Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah filsafat ilmu
Program Ilmmu Al-Quran Dan Tafsir Semester III
Dosen pengampu : Bapak Dr. Muslihun, Lc, M. Fil
Disusun Oleh:
Fajar husna
Firman manuputy
M. Qori al ghipary
Alhamdulillah, puji syukur selalu kami panjatkan kehadirat Allah Swt karena hanya
dengan rahmat, hidayah, serta inayyah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “Ruang lingkup dan cabang cabang filsafat”. Sholawat serta salam selalu
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw beserta keluarga dan para
sahabatnya, dan atas keteladanan beliaulah kita bisa konsisten di dalam menetapi agama
Islam.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ‘Filsafat’ dalam proses
penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari peran dan sumbangsih pemikiran serta intervensi
dari berbagai sumber. Karena itu dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan banyak
terimakasih kepada dosen pengampu Bapak Dr. Muslihun, Lc, M. Fil dan semua pihak yang
membantu dalam menyelesikan penulisan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat. Amin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................1
BAB 2.........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
2.1 KEDUDUKAN FILSAFAT DALAM ILMU PENGETAHUAN...................................3
2.2 RUANG LINKUP KAJIAN FILSAFAT.........................................................................5
2.3 CABANG-CABANG FILSAFAT KHUSUS..................................................................5
PENUTUP....................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Pada awalnya kedudukan filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan atau mother of
science. Tetapi di dalam pekembangannya masing-masing ilmu itukemudian memisahkan
diri dari filsafat. Banyak bermunculan cabang barudalam filsafat yang merupakan
pendalaman lebih lanjut dari ilmu pengetahuan,misalnya filsafat arsitektur, filsafat
matematik, filsafat adminitrasi, filsafatekonomi, dan sebagainya. Disini yang pada
awalnya filsafat berkedudukan sebagai induk ilmu pengetahuan bergeser menjadi
penghubung di antara ilmu pengetahuan. Dengan demikian, sesunggunya filsafat adalah
sebagai sistem iterdisipliner atau dengan kata lain filsafat itu sebenarnya
menghubungkanantara ilmu yang satu dengan ilmu yang lainnya serta menjadi tempat
pertemuan bagi cabang-cabang ilmu pengetahuan.
Searah dengan hal tersebut secara garis besar lasiyo dan yuwono berpendapat ada
empat macam pembagian pengetahuan manusia menuruttingkatannya. Hal iniuntuk
memudahkan dalam mempelajari kedudukan filsafat.
1. Pengetahuan biasa atau pra ilmiahPengetahuan yang muncul karena adanya kegiatan
akal sehat manusia yangditujukan dalam kejadian sehari-hari, misalnya pengetahuan
tentang terbitdan tenggelamnya matahari, pengetahuan tentang musim hujan yang
turundari langit, pengetahuan api yang panas, semua pengetahuan itu bisa
terjadimelalui kegiatan panca indra yang disengaja ataupun tidak
2. Pengetahuan ilmiah atau ilmu (science)Pengetahuan yang telah memenuhi syarat-
syarat tertentu, berobjek, bermetode, bersistem, bersifat universal. Pengetahuan ilmiah
ini hanyadilakukkan oleh beberapa orang saja.
3. Pengetahuan kefilsafatan atau filsafatPengetahuan manusia yang berisi tentang
hakikat atau esensi, sifat dasarobjeknya bercirikan deskriptif, kritik atau analitik,
evaluatik dan normatif,spekulatif dan sistematik.
4. Pengetahuan keagamaanPengetahuan manusia yang diperoleh melalui keyakinan,
sehingga bersifatdogmatik. Pengetahuan keagamaan itu bertitik tolak dari ajaran
wahuyumaupun hal-hal yang bersifat relegius.
2
Dalam hal itu dapat dijelaskan bahwasannya empat hal diatasmempunyai
hubungan erat. Pengetahuan adalah hasil dari orang tau darisesuatu, misalnya
pengetahuan tentan rasa, sedih, kecewa, bahagia, dansebagainya. Ilmu pengetahuan
adalah pendalaman lebih lanjut mengenahi pengetahuan manusia atau dengan kata
lain memenuhi syarat penjelasan diatastadi. Filsafat adalah pendalam lebih lanjut dari
ilmu pengetahuan, terutamamengenai masalah fundamental dan tujuan yang ingin
dicapai ilmu pengetahuan. Dalam menghadapi berbagai persoalan, manusia
sangatdipengaruhi oleh filsafat hidupnya. Akan tetapi tidak semua masalah
mampudiselesaikan dengan filsafat atau akal saja. Dikarenakan manusia
memerlukansuatu keyakinan suatu Dzat yang berada di atasa segala-galanya.
Keyakinan inihanya diajarkan di dalam agama, bahkan diyakini dengan agama
manusia dapat menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi.
Perbedaan antara filsafat sebagai ilmu dengan ilmu pengetahuan yang lain adalah
terletak pada objek formalnya. Ilmu filsafat memandang objek materialnya itu secara
menyeluruh dan integral, sedangkan ilmu pengetahuan memandang objek materialnya
itu dari salah satu aspek tertentu saja. Oleh karena itu yang ingin dicapai oleh ilmu
filsafat adalah kebenaran dan kenyataan yang utuhdan integral, bukan yang farsial
atau dimensional. Heri hamersma menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah
pengetahuan metodis, sistematis dan kohern tentang suatu bidang tertentu
darikenyataan. Filsafat adalah pengetahuan metodis sistematis dan kohern tentang
seluruh kenyataan.1
1. Metafisika
1
Win ushuluddinBernadien, membuka gerbang filsaafat…hlm 43.
2
Ibid., hlm 51.
3
Ibid., hlm 52. Lihat jugadi buku The liang gie, suatu konsepsi ke arah penerbitan bidang filsafat, (Yogyakarta:
Karya Kencana, 1997}, hlm 88.
3
Istilah metafisika berasal dari bahasa yunani meta ta physika yang dapat
diartikan sesuatu yang ada dibalik atau dibelakang benda-benda fisik4. Selanjutnya
metafisika kemudian dipahami sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang
hakikat yang terdalam atau cabang filsafat yang memberikan prinsip-prinsip pertama.
5
Pembahasan metafisika tentang keberadaan exssitennsi manusiia. Cristian wolf
membagi persoalan metafisikan menjadi metafisika umum (ontologi), metafisika
khusus yang meliputi teologi (filsafat kethanan). Problem-problem metafisika apakah
realitas itu? Apakah “ada” atau berubah.? Apakah “ada” itu satu atau banyak? Apakah
hakikat perubahan itu.
Peran metafisika bagi ilmu pengetahuan, mengajarkan cara berfikir cermatdan
tak kenal lelah, menuntut orisinilitas berfikir, berupaya menemukkan jawaban baru,
memberikan bahan pertimbangan yang matang, dan membuka peluang terjadinya
perbedaan visi dalam melihat realitas.
2. Ontologi
Ontologi adalah bagian filsafat yang paling umum, atau merupakan bagian
dari metafisika, dan metafisika merupakan salah satu bab darifilsafat. Ontologi terdiri
dari dua suku kata ontos berarti sesuatu yang berwujud dan logos berarti ilmu. 6Jadi
ontologi dapat diartikan sebagai ilmuatau teori tentang wujud hakikat yang ada
berdasarkan pada logika semata.Ontologi sebagai cabang filsafat yang membicarakan
tentang hakikat benda bertugas untuk menjawab pertanyaan, objek apa yang ditelaah
ilmu?Bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut ? Bagaimana hubungan
antara obyek tadidengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan?
Ontologi merupakan satu kajian kefilsafatan yang pelingkuno berasal dari
Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Ontologi
secara sederhana dapat dirumuskan sebagai ilmuyang mempelajari realitas atau
kenyataan konkret secara kritis. Aspekontologi pengetahuan harusnya diuraikan
secara metodis, sistematis,koheren, rasional, komprehensif, radikal, dan universal.
Adapun karekteristik (ontologi) ilmu pengetahuan. 7 antar lain adalahilmu
berasal dari penelitian, tidak ada konsep wahyu, adanya konsep pengetahuan empiris,
pengetahuan rasional bukan keyakinan, pengetahuanobjektif, pengetahuan sistematik,
pengetahuan metodologis, pengetahuanobservatif, pembuktian, penjelasan, terbuka
dan dapat diulang kembali,konsep yang relatif, mengakui adanya logika-logika
ilmiah, memiliki berbagai hipotesis, pengetahuan bersifat sentral atau tidak
memihak,menghargai berbagai bentuk eksperimen.
3. Epistemologi
Secara etimologis epistemologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas kata
episteme dan logos Episteme berarti pengetahuan atau kebenaran, sedangkan logos
berarti kata atau pikiran atau ilmu.Epistemologi dapat diartikan sebagai pikiran-
pikiran tentang pengetahuanatau kebenaran. Dengan kata lain epistimologi adalah
cabang filsafat yang membahas tentang tata cara, teknik atau prosedur pendapatkan
4
Tim dosen sejarah ilmu fakultas UGM filsafat ilmu (Yogyakarta: LibertyYogyakarta 1996,) hlm, 16
5
Ibid. 54.
6
Drs, MuHAMMAD Abid, MA Filsafat Ilmu (Yogyakarta :Pustaka Pelajar, 2011). hlm, 69.
7
Win Ushuluddin Bemadie, Membuka gerbang filsafat (Jember. STAIN Jember PRESS, 2011), hlm. 56.
4
ilmu dan keilmuan.Pertanyaan utama epistimologi, apa yang benar-benar kita
ketahuidan bagaimana cara kita mengetahuinya? Bagaimana prosedurnya? Hal-halapa
yang harus diperhatikan agar menandakan pengetahuan yang benar?Apa saja
kriterianya? Apa yang disebutkebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara, teknik, sarana
apa yang membantu kitadalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?
4. Aksiologi
Aksiologi cabang filsafat yang membicarakan tentang orientasi ataunilai suatu
kehidupan. Aksiologi disebut juga teori nilai dengan kata lainaksiologi adalah ilmu
yang menyoroti masalah nilai dan kegunaan ilmu pengetahuan. Secara tidak langsung
dapat dilihat apakah nilai dan kegunaanilmu itu berguna untuk manusia atau
tidak.Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan?Bagaimana kaitan
antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidahmoral? Bagaimana penentuan
obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan- pilihan moral? Bagaimana kaitan antara
teknik prosedural yang merupakanoperasionalisasi metode ilmiah dengan norma-
norma moral/profesional?
5. Logika
Secara etimologi logika adalah suatu pertimbangan akal atau pikiran yangdinyatakan
dalam bahasa. Logika disebut juga logike episteme atau logicalscientica yang berarti
ilmu logika, tetapi sekarang hanya disebut logika saja.
6. Etika
Etika sering disebut dengan filsafat moral. Istilah ini berasal dari dua kataethos dan
ethikos. Ethos berarti sifat, watak, kebiasaan, tepat yang biasa. Ethikos berarti susila,
keadaban atau kelakuan dan perbuatan yang baik.
7. Estetika
Cabang filsafat yang membahas tentang seni dan keindahan. Istilah estetikaini berasal
dari Yunani yang berarti pencerapan indrawi, pemahamanintelektual, atau
pengalaman spiritual. Sedangkan art (seni) dari bahasa latinars yang artinya seni,
keterampilan, ilmu, dan kecakapan.
1. Filsafat agama
Cabang filsafat khusus yang membicarakan atau bersangkutan dengan agama. The
Liang Gie menjelaskan bahwa dikalangan tertentu seringterjadi kekeliruan bahwa
filsafat itu sama dengan agama atau sebaliknya.Padahal sejatinya antara filsafat
dengan agama itu terdapat perbedaan yang besar terutama didalam penghayatannya.
Orang belajar filsafat menuntut mengetahui utntuk dipahami kebenarannya,
sedangkan orang belajar agama menuntut pengetahuan untuk beribadah sesuai doktrin
agama yang bersangkutan. Filsafat berarti berifikir sedangkan agama berarti
mengabdi. Dengan demikian, jelas bahwa belajar filsafat dengan pemikiran
bebas,sedangkan belajar agama harus disertai iman. Pemikiran filsafat tentangagama
yang dilakukan secara kritis dan analisis tentang makna dankepercayaan yang terlibat
dalam agama.
2. Filsafat sejarah
5
Menurut george Wilhwlm Friedrich Hegel (1770-1831) filsafat sejarah dapat
dipahami sebagai usaha menunjukkan suatu rencana yang diwujudkan oleh peristiwa-
peristiwa. Istilah sejarah mempunyai arti ganda yaitu sejarah adalah rangkaian
sesungguhnya dari tindakan-tindakan manusia di masalalu dan sejarah sebagai cerita
yang tersusun oleh sejarawan tentangrangkaian peristiwa.
3. Filsafat ilmu
Filsafat ilmu merupakan suatu tinjauan kritis tetang pendapat-pendapat ilmiah.
8
Filsafat ilmu adalah pembanding atau pengembangan pendapat- pendapat pada masa
lalu terhadap pendapat-pendapat masa sekarang yang didukung dengan bukti-bukti
ilmiah. Filsafat ilmu dapat diartikan sebagaisesuatu disiplin, konsep, dan teori tentang
ilmu yang sudah dianalisis sertadiklasifikasikan.
4. Filsafat politik
Bidang filsafat khusus yang bersangkutan dengan politik khususnya asalmula,
hakikat, dan nilai negara. Secara umum politik adalah mencakup semua hal yang
bersangkutan dengan negara, misalnya organisasi internaldari negara, struktur dan
fungsu dari pemerintah, pelaksanaan urusan-urusan umum pengerjaan kepentingan
nasional. pelaksanaan kontroltehadap warga negara dan kegiatan-kegiatan politis atau
dalam mencarikekuasaan dari atau oleh perseorangan, kelompok, partai, dan
adminitrasinegara. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa bidang politik
berhubungan erat dengan etika, ontologi, psikologi juga sosiologi.
5. Filsafat hukum
Bidang filsafat khusus yang membicarakan hukum secara filsafati.Oleh karena itu,
bidang hukum mempunyai soal-soal khusus yang tidak dijumpai dalam filsafat secara
umum. Menurut Dr. Notohamidjojo, S.H. permasalahan pokok filsafat hukum antara
lain yuristische logik yang terdiridari tiga hal, apa asal hukum? Apa hakikat hukum?
Serta apa tujuan hukum?Yuristische ethik atau kesusilaan yuridis yang membahas apa
kedudukanmanusia dalam hukum? dan apa norma-norma bagi pengembala hukum?
yang dimaksud pengembaa hukum disini adalah hakim, jaksa, advokad, polisi
maupun pemerintah itu sendiri. Itulah sebabnya mengapa dianggap perlu
menginsyafkan para calon yurist, logik yuridis, dan etik yuridis. Jikamemang
demikian persoalan pokok didalam filsafat hukum adalah beberapahal sebagai berikut.
a. .Apa sebenernya asal mula dari hukum?
b. Apa sebenernya hakikat dari hukum itu sendiri?
c. .Apa tujuan akhir daripada hukum?
d. Apa kedudukan manusia dalam hukum?
e. Apa norma-norma bagi pengembala hukum?
6. Filsafat bahasa
Filsafat khusus yang membahas tentang penelitian filsafat yang timbul dari studi
bahasa-bahasa kongkrit yang benar-benar ada. Filsafat bahasa memiliki istilah lain
yaitu analitik atau filsafat linguistik. Filsafat dengan bahasa mempunyai hubungan
yang erat karena bahasa merupakandasar utama dari filsafat. Dengan bahasa para
filsuf dapat mengemukakan bebagai gagasan maupun teorinya. Sehingga pemikiran
filsafati dipandangsebagai penyusun bahasa tersebut. Dengan demikian filsafat bahasa
8
Modul, hlm. 1.31.
6
membahas penelitian bahasa atau kata-kata secara mendalam, baik arti bahasa itu
sendiri maupun dalam hubungan dengan semua bahasa, dengansimbol dan cabang-
caban filsafat lainnya.
7. Filsafat sosial Menurut Lasiyo dan Yuwono filsafat sosial sering disebut denganfi
lsaafat kehidupan sosial. Ada juga yang menyebutnya filsafat sosialsinonim dengan
filsafat politik bahkan disinonimkan dengan sosiologi. Pengertian umum filsafat
sosiologi adalah pemikiran filsafati tentangkehidupan sosial yaitu semua jenis
perserikatan kecuali kehidupan politisdalam arti mencari kekuasaan. Filsafat sosial
sebagai analisis tentangmasyarakat dan kehidupan sosial dengan memakai konsep-
konsep dan pengertian-pengertian filsafat.
7
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan adalah hasil orang mengerti dari
sesuatu, misalnya pengetahuan tentan rasa, sedih, kecewa, bahagia, dan sebagainya.
Ilmu pengetahuan adalah pendalaman lebih lanjutmengenahi pengetahuan manusia atau
dengan kata lain memenuhi syarat penjelasan diatas tadi. Filsafat adalah pendalam lebih
lanjut dari ilmu pengetahuan, terutama mengenai masalah fundamental dan tujuan yang
ingindicapai ilmu pengetahuan. Dalam menghadapi berbagai persoalan, manusiasangat
dipengaruhi oleh filsafat hidupnya. Akan tetapi tidak semua masalahmampu
diselesaikan dengan filsafat atau akal saja. Dikarenakan manusiamemerlukan suatu
keyakinan suatu Dzat yang berada di atasa segala-galanya.Keyakinan ini hanya
diajarkan di dalam agama, bahkan diyakini dengan agamamanusia dapat menyelesaikan
segala persoalan yang dihadapi.
Garis besar dari ruang lingkup kajian filsafat membahas tentangmetafisika: dipahami
sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang hakikat yang terdalam atau
cabang filsafat yang membicarakan prinsip-prinsip pertama dan pembahasan
metafisika tentang keberadaan eksistensi manusia.Ontologi: sebagai ilmu atau teori
tentang wujud hakikat yang ada berdasarkan pada logika semata. Epistemologi:
cabang filsafat yang membahas tentang tata cara, teknik atau prosedur pendapatan
ilmu dan pengetahuan keilmuan. Aksiologi ilmu yang menyoroti masalah nilai dan
kegunaan ilmu pengetahuan. Cabang-cabang filsafat khusus merupakan pendalaman
lebih lanjut dari ilmu pengetahuan antara lain filsafat agama,filsafat sejarah, filsafat
ilmu,filsafat politik, filsafat bahasa, filsafat hukum dan sebagainya.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini tentunya tidak terlepas dari kesalahan, kekurangan,
dan keliruan jadi saran dan masukan yang mendukung sangat kami butuhkan.
8
DAFTAR PUSTAKA