Anda di halaman 1dari 31

Oleh:

PRADITO HASIBUAN. S.Ag.

Pengertian Hadis
Unsur-Unsur Hadis (Matan, Rawi, Sanad)
Sejarah Kodifikasi Hadis

LPSI UAD

Pokok Bahasan

Secara bahasa (terminologi) adalah:


1. jadid (sesuatu yang baru) lawan dari kata al-qadim, sesuatu yang
lama.
2. qarib dekat, yaitu tidak lama lagi akan terjadi. Sedangkan
lawannya adalah baid jauh.
3. khabar berita yaitu sesuatu yang diberitakan, diperbincangkan,
dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain

LPSI UAD

Pengertian Hadis

Menurut Ahli Hadis

LPSI UAD

Seluruh perkataan, perbuatan, dan hal ihwal tentang


Nabi Muhammad SAW. Sedangkan menurut yang
lainnya adalah segala sesuatu yang bersumber dari
Nabi, baik yang berupa perkataan, perbuatan, maupun
ketetapannya.

Menurut Ulama Ushul

Semua perkataan, perbuatan, dan taqrir Nabi


Muhammad SAW yang berkaitan dengan
hukum syara dan ketetapannya.

LPSI UAD

Secara bahasa Jalan (yang dilalui) baik yang terpuji atau yang
tercela ataupun jalan yang lurus atau tuntutan yang tetap
(konsisten).
Bila kata sunnah disebutkan dalam masalah yang berhubungan
dengan hukum syara, maka yang dimaksudkan adalah segala
sesuatu yang diperintahkan, dilarang, atau dianjurkan oleh
Rasulullah SAW, baik berupa perkataan atau perbuatannya,
apabila dalam dalil hukum syara disebutkan al-Kitab dan asSunnah, maka yang dimaksudkan adalah al-Quran dan al-Hadits

LPSI UAD

Pengertian Sunnah

Muhammad Zuhri membedakan Hadist dengan Sunnah, seperti air


dalam gelas. Gelas adalah hadist sementara sunnah adalah air.
Jadi hadist adalah pemberitaan, sementara sunnah adalah isi dari
pemberitaan tersebut. Tentu saja isinya berupa perintah atau
tradisi yang disandarkan kepada Nabi.

LPSI UAD

Perbedaan Sunnah dengan Hadist

Khabar secara bahasa berarti warta atau berita. Secara istilah


pemberitaan tersebut disandarkan kepada Nabi. Maka antara hadis
dengan khabar sama.
Atsar secara bahasa artinya sisa. Sementara secara istilah adalah
warta, berita namun yang disandarkan kepada para sahabat.
Dengan demikian atsar dan hadis berbeda.

LPSI UAD

Khabar, Atsar dan Hadis

Bidah secara bahasa adalah tambahan.


Secara istilah adalah segala sesuatu yang diada-adakan sesudah
Nabi wafat, untuk dijadikan syara' dan Agama, pada hal yang
diada-adakan itu tak ada dalam Agama.
Segala penambahan di luar agama pada prinsipnya boleh, selama
tidak melanggar ajaran agama.

LPSI UAD

Bidah dan Sunnah

Bentuk-Bentuk Hadis
2.
3.
4.
5.

Hadis Fili (bersumber dari perbuatan)


Hadis Taqriri (bersumber dari ketetapan)
Hadis Hammi (bersumber dari hasrat)
Hadis Ahwali (bersumber dari ikhwal atau
tampilan)

LPSI UAD

Dilihat dari sumbernya terdapat 5 bentuk hadis;


1. Hadis Qouli (bersumber dari perkataan)

Unsur-unsur hadis antara lain;


1. Sanad, secara bahasa artinya sandaran. Secara istilah silsilah
orang-orang yang meriwayatkan hadis.
2. Matan, secara bahasa artinya tanah yang meninggi. Secara istilah
adalah lafadz-lafadz hadis yang memiliki makna tertentu.
3. Rawi, orang-orang yang meriwayatkan hadis.

LPSI UAD

Unsur-Unsur Hadis

Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Mamur bin Rabii al


Qaisi, katanya: Telah menceritakan kepaku Abu Hisyam al Muhzumi dari
Abu al Wahid, yaitu ibn Ziyad, katanya: Telah menceritakan kepaku
Utsman bin Hakim, katanya: Telah menceritakan kepadaku Muhammad
bin al Munkadir, dari Amran, dari Utsman bin Affan ra., ia berkata:
Barang siapa yang berwudlu dengan sempurna (sebaik-baiknya wudlu)
keluarlah dosa-dosanya dari seluruh badannya bahkan dari bahwa
kukunya (H.R. Muslim)

LPSI UAD




- -




Periodesasi Kodifikasi Hadis


1. Periode Awal (Zaman Nabi)
2. Periode Kedua (Zaman Khulafau Rasyidin)
3. Periode Ketiga (Zaman Sahabat Kecil - Tabi'in Besar)

LPSI UAD

Sejarah Pengumpulan Hadis

Nabi memerintahkan .
Penyebaran hadis dari mulut ke mulut.
Larangan penulisan hadis agat tidak tertukar dengan al-Quran.
Peranan istri-istri Nabi, khsusunya mengenai hadis-hadis yang
berhubungan dengan keluarga.

LPSI UAD

Periode Awal (Zaman


Rasulullah)

Abu Bakar menerapkan pembatasan periwayatan hadis



Zaman Usman terjadi peningkatan periwayatan hadis sehingga
sering disebut
Di zaman Usman terjadi periwayat bil mana (periwayatan dengan
maknanya saja)
Zaman Ali konflik dan fitnah internal ummat Islam, akhirnya mulai
muncul benih-benih hadis palsu.

LPSI UAD

Periode Kedua (Khulafau


Rasyidin)

Periode Ketiga (Shahabat Kecil


dan Thabiin)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Abu Hurairah meriwayatkan 5374 atau 5364 hadits


Abdullah ibn Umar meriwayatkan 2630 hadits
Anas ibn Malik meriwayatkan 2276 atau 2236 hadits.
Aisyah (isteri Nabi) meriwayatkan 2210 hadits
Abdullah ibn Abbas meriwayatkan 1660 hadits
Jabir ibn Abdillah meriwayatkan 1540 hadits
Abu Sa'id al-Khudry meriwayatkan 1170 hadits

LPSI UAD

Masih terjadi konflik ideologi, dan teologi antara sunni dan syiah,
sehingga masih memungkinkan pemalsuan hadis.
Beberapa tokoh Sahabat kecil;

LPSI UAD

Periwayat hadis menyebar ke berbagai wilayah; Madinah,


Makah, Mesir, Basyrah, Syam, dan Yaman.
Ilmu fikih berkembang pesat, sehingga pengumpulan hadis
berkaitan dengan hadis-hadis fiqih.

Kodifikasi Hadis

LPSI UAD

Pembukuan hadis dalam bentuk mushaf terjadi pada masa


pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Alasannya agar ilmu ini tidak
hilang karena banyaknya ulama yang wafat.
Beberapa mushaf yang dihasilkan pada waktu itu;
1. Mushannaf oleh Syu'bah bin al-Hajjaj (160-H)
2. Mushannaf oleh Al-Laits bin Sa'ad (175-H)
3. Al-Muwaththa' oleh Malik bin Anas (179-H)

Mushannaf oleh Sufyan bin Uyainah (198-H)


5. Al-Musnad oleh Asy-Syafi'i (204-H)
6. Jami al-Imam Ash-Shan'ani (211-H)
LPSI UAD

4.

Beberapa kitab yang dihasilkan;


Shahih Ibnu Khuzaimah (311-H)
Shahih Abu Awwanah (316-H)
Shahih Ibnu Hibban (354-H)
Mu'jamul Kabir, Ausath dan Shaghir, oleh At-Thabrani (360H)
5. Sunan Daraquthni (385-H)

LPSI UAD

1.
2.
3.
4.

Perkembangan Hadis Pasca


Kodifikasi
Periode Penyaringan Hadis

Periode ini penulisan hadis berorientasi pada hadis-hadis sahih saja.


Beberapa kitab hadis yang dihasilkan:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)

Mushannaf Said bin Manshur (227-H)


Mushannaf Ibnu Abi Syaibah (235-H)
Musnad Imam Ahmad bin Hanbal (241-H)
Shahih al-Bukhari (251-H)
Shahih Muslim (261-H)
Sunan Abu Daud (273-H)
Sunan Ibnu Majah (273-H)
Sunan At-Tirmidzi (279-H)
Sunan An-Nasa'i (303-H)
Al-Muntaqa fil Ahkam Ibnu Jarud (307-H)
Tahdzibul Atsar Ibnu Jarir at-Thabari (310-H)

LPSI UAD

1.

LPSI UAD

2. Periode Penyempurnaan
pemisahan antara ulama mutaqaddimin (salaf) yang metode
mereka adalah berusaha sendiri dalam meneliti perawi,
menghafal hadits sendiri serta menyelidiki sendiri sampai
pada tingkat sahabat dan tabi'in.
menyusun karyanya adalah dengan menukil dari kitab-kitab
yang telah disusun oleh salaf, menambahkan, mengkritik
dan men-syarah-nya (memberikan ulasan tentang isi haditshadits tersebut)

Mengklasifikasikan hadits, cara pengumpulannya, kandungannya


dan tema-tema yang sama serta memberikan pesyarahan
(penjelasan).
Beberapa kitab yang dihasilkan;
1.
2.
3.

Sunanul Kubra, al-Baihaqi (384-458 H)


Muntaqal Akhbar, Majduddin al-Harrani (652-H)
Bulughul Maram min Adillatil Ahkam, Ibnu Hajar al-Asqalani (852-H)

LPSI UAD

Periode Klasifikasi dan


Sistematisasi

LPSI UAD

Muncul juga kitab-kitab Targhib wa Tarhib (Kitab


menggembirakan dan ancaman), diantaranya;
1. At-Targhib wa Tarhib, Imam al-Mundziri (656-H).
2. Riyadhus Shalihin, oleh Imam Nawawi (767-H).

Menjelaskan Kitabullah (An-Nahl/16:44)


Rasulullah s.a.w. merupakan teladan baik yang wajib
dicontoh oleh setiap muslim (Al-Ahzab/33:21)
Rasulullah s.a.w. wajib ditaati (Al-Anfal/8:20)
Rasulullah SAW Mempunyai Wewenang Untuk Membuat
Suatu Aturan (Syariah) (Al-Araf/7:157-158)

LPSI UAD

KEDUDUKAN RASULULLAH S.A.W. DAN


SUNNAH BELIAU DALAM ISLAM

1.
2.

Bayan at-Takid, menetapkan dan memperkuat apa yang


diterangkan dalam al-Quran.
Bayan at-Tafsir, memberikan perincian dan penafsiran
terhadap ayat-ayat al-Quran yang masih mujmal (global),
memberikan taqyid (persyaratan) terhadap ayat-ayat yang
masih mutlaq, dan memberikan takhshih (penentuan khusus)
terhadap ayat-ayat al-Quran yang masih umum

LPSI UAD

FUNGSI HADITS TERHADAP AL-QURAN

4.

Bayan at-Tasyri, mewujudkan suatu hukum atau ajaranajaran yang tidak didapati dalam al-Quran.
Bayan an-Naskh, al-ibthal (membatalkan), al-ijalah
(menghilangkan), at-tahwil (memindahkan), atau at-tagyir
(mengubah)
LPSI UAD

3.

Contoh Bayan at-Takid


Hadis ini;

Memperkuat ayat berikut;

]185/ [

LPSI UAD

Contoh Bayan at-Tafsir


Hadis berikut ini;

Menjelaskan ayat berikut;



]43/ [

LPSI UAD

Contoh Bayan at-Tasyri






- -



Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat fitrah kepada umat Islam
pada bulan Ramadhan satukat (sha) kurma atau gandum untuk
setiap orang, baik merdeka maupun hamba, laki-laki ataupun
perempaun. (H.R. Muslim)

LPSI UAD

Hadis berikut menjelaskan syariat zakat fitrah. Sementara dalam alQuran hanya memerintahkan shadaqah.

LPSI UAD

Billahitaufiq wal hidayah


Wassalamualaikum

Anda mungkin juga menyukai