Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

“PERMASALAHAN LINGKUNGAN LOKAL, NASIONAL, DAN GLOBAL”

(Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup)


Dosen Pengampu :
Aris Singgih Budiarso, S.Pd., M.Pd
Dr. Iwan Wicaksono, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :
1. Rifta Maulani Nur Imamah (200210104005)
2. Rindy Dwita Ayu Lestari (200210104017)
3. Anggun Suwaibatulilla (200210104018)
4. Qhodrun Nada Sugiarti (200210104023)
5. Firma Nur Muttakin (200210104032)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan


rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “PERMASALAHAN LINGKUNGAN LOKAL NASIONAL DAN
GLOBAL” tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Lingkungan Hidup. Meskipun dalam penyusunan kami banyak mengalami
kesulitan. Dengan usaha, do’a, dan juga bimbingan dari Bapak Aris Singgih Budiarso,
S.Pd., M.Pd dan Bapak Dr. Iwan Wicaksono, S.Pd.,M.Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup, maka kesulitan tersebut dapat diatasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, besar harapan kami selaku penulis makalah ini untuk memberikan kritik dan saran.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jember, 26 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 2
2.1 Pengertian Lingkungan ............................................................................... 2
2.2 Pengertian Masalah Lingkungan Lokal, Nasional, dan Global .................. 3
2.3 Permasalahan Lingkungan Lokal ............................................................... 3
2.4 Permasalahan Lingkungan Nasional ........................................................... 5
2.5 Permasalahan Lingkunga Global .............................................................. 14
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 19
3.2 Saran ......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 20

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan merupakan kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam
seperti tanah, air, flora, fauna serta mineral yang tumbuh diatas tanah atau didalam
lautan. Lingkungan juga merupakan segala sesuatu yang berada disekitar individu
dan mempengaruhi satu sama lain untuk membentuk system yang kompleks.
Permasalahan lingkungan merupakan permasalahan yang sering terjadi dan
menyangkut aspek krusial yang beraneka ragam. Permasalahan lingkungan
dikategorikan permasalahan lingkungan local, nasional dan global. Belakangan ini
lingkungan hidup menjadi topic yang sering diperbincangkan dalam berbagai
kalangan internasional yang disebabkan oleh pemanasan global.
Di Negara Indonesia menjadi salah satu sorotan dunia internasional karena laju
kerusakan hutan tropis yang tinggi setiap tahunnya. Hutan yang berfungsi sebagai
paru-paru dunia tidak lagi menjadi permasalahannya. Persoalaan permasalahan
lingkungan hidup tidak hanya menyangkut kerusakan atau kebakaran hutan saja,
tetapi juga industry yang memberikan konstribusi terhadap karbon yang
menyebabkan kenaikkan suhu bumi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Lingkungan?
2. Apa pengertian masalah lingkungan Lokal, Nasional dan Global?
3. Apa sajakah permasalahan Lingkungan Lokal?
4. Apa sajakah permasalahan Lingkungan Nasional?
5. Apa sajakah permasalahan Lingkungan Global?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian Lingkungan
2. Dapat mengetahui masalah Lingkungan Lokal, Nasional dan Global
3. Dapat mengetahui permasalahan Lingkungan Lokal
4. Dapat mengetahui permasalahan Lingkungan Nasional
5. Dapat mengetahui permasalahan Lingkungan Global

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lingkungan


Menurut KBBI, lingkungan merupakan daerah (kawasan dan
sebagainya) yang termasuk di dalamnya. Lingkungan juga diartikan sebagai
bagian wilayah dalam kelurahan yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan
pemerintahan desa. Para ahli banyak mengutarakan pendapat mereka mengenai
istilah lingkungan.

Berikut pengertian lingkungan menurut para ahli :


1. Menurut Darsono (1995), lingkungan mencakup semua benda dan kondisi,
termasuk manusia dan kegiatan mereka, yang terkandung dalam ruang di mana
manusia dan mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia dan
badan-badan hidup lainnya.
2. Menurut StMunajat Danusaputra, lingkungan adalah semua benda dan kondisi
termasuk di dalamnya manusia dan aktifitasnya, yang terdapat dalam ruang
dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta
kesejahteraan hidup dan jasad renik lainnya.
3. Menurut Emil Salim (1976), lingkungan diartikan sebagai segala benda, kondisi,
keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita tempat dan
mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia.
4. Menurut Soedjono, lingkungan mencakup segala unsur dan faktor fisik
jasmaniah yang berada di dalam alam, meliputi hewan, tumbuh-tumuhan dan
manusia.
5. Menurut Munadjat Danusaputro, arti lingkungan adalah seluruh benda dan daya
serta keadaan termasuk yang ada di dalamnya manusia dan segala tingkah
perbuatannya yang berada dalam ruang dimana manusia memang berada dan
mempengaruhi suatu kelangsungan hidup serta pada kesejahteraan manusia dan
jasah hidup yang lainnya.
Jadi, dapat disimpulkan secara singkat, lingkungan merupakan sesuatu
yang luas dan mencakup semua hal.

2
2.2 Pengertian Masalah Lingkungan Lokal, Nasional, dan Global
1. Masalah lingkungan lokal adalah kondisi dimana alam sekitar tidak berfungsi
sebagaimana mestinya serta memiliki pengaruh yang bersifat lokal dan berbeda
dengan daerah yang lain. Salah satu faktor yang mempengaruhi masalah
lingkugan local adalah faktor manusia.
2. Masalah lingkungan nasional merupakan suatu kondisi alam yang tidak teratur
sebagai akibat dari kegiatan manusia dengan dampak yang mencakup suatu
wilayah yang besar atau negara
3. Masalah lingkungan global merupakan keadaan dimana alam telah mengalami
kerusakan akibat dari aktivitas manusia secara merata di seluruh benua dan
negara. Masalah lingkungan global juga dapat diartikan sebagai masalah
lingkungan local yang sering terjadi diseluruh penjuru dunia.

2.3 Permasalahan Lingkungan Lokal


Masalah lingkungan lokal adalah kondisi dimana alam sekitar tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. faktor yang mempengaruhi permasalahan
lingkungan di sebabkan faktor alam dan faktor manusia itu sendiri. Kebanyakan
dari permasalahan yang terjadi terkadang masih belum memiliki solusi untuk
mengatasinya. Sehingga menyebabkan kerusakan-kerusakan alam dan
lingkungan terus saja terjadi.
Selain itu juga di sebabkan oleh ulah manusia itu sendiri,Manusia
berbuat semaunya yang dapat berakibat buruk terhadap lingkungan sekitar.
Tidak hanya lingkungan, ksumber daya manusia di lingkungan tersebut juga
akan merasakan dampaknya kerugiannya. Hal ini di sebabkan oleh ketidak
tahuan seseorang akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih,
nyaman, dan aman. Berbagai contoh permasalahan di lingkungan sekitar yang di
sebabkan oleh ulah manusia senidri seperti :
1. Kekeringan
Kekeringan merupakan suatu keadaan kekurangan air di suatu daerah
dalam masa yang berkepanjangan. Baik dalam kebutuhan hidup, ekonomi,
dan pertanian. Kekeringan berkaitan dengan menurunnya kapasitas curah
hujan di bawah batas normal dalam satu musim serta kurangnya jumlah

3
pasokan air di permukaan dan air di tanah. Kekeringan biasanya terdapat
pada daerah-daerah kering dengan curah hujan yang terbatas. Faktor-faktor
fisik seperti penyimpanan kelembapan tanah dan waktu datangnya hujan
mempengaruhi tingkat kerugian tanaman pangan dalam bencana kekeringan.
Ketergantungan pada pertanian tadah hujan meningkatkan kerentanan
kekeringan. Para petani yang tidak dapat beradaptasi terhadap kondisi
kekeringan dengan penanaman yang berulang-ulang akan dapat mengalami
gagal panen. Penduduk yang tergantung pada ternak tanpa daerah gembalaan
yang memadai juga berisiko. Masyarakat yang tergantung pada sumber daya
air, mungkin akan berlomba-lomba untuk mendapatkan air. Ebabkan
gangguan kesehatan, keterancaman pangan, dan juga menurunnya
penghasilan warga yang dapat menyebabkan kemiskinan.
2. Banjir
Banjir merupakan suatu bencana alam yang terjadi ketika aliran air yang
berlebihan merendam daratan. Secara seerhana banjir di artikan sebagai
luapan air air yang merendam daratan di suatu aerah tertentu. Banjir dapat
terjdi di sebabkan oleh banyak hal seperti hujan yang terus menerus,
meluapnya air sungai, danau, bahkan lautan. Banjir sangat berbahaya dan
sangat merugikan bagi manusia dan alam sekitar.
Bagi manusia banjir dapat menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit
kulit, menurunnya prouktivitas pangan, dan penghambat aktivitas manusia.
Bagi lingkungan banjir dapat menyebabkan kerusakan seperti lingkungan
menjai kotor dan banyk kuman, tanaman dan hewan banyak yang mati
karena terendam banjir alam kurun waktu lama.
3. Longsor
Longsor merupakan suatu peristiwa geologi yang terjadi karea
pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti
jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Bencana longsor di sebabkan
oleh dua faktor yaitu faktor pemicu dan faktor pendorong, dimana faktor
pendorong yitu faktor yang mempengaruhi kondisi material sendiri dan
faktor pemicu yaitu faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut.
Meskipun pada dasarnya penyebab utama longsor adalah gravitasi yang

4
mempengaruhi suatu lereng yang curam,tetapi terdapat juga faktor-faktor
lain yang mempengaruhi seperti, erosi yang di sebabkan aliran air
permukaan atau air hujan, lereng dari bebatuan dan tanah iperlemh melalui
saturasi yang di akibatkan hujan lebat, gempa bumi yang menyebabkan
getaran dan tekanan padapartikel-partikel mineral dan bidang lemah pada
massa batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng
tersebut, gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan
lebat dan aliran debu-debu, getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan
bahan-bahan peledak, dan bahkan petir. Banyak kerugian yang di erita
warga akibat dari longsor yaitu terjadi kerusakan tempat tinggal, ladang,
sawah, mengganggu perekonomian dan kegiatan transportasi
4. Erosi pantai
Erosi Pantai adalah terkikisnya lahan daratan pantai akibat gelombang air
laut. Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya erosi pantai,
diantaranya adalah pasang surut air laut dan juga tiupan angin laut yang
menghasilkan gelombang serta arus laut yang kuat, Pengambilan air tanah
yang berlebihan mengakibatkan turunnya permukaan tanah sehingga daratan
menjadi lebih rendah dari lautan. Hal ini tentu meningkatkan resiko
terjadinya banjir rob akibat meluapnya air laut ke daratan, kerusakan
mangrove yang di sebabkan Masyarakat pesisir pantai menebang hutan
mangrove untuk dijadikan pertambakan. Selain itu, kayu- kayu dari pohon
mangrove juga dijual dan dijadikan pondasi bangunan. Kegiatan tersebut
sangat mengganggu regenerasi dan menghambat proses suksesi hutan
mangrove. Hal ini juga menyebabkan terjadi abrasi, dan hilangnya beberapa
ekosistem pulau.Aktivitas manusia yang menjadi penyebab erosi pantai yaitu
dalam bentuk penambangan pasir, pencemaran sampah anorganik dan
penambangan terumbu terjadi abrasi, dan hilangnya beberapa ekosistem
pulau.

2.4 Permasalahan Lingkungan Nasional


Permasalahan lingkungan nasional merupakan permasalahan lingkungan
hidup yang terjadi di Indonesia. Seiring dengan kebutuhan pembangunan untuk

5
meningkatkan kesejahteraan dan mengatasi banyak masalah, akan tetapi
pengalaman menunjukkan bahwa pembangunan dapat dan telah menimbulkan
berbagai dampak negatif. Konsep pembangunan yang tidak berkelanjutan dan
tidak berwawasan lingkungan bukan hanya akan memperparah masalah-masalah
lingkungan dan sosial yang ada namun juga akan memicu timbulnya masalah-
masalah lingkungan yang baru, antara lain masalah kerusakan hutan dan lahan,
kerusakan pesisir dan laut, pencemaran air, tanah dan udara, permasalahan
lingkungan perkotaan dan kemasyarakatan.
Permasalahan lingkungan hidup saat ini memang menjadi masalah yang
paling sering terjadi pada lingkungan hidup di Indonesia. Permasalahan
lingkungan ini bisa disebabkan beberapa hal, mulai dari faktor alam atau faktor
dari manusianya sendiri. Kebanyakan dari permasalahan yang terjadi terkadang
masih belum memiliki solusi untuk mengatasinya. Sehingga menyebabkan
kerusakan-kerusakan alam dan lingkungan terus saja terjadi. Berikut ini beberapa
permasalahan lingkungan hidup yang terjadi di Indonesia, yaitu :
a. Sungai yang Tercemar
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia dan juga
makhluk hidup lainnya. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai
potensi sumber daya air yang sangat banyak. Secara nasional Indonesia
mempunyai 694 milyar kubik ketersediaan air setiap tahunnya. Namun
potensi yang sangat besar tersebut baru termanfaatkan sebesar 23%,
dengan 20 % dimanfaatkan untuk kebutuhan air baku rumah tangga, kota
dan industri dan 80% lainnya dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi
(SamektodanWinata, 2010). Meskipun Indonesia memiliki potensi sumber
daya air yang sangat banyak, permasalah lingkungan di air tetap tidak bisa kita
hindari. permasalahan lingkungan tidak bisa Permasalahan sungai tercemar
yang terjadi merupakan permasalahan lingkungan yang besar di Indonesia.
Hampir seluruh sungai yang ada di Indoensia telah mengalami
pencemaran, terutama yang berada di kota-kota besar. Pencemaran sungai
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain berasal dari erosi yang
membawa kandungan sedimen yang cukup banyak, limbah baik organik
maupun anorganik yang berasal dari makhluk hidup dan juga industri.

6
Kualitas air yang buruk akan berpengaruh kepada penurunan daya guna,
daya dukung, daya tampung, hasil guna dan produktivitas sumber daya air
(Hendrawan, 2005).
b. Kerusakan Hutan
Luas kawasan hutan di Indonesia semula mencapai 144 juta hektar
sebagian besar digunakan untuk ka-wasan hutan produksi seluas 65 juta hektar
kawasan hutan lindung seluas 30 juta hektar dan 19 juta hektar digunakan
untuk perlindungan keanekaragaman hayati dan sisanya seluas 30 juta hektar
dicadangkan untuk konversi menjadi lahan pertanian, hutan tanaman dan
perkebunan (Baharudin Nurkin, 1999). Namun saat ini kawasan hutan telah
menyusut menjadi 130 juta hektar (70% dari luas daratan), dan secara
sistematik terns mengalami degradasi bahkan 42 juta hektar sudah benar-benar
gundul, nyaris tanpa vegetasi (Menhut, dalam Atep Afia, H., 2010). Secara
teoritis memang hutan termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui,
misalnya dengan penghijauan atau dengan reboisasi. Namun dalam
pelaksanaannya tidak semudah itu, menanam pohon kehutanan perlu
pemeliharaan, bukan sekedar tanam lantas ditinggal begitu saja. Selain itu,
hutan primer memiliki plasma nutfah yang sangat beragam, dengan ekosistem
yang harmonis. Beragam flora dan fauna terdapat di dalamnya yang
berinteraksi secara alamiah untuk mencapai keseimbangan. Kerusakan Hutan
selama ini telah terjadi di sejumlah Propinsi di Indonesia, sebanyak sepuluh
Propinsi melalui gubernurnya masing-masing telah melapor ke Menteri
Kehutanan terkait dengan penggunaan kawasan hutan yang tidak prosedural
di wilayahnya. Laporan tersebut merespon surat Menteri Kehutanan
No.95/Menhut-lV /2010 tanggal 25 Februari 2010 yang ditujukkan kepada
Gubernur se-Indonesia. Berdasarkan laporan tersebut mengungkapkan bahwa
kerusakan hutan ini didominasi oleh kegiatan pertambangan, disamping itu
ada beberapa kasus perkebunan dan tambang tanpa ijin. Selain pertambangan
juga ada lagi penyebab kerusakan hutan, yaitu kebakaran hutan. Kebakaran
hutan merupakan salah satu dampak dari semakin tingginya tingkat tekanan
terhadap sumber daya hutan. Dampak yang berkaitan dengan kebakaran hutan
atau lahan adalah terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup,

7
seperti terjadinya kerusakan flora dan fauna, tanah, dan air. Kebakaran hutan
dan lahan di Indonesia terjadi hampir setiap tahun walaupun frekwensi,
intensitas, dan luas arealnya berbeda.
c. Banjir
Fenomena ini sudah sering terjadi di Indonesia, bahkan di kota-kota
besar sendiri pun sudah menjadi aktivitas rutin yang harus dihadapi. Bahkan
tak hanya pada musim hujan, pada musim kemarau sekalipun banjir bisa saja
terjadi beberapa wilayah. Hal ini dikarenakan perkembangan wilayah
Indonesia yang menyebabkan sistem pembuangan air yang salah dan tidak
adanya penjagaan pada daerah aliran sungai. Secara umum banjir adalah
peristiwa dimana daratan yang biasanya kering (bukan daerah rawa) menjadi
tergenang oleh air (Seyhan, 1990). Menurut Kodoatie (2013) Banjir
disebabkan oleh dua kategori yaitu banjir akibat alami dan banjir akibat
aktivitas manusia. Banjir akibat alami dipengaruhi oleh curah hujan,
fisiografi, erosi dan sedimentasi, kapasitas sungai, kapasitas drainase atau
kapasitas aliran sungai dan pengaruh air pasang. Sedangkan banjir akibat
aktivitas manusia disebabkan karena ulah manusia yang menyebabkan
perubahan-perubahan lingkungan seperti, perubahan kondisi Daerah Aliran
Sungai (DAS), kawasan 107 pemukiman di sekitar bantaran, rusaknya
drainase lahan, kerusakanbangunan pengendali banjir, rusaknya hutan
(vegetasi alami), dan perencanaan sistem pengendali banjir yang tidak tepat.
d. Permasalahan Sampah yang Menumpuk
Semakin tinggi tingkat pertumbuhan penduduk, membuat tingkat
konsumsi meningkat dan akhirnya membuat jumlah sampah semakin banyak
permasalahan hukum di Indonesia meningkat. Hal ini lah yang menjadi
permasalahan di Indonesia, karena belum adanya solusi untuk
menganggulanginya.
e. Langkanya Air
Kekeringan merupakan salah satu jenis bencana alam yang terjadi secara
perlahan (slow-onset disaster), berdampak sangat luas dan bersifat lintas
sektor (ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain). Kekeringan
merupakan fenomena alam yang tidak dapat dielakkan dan merupakan variasi

8
normal dari cuaca yang perlu dipahami. Variasi alam dapat terjadi dalam
hitungan hari, minggu, bulan, tahun, bahkan abad. Dengan melakukan
penelusuran data cuaca dalam waktu yang panjang, akan dapat dijumpai
variasi cuaca yang beragam, misalnya bulan basahbulan kering, tahun basah-
tahun kering, dan dekade basah-dekade kering. Meski demikian, anomali
ENSO tidak menjadi penyebab satusatunya atas gejala kekeringan di
Indonesia. Kekeringan umunya diperparah penyebab lainnya, antara lain :
 Terjadinya pergeseran DAS (Daerah Aliran Sungai) utamanya di wilayah
hulu. Hal ini membuat lahan beralih fungsi, dari vegetasi menjadi non-
vegetasi. Efek dari perubahan ini adalah sistem resapan air di tanah yang
menjadi kacau dan akhirnya menyebabkan kekeringan.
 Terjadinya kerusakan hidrologis wilayah hulu sehingga waduk dan juga
saluran irigasi diisi oleh sedimen. Hal ini kemudian menjadikan kapasitas
dan daya tampung menjadi berkurang. Cadangan air yang kurang akan
memicu kekerinagn parah saat musim kemarau tiba.
 Persoalan agronomis atau dikenal juga dengan nama kekeringan
agronomis. Hal ini diakibatkan pola tanam petani di Indonesia yang
memaksakan penanaman padi pada musim kemarau dan mengakibatkan
cadangan air semakin tidak mencukupi.
f. Bangunan-bangunan Liar dan Kumuh
Fenomena ini sering terjadi di kota-kota besar yang ada di Indonesia.
Banyaknya masyarakat serta daerah pemukiman yang sedikit membuat
bangunan liar dan kumuh ini merajalela di setiap sudut kota. Tentu saja hal ini
menjadikan pemandangan kota semakin kotor, kumuh, dan tak terawatt.
Penyebab terjadinya fenomena ini, yaitu kemiskinan, kurangnya lahan untuk
membangun tempat tinggal, dan masih banyak lagi penyebab banyaknya
bangunan-bangunan liar dan kumuh di Indonesia.
g. Rusaknya Ekosistem Laut
Pengambilan ikan yang masih menggunakan bahan kimia dan bahan
peledak masih menjadi tradisi bagi beberapa nelayan di Indonesia. Tentu saja
ini merusak ekosistem laut, termasuk terumbu karang dan mahluk hidup laut
lainnya.

9
h. Longsor
Bencana tanah longsor sering terjadi di Indonesia dan banyak merenggut
korban nyawa maupun harta. Kondisi topografi Indonesia yang banyak
terdapat kontur pegunungan, merupakan salah satu faktor utama penyebab
terjadinya tanah longsor. Menurut Suryolelono (2002), tanah longsor
merupakan fenomena alam yang berupa gerakan massa tanah dalam mencari
keseimbangan baru akibat adanya gangguan dari luar yang menyebabkan
berkurangnya kuat geser tanah dan meningkatnya tegangan geser tanah.
Pengurangan parameter kuat geser tanah disebabkan karena bertambahnya
kadar air tanah dan menurunnya ikatan antar butiran tanah. Sedangkan
tegangan geser tanah meningkat akibat meningkatnya berat satuan tanah.
Penanggulangan Permasalahan Lingkungan Nasional
Jika ada permasalahan haruslah ada penanggualangan untuk mengatasi
permasalahannya. Begitu pula dengan permasalahan yang terjadi pada lingkungan
nasional yang ada di Indonesia. Beberapa cara dapat dilakukan untuk
menanggulangi permasalahan-permasalahan yang ada. Berikut penanggulangan
yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan lingkungan nasional yang
terjadi, yaitu :
a. Penanggulangan Pencemaran Air Sungai
Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi
pencemaran air baik oleh instansi ataupun non-instansi. Salah satu upaya
serius yang telah dilakukan Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air
adalah melalui Program Kali Bersih (PROKASIH). Program ini merupakan
upaya untuk menurunkan beban limbah cair khususnya yang berasal dari
kegiatan usaha skala menengah dan besar, serta dilakukan secara bertahap
untuk mengendalikan beban pencemaran dari sumber-sumber lainnya.
Program ini juga berusaha untuk menata pemukiman di bantaran sungai
dengan melibatkan masyarakat setempat. Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha
untuk menanggulangi pencemaran, yaitu penanggulangan secara non-teknis
dan secara teknis. Penanggulangan secara nonteknis yaitu suatu usaha untuk

10
mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan
perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala
macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi
pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya dapat memberikan
gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan,
misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan
menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis
bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya
dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang
dapat mengurangi pencemaran. Sebenarnya penanggulangan pencemaran air
dapat dimulai dari diri kita sendiri. Dalam keseharian, kita dapat mengurangi
pencemaran air dengan cara mengurangi produksi sampah (minimize) yang
kita hasilkan setiap hari. Selain itu, kita dapat pula mendaur ulang (recycle)
dan mendaur pakai (reuse) sampah tersebut. Kita pun perlu memperhatikan
bahan kimia yang kita buang dari rumah kita. Karena saat ini kita telah
menjadi masyarakat kimia, yang menggunakan ratusan jenis zat kimia dalam
keseharian kita, seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah, memupuk
tanaman, dan sebagainya. Kita harus bertanggung jawab terhadap berbagai
sampah seperti makanan dalam kemasan kaleng, minuman dalam botol dan
sebagainya, yang memuat unsur pewarna pada kemasannya dan kemudian
terserap oleh air tanah pada tempat pembuangan akhir. Bahkan pilihan kita
untuk bermobil atau berjalan kaki, turut menyumbangkan emisi asam atu
hidrokarbon ke dalam atmosfir yang akhirnya berdampak pada siklus air alam
b. Penanggulangan Kerusakan Hutan
Badan Lingkungan Hidup merupakan sebuah lembaga yang secara teknis dan
oprasional membantu melaksanakan kewenangan pemerintah daerah di bidang
Lingkungan Hidup. Badan Lingkungan Hidup (BLH) memiliki tugas menjaga
kawasan tersebut atas terjadi kerusakan lingkungan khususnya kerusakan
hutan. Penaggulangan Kerusakan Hutan tetap harus dilakukan sehingga tidak
adanya kegiatan yang dapat menyebabkan Kerusakan Hutan dan kegiatan
tersebut dapat terhenti sama sekali sebelum habisnya hutan, melalui:

11
 Pemeriksaan Terhadap adanya Kerusakan Hutan, pemeriksaan pada
Kerusakan Hutan dengan membuat Pos Pengaduan dan menggunakan
teknologi.
 Pencegahan terjadinya Kerusakan Hutan, Pencegahan dilakukan melalui
pelatihan Global Positioning Systen dan melakukan patroli dikawasan
hutan.
 Pengendalian Kerusakan Hutan, Pengendalian melalui penegakan hukum
mulai dari penyelidikan, yang mana penyelidikan itu dilakukan sampai ke
pengadilan.
Penanggulangan pada kerusakan hutan juga dapat dilakukan dengan
melakukan penghijauan di daerah hutan gundul dan juga menetapkan
peraturan undang-undang untuk mencegah terjadinya kerusakan hutan.
c. Penanggulangan Banjir
Untuk menanggulangi banjir, pemerintah memiliki peranan yang penting
untuk mengelola pembuangan air agar tidak menjadi masalah banjir di
kemudian harinya. Selain itu, peran aktif dan kesadaran masyarakat mengenai
pentingnya menjaga lingkungan sangat dibutuhkan. Upaya penanggulangan
banjir juga bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
 Menjaga lingukungan sekitar
Yang utama adalah menjaga lingkungan sungai atau selokan, sungai
sebaiknya di pelihara dengan baik. Jangan membuang sampah ke selokan.
Sungai atau selokan jangan di jadikan tempat pembuangan sampah
 Hindari membuat rumah di pinggiran sungai
 Melaksanakan program tebang pilih dan reboisasi
 Membuang sampah pada tempatnya
 Rajin Membersihkan Saluran Air
d. Penanggulangan Sampah yang Menumpuk
Untuk menanggulangi permasalahan sampah yang menumpuk dapat dilakukan
beberapa cara, yaitu :
 Membuat tempat pembuangan sampah terpadu, yang lokasinya agak jauh
dari pemukiman warga.
 Penerapan 4R yaitu Replace, reduce, reuse, serta recycle.

12
 Membuat tempat sampah terpisah antara organik dan anorganik.
 Membuang sampah pada di tempat sampah terpisah antara organik dan
anorganik.
e. Penanggulangan Langkanya Air atau Kekeringan
 Menanam banyak pohon
 Membuat bendungan
 Menggunakan air dengan sewajarnya
f. Penanggulangan Bangunan-bangunan Liar dan Kumuh
Untuk menanggulangi bangunan-bangunan liar dan kumuh dapat dilakukan
dengan cara pengurangan mengenai warga-warga yang berdatangan untuk
menetap di kota besar, pembuatan tempat tinggal/rusun, dan lainnya.
g. Penanggulangan Rusaknya Ekosistem Laut
Untuk menanggulangi permasalahan rusaknya ekosistem laut, pentingnya
peran pemerintah untuk mengetatkan peraturan mengenai larangan pemakaian
peledak dan bahan kimia.
h. Penanggulangan Longsor
 Mengenali daerah yang rawan terjadinya tanah longsor. Terutama di
sekitar lereng yang curam.
 Tidak membangun Pemukiman atau fasilitas di daerah yang rawan
bencana terutama bencana tanah longsor.
 Menjaga Drainase Fungsi drainase adalah untuk menjauhkan air dari
lereng, menghidari air meresap ke dalam lereng atau menguras air ke
dalam lereng ke luar lereng. Jadi drainase harus dijaga agar jangan sampai
tersumbat atau meresapkan air ke dalam tanah.
 Membuat terasering dengan sistem drainase yang tepat. Drainase pada
teras-teras dijaga jangan sampai menjadi jalan meresapkan air ke dalam
tanah.
 Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan jarak
tanam yang tepat. Hal ini untuk bisa menahan air sehingga bencana tanah
longsor bisa di minimalisir.
 Jika ingin mendirikan bangunan, gunakan fondasi yang kuat. sehingga
akan kokoh saat terjadi bencana.

13
 Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air masuk secara cepat
kedalam tanah.
 Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall).

2.5 Permasalahan Lingkungan Global


Masalah lingkungan global secara umum diakibatkan oleh 2 faktor, yaitu
faktor alam dan faktor manusia. Masalah lingkungan global lebih banyak
dipengaruhi faktor alam, seperti iklim, yang mencakup temperatur, curah hujan,
kelembaban, tekanan udara, dan lain sebagainya. Namun belakangan ini, orang
mulai menyadari bahwa aktifitas manusia pun mempengaruhi iklim dan
lingkungan secara signifikan. Contoh aktivitas manusia yang menyebabkan
masalah lingkungan adalah penebangan hutan, hal ini akan mempengaruhi
perubahan suhu dan curah hujan secara lokal. Ketika area hutan yang hilang
semakin luas, maka akibat yang ditimbulkan bukan lagi permasalahan
lingkungan lokal tapi sudah berskala regional bahkan berskala global. Tidak
hanya penebangan hutan secara liar namun aktivitas manusia yang sering
merugikan lingkungan adalah membuang puntung rokok sembarangan yang
menyebabkan kebakaran hutan sehingga mengakibatkan lahan hutan menjadi
hangus dan terjadi kabut asap. Contohnya adalah kasus kebakaran hutan yang
terjadi di Sumatera dan Kalimantan mengakibatkan negara Malaysia terdampak
kabut asap.
Adapun masalah global lainya yang mempengaruhi lingkungan misalnya
pertumbuhan penduduk dunia yang amat pesat. Pertumbuhan penduduk
memiliki arti pertumbuhan kawasan urban dan juga kebutuhan tambahan
produksi pangan. Belum lagi ada peningkatan kebutuhan energi. Pada masing-
masing kebutuhan ini ada implikasi pada lingkungan. Contoh dari kebutuhan
lahan urban dan lahan pertanian. Pemenuhan kebutuhan ini akan meminta
konversi lahan hutan. Semakin lama daerah-daerah resapan air makin berkurang,
akibatnya terjadi krisis air tanah. Di sisi lain di beberapa kawasan berkemiringan
cukup tajam menjadi rawan longsor, karena pepohonan yang tadinya menyangga
sistem kekuatan tanah semakin berkurang.

14
Jadi, dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling mempengaruhi dalam
permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi manusia (laju pertumbuhan
penduduk). Pertumbuhan penduduk yang pesat menimbulkan revolusi
pembangunan dan industrialisasi. Namun industrialisasi disamping mempercepat
persediaan segala kebutuhan hidup manusia juga memberi dampak
negatif akibat terjadinya pencemaran lingkungan.

Adapun contoh masalah lingkungan global yang terjadi saat ini.


1. Pemanasan global atau global warming
Pemanasan global atau global warming merupakan fenomena
peningkatan temperatur bumi dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah
kaca, yang diakibatkan oleh meningkatnya emisi gas karbondioksida yang
dikeluarkan oleh kendaraan bermotor, penggunaan alat-alat yang mengandung
CFC seperti AC dan lemari es yang mengakibatkan cahaya matahari
terperangkap di dalam atmosfer bumi. Menurut perkiraan selama era pra-industri
efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi rata-rata sekitar 10 – 50 .
Perkembangan ekonomi dunia memperkirakan konsumsi global bahan bakar
fosil akan terus meningkat. Hal ini menyebabkan emisi karbon dioksida antara
0,3 – 2% pertahun dan bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap
seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5 –
4,5% sekitar tahun 2030.
Dampak yang di akibatkan oleh pemanasan global adalah mencairnya es
di kutub sehingga air laut menjadi naik dan ekosistem kutub menjadi rusak.
Perubahan iklim yang ekstrim, yakni menjadikan suhu bumi meningkat serta
iklim dan cuaca menjadi tidak menentu. Punahnya flora fauna akibat hilangnya
habitat tempat hidupnya. Pemanasan global tidak hanya berdampak pada
lingkungan, pemanasan global juga berpengaruh pada aktifitas sosial seperti
gangguan terhadap kehidupan masyarakat pantai, erosi di wilayah pesisir,
perubahan lokasi sedimentasi, gangguan terhadap fungsi jalan dan menggangu
produktivitas pertanian.
Penanggulangan: untuk menanggulangi pemanasan global atau global warming
dapat dilakukan dengan cara mengurangi penggunaan kendaraan pribadi beralih

15
dengan menggunakan kendaraan umum agar dapat mengurangi polusi di jalan
serta dapat juga menggunakan sepeda agar ramah lingkungan dan memberikan
kesehatan pada tubuh, mengurangi penggunaan CFC pada AC dan lemari es.
Penggunaan AC dapat di kurangi dengan cara menggunakan ventilasi udara
alami seperti jendela. Melakukan reboisasi dan tidang menebang hutan secara
liar, tidak menggunakan lampu pada siang hari, dan menbudayakan diri untuk
melakukan penanaman tumbuhan di sekitar pekarangan rumah.
2. Hujan asam
Hujan asam adalah suatu masalah lingkungan yang serius yang benar-
benar menjadi masalah bagi manusia. Ini merupakan masalah umum atau global
yang secara berangsur-angsur mempengaruhi kchidupan manusia. Hujan secara
alami bersifat asam karena Karbon Dioksida (CO2) di udara yang larut dengan
air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. jenis asam dalam hujan ini
sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang
dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang. Berdasarkan penelitian ditemukan
bahwa peningkatan keasaman yang ada dalam air hujan pada beberapa dekade
ini terjadi karena ulah manusia. Selain itu, hujan asam disebabkan oleh polusi.
Penyebab polusi (polutan) seperli Sulfur Dioksida dan Nitrogen Oksida tinggal
dalam atmosfer dan akhimya bereaksi dengan kelembaban dalam udara. Ketika
polusi ini jatuh sebagai embun di tanah, inilah yang disebut dengan hujan asam.
Sumber dari penyebab polusi ini tidak hanya berasal dari pembakaran sampah,
tetapi juga berasal dari pembakaran bahan bakar motor dan limbah pabrik kimia.
Dampak negatif dari hujan asam selain rusaknya bangunan dan berkaratnya
benda-benda yang terbuat dari logam, juga terjadinya kerusakan lingkungan
terutama pengasaman (acidification) danau dan sungai. Ribuan danau airnya
telah bersifat asam sehingga tidak ada lagi kehidupan akuatik, dan dikenal
sebagai danua mati. Selain itu, hujan asam juga mengancam komoditi pertanian
serta menimbulkan kerusakan hutan.
Penanggulangan: Untuk menanggulangi terjadinya hujan asam dapat dilakukan
beberapa upaya diantara memilih bahan bakar yang kadar belerangnya rendah,
melakuan reuse, reduce, recycle terhadap sampah plastik (tidak di bakar),

16
menggunakan kendaraan bermotor seperlunya dan mengurangi penggunaan
CFC.
3. Desertifikasi
Desertifikasi merupakan kondisi dimana tanah kering karena kekurangan
air yang disebabkan oleh perubahan iklim dan ulah manusia. Pada proses
desertifikasi terjadi proses pengurangan produktifitas yang secara bertahap dan
penipisan lahan bagian atas karena aktivitas manusia dan iklim yang bervariasi
seperti kekeringan dan banjir. Dampak awalnya berdampak local namun
sekarang isu lingkungan sudah berdampak global dan menyebabkan semakin
meningkatnya lahan kritis di muka bumi sehingga penangkap CO2 menjadi
semakin berkurang.
Penanggulanagan: ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mengembalikan kondisi tanah seperti semuala seperti, melakukan reboisasi atau
penanaman kembali hutan yang gundul dengan berbagai jenis tumbuhan,
membuat tembok erosi, dan penyuburan tanah dengan penambahan unsur hara
dan pupuk dalam tanah.
4. Penipisan Lapisan Ozon
Ozon adalah molekul yang terdiri dari tiga atom Oksigen. Lapisan ozon
adalah suatu lapisan yang terletak di lapisan stratosfir, 20 – 45 km diatas
permukaan bumi. Lapisan ini akan melindungi mahluk hidup dari sinar UV yang
dipancarkan oleh matahari. Ozon yg berlobang mengakibatkan radiasi matahari
mencapai permukaan bumi.
Lebih dari setengah abad lamanya dirasakan adanya kerusakan lapisan
ozon sehingga terjadi penipisan lapisan tersebut di stratosfer. Hal ini teramati
pada setiap musim semi di wilayah selatan bumi, suatu lubang terbuka pada
lapisan di bagaian atas ozon. Pada ketinggian 15-20 km diatas Antartika, 95%
lapisan ozon telah lenyap. Lubang ini bertambah besar sejak tahun 1979.
Lapisan ozon ini juga telah dibuktikan oleh data satelit cuaca Nimbus 7 milik
badan ruang angkasa Amerika Serikat (NASA) dan terdapat banyak bukti yang
menyatakan bahwa penipisan lapisan ozondi seluruh dunia.
Rusaknya lapisan ozon berpengaruh pada intensitas sinar ultra violet
metahari yang berbahaya bagimakhluk hidupdi bumi. Radiasi ultra violet

17
menyebabkan kanker kulit, katarak mata, menekan efisiensi sistem kekebalan
tubuh, sehingga memudahkan kanker menyebar luas, menurunkan kualitas
komoditi pertanian. Radiasi ultraviolet tersebut juga dapat menimbulkan
kerusakan sampai 20 m di bawah permukaan air yang jernih, terutama berbahaya
bagi plankton, benih ikan, udang, dan kepiting serta tumbuhan yang memegang
peranan penting dalam rantai makanan di laut.
Penanggulangan: Meminimalisasi penggunaan AC dan lemari es yang
menghasilkan gas CFC yang menyebabkan penipisan lapisan ozon.
Meminimalisasi erupsi gas HCFC, HFC, dan CFC yang biasanya merupakan
emisi dari industri energi, semen, dan kertas. Dengan demikian minimalisasi
penggunaan kertas (paperless) sangat membantu menyelamatkan lapisan ozon.

18
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Lingkungan dapat diartikan sebagai segala benda, kondisi, keadaan disekitar
manusia yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup manusia. Masalah lingkungan
lokal adalah kondisi dimana alam sekitar tidak berfungsi sebagaimana mestinya,
contohnya kekeringan, banjir, longsor, erosi pantai. Masalah lingkungan nasional
merupakan suatu kondisi alam yang tidak teratur sebagai akibat dari kegiatan manusia
dengan dampak yang mencakup suatu wilayah yang besar atau negara, contohnya
sungai yang tercemar, kerusakan hutan, banjir, masalah sampah yang menumpuk,
persediaan air yang langka, bangunan liar dan kumuh, rusaknya ekosistem laut, dan
longsor. Masalah lingkungan global merupakan keadaan dimana alam telah mengalami
kerusakan akibat dari aktivitas manusia secara merata di seluruh benua dan negara,
contohnya pemanasan global atau global warming, hujan asam, desertifikasi, dan
penipisan lapisan ozon.
3.2 Saran
Suatu masalah dapat teratasi ketika semua pihak mampu menemukan serta
menerapkan solusi yang sesuai dengan masalah tersebut. Begitu juga dengan
permasalahan lingkungan yang terjadi baik secara lokal, nasional, dan global. Untuk
menanggulangi permasalahan lingkungan nasional maupun global, setiap individu
dalam suatu wilayah seharusnya mampu untuk menjaga serta melestarikan lingkungan.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara menanamkan budaya cinta lingkungan kepada
setiap orang. Ketika sebagian besar orang mampu untuk menerapkan rasa cinta
lingkungan, permasalahan lingkungan baik secara lokal, nasional, dan global akan
berkurang atau bahkan menghilang karena mencegah lebih baik daripada
menanggulangi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Apriyono, A. 2009. Analisis Penyebab Tanah Longsor di Kalitlaga Banjarnegara.


Dinamika Rekayasa. 5(1) : 14
Ardhana, I. P. G. 2011. Kajian Kerusakan Sumberdaya Hutan Akibat Kegiatan
Pertambangan. Ecotrophic. 6(2) : 87-88.
Ekawaty, R., Yonariza, E. G. Ekaputra, dan A. Arbain. 2018. Telaahan Daya Dukung
dan Daya Tampung Lingkungan dalam Pengelolaan Kawasan Daerah Aliran
Sungai di Indonesia. Jurnal of Applied Agricultural Science and Technology.
2(2) : 34-35.
Herlina, N. 2015. Permasalahan Lingkungan Hidup dan Penegakan Hukum Lingkungan
di Indonesia. Jurnal Ilmiah Galuh Justisi. 3(2) : 4.
http://bpbd.pamekasankab.go.id/penanggulangan/. [Diakses pada 26 Februari 2021].
Nugroho, SP. 2002.Evaluasi dan Analisis curah Hujan Sebagai Faktor Penyebab
Bencana Banjir Jakarta. Jurnal Sains dan Teknologi Moifikasi Cuaca.3 (2): 92.
Oktaviani, S. 2015. Analisis Kekeringan dengan Menggunakan Metode Theory of Run
Studi Kasus Das Ciujung. Skripsi. Banten : Fakultas Teknik Universitas Sultan
Agung Tirtayasa.
Rasyid, F. 2014. Permasalahan dan Dampak Kebakaran Hutan. Jurnal Lingkar
Widyaiswara. 1(4) : 48.
Rizkiah, R. H. Poli, dan S. Supardjo. 2015. Analisis Faktor-faktor Penyebab Banjir di
Kecamatan Tikala Kota Manado. Perencanaan Wilayah dan Kota. 1(1) : 106-
107.
Susanti, Pd dkk. 2017. Analisis Kerentanan Tanah Longsor Sebagai Dasar Mitigasi Di
Kabupaten Banjarnegara. Jurnal Penelitian Lerentanan daerah Aliran Sungai.1
(1) : 55-56.
Syarif. L.M., A.G.Wibisana.2015. Hukum Lingkungan : Teori, Legislasi, dan Studi
Kasus. Jakarta: USAid, Kemitraan, the Asia Foundation
Syofyan, E. R. 2019. Partisipasi Masyarakat dalam Rangka Penangulangan Pencemaran
Sungai. Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa. 14(2) : 46-47.
Wulandari, E., A. Idris, dan N. Hasanah. 2018. Startegi Badan Lingkungan Hidup
(BLH) dalam Penanggulangan Kerusakan Hutan di Kabupaten Berau. eJournal
Ilmu Pemerintahan. 6(3) : 1255-1258.

20

Anda mungkin juga menyukai