Anda di halaman 1dari 9

Makalah Budiday Bekicot (Siput Sawah)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bekicot atau siput biasa kita kenal sebagai hama pada tanaman hias di rumah. Namun
perkembangan dunia pengobatan dan kuliner kita yang semaki pesat, maka bekicot pun dapat
diolah menjadi bahan obat-obatan berkhasiat atau berbagai jenis kuliner yang enak. Untuk itulah
budidaya bekicot mulai dilirik beberapa peternak. Apalagi jika dapat menembus pasar ekspor.
Kota Perancis Italia, bekicot diolah di restoran-restoran mahal dan dijadikan kuliner mewah.
Permintaan daging bekicot di sana cukup tinggi. Belum lagi permintaan sebagai bahan dasar
pembuatan obat-obatan, selain itu bekicot dapat dibuat sebagai pakan ikan yang memiliki protein
yang sangat tinggi. Maka beternak bekicot dapat keuntungan yang menggiurkan.

Bekicot di wilayah Indonesia memiliki nama daerah yang berbeda-beda: Jawa Tengah dan Jawa
Timur biasa mengenalnya dengan Bekicot atau Siput. Jawa Barat biasanya mengenalnya dengan
Keong Racun. Menurut habitatnya Bekicot dibedakan menjadi 1. Habitat di Kebun biasanya
Spesies Helix sp, Achatina Sp 2. Habitat di Sawah biasanya Keong Mas, Tutut, Bekicot (Helix
sp, Achatina Sp) berbeda dengan Keong mas, keong sawah atau tutut. Bekicot Keong mas, keong
sawah, dan tutut sanagat berbahaya karena membawa parasit cacing yang berbahaya bagi
manusia, dapat menyebabkan radang otak (meningitis).

Daging Bekicot kaya akan kandungan protein dan asam amino yang tinggi. Kandungan protein
dalam setiap 100 gramnya mencapai 12 gram. Selain itu, Bekicot juga mengandung vitamin B
kompleks kandungan proteinnya setara dengan protein pada hewan lain seperti sapi atau ayam.
Protein yang cukup tinggi sehingga baik sebagai pakan ikan untuk memacu pertumbuhan ikan.

1.2 Tujuan

 Menambah informasi tentang Bekicot atau siput


 Sebagai alternatif pakan ikan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bekicot (Siput)

Klasifikasi Bekicot

Kingdom : Animalia

Phylum : Molluska
Kelas : Gastropoda
Ordo : Pulmonata
Famili : Achanidae
Genus : Achatina
Species : Achatina fulica

2.2 Sejarah

Bekicot merupakan salah satu hewan dengan kelimpahan spesies yang cukup besar. Hewan ini
merupakan salah satu siput darat yang memiliki cangkang. Di Indonesia dikenal dua macam jenis
bekicot yaituAchatina fulica dan Achatina variegata. Menurut Mead (1961) dan Purchon (1968),
A.fulica yang semula berasal dari Afrika Timur telah masuk di Indonesia lewat Kalimantan sejak
tahun 1939. Sedangkan untuk jenis A. variegata masuk ke Indonesia bersama-sama dengan
masuknya tentara Jepang (Amiruddin Aidin Beng, dkk., 1982).

Cara membedakan dua macam bekicot tersebut yakni pada A.fulicamemiliki cangkang berwarna
cokelat dengan garis-garis tidak jelas dan bentuk cangkangnya lebih langsing. Pada A.variegata
memiliki cangkang dengan warna lebih cerah (lebih muda) dengan garis cokelat kemerahan lebih
jelas dan bentuk cangkangnya lebih gemuk. Dalam hal penyebaran,A.fulica lebih luas daripada
A.variegata.

2.3 Morfologi
Bekicot tercakup di dalam sub clasiss pulmonata dari clasiss gastropoda yang merupakan
kelompok mollusca yang sangat besar. Siput darat berbeda dengan gastropoda lainnya, pertama,
dalam hal pernapasan, ia sudah tidak memiliki ctenidia, yaitu semacam insang dan fungsinya
telah diganti oleh bagian pillium yang tipis dan kaya dengan pembuluh pembuluh kapiler-kapiler
darah, kedua mengenai system nervosium, ganglia yang utama terkumpul membentuk bangunan
serupa cincin mengelilingi esgophagus, tanpa jaringan pengikat di dalamnya. Bentuk cangkang
siput pada umumnya seperti kerucut dari tabung yang melingkar seperti konde. Puncak kerucut
merupakan bagian yang tertua, disebut apex. Sumbu kerucut disebut columella. Gelung terbesar
disebut body whorl dan gelung kecil-kecil di atasnya disebut spire. Di antara bibir dalam dan
gelung terbesar terdapat umbilicus, yaitu ujung culumella yang berupa celah sempit sampai lebar
dan dalam. Apabila umbilicus tertutup, maka cangkang disebut imperforate.

Bekicot termasuk keong darat yang pada umumnya mempunyai kebiasaan hidup di tempat
lembab dan aktif di malam hari (nocturnal). Sifat nocturnal bekicot bukan semata-mata
ditentukan oleh factor gelap di waktu malam tetapi ditentukan oleh factor suhu dan kelembaban
lingkungannya. Di waktu siang setelah hujan, banyak ditemukan bekicot berkeliaran dimana-
mana.

Bekicot termasuk golongan mollusca karena memiliki badan lunak dan coelom tanpa segmen.
Badan ditutup oleh cangkang, panjang sekitar 90 mm. ciri-ciri umumnya yakni memiliki sel-sel
kemoreseptor yang terletak pada ujung tentakel okuler dan juga memiliki reseptor cahaya berupa
ocelli. Menurut hasil penelitian Issogianti dengan menggunakan SEM, tentakel okuler bekicot
mempunyai susunan serupa dengan tentakelHelix pomatia maupun Helix aspersa.

Bekicot dapat hidup normal sampai umur 3 tahun. Bekicot senang berada di tempat yang lembab
dan banyak terdapat sampah. Hewan ini memakan berbagai tanaman budidaya, oleh karena itu
bekicot termasuk salah satu hama tanaman. Lebih lanjut dijelaskan bahwa bekicot sebagai hewan
yang rakus, cepat berkembang biak, dan mampu menyesuaikan diri dalam berbagai keadaan.
Bekicot memiliki toleransi yang luas terhadap berbagai macam makanan. Bahkan dikatakan
bahwa bekicot tahan terhadap persediaan makanan yang terbatas. Bekicot tidak tahan terhadap
sinar matahari langsung. Kondisi lingkungan optimal untuk hidupnya adalah di daerah tropis
basah. Suhu minimal letal adalah 45 ˚F atau 7,22 ˚C dan bekicot senang di daerah yang
mempunyai pH antara 7-8. Selain itu, di lingkungan yang berkapur mempunyai korelasi yang
positif dengan banyaknya populasi bekicot.

2.4 Makanan Bekicot

Mead (1961) telah menginventarisasi macam-macam tumbuhan termasuk tanaman budidaya


yang menjadi makanan bagi bekicot. Bagian tumbuhan yang diserang bekicot berbeda-beda
mulai dari bagian kulit batang, daun, bunga, buah, tumbuhan muda, sisa tumbuhan yang telah
kering sampai bagian keseluruhan dari tumbuhan tersebut. Macam-macam tumbuhan yang telah
diinventarisasi antara lain papaya (Carica papaya), ketimun (Cucumis sativus), kol (Brassica
sp), ketela rambat (Ipomoea batatas), balaran (Ipomoea pescapre) dan sebagainya.

2.5 Biologi Reproduksi Bekicot


Menurut Purchon (1968) susunan alat reproduksi bekicot lebih sederhana dibandingkan dengan
susunan alat reproduksi Helix pomatia. Susunan alat reproduksi bekicot dewasa menurut Berry
dan Chan seperti gambar 2. Sedangkan menurut Ghose (1963) seperti gambar 3. Saluran
ovotestis terdiri dari 3 bagian yaitu saluran ovotestis apical, vesikula ovisperm, dan ovotestis
basal. Vesikula ovisperm berfungsi untuk tempat penimbunan sperma. Sepanjang spermoviduk,
saluran sperma dipisahkan secara tidak sempurna dengan uterus. Uterus dibedakan menjadi dua
bagian yaitu bagian apical dan bagian basal. Pada dindingnya terdapt banyak lipatan yang
mengandung banyak kelenjar calcic dan mukosa. Kelenjar lainnya adalah kelenjar albumen yang
membesar pada saat musim birahi. Dalam kelenjar tersebut dijumpai glikogen dan galaktogen.
Saluran albumen meninggalkan kelenjar albumen yang bermuara di Carrefour di bagian basal
saluran ovotestis. Albumen berfungsi sebagai pelumas saat pelepasan telur dan sebagai
pembungkus telur yang dapat menjaga kelembaban telur selama pengeraman karena mampu
menyerap air dari sekitarnya. Vagina dan penis bersama-sama bertemu di atrium genital dan
bermuara ke luar pada aperture genital.

Menurut Berry dan Chan (1968) di dalam kantong telur terdapat banyak telur yang telah
bercangkang. Banyaknya telur yang bercangkang dalam kantong telur menunjukkan hubungan
dengan besarnya kelenjar albumen. Artinya bila kelenjar albumen besar amak di dalam kantong
telur dijumpai banyak telur bercangkang sebaliknya bila kelenjar albumen kecil telur
bercangkang dalam kantong telur sedikit. Bekicot bersifat hermaphrodit ambiseksual dimana
sperma dan oosit dihasilkan secara simultan. Bekicot pada umumnya menghasilkan sperma
sebelum dimulainya oogenesis (protandri)

Menurut Meer Mohr (1949), umur dewasa kelamin bekicot dicapai setelah cangkang mencapai
ukuran 60 mm. Pada ukuran tersebut bekicot telah melakukan perkawinan. Pematangan seksual
sepenuhnya dicapai pada saat ukuran cangkang mencapai 80 mm. Menurut Misbet (1974),
ukuran telur bekicot rata-rata memiliki panjang 6,3 mm dan lebar 5,6 mm. menurut Lambert
(1974) telur bekicot berdiameter antara 4,5 mm-5,5 mm. jumlah telur bekicot menurut Meer
Mohr (1949) berkisar antara 82-315 butir. Jumlah telur yang dilepaskan bekicot sangat
tergantung pada daerah tempat hidup.

Menurut Berry dan Chan fungsi reproduksi bekicot dikontrol oleh sel-sel neurosekretorik yang
berasal dari otak dan dari tentakel okuler. Pemotongan tentakel okuler bekicot berakibat
meningkatkan oogenesis. Ini artinya terjadi kontrol bersama antara fungsi hormone tentakuler
(menekan oogenesis) dan system neurohormonal dari otak (memacu oogenesis). Menurut Meer
Mohr (1949) bekicot melakukan perkawinan di waktu awal pagi hari. Lama kawin dinyatakan
antara 1,5-2 jam. Periode gestasi antara 14,16, 18 hari, ada pula yang menyatakan paling pendek
20 hari dan dapat mecapai 341 hari (Lambert,1974;Raut dan Ghise,1982). Bekicot bereaksi
negatif terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan dengan melakukan fase dorman atau
estivasi. Oleh karena itu dalam sejarah hidupnya bekicot dikenal sebagai temporary period of
generalized reproductive inactivity (Mead, 1961).

2.6 Reproduksi Bekicot dan Lingkungannya

Fungsi gonad bekicot disamping dikontrol oleh otak dan tentakel okuler melalui mekanisme
neurosekretorik juga dikontrol oleh keadaan lingkungannya. Faktor luar tersebut terutama adalah
curah hujan. Bahkan menurut Bruggen (1969), faktor curah hujan dinyatakan sebagai faktor
pembatas kehidupan reproduksi bekicot. Pada musim hujan, gametogenesis khususnya oogenesis
meningkat. Pada musim kemarau sebaliknya, bahkan dapat mencapai titik nol. Selain itu, faktor
intensitas sinar matahari dan panjang hari dapat mengontrol fungsi gonad hewan hermaphrodit
ambiseksual.

2.7 Pemeliharaan bekicot

1. Tahap pertama yaitu persiapan, dalam hal ini mempersiapkan bahan dan peralatan. Kandang
harus didirikan pada tanah kering, teduh, lembab dengan suhu udara berkisar 25 s/d 30 derajat
celcius. Cara pemeliharaan bekicot dalam kandang dapat dilakukan dengan cara memisahkan
antara bekicot kecil dengan besar atau juga dengan mencampurnya tanpa melihat usia bekicot.
Bedakan mana bekicot yang memang untuk tujuan pembibitan[indukan] dan mana yang yang
dipanen. Ada beberapa jenis kandang dalam membudidayakan bekicot antara lain , kandang
kotak kayu yang terbuat dari lembaran kayu triplek berkaki ukuran panjang dan lebar 1 X 1
meter tinggi 1,25 meter diatas kotak tersebut diberi kawat kasa agar bekicot tidak keluar dan
tempat berteduh, kandang semen tak beeda dengan ukuran kandang kotak kayu kandang semen
juga demikian hanya saja pada bagian dasar kandang diberi tanah yang mengandung cacing guna
menjaga kelembaban kandang dengan tebal lapisan tanah sekitar 30 cm dan kandang galian
tanah berukuran panjang, lebar dan tinggi 1x1x1 m, tanah galian yang akan digunakan pilih yang
agak kering dan dibawah pohon rimbun.

2. Tahap kedua Pembibitan, ada dua jenis bekicot yang biasa diternak yaitu spesise Achatina
fulica dan Achatina variegata.

3. Tahap ketiga pemilihan calon indukan, karena bibit unggul belum tersedia, dapat
menggunakan bibit lokal dengan jalan mengumpulkan bekicot yang banyak terdapat dikebun
pisang, kelapa atau semak belukar ketika musim hujan banyak sekali dijumpai.

4. Tahap keempat Reproduksi dan Perkawinan. Dalam tahap ini bekicot biasanya mulai kawin
pada umur enam sampai t8ujuh bulan ditempat pemeliharaan. Pada masa kawin bekicot betina
mulai menyingkir ketempat yang lebih aman, bekicot bertelur disembarang tempat setiap
penetasan jumlah telurnya lebih dari 50-100 butir.

5. Tahap kelima Proses Kelahiran, pada thapan ini telur bekicot menetas setelah umurnya cukup.
Pada waktu menetas menjadi anak cangkang yang biasanya tidak ditunggui induknya, memnetas
dengan sendirinya.

Setelah mendapatkan lokasi yang sesuai maka untuk membudidayakannya perlu disiapkan :

Penyiapan Sarana dan Peralatan :

Perkandangan Walaupun lahan yang diperlukan tidaklah terlalu luas namun persyaratan
mengenai kelembaban dan keteduhan perkandangan perlu diperhatikan, karena dalam aslinya
dan untuk berkembang biak secara baik bekicot senang dengan keadaan yang lembab dan teduh.
Kandang didirikan di tanah kering, teduh, lembab dengan suhu udara berkisar 25-30 derajat C.
Jika di buat di kota besar seperti Jakarta, lahan perkandangan dapat di kondisikan di tempat yang
teduh, dengan memberikan perlindungan berupa tanaman, tanaman diletakan di sekitar kandang.
Untuk menjaga kelembaban dapat diletakan ember-ember berisi air dengan diberikan untaian-
untaian kain yang mudah menyerap air. Tapi jangan lupa untuk memberikan bubuk abate atau
memasukan ikan kecil di dalam ember air, untuk mencegah nyamuk berkembang biak.

Cara pemeliharaan bekicot tidak terlalu sulit. Bisa dilakukan secara terpisah, artinya bekicot
yang kecil dipelihara terpisah dari yang besar. Bisa juga dilakukan secara campuran, yaitu
bekicot kecil dan besar dipelihara dalam satu kandang tanpa melihat umur/besarnya. Bila
dilakukan secara terpisah resikonya harus dibuat beberapa kandang. Fungsi kandang itu antara
lain untuk penetasan, pembesaran dan sebagai kandang induk.

Ada tiga cara berternak bekicot di dalam kandang, antara lain:

Kandang Kotak Kayu :

Kandang terbuat dalam lembaran kayu tripleks yang berkaki. Untuk kerangkanya dapat
digunakan kayu kaso. Ukuran panjang dan lebar kandang adalah 1 x 1 meter, tinggi 1,25 meter.
Di atas kotak tersebut diberi kawat kasa, agar bekicot tidak keluar dari dalam kandang.
Sebaiknya di atas kotak perlu dibuatkan tempat berteduh, agar keadaan tempat selalu gelap/tidak
langsung kena sinar matahari.

Kandang Dari Bak Semen :

Pembuatan kandang ini sama dengan kandang kotak kayu. Dalam bak semen yang perlu
diperhatikan adalah alasnya. Untuk menciptakan suasana lembab, alas semen perlu diberi tanah
dan cacing untuk menggemburkan tanah dan menyerap kotoran yang dikeluarkan bekicot. Tebal
lapisan tanah di dalam bak sekitar 30 cm. Zat-zat makanan yang diperlukan bekicot hendaklah
selalu tersedia di dalam bak

Kandang Galian Tanah :

Tanah digali dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi 1 x 1 x 1 m. Perlu diperhatikan sebaiknya
tanah galian yang akan digunakan untuk kandang dipilih yang agak kering. Sebaiknya kandang
dibuat di bawah pohon yang rimbun, kalau dindingnya terlalu basah perlu diberi lapisan pasir.
Untuk menjaga keadaan selalu gelap, seperti cara pertama dan kedua, di atas kandang perlu
dibuatkan bedeng sebagai penutup. Masa panen, bila kandangnya terbuat dari tanah galian, cara
pengambilannya dilakukan dengan menggunakan galah yang bisa menjepit bekicot agar bekicot
dan telurnya tidak rusak.

Peralatan yang dibutuhkan antara lain : Alat-alat yang diperlukan untuk pembuatan kandang:
kayu, semen, bata pasir, kain kasa dan cangkul.

Pemilihan Bibit Calon Induk :


Jika bibit unggul belum tersedia maka sebagai langkah pertama dapat digunakan bibit lokal
dengan jalan mengumpulkan bekicot yang banyak terdapat di kebun pisang, kelapa, serta semak
belukar. Bekicot yang baik dijadikan bibit adalah yang tidak rusak/cacat yang sementara waktu
dan yang besar dengan berat lebih kurang 75-100 gram/ekor.

Reproduksi dan Perkawinan:

Bekicot biasanya mulai kawin pada usia enam sampai tujuh bulan ditempat pemeliharaan yang
cukup memenuhi syarat. Pada masa kawin bekicot betina mulai menyingkir ke tempat yang lebih
aman. Bekicot bertelur di sembarang tempat. Jumlah telurnya setiap penetasan biasanya lebih
dari lima puluh butir (50-100). Jumlah produksi telur tergantung masa subur bekicot itu sendiri.
Besar telur bekicot tidak lebih dari 2 mm.

Proses Kelahiran :

Telur bekicot akan menetas setelah usianya cukup. Pada waktu telur itu menetas dan menjadi
anak cangkang, biasanya tidak ditunggui induknya. Begitu bekicot selesai bertelur, telurnya
ditinggalkan begitu saja. Telur bekicot akan pecah sendiri melalui proses alam.
Tidak semua jenis bekicot cocok untuk dibudidayakan. Dua jenis bekicot yang biasa diternakkan,
yaitu spesies Achatina fulica dan Achatina variegata. Ciri bekicot jenis Achanita fulica biasanya
warna garis-garis pada tempurung/cangkangnya tidak begitu mencolok. Sedangkan jenis
Achatina variegata warna garis-garis pada cangkangnya tebal dan berbuku-buku.

Penetasan bekicot hingga menjadi anak tergantung pada keadaan tempat dan waktu tetas.
Bilamana tempat itu memenuhi syarat (sempurna) seperti kelembaban tanah, iklim dan cahaya
yang mencukupi, maka telur akan cepat menetas. Sebaliknya jika keadaan tanah/iklim kering dan
tempatnya kurang menguntungkan maka telur akan lambat menetas.

_________________________________________________________________________

Bekicot yang bagi sebagian besar orang adalah hewan yang jijik, ternyata mempunyai banyak
manfaat dan keistimewaan. Salah satunya yaitu dapat melewati benda tajam tanpa terluka serta
dapat menempel pada dinding tanpa terjatuh. Bekicot dapat digunakan sebagai makanan ternak
peliharaan di rumah, dapat dijual sebagai sumber protein, zat kapur, dan fosfor bahan makanan
ternak pabrik, Dijual sebagai komoditi ekspor ke Belanda, Taiwan, SIngapura, dan Negara
Lainnya.

1. Syarat, Bahan, dan Alat budidaya bekicot

Syarat : Bekicot dapat hidup baik pada daratan rendah hingga daerah berbukit tidak lebih dari
1000m dari permukaan laut. Namun ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam
budidaya bekicot antara lain : Suhu yang dibutuhkan bekicot adalah 26’C-29’C, dan kelembaban
antara 80-90%.

Bahan : Bahan utama yang diperlukan untuk budidaya bekicot adalah Bibit Bekicot, Kapur atau
pecahan tembok, dan kompos.
Kemudian bahan untuk kandang kebun : batu bata, pasir, semen, tanaman pelindung.

Lalu untuk bahan kandang penetasan : bambu atau kayu, kawat kasa, engsel, kaleng bekas, pasir,
kertas semen, dan jerami.

Alat : Alat yang diperlukan untuk membuat kandang bekicot adalah : cangkul, sendok tembok,
palu, golok, gunting kawat, gergaji, dan meteran.

2. Langkah Kerja Budidaya Bekicot

Pembuatan Kandang, untuk pembuatan kandang kebun dapat dilakukan dengan cara : Pilih
lokasi kebun yang cukup rindang, Ukur lahan yangakan digunakan untuk kandang kurang lebih
10m x 10m, Buat parit dengan pasangan batu bata dan diplester dengan semen di sekeliling
kebun dengan ukuran lebar 40cm dan dalam 30cm, Kemudian isi parit tersebut dengan air
(periksa jangan sampai parit tersebut bocor).
Pembuatan Kandang Penetasan. Kandang penetasan khusus digunakan untuk proses perkawinan.
Penetasan telur dapat dilakukan dengan cara berikut ini : Buat kotak sebagai kandang tanpa alas
dengan ukuran lebar 75cm, panjang 150cm, dan tinggi 60cm dengan bahan kayu. Kemudian buat
tutup kandang dengan menggunakan kawat kasa.

3. Pemilihan Induk dan Perkawinan

Bekicot banyak sekali ditemukan didaerah pedesaan, jadi anda hanya harus mengumpulkan
bekicot-bekicot tersebut ke dalam kandang yang sudah disediakan tadi, kemudian untuk memilih
indukan dapat dipilih sesuai kriteria berikut ini : Bertubuh besar dengan ukuran 6-7cm dan berat
sekitar 70gr. Mempunyai cangkang yang kuat dan bersih. Untuk pemilihan induk tidak perlu
memperhatikan jenis kelamin, karena bekicot adalah hewan yang mempunyai kelamin ganda.
Bekicot yang sudah dipilih dapat langsung ditempatkan di dalam kandang penetasan. Setiap
kandang penetasan dapat diisi 10 pasang bekicot. Untuk pemindahan bekicot dari kandang ke
kandang penetasan sebaiknya dilakukan pada malam hari.

4. Pembesaran:

Pembesaran merupakan tahap lanjutan setelah penetasan telur dan pemeliharaan anak bekicot.
Pembesaran yang dilakukan di kandang dilakukan setelah anak bekicot berumur 7-15 hr.
Kegiatan pembesaran dimulai dengan pemindahan anak bekicot dari kandang penetasan ke
dalam kandang pembesaran. Pada saat pemindahan harus dilakukan dengan hati-hati karena
cangkang bekicot masih sangat rapuh. Setelah anak bekicot dipindahkan ke dalam kandang
pembesaran, perlu diperhatikan pemberian vaselin di sekitar dinding kandang, agar anak bekicot
tidak keluar dari kandang. Agar pembesaran bekicot sempurna lakukan penyiraman kandang
sehari 2x yaitu padi dan sore hari agar kelembaban dan suhu kandang dapat terjaga dengan baik.
Bekicot dapat dipanen setelah berumur sekitar 7-10 bulan.

5. Pemasaran
Bekicot segar adalah bekicot yang dipasarkan dalam bentuk segar dan masih hidup. Cara umum
yang digunakan yaitu dengan menempatkan bekicot ke dalam keranjang atau langsung di bak
truk dengan cara berlapis-lapis antara bekicot dan pelindung.
Bekicot olahan adalah bekicot yang diolah terlebih dahulu sebelum dipasarkan. sebelum
mengolah bekicot hendaknya bekicot tidak diberi makan dahulu selama 2 hari untuk
membersihkan kotoran yang ada didalamnya

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Dalam budidaya bekicot luas lahan yang dibutuhkan sangat bebas tergantung dari selera
peternak apakah ingin hasil yang besar atau yang sedang-sedang saja, kalau ingin hasil
yang besar tentu saja ukuran lahan harus luas juga.

3.2 Saran

Melihat potensi tersebut tentu saja bahan baku yang biasa muncul pada musim penghujan saja
dapat dikelola dengan cara beternak bekicot secara instensif sehingga tidak mengandalkan pada
musim penghujan saja.

DAFTAR PUSTAKA

Djohar. 1986. Reproduksi Bekicot (Achatina fulica) dan Beberapa Faktor yang
Mempengaruhinya. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

http://fp.uns.ac.id/~hamasains/dasarperlintan-2.htm

http://oryza-sativa135rsh.blogspot.co.id/

http://tipspanduanbeternak.blogspot.co.id/

Anda mungkin juga menyukai