Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FISIKA

HUKUM KEPLER

DI SUSUN

NAMA : PUTRI
KELAS : X MIA 2

SMA NEGERI 01 SUNGAI BETUNG


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat danKarunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan benar, serta tepat padawaktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
“Hukum Kepler”.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Bengkayang, 16 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................................i

Daftar Isi.............................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Hukum Kepler.............................................................................................................................2
B. Hukum Kepler 1.........................................................................................................................2
C. Hukum Kepler 2...........................................................................................................................2
D. Hukum Kepler 3..................................................................................................................3

BAB III KESIMPULAN


A. Kesimpulan............................................................................................................................8
B. Saran......................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alam semesta beserta apa yang ada di dalamnya senantiasa mengalami perubahan.
Ilmu astrofisika sebagai salah satu cabang sains memiliki tujuan untuk mengetahui
bagaimana alam semesta dan seluruh isinya berkembang. Untuk mendapatkan
pengetahuan tersebut perlu dilakukan observasi yang mana objeknya adalah alam
semesta itu sendiri. Karena hal ini, yang dapat dilakukan oleh manusia adalah
melakukan pengamatan.
Ada dua hal yang bisa diamati pada benda langit, yaitu pertama, sifat radiasi
elektromagnetnya, baik dalam panjang gelombang sinar tampak, radio, sinar-X, dan
lain-lain, dan kedua pada geraknya. Untuk mengetahui hal-hal tersebut harus dimulai
dengan mengenal hukum dalam fisika mengenai radiasi maupun sifat gerak dalam
pengaruh gravitasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep hukum Kepler, hukum gravitasi, dan hukum radiasi benda hitam?
2. Bagaimana aplikasi hukum Kepler, hukum gravitasi, dan hukum radiasi benda
hitam?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hukum Kepler
Johannes Kepler (1571-1630) merupakan ilmuwan Jerman pada bidang
matematika, astronomi, dan astrologi. Dia dikenal karena karya-karyanya mengenai
pergerakan planet-planet yang diterbitkan pada buku Astronomia nova, Harmonices
Mundi, dan Epitome of Copernican Astronomy.
Karya-karyanya merupakan pondasi pada teori gravitasi Isaac Newton. Hasil studi
Kepler tersebut diterbitkan antara tahun 1609 dan 1619 dimana ia mengembangkan
teori Nicolaus Copernicus (Heliosenteris, bahwa bumi dan planet-planet mengelilingi
matahari) dan menjelaskan mengapa kecepatan planet-planet bervariasi. Perbedaan
Hukum Kepler adalah pada orbit planet-planet yang berbentuk elips (oval)
dibandingkan orbit berbentuk sirkular pada teori Copernicus sebelumnya.
B. Hukum Kepler I
Hukum Kepler I menyatakan bahwa setiap planet beredar mengelilingi matahari
dalam orbit yang berbentuk ellips, dengan matahari terletak pada salah satu dari dua
titik fokus ellips tersebut.
Hukum pertama Kepler mengindikasikan bahwa orbit planet berbentuk lingkaran
pada kasus sangat khusus dan umumnya berbentuk ellips. Tingkat ke-ellips-an suatu
orbit ditentukan berdasarkan yang disebut eksentrisitas orbit dimana bentuk orbit
bergantung pada nilai eksentrisitas.
Perhatikan orbit ellips yang dijelaskan Hukum I Kepler. Sumbu panjang pada orbit
2
ellips disebut sumbu mayor alias sumbu utama, sedangkan sumbu pendek dikenal
dengan sumbu minor.

F1 dan F2  adalah titik fokus. Matahari berada pada titik F1 dan planet berada
pada P, tidak ada benda langit lainnya berada pada F2. Total jarak dari F1 dan F2
sama untuk ke semua titik dalam kurva ellips. Jarak pusat ellips O dan titik fokus (F1
dan F2) adalahea, dimana e merupakan angka tak berdimensi yang bersarnya berkisar
antara 0 dan 1 disebut eksentrisitas (kelonjongan). Jika e = 0 maka ellips berubah
menjadi lingkaran. Kenyataannya, orbit planet berupa ellips alias mendekati
lingkaran. Nilai e untuk orbit planet bumi adalah 0,017. Perihelion merupakan titik
terdekat dengan matahari, sedangkan titik terjauh disebut aphelion.
Semakin besar eksentrisitas sebuah ellips, semakin besar jarak antara kedua pusatnya
sehingga panjang pula sumbu utamanya dibandingkan sumbu minor, yang membuat
ellips semakin lonjong. Sebaliknya semakin kecil eksentrisitasnya, semakin kecil pula
jarak antara kedua pusatnya sehingga semakin kecil pula sumbu utamanya
dibandingkan sumbu minor, yang membuat ellips semakin melingkar.

C. Hukum Kepler II
Hukum Kepler II menyatakan bahwa vektor radius (yakni garis imajiner yang
menghubungkan pusat sebuah planet dengan pusat matahari) menyapu area dengan
luas yang sama dalam ellips tersebut untuk interval waktu yang sama.

Hukum Kepler II memberikan implikasi mengenai kecepatan planet yang berbeda-


beda pada saat mengelilingi Matahari. Jika planet sedang berada dalam posisi
perihelium, maka kecepatannya akan lebih besar dibadingkan ketika planet sedang
dalam posisi aphelium.
Jika diketahui periode planet (revolusi planet) sebesar P. Maka kecepatan sudut rata-
rata dapat dicari dengan rumus:
D. Hukum Kepler III
Hukum Kepler III menyatakan bahwa kuadrat dari periode orbit sebuah planet
sebanding dengan pangkat tiga setengah sumbu utama orbitnya. Kepler memiliki
semua data-data milik Tycho tentang planet-planet, sehingga ia mampu untuk
menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan setiap planet untuk menyelesaikan
satu kali orbit mengelilingi matahari, yang biasa disebut dengan periode orbit.
Kepler meyakini bahwa matahari memberikan gaya pada planet untuk mendorong
3
mereka di sepanjang orbitnya dan karena hal ini, semakin dekat mereka dengan
matahari maka semakin cepat mereka menelusuri orbitnya. Setelah mempelajari
periode-periode planet dan jarak mereka dari matahari, ia membuktikannya pada
hubungan matematis yang dapat dituliskan:

Hukum Kepler berfungsi untuk memprediksi lintasan planet-planet atau benda


luar angkasa lain seperti asteroid atau komet yang mengorbit matahari. Selain itu,
hukum Kepler dapat pula digunakan untuk benda-benda langit lain yang tidak hanya
mengorbit matahari tapi benda langit lainnya seperti orbit bulan terhadap planetnya.
Hukum Kepler digunakan karena ia dapat memprediksi lintasan orbit dengan
perhitungan yang cukup sederhana. Untuk perhitungan yang lebih akurat, hukum
Gravitasi Newton dapat dipakai menggantikan hukum Kepler.
Contoh:
Asumsikan jarak bulan ke Bumi adalah 3,84×108 meter dan periode bulan
mengelilingi Bumi adalah 2,5×106 s. Hitung massa Bumi!
Jawaban:

Hukum Gravitasi
Teori Newton lahir melalui proses yang cukup panjang yang dibuka oleh pemikiran
Copernicus, dirintis oleh tumpukan data Tycho Brahe, dan yang kemudian digarap
oleh Kepler. Penemuan Newton sendiri diperoleh melalui usaha dengan ketekunan
yang memakan waktu untuk dapat memahami ketiga ilmuwan tersebut. Bahkan  pada
1666 ia masih belum memahaminya.
Dugaan mengenai gravitasi disimpan oleh Newton untuk dirinya sendiri selama
puluhan tahun. Dalam penelitian di kebunnya, dan dalam perenungannya seorang diri
yang tanpa henti, serta nalarnya yang senantiasa dipenuhi dengan modus-modus
geometri dan analisis baru, Newton membuat hubungan-hubungan di antara berbagai
ranah pemikiran yang terpisah jauh. Namun, ia masih belum yakin. Perhitungan-
perhitungannya masih meragukan; ia hanya menemukan jawaban-jawaban yang
mendekati. Ia mencari presisi yang jarang dijumpai, melebihi dari yang dimungkinkan
oleh data pendukung yang ada waktu itu.

Pada tahun 1687, Newton mempublikasikan hasil penelitiannya tentang hukum


gravitasi pada risalahnya yang berjudul Mathematical Principles of Natural
Philosophy. Hukum Newton ini menjelaskan bahwa, “setiap partikel di alam saling

4
tarik menarik dengan partikel lain yang besarnya sebanding dengan perkalian massa
kedua partikel dan berbanding terbalik terhadap kuadrat jarak kedua partikel”.
Berangkat dari sini, massa sebuah benda didefinisikan sebagai ukuran kemaampuan
benda untuk menarik benda langit di sekitarnya.

Menurut Newton, gaya gravitasi akan melemah ketika jarak kedua benda dijauhkan,
dan makin besar jumlah materi yang terkandung dalam benda, maka akan semakin
besar gaya gravitasinya. Antara dua benda yang massanya masing-masing m1 dan m2
dan jarak antar keduanya adalah r terjadi gaya gravitasi yang besarnya adalah,

G adalah tetapan gravitasi, harga G adalah 6,668 x 10-8 dyn cm2 g2  atau 6,67 x 10-
11 Nm2/kg2.
Contoh:
Hitunglah gaya tarik antara dua benda bermassa A dan B yang masing-masing
massanya 1 kg dan 2 kg dipisahkan oleh jarak sejauh 2 m!
Jawaban:

= 6,67 x 10-11 1.2/22


= 1,6675 x 10-11 N

Hukum Radiasi Benda Hitam


1. Hukum radiasi
Apabila kita menyinari suatu benda dengan radiasi elektromagnetik, benda tadi akan
menyerap setidaknya sebagian energi radiasi itu. Akibat penyerapan energi ini
temperature benda akan naik. Andaikan benda hanya menyerap energi tanpa
memancarkannya kembali, temperature benda akan naik terus-menerus. Namun bukan
itu yang terjadi, sebagian energi yang diserap akan dipancarkan kembali oleh benda.
Temperature masih akan naik bila laju penyerapan energi lebih besar dari laju
pemancarannya. Akan tetapi, pada akhirnya benda akan mencapai temperature
kesetimbangan dengan laju penyerapan energi sama dengan laju pemancarannya.
Keadaan ini disebut sebagai keadaan setimbang termal  atau keadaan setimbang
termodinamik.
2. Pemancar benda hitam
Untuk memahami sifat pancaran benda, orang membayangkan atau menghipotesiskan
suatu pemancar sempurna yang disebut pemancar benda hitam (black body radiator).
5
Sebuah pemancar benda hitam menyerap seluruh energi yang datang kepadanya (tidak
ada yang dipantulkan). Jika benda mencapai keadaan setimbang termal, radiasi yang
diserap itu akan dipancarkan kembali dengan laju yang tepat sama.
Dalam laboratorium sifat pemancar benda hitam dapat didekati dengan peralatan
berupa kotak tertutup dinding yang tersekat rapat dan berwarna hitam di dalamnya.
Energi dalam kotak akan diserap oleh dinding dan dipancarkan kembali. Dalam
keadaan setimbang termal temperature di dalam kotak akan seragam. Sifat energinya
dapat diamati melalui lubang kecil di dinding kotak isotermal. Benda hitam yang yang
temperaturnya beberapa ribu derajat akan tampak berwarna merah atau kuning, dan
yang suhunya beberapa puluh ribu derajat tampak berwarna biru.
Hukum radiasi Planck
Benda hitam didefinisikan sebagai suatu benda ideal yang dapat meyerap gelombang
dalam berbagai rentang panjang gelombang dengan efisiensi 100%. Ketika terjadi
kesetimbangan termal, sesuai dengan Hukum Khirchoff, benda tersebut mampu
meradiasikan kembali seluruh energi yang diterimanya.
Suatu pemancar benda hitam tidak memancarkan seluruh gelombang electromagnet
secara merata. Benda hitam bisa memancarkan cahaya biru lebih banyak
dibandingkan cahaya merah, atau sebaliknya bergantung pada temperaturnya.
Pada awal abad ke-20, Max Planck (1858-1947) berhasil memperoleh penafsiran
secara fisis tentang sifat pancaran benda hitam. Menurut Planck, intensitas radiasi
panjang gelombang λ yang dipancarkan suatu pemancar benda hitam yang
temperaturnya T adalah,

Dengan, h = tetapan Planck (6,625 x 10̄-27 erg s, λ = tetapan Boltzman (1,380 x 10-16
erg K-1, c = kecepatan cahaya dalam ruang hampa (2,998 x 1010 cm s-1, dan T
adalah temperature dalam Kelvin (K).

Beberapa kaidah yang berkaitan dengan pemancaran radiasi termal oleh benda
sempurna hitam pada berbagai suhu T adalah sebagai berikut:
Hukum Stefan, menyatakan bahwa radiasi total suatu benda sempurna hitam
berbanding lurus dengan suhu mutlaknya pangkat 4.

Di mana, RT adalah radiasi total, T dalah suhu mutlak dalam kelvin, dan adalah
6
tetapan Stefan boltzman (5,6703 x 10-8 watt/m2 K4). Kesimpulan stefan dibuktikan
secara teori oleh Boltzman sehingga dihasilkan hukum Stefan-boltzman untuk benda
hitam,

dimana W adalah daya total yang dihasilkan pada semua panjang gelombang, A
adalah luas permukaan radiasi, T adalah suhu mutlak dalam satuan kelvin, dan
adalah konstanta umum.

Hukum pergeseran Wien menyatakan bahwa ada hubungan antara suhu suatu black
body dan harga λmaks.
λmaks T = 2,898 x 10-3m K.

Contoh:
Suhu rata-rata kulit manusia adalah sekitar 330C. Tentukan panjang gelombang pada
pancaran energi paling banyak bila tubuh manusia dianggap meradiasikan energi
seperti benda hitam pada suhu itu!
Jawaban:
Diketahui : T = 33oC = (273 + 33) K = 306 K
Dengan menggunakan hukum pergeseran Wien, diperoleh:
λmaks T = 2,898 x 10-3m K.

7
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Hukum kepler, hukum gravitasi newton, maupun radiasi benda hitam merupakan hokum
dasar dalam astrofisika. Keberadaan hukum ini bermanfaat untuk mengetahui hakikat fisi dari
benda-benda yang ada di alam.
Dengan pengetahuan ini, diharapkan selain mengetahui bagaimana hakikat alam sendiri, juga
hendaknya sebagai manusia menjaga segala sesuatu yang ada di alam. Mempelajarinya dan
mengambil manfaat untuk kehidupan.
B. Saran
Makalah ini hanya membahas mengenai hukum Kepler, gravitasi Newton, dan radiasi benda
hitam secara singkat. Banyak poi-poin yang belum tercantum, seperti perhitungan matematis
dan turunan rumus. Penulis berharap aka nada tulisan-tulisan lainnya yang melengkapi
makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ishaq, Mohamad. 2007. Fisika Dasar. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.


Nurcresia, Berthianna. 2018. Skripsi Mencari Bumi yang Baru. Medan: FMIPA USU.
Prakoso, Arif Bagus dkk. 2019. Permodelan Gerak Orbit Planet secara Komputasi
Menggunakan Matlab, Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika, Vol. 03, No. 01.
Ridwan Abdullah Sani, Muhammad Kadri. 2017. Fisikan Kuantum. Jakarta: Bumi
Aksara.
Supardi. 2011. Pendekatan Three Body Problems Theory untuk Mensimulasikan Efek
Jupiter terhadap Gerakan Orbit Bumi. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Sutantyo, Winardi. 2010. Pengantar Astrofisika: Bintang-Bintang di Alam Semesta.
Bandung: Penerbit ITB.
TOASTI. 2016. Buku Sakti Olimpiade Astronomi. Bandung: Yrama Widya.
Tri Kuntoro, Bambang Murdaka. 2009. Fisika Dasar untuk Mahasiswa Ilmu
Computer dan Informatika. Yogyakarta: Penerbit Andi.
https://www.studiobelajar.com/hukum-kepler/
https://www.wardayacollege.com/fisika/gravitasi/hukum-kepler-energi-potensial-
gravitasi/hukum-kepler/
https://www.wardayacollege.com/fisika/gravitasi/hukum-newton-tentang-gravitasi/
gaya-percepatan-gravitasi/,
https://yusufaffandi11.wordpress.com/2014/03/08/penemuan-hukum-gravitasi-
newton/

Anda mungkin juga menyukai