Di Susun Oleh
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Konservasi Lingkungan Berbasis Kearifan Lokal ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bpk Nur
Sya’adi,M.E pada pelajaran Islam dan Lingkungan Hidup Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Konservasi Lingkungan Berbasis
Kearifan Lokal bagi para pembaca dan juga bagi penyusun.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bpk Nur Sya’adi,M.E selaku dosen
Islam dan Lingkungan Hidup yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kami.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kearifan lokal merupakan suatu bentuk kearifan lingkungan yang ada
dalam kehidupan masyarakat di suatu tempat atau daerah. Merujuk pada
lokalitas dan komunitas tertentu, kearifan lokal merupakan tata nilai atau
perilaku hidup masyarakat lokal dalam berinteraksi dengan lingkungan
tempatnya hidup secara arif. Maka dari itu kearifan lokal tidak sama pada
tempat, waktu dan suku yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh
tantangan alam dan kebutuhan hidupnya berbeda-beda, sehingga
pengalamannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memunculkan
berbagai sistem pengetahuan baik yang berhubungan dengan lingkungan
maupun sosial. Sebagai salah satu bentuk perilaku manusia, kearifan lokal
bukan suatu hal yang statis melainkan berubah sejalan dengan waktu,
tergantung dari tatanan dan ikatan sosial budaya yang ada dimasyarakat.
Sementara itu, Keraf menegaskan bahwa kearifan lokal adalah semua
bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat
kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di
dalam komunitas ekologis. Pemahaman mengenai kearifan lokal di atas
semakin menegaskan bahwa kearifan lokal menjadi modal penting dalam
pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan.
Lingkungan alam merupakan warisan yang berharga bagi kehidupan
mansusia. Namun, berbagai aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab
telah mengancam kelestarian alam. Oleh karena itu, konservasi lingkungan
menjadi sangat penting untuk memastikan kelestarian lingkungan untuk
generasi mendatang. Konservasi lingkungan berbasis lokal dapat menjadi
solusi yang efektif untuk memperbaiki lingkungan dan meningkatkan
kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan.
1
Masyarakat tradisional di Indonesia maupun dibagian dunia lainya,
sering dijadikan sebagai tersangka utama atas terjadinya perusakan lahan
hutan akibatsistem perladangan yang mereka lakukan. Namun jika
diperhatikan sistem perladangan masyarakat tradisional ini tidak berpengaruh
besar terhadap kerusakan hutan. Karena dalam kehidupan masyarakat
tradisional terdapat juga aturan-aturan adat yang mengatur tentang sistem
pengelolaan dan pemanfaatan lahan (hutan) tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konservasi?
2. Apa yang dimaksud dengan kearifan lokal?
3. Bagaimana konservasi lingkungan hidup dalam syariat islam?
4. Bagaimana kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya alam?
5. Apa saja tantangan tantangan terhadap kearifan lokal?
6. Apa contoh kearifan lokal dalam konservasi di Indonesia
C. Tujuan pembelajaran
1. Mengetahui apa yang dimaksud konservasi.
2. Mengetahui apa itu kearifan local.
3. Memahami bagaimana konservasi lingkungan hidup dalam syariat islam.
4. Memahami bagaimana kearifan local dalam pengolahan sumber daya alam.
5. Mengetahui tantangan tantangan terhadap kearifan local.
6. Mengetahui contoh kearifan local dalam konservasi di Indonesia.
2
BAB II
TINJAU PUSTAKA
A. Pengertian Konservasi
Konservasi merupakan upaya yang dilakukan untuk melestarikan atau
melindungi alam. Konservasi (conservation) adalah pelestarian atau
perlindungan.Konservasi berasal dari bahasa Inggris conservation, yang
artinya pelestarian atau perlindungan. Menurut Peter Salim dan Yenny Salim
Konservasi adalah pemeliharaan dan perlindungan terhadap sesuatu yang
dilakukan secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan
cara pengawetan. Sedangkan menurut ilmu lingkungan, konservasi dapat
diartikan adalah sebagai berikut:
1. Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan.
2. Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan
dan sumber daya alam (fisik).
3. Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau
distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak
menyediakan jasa yang sama tingkatannya.
4. Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola,
sementara keanekaragaman genetik dari spesies dapat berlangsung
dengan mempertahankan lingkungan alaminya.
5. Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi
kimia atau transformasi fisik.
1
Joko Christanto, Ruang Lingkup Konservasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan,(Jakarta:PT. Grapindo Persada, 2016), hlm. 13.
3
daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.Apabila merujuk
pada pengertiannya, konservasi di definisikan dalam beberapa batasan,
sebagai berikut:
1. Konservasi adalah menggunakan sumber daya alam untuk memenuhi
keperluan manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu yang lama
2. Konservasi adalah alokasi sumber daya alam antarwaktu (generasi) yang
optimal secara sosial
3. Konservasi merupakan manajemen udara, air, tanah, mineral ke
organisme hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas
kehidupan manusia yang meningkat, sedangkandalam kegiatan
manajemen antara lain meliputi survei, penelitian, administrasi,
preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan Latihan.
4. Konservasi adalah manajemen penggunaan biosfer oleh manusia
sehingga dapat memberikan atau memenuhi keuntungan yang besar dan
dapat diperbaharui untuk generasi-generasi yang akan datang2
2
Ibid, hlm. 14.
4
masyarakatnya. Pengetahuan setempat (local knowledge) atau kecerdasan
setempat (local genius) Kearifan lokal adalah sikap, pandangan, dan
kemampuan suatu komunitas di dalam mengelola lingkungan rohani dan
jasmaninya, yang memberikan kepada komunitas itu daya-tahan dan daya
tumbuh di dalam wilayah dimana komunitas itu berada.3 Dengan kata lain,
kearifan lokal adalah jawaban kreatif terhadap situasi geografis-geopolitis,
historis, dan situasional yang bersifat lokal. Kearifan lokal adalah pandangan
hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud
aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai
masalah dalampemenuhan kebutuhan mereka.4
Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat
setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas. Kearifan lokal merupakan
produk budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan pegangan
hidup. Kearifan lingkungan atau kearifan lokal masyarakat sudah ada di
dalam kehidupan masyarakat semenjak zaman dahulu mulai dari zaman pra-
sejarah hingga saat ini. Kearifan lingkungan merupakan perilaku positif
manusia dalam berhubungan dengan alam dan lingkungan sekitamya yang
dapat bersumber dari nilai-nilai agama, adat istiadat, petuah nenek moyang
atau budaya setempat, yang terbangun secara alamiah dalam suatu komunitas
masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya. Perilaku ini
berkembang menjadi suatu kebudayaan di suatu daerah dan bertahan secara
turun- temurun. Secara umum, budaya lokal atau budaya daerah sebagai
budaya yang berkembang di suatu daerah, yang unsur-unsurnya adalah
budaya suku-suku bangsa yang tinggal di daerah itu.
Beradaptasi dengan lingkungan, memperolehan mengembangkan suatu
kearifan yang berwujud pengetahuan atau ide, norma adat, nilai budaya,
aktivitas, dan peralatan sebagai hasil mengelola lingkungan. Seringkali
pengetahuan mereka tentang lingkungan setempat dijadikan pedoman yang
akurat dalam mengembangkan kehidupan dilingkungan pemukimannya.
3
Abdillah Mujiyono, Agama Ramah Lingkungan, (Jakarta: Paramadina, 2015)
4
Sulaiman Alqomayi, Kearifan Lokal Berbasis Islam Dalam Pelestarian Lingkungan
Hidup, Jurnal Kebudayaan Islam (2013) hlm. 17.
5
Keanekaragaman pola-pola adaptasi terhadap lingkungan hidup yang
ada dalam masyarakat Indonesia yang diwariskan secaraturun temurun
menjadi pedoman dalam memanfaatkan sumberdaya alam. Kesadaran
masyarakat untuk melestarikan lingkungan dapat ditumbuhkan secara efektif
melalui pendekatan kebudayaan. Jika kesadaran tersebut dapat ditingkatkan,
maka hal itu akan menjadi kekuatan yang sangat besar dalam pengelolaan
lingkungan. Dalam pendekatan kebudayaan ini, penguatan modal sosial,
seperti pranata sosial budaya, kearifan lokal, dan norma-norma yang terkait
dengan pelestarian lingkungan hidup penting menjadi basis yang utama.
Seperti kita ketahui, adanya krisis ekonomi dewasa ini, masyarakat yang
hidup dengan menggantungkan alam dan mampu menjaga keseimbangan
dengan lingkungannya dengan kearifan lokal yang dimiliki dan dilakukan
tidak begitu merasakan adanya krisis ekonomi, atau pun tidak merasa
terpukul seperti halnya masyarakat yang hidupnya sangat dipengaruhi oleh
kehidupan modern. Maka dari itu kearifan lokal penting untuk dilestarikan
dalam suatu masyarakat guna menjaga keseimbangandengan lingkungannya
sekaligus dapat melestarikan lingkungannya.
6
pencipta. Dan juga mustahil manusia mengolah bumi tanpa ada suatu
kerangka yang membatasi mereka memanfaatkan sumber daya di dalamnya.5
1. Tauhid
Konsep inilah yang didalam beberapa ayat Al-Qur’an dinyatakan
bahwa setiap makhluk ciptaannya itu memiliki ukuran “qadr”, oleh
karena itu manusia bersifat relatif dan ketergantungan kepada Allah. Jika
sesuatu ciptaan Allah (termasuk manusia) itu melanggar hukum-hukum
yang telah ditetapkan dan melampaui batasnya , maka alam semesta
iniakan menjadi kacau.
Bagi seorang muslim, Tauhid harus masuk kedalam seluruh aspek
kehidupannya dan menjadi pandangan utama hidupnya. Dengan kata
lain, Tauhid merupakan sumber etika pribadi dan kelompok, etika sosial,
ekonomi, dan politik, termasuk etika dalam pengelolaan smber daya alam
dan lingkungan, pengembangan sains juga teknologi .6
2. Khilafah
Manusia telah dianugerahkan oleh Tuhan kelebihan dibandingkan
dengan makhluk lain, amnusia memiliki akal, pikiran dan hati Nurani.
Dengan berbekal akal budi ini manusia mestinya mampu menjalankan
amanat untuk menjadi pemimpin sekaligus wakit Tuhan di muka bumi.
Sebagai pemimpin, manusia harusnya bisa memelihara dan mengatur
keberlangsungan kehidupan semua makhluk, sekaligus mengambil
kepurusan yang benar saat terjadu konflik mengenai permasalahan
sumber daya alam khususnya. Pengambilan keputusan ini harus secara
adil, tidk memihak satu pihak.
3. Kemaslahatan (Istishlah)
Kemaslahatan merupakan salah satu pilar syariah Islam termasuk
dalam pengelolaan lingkungan. Bahkan secara tegas, Tuhan melarang
manusia untuk melakukan perbuatan yang bersifat merusak lingkungan
termasuk akan merusak kehidupan manusia itu sendiri.
5
M. Mangunjaya, Konservasi Alam dalam Islam, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, 2019), hlm 27
6
Muhajiddin Mawardi, Akhlak Lingkungan: Panduan Berprilaku Ramah Lingkungan,
(Tanggerang Selatan: Deputi Komunikasi Lingkungan, 2015), hlm. 5-7.
7
Istishlah juga dapat bermakna pemeliharan terhadap alam termasuk
kepada kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan di bumi. Pemanfaatan
hewan dan alam termasuk pemanfaatan yang berkelanjutan untuk
generasi masa depan.pemanfaatan yang dapat dilakukan adalah
pemanfaatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia,
bukan pemanfaatan dalam bentuk komersial, dan bukan pemanfaatan
yang berlebihan, dan bukan pula pemanfaatan yang menyebabkan
kerusakan (QS. Asy-Syu’ara : 151-152).
4. Halal dan Haram
Segala sesuatu yang menguntungkan dan berakibat baik bagi
seseorang, masyarakat dan lingkungan adalah halal. Sebaliknya, segala
sesuatu yang merugikan dan berakibat buruk bagi seseorang, masyarakat
dan lingkungan adalah haram. Konsep halal dan haram ini sebenarnya
tidak hanya berlaku bagi manusia tapi berlaku pula untuk alam.
Pelanggaran terhadap rambu hal dan haram ini akan berakibat terjadi
ketidakseimbangan baik dalam kehidupan manusia maupun gangguan
keseimbangan ekologis dari alam.
8
serta melunturkan etika konservasi setempat. Masyarakat tradisional pada
umumnya sangat mengenal dengan baik lingkungan di sekitarnya. Mereka
hidup dalam berbagai ekosistem alami yang ada di Indonesia, dan telah lama
hidup berdampingan dengan alam secara harmonis, sehingga mengenal
berbagai cara memanfaatkan sumberdaya alam secara berkelanjutan. 7Di
samping itu dalam berperilaku orang akan berpedoman pada berbagai macam
hal yang pada hakekatnya mempunyai nilai baik dan buruk serta pada
kegiatan yang didasarkan pada benar dan salah.
Dalam kearifan lokal juga terwujud upaya pengelolaan sumberdaya
alam dan lingkungan yang juga merupakan wujud dari konservasi oleh
masyarakat. Berkaitan dengan hal itu, maka Nababan mengemukakan
prinsip-prinsip konservasi dalam pengelolaan sumberdaya alam secara
tradisional sebagai berikut :
1. Rasa hormat yang mendorong keselarasan (harmoni) Hubungan manusia
dengan alam sekitarnya. Dalam hal ini masyarakat tradisional lebih
condong memandang dirinya sebagai bagian dari alam itu sendiri
2. Rasa memiliki yang eksklusif bagi komunitas atas suatu kawasan atau
jenis sumberdaya alam tertentu sebagai hak kepemilikan bersama
(communal property resource). Rasa memiliki ini mengikat semua warga
untuk menjaga dan mengamankan sumberdaya bersama ini dari pihak
luar.
3. Sistem pengetahuan masyarakat setempat (lokal knowledge system) yang
memberikan kemampuan kepada masyarakat untuk memecahkan
masalah-masalah yang mereka hadapi dalam memanfaatkan sumberdaya
alam yang terbatas.
4. Daya adaptasi dalam penggunaan teknologi sederhana yang tepat guna
dan hemat (input) energi sesuai dengan kondisi alam setempat.
5. Sistem alokasi dan penegakan aturan-aturan adat yang bisa mengamankan
sumberdaya milik bersama dari penggunaan berlebihan, baik oleh
masyarakat sendiri maupun oleh masyarakat luar (pendatang). Dalam hal
7
M. Mangunjaya, Konservasi Alam dalam Islam, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, 2019)
9
ini masyarakat tradisional sudah memiliki pranata dan hukum adat yang
mengatur semua aspek kehidupan bermasyarakat dalam satu kesatuan
sosial tertentu.
6. Mekanisme pemerataan (distribusi) hasil panen atau sumber daya milik
bersama yang dapat mencegah munculnya kesenjangan berlebihan di
dalam masyarakat tradisional. Tidak adanya kecemburuan atau
kemarahan sosial akan mencegah pencurian atau penggunaan sumberdaya
di luar aturan adat yang berlaku.
8
Erna Mena Nirman, Kearifan Lokal dan Upaya Pelestarian Lingkungan Alam, Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan Missio, Volume 11, No. 1 Januari (2019) hlm. 94.
10
loka cenderung diabaikan karena kebanyakan orang berasumsi bahwa
teknologi modern jauh lebih memiliki tingkat yang dinamis.
Ketersediaan akses pada jaringan pemasaran seperti supermarket,
minimarket bahkan tradisional market yang dapat mudah diakses baik
dalam proses pembelian maupun pembayarannya. Untuk itu, teknologi
modern dijadikan sebagai standart produksi bagi pasar dunia. Percepatan
perubahan tersebut mengakibatkan kondisi paradoksial seperti
meningkatnya jumlah pengangguran, kemiskinan, krisis lingkungan,
kerusakan dan konflik sumberdaya alam. cybermarket telah merubah
budaya dan kebiasaan baru sejumlah kalangan masyarakat. Pada
gilirannya teknologi modern menjadi "standard produksi bagi pasar dunia"
yang mengabaikan kemampuan penguasaan teknologi/pengetahuan
keanekaragaman sumberdaya lokal dan menganggap teknologi lokal
sebagai inferior. Percepatan integrasi tersebut telah mengakibatkan
berbagai kondisi paradoksal, seperti meningkatnya jumlah pengangguran,
kemiskinan, marginalisasi nilai kemanusiaan, krisis lingkungan,
kerusakan dan konflik sumberdaya alam dan lingkungan. Melihat
kenyataan tersebut maka perlu dicari cara bagaimana pengetahuan dan
teknologi lokal dapat digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan dan
kesejahteraan masyarakat banyak sehingga kerusakan lingkungan sosial
dan alam pun dapat terhindarkan
3. Modal Besar
Eksploitasi terhadap sumberdaya alam dan lingkungan sekarang ini
telah sampai pada titik kritis, yang menimbulkan berbagai masalah
lingkungan dan masyarakat. Di samping masalah lingkungan yang terjadi
di wilayah- wilayah dimana dilakukan eksploitasi sumberdaya alam,
sebenarnya terdapat masalah kemanusiaan, yaitu tersingkirnya masyarakat
asli (indigenous people) yang tinggal di dalam dan sekitar wilayah
eksploitasi baik eksploitasi sumberdaya hutan, sumberdaya laut, maupun
hasil tambang.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa kekayaan sumberdaya alam dan
hayati yang dimiliki dipandang sebagai sumberdaya yang dapat diekstraksi
11
untuk mendapatkan surplus. Namun demikian di lain pihak, keberhasilan
perolehan devisa tersebut harus dibayar mahal dengan rusaknya ekosistem
daerah yang bersangkutan dan akan berakibat pada terganggunya
ekosistem global. Secara sosial budaya, terjadi konflik kepentingan antara
tatanan budaya lokal dan budaya modern yang melekat pada industrialisasi
dari sumberdaya alam yang dieksploitasi.
Penggunaan sumber daya alam secara berlebihan mengakibatkan
berbagai masalah lingkungan pada saat ini. Selain masalah lingkungan,
terjadi masalah kemanusiaan juga dimana penduduk asli ditempat
pengeksploitasian itu terjadi akhirnya terseingkirkan karena lingkungan
tempat tinggalnya sudah tidak sebaik dulu. Kenyataan ini menunjukan
bahwa kekayaan sumber daya alam hanya dipandang sebagai sumberdaya
yang dapat dijadikan keuntungan. Namun keberhasilan dari mendapatkan
keuntungan tersebut harus dibayar dengan mahal dengan rusaknya
ekosistem. Selanjutnya secara sosial budaya, sering terjadi konflik
kepentingan antara budaya lokal dan budaya modern yang melekat pada
industrialisasi dari sumberdaya yang di eksplotasi.
4. Kemiskinan dan kesenjangan
Masalah sosial yang timbul dari kemiskinan dan kesenjangan dalam
hal pemenuhan kebutuhan pokok, sering kali tidak berdiri sendiri
melainkan saling terkait dengan faktor lainnya. Kemiskinan juga
mempengaruhi seseorang untuk bertindak guna memenuhi kehidupannya
meskipun Tindakan tersebut bertentangan dengan norma-norma yang telah
ada atau yang berkaitan dengan lingkungan. Maka dari itu, kemiskinan dan
lingkungan merupakan isu strategi dan juga menjadi tantangan utama
dalam pembangunan berkelanjutan.
12
1. Hutan adat
Hutan adat adalah hutan yang dimiliki oleh masyarakat adat dan dikelola
dengan berpedoban pada nilai-nilai adat dan kearifan lokal. Masyarakat
adat Indonesia telah melestarikan hutan adat mereka selama berabad-
abad dengan menjaga keseimbangan alam dan berkelanjutan . mereka
melakukan pengelolaan hutan secara tradisonal dengan menjaga
kesuburan tanah dan menghindari penebangan hutan yang berlebihan.
2. Pembangkit Listrik Tenaga Air
Pembangkit listrik yang memanfaatkan aliran air atau sungai
sebagaisumber energinya. Dahulu, pembangkit listrik tenaga air banyak
digunakan di pedesaan sebagai alternatif energi tabarukan. Selain raah
lingkungan juga memberikan manfaat bagi ekonomi masyarakat
setempat.9
3. Desa Wisata
Desa wisata adalah desa yang memanfaatkan lingkungan serta kearifan
lokal sebagai daya tarik wisata. Desa-desaini dalam menjaga kelestarian
lingkungannya yakni dengan melakukan pengelolaan sumber daya alam
secara berkelajutan. Contoh desa wisata yang terkenal adalah Kampung
Naga di Jawa Barat dan Desa Panglipuran Bali.
9
Rimbawati, Peningkatan Kapasitas Daya Listrik Pada Pembangkit Listrik Tenaga
Makro Hidro, Jurnal Pengabdian Masyarakat, Vol. 24, No. 4, Oktober (2018).
13
Baduy.10 Pikukuh karuhan tersebut harus ditaati oleh masyarakat Baduy
maupun seseorang yang berkunjung ke perkampungan suku baduy
dalam.Ketentuan- ketentuan yang harus ditaati diantaranya adalah:
a. Dilarang masuk hutan larangan.
b. Dilarang mengubah jalan air, misalnya membuat kolam ikan,
mengatur drainase dan membuat irigasi, oleh karena itu system
pertanian padinya adalah padi ladang, pertanian padi disawah
dilarang suku baduy.
c. Dilarang menebang pohon misalnya, pohon yang menghasilkan
buah dan pohon atau tanaman tertentu.
d. Tidak diperbolehkan menggunakan teknologi bahan kimia, seperti
obat hama, obat hama penyakit atau obat yang terdapat racun bagi
tanaman, pemupukan tanaman dilakukan secara tradisional.
e. Berladang harus sesuai dengan ketentuan adat.
10
Suparmini Sriadi Setyawati, Pelestarian Lingkungan Masyarakat Baduy Berbasis
Kearifan Lokal, Jurnal Humaniora, Vol. 18, No. 1 April (2015), hlm. 8.
14
2. Konsep pengelolaan lingkungan dengan sistem zonasi telah dipraktekan
masyarakat Baduy secara turun temurun. Diantaranya adalah
a. daerah Baduy dalam analog dengan zona inti .
b. daerah Baduy luar analog dengan zona pemanfaatan intensif .
c. daerah dangka analog dengan zona penyangga.11
11
Ibid, hlm.19-20.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
17