Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR KERJA PESERDA DIDIK

(LKPD)

KELAS : XII IPA 1


NAMA :

1
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
Induksi elektromagnetik adalah gejala timbulnya gaya gerak listrik di
dalam suatu kumparan/konduktor bila terdapat perubahan fluks magnetik pada
konduktor tersebut atau bila konduktor bergerak relatif melintasi medan magnet.
Ggl Induksi
Gaya gerak listrik (ggl) induksi adalah timbulnya gaya gerak listrik di
dalam kumparan yang mencakup sejumlah fluks garis gaya medan magnetik,
bilamana banyaknya fluks garis gaya itu divariasi. Dengan kata lain, akan timbul
gaya gerak listrik di dalam kumparan apabila kumparan itu berada di dalam
medan magnet yang kuat medannya berubah-ubah terhadap waktu.
Penghantar yang bergerak dalam medan magnet dengan kecepatan (v)
akan menyapu luasan yang terus berubah. Perubahan luas inilah yang
menyebabkan terjadinya induksi magnetik pada ujung-ujung penghantar. Induksi
magnetik ini juga disebut sebagai GGL Induksi Perumusan GGL Induksi yang
terjadi pada penghantar yang bergerak dalam medan magnet dinyatakan sebagai
berikut:
𝜀 = −𝐵𝑙𝑣 cos 𝜃 (1)
Keterangan:
𝜀 : GGL induksi (Volt)
𝐵 : induksi magnet (Wb/m2)
𝑙 : panjang penghantar (m)
𝑣 : kecepatan gerak penghantar (m/s)

Hubungan antara arah gerak kawat, arah medan magnet, dan arah arus induksi
(arus imbas) ditentukan dengan kaidah tangan kanan.

Gambar 1. Kaidah tangan kanan untuk menentukan arah arus induksi.

2
Contoh soal

Sebuah kawat yang panjangnya 2 m bergerak tegak lurus pada medan magnetik dengan
kecepatan 12 m/s, pada ujung-ujung kawat timbul beda potensial 1,8 V. Tentukan
besarnya induksi magnetik!
Penyelesaian:
Diketahui: 𝑙 = 2 𝑚; 𝑣 = 12 𝑚/𝑠; 𝜀 = 1,8 𝑉
Ditanya: 𝐵 … ?
Jawab:
Karena 𝑉 ⟘ 𝐵, maka besar induksi magnetiknya adalah:
𝜀 = 𝐵. 𝑙. 𝑣
𝜀 1,8 1,8
𝐵= = = = 0,075 𝑇
𝑙. 𝑣 2.12 24

1. Fluks magnetik
Kuat medan magnetik dinyatakan dengan lambang B yang disebut dengan
induksi magnet, induksi magnetik menyatakan kerapatan garis gaya magnet.
Sedangkan fluks magnetik menyatakan banyaknya jumlah garis gaya yang
menembus permukaan bidang secara tegak lurus, yang dapat dinyatakan dalam
persamaan, sebagai berikut.

Gambar 2. Fluks magnetik.

Dalam hal ini , fluks magnetik didefinisikan sebagai pekalian medan


magnetik B dengan luasan A yang dibatasi oleh rangkaiannya :
𝛷 = 𝐵. 𝐴 (2)
Karena medan magnetik sebanding dengan jumlah garis medan magnetik per
satuan luas, fluks magnetik tersebut sebanding dengan jumlah garis yang melalui
luasan tersebut .

3
Jika medan magnetik tidak tegak lurus terhadap permukaannya, seperti
pada gambar b , fluks magnetik didefinisikan sebagai ,
𝛷 = 𝐵𝐴 cos 𝜃 (3)
Keterangan:
Φ = fluks magnetik (Wb = weber)
B = induksi magnet (T atau WB.m-2)
A = luas permukaan bidang (m2)
θ = sudut yang dibentuk antara arah B dengan garis normal (radian atau derajat)

2. Hukum Faraday
Telah kita ketahui bahwa sebuah atau GGL akan mengalirkan arus listrik
melalui suatu rangkaian tertutup. Jika arus listrik mengalir didalam suatu
rangkaian, disekitar arus tersebut akan timbul fluks magnet.

Gambar 3. Percobaan Faraday

Dari persamaan GGL Induksi yang terjadi pada penghantar yang bergerak
dalam medan magnet dinyatakan sebagai berikut :

∆𝛷
𝜀 = −𝑁 (4)
∆𝑡
Keterangan:
𝜀 : GGL induksi antara ujung-ujung penghantar (Volt)
𝑁 : Banyak lilitan kumparan
∆𝛷 : Perubahan fluks magnet (Wb)
∆𝑡 : Selang waktu untuk perubahan fluks magnet (s)

Jika perubahan fluks magnetik terjadi dalam selang waktu singkat


(∆𝑡 → 0), ggl induksi pada ujung-ujung kumparan diberikan oleh persamaan:

𝑑𝛷
𝜀 = −𝑁 (5)
𝑑𝑡

4
Persamaan di atas diturunkan pertama kali oleh Michael Faraday sehingga
persamaan-persamaan ini dikenal sebagai persamaan Faraday atau hukum
Faraday, yang berbuyi sebagai berikut:

“Ggl induksi yang timbul pada ujung-ujung suatu penghantar atau kumparan
sebanding dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh loop
penghantar atau kumparan tersebut”.

3. Hukum Lenz
Hukum Lenz ditemukan oleh ilmuwan fisika bernama Friederich Lenz
pada tahun 1834. Hukum Lenz merupakan hukum fisika yang memberikan
pernyataan tentang GGL (Gaya Gerak Listrik) Induksi. Hukum ini menjelaskan
arah arus induksi akibat adanya GGL induksi tersebut.
Berdasarkan hukum Faraday, perubahan fluks magnetik akan
menyebabkan timbulnya beda potensial antara ujung kumparan. Apabila kedua
ujung kumparan itu dihubungkan dengan suatu penghantar yang memiliki
hambatan tertentu, maka akan mengalir arus yang disebut arus induksi dan beda
potensial yang terjadi disebut ggl induksi. Faraday pada saat itu baru dapat
menghitung besarnya ggl induksi yang terjadi, tetapi belum menentukan ke mana
arah arus induksi yang timbul pada kumparan. Lenz menyatakan bahwa :
“Jika ggl induksi timbul pada suatu rangkaian, maka arah arus induksi
yang dihasilkan sedemikian rupa sehingga menimbulkan medan magnetik induksi
yang menentang perubahan medan magnetik (arus induksi berusaha
mempertahankan fluks magnetik totalnya konstan)”

Gambar 4. Arah arus induksi berdasarkan hukum Lenz (a) magnet mendekati kumparan
(b) magnet menjauhi kumparan.

Ketika kedudukan magnet dan kumparan diam, tidak ada perubahan fluks
magnet dalam kumparan. Tetapi ketika kutub utara magnet digerakkan mendekati

5
kumparan, maka timbul perubahan fluks magnetik yang semakin membesar
akibatnya timbul fluks magnetik yang menentang pertambahan fluks magnetik
awal. Oleh sebab itu, arah fluks induksi harus berlawanan dengan fluks magnetik.
sehingga fluks total yang dilingkupi kumparan selalu konstan.
Begitu juga pada saat magnet digerakkan menjauhi kumparan, maka akan
terjadi pengurangan fluks magnetik dalam kumparan, akibatnya pada kumparan
timbul fluks induksi yang menentang pengurangan fluks magnet, sehingga fluks
totalnya selalu konstan.

Menentukan arah simpangan jarum galvanometer :

Arah simpangan galvanometer sesuai dengan arah arus yang masuk galvanometer

Gambar 5. Arah galvanometer ke kanan

Karena ujung kumparan A didekati kutub magnet utara (U), maka ujung
kumparan A menjadi kutub utara (U) dan B menjadi kutub selatan (S). Dengan
aturan tangan kanan diperoleh arah arus listrik keluar dari ujung kumparan A.
Sehingga jarum galvanometer menyimpang ke arah kanan.

Gambar 6. Arah Galvanometer ke kiri

Karena ujung kumparan A dijauhi kutub magnet utara (U), maka ujung
kumparan A menjadi kutub selatan (S) dan B menjadi kutub utara (U). Dengan
aturan tangan kanan menggenggam diperoleh arah arus listrik keluar dari ujung B.
Sehingga jarum galvanomter menyimpang ke arah kiri.

6
Arah arus induksi dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan yaitu jika
arah ibu jari menyatakan arah induksi magnet maka arah lipatan jari-jari yang lain
menyatakan arah arus induksi.

Contoh soal

Fluks magnetik yang dilingkupi oleh suatu kumparan berkurang dari 0,5 Wb
menjadi 0,1 Wb dalam waktu 5 sekon. Kumparan terdiri atas 200 lilitan dengan
hambatan 4 Ω. Berapakah kuat arus listrik yang mengalir melalui kumparan?
Penyelesaian:
Diketahui: 𝛷1 = 0,5 𝑊𝑏; 𝛷1 = 0,1 𝑊𝑏; 𝑁 = 200 lilitan; 𝑅 = 4 𝛺; ∆𝑡 = 5 𝑠
Ditanya: 𝐼 … ?
Jawab:
Ggl induksi dihitung dengan persamaan:
∆𝛷 (0,5 − 0,1) (200)(0,4) 80
𝜀 = −𝑁 = −200 =− =− = −16 𝑉𝑜𝑙𝑡
∆𝑡 5 5 5
Tanda (-) menyatakan reaksi atas perubahan fluks, yaitu fluks induksi berlawanan
arah dengan fluks magnetik utama. Arus yang mengalir melalui kumparan adalah:
𝜀 16
𝐼= = =4𝐴
𝑅 4

Soal Latihan

1. Sebuah kumparan memiliki 80 lilitan, fluks magnetiknya mengalami


peningkatan dari 1,40 × 10−3 Wb menjadi 1,40 × 10−3 Wb dalam
waktu 0,8 s. Tentukan ggl induksi rata-rata dalam kumparan tersebut!
2. Sebuah kumparan memiliki hanbatan 12 ohm, diletakkan dalam fluks
magnetik yang berubah terhadap waktu, yang dinyatakan dalam 𝛷 =
(3𝑡 − 8)3 , dengan 𝛷 dalam Wb dan t dalam sekon. Berapakah arus
yang mengalir dalam kawat pada 𝑡 = 4 𝑠?

Anda mungkin juga menyukai