Mata kuliah :
Pancasila
Dosen Pengampu :
Indira Ekawati, M. Si
Disusun Oleh :
KELOMPOK 5 (A 2019 1)
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Allah Swt yang telah memberikan banyak
nikmat taufiq dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pancasila sebagai sistem filsafat” dengan baik tanpa ada halangan yang
berarti. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas . Makalah ini telah
kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami sampaikan banyak terimakasih kepada segenap pihak yang
telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Dengan tulisan ini kami berharap dapat berguna bagi pembaca. Demikian
yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah ilmu
pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….…i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………....ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………...…..1
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………
3.2 Saran……………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
.1 Latar Belakang
Setiap bangsa yang ingin berdiri dengan kukuh danmengetahui jelas arah
mana tujuan yang ingin dicapai sangatmemerlukan pandangan hidup. Begitu pula
dengan Indonesiayang terdiri atas beranekaragam kebudayaan, suku, agama, ras,dan
kebiasaan memerlukan suatu pandangan hidup bangsayang sama. Pandangan hidup
ini merupakan payung dalammenjaga integrasi bangsa sehingga keanekaragaman
bukanmerupakan pemecah belah bangsa, melainkan sebagai pemersatu bangsa yang
dinamakan Pancasila. Pancasila sebagai asas dalam kehidupanbermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara memberikan rambu-rambu untuk mempertahankan
persatuan dan kesatuan bangsadan negara.
.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian filsafat ?
2. Apa saja filsafat dari pancasila?
3. Apa saja hakikat sila-sila pancasila?
.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian filsafat
2. Mahasiswa mampu mengetahui filsafat pancasila
3. Mahasiswa mampu mengetahui hakikat sila-sila pancasila
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah filsafat berasal dari bahasa yunani, (philosophia), tersusun dari kata
philos yang berarti cinta atau philia yang berarti persahabatan, tertarik kepada dan
shopos yang berarti kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis,
dan inteligensi. Dengan demikian philosophia secara harfiah berarti mencintai
kebijaksanaan. Kata kebijaksanaan juga dikenal dalam bahasa inggris, wisdom.
Berdasarkan makna kata tersebut maka memelajari filsafat berarti merupakan upaya
manusia untuk mencari kebijaksanaan hidup yang nantinya bisa menjadi konsep yang
bermanfaat bagi peradaban manusia.
Filsafat sebagai hasil berpikir sedalam-dalamnya diharapkan merupakan
pengetahuan yang paling bijaksana atau setidak-tidaknya mendekati kesempurnaan.
Adapun istilah 'philosophos' pertama kali digunakan oleh Pythagoras (572-497 SM)
untuk menunjukkan dirinya sebagai pencinta kebijaksanaan itu sendiri. Selain
Pythagoras, filsuf-filsuf lain juga memberikan pengertian filsafat yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, filsafat mempunyai banyak arti, tergantung pada bagaimana filsuf-
filsuf menggunakannya.
Berikut ini disampaikan beberapa pengertian filsafat menurut beberapa filsuf,
yaitu antara lain :
Plato (427-347 SM), filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada atau
ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli.
Aristoteles (384-322 SM), filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi
kebenaran, yang didalam nya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika,
etika, ekonomi, politik, dan estetika atau filsafat menyelidiki sebab dan asas
segala benda.
Marcus Tullius Cicero (106-43 SM), filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu
yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.
Immanuel Kant (1724-1804 SM), filsafat adalah ilmu pokok dan pangkat segala
pengetahuan yang mencakup didalam nya empat persoalan, yaitu : "apakah yang
dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika), apakah yang dapat kita kerjakan ?
(dijawab oleh etika), sampai dimanakah pengharapan kita? (dijawab olen
antropologi) ".
Secara umum, Filsafat merupakan ilmu yang berusaha menyelidiki hakikat segala
sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Berdasarkan pengertian umum ini, ciri-ciri
filsafat dapat disebut sebagai usaha berpikir radikal, menyeluruh, dan integral, atau
dapat dikatakan sebagai suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-
dalamnya.
Berdasarkan pengertian tersebut, pancasila yang berisi lima sila, yaitu Sila
Ketuhanan yang Maha Esa, Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Sila Persatuan
Indonesia, Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dan
Permusyawaratan atau Perwakilan, dan Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia, saling berhubungan membentuk satu kesatuan sistem yang dalam proses
bekerjanya saling melengkapi dalam mencapai suatu tujuan. Meskipun setiap sila
pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, memiliki fungsi sendiri-sendiri, namun
memiliki tujuan tertentu yang sama, yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila.
Kata” hakikat” dapat diartikan sebagai suatu inti yang terdalam dari segalah
sesuatu yang terdiri dari sejumlah unsur tertentu dan yang mewujudkan sesuatu lain
dan bersifat mutlak. Ditunjukkan oleh notonagoro hakikat segala susuatu mengandung
kesatuan mutlak dari unsur - unsur ang menyusun atau membentuknya. Misalnya,
hakikat air terdiri atas dua unsur mutlak, yaitu hidrogen dan oksigen. Kebersatuan
kedua unsur tersebut bersifat mutlak untuk mewujudkan air. Dengan kata lain, kedua
unsur tersebut secara bersama - sama menyusun air sehingga terpisah dari benda
lainnya, misalnya dengan batu, kayu, air raksa dan lain sebagaiannya. Terkait dengan
hakikat sila - sila Pancasila, pengertian kat “ hakihat “ dapat dipahami dalam 3
kategori, yaitu :
1) Hakikat abstrak yang disebut juga sebagai hakikat jenis atau hakikat umum yang
mengandung unsur - unsur yang sama, tetap dan tidak berubah. Hakikat abstrak
sila - sila pancasila menujuk pada kata : ketuhanan, kemanusian, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Menuru bentuknya, pancasila terdiri atas kata - kata
dasat tuhan, manusia, satu, rakyat, da adil yang dibumbuhi awalan dan akhiran,
berupa ke dan an ( sila I, II, III, IV, V ), sedangkan yang satu berupa per dan an
( sila II ). kedua maca awalan dan akhiran itu mempunyai kesamaan dan
maksudnya yang pokok, ialah membuat abstrak atau mujarad, tidak maujud atau
lebih tidak maujud arti daripada kata dasarnya.
2) Hakikat pribadi sebagai hakikat yang memiliki sifat khusus, artinya terikat
kepada barang sesuatu. Hakikat pribadi pancasila menunjuk pada ciri - ciri khusus
sila - sila pancasila yang ada pada bangsa indonesia, yaitu adat istiadat, nilai -
nilai agama, nilai - nilai kebudayaan, sifat dan karakter yang melekat pada bangsa
indonesia sehingga membedakan bangsa indonesia dengan bangsa lainnya di
dunia. Sifat - sifat dan ciri - ciri ini tetap melekat dan ada pada bangsa indonesia.
Hakikat pribadi inilah yang realisasinya sering disebut sebagai kepribadian, dan
totalitas konkretnya disebut kepribadian pancasila.
3) Hakikat kongkret yang bersifat nyata sebagaimana dalam kenyataannya. Hakikat
konkret pancasila terletak pada fungsi pancasila sebagai filsafat negara, dalam
realisasinya, pancasila adalah pedoman praktis, yaitu dalam wujud pelaksaan,
praktis dalam kehidupan negara, bangsa dan negara indonesia yang sesuai dengan
kenyataan sehari - hari, tempat, keadaan, dan waktu. Dengan realisasi hakikat
kongkret itu, pelaksanaan pancasila dalam kehidupan negara setiap hari bersifat
dinamis, antisipatif, dan sesuai dengan perkembangan waktu, keadaan, serta
perubahan zaman pancasila yang berisi lima sila, menurut Notonagoro merupakan
satu kesatuan utuh. Kesatuan pancasila tersebut di uraikan sebagai berikut :
Kesatuan sila-sila pancasila dalam struktur yang bersifat hierarkis Dan
berbentuk piramidal Susunan secara hierakais Dan mengandung pengertian
bahwa sila-sila pancasila memiliki tingkatan berjenjang, yaitu sila yang ada
diatas men jadi landasan sila yang ada di bawah nya. Sila pertama melandasi
sila kedua, sila kedua melandasi sila ketiga, sila ketiga melandasi sila
keempat, sila keempat melandasi sila kelima. Pengertian matematika
piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkis sila-sila
pancasila menurut urut-urutan (kuantitas) Dan juga dalam hal sifat-sifatnya
(kualitas). Dengan demikian, diperoleh pengertian bahwa menurut urut-
urutan nya. Setiap sila merupakan pengkhususan dari sila-sila yang ada di
mukanya. Dalam Susunan hierarkis Dan piramidal, sila ketuhanan yang maha
Esa menjadi basis kemanusiaan, persatuan Indonesia, kerakyatan Dan
keadilan sosial, sebaliknya ketuhanan yang mahasiswi EsaEsa adalah
ketuhanan yang berkemanusiaan, yang membangun, memelihara, Dan
mengembangkan persatuan Indonesia, yang berkerakyatan Dan berkeadilan
sosial. Demikian selanjutnya, sehingga tiap-tiap sila di dalam mengandung
sila-sila lainnya. Secara ontologis, kesatuan sila-sila pancasila sebagai suatu
sistem yang bersifat heararkis dan berbentuk piramidal tersebut dapat di
jelaskan sebagai berikut, bahwa hakikat adanya than adalah ada karena
dirinya sendiri, tuhan sebagai causa prima. Manusia dicipatakan tuhan atau
manusia ada sebagai akibat adanya tuhan (sila pertama). Adapun manusia
adalah sebagai subjek pendukung pokok negara, karena negara adalah
lembaga kemanusiaan, negara adalah sebagai persekutuan hidup bersama
yang anggotanya adalah manusia (sila kedua). Dengan demikian, negara
adalah sebagai akibat adanya manusia bersatu (sila ketiga). Rakyat adalah
totalitas individu-individu dalam negara yang bersatu (sila keempat). Adapun
keadilan yang pada hakikat nya merupakan tujuan bersama atau keadilan
sosial (sila kelima) pada hakikat nya sebagai tujuan dari lembaga hidup
bersama yang disebut negara.
Hubungan kesatuan sila-sila pancasila yang saling mengisi dan saling
mengkualifikasi sila-sila pancasila sebagai kesatuan dapat dirumuskan pola
dalam hubunganya saling mengisi atau mengkualifikasi dalam kerangka
hubungan herarkispiramidal seperti diatas. Berikut disampaikan kesatuan
sila-sila pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi.
- Sila pertama : ketuhanan yang maha esa adalah ketuhanan yang
berkemanusiaan yang adil Dan beradap, yang berpersatuan Indonesia ,
yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan sosial back seluruh
rakyat Indonesia.
- Sila kedua : kemanusiaan yang adil Dan beradab adalah kemanusiaan
yang ber ketuhanan yang maha esa, berpersatuan Indonesia, yang
berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan sosial back seluruh
rakyat Indonesia.
- Sila ketiga : persatuan Indonesia adalah persatuan yang ber ketuhanan
YME, berkemanusiaan yang adil Dan beradab, yang berkerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan, yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
- Sila keempat : kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, adalah kerakyatan yang
berketuhanan yang maha esa, berkemanusiaan yang adil Dan beradab,
yang berpersatuan Indonesia, yang berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
- Sila kelima : keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah
keadilan yang berketuhanan yang maha esa, berkemanusiaan yang adil
Dan beradab, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA