaksanakan secara konsekuen. Kedua,
penyelenggaraan
pendidikan nasional dilakukan secara birokratis sentralistik,
sehingga peningkatan mutu sekolah sebagai penyelenggaraan pendidikan
yang tergantung pada keputusan birokrasi-birokrasi. Ketiga, minimnya
peranan masyarakat khususnya orang tua sisiwa dalam penyelenggaraan
pendidikan, pratisipasi orang tua selama ini dengan sebatas pendukung
dana, tapi tidak dilibatkan dalam proses pendidikan seperti mengambil
keputusan, monitoring, evaluasi dan akuntabilitas, sehingga sekolah tidak
memiliki beban dan tanggung jawab hasil pelaksanaan pendidikan kepada
masyarakat/orang tua sebagai stacheholder yang berkepentingan dengan
pendidikan. Keempat, krisis kepemimpinan, dimana kepala sekolah yang
cenderung tidak demokratis, sistem top down policy baik dari kepala
sekolah terhadap guru atau birokrasi diatas kepala sekolah terhadap
sekolah
Dengan adanya amanat otonomi dari undang- undang tersebut
perangkat manajemen di sekolah bukan lagi sekedar sebagai pelaksana
dari birokrasi pusat sebagaimana era sebelumnya, melainkan berposisi
sebagai agen yang mandiri yang bertanggung jawab atas pengelolaan
sekolah sesuai dengan tugas dan fungsi manajemen (planning, organizing,
actuating, controlling) dengan memperhatikan potensi dan kekhasan yang
dimiliki. Penggerakan atau Actuating mempunyai arti dan perananan yang
sangat penting. Sebab diantara fungsi manajemen lainnya, maka
penggerakan merupakan fungsi secara langsung berhubungan dengan
manusia (pelaksana). Dengan fungsi penggerakan inilah, maka ketiga
fungsi manajemen yang lain baru efektif. Oleh karena itu penggerakan
atau actuating sebagai salah satu fungsi manajemen yang sangat layak
untuk dikaji lebih jauh dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Dari Penggerakan (Actuating)
2. Apa Tujuan Dari Penggerakan Pendidikan ?
3. Apa Saja Faktor-Faktor Penghambat Dan Pendukung Serta Teknik-
Teknik Yang Efektif Dalam Penggerakan (Actuating) ?
4. Bagaimana Pentingnya Penggerakan (Actuating) Dalam
Pendidikan ?

1.3 Tujuan penulisan


Adapun tujuan kami dalam menyusun makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas perkuliahan kami serta mengetahui dan memperdalam
ilmu tentang Pergerakan pendidikan serta mengetahui faktor-faktor
penghambat dan pendukung, dan pentingnya penggerakan dalam
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Actuacting atau Penggerakan

Fungsi-fungsi manajemen menurut George R. Terry (Disingkat


POAC) dalam Mulyono (2008:23), yaitu “planning (perencanaan),
organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan), controlling
(pengendalian)”. Dari seluruh rangkaian proses manajemen, penggerakan
(actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama, dan
mempunyai arti serta perananan yang sangat penting. Sebab dalam fungsi
perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan
aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru
lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan
orang-orang dalam organisasi atau manusia (pelaksana). Dengan ini fungsi
penggerakan inilah, maka ketiga fungsi manajemen yang lain baru efektif.
Actuating, dalam bahasa Indonesia artinya adalah menggerakkan.
Maksudnya, suatu tindakan untuk mengupayakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan tujuan
organisasi. George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa, actuating
merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota organisasi sedemikian
rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran
organisasi dan sasaran anggota-anggota organisasi tersebut oleh karena
para anggota itu juga ingin mencapai sasaransasaran tersebut.
Jadi actuating adalah usaha menggerakkan seluruh orang yang
terkait, untuk secara bersama-sama melaksanakan program kegiatan sesuai
dengan bidang masing-masing dengan cara yang terbaik dan benar.
Actuating merupakan fungsi yang paling fundamental dalam manajemen,
karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar
semua anggota kelompok mulai dari tingkat teratas sampai terbawah,
berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan
semula, dengan cara terbaik dan benar.
Sedangkan menurut Harold Koontz & Cyril O’Donnel, actuating
adalah directing and leading are the interpersonal aspec of commanding by
which subordinate are led to understand and contribute effectively and
efficiency to the attainment of enterprise objectives. Hal ini berarti bahwa
pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang
ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk
dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan
perusahaan yang nyata. Pendapat lainnya, Actuating (penggerakan) yaitu:
membuat semua kelompok agar mau bekerja sama dan bekerja secara
ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan
dan usaha pengorganisasian. (Hasibuan, 1995:176).
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain
merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan,
dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap
karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan
peran, tugas dan tanggung jawabnya. Jadi penggerakan merupakan
kegiatan manajemen untuk menggerakan dan membuat orang lain suka
dan dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien, sehingga tindakan-tindakan yang telah
dilakukan menyebabkan suatu organisasi dapat berjalan.

2.2 Tujuan Penggerakan Pendidikan

Rangkaian tindakan atau program kerja yang telah


ditentukan pada tahap perencanaan kemudian diimplementasikan dalam
kegiatan pelaksanaan. Menggerakkan adalah sama artinya dengan
pelaksanaan. Pelaksanaan adalah proses dilakukan dan digerakkannya
perencanaan. Fungsi pelaksanaan merupakan proses manajemen untuk
merealisasikan hal-hal yang telah disusun dalam fungsi perencanaan.
Fungsi actuating haruslah dimulai dari diri manager dengan menunjukkan
kepada staf bahwa dia memiliki tekat untuk mencapai kemajuan dan peka
terhadap lingkungannya. Ia harus memiliki kemampuan kerjasama, harus
bersikap obyektif. Menurut Azwar (1996), Tujuan fungsi actuating
(penggerakan) adalah :
a. Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
b. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf
c. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
d. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat
Meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf
e. Membuat organisasi berkembang lebih dinamis

2.3 Faktor-Faktor Penghambat Dan Pendukung Fungsi Penggerakan

Faktor Penghambat Beberapa halangan dalam menjalankan


penggerakan :
1) Standar Kemampuan SDM yang pasti belum ada,
akibatnya informasi kemampuan SDM hanya berdasarkan ramalan-
ramalan (prediksi) saja yang sifatnya subjektif. Hal ini menjadi
kendala yang serius dalam pemilihan SDM untuk menghitung
potensi SDM secara pasti.
2) Manusia (SDM sebagai mahluk hidup tidak dapat
dikuasai sepenuhnya seperti mesin. Hal ini menjadi kendala PSDM,
karena itu sulit memperhitungkan segala sesuatunya dalam rencana.
Misalnya, ia mampu tapi kurang mau melepaskan kemampuannya.
3) Situasi SDM, Persediaan mutu, dan penyebaran
penduduk yang kurang mendukung kebutuhan SDM organisasi .
Hal ini menjadi kendala proses PSDM yang baik dan benar.
4) Kebijaksanaan Perburuhan Pemerintah, Kebijaksanaan
perburuhan pemerintah, seperti kompensasi, jenis kelamin, WNA,
dan kendala lain dalam PSDM untuk membuat rencana yang baik
dan tepat. b. Kegagalan manajer dalam menumbuhkan motivasi
stafnya. Hal ini terjadi karena manajer kurang memahami hakekat
perilaku dan hubungan antar manusia. Seperti konsep perilaku
manusia yang dikemukakan oleh Maslow, dinegara berkembang
yang menjadi prioritas adalah kebutuhan fisik, rasa aman, dan
diterima oleh lingkungan sedangkan dinegara maju kebutuhan yang
menonjol adalah aktualisasi diri dan self esteem. Perbedaan
tersebut juga akan mempengaruhi etos kerja dan produktifitas kerja.
.
Faktor Pendukung Faktor-faktor pendukung dalam
penggerakan diantaranya :
a. Kepemimpinan (Leadership) Kepemimpinan adalah
kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar berusaha dengan
ikhlas untuk mencapai tujuan bersama. Seorang manajer yang tidak
memiliki kepemimpinan tidak akan mampu untuk mempengaruhi
bawahannya untuk bekerja, sehingga manajer yang demikian akan
gagal dalam usahanya. Sifatsifat kepemimpinan menurut Harold
koontz, diantaranya sebagai berikut : 1) Memiliki kecerdasan
orang-orang yang dipimpin. 2) Mempunyai perhatian terhadap
kepentingan yang menyeluruh. 3) Memiliki kelancaran dalam
berbicara. 4) Matang dalam berpikir dan emosi. 5) Memiliki
dorongan yang kuat dari dalam untuk memimpin. 6)
Memahami/menghayati kepentingan kerja sama. Hal – hal yang
perlu diperhatikan Pemimpin dalam fungsi penggerakan : 1)
Pemimpin harus bekerja lebih produktif. 2) Pemimpin perlu
memahami ilmu psikologi, komunikasi, kepemimpinan dan
sosiologi. 3) Pemimpin harus mempunyai tekat untuk mencapai
kemajuan dan peka terhadap lingkungan. 4) Pemimpin harus
bersikap obyektif.
b. Sikap dan Moril (Attitude and Morale) Sikap ialah suatu
cara memandang hidup, suatu cara berpikir, berperasaan dan
bertindak. Oleh karena itu sikap manajer akan berbeda-beda sesuai
dengan pola hidupnya. Beberpa sikap manajer diantaranya yaitu : 1)
Sikap feodal (feudal attitude) Manajer yang mempunyai sikap cara
berpikir, berperasaan dan bertindak sesuai dengan pola-pola
kehidupan feodalisme, yaitu suka terikat oleh aturanaturan tertentu
yang telah teradat dan selalu ingin penghormatan yang serba lebih.
Dengan demikian dalam masyarakat feudal dimana sikap anggota
masyarakat sesuai dengan pola hidup feodalisme akan sukar lahir
kepemimpinan demokratis dariad para manajer, mengingat manajer
tersebut hidup dari masyarakat feudal. 2) Sikap Kediktatoran
(dictatorial attitude) Manajer yang bersikap kediktatoran akan
berpikir berperasaan dan bertindak sebagai dictator yang
mempunyai kekuasaan mutlak, sehingga bawahan, pekerja akan
menjadi sasaran daripada kekuasaannya.
c. Tata Hubungan (Communication) Komunikasi
membantu perencanaan managerial dilaksanakan dengan efektif,
pengorganisasian managerial dilakukan dengan effektif,
penggerakan managerial diikuti dengan efektif dan pengawasan
diterapkan dengan efektif. Dalam melakukan komunikasi dalam
manajemen ada beberapa macam diantaranya : 1) Komunikasi
intern, yaitu komunikasi yang dilakukan dalam organisasi itu
sendiri baik antara atasan dengan atasan atau bawahan dengan
bawahan atau antara atasan dengan bawahan atau sebaliknya. 2)
Komunikasi Ekstern, yaitu komunikasi yang dilakukan keluar
organisasi. 3) Komunikasi Horizontal, yaitu komunikasi yang
dilakukan baik intern maupun ekstern antar jabatan yang sama. 4)
Komunikasi Vertikal, yaitu komunikasi yang dilakukan dalam
intern organisasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya dalam
suasana formil.
d. Perangsang (Incentive) Insentif ialah sesuatu yang
menyebabkan atau menimbulkan seseorang bertindak.
e. Supervisi (Supervision) Supervisi dalam bahasa
Indonesia disebut juga dengan pengawasan, sehingga suka timbul
kekacauan pengertian dengan kata pengawasan sebagai terjemah
dari kata control. Menurut George R. Terry Supervsi ialah kegiatan
pengurusan dalam 19 tingkatan organisasi dimana anggota
manajemen dan bukan anggota manajemen saling berhubungan
secara langsung. Dengan demkian tugas supervisor cukup berat
karena ia harus dapat menemukan kesalahan-kesalahan dan
memperbaikinya, serta memberi petunjuk untuk menyelesaikan
sesuatu pekerjaan dan memberi nasehat-nasehat kepada pegawai
yang mengalami kesulitan.
f. . Disiplin (Discipline) Disiplin ialah latihan pikiran,
perasaan, kehendak dan watak untuk melahirkan ketaatan dan
tingkah laku yang teratur. Jenis disiplin ada dua : 1) Self Imposed
discipline (disiplin yang timbul dengan sendirinya). 2) Command
Discipline (Disiplin berdasarkan perintah).

2.4 Pentingnya Penggerakan (Actuating) Dalam Pendidikan.

Kepekaan melihat kondisi global yang bergulir dan peluang masa


depan menjadi modal utama untuk mengadakan perubahan paradigma
dalam manajemen pendidikan. Modal ini akan dapat menjadi pijakan
yang kuat untuk mengembangkan pendidikan. Pada titik inilah
diperlukan berbagai komitmen untuk perbaikan kualitas. Ketika melihat
peluang, dan peluang itu dijadikan modal, kemudian modal menjadi
pijakan untuk mengembangkan pendidikan yang disertai komitmen yang
tinggi, maka secara otomatis akan terjadi sebuah efek domino (positif)
dalam pengelolaan organisasi, strategi, SDM, pendidikan dan pengajaran,
biaya, serta marketing pendidikan. Untuk menuju point education
change (perubahan pendidikan) secara menyeluruh, maka manajemen
pendidikan adalah hal yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan
pendidikan sehingga menghasilkan out-put yang diinginkan.
Walaupun masih terdapat institusi pendidikan yang belum
memiliki manajemen yang bagus dalam pengelolaan pendidikannya.
Manajemen yang digunakan masih konvensional, sehingga kurang bisa
menjawab tantangan zaman dan terkesan tertinggal dari modernitas. Jika
manajemen pendidikan sudah tertata dengan baik dan membumi,
niscaya tidak akan lagi terdengar tentang pelayanan sekolah yang buruk,
minimnya profesionalisme tenaga pengajar, sarana-prasarana tidak
memadai, pungutan liar, hingga kekerasan dalam pendidikan.
Manajemen dalam sebuah pendidikan pada dasarnya dimaksudkan
sebagai suatu proses (aktivitas) penentuan dan pencapaian tujuan
Pendidikan melalui pelaksanaan empat fungsi dasar: planning,
organizing, actuating, dan controlling dalam penggunaan sumberdaya
organisasi. Karena itulah, aplikasi manajemen organisasi hakikatnya
adalah juga amal perbuatan SDM organisasi yang bersangkutan.
Penggerakan (actuating) sebagai salah satu fungsi manajemen
merupakan fungsi yang sangat penting, karena fungsi ini kegiatannya
berhubungan langsung dengan faktor manusia sebagai bawahan. Fungsi
actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung
dengan orang-orang dalam pendidikan. Perencanaan dan
pengorganisasian yang baik, kurang berarti bila tidak diikuti dengan
penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia
pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus
dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.
Dalam menggerakan manusia sebagai bawahan ini, seorang
pimpinan/manajer dituntut suatu kemampuan, sehingga para bawahan
dengan senang hati mengikuti ajakan atau kehendak pimpinan.
Keseluruhan kegiatan kerja sama yang dilakukan oleh manusia dalam
upaya mencapai tujuan, kita identifikasi sebagai administrasi.
Inti dari administrasi adalah sinergi semua sumber daya dalam
kerangka upaya mencapai tujuan Pendidikan. Sumber daya yang
dimiliki pendidikan diistilahkan dengan yang salah satunya adalah man,
atau manusia. Manajemen dilakukan oleh manusia, untuk kepentingan
manusia, dan berasal dari manusia, Dengan demikian, untuk melakukan
praktek pengaturan dengan benar, kita harus memahami apa yang
disebut sebagai manusia, Tujuannya adalah untuk memahami manusia
secara lebih baik dan lebih akurat. Keuntungan pemahaman ini adalah
terutama agar kita memahami cara memimpin manusia dengan lebih
baik (Leavit, 1978).
Disadari unsur manusia adalah faktor yang sangat penting,
karena semua proses dalam melibatkan unsur manusia. Oleh karena itu
diperlukan suatu tim yang tangguh untuk menyusun suatu manajemen
risiko, agar nantinya dapat digunakan untuk mengenali risiko, mengukur
dan memantaunya, sehingga organisasi tidak sampai collaps karena
risiko yang tak dapat dicover nya. SDM yang berkualitas dan pro aktif
sangat diperlukan, walaupun demikian sebagus apapun unsur manusia,
tetap diperlukan suatu sistem prosedur yang baik, yang bisa memberikan
signal apabila terjadi tanda-tanda dini, serta ada built in control dalam
setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan.Maka sangat pentingnya
penggerakan dalam pendidikan, karna jika pendidikan sendiri tidak ada
pengatur atau penggerak suatu pendidikan sendiri tidak akan maju atau
berdiri dengan pesat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penggerakan pendidikan merupakan salah satu fungsi manajemen


pendidikan yang berhubungan dengan aktivitas manajerial dalam melaksanakan
tugas execution. Penggerakan (actuating) adalah tindakan untuk memulai,
memprakarsai, memotivasi dan mengarahkan serta mempengaruhi para pekerja
baik pendidik, tenaga kependidikan maupun karyawan untuk mengerjakan
tugastugas untuk mencapai tujuan pendidikan.
Penggerakan pendidikan sangat terkait dengan penggunaan berbagai
sumber daya organisasi sehingga kemampuan memimpin, memberi motivasi,
berkomunikasi yang efektif dan menciptakan iklim serta budaya organisasi yang
kondusif menjadi kunci penggerakan dalam mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan pendidikan berperan sangat penting dalam rangka mengarahkan
dan menggerakkan organisais pendidikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Kepala sekolah sebagai pimpinan pendidikan mempunyai peran yang sangat
penting dalam melaksanakan proses pendidikan baik sebagai pengelola pengelola
pendidikan maupun sebagai pemimpin formal pendidikan di sekolahnya.

3.2 Saran

Terkait dengan hal tersebut, maka kami berharap untuk seluruh mahasisa
bahwa memahami beberapa hal diantaranya yaitu dalam hal mengetahui
pengertian pergerakan serta mengetahui apa saja tujuan dan seberapa pentingnya
serta faktor penghambat penggerakan pendidikan, dan kami berharap kepada
seluruh mahasiswa dapat diterapkan dan semangat untuk mempelajari materi yang
mudah ditemui dan diamati dalam kehidupan nyata,serta hendaknya para
mahasiswa dapat menambah wawasannya mengenai makalah yang kami bawakan.
DAFTAR PUSTAKA

Retina Sri Sedjati. 2011. Makalah Dasar-dasar Manajemen-Fungsi Penggerakan.


Bahan Mata kuliah manajemen . STIKES Madiun.Dedy
Didin Kurniadi, dkk. 2014. Manajemen Pendidikan, Konsep dan Prinsip
Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Hasibuan, S.P. Malayu. 2001. Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah.
Jakarta. PT Bumi Aksara
David, R. Fred. 2004. Konsep Manajemen Strategis, Edisi VII (terjemahan).
Jakarta, PT Indeks

Anda mungkin juga menyukai