Anda di halaman 1dari 19

SEMANGAT PANCASILA

DALAM PEMBERANTASAN
KORUPSI

DOSEN :
Erwin Asmadi, S.H., M.H
 
 
DISUSUN OLEH :
Elvinawati Juliani (2009020042)
2.1 Pengertian Pancasila

Pengertian Pancasila adalah suatu ideologi dan dasar negara Indonesia yang menjadi landasan
dari segala keputusan bangsa dan mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia. Dengan kata
lain, Pancasila adalah dasar dalam mengatur pemerintahan negara Indonesia yang
mengutamakan semua komponen di seluruh wilayah Indonesia.
Secara Etimologi, kata “Pancasila” berasal dari bahasa Sansekerta India (Kasta Brahmana),
yaitu kata “Panca” yang artinya Lima, dan “Sila” yang artinya Dasar. Sehingga arti Pancasila
secara harfiah adalah Lima Dasar.
Pancasila dicetuskan oleh para pendiri bangsa Indonesia agar kita mempunyai pondasi yang
kuat dalam menjalankan pemerintahan. Artinya, dengan adanya Pancasila maka Indonesia
memiliki dasar atau pondasi dalam bernegara sehingga tidak mudah dipengaruhi dan dijajah
oleh bangsa lain.
Dasar negara Indonesia tersebut dilambangkan dengan Garuda dimana terdapat gambar
bintang, rantai, pohon beringain, kepala banteng, padi dan kapas, yang mencerminkan arti
dari 5 sila Pancasila. Kemudian lambang negara Indonesia ini disebut dengan Garuda
Pancasila.
Berikut ini adalah bunyi Pancasila:
Ketuhanan Yang Maha Esa
Kemanusian Yang Adil dan Beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/ Perwakilan
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
 
A. Fungsi Pancasila Bagi Indonesia

Dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, Pancasila memiliki beberapa fungsi. Mengacu pada pengertian
Pancasila di atas, berikut ini adalah beberapa fungsi Pancasila:
1. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia
Semua negara memiliki jiwa. Di Indonesia, Pancasila sebagai jiwa Bangsa sehingg masyarakat Indonesia
menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya.

2. Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia


Bangsa Indonesia memiliki keunikan tersendiri yang menjadi kepribadiannya dan menjadi pembeda
dengan negara lain. Keunikan tersebut diwujudkan dalam perilaku dan sikap mental masyarakat Indonesia
yang berlandaskan kepada Pancasila.

3. Pancasila Sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum


Hukum yang berlaku di Indonesia bersumber dari Pancasila. Dengan kata lain, semua hukum yang berlaku
tidak bertentangan dengan Pancasila yang menjadi dasar negara.

4. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia


Pancasila berfungsi sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan sebagai petunjuk berperilaku dalam
kehidupan sehari-hari. Segala bentuk cita-cita moral Bangsa dan budaya harus bersumber dari Pancasila
yang merupakan satu-kesatuan yang tak terpisahkan.

5. Pancasila Sebagai Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia


Cita-cita bangsa Indonesia adalah untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur di seluruh wilayah
Indonesia. Hal ini tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yang menjelaskan tentang Pancasila.
B. Tujuan Pancasila

Dalam pembukaan UUD 1945 telah disebutkan tujuan Pancasila, yaitu sebagai Dasar Negara Republik
Indonesia. Dengan kata lain, Pancasila adalah landasan dalam mengatur jalannya pemerintahan di
Indonesia.
Pancasila merupakan pandangan hidup atau falsafah hidup berbangsa dan menjadi tujuan hidup
bangsa Indonesia. Seperti halnya juga disebutkan dalam ketetapan MPR No. 11/MPR/1978 pada
tanggal 22 Maret 1978, yang isinya;
“Sesungguhnya sejarah telah mengungkapkan bahwa pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia
yang memberikan kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam kehidupan
lahir batin yang makin baik dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Bahwasanya
pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar Negara seperti yang telah diuji
kebenarannya, keampuhan dan kesaktiannya sehingga tidak ada satupun kekuatan maupun juga yang
mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia”

Maka dari itu tujuan pancasila antara lain adalah :


1. Menghendaki Bangsa yang religius yang taat kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Menjadi Bangsa yang adil secara sosial ekonomi
3. Menjadi Bangsa yang menghargai HAM (Hak Asasi Manusia)
4. Menghendaki Bangsa yang demokratis
5. Menghendaki menjadi Bangsa yang nasionalis yang mencintai tanah air Indonesia
 
2.2 Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945
 
Pembukaan UUD 1945 bersama sama dengan Undang – undang dasar 1945 dituangkan dalam berita
Republik Indonesia tahun II No,7, ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Inti dari pembukaan
UUD 1945, pada hakikatnya adalah terdapat IV alinea. Sebab segala aspek penyelenggaraan
pemerintahan negara yang berdasarkan Pancasila terdapat dalam pembukaan alinea IV.
Oleh karena itu justru dalam pembukaan itulah secara formal  yuridis pancasila ditetapkan sebagai dasar
filsafat negara Republik Indonesia. Maka hubungan antara pembukaan UUD 1945 adalah secara timbal
balik sebagai berikut:
A. Hubungan Secara Formal
Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan UUD 1945, maka pancasila
memperoleh kedudukan sebagai dasar hukum positif. Dengan demikian tata kehidupan  bernegara tidak
hanya bertopang pada asas asas sosial, ekonomi, politik akan tetapi dalam perpaduannya dengan
keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas kultural, religius dan asas asas
kenegaraan yang unsurya terdapat pada pancasila. Jadi berdasarkan terdapatnya Pancasila secara formal
dapat disimpulkan sebagai berikut:
Bahwa Rumusan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia adalah seperti  yang tercamtum
dalam  pembukaan UUD 1945 alinea IV.
Bahwa Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah, merupakan pokok kaidah  Negara yang
Fundamental dan terhadap tertib hukum indonesia mempunyai dua mcama kedudukan yaitu:
Sebagai dasarnya, karena Pembukaan UUD 1945 itulah yang memberikan faktor faktor mutlak bagi adanya tertib hukum di
Indonesia
Memasukkan dirinya di dalam tertib hukum  tersebut sebagai tertib hukum tertinggi.
Bahwa dengan demikian  Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi, selain sebagai Mukadimah dari UUD 1945
dalam kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, juga berkedudukan sebagai suatu yang bereksistensi sendiri yang hakikat
kedudukan hukumnya berbeda dengan pasal pasalnya. karena  Pembukaan UUD 1945 yang intinya Pancasila adalah tidak
tergantung pada  pada Batang Tubuh (Pasal pasal) UUD 1945, bahkan sebagai sumbernya.
Bahwa Pancasila dengan demikian dapat disimpulkan mempunyai hakikat, sifat, kedudukan, dan fungsi sebagai  Pokok
Kaidah Negara yang Fundamental, yang menjalankan dirinya sebagai dasar kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia
yang diprolamirkan pada 17 Agustus 1945.
Bahwa Pancasila sebagai inti pembukaan UUD 1945, dengan demikian mempunyai kedudukan yang kuat tetap dan tidak
dapat diubah dan terlekat pada kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia. Dengan demikian kedudukan formal
yuridis dalam pembukaan, sehingga baik rumusan maupun yuridiksinya sebagai dasar negara adalah sebagaimana terdapat 
dalam UUD 1945. Maka perumusan  yang menyimpang dari pembukaan tersebut adalah sama halnya dengan mengubah
secara tidak sah Pembukaan  UUD 1945, bahkan berdasarkan  hukum positif  sekalipun dan hal ini dalam sejarah ini telah
ditentukan dalam ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1996.

B. Hubungan Secara Meterial


Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila selain hubungan bersifat formal, sebagaimana dijelaskan di atas juga
hubungan secara material  sebagai berikut. Bila kita kembali ke proses perumusan  Pancasila dan Pembukaan UUD 1945,
maka secara kronologis, materi yang dibahas oleh BPUPK yang pertama tama adalah dasar filsafat pancasila baru
kemudian  Pembukaan UUD 1945. Setelah pada sidang pertama pembukaan UUD 1945 BPUPK membicarakan dasar filsafat
negara Pancasila berikutnya tersusunlah  Piagam Jakarta yang disusun oleh Panitia 9, sebagai wujud bentuk pertama
Pembukaan UUD 1945.
Jadi berdasarkan urut-urutan tertib hukum indonesia  pembukaan UUD 1945 adalah sebagai tertib hukum yang tertinggi,
adapun tertib hukum indonesia bersumberkan pancasila, atau dengan perkataan lain sebagai sumber tertib hukum
indonesia. Hal ini berarti  secara material  hukum indonesia dijabarkan  dari nilai nilai yang terkandung dalam pancasila, 
pancasila sebagai sebagai sumber tertib hukum indonesia meliputi sumber nilai, sumber materi, sumber bentuk dan sifat.
Selain itu dalam hubungannya dengan hakikat dan kedudukan pembukaan UUD 1945 sebagai Pokok Kaidah Negara yang
Fundamental, maka sebenarnya secara material, yang merupakan esensi atau inti sari dari  Pokok Kaidah negara yang
Fundamental tersebut tidak lain adalah Pancasila.
 
2.3 Pancasila Sebagai Etika Politik

Pancasila sebagai dasar Negara, pedoman dan tolok ukur kehidupan berbangsa dan bernegara di
Republik Indonesia. Tidak lain dengan kehidupan berpolitik, etika politik Indonesia tertanam dalam jiwa
Pancasila. Pancasila juga sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai sehingga
merupakan sumber dari segala penjabaran dari norma baik norma hukum, norma moral maupun norma
kenegaraan lainya. Dalam filsafat pancasila terkandung didalamnya suatu pemikiran-pemikiran yang
bersifat kritis, mendasar, rasional, sistematis dan komprehensif (menyeluruh) dan sistem pemikira ini
merupakan suatu nilai.

Oleh karena itu suatu pemikiran filsafat tidak secara langsung menyajikan norma-norma yang
merupakan pedoman dalam suatu tindakan atau aspek prasis melainkan suatu nilai yan bersifat
mendasar. Nilai-nilai pancasila dijabarkan dalam suatu norma yang jelas sehingga merupakan suatu
pedoman. Norma tersebut meliputi norma moral yaitu yang berkaitan dengan tingkah laku manusia
yang dapat diukur dari sudut baik maupun buruk. Kemudian yang ke dua adalah norma hukum yaitu
suatu sistem perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Maka pancasila berkedudukan sebagai sumber dari segala hukum di Indonesia, pancasila merupakan
suatu cita-cita moral yang luhur yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia sebelum
membentuk negara dan berasal dari bangsa indonesia sendiri sebagai asal mula (kausa materialis).
Pancasila merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber hukum baik meliputi norma
moral maupun norma hukum, yang pada giliranya harus dijabarkan lebih lanjut dalam norma-norma
etika, moral maupun norma hukum dalam kehidupan kenegaraan maupun kebangsaan
2.4 Korupsi di Indonesia

Istilah korupsi dalam bahasa inggris corruption dan corrupt, dalam bahasa Prancis corruption dan
dalam bahasa Belanda corruptie yang menjadi kata korupsi dalam bahasa Indonesia. Henry
Campbell Black dalam Black’s Law Dictionary menjabarkan korupsi adalah perbuatan yang
dilakukan dengan maksud memberkan beberapa keuntungan yang bbertentangan dengan tugas
dan hak orang lain. Perbuatan seorang pejabat atau seorang pemegang kepercayaan yang secara
bertentangan dengan hokum, secara keliru menggunakan kekuasaannya untuk mendapatkan
keuntungan untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain, bertentangan dengan tugas dan hak orang
lain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelskan tentang pengertian istilah korup (kata
sifat) dan korupsi (kata benda). Korup adalah buruk, rusak, busuk. Arti lain korup adalah suka
memakai barang (uang) yang dipercayakan kepadanya, dapat disogok (memakai kekuasaannya
untuk kepentingan pribadi).

Masalah korupsi di Indonesia sudah ada bertahun-tahun yang lalu, namun, akhir-akhir ini, korupsi
kembali ramai sejak kasus Gayus Tambunan. Korupsi di Indonesia kebanyakan dilakukan oleh
para pejabat tinggi, seperti anggota DPR, Bupati, Gubernur. Namun, ada juga dari kalangan
pelajar. Di Indonesia sendiri, korupsi sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pejabat tinggi.
Tidak tanggung tanggung, mereka memakai uang rakyat hingga milyaran rupiah. Para pejabat ini
seakan tidak takut untuk korupsi, walaupun sudah tertangkap, namun hukuman untuk para
koruptor termasuk ringan dibandingkan hukuman untuk para koruptor di luar negeri yang
kebanyakan adalah hukuman mati. Di Indonesia sendiri sudah dibentuk Komisi Pemberantasan
Korupsi atau KPK, namun hal itu rupanya tidak membuat jera para koruptor. Penjara untuk para
koruptor juga terbilang cukup mewah, bahkan bisa keluar masuk penjara dengan mudah.
Contohnya Gayus Tambunan, walaupun sudah dipenjara dia tetap bisa pergi ke Bali.
Penyebab Korupsi di Indonesia
Secara garis besar, faktor penyebab korupsi terbagi menjadi 2 bagian, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah faktor yang dipengaruhi dari dalam diri pelaku, sementara faktor
eksternal adalah faktor yang dipengaruhi dari luar diri pelaku.
Selain kedua faktor tersebut, terdapat pula faktor-faktor lain yang turut menjadi penyebab adanya
tindakan korupsi, yakni faktor politik, ekonomi, hukum, birokrasi, dan transaksional. Berikut beberapa
penyebab korupsi di Indonesia yang didasari faktor-faktor di atas:

Gaya Hidup
Di zaman yang semakin berkembang ini, tuntutan gaya hidup jelas akan semakin tinggi. Berbelanja
bawang-barang mahal serta hasrat untuk mengoleksi barang-barang mewah telah menjadi sebuah gaya
hidup masa kini. Namun, seringkali tuntutan itu tidak diimbangi dengan penghasilan atau income yang
cukup untuk memenuhi gaya hidup yang semakin hari semakin meninggi.
Di titik itulah seseorang dengan mudah tergoda untuk melakukan korupsi, hanya demi memenuhi
kebutuhan gaya hidupnya. Tindakan korupsi yang dilandasi karena tuntutan gaya hidup tentunya
menjadi sebuah keprihatinan tersendiri

Sifat Tamak dan Serakah


Setiap manusia jelas mempunyai hasrat untuk memuaskan diri sendiri. Namun apabila hasrat tersebut
tidak dapat dikendalikan, jelas akan memunculkan masalah baru dan merugikan banyak pihak termasuk
diri sendiri. Seseorang yang sudah mempunyai sifat tamak serta serakah akan melakukan apapun untuk
memenuhi hasratnya, salah satunya korupsi.
Tidak jarang tindakan korupsi dilakukan oleh seseorang yang sudah berkecukupan, namun merasa
masih sangat kurang. Hasrat untuk memperkaya diri yang dilakukan dengan jalan korupsi tentunya akan
menjadi bumerang bagi dirinya, terlebih lagi apabila tindakannya itu diketahui oleh publik.
Moral yang Rendah
Sedari kecil, kita selalu diajarkan untuk menjadi manusia yang bermoral tinggi.
Seseorang dengan moral yang tinggi, tentu akan mampu membedakan mana
perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang kurang baik. Sebaliknya, seseorang
dengan moral yang rendah akan sulit membedakan kedua hal tersebut di atas.
Korupsi mudah terjadi pada seseorang dengan moral yang rendah, karena cenderun
mudah tergoda dengan iming-iming yang ada. Selain itu, seseorang dengan moral yang
rendah juga mudah untuk melakukan hal-hal yang buruk, termasuk korupsi, untuk
meraih apa yang diinginkannya.

Ketimpangan Ekonomi
Ketimpangan ekonomi menjadi salah satu masalah yang vital yang terjadi di Indonesia.
Pembangunan yang tidak merata, membuat sebagian masyarakat harus mengalami
kesenjangan ekonomi yang cukup jauh antara satu dengan yang lain. Hal inilah yang
menjadi salah satu penyebab serta memberikan dampak korupsi berarti, misalnya saja
tindakan seseorang yang merasa bahwa korupsi akan mampu untuk menaikkan status
ekonomi dengan cara instan.
Seseorang yang melakukan tindakan korupsi dengan alasan tersebut, merasa bahwa
dirinya sudah berlaku benar. Hal ini terjadi karena adanya rasa diperlakukan tidak adil
terhadap dirinya, sehingga seseorang akan melakukan apapun demi mencapai rasa
‘adil’, salah satunya dengan korupsi.
d. Dampak Korupsi

Korupsi pasti akan menimbulkan dampak yang buruk bagi suatu kelompok
maupun Negara.Dampak dari korupsi cukup besar. Dampak dari korupsi
adalah:

1. Merugikan Negara maupun kelompok


2. Menghabiskan atau memakan uang atau harta Negara atau kelompok
untuk kepentingan pribadi
3. Menjadikan Negara miskin
4. Menjadikan Negara memiliki hutang yang banyak di luar negeri
5. Menimbulkan ketidakadilan dalam hal pendapatan dan kekayaan.
2.5 Hubungan Antara Korupsi dan Nilai-Nilai Pancasila

            Pancasila merupakan sumber nilai anti korupsi. Korupsi itu terjadi ketika ada niat dan
kesempatan. Kunci terwujudnya Indonesia sebagai Negara hukum adalah menjadikan nilai-nilai
Pancasila dan norma-norma agama. Serta peraturan perundang-undangan sebagai acuan dasar
untuk seluruh masyarakat Indonesia. Suatu pemerintah dengan pelayanan publik yang baik
merupakan pemerintahan yang bersih (termasuk dari korupsi) dan berwibawa. Korupsi adalah
perbuatan pelanggaran hukum, sebuah tindak pidana. Hubungannya dengan Pancasila adalah
melanggar sila ke lima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena korupsi itu
menggerogoti kekayaan Negara yang ujung-ujungnya adalah memiskinkan Negara dan juga rakyat.

Masalah korupsi merupakan masalah yang sangat mengganggu dan menghambat pembangunan
nasional karena korupsi telah mengakibatkan terjadinya kebocoran keuangan negara yang justru
sangat memerlukan dana yang besar di masa terjadinya krisis ekonomi dan moneter. Terpuruknya
perekonomian indonesia yang terus menerus  pada saat ini mempengaruhi sendi-sendi kehidupan
di dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara. Perang terhadap korupsi merupakan fokus yang
sangat signifikan dalam suatu negara berdasarkan hukum, bahkan merupakan tolok ukur
keberhasilan suatu pemerintahan. Salah satu unsur yang sangat penting dari penegakan hukum
dalam suatu negara adalah perang terhadap korupsi, karena korupsi merupakan penyakit kanker
yang meluas, permanen, dan merusak semua sendi kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk
perekonomian dan penataan ruang wilayah.
Di indonesia korupsi dikenal dengan istilah KKN singkatan dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Korupsi sudah menjadi wabah penyakit yang menular di setiap aparat negara dari tingkat yang
paling rendah hingga tingkatan yang paling tinggi.
2.6 Peran Pancasila Dalam Pemberantasan Korupsi

Bertitik tolak dari hal tersebut maka upaya pemberantasan korupsi perlu ditegakan kembali peran
pancasila, yaitu:

Pertama, Perlu menyegarkan kembali spirit Pancasila sebagai upaya memecahkan persoalan bangsa
yang begitu kompleks sehingga pancasila bukan hanya sekedar lima poin yang harus dihafal atau hanya
sebagai pemanis mulut yang tidak memberikan pengaruh apa-apa. Itulah sebabnya Pancasila dilahirkan
sebagai standar ideologi dan moralitas bagi bangsa serta sebagai landasan pembangunan multi dimensi.

Kedua, Perlu penegakan hukum secara konsisten dan konsekuen tanpa pandang bulu. Sebagaimana
teori yang dikemukakan oleh "Nikolo Machiaweli" bahwasanya maju tidaknya negara sangat
bergantung pada sistem penegakan hukum yang terjamin. Gagasan konstitusionalisme undang-undang
dasar dipandang sebagai suatu lembaga yang mempunyai fungsi khusus, yaitu menentukan dan
membatasi kekuasaan pemerintah di satu pihak, dan di pihak lain menjamin hak-hak asasi warga
negaranya. Undang-undang dasar dianggap sebagai perwujudan dari hukum tertinggi yang harus
dipatuhi oleh negara dan pejabat-pejabat pemerintah sekalipun, sesuai dengan dalil pemerintah
berdasarkan hukum, bukan oleh manusia. Teori ini mengandung pesan bahwa sistem pengelolaan
negara tetap berbasis pada prinsip-prinsip hukum tanpa harus mengorbankan kepentingan bangsa dan
negara. Pemerintah yang merupakan representasi negara tetap bertanggung jawab  atas kesejahteraan
rakyat dan karenanya harus aktif mengatur kehidupan ekonomi dan sosial (Jhon Maynard Keynes).
Undang-undang dasar dianggap sebagai jaminan atas hak hidup, sosial, dan ekonomi. Kejahatan
korupsi merupakan tindakan yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai itu.

Ketiga, Perlu Pancasila kembali direvitalisasi sebagai dasar filsafat Negara dan menjadi prinsip prima
bersama-sama norma agama. Sebagai prinsip prima, maka nilai-nilai Pancasila dan norma-norma
agama merupakan dasar untuk seluruh masyarakat indonesia berbuat baik. Pancasila merupakan suatu
dasar negara yang dijadikan sebagai aturan
untuk mengatur warga negaranya menjadi lebih baik. Atau Pancasila merupakan suatu
peraturan pemerintahan yang harus dipatuhi oleh setiap warga negara, agar kasus karupsi
tidak meraja lela kemana-mana. Perlu dengan cara menyadarkan setiap warga negara untuk
kembali memperdalam butir-butir pancasila, yaitu melalui sosialisasi, diskusi terbatas,
seminar, audiensi dengan masyarakat, maupun dengan cara-cara yang serupa. Cara ini
merupakan paling ideal agar setiap warga negara kembali ke Pancasila serta semua warga
negara memiliki rasa tanggung jawab terhadap Pancasila. Jika hal tersebut kita lakukan secara
konsisten maka kita akan mendapatkan hasil yang sangat baik, yaitu seluruh warga negara
kembali ke jalan yang benar dan korupsi pun dapat di berantas dengan cepat. Negara kita pun
dapat kembali maju dan bisah bersaing negara-negara lain.

Keempat, Perlu pendekatan Yuridis-konstitusional. Pendekatan ini sangat diperlukan guna


meningkatkan kesadaran akan peranan Pancasila sebagai sumber dari sumber hukum, bahkan
sebagai sumber nilai etika dan moralitas bangsa. Karena dapat mengikat seluruh bangsa dan
negara indonesia untuk melaksanakannya. Pelaksanaan Pancasila mengandaikan tumbuh dan
berkembangnnya pengertian, penghayatan dan pengamalannya dalam keseharian hidup kita
secara individual maupun sosial selaku warga negara indonesia serta diperlukan untuk
memahami aneka fungsi dan kedudukan Pancasila yang didasarkan pada nilai historis.
Pancasila sebagai dasar negara, ideologi, ajaran tentang nilai-nilai budaya dan pandangan
hidup bangsa indonesia.

Kelima, Perlu pendekatan Sosiologis. Ketika kita bicara konsep sosiologis sama halnya kita
bicara tentang kehidupan sosial masyarakat. Hal yang mendasarkan konsep sosiologis adalah
paham teori integralistik, sebagaimana dikemukan oleh Spinoza, adam Muller, dan Hegel.
Teori itu tidak mendasarkan pada individualisme yang bertikai sedemikian rupa.
2.7 Pancasila Sebagai Benteng Anti Korupsi

Pentingnya pengetahuan Pancasila dan filsafat pancasila bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai cara untuk
mewujudkan cita-cita bangsa yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu,
internalisasi nilai-nilai Pancasila dapat terwujud didahului dengan pengetahuan mendasar mengenai
Pancasila. Banyak dari rakyat Indonesia yang hanya menghapal Pancasila, tetapi tidak mengerti maksud
dasar dari Pancasila itu sendiri. Oleh karena itu, Pendidikan Pancasila mutlak diperoleh oleh setiap rakyat
Indonesia. Sistem nilai-nilai budayaPancasila akan dipertahankan melalui  proses-proses pendidikan,
pemasyarakatan, pembudayaan, penataran, dan sebagainya. Pentingnya Nasionalisme selalu berkaitan
dengan upaya internalisasi nilai-nilai Pancasila. Sikap bangga dan cinta terhadap negara Indonesia
memang sangat penting untuk mempersatukan bangsa Indonesia. Nasionalisme yang rendah,
memungkinkan suatu bangsa akan mengalami perpecahan, terlebih Indonesia sebagai negara yang
 beraneka ragam suku bangsa dan kebudayaan. Dengan semangat Nasionalisme, bangsa dapat
mempertahankan goncangan dari dalam dan dari luar.

Selain internalisasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, agama, kesenian, adat-istiadat memainkan
peranan yang sangat penting. Jika dilihat dari segi anggota masyarakat, internalisasi (pembatinan) nilai-
nilai budaya itu merupakan sarana untuk mengakhiri dan menyelesaikan ketegangan-ketegangan atau
persoalan yang selalu timbul dalam setiap sistem sosial. Agama merupakan pondasi mutlak yang krusial
bagi pendidikan dan keluhuran sipil, dan kesatuan serta ketertiban negara. Alasannya karena agama
memberikan kewenangan kepada negara sehingga memungkinkannya memerintahkan loyalitas dan
kepatuhan warga negara. Negara menjadi sakral dan  pembangkangan sipil apapun atau tindakan
melawan negara merupakan masalah  pelanggaran hal-hal sakral.
Selain itu, fungsi esensial agama adalah mendorong perilaku luhur, yang pada saatnya
menghasilkan suatu lingkungan kepercayaan dan kerja sama saling menguntungkan. Melalui
agama, sebuah masyarakat yang damai dan tertib dapat diteguhkan, memiliki moral, kegigihan,
dan kekuatan yang diperlukan untuk penjagaan diri dalam dunia yang penuh tantangan.
Internalisasi atau penjiwaan nilai-nilai Pancasila memunculkan kesadaran diri akan pentingnya
nilai-nilai Pancasila dalam segala aspek kehidupan, tanpa kecuali. Selama kesadaran diri
tertanam dalam setiap lapisan masyarakat dari warga negara  biasa hingga petinggi negara
senantiasa memelihara standar-standar pribadi yang tinggi serta menjauhi perilaku immoral
dan melawan hukum maka dimungkinkan persoalan korupsi dapat diatasi. Selain itu,
pemberantasan korupsi yang menjadi penyakit kronis bangsa ini harus dilandasi dengan
Pancasila. Kita sepakat korupsi merupakan musuh bersama yang harus dilawan sampai
kapanpun tanpa pandang bulu dan putus asa. Siapapun yang terlibat harus diproses secara
hukum. Terlebih lagi penyebaran penyakit ini telah menular kemana-kemana hingga ke tingkat
pemerintahan desa. Tentunya masalah ini tak bisa dibiarkan terus mengalir begitu saja. Apalagi
setiap harinya, pemberitaan korupsi di media massa terus menghiasinya seolah rutinitas para
pekerja pers yang tak bisa absen dari liputannya. Namun seiring itupula tindak pidana korupsi
semakin menjadi-jadi. Pemberantasan korupsi bagi bangsa ini mutlak menjadi agenda penting
yang bersifat emergency.
Disinilah diperlukan penegak hukum yang berani dan tidak takut pada siapapun kecuali kepada
Tuhan. Hanya ketakutan pada Tuhanlah lah yang harus menjadi modal utama para penegak
hukum dalam memproses kasus pidana korupsi khususnya. Dalam kaitan ini kita sangat
berharap pada institusi KPK terus menunjukan taringnya tanpa takut pada pihak manapun.
Disinilah makna spirit sila pertama  pancasila, ketuhanan Yang Maha Esa. Selanjutnya, unsur
keadilan bagi semua pihak yang terlibat kasus korupsi juga harus menjadi landasan utama
penengakan hukum.
2.8 Peran Pemuda dalam Upaya Menanggulangi Korupsi

Pemuda adalah generasi penerus bangsa yang sangat berpengaruh pada kualitas dan integritas bangsa itu
sendiri. Karena pemuda cenderung memiliki pikiran yang Fres dan semangat yang tinggi dalam
melakukan sesuatu, antara lain adalah upaya dalam  memberantas korupsi. Pemuda juga dapat
membentuk sebuah lingkaran kecil atau yang biasa dikenal dengan Komunitas, contoh komunitas dengan
nama “PEMUDA ANTI KORUPSI”, dengan merangkul anak-anak muda yang peduli akan bangsa ini dan
sejalan dengan visi misi dalam komunitas itu sendiri. Yang di dalam komunitas itu sendiri mengadakan
sebuah kumpulan yang membahas tentang korupsi yang berdampak buruk pada sebuah bangsa. Mungkin
dengan upaya ini dapat menyadarkan para generasi bangsa untuk sesantiasa enggan berbuat kecurangan
dalam melakukan sesuatu.
        Sebagai pemuda penerus bangsa pada era milenial iniharus pandai-pandai memilih dan memilah
antara benar dan tidak, baik dan buruk. Karena di era ini semua semakin canggih dan kreatif, harus
benar-benar berpegang teguh pada pendirian agar tidak mudah di hasut dan di bohongi oleh oknum-
oknum yang tidak bertanggung jawab. Maka dari itu para tunas remaja ini harus mulai menerapkan
kebiasaan-kebiasaan jujur sedini mungkin, agar suatu saat tumbuh menjadi sosok yang enggan
melakukan kecurangan dan kebohongan. Dalam pemberantasan korupsi memang tidak mudah,
banyaknya hambatan dan mengakarnya praktik korupsi di negeri ini sangat menyulitkan dalam upaya
pemberantasannya, beragam cara dan upaya telah di coba secara sistematis, namun praktik korupsi tetap
subur dan berkembang baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Namun itu semua tidak boleh
menyurutkan semangat para generasi muda untuk menanggulangi dan memberantas praktik  korupsi
sampai ke akarnya. Karena pada hakikatnya sesuatu yang tumbuh akan mati, dan akan tumbuh yang
baru. Maka tumbuhan yang baru inilah yang harus dijaga agar lebih baik dari tumbuhan yang
sebelumnya.
Jika praktik korupsi dibiarkan dan tidak  ada upaya pencegahan maupun
sanksi-sanksi terhadap pelaku melanggar hukum tersebut, Maka korupsi akan
terus berjalan dan berkembang secara sistematis dan akan terus menerus
melahirkan bibit-bibit baru. Maka masalah ini harus di tangani secara serius,
jika tidak segera dilakukan tindakan pencegahan, maka bangsa ini lambat laun
akan hancur. Pentingnya kerja sama antar elemen masyarakat juga sangat
membantu dalam upaya menanggulangi masalah ini, juga dapat mempermudah
mewujudkan cita-cita bangsa yaitu menjadi bangsa yang makmur dan sejahtera.
Kesimpulan

Pancasila merupakan sumber nilai anti korupsi. Korupsi itu terjadi


ketika ada niat dan kesempatan. Kunci terwujudnya Indonesia sebagai
negara hukum adalah menjadikan nilai-nilai Pancasila dan norma-
norma agama, serta peraturan perundang-undangan sebagai acuan
dasar untuk seluruh masyarakat Indonesia. Suatu pemerintah dengan
pelayanan publik yang baik merupakan pemerintahan yang bersih
(termasuk dari korupsi) dan berwibawa. Korupsi adalah perbuatan
pelanggaran hukum, sebuah tindak pidana. Hubungannya dengan
Pancasila adalah melanggar sila ke lima, keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Karena korupsi itu menggerogoti kekayaan Negara
yang ujung-ujungnya adalah memiskinkan Negara dan juga rakyat.
Upaya untuk memberantas korupsi tidak semudah membalikkan
telapak tangan. Korupsi bukan hanya menghambat proses
pembangunan Negara ke arah yang lebih baik, yaitu peningkatan
kesejahteraan serta penuntasan kemiskinan rakyat tapi juga korupsi
merupakan akar dari segala masalah yang menyebabkan nama baik
negeri ini terus terpuruk di dunia Internasional.

Anda mungkin juga menyukai