FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS 2021
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat allah swt yang maha Esa serta dengan sifat al huda
nya dan karunia nya makalah ini dapat terampungkan yang berjudul “aspek
sosiologis ,agama dan budaya masyarakat jawa” secara tepat waktu .Shalawat
serta salam juga tidak luput kami sampaikan terhadap junjungan rasul terakhir
dimuka bumi ini yang diharapkan syafaat nya kelak nabi agung Muhammad saw.
Adapun tujuan diciptakan nya makalah ini ialah tidak hanya menambah
serta memperdalam mengenai ilmu tentang sosiologis,agama dan budaya yang
berada di masyarakat jawa,namun juga untuk kita agar memperoleh ilmu yang
bermanfaat serta mendapatkan keberkahan dari Allah swt.
2
Jepara , 24 okt 2021
Penyusun
Ahmad Ridho Wicaksono
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pentingnya pembahasan tema ini yaitu agar kita bisa megetahui
lebih dalam mengenai sosiologi itu apa, serta aspek sosiologis, agama
dan budaya masyarakat jawa juga dengan penerapan penerapan dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini
4
A,Rumusan masalah
B. Tujuan Penelitian
BAB 2
PEMBAHASAN
5
Sosiolog De Saint Simon atau yang berjuluk juga dengan bapak perintis
sosiologi (1760-1825) menjelaskan mengenai sosiologi bahwa sosiologi itu
mempelajari masyarakat dalam aksi-aksinya,serta dalam usaha koleksinya,
baik spiritual ataupun material yang mengatasi aksi-aksi para peserta yang
individu dan saling tembus menembus.Adapun kalau menurut umum
Sosiologi ialah ilmu sosial yang objeknya yaitu masyarakat. Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan yang dapat berdiri sendiri sebab sudah
memenuhi segenap unsur ilmu pengetahuan. Unsur-unsur ilmu pengetahuan
yang melingkupi sosiologi adalah sosiologi bersifat logis, objektif, sistematis,
andal, dirancang, akumulatif, serta empiris, teoritis, kumulatif dan non etis.
6
berdasarkan observasi dan tidak pada spekulasi-spekulasi perihal keadaan
masyarakat serta hasilnya harus disusun secara sistematis.
Dari beberapa definisi tentang sosiologi tersebut di atas terdapat dua hal
yang penting dalam memahami sosiologi. Pertama, masyarakat sebagai
keseluruhan. Kedua, masyarakat sebagai jaringan antar hubungan sosial.
Tugas sosiologi adalah untuk menyelami, menganalisa dan memahami
7
jaringan-jaringan antar hubungan itu.Penerapan teori sosiologi. Penerapan
teori sosiologi dalam lingkungan masyarakat ditunjukkan adanya hubungan
dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala-gejala non-sosial,
misalnya gejala geografis, biologis dan sebagainya,Dan ciri umum dari pada
semua jenis gejala-gejala sosial.
(1) Sosiologi termasuk kelompok ilmu sosial. Maksudnya sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari peristiwa/gejala sosial.
(3) Sosiologi termasuk ilmu murni (pure science), bahwa sosiologi bukan ilmu
praktis, artinya tujuan penelitian ilmu sosiologi semata-mata demi perkembangan
ilmu itu sendiri, bukan untuk kepentingan kehidupan praktis.
8
(4) Sosiologi bersifat generalis (nometetis), sosiologi meneliti prinsip-prinsip
umum saling hubungan manusia, bukan ideografis, yakni meneliti secara khusus
peristiwa demi peristiwa.
(5) Sosiologi bersifat abstrak, hampir sama dengan generalis, perbedaan terletak
pada penekanannya, yaitu pada wujud kesatuan yang bersifat umum atau terpisah-
pisah.
9
Masyarakat adalah kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia yang terikat oleh
suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyarakat Jawa merupakan
salah satu masyarakat yang hidup dan berkembang mulai zaman dahulu hingga sekarang
yang secara turun temurun menggunakan bahasa Jawa dalam berbagai ragam dialeknya
dan mendiami sebagian besar Pulau Jawa (Herusatoto, 1987: 10). Di Jawa sendiri selain
berkembang masyarakat Jawa juga berkembang masyarakat Sunda,madura dan lain nya
Masyarakat Jawa sangat kental dengan masalah tradisi dan budaya. Tradisi dan
Budaya Jawa hingga akhir-akhir ini masih mendominasi tradisi dan budaya nasional di
Indonesia. Di antara faktor penyebabnya adalah begitu banyaknya orang Jawa yang
Menjadi elite negara yang berperan dalam percaturan kenegaraan di Indonesia sejak
Sebagian besar masyarakat Jawa sekarang ini menganut agama Islam. Di antara
Mereka masih banyak yang mewarisi agama nenek moyangnya, yakni beragama Hindhu
Atau Buddha, dan sebagian lain ada yang menganut agama Nasrani, baik Kristen
Maupun Katolik. Khusus yang menganut agama Islam, masyarakat Jawa bisa
Dikelompokkan menjadi dua golongan besar, golongan yang menganut Islam murni
(sering disebut Islam santri) dan golongan yang menganut Islam Kejawen (sering
Disebut Agama Jawi atau disebut juga Islam abangan). Masyarakat Jawa yang menganut
Islam santri biasanya tinggal di daerah pesisir, seperti Surabaya, Gresik, dan lain-lain,
Sedang yang menganut Islam Kejawen biasanya tinggal di Yogyakarta, Surakarta, dan
Bagelen
Menurut Simuh (1996: 110), masyarakat Jawa memiliki budaya yang khas terkait
Dengan kehidupan beragamanya. Menurutnya ada tiga karakteristik kebudayaan Jawa
Agama Hindhu-Buddha sangat sedikit yang dapat dikenal secara pasti. Sebagai
Masyarakat yang masih sederhana, wajar bila nampak bahwa sistem animisme dan
Masyarakatnya. Agama asli yang sering disebut orang Barat sebagai religion magis
Ini merupakan nilai budaya yang paling mengakar dalam masyarakat Indonesia,
Khususnya Jawa.
Kebudayaan India. Ciri yang paling menonjol dalam kebudayaan Jawa adalah sangat
12
Bersifat teokratis. Masuknya pengaruh Hindhu-Buddha lebih mempersubur
Kepercayaan animisme dan dinamisme (serba magis) yang sudah lama mengakar
Dengan cerita mengenai orang-orang sakti setengah dewa dan jasa mantra-mantra
Sufi yang mendapat gerlar para wali tanah Jawa. Perkembangan Islam di Jawa tidak
Semudah yang ada di luar Jawa yang hanya berhadapan dengan budaya lokal yang
Kemudian melahirkan dua varian masyarakat Islam Jawa, yaitu santri dan abangan,
13
Sementara itu Suyanto menjelaskan bahwa karakteristik budaya Jawa adalah Religius,
non-doktriner, toleran, akomodatif, dan optimistik. Karakteristik seperti ini Melahirkan
corak, sifat, dan kecenderungan yang khas bagi masyarakat Jawa seperti berikut: 1)
percaya kepada Tuhan Yang Mahaesa sebagai Sangkan Paraning Dumadi, dengan segala
sifat dan kebesaran-Nya; 2) bercorak idealistis, percaya kepada sesuatu
yang bersifat immateriil (bukan kebendaan) dan hal-hal yang bersifat adikodrati
segi-segi formal dan ritual; 4) mengutakaman cinta kasih sebagai landasan pokok
hubungan antar manusia; 5) percaya kepada takdir dan cenderung bersikap pasrah; 6)
simbolisme; 9) cenderung pada gotong royong, guyub, rukun, dan damai; dan 10)
Pandangan hidup Jawa memang berakar jauh ke masa lalu. Masyarakat Jawa
Ini. Semua agama dan kepercayaan yang datang diterima dengan baik oleh masyarakat
Menganggap bahwa semua agama itu baik dengan ungkapan mereka: “sedaya agami
Niku sae” (semua agama itu baik). Ungkapan inilah yang kemudian membawa
14