Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARNEGARAAN

(KONSTITUSI)

DOSEN PENGAMPU :
Kusdibyo, S.E, M.M.

PRODI :
TRANSPORTASI / C

Disusun oleh :
JIFZI RIFANOV (222304051)
JOZHEY DEVRIADY (222304052)
JUAN WAHYU (222304053)
KEVIN (222304054)

UNIVERSITAS MARITIM AMNI SEMARANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TRANSPORTASI
2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang telah memberikan hikmah,
hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah ini yang berjudul
“KONSTITUSI” ini dapat terselesaikan. Kami juga berterima kasih kepada Bapak
Kusdibyo, SE, MM yang memberikan tugas ini untuk pembelajaran dan penilaian untuk
mata kuliah Pancasila ini.
Dalam makalah ini kami akan membahas masalah mengenai “Pancasila Sebagai
DasarNegara” karena sangat penting untuk kita ketahui apa itu Pancasila dan kami juga
akan membahas lebih detil tentang Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945 . Kami menyadari sepenuhnya, bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun
menuju kesempurnaan dari pada pembaca untuk kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

Semarang, 20 November 2022


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................................. 2
BAB II..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
A. Apakah konstitusi itu.................................................................................... 3
B. Bagaimana peranan konstitusi di Indonesia....................................................4
BAB III.................................................................................................................. 5
PENUTUP............................................................................................................. 5
A. Kesimpulan..................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................6


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konstitusi dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada
pemerintahan negara yang biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Dalam
kasus bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik
danhukum, istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional
sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam
bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada
umumnya, Konstitusiumumnya merujuk pada penjaminan hak kepada warga
masyarakatnya. Istilah konstitusidapat diterapkan kepada seluruh hukum yang
mendefinisikan fungsi pemerintahan negara.

Dengan demikian konstitusi memiliki arti; permulaan dari segala peraturan mengenai
suatu Negara. Pada umumnya langkah awal untuk mempelajari hukum tata negara dari
suatu negara dimulai dari konstitusi negara bersangkutan. Mempelajari konstitusi berarti
juga mempelajari hukum tata negara dari suatu negara, sehingga hukum tata negara
disebut juga dengan constitutional law. Istilah Constitutional Law di Inggris
menunjukkan arti yang samadengan hukum tata negara. Penggunaan istilah
Constitutional Law didasarkan atas alasan bahwa dalam hukum tata Negara unsur
konstitusi lebih menonjol.

Dengan demikian suatu konstitusi memuat aturan atau sendi-sendi pokok yang
bersifat fundamental untuk menegakkan bangunan besar yang bernama “Negara”.
Karena sifatnya yang fundamental ini maka aturan ini harus kuat dan tidak boleh mudah
berubah-ubah. Dengan kata lain aturan fundamental itu harus tahan uji terhadap
kemungkinan untukdiubah-ubah berdasarkan kepentingan jangka pendek yang bersifat
sesaat.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:

a.Apakah konstitusi itu?

b.Bagaimana peranan konstitusi di Indonesia ?

C. Tujuan

a. Untuk mengetahui apakah konstitusi itu


b. Untuk mengetahui bagaimana peranan konstitusi di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan pentingnya konstitusi


Unsur pokok dalam pelajaran hukum tata negara adalah konstitusi. Artinya jika akan
mempelajari hukum tata negara maka yang utama adalah konstitusi atau hukum dasar
negara. Konstitusi secara harfiah berarti pembentukan yang berasal dari bahasa
Perancis ”constituir” yang berarti membentuk. Secara istilah berarti pearturan dasar
(awal) mengenai pembentukan negara. Dalam bahasa belanda desebut grondwet,
sedangkan dalam bahasa indonesia disebut konstitusi. Dengan arti kata ini maka
konstitusi memuat aturan-aturan pokok (fundamental) mengenai seni-sendi yang
diperlukan untuk berdirinya suatu negara.

Konstitusi pada umumnya bersifat kodifikasi yaitu sebuah dokumen yang berisian
aturan-aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan negara, namun dalam
pengertian ini, konstitusi harus diartikan dalam artian tidak semuanya berupa dokumen
tertulis (formal). Namun menurut para ahli ilmu hukum maupun ilmu politik konstitusi
harus diterjemahkan termasuk kesepakatan politik, negara, kekuasaan, pengambilan
keputusan, kebijakan dan distibusi maupun alokasi, Konstitusi bagi organisasi
pemerintahan negara yang dimaksud terdapat beragam bentuk dan kompleksitas
strukturnya, terdapat konstitusi politik atau hukum akan tetapi mengandung pula arti
konstitusi ekonomi.
Dewasa ini, istilah konstitusi sering di identikkan dengan suatu kodifikasi atas dokumen
yang tertulis dan di Inggris memiliki konstitusi tidak dalam bentuk kodifikasi akantetapi
berdasarkan pada yurisprudensi dalam ketatanegaraan negara Inggris dan mana pula juga
Konstitusi Istilah konstitusi berasal dari bahasa inggris yaitu “Constitution” dan berasal
dari bahasa belanda “constitue” dalam bahasa latin (contitutio,constituere) dalam bahasa
prancis yaitu “constiture” dalam bahsa jerman “vertassung” dalam ketatanegaraan RI
diartikan sama dengan Undang undang dasar. Konstitusi / UUD dapat diartikan peraturan
dasar dan yang memuat ketentuan-ketentuan pokok dan menjadi satu sumber perundang
Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia. Konstitusi adalah keseluruhan peraturan
baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara suatu
pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakata negara.
1. Pengertian konstitusi menurut para ahli
a. K. C. Wheare, konstitusi adalah keseluruhan sistem ketaatanegaraaan suatu
negarayang berupa kumpulan peraturan yang membentuk mengatur /memerintah dalam
pemerintahan suatu negara.

b.Herman heller, konstitusi mempunyai arti luas daripada UUD. Konstitusi tidak hanya
bersifat yuridis tetapi juga sosiologis dan politis.

c. Lasalle, konstitusi adalah hubungan antara kekuasaaan yang terdapat di


dalammasyarakat seperti golongan yang mempunyai kedudukan nyata di dalam
masyarakatmisalnya kepala negara angkatan perang, partai politik dsb.
d. L.j Van Apeldoorn, konstitusi memuat baik peraturan tertulis maupun peraturan
taktertulis.

e. Koernimanto soetopawiro, istilah konstitusi berasal dari bahasa latin cisme yang
berarati bewrsama dengan dan statute yang berarti membuat sesuatu agar berdiri.
Jadikonstitusi berarti menetapkan secara bersama.

f. Carl schmitt membagi konstitusi dalam 4 pengertian yaitu:


1.Konstitusi dalam arti absolut mempunyai 4 sub pengertian yaitu;
 Konstitusi sebagai kesatuan organisasi yang mencakup hukum dansemua
organisasi yang ada di dalam negara.
 Konstitusi sebagai bentuk Negara.
 Konstitusi sebagai faktor integrasi.
 Konstitusi sebagai sistem tertutup dari norma hukum yang tertinggi didalam
negara2.

2. Tujuan konstitusi
Tujuan konstitusi yaitu:
a. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang– wenang maksudnya
tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi tidak akan berjalan dengan baik dan bisa
saja kekuasaan penguasa akan merajalela Dan bisa merugikan rakyat banyak.
b. Melindungi Ham maksudnya setiap penguasa berhak menghormati Ham orang laindan
hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal melaksanakan haknya.
c. Pedoman penyelengaraan negara maksudnya tanpa adanya pedoman konstitusi negara
kita tidak akan berdiri dengan kokoh.

3. Nilai konstitusi
Nilai konstitusi yaitu:
a. Nilai normatif adalah suatu konstitusi yang resmi diterima oleh suatu bangsa dan
bagimereka konstitusi itu tidak hanya berlaku dalam arti hukum (legal), tetapi juga nyata
berlaku dalam masyarakat dalam arti berlaku efgektif dan dilaksanakan secara murnidan
konsekuen
b. Nilai nominal adalah suatu konstitusi yang menurut hukum berlaku, tetrapi tidak
sempurna. Ketidak sempurnaan itu disebabkan pasal–pasal tertentu tidak berlaku /tidak
seluruh pasal–pasal yang terdapat dalam UUD itu berlaku bagi seluruh wilayah negara.
c. Nilai semantik adalah suatu konstitusi yang berlaku hanya untuk kepentingan penguasa
saja. Dalam memobilisasi kekuasaan, penguasa menggunakan konstitusisebagai alat untuk
melaksanakan kekuasaan politik.

4. Macam-macam konstitusi
Macam–macam konstitusi diantaranya adalah:
a. Menurut CF. Strong konstitusi terdiri Konstitusi tertulis (dokumentary constiutution
/writen dari: constitution) adalah aturan–aturan pokok dasar negara , bangunannegara
dan tata negara, demikian juga aturan dasar lainnya yang mengatur perikehidupan suatu
bangsa di dalam persekutuan hukum negara. Konstitusi tidaktertulis /
konvensi(nondokumentary constitution) adalah berupa kebiasaanketatanegaraan yang
sering timbul. Adapun syarat–syarat konvensi yakni diakui dandipergunakan berulang-
ulang dalam praktik penyelenggaraan Negara, tidak bertentangan dengan UUD 1945,
memperhatikan pelaksanaan UUD 1945.
secara teoritis konstitusi dibedakan menjadi:
1) konstitusi politik adalah berisi tentang norma- norma dalam penyelenggaraan negara,
hubungan rakyat dengan pemerintah, hubuynganantar lembaga negara.
2) Konstitusi sosial adalah konstitusi yang mengandung cita–cita sosial bangsa,
rumusan filosofis negara, sistem sosial, sistem ekonomi, dansistem politik yang ingin
dikembangkan bangsa itu.
3) berdasarkan sifat dari konstitusi yaitu:
- Flexible / luwes apabila konstitusi / undang undang dasarmemungkinkan untuk
berubah sesuai dengan perkembangan.
- Rigid / kaku apabila konstitusi / undang undang dasar jika sulituntuk diubah.

b. Menurut Sri Sumantri konstitusi berisi 3 hal pokok yaitu:


-Jaminan terhadap Ham dan warga Negara.
-Susunan ketatanegaraan yang bersdifat fundamental.
-Pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan.

c. Menurut koerniatmanto soetopawiro, konstitusi berisi tentang:


-Pernyataan ideologis.
-Pembagian kekuasaan Negara.
-Jaminan HAM (hak asasi manusia).
-Perubahan konstitusi .
-Larangan perubahan konstitusi

5. Sejarah konstitusi
Secara umum terdapat dua macam konstitusi yaitu konstitusi tertulis dan konstitusi tak
tertulis. Dalam hal yang kedua ini, hampir semua negara di dunia memiliki konstitusi
tertulis atau undang-undang dasar (UUD) yang pada umumnya mengatur mengenai
pembentukan, pembagian wewenang dan cara bekerja berbagai lembaga kenegaraan serta
perlindungan hak azasi manusia. Negara yang dikategorikan sebagai negara yang tidak
memiliki konstitusi tertulis adalah Inggris dan Kanada. Di kedua negara ini, aturan dasar
terhadap semua lembaga-lembaga kenegaraan dan semua hak azasi manusia terdapat pada
adat kebiasaan dan jugatersebar di berbagai dokumen, baik dokumen yang relatif baru
maupun yang sudah sangat tua seperti Magna Charta yang berasal dari tahun 1215 yang
memuat jaminan hak-hak azasi manusia rakyat Inggris. Karena ketentuan mengenai
kenegaraan itu tersebar dalam berbagai dokumen atau hanya hidup dalam adat kebiasaan
masyarakat itulah maka Inggris masuk dalam kategori negara yang memiliki konstitusi
tidak tertulis.
Ada hampir semua konstitusi tertulis diatur mengenai pembagian kekuasaan berdasarkan
jenis-jenis kekuasaan, dan kemudian berdasarkan jenis kekuasaan itu dibentuklah
lembaga-lembaga negara. Dengan demikian, jenis kekuasaan itu perlu ditentukan terlebih
dahulu, baru kemudian dibentuk lembaga negara yang bertanggung jawab untuk
melaksanakan jenis kekuasaan tertentu itu. Beberapa sarjana mengemukakan
pandangannya mengenai jenis tugas atau kewenangan itu, salah satu yang paling
terkemuka adalah pandangan Montesquieu bahwa kekuasaan negara itu terbagi dalam tiga
jenis kekuasaan yang harus dipisahkan secara ketat.
Ketiga jenis kekuasaan itu adalah kekuasaan membuat peraturan perundangan (legislatif),
kekuasaan melaksanakan peraturan perundangan (eksekutif) dan kekuasaan kehakiman
(judikatif). Pandangan lain mengenai jenis kekuasaan yang perlu dibagi atau dipisahkan di
dalamkonstitusi dikemukakan oleh van Vollenhoven dalam buku karangannya Staatsrecht
over Zee. Ia membagi kekuasaan menjadi empat macam yaitu :
a. pemerintahan (bestuur)
b. perundang-undangan
c. kepolisian dan pengadilan.
Van Vollenhoven kemungkinan menilai kekuasaan eksekutif itu terlalu luas dan karenanya
perlu dipecah menjadi dua jenis kekuasaan lagi yaitu kekuasaan pemerintahan
dankekuasaan kepolisian. Menurutnya kepolisian memegang jenis kekuasaan untuk
mengawasi hal berlakunya hukum dan kalau perlu memaksa untuk melaksanakan
hukum.Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya Azas-azas Hukum Tata Negara di Indonesia
mendukung gagasan Van Vollenhoven ini, bahkan ia mengusulkan untuk menambah dua
lagi jenis kekuasaan negara yaitu kekuasaan Kejaksaan dan Kekuasaan untuk

memeriksakeuangan negara untuk menjadi jenis kekuasaan ke-lima dan ke-enam

Berdasarkan teori hukum ketatanegaraan yang dijelaskan diatas maka dapatdisimpulkan


bahwa jenis kekuasaan negara yang diatur dalam suatu konstitusi itu umumnya terbagi
atas enam dan masing-masing kekuasaan itu diurus oleh suatu badan atau
lemabagatersendiri yaitu:
1. kekuasaan membuat undang-undang (legislatif)
2. kekuasaan melaksanakan undang-undang (eksekutif)
3. kekuasaan kehakiman (judikatif)
4. kekuasaan kepolisian
5. kekuasaan kejaksaan
6. kekuasaan memeriksa keuangan Negara
6. Perubahan konstitusi di Indonesia.
Konstitusi suatu negara pada hakekatnya merupakan hukum dasar tertinggi yang memuat
hal-hal mengenai penyelenggaraan negara, karenanya suatu konstitusi harus memiliki sifat
yang lebih stabil dari pada produk hukum lainnya. Terlebih lagi jika jiwa dan semangat
pelaksanaan penyelenggaraan negara juga diatur dalam konstitusi
sehingga perubahan suatu konstitusi dapat membawa perubahan yang besar terhadap siste
m penyelenggaraan negara. 
Bisa jadi suatu negara yang demokratis berubah menjadi otoriter karena terjadi perubahan
dalam konstitusinya. Adakalanya keinginan rakyat untuk mengadakan perubahan
konstitusi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari. Hal ini terjadi apabila
mekanisme penyelenggaraan negara yang diatur dalam konstitusi yang berlaku dirasakan
sudah tidak sesuai lagi dengan aspirasi rakyat. Oleh karena itu, konstitusi biasanya
juga mengandung
ketentuan mengenai perubahan konstitusi itu sendiri, yang kemudian prosedurnya dibuat s
edemikian rupasehingga perubahan yang terjadi adalah benar-benar aspirasi rakyat dan
bukan berdasarkan keinginan semena-mena dan bersifat sementara atau pun keinginan dari
sekelompok orang belaka.
Pada dasarnya ada dua macam sistem yang lazim digunakan dalam praktek ketatanegaraan
di dunia dalam hal perubahan konstitusi. Sistem yang pertama adalah bahwa apabila suatu
konstitusi diubah, maka yang akan berlaku adalah konstitusi yang berlaku secara
keseluruhan (penggantian konstitusi). Sistem ini dianut oleh hampir semua negara didunia.
Sistem yang kedua ialah bahwa apabila suatu konstitusi diubah, maka konstitusi yang asli
tetap berlaku. Perubahan terhadap konstitusi tersebut merupakan amandemen
darikonstitusi yang asli tadi. Dengan perkataan lain, amandemen tersebut merupakan atau
menjadi bagian dari konstitusinya. Sistem ini dianut oleh Amerika Serikat.
Menurut C.F Strong ada empat macam prosedur perubahan kosntitusi:
a. Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh pemegang kekuasaan legislatif, akan
tetapyang dilaksanakan menurut pembatasan-pembatasan tertentu. Perubahan ini
terjadimelalui tiga macam kemungkinan,yakni:
1. Pertama, untuk mengubah konstitusi, sidang pemegang kekuasaan legislatifharus
dihadiri oleh sekurang-kurangnya sejumlah anggota tertentu (kuorum)yang ditentukan
secara pasti
2. Kedua, untuk mengubah konstitusi maka lembaga perwakilan rakyat harusdibubarkan
terlebih dahulu dan kemudian diselenggarakan pemilihan umum.Lembaga perwakilan
rakyat harus diperbaharui inilah yang kemudianmelaksanakan wewenangnya untuk
mengubah konstitusi.
3. Ketiga, adalah cara yang terjadi dan berlaku dalam sistem majelis dua kamar.Untuk
mengubah konstitusi, kedua kamar lembaga perwakilan rakyat harusmengadakan sidang
gabungan. Sidang gabungan inilah, dengan syarat-syaratseperti dalam cara pertama, yang
berwenang mengubah kosntitusi.

b. Perubahan konstitusi yang dilakukan rakyat melalui suatu referendum. Apabila ada
kehendak untuk mengubah kosntitusi maka lembaga negara yang diberi wewenang untuk
itu mengajukan usul perubahan kepada rakyat melalui suatu referendum
atau plebisit. Usul perubahan konstitusi yang dimaksud disiapkan lebih dulu oleh badan
yang diberi wewenang untuk itu. Dalam referendum atau plebisit ini rakyat
menyampaikan pendapatnya dengan jalan menerima atau menolak usul perubahan yang
telah disampaikan kepada mereka. Penentuan diterima atau ditolaknya suatuusul
perubahan diatur dalam konstitusi.
c. Perubahan konstitusi yang berlaku pada negara serikat yang dilakukan oleh
sejumlahnegara bagian. Perubahan konstitusi pada negara serikat harus dilakukan
dengan persetujuan sebagian terbesar negara-negara tersebut. Hal ini dilakukan karenakon
stitusi dalam negara serikat dianggap sebagai perjanjian antara negara-
negara bagian. Usul perubahan konstitusi mungkin diajukan oleh negara serikat, dalam hal
ini adalah lembaga perwakilannya, akan tetapi kata akhir berada pada negara-
negara bagian. Disamping itu, usul perubahan dapat pula berasal dari negara-negara
bagian.
d. Perubahan konstitusi yang dilakukan dalam suatu konvensi atau dilakukan oleh suatu
lemabaga negara khusus yang dibentuk hanya untuk keperluan perubahan. Cara ini dapat
dijalankan baik pada Negara kesatuan ataupun negara serikat. Apabila ada kehendak untuk
mengubah konstitusi, maka sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dibentuklah suatu
lembaga negara khusus yang tugas serta wewenangnya hanyamengubah konstitusi. Usul
perubahan dapat berasal dari pemegang kekuasaan perundang-
undangan dan dapat pula berasal dari pemegang kekuasaan perundang-undangan dan
dapat pula berasal dari lembaga negara khusus tersebut.
Apabilalembaga negara khusus dimaksud telah melaksanakan tugas serta wewenang
sampaiselesai,dengan sendirinya lembaga itu bubar.Hans Kelsen mengatakan bahwa
kosntitusi asli dari suatu negara adalah karya pendiri negaratersebut. Dan ada beberapa
cara perubahan konstitusi menurut Kelsen yaitu :
a. Perubahan yang dilakukan diluar kompetensi organ legislatif biasa yangdilembagakan
oleh konstitusi tersebut, dan dilimpahkan kepada sebuah konstituante,yaitu suatu organ
khusus yang hanya kompeten untuk mengadakan perubahan- perubahan konstitusi 
b.Dalam sebuah negara federal, suatu perubahan konstitusi bisa jadi harus disetujuioleh
dewan perwakilan rakyat dari sejumlah negara anggota tertentu.

 Miriam Budiarjo mengemukakan adanya empat macam prosedur perubahan konstitusi,


yaitu :
a. Sidang badan legislatif ditambah beberapa syarat misalnya ketentuan kuorum
dan jumlah minimum anggota badan legislatif untuk menerima perubahan. 
b. Referendum atau plebisit, contoh : Swiss dan Australiac.
 Negara-negara bagian dalam suatu negara federal harus menyetujui, Contoh :Amerika
Serikat
 
Musyawarah khusus (special convention), contoh : beberapa negara Amerika LatinDengan
demikian apa yang dikemukakan Miriam Budiarjo pada dasarnya sama dengan yang
dikemukakan oleh Hans Kelsen.Di Indonesia, perubahan konstitusi telah terjadi
beberapa kali dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia sejak Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945. Sejak Proklamasi hinggasekarang telah berlaku tiga macam Undang-
undang Dasar dalam delapan periode yaitu :
1. Periode 18 Agustus 1945 – 27 desember 19492.
2. Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 19503.
3. Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 19594.
4. Periode 5 Juli 1959 – 19 Oktober5.
5. Periode 19 Oktober 1999 – 18 Agustus 20006.
6. Periode 18 Agustus 2000 – 9 November 20017.
7. Periode 9 November 2001 – 10 Agustus 20028.
8. Periode 10 Agustus 2002 – sampai sekarangUndang-undang Dasar 1945 (UUD 1945)
ditetapkan dan disahkan Panitia PersiapanKemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18
Agustus 1945. UUD 1945 terdiri dari :
1. Pembukaan (4 alinea) yang pada alinea ke-4tercantum dasar negara yaitu Pancasila;2.
Batang Tubuh (isi) yang meliputi :
1. 16 Bab
2. 37 Pasal
3. 4 aturan peralihan
4. 2 Aturan Tambahan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Konstitusi pada umumnya bersifat kodifikasi yaitu sebuah dokumen yang berisian aturan-
aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan negara, namun
dalam pengertian ini, konstitusi harus diartikan dalam artian tidak semuanya berupa dokumen
tertulis (formal).Tujuan konstitusi suatu Negara yaitu membatasi kekuasaan penguasa agar
tidak bertindak sewenang – wenang maksudnya tanpa membatasi kekuasaan penguasa,
konstitusi tidak akan berjalan dengan baik dan bisa saja kekuasaan penguasa akan merajalela
Dan bisa merugikan rakyat banyak serta melindungi Ham maksudnya setiap penguasa berhak
menghormati Ham orang lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam
halmelaksanakan haknya.
Pada hampir semua konstitusi tertulis diatur mengenai pembagian
kekuasaan berdasarkan jenis kekuasaan, dan kemudian berdasarkan jenis kekuasaan itudibent
uklah lembaga-lembaga negara. Dengan demikian, jenis kekuasaan itu perlu ditentukant
erlebih dahulu, baru kemudian dibentuk lembaga negara yang bertanggung jawab
mengadakan perubahan konstitusi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari.
Hal ini terjadi apabila mekanisme penyelenggaraan negara yang diatur dalam konstitusi yang
berlaku dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan aspirasi rakyat. Oleh karena itu, konstitusi
biasanya juga mengandung,
ketentuan mengenai perubahan konstitusi itu sendiri, yang kemudian prosedurnya dibuat sede
mikian rupa sehingga perubahan yang terjadi adalah benar-benar aspirasi rakyat dan bukan
berdasarkan keinginan semena-mena dan bersifat sementara atau pun keinginan dari
sekelompok orang belaka.
Pada dasarnya ada dua macam sistem yang lazim digunakan dalam praktek ketatanegaraan di
dunia dalam hal perubahan konstitusi. Sistem yang pertama adalah bahwa apabila suatu
konstitusi diubah, maka yang akan berlaku adalah konstitusi yang berlaku secara keseluruhan
(penggantian konstitusi). Sistem ini dianut oleh hampir semua negara didunia. Sistem yang
kedua ialah bahwa apabila suatu konstitusi diubah, maka konstitusi yangasli tetap berlaku.
Perubahan terhadap konstitusi tersebut merupakan amandemen dari konstitusi yang asli tadi.
Dengan perkataan lain, amandemen tersebut merupakan ataumenjadi bagian dari
konstitusinya, Sistem ini dianut oleh Amerika Serikat.
DAFTAR PUSTAKA

Mahfud, Moh MD. 2010. Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen dan
Konstitusi.Jakarta: Raja Grafindo Persada Miriam Budiardjo, Miriam B dkk.
Dasar-dasar ilmu politik ,Gramedia Pustaka Utama (2003)makalah Prof. Jimly Asshiddiqie,
Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial MenurutUUD 1945 serta Mahkamah
Konstitusi
Anonim. 2009. .http://jakarta45.wordpress.com/2009/08/09/konstitusi-sejarah-konstitusi-
indonesia/. Diakses pada 17 februari 2014 pukul 20.34

Anda mungkin juga menyukai