Anda di halaman 1dari 21

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari tentu sering menemukan fenomena mengenai
Elektrostatika. Fenomena-fenomena tersebut tentu bukan menjadi hal yang
asing bagi sebagian orang. Fenomena-fenomena alam yang sederhana tersebut
dapat dijelaskan secara konsep fisika. Pada saat hujan turun, biasanya terdapat
kilatan-kilatan cahaya yang tampak seperti flash camera yang sedang menyala.
Kilatan-kilatan cahaya tersebut kemudian akan disusul dengan suara petir yang
menggelegar di alam semesta. Petir sangat berbahaya apabila menyambar tubuh
manusia secara langsung. Sehingga saat ini sudah bermunculan alat-alat
penangkal petir yang canggih.
Selain itu, pada saat selesai menonton televisi dan mematikkannya kemudian
punggung tangan ditempelkan ke layar televisi maka rambut-rambut
dipunggung tangan akan tertarik oleh layar kaca televisi. Namun lama-
kelamaan gaya yang menarik rambut pada punggung tangan akan semakin
melemah dan terlepas. Fenomena-fenomena tersebut sangat erat kaitannya
dengan bidang ilmu Elektrostatika. Akan tetapi banyak orang yang belum
mengetahui hal tersebut.
Oleh sebab itu diperlukan adanya sebuah percobaan mengenai elektrostatika
agar praktikan dapat menjelaskan mengenai proses terjadinya fenomena alam
petir, prinsip kerja alat penangkal petir, menunjukkan induksi muatan pada
benda isolator, menunjukkan adanya gaya Coulomb yang bekerja pada dua
benda yang bermuatan, menjelaskan medan dan gaya listrik melalui analogi
gaya Newton serta lebih memahami contoh penerapan gaya elektrostatika
dalam kehidupan sehari-hari.
2

B. Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka dapat diambil permasalahan sebagai
berikut:
1. Apakah terdapat gaya Coulomb pada dua benda yang bermuatan?
2. Apakah terdapat induksi muatan pada benda isolator?
3. Bagaimanakah mengamati medan listrik melalui gambar visual?
4. Bagaimanakah menjelaskan medan dan gaya listrik melalui analogi gaya
gravitasi Newton?
5. Apa sajakah contoh penerapan gaya elektrostatika dalam kehidupan nyata?
6. Bagaimanakah cara kerja penangkal petir?
7. Bagaimanakah petir dapat terjadi?

C. Pembatasan Masalah
Dalam percobaan ini akan membahas tentang percobaan elektrostatika, dimana
akan dipelajari lebih lanjut mengenai adanya gaya Coulomb pada dua benda
yang bermuatan, adanya induksi muatan pada benda isolator, menganalisis
medan dan gaya listrik melalui gambar visual dan analogi gaya gravitasi
Newton, menganalisis cara kerja alat penangkal petir, serta contoh penerapan
gaya elektrostatika dalam kehidupan nyata. Sehingga setelah melakukan
percobaan ini maka praktikan dapat lebih memahami tentang elektrostatika.

D. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dalam percobaan elektrostatika adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan adanya gaya Coulomb pada dua benda yang bermuatan.
2. Menunjukkan adanya induksi muatan pada benda isolator.
3. Mengamati medan listrik melalui gambar visual.
4. Menjelaskan medan dan gaya listrik melalui analogi gaya gravitasi Newton.
5. Memberikan contoh penerapan gaya elektrostatika dalam kehidupan nyata.
6. Menjelaskan cara kerja penangkal petir.
7. Menjelaskan terjadinya petir.

E. Manfaat Percobaan
3

Adapun manfaat dari percobaan ini adalah:


1. Praktikan dapat menunjukkan adanya gaya Coulomb pada dua benda yang
bermuatan.
2. Praktikan dapat menunjukkan adanya induksi muatan pada benda isolator.
3. Praktikan dapat mengamati medan listrik melalui gambar visual.
4. Praktikan dapat menjelaskan medan dan gaya listrik melalui analogi gaya
gravitasi Newton.
5. Praktikan dapat memberikan contoh penerapan gaya elektrostatika dalam
kehidupan nyata.
6. Praktikan dapat menjelaskan cara kerja penangkal petir.
7. Praktikan dapat menjelaskan fenomena terjadinya petir.
4

II. LANDASAN TEORI

Hukum Coulomb menyatakan gaya pada muatan yang hanya disebebkan oleh satu
muatan lain. Jika terdapat beberapa muatan, gaya neto pada salah satu muatan akan
merupakan jumlah vektor gaya-gaya yang disebabkan oleh muatan lainnya. Ini
adalah prinsip superposisi yang didasarkan pada percobaan dan menjelaskan pada
kita bahwa vektor gaya elektrik dijumlah sama seperti vektor lainnya. Gaya elektrik
antara partikel-partikel bermuatan dalam keadaan diam atau biasa disebut dengan
gaya elektrostatik atau gaya Coulomb. Seperti halnya semua gaya merupakan
vektor, gaya inilah yang memiliki arah dan magnitudo. Ketika beberapa gaya
bekerja pada sebuah benda (F1,F2, dan seterusnya) maka gaya neto 𝐹⃑ net pada benda
merupakan jumlah vektor dari semua gaya yang bekerja padanya.
𝐹⃑ net = 𝐹⃑ 1 + 𝐹⃑ 2
(Giancoli, 2014:24-25)

Mari kita mulai dengan membahas gaya Coulomb antar muatan titik. Gaya antar
muatan titik cukup mudah dihitung. Jika kita sekedar ingin mengetahui besar gaya
tanpa perlu mengetahui arahnya maka kita cukup memerlukan informasi besar
muatan dan jarak antar muatan. Besarnya gaya tarik atau gaya tolak adalah
1 𝑞1 𝑞2
𝐹12 = 2
4𝜋𝜀0 𝑟12
Dengan:
𝑞1 adalah muatan partikel pertama,
𝑞2 adalah muatan partikel kedua,
5

𝑟12 adalah jarak antar dua muatan,


𝜀0 = 8,85 x 10−12 F/m disebut permitivitas ruang hampa
1
= 9 x 109 N 𝑚2 /𝐶 2
4𝜋𝜀0

Gaya bersifat tarik-menarik jika muatan memiliki tanda berlawanan dan bersifat
tolak-menolak jika dua muatan memiliki tanda muatan yang sama.

Gambar 2.1. Muatan 𝑞1 dan 𝑞2 berada pada vektor posisi 𝒓ˆ𝟏 dan 𝒓ˆ𝟐

Jika kita ingin menetahui gaya secara lengkap, yaitu besar maupun arah maka gaya
harus dinyatakan dalam notasi vector. Untuk maksud tersebut maka kita perlu
mengetahui posisi muatan dalam notasi vector. Gambar 2.1 adalah ilustrasi posisi
dua muatan, muatan 𝑞1 dan 𝑞2 berada pada vektor posisi 𝒓ˆ𝟏 dan 𝒓ˆ𝟐 . Vektor posisi
muatan 𝑞2 relatif terhadap 𝑞1 adalah
𝒓ˆ𝟐𝟏 = 𝒓ˆ𝟐 − 𝒓ˆ𝟏
Jarak antara dua muatan tersebut adalah besarnya posisi relatif dua muatan, yaitu
𝒓ˆ𝟐𝟏 = |𝒓ˆ𝟐𝟏 | = |𝒓ˆ𝟐 − 𝒓ˆ𝟏 |
Vektor satuan yang searah dengan vector 𝒓ˆ𝟐𝟏 adalah vector yang bersangkutan
dibagi panjang vector tersebut, yaitu :
𝒓ˆ𝟐𝟏 𝒓ˆ𝟐 − 𝒓ˆ𝟏
𝒓ˆ𝟐𝟏 = =
𝒓𝟐𝟏 |𝒓ˆ𝟐 − 𝒓ˆ𝟏 |
Arah gaya 𝐹ˆ21 searah dengan vektor satuan 𝒓ˆ𝟐𝟏 sehingga kita dapat
mengungkapkan 𝐹ˆ21 dalam notasi vektor sebagai berikut
𝐹ˆ21 = 𝐹21 𝒓ˆ𝟐𝟏
1 𝑞1 𝑞2
𝐹ˆ21 = 2 𝒓ˆ𝟐𝟏
4𝜋𝜀0 𝑟12
6

Dari persamaan di atas kita dapat mengetahui vektor posisi relatif dua muatan maka
gaya Coulomb antara dua titik secara lengkap sudah bisa ditentukan (besar maupun
arahnya).
Gaya Coulomb adalah gaya yang paling dominan di alam semesta yang secara
langsung menentukan bentuk dan wujud benda. Gaya antar elektron dan proton
membentuk atom merupakan gaya Coulomb. Gaya antar atom membentuk molekul
adalah gaya Coulomb. Gaya antar molekul membentuk material besar, atau gaya
antar atom-atom membentuk kristal-kristal besar juga gaya Coulomb. Bentuk tubuh
kita, bentuk tumbuh-tumbuhan dan hewan seperti yang tampak saat ini juga
dipengaruhi oleh gaya Coulomb antar atom atau molekul penyusunnya. Gaya
Coulomb menyebabkan elektron-elektron mengalir dalam konduktor sehingga
muncul arus atau listrik. Kemampuan kita mengontrol arus atau tegangan listrik
memungkinkan kita menciptakan teknologi.
Petir adalah aliran muatan listrik yang sangat besar. Gambar 2 adalah contoh foto
saat terjadi petir. Petir yang banyak kita jumpai adalah petir jenis CG (cloud to
ground), yaitu petir yang mengalir dari awan ke tanah. Besar arus listrik yang
dihasilkan satu kilatan petir ini berkisar antara 30.000 ampere sampai 120.000
ampere. Namun, dalam satu kali kemunculan petir rata-rata terdapat 3 – 4 kilatan.
Lama aliran arus pada tiap kilatan sekitar 200 mikrodetik. Dengan demikian, besar
muatan yang dialirkan tiap kali kemunculan berkisar antara 25 - 100 C. Bayangkan
petir yang begitu besar dan sering menakutkan hanya memindahkan muatan kurang
dari 100 C.

Gambar 2.2. Contoh petir CG (cloud to ground). Besar muatan yang dialirkan
tiap kilatan antara 25 – 100 Coulomb.
(Abdullah, 2017:4-8)
7

Benda yang bermuatan listrik dikelilingi sebuah daerah yang disebut medan
listrik. Dalam medan ini, muatan listrik dapat dideteksi. Menurut Faraday (1791-
1867), suatu medan listrik keluar dari setiap muatan dan menyebar ke seluruh
ruangan. Medan listrik antara titik q dengan Q dalam ruang tiga dimensi. Untuk
menganalisis lebih mudah maka harus dipetakkan dalam sumbu x,y, dan z, misalkan
koordinat posisi q (x₁,y₁,z₁) dan Q (x₂,y₂z₂). Pada sumbu x, posisi titik q diproyeksikan
menjadi (x₁,0,0) lalu muatan Q diproyeksikan menjadi (x₂,0,0). Pada sumbu y, posisi
titik q diproyeksikan menjadi (0,y₁,0) lalu muatan Q diproyeksikan menjadi (0,y₂,0).
Pada sumbu z, posisi titik q diproyeksikan menjadi (0,0,z₁) lalu muatan Q
diproyeksikan menjadi (0,0, z₂).

Gambar 2.3. Muatan Q dan q dalam proyeksi ruang 3 dimensi.

Jadi, total medan listriknya menjadi :


E⃗ (r) = k Q |r − r ′ | 3 [(x1 − x2 ) î + (y1 − y2 )ĵ + (z1 − z2 ) k̂
Misalkan sebuah titik 𝑡 berada di sekitar pengaruh muatan 𝑞1, 𝑞2, 𝑞3, dan 𝑞4 dalam
ruang 3 dimensi (𝑥, 𝑦, 𝑧). Titik 𝑡 di anggap tidak memiliki muatan. Misalkan
koordinat titik 𝑡 adalah (𝑥𝑡 , 𝑦𝑡 , 𝑧𝑡 ), muatan 𝑞1 adalah (𝑥1 , 𝑦1 , 𝑧1 ), muatan 𝑞2
adalah (𝑥2 , 𝑦2 , 𝑧2 ), muatan 𝑞3 adalah (𝑥3 , 𝑦3 , 𝑧3 ), dan muatan 𝑞4 adalah (𝑥4 ,
𝑦4 , 𝑧4 ). Muatan uji (t) yang berada di sekitar 4 muatan tersebut akan terpengaruhi
besar medan magnet seperti berikut : ⃑⃑⃑
𝑟𝑡
8

Gambar 2.4. Proyeksi titik t dalam pengaruh muatan 𝑞1 , 𝑞2 , 𝑞3 , 𝑞4

𝑞1 (𝑥𝑡 − 𝑥1 ) 𝑞2 (𝑥𝑡 − 𝑥2 ) 𝑞3 (𝑥𝑡 − 𝑥3 ) 𝑞4 (𝑥𝑡 − 𝑥4 )


⃑⃑⃑⃑⃑⃑
𝐸𝑥 = 𝑘 | |+ | |+| |+| | 𝑖̂
| ⃑⃑⃑
𝑟𝑡 − ⃑⃑⃑⃑
𝑟1 |³ | 𝑟⃑⃑⃑𝑡 − ⃑⃑⃑⃑
𝑟2 |³ | ⃑⃑⃑
𝑟𝑡 − ⃑⃑⃑⃑
𝑟3 |³ | ⃑⃑⃑
𝑟𝑡 − ⃑⃑𝑟⃑4⃑ |³

𝑞 (𝑦 − 𝑦1 ) 𝑞2 (𝑦𝑡 − 𝑦2 ) 𝑞3 (𝑦𝑡 − 𝑦3 ) 𝑞4 (𝑦𝑡 − 𝑦4 )


⃑⃑⃑⃑⃑⃑ = 𝑘 | 1 𝑡
𝐸𝑦 |+ | |+| |+| | 𝑗̂
| ⃑⃑⃑
𝑟𝑡 − ⃑⃑⃑⃑
𝑟1 |³ | 𝑟⃑⃑⃑𝑡 − ⃑⃑⃑⃑
𝑟2 |³ | ⃑⃑⃑
𝑟𝑡 − ⃑⃑⃑⃑
𝑟3 |³ | ⃑⃑⃑
𝑟𝑡 − ⃑⃑𝑟⃑4⃑ |³

𝑞1 (𝑧𝑡 − 𝑧1 ) 𝑞2 (𝑧𝑡 − 𝑧2 ) 𝑞3 (𝑧𝑡 − 𝑧3 ) 𝑞4 (𝑧𝑡 − 𝑧4 )


⃑⃑⃑⃑⃑
𝐸𝑧 = 𝑘 | |+ | |+| |+| | 𝑘̂
| ⃑⃑⃑
𝑟𝑡 − ⃑⃑⃑⃑
𝑟1 |³ | 𝑟⃑⃑⃑𝑡 − ⃑⃑⃑⃑
𝑟2 |³ | ⃑⃑⃑
𝑟𝑡 − ⃑⃑⃑⃑
𝑟3 |³ | ⃑⃑⃑
𝑟𝑡 − ⃑⃑𝑟⃑4⃑ |³

Misalkan terdapat dua buah muatan negatif sejenis yang bersebelahan, lalu
didekatkan sebuah muatan uji positif diantara kedua muatan tersebut. Jika kedua
muatan negatif tersebut posisinya dibuat tetap sedangkan muatan uji bias bergerak
bebas (seperti gambar 4).

Gambar 2.5. Muatan 𝑄𝑡 yang berada diantara dua muatan


(Hardyanto, 2018)

Nilai kerapatan muatan adalah jumlah banyaknya partikel bermuatan dalam


dimensi ruang. Untuk mencari nilai kerapatan muatan digunakan rumus:
𝜌 = 𝑒 (𝑍𝑝 𝑛𝑝 − 𝑛𝑒 )
9

Keterangan:
𝜌 = kerapatan muatan
𝑒 = elektron
𝑍𝑃 = jumlah rata − rata proton
𝑁 = jumlah proton
𝑁𝑒 = jumlah electron

Sedangkan untuk mencari daerah potensial listriknya, pertama-tama


menggunakan Hukum kedua Newton.
𝐹⃑
𝑎⃑ =
𝑚

𝑣⃑ 𝑞
𝑑 = 𝐸⃑⃑
𝑑𝑡 𝑚
Keterangan:
𝑎 = percepatan,
𝐹 = gaya,
𝑞 = muatan partikel,
𝑚 = massa partikel,
𝐸 = medan elektrostatika,
Medan elektrostatis dapat dinyatakan dalam gradient potensial listrik :
𝐸⃑⃑ = −∇∅

𝜌
∇2 ∅ = −
𝜀0
(Faisal, 2018)

Alat penangkal petir adalah sebuah jalur rangkaian kabel tembaga yang difungsikan
sebagai jalan atau aliran bagi petir menuju ke permukaan bumi atau ground,
sehingga petir tidak akan merusak benda-benda yang dilewatinya. Ada 3 bagian
utama pada cara kerja alat penangkal petir: Batang penangkal petir dan cara kerja
alat penangkal petir. Kabel konduktor penangkal petir dan cara kerja alat penangkal
petir, Tempat pembumian penangkal petir dan cara kerja alat penangkal petir.
10

Batang penangkal petir dan cara kerja alat penangkal petir yaitu berupa batang
tembaga murni yang ujung tembaganya runcing. Batang alat penangkal penangkal
petir dan cara kerja alat penangkal petir dibuat menjadi yang runcing karena muatan
listrik mempunyai sifat mudah berkumpul dan lepas pada ujung logam. Dengan
demikian Batang alat penangkal petir dan cara kerja alat penangkal petir dapat
memperlancar proses tarik menarik dengan muatan listrik yang ada di awan.
Batang alat penangkal petir dan cara kerja alat penangkal petir ini dipasang pada
bagian puncak sebuah bangunan atau gedung. Kabel konduktor atau kabel tembaga
dibuat dari jalinan kawat tembaga. Diameter jalinan kabel konduktor tembaga ini
sekitar 1 cm hingga 2 cm . Kabel konduktor tembaga berfungsi meneruskan aliran
muatan listrik dari batang alat penangkal petir dan cara kerja alat penangkal petir
yang bermuatan listrik ke tanah. Kabel konduktor penangkal petir dan cara kerja
alat penangkal petir dipasang pada dinding di bagian luar bangunan. Tempat
pembumian (grounding) berfungsi mengalirkan muatan listrik dari kabel konduktor
alat penangkal petir dan cara kerja alat penangkal petir ke batang pembumian
(ground rod) yang ditanam di tanah. Batang pembumian terbuat dari bahan tembaga
berlapis baja, dengan diameter 1,5 cm dan panjang sekitar 1,8-3 m. Saat muatan
listrik negatif di bagian bawah awan sudah tercukupi, maka muatan listrik positif di
tanah akan segera tertarik. Muatan listrik kemudian segera merambat naik melalui
kabel konduktor penangkal petir dan cara kerja penangkal petir, menuju ke ujung
batang alat penangkal petir dan cara kerja alat penangkal petir. Ketika muatan listrik
negatif berada cukup dekat di atas atap, daya tarik menarik antara kedua muatan
semakin kuat, muatan positif di ujung-ujung alat penangkal petir akan tertarik ke
arah muatan negatif. Pertemuan kedua muatan menghasilkan aliran listrik. Aliran
listrik yang melewati kabel tembaga penangkal petir.
Cara kerja alat penangkal petir itu akan mengalir ke dalam tanah, melalui kabel
konduktor penangkal petir. Dengan demikian sambaran petir tidak mengenai
bangunan yang dilalui cara kerja alat penangkal petir. Tetapi sambaran petir dapat
merambat ke dalam bangunan melalui kawat jaringan listrik dan bahayanya dapat
merusak alat-alat elektronik di bangunan yang terhubung ke jaringan listrik itu,
selain itu juga dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan. Untuk mencegah
kerusakan akibat jaringan listrik tersambar petir, biasanya di dalam bangunan
11

dipasangi alat yang disebut penstabil arus listrik (surge arrestor), yaitu semacam
internal proteksi penangkal petir dengan cara kerja alat penangkal petir. Metode
yang paling sederhana tapi sangat efektif adalah metode Sangkar Faraday. Yaitu
dengan melindungi area yang hendak diamankan dengan melingkupinya memakai
konduktor yang dihubungkan dengan pembumian (grounding). Pemasangan alat
penangkal petir atau cara kerja alat penangkal petir adalah memberikan saluran
elektrik dari atas bangunan ke tanah menggunakan kawat tembaga dengan tujuan
bila ada sambaran petir yang mengenai atas bangunan maka arus petir bisa mengalir
ke bumi atau ground dengan baik. Petir adalah proses gejala alam yang selalu terjadi
di muka bumi, terjadinya seringkali pada bersamaan dengan terjadi hujan air seperti
di Indonesia atau hujan es seperti di negara eropa. Seringkali petir ini dimulai
dengan munculnya lidah api listrik yang bercahaya terang yang terus memanjang
kearah permukaan bumi dan kemudian diikuti suara yang menggelegar dan efeknya
akan fatal bila mengenai semua benda fisik dan mahluk hidup dimuka bumi. Oleh
karena itu efeknya dari bahaya petir cendrung menghancurkan, maka sudah tidak
ada pilihan lain selain menangkal bahaya petir tersebut dengan alat penangkal petir
yang sering dipasang diseluruh dunia, baik dengan sistim instalasi penangkal petir
konvensional maupun sistim instalasi penangkal petir radius, dan akan jauh lebih
baik lagi jika dipasang juga alat pendeteksi datangnya petir seperti lightning
counter, disamping tetap memasang penangkal petir baik penangkal petir radius
maupun penangkal petir konvensional.
(Yusuf, 2013)
12

III. PROSEDUR PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini, yaitu sebagai
berikut:
Tabel 3.1. Alat dan bahan percobaan elektrostatika.
No. Nama Alat dan Bahan Gambar
1. Pipa Paralon

2. Penggaris Plastik

3. Kain Wol
13

4. Ebonit

5. Keping Kaca

6. Benang (1m)

7. Elektroskop

B. Langkah Percobaan
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam percobaan ini adalah:
1. Menyiapkan alatdan bahan yang akan digunakan (sisir plastik, kain wol,
sobekan-sobekan kertas kecil).
14

2. Menggosok-gosokkan sisir plastik pada kain wol.


3. Mendekatkan sisir plastik yang telah digosok-gosokkan pada kain wol ke
sobekan-sobekan kertas yang telah disiapkan.
4. Mengamati percobaan kemudian mencatat apa yang terjadi pada sobekan-
sobekan kertas tersebut.
5. Mendekatkan sisir plastik yang telah digosok-gosokkan dengan kain wol ke
kepala elektroskop.
6. Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi pada daun elektroskop
yang didekatkan dengan sisir plastic tersebut.
7. Mengulangi langkah 5 dan 6 dengan mengganti sisir dengan batang kaca.
15

IV. PEMBAHASAN

Ketika terdapat dua buah benda bermuatan listrik atau lebih yang dipisahkan pada
jarak tertentu maka akan terdapat gaya-gaya yang bekerja pada muatan-muatan
tersebut. Gaya-gaya yang bekerja diantara dua benda yang bermuatan yang
dipisahkan pada jarak tertentu ini disebut gaya Coulomb atau gaya listrik. Gaya
listrik yang bekerja pada kedua muatan yang sejenis maka akan tolak-menolak.
Ketika sebuah benda bermuatan positif diletakkan pada jarak tertentu dengan benda
lain yang juga bermuatan positif maka gaya listrik yang bekerja pada muatan-
muatan tersebut akan saling tolak-menolak. Begitu juga sebaliknya, pada saat benda
bermuatan negatif didekatkan dengan benda lain bermuatan negatif maka gaya
listrik yang bekerja akan tolak-menolak. Sedangkan pada benda yang memiliki
muatan yang berbeda maka gaya-gaya listrik yang bekerja pada kedua muatan
tersebut akan tarik-menarik. Ketika sebuah benda bermuatan positif diletakkan
pada jarak tertentu dengan benda lain yang bermuatan negatif maka akan terdapat
gaya listrik yang saling tarik-menarik.

Gambar 4.1. Gaya Coulomb

Ketika jumlah muatan listrik pada bola pejal 1 adalah 1 Coulumb dan jumlah
muatan listrik pada bola pejal 2 adalah 1 Coulumb maka gaya listrik yang bekerja
16

pada kedua bola pejal adalah 1 Newton. Ketika jumlah muatan listrik pada bola
pejal 1 adalah 2 Coulomb dan jumlah muatan listrik pada bola pejal 2 adalah 2
Coulomb maka gaya listrik yang bekerja pada kedua bola pejal adalah 4 Newton.
Jadi dapat disimpulkan bahwa besar gaya listrik yang bekerja pada kedua bola pejal
sebanding dengan hasil kali jumlah muatan kedua bola pejal (F ≈ q1 q2). Jika jarak
antara kedua bola pejal adalah 1 meter maka gaya listrik yang bekerja pada kedua
bola pejal adalah 1 Newton. Bila jarak jarak antara kedua bola pejal adalah 2 meter
maka gaya listrik yang bekerja pada kedua bola pejal adalah ¼ Newton. Jadi dapat
disimpulkan bahwa besar gaya listrik yang bekerja pada kedua bola pejal
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak (F ≈ 1 / r2).

Sebuah benda dapat bermuatan listrik apabila digosokkan dengan benda lain yang
tertentu. Ada dua jenis muatan listrik, yaitu muatan listrik positif dan muatan listrik
negatif. Sebelum digosokkan dengan kain wol sisir plastik bermuatan netral. Pada
saat sisir plastik digosokkan dengan kain wol atau tissue maka muatan pada kain
wol akan menginduksi muatan yang terdapat pada sisir plastik sehingga elektron
dari kain wol akan berpindah menuju ke sisir plastik. Kain wol akan kekurangan
elektron (bermuatan positif) dan sisir plastik akan kelebihan elektron (bermuatan
negatif). Setelah digosokkan dengan kain wol, kemudian sisir plastik tersebut
didekatkan dengan sobekan-sobekan kertas maka sobekan-sobekan kertas tersebut
akan tertarik oleh sisir plastik.

Gambar 4.2. Garis-garis medan listrik.

Berdasarkan gambar garis-garis medan listrik yang ditimbulkan oleh muatan listrik
positif dan negatif di atas, garis medan listrik menyatakan arah dan kuat medan
listrik yang ditimbulkan oleh muatan tersebut. Semakin rapat garis-garis medan
17

listrik maka kuat medannya semakin besar begitu juga sebaliknya, semakin
renggang garis-garis medan listrik maka kuat medannya semakin kecil.
Berdasarkan analogi massa hukum gravitasi Newton, banyaknya garis medan yang
ditimbulkan sebanding dengan besarnya massa tersebut. Artinya semakin besar
massa maka garis medan yang ditimbulkan semakin rapat begitu juga sebaliknya,
semakin kecil massa maka garis medan yang ditimbulkan semakin renggang.
Berdasarkan analisis tersebut jadi medan listrik adalah garis-garis medan yang
ditimbulkan oleh muatan listrik dan disimbolkan dengan huruf 𝐸⃑⃗ .

Dalam memperkenalkan konsep-konsep medan listrik terdapat dua besaran dasar


yang terlibat, muatan dan jarak serta dua besaran turunan, yaitu gaya dan kuat
medan listrik. Besar kuat medan listrik di suatu titik berjarak r dari sebuah muatan
𝑞1 dapat ditulis sebagai berikut:
𝑞1
𝐸⃑⃑ = 𝑘 𝑟̂
𝑟2

Gambar 4.3. (a) Kuat medan listrik yang dihasilkan oleh sebuah muatan positif.
(b) Kuat medan listrik yang dihasilkan oleh sebuah muatan negatif.

Besarnya gaya Coulomb dari dua muatan 𝑞1 dan 𝑞2 yang berjarak r dapat ditulis
sebagai berikut:
𝑞1 𝑞2
𝐹⃑ = 𝑘 2 𝑟̂12
𝑟12
dengan k = 9 x 109 𝑁 𝑚2 𝐶 −2 adalah tetapan.

(a) (b)

Gambar 4.4. Gaya Coulomb pada benda bermuatan


18

Berdasarkan analogi hukum gravitasi Newton, kuat medan listrik dianalogikan


sebagai kuat medan gravitasi, gaya listrik dianalogikan sebagai gaya gravitasi,
tetapan (k) dianalogikan sebagai tetapan (G), muatan (q) dianalogikan sebagai
massa (m). Berdasarkan analogi di atas maka akan diperoleh persamaan medan dan
gaya gravitasi Newton sebagai berikut:
𝑚1
𝐸⃑⃑ = 𝐺 𝑟̂
𝑟2
Arah percepatan gravitasi selalu menuju ke pusat benda 𝑚1 .
𝑚1 𝑚2
𝐹⃑ = 𝐺 𝑟̂
𝑟2
dengan G = 6,67 x 10−11 𝑚3 𝑘𝑔−1 𝑠 −2 adalah tetapan.

Adapun penerapan gaya elektrostatika dalam kehidupan sehari-hari antara lain;


pada saat menyisir rambut maka rambut akan tertarik oleh sisir plastik, sobekan-
sobekan kertas dapat tertarik oleh penggaris yang telah digosok-gosokkan dengan
kain wol, halilintar, elektroskop, elektrokardiograf, theremin, mesin fotocopy dan
printer laser jet, penangkal petir, generator Van de Graff, alat penggumpalan asap
(electrostatic precipitator), cat semprot elektrostatis.

Cara kerja alat penangkal petir adalah pada saat muatan listrik negatif di bagian
bawah awan sudah tercukupi, maka muatan listrik positif di tanah akan segera
tertarik. Muatan listrik kemudian segera merambat naik melalui kabel konduktor,
menuju ke ujung batang penangkal petir. Ketika muatan listrik negatif berada cukup
dekat di atas atap, daya tarik-menarik antara kedua muatan semakin kuat, muatan
positif di ujung-ujung penangkal petir tertarik ke arah muatan negatif. Pertemuan
kedua muatan menghasilkan aliran listrik. Aliran listrik itu akan mengalir ke dalam
tanah melalui kabel konduktor sehingga sambaran petir tidak mengenai bangunan.
Tetapi sambaran petir dapat merambat ke dalam bangunan melalui kawat jaringan
listrik dan bahayanya dapat merusak alat-alat elektronik di bangunan yang
terhubung ke jaringan listrik tersebut. Selain itu juga dapat menyebabkan kebakaran
atau ledakan. Untuk mencegah kerusakan akibat jaringan listrik tersambar petir
biasanya di dalam bangunan dipasang alat yang disebut penstabil arus listrik.
19

Secara fisika, petir merupakan gejala alam yang bisa kita analogikan dengan sebuah
kapasitor raksasa. Dimana lempeng pertama adalah awan bisa lempeng negatif atau
lempeng positif dan lempeng kedua adalah bumi yang dianggap netral. Kapasitor
adalah sebuah komponen pasif pada rangkaian listrik yang bisa menyimpan energi
sesaat. Petir juga dapat terjadi dari awan ke awan, dimana salah satu awan
bermuatan negatif dan awan lainnya bermuatan positif. Petir terjadi karena ada
perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Proses
terjadinya muatan pada awan yaitu karena partikel-partikel penyusun awan
bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan
berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada
salah satu sisi atas atau bawah, sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi
sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan
terjadi pembuangan muatan negatif atau elektron dari awan ke bumi atau sebaliknya
untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang
dilalui elektron adalah udara. Pada saat elektron mampu menembus ambang batas
isolasi udara inilah terjadi ledakan suara. Petir lebih sering terjadi pada musim
hujan, karena pada keadaan tersebut udara mengandung kadar air yang lebih tinggi
sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir. Karena ada awan
bermuatan negatif dan awan bermuatan positif, maka petir juga bisa terjadi antar
awan yang berbeda muatan.
20

V. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Apabila terdapat dua benda bermuatan atau lebih dipisahkan dengan jarak
tertentu maka akan terdapat gaya-gaya yang bekerja pada muatan yang disebut
dengan gaya Coulomb atau gaya listrik. Secara matematis besar gaya listrik
𝑞1 𝑞2
dapat dituliskan sebagai berikut: 𝐹⃗ = 𝑘 𝑟̂ .
𝑟2

2. Sebuah benda yang bermuatan netral dapat bermuatan listrik apabila digosok-
gosokkan dengan benda lain tertentu.
3. Berdasarkan gambar visual garis-garis medan listrik, maka dapat disimpulkan
bahwa medan listrik adalah garis-garis medan yang ditimbulkan oleh muatan
listrik yang simbolkan dengan huruf 𝐸⃑⃑ . Secara matematis besar medan listrik
𝑞
dapat dituliskan sebagai berikut: 𝐸⃑⃗ = 𝑘 𝑟̂ .
𝑟2

4. Analogi medan dan gaya listrik terhadap gaya gravitasi Newton yaitu muatan q
pada medan listrik dianalogikan dengan massa m pada gaya gravitasi Newton,
Sedangkan tetapan k dianalogikan dengan gravitasi G pada gaya gravitasi
Newton. Secara matematis, medan dan gaya gravitasi dapat dituliskan sebagai
𝑚 𝑚1 𝑚2
berikut: 𝐸⃑⃗ = 𝐺 𝑟̂ dan 𝐹⃗ = 𝐺 𝑟̂ .
𝑟2 𝑟2

5. Penerapan gaya elektrostatika dalam kehidupan sehari-hari antara lain;


elektroskop, halilintar, generator Van de Graff, printer laser, mesin fotocopy
dan penangkal petir.
6. Cara kerja alat penangkal petir adalah pada saat muatan listrik negatif di bagian
bawah awan sudah tercukupi, maka muatan listrik positif di tanah akan segera
tertarik. Muatan listrik kemudian segera merambat naik melalui kabel
konduktor, menuju ke ujung batang penangkal petir. Ketika muatan listrik
21

negatif berada cukup dekat di atas atap, daya tarik-menarik antara kedua muatan
semakin kuat, muatan positif di ujung-ujung penangkal petir tertarik ke arah
muatan negatif. Pertemuan kedua muatan menghasilkan aliran listrik. Aliran
listrik itu akan mengalir ke dalam tanah melalui kabel konduktor sehingga
sambaran petir tidak mengenai bangunan.
7. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi
pembuangan muatan negatif atau elektron dari awan ke bumi atau sebaliknya
untuk mencapai kesetimbangan. Media yang dilalui elektron adalah udara. Pada
saat elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi
ledakan suara yang disebut petir.

Anda mungkin juga menyukai