Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KARAKTERISTIK MACAM-MACAM GERAK HARMONIK

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan


Mata Kuliah Mekanika
Dosen Pengampu :
Winda Setya, S.Si., M.Sc

Disusun oleh:
Kusmi Heni Nursamsika 1172070043
Melati Fauziah 1172070045
Moh Risam Hidayatullah 1172070046
Muhammad Mudhirul Haq 1172070047
Muhammad Haidir 1172070055
Kelas/Semester :
B/V
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang. Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini tentang karakteristik macam-macam gerak harmonik.

Adapun dalam pembuatan makalah ini, penulis bertujuan untuk memenuhi

salah satu persyaratan mata kuliah mekanika. Makalah ini memaparkan mengenai

karakteristik gerak harmonik sederhana, karakteristik gerak harmonik teredam,

karakteristik gerak harmonik teredam terpaksa, gerak harmonik tidak linier

dengan menggunakan pendekatan successive, gerak harmonik dua/tiga dimensi

menggunakan konsep superposisi.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi

susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima saran

dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat

maupun inpirasi terhadap para pembaca.

Bandung, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1

C. Tujuan.......................................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 3

A. Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana .................................................. 3

B. Karakteristik Gerak Harmonik Teredam ..................................................... 9

C. Karakteristik Gerak Harmonik Teredam Terpaksa ................................... 11

D. Gerak Harmonik Tidak Linier Menggunakan Pendekatan Successive ..... 15

E. Gerak Harmonik Dua/Tiga Dimensi Menggunakan Konsep Superposisi. 15

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 17

A. Kesimpulan................................................................................................ 17

B. Saran .......................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Keterampilan bertanya dasar ................ Error! Bookmark not defined.

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Terdapat dua hal yang saling berkaitan yakni antara getaran dan
gelombang. Dimana seperti gelombang air laut, gelombang gemba bumi dan
gelombang suara yang merambat di udara pun bersumber dari getaran. Bisa
dikatakan kalaulah getaran merupakan penyebab dari gelombang terjadi.
Banyak sekali contoh getaran dalam kehidupan sehari-hari diantaranya senar
gitar, getaran motor ketika motor dinyalakan, garpu tala ketika digetarkan,
serta masih banyak lagi.
Ketika sebuah benda mengalami gerak bolak balik, getaran benda tidak
selalu tepat karena ada gaya gesek yang mempengaruhinya. Contohnya ketika
kita memetik senar gitar, senar gitar akan berhenti ketika kita menghentikan
memetik senar tersebut. Sama halnya dengan ayunan yang akan berhenti
ketika tidak ada lagi dorongan yang bekerja padanya. Penyebab kedua hal
tersebut ialah karena gaya gesekan yang telah disebutkan sebelumnya. Gaya
gesek menyebabkan senar gitar dan ayunan berhenti berosilasi. Yang peristiwa
ini disebut dengan gerak harmonik teredam. Kita tidak dapat menghindari
gaya gesek yang terjadi pada kedua benda tersebut. Namun kita dapat
menambahkan energi ke dalam sistem yang berosilasi sebagai upaya dalam
mengisi kembali energi yang hilang akibat gesekan, salah satu contohnya
adalah pegas dalam arloji yang sering kita gunakan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan beberapa
permasalahan dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana karakteristik gerak harmonik sederhana, teredam dan teredam
terpaksa?
2. Bagaimana gerak harmonik tidak linier menggunakan pendekatan
seuccessive?
3. Bagaimana gerak harmonik dua / tiga dimensi menggunakan konsep
superposisi?

1
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ilmiah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui karakteristik gerak harmonik sederhana, teredam dan
teredam terpaksa.
2. Untuk mengetahui gerak harmonik tidak linier menggunakan pendekatan
seuccessive.
3. Untuk mengetahui gerak harmonik dua / tiga dimensi menggunakan
konsep superposisi.

2
BAB II LANDASAN TEORI

A. Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana


1. Pengertian Gerak Harmonik Sederhana
Gerak harmonik sederhana (GHS) adalah gerak periodik dengan
lintasan yang ditempuh selalu sama (tetap). Gerak harmonik sederhana
mempunyai persamaan gerak dalam bentuk sinusoidal dan digunakan
untuk menganalisis suatu gerak periodik tertentu. Gerak periodik ini
adalah gerak berulang atau berosilasi melalui titik setimbang dalam
interval waktu tetap. Jadi, gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-
balik benda melalui suatu titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya
getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan. Gerak harmonik ini
dapat dinyatakan dengan grafik posisi partikel sebagai fungsi waktu
berupa sinus dan kosinus. (Asbanu, 2016) Contoh gerak harmonik antara
lain adalah gerakan benda yang tergantung pada sebuah pegas, dan
gerakan sebuah bandul.
Untuk memahami getaran harmonik, kita dapat mengamati gerakan
sebuah benda yang diletakkan pada lantai licin dan diikatkan pada sebuah
pegas (Gambar 1)

Gambar 1. Gerak benda pada lantai licin dan terikat pada pegas untuk
posisi normal (a), teregang (b), dan tertekan (c)

3
Anggap mula-mula benda berada pada posisi X = 0 sehingga pegas
tidak tertekan atau teregang. Posisi seperti ini dinamakan posisi
keseimbangan. Jika benda ditarik ke kanan kemudian dilepaskan, maka
pegas akan menarik benda kembali ke arah posisi keseimbangan (X = +).
Sebaliknya, ketika benda ditekan ke kiri (X = –) kemudian dilepaskan,
maka pegas akan mendorong benda ke kanan, menuju posisi
keseimbangan.
Gaya yang dilakukan pegas untuk mengembalikan benda pada
posisi keseimbangan disebut gaya pemulih. Besarnya gaya pemulih
menurut Robert Hooke dirumuskan sebagai berikut.
𝐹𝑃 = −𝑘𝑋 (2-1)
Tanda minus menunjukkan bahwa gaya pemulih selalu pada arah
yang berlawanan dengan simpangannya. Jika digabungkan persamaan di
atas dengan hukum II Newton, maka diperoleh persamaan berikut.
𝑘
𝐹𝑃 = 𝑘𝑋 = m . a atau a = − (𝑚) 𝑋 (2-2)

Terlihat bahwa percepatan berbanding lurus dan arahnya


berlawanan dengan simpangan. Hal ini merupakan karakteristik umum
getaran harmonik.
Adapun Syarat suatu gerak dikatakan getaran harmonik, antara
lain:
1. Gerakannya periodik (bolak-balik).
2. Gerakannya selalu melewati posisi keseimbangan.
3. Percepatan atau gaya yang bekerja pada benda sebanding dengan
posisi/simpangan benda.
4. Arah percepatan atau gaya yang bekerja pada benda selalu mengarah
ke posisi keseimbangan. (Sari, Sari, & Frima Y, 2013)
2. Periode dan Frekuensi Getaran Harmonik
a. Periode dan Frekuensi Sistem Pegas
Pada dasarnya, gerak harmonik sederhana merupakan gerak
melingkar beraturan pada salah satu sumbu utama. Oleh karena itu,
periode dan frekuensi pada pegas dapat dihitung dengan

4
menyamakan antara gaya pemulih (𝐹 = −𝑘𝑋 dan gaya sentripetal
(𝐹 = −4𝜋 2 𝑚 𝑓 2 𝑋).
−4𝜋 2 𝑚 𝑓 2 𝑋 = −𝑘𝑋
−4𝜋 2 𝑚 𝑓 2 = 𝑘
Jadi frekuensinya adalah:
1 𝑘
𝐹= √ (2-3)
2𝜋 𝑚

Dan periodenya adalah:


𝑚
𝑇 = 2𝜋√ 𝑘 (2-4)

Keterangan:
F : Frekuensi (𝑠 −1 )
T : Periode (s)
k : konstanta pegas (N/m)
m : massa beban (kg)
3. Persamaan Getaran Harmonik
Persamaan getaran harmonk sederhana didapatkan dari proyeksi
gerak melingkar beraturan pada sumbu –x atau sumbu –y.
Adapun persamaan-persamaan getaran harmonik adalah sebagai
berikut:
a. Simpangan Getaran Harmonik
Simpangan getaran harmonik sederhana dapat dianggap sebagai
proyeksi partikel yang bergerak melingkar beraturan pada diameter
lingkaran. Gambar berikut melukiskan sebuah partikel yang bergerak
melingkar beraturan dengan kecepatan sudut 𝜔 dan jari-jari A.
Anggap mula-mula partikel berada di titik P.

5
Gambar 2. Proyeksi gerak melingkar beraturan terhadap sumbu Y

Pada saat t = 0, partikel berada di titik P, setelah t sekon berada di


Q. Besarnya sudut yang ditempuh adalah:
2𝜋𝑡
𝜃 = 𝜔𝑡 = (2-5)
𝑇

Simpangan gerak harmonik sederhana merupakan proyeksi titik Q


pada salah satu sumbu utamanya (sumbu Y). Jika simpangan itu
dinyatakan dengan sumbu Y, maka:
2𝜋𝑡
𝑌 = 𝐴 sin 𝜃 = 𝐴 sin 𝜔𝑡 = 𝐴 sin (2-6)
𝑇

Keterangan:
Y = simpangan gerak harmonik sederhana (m)
A = amplitudo (m)
T = periode (s)
𝜔 = kecepatan sudut (rad/s)
t = waktu (s)
Besar sudut ( θ ) dalam fungsi sinus disebut sudut fase. Jika
partikel mula-mula berada pada posisi sudut θo, maka persamaanya dapat
dituliskan sebagai berikut.
2𝜋𝑡
𝑌 = 𝐴 sin 𝜃 = 𝐴 sin(𝜔𝑡 + 𝜃0 ) 𝐴 sin( + 𝜃0 ) (2-7)
𝑇

Sudut fase getaran harmoniknya adalah sebagai berikut.


2𝜋𝑡 𝑡 𝜃0
𝜃 = (𝜔𝑡 + 𝜃0 =( + 𝜃0 ) atau 𝜃 = 2𝜋 (𝑇 + ) (2-8)
𝑇 2𝜋

6
b. Kecepatan Getaran Harmonik
Kecepatan benda yang bergerak harmonik sederhana dapat
diperoleh dari turunan pertama persamaan simpangan.
𝑑𝑦 𝑑
𝑣𝑦 = = (𝐴 sin 𝜔𝑡)
𝑑𝑡 𝑑𝑡

𝑣𝑦 = 𝜔 𝐴 cos 𝜔 𝑡 (2-9)
Karena nilai maksimum dari fungsi cosinus adalah satu, maka
kecepatan maksimum (𝑣𝑚𝑎𝑘𝑠 ) gerak harmonik sederhana adalah
sebagai berikut.
𝑣𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝜔𝐴 (2-10)
c. Percepatan Getaran Harmonik
Percepatan benda yang bergerak harmonik sederhana dapat
diperoleh dari turunan pertama persamaan kecepatan atau turunan
kedua persamaan simpangan.
𝑑𝑣𝑦 𝑑(cos 𝜔𝑡)
𝑎𝑦 = = (𝜔 𝐴 cos 𝜔 𝑡) = 𝜔 𝐴
𝑑𝑡 𝑑𝑡

𝑎𝑦 = 𝜔 𝐴 (−𝜔 𝐴 cos 𝜔𝑡)


𝑎𝑦 = −𝜔2 𝐴 sin 𝜔𝑡
𝑎𝑦 = −𝜔2 𝑌 (2-11)
Karena nilai maksimum dari simpangan adalah sama dengan
amplitudonya (y = A), maka percepatan maksimumnya (𝑎𝑚𝑎𝑘𝑠 )
gerak harmonik sederhana adalah sebagai berikut.
𝑎𝑚𝑎𝑘𝑠 = −𝜔2 𝐴 (2-12)
4. Energi Gerak Harmonik Sederhana
Benda yang melakukan gerak harmonik sederhana memiliki energi
potensial dan energi kinetik. Jumlah energi potensial dan energi kinetik
disebut energi mekanik.
Ada 2 energi dalam gerak harmonik adalah sebagai berikut:
a. Energi Kinetik Gerak Harmonik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda yang
melakukan gerak harmonik sederhana karena kecepatannya.

7
1
Karena, 𝐸𝑘 = 𝑚𝑣 2 𝑦 𝑑𝑎𝑛 𝑣𝑦 = 𝐴 𝜔 cos 𝜔 𝑡, 𝑚𝑎𝑘𝑎 ∶
2
1
𝐸𝑘 = 𝑚 (𝐴 𝜔 cos 𝜔 𝑡)2
2
1
= 𝑚 𝐴2 𝜔2 𝑐𝑜𝑠 2 𝜔 𝑡 (2-13)
2

Energi kinetik maksimum pada gerak harmonik dicapai ketika


berada di titik setimbang. Sedangkan energi kinetik minimum
dicapai ketika berada di titik balik.
b. Energi Potensial Gerak Harmonik
Besarnya energi potensial adalah energi yang dimiliki gerak
harmonik sederhana karena simpangannya. Secara matematis energi
potensial yang dimiliki gerak harmonik dirumuskan sebagai berikut.
1
𝐸𝑝 = 𝑘𝑦 2
2
1
= 𝑚 𝜔2 ( 𝐴 sin 𝜔 𝑡)2
2
1
= 𝑚 𝜔2 𝐴2 sin 𝜔𝑡 (2-14)
2

Energi potensial maksimum pada gerak harmonik dicapai ketika


berada di titik balik. Sedangkan energi kinetik minimum dicapai
ketika berada di titik setimbang.
c. Energi Mekanik
Energi Mekanik sebuah benda yang bergerak harmonik adalah
jumlah energi kinetik dan energi potensialnya.
𝐸𝑚 = 𝐸𝑘 + 𝐸𝑝
1 1
= 𝑚 𝐴2 𝜔2 𝑐𝑜𝑠 2 𝜔𝑡 + 𝑚 𝐴2 𝜔2 sin 𝜔𝑡
2 2
1
= 𝑚 𝜔2 𝐴2 (𝑐𝑜𝑠 2 𝜔𝑡 + 𝑠𝑖𝑛2 𝜔𝑡)
2
1
= 𝑚 𝜔2 𝐴2 (2-15)
2

Berdasarkan persamaan di atas, ternyata energi mekanik suatu


benda yang bergetar harmonik tidak tergantung waktu dan tempat.
Jadi, energi mekanik sebuah benda yang bergetar harmonik
dimanapun besarnya sama. (Sears, Zemansky, & Young, 1993)

8
B. Karakteristik Gerak Harmonik Teredam
Pada kenyataannya, osilasi harmoni sederhana sulit ditemui dalam

kehidupan sehari-hari. Dan pada umumnya setiap benda yang berosilasi akan

berhenti jika tidak digetarkan (tidak diberi gaya) secara terus menerus. Sistem

yang berosilasi secara harmonik mengalami gesekan dengan udara sehingga

simpangannya akan berkurang terhadap fungsi waktu. Gerak sosilasi sistem

yang seperti ini disebut dengan osilasi harmonik teredam (Paramita &

Pujayanto, 2015). Menurut Giancolli (1997)osilasi teredam merupakan gerak

benda yang dipengaruhi oleh gaya penghambat atau teredam yang

menyebabkan amplitudo osilasi berkurang secara perlahan terhadap waktu

sampai akhirnya berhenti. Gaya penghambat atau gaya redaman ini dapat

berupa gaya gesek udara maupun faktor internal pada sistem.

Ketika gerak sebuah osilator dikurangi oleh sebuah gaya eksternal,

osilator dan gerakannya ikatakan teredam. Contoh dari suatu isolator teredam

dapat dilihat pada gambar di bawah:

Gambar di atas menunjukkan bahwa sebuah balok dengan massa m

berosilasi vertikal pada sebuah pegas dengan konstanta pegas k. Dari balok,

tongkat memanjang ke sebuah baling-baling (kedua di asumsikan tidak

bermassa) yang teredam dalam cairan. Ketika baling-baling bergerak naik

turun, cairan memberikan gaya yang menghambat di atasnya dan juga pada

seluruh sistem yang berosilasi. Dengan berjalannya waktu, energi mekanik

sistem balok pegas menyusut, karena energi berubah menjadi energi panas

pada cairan dan baling-baling (Giancolli, 1997).

9
Gambar 3. Sebuah osilator harmonik sederhana ideal
Dari peristiwa di atas besarnya gaya redaman (gesekan) ini sebanding

dengan kecepatan, namun arahnya berlawanan. Gaya redaman tersebut

dituliskan sebagai berikut:

𝑑𝑥
𝐹𝑑 = −𝑏 𝑑𝑡 = −𝑏𝑣 (2-16)

Dimana:

𝑏 = konstan teredam

𝑣 = kecepatan gerak osilasinya

Tanda negatif menunjukan bahwa gaya redaman berlawanan dengan arah

gerak osilasi, sehingga usaha yang dilakukan oleh gaya tak konservatif ini

selalu berkurang. Artinya, gaya redaman menyebabkan energi mekanik

sistem berkurang dalam interval waktu tertentu (Arya, 1990).

Dalam gerak harmonik teredam ada tiga kasus umum yang sering

muncul, yaitu sistem redaman kurang (underdamped), dimana sistem

membuat beberapa osilasi sebelum bergerak. Teredam lebih (overdamped),

ketika redamannya begitu besaar sehinggatidak ada osilasi dan sistemnya

10
membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai keadaan diam

(kesetimbangan). Redaman kritis (critical damping), dalam redaman ini

perpindahan mencapai nol dalam waktu singkat. Istilah-istilah tersebut

berasal dari penggunaan sistem teredam praktis seperti mekanisme penutup

pintu dan operedamm kejut di mobil (Gancoli, 2014). Untuk lebih jelasnya

perhatikan gambar di bawah ini:

Gambar 4. Grafik yang merepresentasikan gerak osilasi (Biru) teredam

kurang, (Merah) teredam kritis, dan (Hitam) teredam lebih

C. Karakteristik Gerak Harmonik Teredam Terpaksa

Pada kasus sistem yang berosilasi sederhana akan berosilasi selamanya.

Tetapi pada setiap sistem mempunyai redaman sehingga sistem akan berhenti

berosilasi.untuk mempertahankan suayu sistem osilator,maka energi berasal

dari sumber luar harus diberikan pada sistem yang besarnya sama dengan

energi disipai yang ditimbulkan oleh medium peredamamnya,osilasi yang

demikian disebut osilasi paksaan (Kanginan, 2000).

Gerak harmonik teredam ada lima variabel untuk menyusun

persamaan gelombang yaitu empat variabel sama seperti gerak harmonik

11
sederhana yaitu amplitudo, frekuensi sudut, pergeseran horizontal dan

pergeseran vartikel serta koefisien redaman. Selain itu, pada gerak osilasi

teredam paksa juga dipengaruhi oleh frekuensi gaya eksternal. Besarnya

kecepatan dan percepatan pada saat terjadi osilasi teredam mengalami

penurunan. Penurunan kecepatan dan percepatan diakibatkan oleh perubahan

amplitudo. Besarnya kecepatan dan percepatan pada saat terjadi osilasi

teredam paksa mengalami penurunan. Penurunan kecepatan dan percepatan

diakibatkan oleh perubahan amplitudo. (Susilo, Yunianto, & Variani, 2012)

Sebagai contoh,seorang anak TK yang sedang main ayunan lama

kelamaan ayunanya akan berhenti,tetapi bila sang ibu selalu mendorongnya

manakala ayunan sianak sampai sendirinya,maka ayunan anak tersebut akan

berlangsung terus menerus.dalam kasus yang dikatakan ayunan anak lebih

dominan disebbkan oleh gaya dorongan dari sang ibu.dengan kata lain

sistem(dalam hal ini anak itu) dipaksa berosilasi (Kanginan, 2000).

Oleh gaya luar yang menggerakkannya.osilasi semacam ini dinamakan

osilasi terpaksa. Banyak sistem osilasi terpaksa yang tanpa kita sadari sudah

akrab dengan kehidupan sehari hari.misalnya,ketika menyetel radio,kita telah

memaksa sistem elektrolik radio untuk berosilasi pada frekuensi stasium

pemancar yang kita pilih,sehingga kita dapat mendengar lantunan penyanyi

pujaan,dan iklan jitu,yang kita butuhkan.kita dapat menyalakan televisi,mesin

cuci atau dapat menyetrika,karena alat alat itu menerima pasokan daya dari

pln,sehingga arus listrik bolak balik yang dibutuhkan alat alat itu mengalir

12
hingga mereka dapat beroperasi sesuai dengan fungsinya.masing masing

(Kanginan, 2000).

Semua sistem yang mempunyai sifat yang sistem yang berosilasi secara

terpaksa mempunyai sifat yang analog,misalnya osilasi terpaksa pada ayunan

anak yang disebabkan oleh dorongan ibu,analog dengan osilasi terpaksa yang

terjadi ketika tangan kita mendorong dan menarik beban sesuai dengan

kehendak kita,osilasi yang dihasilkan pada kedua contoh itutidak terjadi pada

frekuensi alamiahmasing masing melainkan sangat tergantung pada frekuansi

dorongan sang ibu dan tangan kita.aliran arus listrik bolak balik dalam

rangkaian listrik RLC,terjadi pada frekuensi sumber tegangan bolak balik

yang mencatunya,demikian pula osilasi atom dalam bahan terjadi pada

frekuensi medan gelombang.elektromagnetik yang menginduksinya.oleh

karena sistem yang mengalami osilasi terpaksa mempunyai karakteristik yang

sama (Kanginan, 2000).

1. Persamaan osilasi terpaksa

Persamaan gerak pada sistem osilasi terpaksa ini ternyata identik

dengan persamaan yang menggambarkan aliran arus bolak balik(I)dalam

sistem RLC ketika dihubungkan dengan tegangan sumber bolak balik

V(t) yaitu dalam bentuk persamaan diferensial.

2. Solusi persamaan osilasi terpaksa

Sebagaimana telah kita bahas,bahwa persamaan adalah

merupakan persamaan deferensial orde dua homogen atau osilasi

harmonik terendam,dimana solusinya ada tiga alternatif, yaitu jika:

13
a. Kedua akarnya riil dan berbeda m = m1 dan m = m2

b. Kedua akarnya rill dan sama m=m1= m2

c. Kedua akarnya kompleks m =

Ketiga solusi diatas disebut solusi homogen atau fungsi komplementer

(complementary fuction). jika disebut persamaan deferensial orde dua tidak

homogen,maka kita perlu mencari solusi suku F(t).metode yang digunakan

adalah metode integral khusus yang diperoleh dengan menggunakan bentuk

umum dari fungsi diruas kana persamaan yang diberikan yaitu dengan

mensubtitusiakan bentuk umum kedalam persamaanya dan kemudian

menyamakan koefisiaen koefisienya.

Bentuk bentuk umum suku F(t)dan bentuk integral khususnya

1,Bentuk F(t)

Bentuk integral khusus

F(t) = k

y =C

f(t) = kt

y = Ct + D

f(t) = kt2

y = ct2 + Dt + E

f(t) = k sin t atau k cos t

y = C sint + D cos t

f(t) = k sin t + k cost t

y = C sin t + D cos t

14
f(t) = e kt

y = Ce kt

jadi solusi lengkap dari ini adalah solusi lengkap = solusi homogen +

solusi integral khusus (Kanginan, 2000).

D. Gerak Harmonik Tidak Linier Menggunakan Pendekatan Successive


E. Gerak Harmonik Dua/Tiga Dimensi Menggunakan Konsep Superposisi

Konsep superposisi dalam gerak harmonik merupakan penjumlahan

dari dua getaran atau lebih dimana getaran tersebut melewati ruang yang

sama tanpa adanya ketergantungan antara satu gelombang dengan gelombang

yang lain. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi superposisi getaran

harmonik, diantaranya amplitudo masing-masing gelombang dan beda fase

antara gelombang yang disuperposisikan. Berikut penjelasan mengenai hal

yang berhubungan dengan gerak harmonik dua/tiga dimensi menggunakan

konsep superposisi.

1) Superposisi 2 getaran Harmonik yang sejajar

Sebuah amplitudo dapat mempengaruhi bentuk lintasan yang pada fase

awal berbentuk garis lurus, elips bahkan kerucut.ada yang dinamakan

gelombang penayangan

2) Superposisi Getaran Harmonik yang Saling Tegak Lurus

Tercipta karena superposisi dari dua gelombang yang memiliki frekuensi

yang bersar (berbeda orde).

Cara menentukan superposisi getaran harmonik ialah biasanya

menggunkan alat percobaan seperti :

15
1) Osiloskop GOS (Dual Trace, 200 MHZ; alat ukur elektronika yang

berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan

dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Dari

osiloskop.

2) Generator Audio (10 KHZ, 2vpp; alat tes elektronik yang berfungsi

sebagai pembangkit sinyal atau gelombang listrik.

3) Kabel Probe; kabel penghubung yang ujungnya diberi penjepit, dengan

penghantar kerkualitas, dapat meredam sinyal-sinyal gangguan, seperti

sinyal radio atau noise yang kuat.

Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan

bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi

dengan tabung sinar katode. Dari osiloskop,

16
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian teori dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu
titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap
sekon selalu konstan. Contoh dari gerak harmonik ini diantaranya gerak
pada bandul serta benda yang tergantung pada pegas.
2. Benda dikatakan mengalami gerak harmonik sederhana ialah ketika
gerakan bendanya periodik (bolak-balik), selalu melewati pusat
keseimbangan, percepatan atau gaya sebanding dengan posisi/ simpangan
benda, dan arah percepatan atau gaya yang bekerja selalu mengarah ke
posisi keseimbangan.
3. Persamaan-persamaan getaran harmonik diantaranya berdasarkan
simpangan getaran harmonik, kecepatan getaran harmonik, percepatan
getaran harmonik, energi gerak harmonik sederhana yang terdiri dari
energi kinetik dan energi potensial gerak harmonik, serta energi mekanik.
4. Osilasi harmonik teredam terjadi ketika sebuah benda berhenti berisolasi
yang disebabkan tidak adanya gaya yang bekerja lagi pada benda tersebut.
Salah satu gaya penghambat atau redaman yang menjadi penyebab benda
berhenti berisolasi adalah gaya gesek atau faktor internal dari benda
tersebut.
5. Osilasi harmonik teredam terpaksa terjadi ketika benda dipaksa untuk
berhenti berisolasi dengan menambahkan energi dari luar yang nilainya
sama dengan energi yang ditimbulkan oleh medium peredaman.
6. Konsep superposisi dalam gerak harmonik merupakan penjumlahan dari
dua getaran atau lebih dimana getaran tersebut melewati ruang yang sama
tanpa adanya ketergantungan antara satu gelombang dengan gelombang
yang lain.

17
B. Saran
Dari makalah ini dapat direkomendasikan saran-saran sebagai berikut:
1. Terdapat kesulitan dalam mencari sumber buku maupun jurnal yang masih
terbatas untuk referensi beberapa topik pembahasan.
2. Dalam menyusun makalah mengenai topik pembahasan ini diperlukan
waktu yang sangat panjang untuk mengkaji beberapa sumber yang
lumayan sulit didapat.
3. Dalam memahami materi ini diperlukan kemampuan membaca yang kuat
karena perlu dibaca berulang untuk memahami sebuah topik pembahasan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arya, A. P. (1990). Introduction to Classical Mechanics. Prentice Hall

Englewood Chiffs.

Asbanu, D. E. (2016). Analisis Karakteristik Getaran Harmonik

Sederhana. Pendidikan Fisika Salatiga , 33-39.

Gancoli, D. C. (2014). Fisika Edisi ke Tujuh Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Giancolli, D. C. (1997). FISIKA Jilid 1, Edisi keempat. Terjemah cuk

Imawan dkk. Jakarta: Erlangga.

Kanginan, M. (2000). Fisika. Jakarta: Erlangga.

Paramita, P. S., & Pujayanto. (2015). Media Pembelajaran Menggunakan

Spreadsheet Excel Untuk Materi Osilasi Harmonik Teredam. Prosiding

Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) , 6 (1), 263-269.

Sari, D. R., Sari, E. S., & Frima Y, E. N. (2013). Gerak Harmonis

Sederhana. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sears, F. W., Zemansky, M. W., & Young, H. D. (1993). Fisika Untuk

Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Susilo, A., Yunianto, M., & Variani, V. I. (2012). Simulasi Gerak

Harmonik Sederhana dan Osilasi Teredam pada Cassy-E 524000.

Indonesian Journal of Applied Physics , 2 (2), 124-137.

19

Anda mungkin juga menyukai