(KONSTITUSI)
DOSEN PENGAMPU :
Kusdibyo, S.E, M.M.
PRODI :
TRANSPORTASI / C
Disusun oleh :
JIFZI RIFANOV (222304051)
JOZHEY DEVRIADY (222304052)
JUAN WAHYU (222304053)
KEVIN (222304054)
A. Latar Belakang
Konstitusi dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada
pemerintahan negara yang biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Dalam
kasus bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik
danhukum, istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional
sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam
bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada
umumnya, Konstitusiumumnya merujuk pada penjaminan hak kepada warga
masyarakatnya. Istilah konstitusidapat diterapkan kepada seluruh hukum yang
mendefinisikan fungsi pemerintahan negara.
Dengan demikian konstitusi memiliki arti; permulaan dari segala peraturan mengenai
suatu Negara. Pada umumnya langkah awal untuk mempelajari hukum tata negara dari
suatu negara dimulai dari konstitusi negara bersangkutan. Mempelajari konstitusi berarti
juga mempelajari hukum tata negara dari suatu negara, sehingga hukum tata negara
disebut juga dengan constitutional law. Istilah Constitutional Law di Inggris
menunjukkan arti yang samadengan hukum tata negara. Penggunaan istilah
Constitutional Law didasarkan atas alasan bahwa dalam hukum tata Negara unsur
konstitusi lebih menonjol.
Dengan demikian suatu konstitusi memuat aturan atau sendi-sendi pokok yang
bersifat fundamental untuk menegakkan bangunan besar yang bernama “Negara”.
Karena sifatnya yang fundamental ini maka aturan ini harus kuat dan tidak boleh mudah
berubah-ubah. Dengan kata lain aturan fundamental itu harus tahan uji terhadap
kemungkinan untukdiubah-ubah berdasarkan kepentingan jangka pendek yang bersifat
sesaat.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
C. Tujuan
Konstitusi pada umumnya bersifat kodifikasi yaitu sebuah dokumen yang berisian
aturan-aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan negara, namun dalam
pengertian ini, konstitusi harus diartikan dalam artian tidak semuanya berupa dokumen
tertulis (formal). Namun menurut para ahli ilmu hukum maupun ilmu politik konstitusi
harus diterjemahkan termasuk kesepakatan politik, negara, kekuasaan, pengambilan
keputusan, kebijakan dan distibusi maupun alokasi, Konstitusi bagi organisasi
pemerintahan negara yang dimaksud terdapat beragam bentuk dan kompleksitas
strukturnya, terdapat konstitusi politik atau hukum akan tetapi mengandung pula arti
konstitusi ekonomi.
Dewasa ini, istilah konstitusi sering di identikkan dengan suatu kodifikasi atas dokumen
yang tertulis dan di Inggris memiliki konstitusi tidak dalam bentuk kodifikasi akantetapi
berdasarkan pada yurisprudensi dalam ketatanegaraan negara Inggris dan mana pula juga
Konstitusi Istilah konstitusi berasal dari bahasa inggris yaitu “Constitution” dan berasal
dari bahasa belanda “constitue” dalam bahasa latin (contitutio,constituere) dalam bahasa
prancis yaitu “constiture” dalam bahsa jerman “vertassung” dalam ketatanegaraan RI
diartikan sama dengan Undang undang dasar. Konstitusi / UUD dapat diartikan peraturan
dasar dan yang memuat ketentuan-ketentuan pokok dan menjadi satu sumber perundang
Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia. Konstitusi adalah keseluruhan peraturan
baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara suatu
pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakata negara.
1. Pengertian konstitusi menurut para ahli
a. K. C. Wheare, konstitusi adalah keseluruhan sistem ketaatanegaraaan suatu
negarayang berupa kumpulan peraturan yang membentuk mengatur /memerintah dalam
pemerintahan suatu negara.
b.Herman heller, konstitusi mempunyai arti luas daripada UUD. Konstitusi tidak hanya
bersifat yuridis tetapi juga sosiologis dan politis.
e. Koernimanto soetopawiro, istilah konstitusi berasal dari bahasa latin cisme yang
berarati bewrsama dengan dan statute yang berarti membuat sesuatu agar berdiri.
Jadikonstitusi berarti menetapkan secara bersama.
2. Tujuan konstitusi
Tujuan konstitusi yaitu:
a. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang– wenang maksudnya
tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi tidak akan berjalan dengan baik dan bisa
saja kekuasaan penguasa akan merajalela Dan bisa merugikan rakyat banyak.
b. Melindungi Ham maksudnya setiap penguasa berhak menghormati Ham orang laindan
hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal melaksanakan haknya.
c. Pedoman penyelengaraan negara maksudnya tanpa adanya pedoman konstitusi negara
kita tidak akan berdiri dengan kokoh.
3. Nilai konstitusi
Nilai konstitusi yaitu:
a. Nilai normatif adalah suatu konstitusi yang resmi diterima oleh suatu bangsa dan
bagimereka konstitusi itu tidak hanya berlaku dalam arti hukum (legal), tetapi juga nyata
berlaku dalam masyarakat dalam arti berlaku efgektif dan dilaksanakan secara murnidan
konsekuen
b. Nilai nominal adalah suatu konstitusi yang menurut hukum berlaku, tetrapi tidak
sempurna. Ketidak sempurnaan itu disebabkan pasal–pasal tertentu tidak berlaku /tidak
seluruh pasal–pasal yang terdapat dalam UUD itu berlaku bagi seluruh wilayah negara.
c. Nilai semantik adalah suatu konstitusi yang berlaku hanya untuk kepentingan penguasa
saja. Dalam memobilisasi kekuasaan, penguasa menggunakan konstitusisebagai alat untuk
melaksanakan kekuasaan politik.
4. Macam-macam konstitusi
Macam–macam konstitusi diantaranya adalah:
a. Menurut CF. Strong konstitusi terdiri Konstitusi tertulis (dokumentary constiutution
/writen dari: constitution) adalah aturan–aturan pokok dasar negara , bangunannegara
dan tata negara, demikian juga aturan dasar lainnya yang mengatur perikehidupan suatu
bangsa di dalam persekutuan hukum negara. Konstitusi tidaktertulis /
konvensi(nondokumentary constitution) adalah berupa kebiasaanketatanegaraan yang
sering timbul. Adapun syarat–syarat konvensi yakni diakui dandipergunakan berulang-
ulang dalam praktik penyelenggaraan Negara, tidak bertentangan dengan UUD 1945,
memperhatikan pelaksanaan UUD 1945.
secara teoritis konstitusi dibedakan menjadi:
1) konstitusi politik adalah berisi tentang norma- norma dalam penyelenggaraan negara,
hubungan rakyat dengan pemerintah, hubuynganantar lembaga negara.
2) Konstitusi sosial adalah konstitusi yang mengandung cita–cita sosial bangsa,
rumusan filosofis negara, sistem sosial, sistem ekonomi, dansistem politik yang ingin
dikembangkan bangsa itu.
3) berdasarkan sifat dari konstitusi yaitu:
- Flexible / luwes apabila konstitusi / undang undang dasarmemungkinkan untuk
berubah sesuai dengan perkembangan.
- Rigid / kaku apabila konstitusi / undang undang dasar jika sulituntuk diubah.
5. Sejarah konstitusi
Secara umum terdapat dua macam konstitusi yaitu konstitusi tertulis dan konstitusi tak
tertulis. Dalam hal yang kedua ini, hampir semua negara di dunia memiliki konstitusi
tertulis atau undang-undang dasar (UUD) yang pada umumnya mengatur mengenai
pembentukan, pembagian wewenang dan cara bekerja berbagai lembaga kenegaraan serta
perlindungan hak azasi manusia. Negara yang dikategorikan sebagai negara yang tidak
memiliki konstitusi tertulis adalah Inggris dan Kanada. Di kedua negara ini, aturan dasar
terhadap semua lembaga-lembaga kenegaraan dan semua hak azasi manusia terdapat pada
adat kebiasaan dan jugatersebar di berbagai dokumen, baik dokumen yang relatif baru
maupun yang sudah sangat tua seperti Magna Charta yang berasal dari tahun 1215 yang
memuat jaminan hak-hak azasi manusia rakyat Inggris. Karena ketentuan mengenai
kenegaraan itu tersebar dalam berbagai dokumen atau hanya hidup dalam adat kebiasaan
masyarakat itulah maka Inggris masuk dalam kategori negara yang memiliki konstitusi
tidak tertulis.
Ada hampir semua konstitusi tertulis diatur mengenai pembagian kekuasaan berdasarkan
jenis-jenis kekuasaan, dan kemudian berdasarkan jenis kekuasaan itu dibentuklah
lembaga-lembaga negara. Dengan demikian, jenis kekuasaan itu perlu ditentukan terlebih
dahulu, baru kemudian dibentuk lembaga negara yang bertanggung jawab untuk
melaksanakan jenis kekuasaan tertentu itu. Beberapa sarjana mengemukakan
pandangannya mengenai jenis tugas atau kewenangan itu, salah satu yang paling
terkemuka adalah pandangan Montesquieu bahwa kekuasaan negara itu terbagi dalam tiga
jenis kekuasaan yang harus dipisahkan secara ketat.
Ketiga jenis kekuasaan itu adalah kekuasaan membuat peraturan perundangan (legislatif),
kekuasaan melaksanakan peraturan perundangan (eksekutif) dan kekuasaan kehakiman
(judikatif). Pandangan lain mengenai jenis kekuasaan yang perlu dibagi atau dipisahkan di
dalamkonstitusi dikemukakan oleh van Vollenhoven dalam buku karangannya Staatsrecht
over Zee. Ia membagi kekuasaan menjadi empat macam yaitu :
a. pemerintahan (bestuur)
b. perundang-undangan
c. kepolisian dan pengadilan.
Van Vollenhoven kemungkinan menilai kekuasaan eksekutif itu terlalu luas dan karenanya
perlu dipecah menjadi dua jenis kekuasaan lagi yaitu kekuasaan pemerintahan
dankekuasaan kepolisian. Menurutnya kepolisian memegang jenis kekuasaan untuk
mengawasi hal berlakunya hukum dan kalau perlu memaksa untuk melaksanakan
hukum.Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya Azas-azas Hukum Tata Negara di Indonesia
mendukung gagasan Van Vollenhoven ini, bahkan ia mengusulkan untuk menambah dua
lagi jenis kekuasaan negara yaitu kekuasaan Kejaksaan dan Kekuasaan untuk
b. Perubahan konstitusi yang dilakukan rakyat melalui suatu referendum. Apabila ada
kehendak untuk mengubah kosntitusi maka lembaga negara yang diberi wewenang untuk
itu mengajukan usul perubahan kepada rakyat melalui suatu referendum
atau plebisit. Usul perubahan konstitusi yang dimaksud disiapkan lebih dulu oleh badan
yang diberi wewenang untuk itu. Dalam referendum atau plebisit ini rakyat
menyampaikan pendapatnya dengan jalan menerima atau menolak usul perubahan yang
telah disampaikan kepada mereka. Penentuan diterima atau ditolaknya suatuusul
perubahan diatur dalam konstitusi.
c. Perubahan konstitusi yang berlaku pada negara serikat yang dilakukan oleh
sejumlahnegara bagian. Perubahan konstitusi pada negara serikat harus dilakukan
dengan persetujuan sebagian terbesar negara-negara tersebut. Hal ini dilakukan karenakon
stitusi dalam negara serikat dianggap sebagai perjanjian antara negara-
negara bagian. Usul perubahan konstitusi mungkin diajukan oleh negara serikat, dalam hal
ini adalah lembaga perwakilannya, akan tetapi kata akhir berada pada negara-
negara bagian. Disamping itu, usul perubahan dapat pula berasal dari negara-negara
bagian.
d. Perubahan konstitusi yang dilakukan dalam suatu konvensi atau dilakukan oleh suatu
lemabaga negara khusus yang dibentuk hanya untuk keperluan perubahan. Cara ini dapat
dijalankan baik pada Negara kesatuan ataupun negara serikat. Apabila ada kehendak untuk
mengubah konstitusi, maka sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dibentuklah suatu
lembaga negara khusus yang tugas serta wewenangnya hanyamengubah konstitusi. Usul
perubahan dapat berasal dari pemegang kekuasaan perundang-
undangan dan dapat pula berasal dari pemegang kekuasaan perundang-undangan dan
dapat pula berasal dari lembaga negara khusus tersebut.
Apabilalembaga negara khusus dimaksud telah melaksanakan tugas serta wewenang
sampaiselesai,dengan sendirinya lembaga itu bubar.Hans Kelsen mengatakan bahwa
kosntitusi asli dari suatu negara adalah karya pendiri negaratersebut. Dan ada beberapa
cara perubahan konstitusi menurut Kelsen yaitu :
a. Perubahan yang dilakukan diluar kompetensi organ legislatif biasa yangdilembagakan
oleh konstitusi tersebut, dan dilimpahkan kepada sebuah konstituante,yaitu suatu organ
khusus yang hanya kompeten untuk mengadakan perubahan- perubahan konstitusi
b.Dalam sebuah negara federal, suatu perubahan konstitusi bisa jadi harus disetujuioleh
dewan perwakilan rakyat dari sejumlah negara anggota tertentu.
A. KESIMPULAN
Konstitusi pada umumnya bersifat kodifikasi yaitu sebuah dokumen yang berisian aturan-
aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan negara, namun
dalam pengertian ini, konstitusi harus diartikan dalam artian tidak semuanya berupa dokumen
tertulis (formal).Tujuan konstitusi suatu Negara yaitu membatasi kekuasaan penguasa agar
tidak bertindak sewenang – wenang maksudnya tanpa membatasi kekuasaan penguasa,
konstitusi tidak akan berjalan dengan baik dan bisa saja kekuasaan penguasa akan merajalela
Dan bisa merugikan rakyat banyak serta melindungi Ham maksudnya setiap penguasa berhak
menghormati Ham orang lain dan hak memperoleh perlindungan hukum dalam
halmelaksanakan haknya.
Pada hampir semua konstitusi tertulis diatur mengenai pembagian
kekuasaan berdasarkan jenis kekuasaan, dan kemudian berdasarkan jenis kekuasaan itudibent
uklah lembaga-lembaga negara. Dengan demikian, jenis kekuasaan itu perlu ditentukant
erlebih dahulu, baru kemudian dibentuk lembaga negara yang bertanggung jawab
mengadakan perubahan konstitusi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari.
Hal ini terjadi apabila mekanisme penyelenggaraan negara yang diatur dalam konstitusi yang
berlaku dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan aspirasi rakyat. Oleh karena itu, konstitusi
biasanya juga mengandung,
ketentuan mengenai perubahan konstitusi itu sendiri, yang kemudian prosedurnya dibuat sede
mikian rupa sehingga perubahan yang terjadi adalah benar-benar aspirasi rakyat dan bukan
berdasarkan keinginan semena-mena dan bersifat sementara atau pun keinginan dari
sekelompok orang belaka.
Pada dasarnya ada dua macam sistem yang lazim digunakan dalam praktek ketatanegaraan di
dunia dalam hal perubahan konstitusi. Sistem yang pertama adalah bahwa apabila suatu
konstitusi diubah, maka yang akan berlaku adalah konstitusi yang berlaku secara keseluruhan
(penggantian konstitusi). Sistem ini dianut oleh hampir semua negara didunia. Sistem yang
kedua ialah bahwa apabila suatu konstitusi diubah, maka konstitusi yangasli tetap berlaku.
Perubahan terhadap konstitusi tersebut merupakan amandemen dari konstitusi yang asli tadi.
Dengan perkataan lain, amandemen tersebut merupakan ataumenjadi bagian dari
konstitusinya, Sistem ini dianut oleh Amerika Serikat.
DAFTAR PUSTAKA
Mahfud, Moh MD. 2010. Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen dan
Konstitusi.Jakarta: Raja Grafindo Persada Miriam Budiardjo, Miriam B dkk.
Dasar-dasar ilmu politik ,Gramedia Pustaka Utama (2003)makalah Prof. Jimly Asshiddiqie,
Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial MenurutUUD 1945 serta Mahkamah
Konstitusi
Anonim. 2009. .http://jakarta45.wordpress.com/2009/08/09/konstitusi-sejarah-konstitusi-
indonesia/. Diakses pada 17 februari 2014 pukul 20.34