Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH PPKN

KONSTITUSI DAN UUD 1945

Kelas H

Kelompok 8:

Emha Dwi Rifqi Rafid (165040201111068)

Nadya Larasmita (165040207111064)

Balqis Noor Hanifah (165040207111075)

Ir. M. Rasyid Fadholi, M.Si

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat serta petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan MAKALAH
PPKN KONSTITUSI DAN UUD 1945 tepat pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan telah mendapatkan kritik serta
saran dari berbagai pihak saat penyusunan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca
agar dapat menjadi pembelajaran untuk kami. Akhir kata, kami berharap semoga MAKALAH
PPKN KONSTITUSI DAN UUD 1945 memiliki manfaatnya untuk para pembaca. Terima
kasih atas doa dan dukungan pihak-pihak terkait.

Malang, September 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................ Error! Bookmark not defined.


BAB I PENDAHULUAN .......................................................... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ............................................................ Error! Bookmark not defined.
1.2 Tujuan ........................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Konstitusi ................................................................................................ 5
2.2 Hakikat Konstitusi ...................................................... Error! Bookmark not defined.
2.3 Tujuan Konstitusi........................................................ Error! Bookmark not defined.
2.4 Supremasi Konstitusi .................................................. Error! Bookmark not defined.
2.5 Sejarah dan Perkembangan Konstitusi..................... Error! Bookmark not defined.
BAB III PENUTUP ................................................................... Error! Bookmark not defined.
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 12
3.2 Saran......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13
BAB. I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara hukum. Terbukti dengan adanya konstitusi yang berlaku di
Indonesia yaitu Undang Undang Dasar 1945, seperti yang kita kenal saat ini. Tapi seolah-
olah warga negara Indonesia, tidak menganggap adanya UUD 1945 tersebut. Terbukti bahwa
mereka sangat tidak menghiraukan hukum, dengan melakukan berbagai macam
penyimpangan-penyimpangan hukum, baik hukum sosial, maupun Hak Asasi Manusia
(HAM).
Pengetahun ataupun materi tentang Undang-undang Dasar 1945 harus kita pelajari sejak
dini. Yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi kita. Apalagi selaku tunas bangsa yang
nantinya akan ikut memimpin negeri ini harus mengetahui segala hal yang berkaitan dengan
kenegaraan termasuk Undang-undang Dasar 1945.
Pengertian konstitusi, dalam praktik dapat berarti lebih luas dari pada UUD, tetapi ada
juga yang menyamakan dengan pengertian UUD. Bagi para sarjana ilmu politik istilah
constitutin merupakan sesuatu yang lebih luas, yaitu keseluruhan dari peraturan-perturan baik
yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara bagaimana suatu
pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
Undang-Undang Dasar adalah hukum dasar tertulis yang menjadi dasar semua undang-
undang dan peraturan lain dalam suatu negara yang mengatur bentuk, sistem pemerintahan,
pembagian kekuasaan, wewenang badan-badan pemerintahan,dll.

Keterkaitan konstitusi dengan UUD yaitu konstitusi adalah hukum dasar tertulis dan
tidak ter tulis sedangkan UUD adalah hukum dasar tertulis. UUD memiliki sifat mengikat oleh
karenanya makin elastik sifatnya aturan itu makin baik, konstitusi menyangkut cara suatu
pemeritahan diselenggarakan

1.2 Tujuan
Mampu mengemukakan pentingmya konstitusi bagi negara
Menerima secara kritis UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Indonesia
Meampilkan perilaku konstitusional dalam hidup bernegara
BAB.II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konstitusi

Kata Konstitusi berarti pembentukan, berasal dari kata kerja Constituer (bahasa
Prancis) yang berarti membentuk. Yang dibentuk adalah sebuah negara. Maka, Konstitusi
mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai suatu negara

Maka dapat dipahami, bahwa bahasa Belanda menggunakan kata Grondwet, yang
berarti suatu undang- undang yang menjadi dasar (grond) dari segala hukum. Sedangkan di
Indonesia menggunakan kata Undang- Undang Dasar seperti grondwet.

Menurut K. C. Wheare (2003), konstitusi adalah kumpulan hukum, institusi dan adat
kebiasaan, yang ditarik dari prinsip- prinsip rasio tertentu yang membentuk sistem umum,
dengan mana masyarakat setuju untuk diperintah.

Sedangkan Abu Daud Busroh (2005) membagi pengertian konstitusi menjadi 2 macam:

a) Konstitusi dalam arti luas adalah peraturan- peraturan yang membentuk, mengatur dan
memerintah negara baik yang tertulis maupun tidak.
b) Konstitusi dalam arti sempit adalah peraturan negara yang tertuang dalam satu
dokumen.
Dengan demikian, suatu konstitusi merupakan suatu peraturan pokok (fundamental)
mengenai peraturan-peraturan untuk menegakkan bangunan besar yang bernama Negara.
Konstitusi di Indonesia adalah Undang- Undang Dasar 1945.

Konstitusi memuat berbagai macam hal yang sangat penting dalam terbentuknya suatu
negara. Dengan melihat sekilas pada konstitusi- konstitusi dari berbagai negara, akan nampak
jelas bahwa orang- orang berbeda pemikiran menyangkut apa yang harus menjadi isi
konstitusi. Menurut Wirdjono (1983), bangsa Indonesia membutuhkan 37 pasal untuk
merumuskan berbagaimacam hal yang fundamental dalam berdirinya NKRI. Secara global,
isi UUD 1945 adalah sebagai berikut:

a) Bentuk dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.


b) Sistem pemerintahan.
c) Sistem pertahanan negara.
d) Hak asasi manusia.
e) Kewarganegaraan.
Berdasarkan pernyataan diatas bahwa konstitusi sangatlah penting bagi suatu negara,
konstitusi akan mencegah terjadinya penyalahgunaan atau penyelewengan kekuasaan yang
dilakukan oleh pemerintah atau penguasa serta menjamin agar manusia tidak saling melanggar
hak hak asasi manusia. Konstitusi sangat penting sebab mempunyai fungsi yang sangat penting
juga dalam pelaksanaanya pada setiap negara. Sifat konstitusi adalah membatasi kekuasaan
pemerintah sehingga penyelenggara kekuasaan tidak bertindak sewenang-wenang. Demikian
hak-hak warga negara akan dilindungi. Sifat-sifat konstitusi tersebut antara lain sebagai
berikut:

a. Membatasi kekuasaan si penguasa dan menjamin hak warga negara.


b. Merupakan pencerminan keadaan masyarakat dan negara yang bersangkutan.
c. Memberi petunjuk dan arah kemana negara akan dibawa.
d. Dasar dan sumber hukum bagi peraturan perundangan dibawahnya.
e. Produk politik yang tertinggi bagi suatu bangsa dalam membentuk dan menjalankan
negara.
2.2 Hakikat Konstitusi
Pada hakikatnya konstitusi mengandung tiga hal pokok :
a. Jaminan hak-hak asasi manusia bagi seluruh warga negara dan penduduk.
b. Sistem ketatanegraan yang mendasar.
c. Kedudukan, tugas, dan wewenang lembaga-lembaga Negara.

Menurut Miriam Budiardjo (1996) , UUD hendaknya memuat ketentuan sebagai berikut:
1. Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan atara lain legislatif, eksekutif, dan
yudikatif
2. Hak-hak asasi manusia.
3. Prosedur mengubah UUD.
4. Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu daru UUD.
5. Merupakan aturan hukum yang tertinggi yang mengikat semua warga negara dan
lembaga negara tanpa kecuali

2.3 Tujuan Konstitusi

Hukum pada Umumnya bertujuan untuk mengadakan tata tertib guna keselamatan
masyarakat, yang penuh dengan bentrokan antara berbagai kepentingan yang tersebar di
tengah-tengah masyarakat. Maka dari itu, tujuan konstitusi secara global menurut adalah:

a. Mengadakan tata tertib dalam berbagai lembaga kenegaraan, baik dalam hal
kewenangannya maupun cara bekerjanya.
b. Mengadakan tata tertib dalam hal hak-hak asasi manusia yang harus dijamin
perlindungannya.
Dalam satu situs mengatakan bahwa tujuan konstitusi adalah sebagai berikut:

1. Konstitusi menggambarkan struktur negara dan bekerjanya lembaga-lembaga


negara.
2. Konstitusi menjelaskan kekuasaan dan kewajiban pemerintah.
3. Konstitusi membatasi kekuasaan pemerintah, karena itu juga berfungsi
mencegah kekuasaan yg sewenang-wenang.
4. Konstitusi menetapkan dan melindungi hak-hak dasar warganegara.

2.4 Supremasi Konstitusi

Supremasi menurut kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti kekuasaan tertinggi. Jadi
supremasi konstitusi merupakan kekuasaan tertinggi yang dimiliki oleh sebuah konstitusi.
Supremasi konstitusi merupakan suatu istilah untuk menafsirkan suatu hukum dasar negara
yang sangat fundamental. Hukum dasar (konstitusi) ini berbeda dalam beberapa hal disetiap
negara, namun pada dasarnya fungsi utama dari konstitusi tersebut sama, yaitu sebgai hukum
dasar negara yang mampu menjamin terselenggaranya sistem kenegaraan yang baik dan sesuai
dengan apa yang telah disepakati bersama. Supremasi disini menunjukan betapa tingginya
kedudukan konstitusi dalam sebuah negara. Sebagai contoh, di indonesia konstitusi (UUD)
merupakan hukum tertinggi dalam negara, dan berada di puncak hirarki tata urutan
perundangan di indonesia, artinya UUD ini menjadi hukum yang memiliki derajat paling tinggi
dan menjadi sumber bagi ketentuan-kentuan hukum dibawahnya. Supremasi konstitusi juga
dapat diartikan sebagai suatu peraturan perundangan yang berbeda dengan peraturan
perundangan yang lain, dimana peraturan perundangan ini dianggap memiliki nilai yang amat
luhur dan sudah selayaknya dipatuhi oleh seluruh organ atau lembaga-lembaga kenegaraan
serta masyarakat untuk diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tingginya kedudukan konstitusi dalam suatu negara dapat dilihat dari 2 aspek antara lain:

1. ASPEK HUKUM
Memiliki Derajat Tertinggi, Karena Dibuat oleh Badan Pembuat UU. Dibuat Atas
Nama, Berasal, dan Dijamin oleh Rakyat, Serta Dietapkan oleh Badan yang Diakui dan Sah.
2. ASPEK MORAL
Konstitusi Berada di Bawah Nilai-nilai Moral, Karenanya Tidak Boleh Bertentangan
dengan Nilai-nilai Universal dan Etika Moral.
2.5 Sejarah dan Perkembangan Konstitusi

2.5.1 Latar Belakang Perkembangan Konstitusi Indonesia


Undang-Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis yang di tuangkan dalam sebuah dokumen
formal ,dimana dokumen tersebut telah dipersiapkan jauh sebelum Indonesia merdeka,dan baru
dirancang oleh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaaan Indonesia ( BPUPKI
),dengan dua masa sidang yaitu tanggal 29 Mei 1 juni 1945 dan tanggal 10 Juli 17 Juli 1945.
Sebagai dokumen formal,UUD 1945 ditetapkan dan disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sejalan dengan itu sejarah
ketatanegaraan di Indonesia telah membuktikan bahwa pernah berlaku tiga macam Undang-
Undang Dasar ( Konstitusi )dalam empat periode pergantian konstitusi dari awal mula
Indonesia merdeka hingga sekarang yakni :
1. UUD 1945 yang berlaku antara 18 Agustus 1945 27 Desember 1949.
2. Konstitusi RIS yang berlaku antara 27 Desember 1949 17 Agustus 1950.
3. UUD 1950 yang berlaku antara 17 Agustus 1950 5 Juli 1959.
4. UUD 1945 yang berlaku sejak dikeluarkanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sekarang.
(Dahlan Thaib, Jazim Hamidi, dan Nimatul Huda, 2008 : 98-99 )

2.5.2 Sejarah Terbentuknya UUD 1945 sebagai Konstitusi di Indonesia


1. Pembahasan oleh BPUPKI
Naskah UUD 1945 pertama kali dipersiapkan oleh suatu badan bentukan pemerintahan
Jepang yang diberi nama Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai yang dalam bahasa Indonesia
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). BPUPKI ini
beranggotakan oleh 62 orang diiketuai oleh K.R.T Radjiman Wedyodiningrat, serta
Itibangase Yosio dan Raden Panji Suroso. Badan ini melaksanakan sidang dalam 2 periode,
yaitu sidang pertama pada tanggal 29 mei sampai 1 juni 1945. Pada sidang pertama
membicarakan mengenai dasar falsafah yang harus dipersiapkan dalam rangka negara
indonesia merdeka dan mengenai
pembentukan sebuah negara merdeka. Setelah itu sidang kedua tanggal 10 juli sampai
dengan 17 agustus 1945 yang dimana membentuk panitia Hukum Dasar dengan anggota
terdiri atas 19 orang yang diketuai oleh Ir.Soekarno. Panitia ini membentuk panitia
kecil yang diketuai oleh Prof.Dr Soepomo, anggotanyan terdiri dari wongsonegoro,
R.Soekardjo, A.A. Maramis, Panji Singgih, H. Agus Salim, dan Sukiman. Panitia kecil ini
berhasil menyelesaikan tugasnya dan akhirnya BPUPKI menyetujui hasil kerja sebagai
Rancangan Undang-Undang Dasar pada tanggal 16 agustus 1945.
2. Pengesahan oleh PPKI
Pemerintah Bala Tentara Jepang membentuk panitia persiapan kemerdekaan Indonesia
(PPKI), yang dilantik pada tanggal 18 agustus 1945. Dengan menetapkan Ir. Soekarno
sebagai ketua dan Drs. Mohhamat Hata sebagai wakilnya yang beranggotakan 21 orang.
Sidang ini bertujuan untuk, (I) Menetapkan Undang-undang Dasar, (II) Memilih Presiden dan
Wakil Presiden, (III) Dan Perihal lainnya. Setelah mendengarkan hasil laporan kerja
BPUPKI, kemudian pada sidang PPKI 18 agustus 1945 para anggota sidang PPKI masih
berencana untuk mengajukan usul perubahan pada UUD hasil rancangan BPUPKI. Tetapi
akhirnya rancangan UUD tersebut disahkan dan menjadi Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia.(Jimly Asshiddiqie, 2006: 38-40 )

2.5.3 Perubahan Konstitusi di Indonesia


1.UUD 1945
UUD 1945 pertama kali di sahkan berlaku sebagai konstitusi negara Indonesia dalam
sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, setalah resmi di sahkan UUD 1945 ini tidak
langsung dijadikan sebagai acuan dalam setiap pengambilan keputusan dalam kenegaraan dan
pemerintahan. UUD 1945 ini hanya di jadikan alat saja untuk sesegera mungkin membentuk
Negara merdeka yang bernama Republik Indonesia. Jadi UUD 1945 hanyalah UUD sementara
meskipun secara formil berlaku sebagai konstitusi resmi akan tetapi nilainya hanya bersifat
nominal yaitu baru di atas kertas saja.
2. Konstitusi RIS
Konstitusi ini dinyatakan berlaku mulai tanggal 27 Desember 1949 dimana Naskah
konstitusi RIS disusun oleh delegasi Republik Indonesia dan delegasi BFO ke Konperensi Meja
Bundar di Den hag pada tahun 1949. Delegasi dari Indonesia dipimpin oleh Mr. Mohammad
Roem dan Prof. Dr. Soepomo yang terlibat dalam mempersiapkan naskah undang-undang
tersebut. Rancangan undang-undang itu di sepakati bersama oleh kedua belah pihak untuk
diberlakukan sebagai Undang-Undang Dasar RI. Pokok daripada konstitusi RIS ini hanyalah
UUD yang bersifat sementara sebab lembaga yang membuat dan menetapkan UUD itu tidaklah
representatif. Karena dalam Pasal 186 konstitusi RIS ditegaskan ketentuan bahwa konstituante
bersama-sama Pemerintah selekas-lekasnya menetapkan Konstitusi Republik Indonesia
Serikat.Akan tetapi dengan berdirinya negara Republik Indonesia Serikat ini di dalam suatu
wilayah terdapat perbedaan konstitusi,yakni di dalam wilayah federal menggunakan Konstitusi
RIS, dan wilayah Republik Indonesia salah satu Negara bagian menggunakan UUD1945.
Dengan berlakunya UUD 1945 dalam sejarah awal ketatanegaraan Indonesia baru berakhir
bersamaan berakhirnya masa berlakunya konstitusi RIS pada tanggal 27 Agustus 1959 ,ketika
UUDS 1950 resmi diberlakukan.
3. UUDS 1950
UUDS 1950 ini di berlakukan resmi mulai tanggal 17 Agustus 1950 dimana naskah
rancangan Undang-Undang Dasar itu disahkan oleh Badan Pekerja Komite Nasional Pusat
pada tanggal 12 Agustus 1950 dan oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat Republik
Indonesia Serikat pada tanggal 14 Agustus 1950 yaitu dengan ditetapkanya Undang-Undang
No. 7 tahun 1950. UUDS 1950 ini bersifat mengganti sehingga isinya tidak hanya
mencerminkan perubahan terhadap Konstitusi RIS tahun 1949. Selanjutnya atas dasar UU
inilah diadakan Pemilu tahun 1955, untuk membentuk Majelis Konstituante yang diresmikan
di kota Bandung pada tanggal 10 November 1956. Akan tetapi Majelis ini belum dapat
menyusun Undang-Undang Dasar baru ketika Presiden Soekarno menyatakan bahwa
Konstituante telah gagal, dan atas dasar itu Presiden mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959 untu
memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai UUD Negara Republik Indonesia sejak tanggal
5 Juli 1959 sampai dengan sekarang.
4. UUD 1945 Sebelum dan Sesudah Amandemen
Secara yuridis, UUD 1945 sebelum amandemen sejak kurun waktu 1966-1998 adalah
sebagai sumber hukum formal dalam penyelenggaraan ketatanegaraan Indonesia pada masa
orde baru oleh Presiden Soeharto, tetapi dalam UUD 1945 sebelum Amandemen ini terdapat
hal-hal penyimpangan seperti: (a)Terjadi pemusatan kekuasaan di tangan Presiden, sehingga
pemerintahan dijalankan secara otoriter. (b) Pemilu dilaksanakan secara tidak demokratis,
pemilu hanya menjadi sarana untuk mengukuhkan kekuasaan seorang Presiden ( Soeharto ),
sehingga presiden terus menerus dipilih kembali.
Pada era reformasi muncul tuntutan dari berbagai kalangan untuk mengamendemen UUD
1945. Kemudian keinginan untuk melakukan amandemen terhadap UUD 1945 pada awal
masa reformasi ( 1998-1999 ) yang dilakukan oleh MPR yang mengambil sikap maju dan
berani dengan memutuskan perlunya amandemen dengan alasan demokratisasi. Contoh yang
paling konkret adalah ketentuan dalam UUD 1945 sebelum amandemen tentang Presiden
sebagai pemegang kekuasaan legislatif dengan persetujuan DPR, UUD 1945 hasil
amandemen dengan tegas menyatakan bahwa kekuasaan legislatif dipegang oleh DPR.
Selanjutnya UUD 1945 telah mengalami empat kali perubahan yaitu perubahan pertama
pada tahun 1999, kedua pada tahun 2000, ketiga pada tahun2001, keempat pada tahun
2002. Pasca perubahan keempat UUD 1945, konstitusi ini resmi disebut Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
2.5.4. Keberadaan UUD 1945 Sebagai Konstitusi
Sebagai negara yang berdasarkan hukum tentunya Indonesia memiliki konstitusi yang
kita kenal dengan Undang-Undang Dasar 1945. Keberadaan UUD 1945 sebagai konstitusi di
Indonesia mengalami sejarah yang sangat panjang hingga akhirnya dapat diterima sebagai
landasan hukum bagi pelaksanaan ketatanegaraan di Indonesia. UUD 1945 telah mengalami
empat kali perubahan. Namun dengan adanya perubahan Konstitusi di Indonesia yang di
pandang sebagai suatu kebutuhan dan agenda yang perlu dilakukan itu, mengingat adanya
pandangan dari berbagai kalangan ada yang menganggap bahwa keberadaan UUD 1945 masih
belum mampu menyelenggarakan pemerintahan sesuai dengan harapan masyarakat, belum
menyelenggarakan good governance, dan belum mendukung praktik-praktik demokrasi dan
pengakuan Hak Asasi Manusia di tanah air.
BAB.III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Konstitusi adalah hukum dasar tertulis ataupun hukum dasar tak tertulis. Konstitusi
yang berlaku di Indonesia saat ini adalah Undang-undang 1945 yang dibentuk sejak Indonesia
sukses memproklamasikan kemerdekaannya. Karena Indonesia ingin berdiri sendiri sebagai
suatu negara tanpa campur tangan negara lain. Tujuan konstitusi adalah membatasi tindakan
sewenang-wenang pemerintah, menjamin hak rakyat yang diperintah, dan menetapkan
pelaksanaan kekuasaan yang bertahap. Sejarah Perkembangan Konstitusi adalah 1.UUD 1945
(18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949),2.Konstitusi republic Indonesia serikat / RIS (17
Desember 1949 17 Agustus 1950), 3 UUD 1950 (17 Agustus 1950 05 Juli 1959),4. UUD
1945 yang merupakan pemberlakuan kembali konstitusi pertama Indonesia dengan masa
berlakunya sejak dekrit presiden 05 Juli 1959 Sekarang.

3.2 Saran

Pembentukan konstitusi sangatlah penuh dengan perjuangan. Perjalan pencarian


jatidiri bangsa Indonesia berupa sejarah perubahan- perubahan konstitusi cukup melelahkan.
Begitu pentingnya konstitusi, mari kita jaga bersama kekokohan tiang- tiang Bangsa
Indonesia, yaitu UUD 1945.
DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, M, 2008. dasar-dasar ilmu politik. jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Busroh, Abu Daud.2005. Intisari Hukum Tatanegara Perbandingan Konstitusi 9 Negara.


Jakarta: Bina Aksara

Dahlan Thaib, Jazim Hamidi, dan Nimatul Huda, 2008, Teori dan Hukum Konstitusi,
Jakarta: Raja Grafinso Persada

Prodjodikoro, Wirjono. 1983. Azas- Azas Hukum Tatanegara di Indonesia. Jakarta: Dian
Rakjat.

Valina singka subekti, 2008, Menyusun Konstitusi Transisi ( Pergulatan kepentingan dan
pemikiran dalam proses perubahan UUD 1945 ).Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Wheare, K. C.2003. Konstitusi- Konstitusi Modern..Surabaya: Pustaka Eureka.

Anda mungkin juga menyukai