I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidang statistika dapat dianggap sebagai bahasa khusus yang juga didapat untuk
berkomunikasi. Kekhususan statistika sebagai bahasa tidak berarti bahwa harus
berkomunikasi secara berbeda, tetapi kekhususan dimaksud hanya sekedar
untuk mendorong supaya cara dalam berbicara atau menyajikan data lebih tepat
dan akurat. Statistika sebagai bahasa juga memiliki aturan main sebagaimana
bahasa-bahasa lainnya, statistika kata-kata dan gramatikanya. Namun demikian,
statistika merupakan bahasa yang terbatas penggunaannya. Dengan statistika
kita hanya mampu mebicarakan tentang ciri-ciri atau karakteristik tentang
berbagai hal (benda atau sifat) yang kita amati. Sebelum statistika mampu
berfungsi sebagai bahasa komunikasi yang baik, ia harus diberikan masukan
terlebih dahulu berupa data mentah hasil obeservasi atau hasil penelitian.
Statistika bisa digunakan untuk ukuran sebagai wakil dari kelompok fakta
mengenai nilai: nilai rata-rata mahasiswa, rerata produktivitas perusahaan,
persentase keberhasilan belajar, ramalan kemampuan mahasiswa memprediksi
hasil produksi pertanian dan sebagainya. Untuk memperoleh sejumlah
informasi yang menjelaskan masalah untuk ditarik kesimpulan yang benar, arus
melalui beberapa proses, yaitu proses pengumpulan informasi, pengolahan
informasi, dan proses penarikan kesimpulan. Kesemuanya itu memerlukan
pengetahuan tersendiri yang disebut statistika.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang terdapat dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan statistik dan statistika serta perbedaannya?
2. Apakah yang dimaksud dengan populasi dan sampel serta formulasinya?
3. Bagaimanakah cara menyajikan data numerik?
4. Apakah yang dimaksud dengan ukuran gejala pusat dan ukuran letak?
5. Bagaimanakah keterkaitan antara simpangan dengan varians atau dispersi?
2
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan antara statistik dan statistika.
2. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan dan persamaan yang digunakan
untuk mengetahui populasi dan sampel sebuah data statistik.
3. Mahasiswa dapat menyajikan data numerik dalam bentuk tabel dan grafis.
4. Mahasiswa mengetahui secara lebih dalam mengenai ukuran gejala pusat,
ukuran tata letak, dan hubungan antara simpangan terhadap variasi suatu
data statistik.
3
II. PEMBAHASAN
2. Statistika Interferensi
Statistika interferensial merupakan kebalikan dari statistika deskriptif,
statistika interferensial merupakan statistika yang berkenaan dengan cara
penarikan kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dari sampel untuk
menggambarkan karakteristik atau ciri dari suatu populasi. Dengan demikian
dalan statistika interferensial dilakukan suatu generalisasi dan hal yang
bersifat khusus ke hal yang bersifat lebih luas. Oleh karena itu statistika
interferensial disebut juga statistik induktif atau statistik penarikan
kesimpulan.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel
adalah bagian ddari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi misal karena terbatasnya dana, tenaga, dan waktu maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang di ambil dari populasi itu. Sampel
yang diambil dari populasi harus representatif atau mewakili.
2. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sample. Untuk menentukan
sampel yang digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling
yang digunakan.
Teknik
Sampling
- Sampling sistematis
- Simple Random
- Sampling kuota
Sampling
- Sampling incidental
- Proportionet Statisfied
- Purposive sampling
random sampling
- Sampling jenuh
- Area (cluster) sampling
- Snowball sampling
Teknik sampling terdiri dari 2 macam yaitu probability sampling dan non
probability sampling.
a. Probability Sampling
6
b. Nonprobability Sampling
Adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel.
1) Sampling Sistematis
Berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor
urut. Misalnya nomor ganjil saja.
2) Sampling Kuota
Menentukan sampling dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu
sampai jumlah kuota yang diinginkan.
3) Sampling Idental
Teknik penentuan sampel berdasarkan kebtulan yaitu siapa saja yang
secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel.
4) Sampling Purposive
Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan dan kriteria tertentu.
5) Sampling Jenuh
Teknik bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
7
6) Snowball Sampling
Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian
membesar, ibarat bola salju yang menggelinding yang kemudian
lama-lama akan menjadi besar.
Dimana:
n = Ukuran sampel
N = Populasi
e = Persentase kelonggaran ketidakterikatan karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih diinginkan
b. Tabel penentuan sampel yang dikembangkan oleh Isac dan Michael.
Data ordinal memiliki level yang lebih tinggi dari data nominal. Jika
dalam data nominal semua data kategori dianggap setara maka pada
data ordinal ada tingkatannya.
b. Data Kuantitatif
Data berupa angka yang dalam arti sebenarnya jadi berbagai operasi
matematika dapat dilakukan pada data kuantitatif. Data kuantitatif
dibedakan menjadi 2, yaitu:
1) Data Interval
Menempati level pengukuran data yang lebih tinggi dari data ordinal
karena selain dapat bertingkat urutannya juga urutan tersebut dapat
dikuantitatifkan. Contohnya IP mahasiswa.
2) Data Rasio
Data yang tingktannya lebih tinggi diantara jenis data lainnya.
Perbedaannya dengan data interval adalah data rasio mempunyai titik
nol dalam artian yang sesungguhnya.
daripada disajikan dalam bentuk kata-kata. Penyajian data dalam bentuk tabel
dan grafik akan membuat proses pengambilan keputusan lebih tepat, cepat, dan
akurat. Selain berupa angka-angka ringkasan (summary figures), penyajian data
juga dapat berbentuk tabel dan grafik. Tabel merupakan kumpulan angka-angka
yang disusun menurut kategori-kategori tertentu sehingga memudahkan untuk
pembuatan analisis data. Sedangkan grafik merupakan gambar-gambar yang
menunjukan secara visual data berupa angka (mungkin juga dengan symbol-
simbol) yang biasanya juga berasal dari tabel-tabel yang telah dibuat. Baik tabel
maupun grafik bisa dipergunakan untuk menyajikan croos section data dan data
berkala.
1
= (𝑋 + 𝑋2 + ⋯ + 𝑋𝑖 + ⋯ + 𝑋𝑛 )
𝑛 1
𝑋̅ dibaca X bar, yaitu symbol rata-rata.
𝑋̅ merupakan perkiraan 𝜇.
Atau
∑𝑘𝑖=1 𝑀𝑖 . 𝑓𝑖
𝑋̅ =
∑𝑘𝑖=1 𝑓𝑖
Dimana 𝑀𝑖 = nilai tengah kelas interval ke-I (untuk data berkelompok).
11
= 11.
Untuk data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi,
mediannya dihitung dengan rumus:
1
𝑛−𝐹
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝 (2 )
𝑓
Dimana:
B adalah batas bawah kelas median, ialah kelas dimana median akan
terletak,
p adalah panjang kelas median,
n adalah ukuran sampel / banyaknya data,
F adalah jumlah semua frekuensi sebelum kelas median,
f adalah frekuensi kelas median.
2) Kwartil
Jika sekumpulan data dibagi menjadi 4 bagian yang sama banyak,
sesudah disusun menurut urutan nilainya, maka bilangan pembaginya
disebut kwartil. Ada 3 buah kwartil, ialah kwartil pertama (K1), kwartil
kedua (K2), dan kwartil ketiga (K3). Untuk menentukan nilai kwartil
maka cara yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
i. Susun data menurut urutan nilainya.
ii. Tentukan letak kwartil.
13
3) Desil
Jika kumpulan ini dibagi menjadi 10 bagian yang sama maka diperoleh
9 pembagi dan tiap pembagi dinamakan desil, karenanya ada 9 buah
desil, yaitu: desil pertama, desil kedua, …, desil kesembilan, yang
disingkat dengan D1, D2, …, D9.Desil-desil ini dapat ditentukan dengan
cara:
i. Susunan data menurut nilainya,
ii. Tentukan letak desail,
iii. Tentukan nilai desil.
Letak desil ditentukan oleh rumus:
𝑖(𝑛 + 1)
𝑙𝑒𝑡𝑎𝑘 𝐷𝑖 = 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒
10
Dimana, i = 1,2,3, …, 9.
Untuk data dalam distribusi frekuensi nilai Desil dihitung dengan rumus;
𝑖
𝑛−𝐹
𝐷𝑖 = 𝑏 + 𝑝 ( 10 )
𝑓
yang lebih besar dari rata-rata tersebut. Dengan kata lain, ada variasi atau
disperse dari nilai-nilai tersebut, baik terhadap nilai lainnya maupun terhadap
rata-ratanya (rata-rata hitung, median, atau modus). Terdapat tiga kelompok nilai
yaitu kelompok nilai homogen (tidak bervariasi), kelompok nilai heterogen
(sangat bervariasi), dan kelompok nilai relative homogeny (tidak begitu
bervariasi).
1. Pengukuran dispersi data tidak dikelompokkan.
a) Nilai Jarak
Diantara ukuran variasi yang paling sederhana dan paling mudah
dihitung ialah nilai jarak (range). Jika suatu kelompok nilai (data) sudah
disusun menurut urutan yang terkecil (X1) sampai dengan yang terbesar
(Xn), maka untuk menghitung nilai jarak dipergunakan rumus berikut:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 = 𝑁𝐽 = 𝑋𝑛 − 𝑋1
Atau
𝑁𝐽 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
b) Rata-rata Simpangan
Rata-rata simpangan (RS) adalah rata-rata hitung dari absolut nilai
simpangan yang dirumuskan sebagai berikut:
1
𝑅𝑆 = ∑|𝑋𝑖 − 𝑋̅|
𝑛
Untuk simpangan selalu diambil nilai mutlaknya. Simpangan terhadap
median dirumuskan sebagai berikut:
1
𝑅𝑆 = ∑|𝑋𝑖 − 𝑀𝑒𝑑|
𝑛
c) Simpangan Baku
Di antara ukuran disperse atau variasi, simpangan baku adalah yang
paling digunakan, sebab mempunyai sifat-sifat matematis yang sangat
penting dan berguna untuk pembahasan teori dan analisis. Simpangan
baku merupakan salah satu ukuran dispersi yang diperoleh dari akar
kuadrat positif varians. Varians adalah rata-rata hitung dan kuadrat
simpangan setiap pengamatan terhadap rata-rata hitungnya. Dalam
varians ada yang disebut sebagai varians populasi dan varians sampel.
15
sebagai berikut:
𝑛
1
𝑆 = ∑(𝑋𝑖 − 𝑋̅ )2
2
𝑛
𝑖=1
𝑛
1 (∑𝑛 𝑋𝑖 )2
𝑆 = √ {∑ 𝑋𝑖 2 − 𝑖=1 }
𝑛 𝑛
𝑖=1
∑𝑛 𝑓𝑖 (𝑀𝑖 − 𝜇)2
𝜎 = √ 𝑖=1
𝑁
III. KESIMPULAN
Statistic merupakan kumpulan bahan keterangan atau data yang berbentuk angka-
angka yang dapat digunakan untuk analisis dalam pembuatan suatu keputusan.
Dalam data statistic terdapat istilah populasi dan sampel. Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam statistik data yang diperoleh dapat
disajikan dengan tabel maupun grafik. Dengan adanya data-data tersebut maka
dapat terlihat ukuran gejala pusat (rata-rata) dan ukuran letak seperti median,
kwartil dan desil sehingga dapat ditentukan variasi dan simpangannya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Endrayanto, Poly. Dkk. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hanli. 2012. Modul Ukuran Gejala Pusat dan Ukuran Letak. Diunduh dari
https://palenggahanlincakreyot.files.wordpress.com/2012/10/modul-4-
pdf12.pdf pada tanggal 23 Agustus 2019 Pukul 10.04 WIB.