DALAM PEMBERANTASAN
KORUPSI
DOSEN :
Erwin Asmadi, S.H., M.H
DISUSUN OLEH :
Elvinawati Juliani (2009020042)
2.1 Pengertian Pancasila
Pengertian Pancasila adalah suatu ideologi dan dasar negara Indonesia yang menjadi landasan
dari segala keputusan bangsa dan mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia. Dengan kata
lain, Pancasila adalah dasar dalam mengatur pemerintahan negara Indonesia yang
mengutamakan semua komponen di seluruh wilayah Indonesia.
Secara Etimologi, kata “Pancasila” berasal dari bahasa Sansekerta India (Kasta Brahmana),
yaitu kata “Panca” yang artinya Lima, dan “Sila” yang artinya Dasar. Sehingga arti Pancasila
secara harfiah adalah Lima Dasar.
Pancasila dicetuskan oleh para pendiri bangsa Indonesia agar kita mempunyai pondasi yang
kuat dalam menjalankan pemerintahan. Artinya, dengan adanya Pancasila maka Indonesia
memiliki dasar atau pondasi dalam bernegara sehingga tidak mudah dipengaruhi dan dijajah
oleh bangsa lain.
Dasar negara Indonesia tersebut dilambangkan dengan Garuda dimana terdapat gambar
bintang, rantai, pohon beringain, kepala banteng, padi dan kapas, yang mencerminkan arti
dari 5 sila Pancasila. Kemudian lambang negara Indonesia ini disebut dengan Garuda
Pancasila.
Berikut ini adalah bunyi Pancasila:
Ketuhanan Yang Maha Esa
Kemanusian Yang Adil dan Beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/ Perwakilan
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
A. Fungsi Pancasila Bagi Indonesia
Dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, Pancasila memiliki beberapa fungsi. Mengacu pada pengertian
Pancasila di atas, berikut ini adalah beberapa fungsi Pancasila:
1. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia
Semua negara memiliki jiwa. Di Indonesia, Pancasila sebagai jiwa Bangsa sehingg masyarakat Indonesia
menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya.
Dalam pembukaan UUD 1945 telah disebutkan tujuan Pancasila, yaitu sebagai Dasar Negara Republik
Indonesia. Dengan kata lain, Pancasila adalah landasan dalam mengatur jalannya pemerintahan di
Indonesia.
Pancasila merupakan pandangan hidup atau falsafah hidup berbangsa dan menjadi tujuan hidup
bangsa Indonesia. Seperti halnya juga disebutkan dalam ketetapan MPR No. 11/MPR/1978 pada
tanggal 22 Maret 1978, yang isinya;
“Sesungguhnya sejarah telah mengungkapkan bahwa pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia
yang memberikan kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam kehidupan
lahir batin yang makin baik dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Bahwasanya
pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar Negara seperti yang telah diuji
kebenarannya, keampuhan dan kesaktiannya sehingga tidak ada satupun kekuatan maupun juga yang
mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia”
Pancasila sebagai dasar Negara, pedoman dan tolok ukur kehidupan berbangsa dan bernegara di
Republik Indonesia. Tidak lain dengan kehidupan berpolitik, etika politik Indonesia tertanam dalam jiwa
Pancasila. Pancasila juga sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai sehingga
merupakan sumber dari segala penjabaran dari norma baik norma hukum, norma moral maupun norma
kenegaraan lainya. Dalam filsafat pancasila terkandung didalamnya suatu pemikiran-pemikiran yang
bersifat kritis, mendasar, rasional, sistematis dan komprehensif (menyeluruh) dan sistem pemikira ini
merupakan suatu nilai.
Oleh karena itu suatu pemikiran filsafat tidak secara langsung menyajikan norma-norma yang
merupakan pedoman dalam suatu tindakan atau aspek prasis melainkan suatu nilai yan bersifat
mendasar. Nilai-nilai pancasila dijabarkan dalam suatu norma yang jelas sehingga merupakan suatu
pedoman. Norma tersebut meliputi norma moral yaitu yang berkaitan dengan tingkah laku manusia
yang dapat diukur dari sudut baik maupun buruk. Kemudian yang ke dua adalah norma hukum yaitu
suatu sistem perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Maka pancasila berkedudukan sebagai sumber dari segala hukum di Indonesia, pancasila merupakan
suatu cita-cita moral yang luhur yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia sebelum
membentuk negara dan berasal dari bangsa indonesia sendiri sebagai asal mula (kausa materialis).
Pancasila merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber hukum baik meliputi norma
moral maupun norma hukum, yang pada giliranya harus dijabarkan lebih lanjut dalam norma-norma
etika, moral maupun norma hukum dalam kehidupan kenegaraan maupun kebangsaan
2.4 Korupsi di Indonesia
Istilah korupsi dalam bahasa inggris corruption dan corrupt, dalam bahasa Prancis corruption dan
dalam bahasa Belanda corruptie yang menjadi kata korupsi dalam bahasa Indonesia. Henry
Campbell Black dalam Black’s Law Dictionary menjabarkan korupsi adalah perbuatan yang
dilakukan dengan maksud memberkan beberapa keuntungan yang bbertentangan dengan tugas
dan hak orang lain. Perbuatan seorang pejabat atau seorang pemegang kepercayaan yang secara
bertentangan dengan hokum, secara keliru menggunakan kekuasaannya untuk mendapatkan
keuntungan untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain, bertentangan dengan tugas dan hak orang
lain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelskan tentang pengertian istilah korup (kata
sifat) dan korupsi (kata benda). Korup adalah buruk, rusak, busuk. Arti lain korup adalah suka
memakai barang (uang) yang dipercayakan kepadanya, dapat disogok (memakai kekuasaannya
untuk kepentingan pribadi).
Masalah korupsi di Indonesia sudah ada bertahun-tahun yang lalu, namun, akhir-akhir ini, korupsi
kembali ramai sejak kasus Gayus Tambunan. Korupsi di Indonesia kebanyakan dilakukan oleh
para pejabat tinggi, seperti anggota DPR, Bupati, Gubernur. Namun, ada juga dari kalangan
pelajar. Di Indonesia sendiri, korupsi sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pejabat tinggi.
Tidak tanggung tanggung, mereka memakai uang rakyat hingga milyaran rupiah. Para pejabat ini
seakan tidak takut untuk korupsi, walaupun sudah tertangkap, namun hukuman untuk para
koruptor termasuk ringan dibandingkan hukuman untuk para koruptor di luar negeri yang
kebanyakan adalah hukuman mati. Di Indonesia sendiri sudah dibentuk Komisi Pemberantasan
Korupsi atau KPK, namun hal itu rupanya tidak membuat jera para koruptor. Penjara untuk para
koruptor juga terbilang cukup mewah, bahkan bisa keluar masuk penjara dengan mudah.
Contohnya Gayus Tambunan, walaupun sudah dipenjara dia tetap bisa pergi ke Bali.
Penyebab Korupsi di Indonesia
Secara garis besar, faktor penyebab korupsi terbagi menjadi 2 bagian, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah faktor yang dipengaruhi dari dalam diri pelaku, sementara faktor
eksternal adalah faktor yang dipengaruhi dari luar diri pelaku.
Selain kedua faktor tersebut, terdapat pula faktor-faktor lain yang turut menjadi penyebab adanya
tindakan korupsi, yakni faktor politik, ekonomi, hukum, birokrasi, dan transaksional. Berikut beberapa
penyebab korupsi di Indonesia yang didasari faktor-faktor di atas:
Gaya Hidup
Di zaman yang semakin berkembang ini, tuntutan gaya hidup jelas akan semakin tinggi. Berbelanja
bawang-barang mahal serta hasrat untuk mengoleksi barang-barang mewah telah menjadi sebuah gaya
hidup masa kini. Namun, seringkali tuntutan itu tidak diimbangi dengan penghasilan atau income yang
cukup untuk memenuhi gaya hidup yang semakin hari semakin meninggi.
Di titik itulah seseorang dengan mudah tergoda untuk melakukan korupsi, hanya demi memenuhi
kebutuhan gaya hidupnya. Tindakan korupsi yang dilandasi karena tuntutan gaya hidup tentunya
menjadi sebuah keprihatinan tersendiri
Ketimpangan Ekonomi
Ketimpangan ekonomi menjadi salah satu masalah yang vital yang terjadi di Indonesia.
Pembangunan yang tidak merata, membuat sebagian masyarakat harus mengalami
kesenjangan ekonomi yang cukup jauh antara satu dengan yang lain. Hal inilah yang
menjadi salah satu penyebab serta memberikan dampak korupsi berarti, misalnya saja
tindakan seseorang yang merasa bahwa korupsi akan mampu untuk menaikkan status
ekonomi dengan cara instan.
Seseorang yang melakukan tindakan korupsi dengan alasan tersebut, merasa bahwa
dirinya sudah berlaku benar. Hal ini terjadi karena adanya rasa diperlakukan tidak adil
terhadap dirinya, sehingga seseorang akan melakukan apapun demi mencapai rasa
‘adil’, salah satunya dengan korupsi.
d. Dampak Korupsi
Korupsi pasti akan menimbulkan dampak yang buruk bagi suatu kelompok
maupun Negara.Dampak dari korupsi cukup besar. Dampak dari korupsi
adalah:
Pancasila merupakan sumber nilai anti korupsi. Korupsi itu terjadi ketika ada niat dan
kesempatan. Kunci terwujudnya Indonesia sebagai Negara hukum adalah menjadikan nilai-nilai
Pancasila dan norma-norma agama. Serta peraturan perundang-undangan sebagai acuan dasar
untuk seluruh masyarakat Indonesia. Suatu pemerintah dengan pelayanan publik yang baik
merupakan pemerintahan yang bersih (termasuk dari korupsi) dan berwibawa. Korupsi adalah
perbuatan pelanggaran hukum, sebuah tindak pidana. Hubungannya dengan Pancasila adalah
melanggar sila ke lima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena korupsi itu
menggerogoti kekayaan Negara yang ujung-ujungnya adalah memiskinkan Negara dan juga rakyat.
Masalah korupsi merupakan masalah yang sangat mengganggu dan menghambat pembangunan
nasional karena korupsi telah mengakibatkan terjadinya kebocoran keuangan negara yang justru
sangat memerlukan dana yang besar di masa terjadinya krisis ekonomi dan moneter. Terpuruknya
perekonomian indonesia yang terus menerus pada saat ini mempengaruhi sendi-sendi kehidupan
di dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara. Perang terhadap korupsi merupakan fokus yang
sangat signifikan dalam suatu negara berdasarkan hukum, bahkan merupakan tolok ukur
keberhasilan suatu pemerintahan. Salah satu unsur yang sangat penting dari penegakan hukum
dalam suatu negara adalah perang terhadap korupsi, karena korupsi merupakan penyakit kanker
yang meluas, permanen, dan merusak semua sendi kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk
perekonomian dan penataan ruang wilayah.
Di indonesia korupsi dikenal dengan istilah KKN singkatan dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Korupsi sudah menjadi wabah penyakit yang menular di setiap aparat negara dari tingkat yang
paling rendah hingga tingkatan yang paling tinggi.
2.6 Peran Pancasila Dalam Pemberantasan Korupsi
Bertitik tolak dari hal tersebut maka upaya pemberantasan korupsi perlu ditegakan kembali peran
pancasila, yaitu:
Pertama, Perlu menyegarkan kembali spirit Pancasila sebagai upaya memecahkan persoalan bangsa
yang begitu kompleks sehingga pancasila bukan hanya sekedar lima poin yang harus dihafal atau hanya
sebagai pemanis mulut yang tidak memberikan pengaruh apa-apa. Itulah sebabnya Pancasila dilahirkan
sebagai standar ideologi dan moralitas bagi bangsa serta sebagai landasan pembangunan multi dimensi.
Kedua, Perlu penegakan hukum secara konsisten dan konsekuen tanpa pandang bulu. Sebagaimana
teori yang dikemukakan oleh "Nikolo Machiaweli" bahwasanya maju tidaknya negara sangat
bergantung pada sistem penegakan hukum yang terjamin. Gagasan konstitusionalisme undang-undang
dasar dipandang sebagai suatu lembaga yang mempunyai fungsi khusus, yaitu menentukan dan
membatasi kekuasaan pemerintah di satu pihak, dan di pihak lain menjamin hak-hak asasi warga
negaranya. Undang-undang dasar dianggap sebagai perwujudan dari hukum tertinggi yang harus
dipatuhi oleh negara dan pejabat-pejabat pemerintah sekalipun, sesuai dengan dalil pemerintah
berdasarkan hukum, bukan oleh manusia. Teori ini mengandung pesan bahwa sistem pengelolaan
negara tetap berbasis pada prinsip-prinsip hukum tanpa harus mengorbankan kepentingan bangsa dan
negara. Pemerintah yang merupakan representasi negara tetap bertanggung jawab atas kesejahteraan
rakyat dan karenanya harus aktif mengatur kehidupan ekonomi dan sosial (Jhon Maynard Keynes).
Undang-undang dasar dianggap sebagai jaminan atas hak hidup, sosial, dan ekonomi. Kejahatan
korupsi merupakan tindakan yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai itu.
Ketiga, Perlu Pancasila kembali direvitalisasi sebagai dasar filsafat Negara dan menjadi prinsip prima
bersama-sama norma agama. Sebagai prinsip prima, maka nilai-nilai Pancasila dan norma-norma
agama merupakan dasar untuk seluruh masyarakat indonesia berbuat baik. Pancasila merupakan suatu
dasar negara yang dijadikan sebagai aturan
untuk mengatur warga negaranya menjadi lebih baik. Atau Pancasila merupakan suatu
peraturan pemerintahan yang harus dipatuhi oleh setiap warga negara, agar kasus karupsi
tidak meraja lela kemana-mana. Perlu dengan cara menyadarkan setiap warga negara untuk
kembali memperdalam butir-butir pancasila, yaitu melalui sosialisasi, diskusi terbatas,
seminar, audiensi dengan masyarakat, maupun dengan cara-cara yang serupa. Cara ini
merupakan paling ideal agar setiap warga negara kembali ke Pancasila serta semua warga
negara memiliki rasa tanggung jawab terhadap Pancasila. Jika hal tersebut kita lakukan secara
konsisten maka kita akan mendapatkan hasil yang sangat baik, yaitu seluruh warga negara
kembali ke jalan yang benar dan korupsi pun dapat di berantas dengan cepat. Negara kita pun
dapat kembali maju dan bisah bersaing negara-negara lain.
Kelima, Perlu pendekatan Sosiologis. Ketika kita bicara konsep sosiologis sama halnya kita
bicara tentang kehidupan sosial masyarakat. Hal yang mendasarkan konsep sosiologis adalah
paham teori integralistik, sebagaimana dikemukan oleh Spinoza, adam Muller, dan Hegel.
Teori itu tidak mendasarkan pada individualisme yang bertikai sedemikian rupa.
2.7 Pancasila Sebagai Benteng Anti Korupsi
Pentingnya pengetahuan Pancasila dan filsafat pancasila bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai cara untuk
mewujudkan cita-cita bangsa yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu,
internalisasi nilai-nilai Pancasila dapat terwujud didahului dengan pengetahuan mendasar mengenai
Pancasila. Banyak dari rakyat Indonesia yang hanya menghapal Pancasila, tetapi tidak mengerti maksud
dasar dari Pancasila itu sendiri. Oleh karena itu, Pendidikan Pancasila mutlak diperoleh oleh setiap rakyat
Indonesia. Sistem nilai-nilai budayaPancasila akan dipertahankan melalui proses-proses pendidikan,
pemasyarakatan, pembudayaan, penataran, dan sebagainya. Pentingnya Nasionalisme selalu berkaitan
dengan upaya internalisasi nilai-nilai Pancasila. Sikap bangga dan cinta terhadap negara Indonesia
memang sangat penting untuk mempersatukan bangsa Indonesia. Nasionalisme yang rendah,
memungkinkan suatu bangsa akan mengalami perpecahan, terlebih Indonesia sebagai negara yang
beraneka ragam suku bangsa dan kebudayaan. Dengan semangat Nasionalisme, bangsa dapat
mempertahankan goncangan dari dalam dan dari luar.
Selain internalisasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, agama, kesenian, adat-istiadat memainkan
peranan yang sangat penting. Jika dilihat dari segi anggota masyarakat, internalisasi (pembatinan) nilai-
nilai budaya itu merupakan sarana untuk mengakhiri dan menyelesaikan ketegangan-ketegangan atau
persoalan yang selalu timbul dalam setiap sistem sosial. Agama merupakan pondasi mutlak yang krusial
bagi pendidikan dan keluhuran sipil, dan kesatuan serta ketertiban negara. Alasannya karena agama
memberikan kewenangan kepada negara sehingga memungkinkannya memerintahkan loyalitas dan
kepatuhan warga negara. Negara menjadi sakral dan pembangkangan sipil apapun atau tindakan
melawan negara merupakan masalah pelanggaran hal-hal sakral.
Selain itu, fungsi esensial agama adalah mendorong perilaku luhur, yang pada saatnya
menghasilkan suatu lingkungan kepercayaan dan kerja sama saling menguntungkan. Melalui
agama, sebuah masyarakat yang damai dan tertib dapat diteguhkan, memiliki moral, kegigihan,
dan kekuatan yang diperlukan untuk penjagaan diri dalam dunia yang penuh tantangan.
Internalisasi atau penjiwaan nilai-nilai Pancasila memunculkan kesadaran diri akan pentingnya
nilai-nilai Pancasila dalam segala aspek kehidupan, tanpa kecuali. Selama kesadaran diri
tertanam dalam setiap lapisan masyarakat dari warga negara biasa hingga petinggi negara
senantiasa memelihara standar-standar pribadi yang tinggi serta menjauhi perilaku immoral
dan melawan hukum maka dimungkinkan persoalan korupsi dapat diatasi. Selain itu,
pemberantasan korupsi yang menjadi penyakit kronis bangsa ini harus dilandasi dengan
Pancasila. Kita sepakat korupsi merupakan musuh bersama yang harus dilawan sampai
kapanpun tanpa pandang bulu dan putus asa. Siapapun yang terlibat harus diproses secara
hukum. Terlebih lagi penyebaran penyakit ini telah menular kemana-kemana hingga ke tingkat
pemerintahan desa. Tentunya masalah ini tak bisa dibiarkan terus mengalir begitu saja. Apalagi
setiap harinya, pemberitaan korupsi di media massa terus menghiasinya seolah rutinitas para
pekerja pers yang tak bisa absen dari liputannya. Namun seiring itupula tindak pidana korupsi
semakin menjadi-jadi. Pemberantasan korupsi bagi bangsa ini mutlak menjadi agenda penting
yang bersifat emergency.
Disinilah diperlukan penegak hukum yang berani dan tidak takut pada siapapun kecuali kepada
Tuhan. Hanya ketakutan pada Tuhanlah lah yang harus menjadi modal utama para penegak
hukum dalam memproses kasus pidana korupsi khususnya. Dalam kaitan ini kita sangat
berharap pada institusi KPK terus menunjukan taringnya tanpa takut pada pihak manapun.
Disinilah makna spirit sila pertama pancasila, ketuhanan Yang Maha Esa. Selanjutnya, unsur
keadilan bagi semua pihak yang terlibat kasus korupsi juga harus menjadi landasan utama
penengakan hukum.
2.8 Peran Pemuda dalam Upaya Menanggulangi Korupsi
Pemuda adalah generasi penerus bangsa yang sangat berpengaruh pada kualitas dan integritas bangsa itu
sendiri. Karena pemuda cenderung memiliki pikiran yang Fres dan semangat yang tinggi dalam
melakukan sesuatu, antara lain adalah upaya dalam memberantas korupsi. Pemuda juga dapat
membentuk sebuah lingkaran kecil atau yang biasa dikenal dengan Komunitas, contoh komunitas dengan
nama “PEMUDA ANTI KORUPSI”, dengan merangkul anak-anak muda yang peduli akan bangsa ini dan
sejalan dengan visi misi dalam komunitas itu sendiri. Yang di dalam komunitas itu sendiri mengadakan
sebuah kumpulan yang membahas tentang korupsi yang berdampak buruk pada sebuah bangsa. Mungkin
dengan upaya ini dapat menyadarkan para generasi bangsa untuk sesantiasa enggan berbuat kecurangan
dalam melakukan sesuatu.
Sebagai pemuda penerus bangsa pada era milenial iniharus pandai-pandai memilih dan memilah
antara benar dan tidak, baik dan buruk. Karena di era ini semua semakin canggih dan kreatif, harus
benar-benar berpegang teguh pada pendirian agar tidak mudah di hasut dan di bohongi oleh oknum-
oknum yang tidak bertanggung jawab. Maka dari itu para tunas remaja ini harus mulai menerapkan
kebiasaan-kebiasaan jujur sedini mungkin, agar suatu saat tumbuh menjadi sosok yang enggan
melakukan kecurangan dan kebohongan. Dalam pemberantasan korupsi memang tidak mudah,
banyaknya hambatan dan mengakarnya praktik korupsi di negeri ini sangat menyulitkan dalam upaya
pemberantasannya, beragam cara dan upaya telah di coba secara sistematis, namun praktik korupsi tetap
subur dan berkembang baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Namun itu semua tidak boleh
menyurutkan semangat para generasi muda untuk menanggulangi dan memberantas praktik korupsi
sampai ke akarnya. Karena pada hakikatnya sesuatu yang tumbuh akan mati, dan akan tumbuh yang
baru. Maka tumbuhan yang baru inilah yang harus dijaga agar lebih baik dari tumbuhan yang
sebelumnya.
Jika praktik korupsi dibiarkan dan tidak ada upaya pencegahan maupun
sanksi-sanksi terhadap pelaku melanggar hukum tersebut, Maka korupsi akan
terus berjalan dan berkembang secara sistematis dan akan terus menerus
melahirkan bibit-bibit baru. Maka masalah ini harus di tangani secara serius,
jika tidak segera dilakukan tindakan pencegahan, maka bangsa ini lambat laun
akan hancur. Pentingnya kerja sama antar elemen masyarakat juga sangat
membantu dalam upaya menanggulangi masalah ini, juga dapat mempermudah
mewujudkan cita-cita bangsa yaitu menjadi bangsa yang makmur dan sejahtera.
Kesimpulan