KONSTITUSI
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
SAMARINDA
2023
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dan tak
lupa pula untuk selalu memanjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang mana telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Konstitusi”. Adapun makalah ini telah disusun dengan diusahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan referensi melalui internet berupa beberapa buku dan
jurnal sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah kali ini. Untuk itu tidak lupa
disampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak dan referensi-referensi yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ibu Eli Wulandari, M.Pd yang telah
membimbing dalam proses pembuatan makalah ini. Juga kepada teman-teman MPI lokal 3 yang
telah mendukung dan bekerjasama dalam penyusunan makalah ini.
Namun tidak lepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa terdapat kekurangan baik
dari segi penyusunan bahasa maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberikan kritik dan
saran guna penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan
manfaat bagi pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
BAB III.........................................................................................................................................12
PENUTUP....................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................12
3.2 Saran.....................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan demikian suatu konstitusi memuat aturan atau sendi-sendi pokok yang bersifat
fundamental untuk menegakkan bangunan besar yang Bernama “Negara”. Karena sifat nya
yang fundamental ini maka aturan ini harus kuat dan tidak boleh mudah berubah-ubah.
Dengan kata lain aturan fundamental itu harus tahan uji terhadap kemungkinan untuk diubah-
ubah berdasarkan kepentingan jangka pendek yang bersifat sesaat.
4
3. Jelaskan Sejarah Lahirnya Konstitusi Di Indonesia!
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian konstitusi dalam praktek ketatanegaraan umumnya dapat mempunyai dua arti :
Kata konstitusi dapat mempunyai arti lebih luas daripada pengertian Undang-Undang
Dasar, karena pengertian Undang-Undang Dasar hanya meliputi naskah tertulis saja dan
disamping itu masih terdapat konstitusi yang tidak tertulis, yang tidak tercakup dalam
Undang-Undang Dasar.2 Para penyusun Undang-Undang Dasar 1945 menganut arti konstitusi
lebih luas daripada Undang-Undang Dasar, sebab dalam Penjelasan Undang-Undang Dasar
1945 dikatakan: ”Undang-Undang Dasar suatu negara ialah hanya sebagian dari hukumnya
dasar negara itu. Undang-Undang Dasar adalah hukum yang tertulis, sedang di sampingnya
1
Miriam Budiardjo, 2007: 95
2
Kaelan, 2004:180
6
Undang-Undang Dasar berlaku juga Hukum Dasar yang tidak tertulis, ialah aturan-aturan
dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan negara, meskipun tidak
tertulis”. Namun dalam masa Republik Indonesia Serikat 27 Desember 1949-17 Agustus
1950, penyusun Konstitusi RIS menerjemahkan secara sempit istilah konstitusi sama dengan
Undang-Undang Dasar. Hal ini terbukti dengan disebutnya istilah Konstitusi Republik
Indonesia Serikat bagi Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat.3
Undang-Undang Dasar adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok
dari badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-
badan tersebut. Ditinjau dari segi kekuasaan maka Undang-Undang Dasar dapat dipandang
sebagai lembaga atau kumpulan asas-asas yang menetapkan bagaimana kekuasaan itu dibagi
antara beberapa lembaga kenegaraan. Mengacu konsep Trias politika kekuasaan dibagi antara
badan eksekutif, legislatif dan yudikatif. Undang-Undang Dasar menentukan bagaimana
pusat-pusat kekuasaan itu bekerjasama dan menyesuaikan diri satu sama lain; Undang-
Undang Dasar merekam hubungan-hubungan kekuasaan dalam suatu negara. Dalam negara
yang menganut asas demokrasi konstitusional Undang-Undang Dasar mempunyai fungsi yang
khas yaitu membatasi kekuasaan pemerintahan sedemikian rupa sehingga penyelenggara
kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Sehingga hak-hak warga negara diharapkan
terlindungi . Pembatasan-pembatasan ini tercermin dalam Undang-Undang Dasar. Jadi dalam
anggapan ini Undang-Undang Dasar mempunyai fungsi yang khusus dan merupakan
perwujudan atau manifestasi dari hukum yang tertinggi yang harus ditaati, bukan hanya oleh
rakyat, tetapi oleh pemerintah serta penguasa sekalipun.
7
b. Hak-hak asasi manusia.
c. Prosedur mengubah Undang-Undang Dasar
d. Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari undang-undang
dasar. Hal ini untuk menghindari terulangnya kembali hal-hal yang baru saja diatasi.
e. Memuat cita-cita rakyat dan asas asas Ideologi Negara5
Keempat cakupan isi konstitusi di atas merupakan dasar utama dari suatu pemerintah yang
konstitusional. Namun demikian, indikator suatu negara atau pemerintah disebut demokratis
tidaklah tergantung pada konstitusinya. Sekalipun konstitusinya telah menetap kanaturan dan
prinsip-prinsip diatas, jika tidak diimplementasikan dalam praktik penyelenggaraan tata
pemerintahan, ia belum bisa dikatakan sebagai negara yang konstitusional atau menganut
paham konstitusi demokrasi. Tujuan-tujuan adanya konstitusi tersebut, secara ringkas dapat
diklasifikasikan menjadi tiga tujuan, yaitu:
5
Miriam Budiardjo, 2007 , hal 101.
8
a. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan pembatasan sekaligus pengwasan
terhadap kekuasaan politik
b. Konstitusi bertujuan untuk melepaskan control kekuasaan dari penguasa sendiri;
c. Konstitusi berjuan memberikan batasanbatasan ketetapan bagi para penguasa
dalammenjalankan kekuasaannya.
Pada era reformasi Undang-Undang Dasar Negara RI 1945 mengalami beberapa kali
amandemen yaitu amandemen pertama pada tanggal 19 Oktober 1999, amandemen kedua
pada tanggal 18 Agustus 2000, amandemen ketiga pada tanggal 10 November 2001, dan
amandemen keempat pada tanggal 10 Agustus 2002.8
6
I Dewa Gede Atmaja, 2012, ” Hukum Konstitusi Problematika Konstitusi Indonesia Sesudah Perubahan UUD
1945”, (Malang: Setara Press) hal 114.
7
Bryan Hawindo 2014, “Sistem Pemerintah Indonesia Dari Masa ke Masa”.
8
I Dewa Gede Atmaja, Op.cit, hal 117.
9
Berdasarkan Pembukaan UUD Negara RI 1945 alinea keempat dan pasal 1 ayat (1) UUD
Negara RI 19459 dan pasal 1 ayat (1) UUD Negara RI 1945, dapat disimpulkan bahwa bentuk
negara Indonesia adalah kesatuan, bentuk pemerintahannya adalah republik dan berkedaulatan
rakyat. Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan10
Dengan demikian, sistem pemerintahan di Indonesia dikatakan menganut Sistem
Pemerintahan Presidensial. Apabila dicermati dari ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial, 11
UUD Negara RI 194512 jelas menunjukkan bahwa Indonesia menganut sistem pemerintahan
presidensial, ditambah dengan pemegang kekuasaan eksekutif tunggal (Presiden) tidak
bertanggung jawab kepada badan perwakilan rakyat, melainkan langsung kepada rakyat
pemilih karena Presiden dipilih langsung oleh rakyat dan Presiden tidak lagi tunduk dan
bertanggungjawab kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
9
Dalam UUD Negara RI 1945 pasal 1 ayat (1) yang berbunyi, "Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk republik.
10
Dalam UUD Negara RI 1945 pasal 4 ayat (1) yang berbunyi, "Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar”.
11
Menurut I Dewa Gede Atmaja, ciri-ciri sistem pemerintahan Presidensial, menganut prinsip-prinsip, yaitu
Presiden di samping sebagai Kepala Negara juga Kepala Pemerintahan, Presiden memegang kekuasaan eksekutif
secara real, Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen, Presiden dibantu oleh Menteri-Menteri yang
diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dan Eksekutif dan legislatif kedudukannya sejajar dan sama-sama kuat,
Presiden tidak dapat dijatuhkan oleh Parlemen dan sebaliknya Presiden tidak dapat dibubarkan Parlemen. Periksa I
Dewa Gede Atmaja, Op.cit, halaman 181.
12
Dalam pasal 4 ayat (1) UUD Negara RI 1945 disebutkan bahwa “Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan pemerintah menurut Undang-Undang Dasar”.
10
sehingga apa yang dirasa perlu untuk diatur dalam konstitusi pada waktu tertentu bisa jadi
pada waktu kemudian sudah tidak relevan lagi. Kedua, ada hal-hal yang dari awal semestinya
memang penting untuk diatur dalam konstitusi akan tetapi hal tersebut lupt dari perhatian,
sehingga hal demikian menuntut perubahan konstitusi.
BAB III
PENUTUP
13
Soewoto Mulyosudarmio, Pembaharuan, hal 84
11
3.1 Kesimpulan
Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan kondisi
masyarakat ada saat itu. Pada zaman Yunani Kuno para ahli filsafat negara
merumuskan pengertian negara secara beragam. Aristoteles merumuskan negara dalam
bukunya Politica, yang disebutnya sebagai negara polis. Konstitusi atau Undang-Undang
Dasar (Bahasa latin :constitutio) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan
hukum bentukan pada pemerintahan negara biasanya dikodifikasikan sebagai
dokumentertulis.
Hukum ini tidak mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya menjabarkan
prinsip-prinsip yang menjadi dasar bagi peraturan-peraturan lainnya. Konstitusi Negara
Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kalidisahkan oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18Agustus 1945. Dalam tata
susunan peraturan perundang-undangan Negara, UUD 1945 menempati tempatan tertinggi.
Amandemen. Perubahan yang dilakukan merupakan ada sisipan dari konstitusi yang asli.
Konstitusi yang asli tetap berlaku. Adapun bagian yang diamandemen merupakan
atau menjadi bagian dari konstitusinya.
3.2 Saran
Terkait hal tersebut, maka penulis harap untuk seluruh Mahasiswa bahwa memahami
beberapa hal diantaranya yaitu dalam hal mengetahui konsep dasar institusi, konstitusi
demokratis sejarah lahirnya konstitusi di Indonesia, perubahan konstitusi. Berharap kepada
seluruh Mahasiswa dapat diterapkan pada pelajaran yang mudah ditemui atau diamati dalam
kehidupan dunia nyata, serta hendaknya para Mahasiswa dapat menambahkan wawasan
mengenai apa yang sudah dibahas melalui makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Totopandoyo, 1981:
Miriam Budiardjo, 2007, 96
Miriam Budiardjo, 2007: 95
12
Kaelan, 2004:180
Miriam Budiardjo, 2007 , hal 101.
Soewoto Mulyosudarmio, Pembaharuan, hal 84
I Dewa Gede Atmaja, 2012, ” Hukum Konstitusi Problematika Konstitusi Indonesia Sesudah
Perubahan UUD 1945”, (Malang: Setara Press) hal 114.
13