Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSTITUSI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Civic Educatin

Dosen Pengampu:

Eli Wulandari, M.Pd

Disusun Oleh:

Syafira Nur Arisafitri 2211102014

Zaini Ghani 2211102119

Maso Sareh 2211102124

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS

SAMARINDA

2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dan tak
lupa pula untuk selalu memanjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang mana telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Konstitusi”. Adapun makalah ini telah disusun dengan diusahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan referensi melalui internet berupa beberapa buku dan
jurnal sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah kali ini. Untuk itu tidak lupa
disampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak dan referensi-referensi yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ibu Eli Wulandari, M.Pd yang telah
membimbing dalam proses pembuatan makalah ini. Juga kepada teman-teman MPI lokal 3 yang
telah mendukung dan bekerjasama dalam penyusunan makalah ini.

Namun tidak lepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa terdapat kekurangan baik
dari segi penyusunan bahasa maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberikan kritik dan
saran guna penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan
manfaat bagi pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Samarinda, 23 Februari 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN..........................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................5

BAB II.............................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.............................................................................................................................6

2.1 Konsep Dasar Konstitusi........................................................................................................6

2.2 Konstitusi Demokratis............................................................................................................8

2.3 Sejarah Lahirnya Institusi di Indonesia..................................................................................9

2.4 Perubahan Konstitusi...........................................................................................................11

BAB III.........................................................................................................................................12

PENUTUP....................................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................12

3.2 Saran.....................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konstitusi dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada
pemerintahan negara yang biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Dalam kasus
bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum,
istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-
prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan struktur,
prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya. Konstitusi
umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada warga masyarakatnya. Istilah konstitusidapat
diterapkan kepada seluruh hukum yang mendefinisikan fungsi pemerintahan negara.Dengan
demikian konstitusi memiliki arti; permulaan dari segala peraturan mengenai suatu Negara.
Pada umumnya langkah awal untuk mempelajari hukum tata negara dari suatu negara dimulai
dari konstitusi negara bersangkutan. Mempelajari konstitusi berarti juga mempelajari hukum
tata negara dari suatu negara, sehingga hukum tata negara disebut juga dengan constitutional
law. Istilah Constitutional Law di Inggris menunjukkan arti yang sama dengan hukum tata
negara. Penggunaan istilah Constitutional Law didasarkan atas alasan bahwa dalam hukum
tata Negara unsur konstitusi lebih menonjol.

Dengan demikian suatu konstitusi memuat aturan atau sendi-sendi pokok yang bersifat
fundamental untuk menegakkan bangunan besar yang Bernama “Negara”. Karena sifat nya
yang fundamental ini maka aturan ini harus kuat dan tidak boleh mudah berubah-ubah.
Dengan kata lain aturan fundamental itu harus tahan uji terhadap kemungkinan untuk diubah-
ubah berdasarkan kepentingan jangka pendek yang bersifat sesaat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Konsep Dasar Institusi?
2. Jelaskan Konstitusi Demokratis!

4
3. Jelaskan Sejarah Lahirnya Konstitusi Di Indonesia!

4. Bagaimana Perubahan Konstitusi di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujjuan kami dalam menyusun makalah ini adalah untuk mengetahui konsep dasar
konstitusi, untuk mengetahui konstitusi demokratis sejarah, untuk mengetahui sejarah
lahirnya konstitusi di Indonesia, dan perubahan konstitusi, serta untuk memenuhi tugas
dalam perkuliahan agar kami khususnya dan Mahasiswa umumnya mampu memahami
tentang konstitusi.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Institusi


Pengertian dan Konsep Dasar Konstitusi Istilah dalam bahasa Inggris “constitution” atau
dalam bahasa Belanda “constitutie “ secara harafiah sering diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia UndangUndang Dasar. Permasalahannya penggunaan istilah Undang-Undang Dasar
adalah bahwa kita langsung membayangkan sesuatu naskah tertulis. Padahal istilah
constitution bagi banyak sarjana Ilmu Politik merupakan sesuatu yang lebih luas, yaitu
keseluruhan peraturan-peraturan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang mengatur
secara mengikat cara-cara bagimana suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu
masyarakat. Kebiasaan menerjemahkan istilah constitution menjadi Undang-Undang Dasar,
hal ini sesuai dengan kebiasaan orang Belanda dan Jerman, yang dalam percakapan sehari-
hari memakai kata “Grondwet” (Grond = dasar, wet = Undang-Undang) dan grundgesetz
(Grund = dasar, gesetz = Undang-Undang) yang keduanya menunjukkan naskah tertulis .1

Pengertian konstitusi dalam praktek ketatanegaraan umumnya dapat mempunyai dua arti :

a) lebih luas daripada undang-undang dasar


b) sama dengan pengertian undang-undang dasar

Kata konstitusi dapat mempunyai arti lebih luas daripada pengertian Undang-Undang
Dasar, karena pengertian Undang-Undang Dasar hanya meliputi naskah tertulis saja dan
disamping itu masih terdapat konstitusi yang tidak tertulis, yang tidak tercakup dalam
Undang-Undang Dasar.2 Para penyusun Undang-Undang Dasar 1945 menganut arti konstitusi
lebih luas daripada Undang-Undang Dasar, sebab dalam Penjelasan Undang-Undang Dasar
1945 dikatakan: ”Undang-Undang Dasar suatu negara ialah hanya sebagian dari hukumnya
dasar negara itu. Undang-Undang Dasar adalah hukum yang tertulis, sedang di sampingnya
1
Miriam Budiardjo, 2007: 95
2
Kaelan, 2004:180

6
Undang-Undang Dasar berlaku juga Hukum Dasar yang tidak tertulis, ialah aturan-aturan
dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan negara, meskipun tidak
tertulis”. Namun dalam masa Republik Indonesia Serikat 27 Desember 1949-17 Agustus
1950, penyusun Konstitusi RIS menerjemahkan secara sempit istilah konstitusi sama dengan
Undang-Undang Dasar. Hal ini terbukti dengan disebutnya istilah Konstitusi Republik
Indonesia Serikat bagi Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat.3

Menurut E.C.S Wade dalam bukunya “Constitutional Law”4

Undang-Undang Dasar adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok
dari badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-
badan tersebut. Ditinjau dari segi kekuasaan maka Undang-Undang Dasar dapat dipandang
sebagai lembaga atau kumpulan asas-asas yang menetapkan bagaimana kekuasaan itu dibagi
antara beberapa lembaga kenegaraan. Mengacu konsep Trias politika kekuasaan dibagi antara
badan eksekutif, legislatif dan yudikatif. Undang-Undang Dasar menentukan bagaimana
pusat-pusat kekuasaan itu bekerjasama dan menyesuaikan diri satu sama lain; Undang-
Undang Dasar merekam hubungan-hubungan kekuasaan dalam suatu negara. Dalam negara
yang menganut asas demokrasi konstitusional Undang-Undang Dasar mempunyai fungsi yang
khas yaitu membatasi kekuasaan pemerintahan sedemikian rupa sehingga penyelenggara
kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Sehingga hak-hak warga negara diharapkan
terlindungi . Pembatasan-pembatasan ini tercermin dalam Undang-Undang Dasar. Jadi dalam
anggapan ini Undang-Undang Dasar mempunyai fungsi yang khusus dan merupakan
perwujudan atau manifestasi dari hukum yang tertinggi yang harus ditaati, bukan hanya oleh
rakyat, tetapi oleh pemerintah serta penguasa sekalipun.

Setiap Undang-Undang Dasar memuat ketentuan-ketentuan mengenai soal-soal sebagai


berikut:

a. Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislatif, eksekutif


dan yudikatif, dalam Negara federal pembagian kekuasaan antara pemerintah federal
dengan pemerintah negara bagian; prosedur penyelesaian masalah pelanggaran
yurisdiksi oleh salah satu badan pemerintah dan sebagainya.
3
Totopandoyo, 1981: 25-26).
4
Miriam Budiardjo, 2007, 96

7
b. Hak-hak asasi manusia.
c. Prosedur mengubah Undang-Undang Dasar
d. Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari undang-undang
dasar. Hal ini untuk menghindari terulangnya kembali hal-hal yang baru saja diatasi.
e. Memuat cita-cita rakyat dan asas asas Ideologi Negara5

Undang-Undang Dasar 1945 mengandung semangat dan merupakan perwujudan dari


pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,
merupakan rangkaian kesatuan pasal-pasal yang bulat dan terpadu. Di dalamnya menurut
Noor MS Bakry berisi materi yang pada dasarnya dapat dibedakan antara empat hal, yaitu:

a. Pengaturan tentang fungsi sistem pemerintahan negara.


b. Ketentuan fungsi dan kedudukan lembaga negara
c. Hubungan antara negara dengan warga negaranya.
d. Ketentuan hal-hal lain sebagai pelengkap.

2.2 Konstitusi Demokratis


Dalam paham konstitusi demokratis dijelaskan bahwa isi konstitusi meliputi:
a. Anatomi kekuasaan (kekuasaan politik) tunduk pada hukum.
b. Jaminan dan perlindungan hak-hak asasi manusia.
c. Peradilan yang bebas dan mandiri.
d. Pertanggungjawaban kepada rakyat (akuntabilitas publik) sebagai sendi utama dari asas
kedaulatan rakyat.

Keempat cakupan isi konstitusi di atas merupakan dasar utama dari suatu pemerintah yang
konstitusional. Namun demikian, indikator suatu negara atau pemerintah disebut demokratis
tidaklah tergantung pada konstitusinya. Sekalipun konstitusinya telah menetap kanaturan dan
prinsip-prinsip diatas, jika tidak diimplementasikan dalam praktik penyelenggaraan tata
pemerintahan, ia belum bisa dikatakan sebagai negara yang konstitusional atau menganut
paham konstitusi demokrasi. Tujuan-tujuan adanya konstitusi tersebut, secara ringkas dapat
diklasifikasikan menjadi tiga tujuan, yaitu:

5
Miriam Budiardjo, 2007 , hal 101.

8
a. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan pembatasan sekaligus pengwasan
terhadap kekuasaan politik
b. Konstitusi bertujuan untuk melepaskan control kekuasaan dari penguasa sendiri;
c. Konstitusi berjuan memberikan batasanbatasan ketetapan bagi para penguasa
dalammenjalankan kekuasaannya.

2.3 Sejarah Lahirnya Institusi di Indonesia


Sejarah Indonesia mencatat secara materil lahirnya konstitusi pertama Negara Republik
Indonesia bersumber pada Proklamasi 17 Agustus 1945. Indonesia melalui Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sehari setelah kemerdekaan, yakni pada tanggal 18 Agustus
1945 bertindak atas prakarsa sendiri tanpa campur tangan Jepang, menetapkan Undang-
Undang Dasar 19456. Sejak berlakunya, Undang-Undang Dasar 1945 menjadi sebuah
konstitusi di Indonesia.

Konstitusi di Indonesia dalam perjalanannya mengalami beberapa kali perubahan yang


berdampak pada sistem pemerintahan di Indonesia yang turut berubah karena kondisi dan
alasan yang ada pada waktu itu. Indonesia sempat merubah konstitusinya mulai dari UUD
1945 yang menganut sistem pemerintahan presidensial menjadi Konstitusi Republik Indonesia
Serikat pada tahun 1949 yang menganut sistem pemerintahan parlementer semua kemudian
berubah lagi menjadi UUD Sementara pada tahun 1950 yang menganut sistem pemerintahan
parlementer dan dirubah kembali lagi menjadi UUD 1945 yang menganut sistem
pemerintahan presidensial melalui dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959.7 Perubahan konstitusi di
Indonesia berakhir saat memasuki era reformasi.

Pada era reformasi Undang-Undang Dasar Negara RI 1945 mengalami beberapa kali
amandemen yaitu amandemen pertama pada tanggal 19 Oktober 1999, amandemen kedua
pada tanggal 18 Agustus 2000, amandemen ketiga pada tanggal 10 November 2001, dan
amandemen keempat pada tanggal 10 Agustus 2002.8

6
I Dewa Gede Atmaja, 2012, ” Hukum Konstitusi Problematika Konstitusi Indonesia Sesudah Perubahan UUD
1945”, (Malang: Setara Press) hal 114.

7
Bryan Hawindo 2014, “Sistem Pemerintah Indonesia Dari Masa ke Masa”.

8
I Dewa Gede Atmaja, Op.cit, hal 117.

9
Berdasarkan Pembukaan UUD Negara RI 1945 alinea keempat dan pasal 1 ayat (1) UUD
Negara RI 19459 dan pasal 1 ayat (1) UUD Negara RI 1945, dapat disimpulkan bahwa bentuk
negara Indonesia adalah kesatuan, bentuk pemerintahannya adalah republik dan berkedaulatan
rakyat. Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan10
Dengan demikian, sistem pemerintahan di Indonesia dikatakan menganut Sistem
Pemerintahan Presidensial. Apabila dicermati dari ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial, 11
UUD Negara RI 194512 jelas menunjukkan bahwa Indonesia menganut sistem pemerintahan
presidensial, ditambah dengan pemegang kekuasaan eksekutif tunggal (Presiden) tidak
bertanggung jawab kepada badan perwakilan rakyat, melainkan langsung kepada rakyat
pemilih karena Presiden dipilih langsung oleh rakyat dan Presiden tidak lagi tunduk dan
bertanggungjawab kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

2.4 Perubahan Konstitusi


Perubahan konstitusi seiring waktu akan terjadi pada tiap-tiap konstitusi yang ada.
Pertama, tiap-tiap zaman memiliki keunikannya dan permasalahannya masing-masing,

9
Dalam UUD Negara RI 1945 pasal 1 ayat (1) yang berbunyi, "Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk republik.

10
Dalam UUD Negara RI 1945 pasal 4 ayat (1) yang berbunyi, "Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar”.

11
Menurut I Dewa Gede Atmaja, ciri-ciri sistem pemerintahan Presidensial, menganut prinsip-prinsip, yaitu
Presiden di samping sebagai Kepala Negara juga Kepala Pemerintahan, Presiden memegang kekuasaan eksekutif
secara real, Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen, Presiden dibantu oleh Menteri-Menteri yang
diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dan Eksekutif dan legislatif kedudukannya sejajar dan sama-sama kuat,
Presiden tidak dapat dijatuhkan oleh Parlemen dan sebaliknya Presiden tidak dapat dibubarkan Parlemen. Periksa I
Dewa Gede Atmaja, Op.cit, halaman 181.

12
Dalam pasal 4 ayat (1) UUD Negara RI 1945 disebutkan bahwa “Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan pemerintah menurut Undang-Undang Dasar”.

10
sehingga apa yang dirasa perlu untuk diatur dalam konstitusi pada waktu tertentu bisa jadi
pada waktu kemudian sudah tidak relevan lagi. Kedua, ada hal-hal yang dari awal semestinya
memang penting untuk diatur dalam konstitusi akan tetapi hal tersebut lupt dari perhatian,
sehingga hal demikian menuntut perubahan konstitusi.

Perubahan-perubahan konstitusi yang ada menarik untuk dipertanyakan; apakah perubahan


konstitusi merupakan permasalahan politik atau hukum?. Mengeani jawaban atas hal
demikian kiranya perlu juga kita untuk menggali ciri utama dari keduanya. Ciri utama dari
politik adalah kepentingan. Bahwa dalam ungkapan politis yang terkenal “tidak ada kawan
dan lawan yang abadi yang ada hanyalah kepentingan yang abadi”. Hal demikian tentu
merupakan ciri utama dari politik yaitu kepentingan abadi. Dan perlu diingat bahwa yang
namanya kepentingan sifatnya sangat dinamis sekali, artinya bisa berubaha-ubah. Sedangkan
hukum sebaliknya, bahwa dalam hukum ada ketentuan-ketentuan atau norma-norma dasar
yang harus diikuti yang bersifat keharusan, selain itu hukum ini sifatnya lebih dominan statis.
Mengenai perubahan konstitusi merupakan permasalahan hukum atau politik kiranya kita
dapat melihat pendapat Sri Soemantri sebagai salah satu ahli hukum tata negara Indonesia.
menurut Sri Soemantri bahwa perubahan konstitusi merupakan permasalahan hukum yang
mengandung aspek politik.13

BAB III

PENUTUP

13
Soewoto Mulyosudarmio, Pembaharuan, hal 84

11
3.1 Kesimpulan
Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan kondisi
masyarakat ada saat itu. Pada zaman Yunani Kuno para ahli filsafat negara
merumuskan pengertian negara secara beragam. Aristoteles merumuskan negara dalam
bukunya Politica, yang disebutnya sebagai negara polis. Konstitusi atau Undang-Undang
Dasar (Bahasa latin :constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan
hukum bentukan pada pemerintahan negara biasanya dikodifikasikan sebagai
dokumentertulis.

Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya menjabarkan
prinsip-prinsip yang menjadi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya. Konstitusi Negara
Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kalidisahkan oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18Agustus 1945. Dalam tata
susunan peraturan perundang-undangan Negara, UUD 1945 menempati tempatan tertinggi.
Amandemen. Perubahan yang dilakukan merupakan ada sisipan dari konstitusi yang asli.
Konstitusi yang asli tetap berlaku. Adapun bagian yang diamandemen merupakan
atau menjadi bagian dari konstitusinya.

3.2 Saran
Terkait hal tersebut, maka penulis harap untuk seluruh Mahasiswa bahwa memahami
beberapa hal diantaranya yaitu dalam hal mengetahui konsep dasar institusi, konstitusi
demokratis sejarah lahirnya konstitusi di Indonesia, perubahan konstitusi. Berharap kepada
seluruh Mahasiswa dapat diterapkan pada pelajaran yang mudah ditemui atau diamati dalam
kehidupan dunia nyata, serta hendaknya para Mahasiswa dapat menambahkan wawasan
mengenai apa yang sudah dibahas melalui makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Totopandoyo, 1981:
Miriam Budiardjo, 2007, 96
Miriam Budiardjo, 2007: 95

12
Kaelan, 2004:180
Miriam Budiardjo, 2007 , hal 101.
Soewoto Mulyosudarmio, Pembaharuan, hal 84
I Dewa Gede Atmaja, 2012, ” Hukum Konstitusi Problematika Konstitusi Indonesia Sesudah
Perubahan UUD 1945”, (Malang: Setara Press) hal 114.

Bryan Hawindo 2014, “Sistem Pemerintah Indonesia Dari Masa ke Masa”.

13

Anda mungkin juga menyukai