Anda di halaman 1dari 13

1.

Democritus; Latar Belakang dan Penemuan Teori


Atom
Democritus adalah seorang filsuf Yunani yang berkeyakinan bahwa atom yang terlalu
kecil untuk dilihat. Filsuf bukanlah ilmuwan, mereka tidak menguji ide-ide
mereka, sebaliknya menggunakan penalaran untuk mendukung keyakinan mereka.
Bagi filsuf, penalaran manusia lebih unggul dari eksperimen. Democritus
menggunakan contoh pantai untuk mendukung teorinya. Dari kejauhan, pantai
tampaknya menjadi massa solid, tetapi saat mendekat dapat kita temukan bahwa pantai
terbuat dari butiran kecil pasir terlalu kecil untuk dilihat dari kejauhan. Disebutkan
bahwa alasan ini berasal dari observasi di mana butiran pasir dapat bersama-sama
membentuk sebuah pantai. Dalam analoginya, pasir adalah atom, dan pantai adalah
senyawa. Analogi ini kemudian dapat dihubungkan dengan pengertian Democritus
terhadap atom yang tidak bisa dibagi lagi; walaupun sebuah pantai dapat dibagi ke
dalam butiran-butiran pasirnya, butiran pasir ini tidak dapat dibagi. Democritus
juga beralasan bahwa atom sepenuhnya padat, dan tidak memiliki struktur internal.
Dia juga berpikir harus ada ruang kosong antar atom untuk memberikan ruang
untuk pergerakannya (seperti pergerakan dalam air dan udara, atau fleksibilitas benda
padat). Sebagai tambahan, Democritus juga menjelaskan bahwa untuk menjelaskan
perbedaan sifat dari material yang berbeda, atom dibedakan ke dalam bentuk, massa
dan ukurannya.

2. Dalton; Latar Belakang dan Penemuan Teori


Atom
Dalam buku pertamanya pada 1793, Observasi dan Esai Meteorologis, Dalton
menulis bahwa setiap gas ada dan bertindak secara independen dan fisis secara murni.
Pada 1802, ia menyatakan hukum tentang tekanan parsial dalam “Esai Eksperimental
tentang Konstitusi Gas Campuran; pada Tekanan Uap dari air dan cairan lain dalam
temperatur yang berbeda, baik dalam ruang hampa Torricellian dan di udara; pada
Penguapan, dan pada ekspansi gas oleh panas”. Dalton juga merumuskan hubungan
antara tekanan uap dan suhu. Pada tahun
1803 ketika mencoba untuk menjelaskan hukumnya tekanan parsial, Dalton
mulai merumuskan teori atom. Dia mempelajari oksida nitrogen untuk pengujian
Dr. Priestle y tentang persentase nitrogen di udara. Untuk mempertahankan teori atom,
pada tahun 1810, Dalton menerbitkan Bagian II dari Sistem Baru Filsafat Kimia,
yang memberikan bukti empiris terhadap hal tersebut. Para ilmuwan meyakini bahwa
unsur dikombinasikan satu sama lain alam proporsi tertentu untuk membentuk
senyawa. Dalton menyatakan bahwa alasan hal tersebut dapat terjadi karena unsur
terdiri dari atom-atom.

Gambar 1. Tabel Simbol Massa Unsur


Pemikiran dan konsep ini didasarkan pada massa dan simbol atom, kemudian
diterbitkan pada tahun 1803 dan menjadi dasar dari bahasa kimia. Dalton mendasarkan
tabel massa atom dengan menggunakan hidrogen sebagai dasar. Senyawa terdaftar
sebagai biner, terner, kuartener, dan lain-lain (molekul terdiri dari dua, tiga, empat,
dan lain-lain atom) dalam sistem baru ini filsafat kimia tergantung pada jumlah atom
senyawa yang ada dalam yang paling sederhana, bentuk empiris. Dalton menyajikan
struktur atom senyawa dengan simbol-simbol visual dan mendalilkan teori atom:
1. Semua materi terdiri dari partikel kecil yang dikenal sebagai
atom.
2. Atom tidak dapat dihancurkan dan diubah - atom suatu unsur tidak dapat
diciptakan, dimusnahkan, dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil atau
berubah menjadi unsur lain. (Postulat-postulat ini didasarkan pada hipotesis dari
hukum kekekalan massa. Penemuan partikel subatomik setelah penemuan oleh
Dalton, menunjukkan bahwa atom dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil, tetapi postulatnya masih berguna dalam menjelaskan hukum
kekekalan massa dalam kimia).
3. Unsur-unsur dibedakan berdasarkan massa atom; atom-atom dari unsur yang
berbeda memiliki massa yang berbeda.
4. Ketika unsur-unsur bereaksi, atom-atom unsur tersebut bergabung dalam rasio
sederhana;
postulat ini membantu dalam menjelaskan 'hukum perbandingan tetap'.
5. Ketika unsur bereaksi, atom-atom unsur tesebut terkadang bergabung dalam lebih
dari satu rasio sederhana; postulat ini menjelaskan rasio berat nitrogen-oksigen
dalam berbagai oksida nitrogen.

Gambar 2. (a) Menurut teori atom Dalton, atom-atom unsur yang sama
adalah identik, tetapi atom-atom dari satu unsur berbeda dari atom-atom
unsur lain, (b) Senyawa terbentuk dari atom-atom unsur X dan Y. Dalam kasus
ini, perbandingan atom-atom unsur X terhadap Y adalah 2:1. Perlu diingat
bahwa reaksi kimia hanya menghasilkan pengaturan kembali atom-atom, bukan
penciptaan atau pengrusakan/peniadaan (Raymond Chang, 2010).
Dalton juga memasukkan postulat tambahan: ‘Ketika atom-atom bergabung hanya
dalam satu rasio, gabungan tersebut harus menjadi biner satu, kecuali ada beberapa
penyebab yang menyebabkan sebaliknya’. Penemuan ini menjadi kontroversial
dan menyebabkan penerimaan teori atom Dalton menjadi tertunda selama bertahun-
tahun. Teori atom Dalton pertama kali diusulkan pada tanggal 21 Oktober 1803.
Terobosan fundamental ini menarik perhatian dan Dalton segera dipanggil untuk
mengulangi pernyataannya. Teori atom Dalton langsung dapat diterima oleh banyak
peneliti (Thomas Thomson, William Hyde Wollaston), tetapi ada oposisi yang cukup
kuat (Humphrey Davy) sebelum khalayak umum menerima peran atom dalam materi.
Meskipun ada beberapa pihak yang mengatakan bahwa Dalton gagal
menghasilkan pengetahuan yang sahih pada masanya, teori atom Dalton memiliki
pengaruh besar terhadap pemikiran ilmuwan lain. Karyanya dipublikasikan di awal
dan mendapat dukungan yang
kuat oleh Thomas Thomson, Avogadro mengatakan ia memanfaatkan ide-ide Dalton
yang terdapat dalam “Sistem Kimia” Thomson yang diterbitkan pada tahun 1807.
Thomson mengunjungi Dalton pada 1804 untuk membahas teori gas campuran, dan
Dalton merevisi beberapa idenya berdasarkan diskusi mereka. Thomson menulis sebuah
makalah tahun 1813 dengan judul: “Teori Daltonian tentang Proporsi Pasti dalam
Kombinasi Kimia”, dan makalah tersebut berisi pernyataan, “Pendapat Sir H. Davy
bahwa air adalah senyawa terner dari atom oksigen dengan dua atom hidrogen, tidak
bisa disetujui”. Jadi, temuan Avogadro pada topik ini tidak diterima oleh semua
kalangan (ilmuwan) pada waktu itu.

3. Perkembangan Teori Atom dari Democrius ke


Dalton
Konsep atom pertama kali dikemukakan oleh filsuf Yunani, Leucippus
dan Democritus sekitar 440 SM, dan meskipun kemudian ditentang oleh Aristoteles
dan semua yang meyakini filsafat ilmiah, konsep atom ini mendapat dukungan
sampai pada periode Dalton. Pierre Gassendi (1592-1655) adalah seorang pendukung
kuat teori atom Demokritus, dan ia menggambarkan posisi teori tersebut sebagai berikut:
atom tidak dapat diciptakan atau dihancurkan, atom bersifat solid, memiliki berat, dan
tidak dapat dibagi; memiliki ukuran yang pasti meskipun berukuran sangat-sangat
kecil. Beberapa tahun kemudian Robert Boyle (ia menggunakan istilah sel-sel
(corpuscles) merujuk pada atom) dan Isaac Newton (dengan istilah partikel primitif),
mereka berdua adalah pendukung teori atom Democritus (atomis).
Gagasan bahwa atom dapat disatukan untuk membentuk kelompok yang lebih
lengkap dan rumit juga disetujui oleh beberapa penggiat teori atom awal, terutama
Gassendi. Namun, bukti konklusif dari gagasan tersebut berasal dari percobaan dari
Proust, hukum Komposisi Konstan, yang menunjukkan bahwa komposisi tembaga
karbonat, ketika disintesis dengan melarutkan tembaga dalam asam dan kemudian
membentuk endapan dengan menambahkan natrium karbonat, adalah sama dengan
terjadinya tembaga karbonat 'malachite green' secara alami. Meskipun hukum ini
ditentang oleh beberapa ilmuwan, terutama Berthollet, hukum ini segera diterima

Page 554
sebagai prinsip kimia karena banyak orang yang percaya akan kebenaran hukum ini
bahkan sebelum ditemukan oleh Proust.
Kelahiran masa kimia modern ditandai dengan terbitnya buku Lavoisier “Traite
Elementaire de Chimie” pada tahun 1789. Pada 1777 Lavoisier mengajukan teori
baru tentang pembakaran dengan mendalilkan peran oksigen (yang Lavoisier sebut
sebagai udara murni), dan kemudian (1783) ia menentang teori phlogiston. Ciri
khas karya Lavoisier adalah penekanan pada pengukuran kuantitatif, dan pernyataan
yang jelas tentang kekekalan massa dalam perubahan kimia. Pada tahun 1787, de
Morveau, Lavoisier, Berthollet, dan de Fourcroy bersama-sama menulis buku dengan
judul “Methode de Nomenklatur Chimique”, nama-nama sistematis untuk senyawa
kimia yang menggantikan nama umum, dan juga mengusulkan simbol kimia baru oleh
Hassenfratz dan Adet.
Jadi, ketika Dalton mulai mengawali teori atom, ilmu kimia mengalami
perubahan melampaui akar atau dasar alkimia, didasarkan pada studi kuantitatif.
Sebagian besar hukum stoikiometri (istilah yang diperkenalkan oleh Richter untuk
menggambarkan hukum kuantitatif komposisi kimia) telah dirumuskan, dan hukum
Richter ekivalen memungkinkan tabel pertama bobot setara yang akan diproduksi pada
tahun 1792. Richter telah menetapkan bahwa dalam reaksi kimia (terutama asam dengan
basa), proporsi pasti berat reaktan, dan penemuan-penemuan ini menjadi langkah kunci
menuju deduksi Dalton tentang berat atom. Percobaan ilmiah Dalton pertama berasal
dari kecintaannya pada meteorologi. Salah satu kesimpulan ilmiah yang paling
penting pada masa itu adalah bahwa air merupakan komponen dari udara pada
semua suhu, dan ia menghasilkan tabel tekanan uap air pada temperatur yang berbeda
berdasarkan hasil percobaannya sendiri. Karya ini dikenal dengan Hukum Tekanan
Parsial.
Dalam menghitung berat atomnya, Dalton mengadopsi aturan umum
tentang komposisi molekul, didasarkan pada senyawa yang dikenal pada saat itu.
Aturan Dalton yang pertama dan yang paling penting, yaitu: “Bila hanya satu
kombinasi dari dua benda dapat diperoleh, kombinasi tersebut dianggap menjadi biner,

Page 554
kecuali terdapat beberapa penyebab yang menjelaskan sebaliknya”. Aturan ini tepat
mengingat dimasukkannya kata
'penyebab' dan diadopsi oleh banyak ilmuwan lain. Namun tentu saja aturan umum ini
tidak sah karena atom memiliki valensi yang berbeda, sehingga konsep ini tidak
diperkenalkan sampai pertengahan abad ke-19. Aturan lain Dalton seperti “ketika
dua kombinasi yang diamati, kombinasi tersebut harus dianggap menjadi biner dan
terner”, dan bahwa ketika tiga kombinasi diamati dan diprediksi menjadi satu biner dan
dua terner, dan lainnya, tidak valid, karena alasan yang sama (valensi). Dalton
menegaskan temuannya melalui pernyataan: “dari penerapan aturan-aturan ini, melalui
fakta-fakta kimia sudah dibuktikan, kami menyimpulkan; (1) Bahwa air adalah
senyawa biner dari hidrogen dan oksigen, dan bobot relatif dari dua atom dasar adalah
mendekati 1:8, (2) Amonia merupakan senyawa biner dari hidrogen dan nitrogen, dan
bobot relatif dari kedua atom adalah mendekati 1:5”. Bobot atomyang berasal dari
aturan-aturan ini hampir semua didasarkan pada pengukuran kuantitatif dari ilmuwan
lain.
Rumus yang tepat dari air dan amonia disimpulkan pada tahun 1811 oleh
Avogadro, dengan melihat implikasi hukum Gay-Lussac terkait penggabungan
volume. Pada tahun 1809 Gay-Lussac memberikan 16 contoh reaksi gas, di mana
volume gas berinteraksi berada dalam proporsi yang sederhana, salah satunya 100
volume oksigen dikombinasikan dengan volume 199,89 hidrogen (deviasi dari 200
disebabkan sejumlah kecil nitrogen dalam hidrogen), dan satu lagi; 100 volume
nitrogen dikombinasikan dengan 300 volume hidrogen untuk memberikan 200 volume
amonia. Dalton sendiri mengulangi eksperimen pada dekomposisi amonia, dengan
melewatkan gas melalui tabung panas merah, dan menemukan bahwa rata-rata 26
volume nitrogen yang diproduksi untuk 74 volume hidrogen. Gay-Lussac mengatakan
bahwa pengamatannya sangat sesuai dengan gagasan jenius Dalton tentang komposisi
molekul.
Namun di balik kesuksesan teori atom Dalton sebagai pionir teori atom modern,
ada sejarah panjang penemuan dan perkembangan terkait konsep dan teori atom yang

Page 554
bermula dari Democritus. Perkembangan teori atom dari Democritus sampai John
Dalton tersaji pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1 Tabel Perkembangan Teori Atom Dari Democritus – Dalton (Lancelot Law
Whyte,1961)
No Nama Ilmuwan Tahun Temuan/Teor
1. Pythagoras 550 SM Angka adalahi hal esensi dari benda,
angka
digambarkan sebagai pola-pola titik.
2. Anaxagoras 498-428 Alam semesta pada awalnya adalah
SM kekacauan dari benda-benda kecil.
3. Leucippus 450 SM Leucippus adalah guru Democritus.
4. Democritus 420 SM Democritus, pemikir yang lebih sistematis,
melanjutkan ide-ide gurunya. Alam
semesta yang tak terbatas terdiri dari
entitas-entitas utama yang tak terpisahkan,
semuanya adalah ‘zat’ yang sama tetapi
dengan berbagai ukuran

dan bentuk, solid (hard), permanen, dan


tak dapat diubah. Atom-atom ini bergerak
tanpa

Page 554
henti seturut kebutuhan kausal. Semua
yang ada di alam semesta adalah hasil dari
perbedaan dalam ukuran, bentuk, letak,
peran, dan gerak atom-atom dari suatu
5. Plato 427-347 Menekankan pentingnya geometri, dan
substansi.
SM dalam Timaeus memberikan representasi
geometris partikel api, tanah, udara, dan air:
tetrahedron, kubus, segi delapan, dan
6. Aristoteles 384-322 Mengakui bahwa Democritans telah
icosahedron.
SM melakukan upaya rasional untuk menafsirkan
perubahan, tetapi doktrinnya tentang
substansi dan esensi bertentangan dengan
atomisme. Gagasannya tentang minima
alami (partikel terkecil) diumumkan secara
jelas dan diistimewakan daripada ide-ide
7. Epicurus 341-270 Merumuskan kembali dan
Democritus.
SM menyambung gagasan-gagasan Democritus
Sekitar tahun 200 SM minat pada atomisme mulai menurun, meskipun filsafat
Epicurean berusaha mencegah terjadinya hal tersebut.
8. Asclepiades 124 BC Menganggap penyakit disebabkan oleh
perubahan ukuran, pengaturan, dan gerak
atom- atom dalam tubuh.
9. Titus Lucretius 98-55 BC Mendukung teori atom Democritus
Carus melalui puisi atomisme, menganggap puisi
sebagai risalah dalam fisika.
10. Hero dari 25 Menekankan pentingnya ukuran dan bentuk
Alexandria ruang kosong antara partikel-partikel tubuh.
Gagasannya mempengaruhi Galileo,
Bacon, dan Descartes.
11. Galen 170 Menentang pandangan Asclepiades
tentang atom, berdasarkan keyakinannya
pada keberatan Kristen tentang atomisme.
12. Isidore dari 560-636 Mengumpulkan ide-ide tentang atom,
Seville membedakan ‘atom-atom’ benda,
waktu, angka, dan lain-lain dalam
13. Rhazes 865-924 Mengembangkan
ensiklopedinya. gagasan jenis-jenis atom.
14. Maimonides 1135-1204 Melaporkan pandangan bangsa Arab
terhadap atomisme, mengerahkan pengaruh
pada pemikiran kaum Eropa.
15. Nicolaus dari 1300-1350 Kritikus Aristoteles, mempertimbangkan
Autrecourt gerak atom-atom di bawah tarikan antar
16. Nicholas dari 1401-1464 Pemerhati
atom. atomisme Yunani dan
Cusa mendukung pandangan atom tersebut dengan
17. Leonardo da Vinci 1452-1519 Matematika
argumen baru.dapat terlihat dalam semua
fenomena dan kelima unsur utama, tetapi
tidak pada atomisme.
18. Copernicus 1473-1543 Sel-sel kecil dan tak terbagikan, yang
disebut atom tidak dapat ditangkap oleh
indera tetapi dapat ditempatkan dalam
kuantitas besar sehingga terlihat.
19. Thomas Langley 1546 Penganut teori atom dan kekosongan oleh
Democritus, menghubungkan teori atomisme
Yunani dengan ilmu-ilmu baru dalam
mekanika, kimia, dan lain-lain.
20. Giordano Bruno 1548-1600 Dunia fisik terdiri dari minima diskrit
dalam gerakan abadi.
21. Francis Bacon 1561-1626 Mendukung gagasan-gagasan Democritus
dan Hero, namun dengan beberapa
modifikasi; “Teori Democritus yang
berkaitan dengan atom, jika tidak benar,
setidaknya berlaku dengan pengaruh yang
baik terhadap eksposisi alam”. Atom adalah
bagian terkecil dari benda dan partikel utuh
22. Galileo Galilei 1564-1642 Menerapkan ide Democritus secara
tanpa kekosongan.
spekulatif
Page 556
ke dalam panas dan cahaya,
menunjukkan bahwa gerakan partikel
mempengaruhi sifat- sifat fisik benda dan
memisahkan hubungan dan gerakan spasial
dari persepsi warna, tingkat panas, dan lain-
23. Kepler 1611 Ilmuwan P ythagorean, menganggap
lain.
kristal heksagonal butiran salju mungkin
terdiri dari padatan gelembung-gelembung
bola. Ia mempercayai atom psikis, atau
monad, dipengaruhi oleh planet-planet.
24. Shakespeare 1599 Menggunakan frasa ‘menghitung atom-
atom’ sebagai simbol bagi sesuatu di luar
kekuatan manusia.
Pada tahun 1624, parlemen Paris memutuskan bahwa pendukung atau pengajar
teori atom (Democritus) atau menentang doktrin Aristoteles, dikenakan hukuman
25.
mati.D. Sennert 1572-1644 Mempublikasikan aplikasi sistematis ide-ide
atom ke dalam kimia (misalnya atom-atom
dapat dipulihkan dari senyawanya, emas
dari larutan dalam asam) yang diikuti oleh
ilmuwan kimia lainnya (J. Junge, E. de
Claves) sebelum Boyle.
26. M. Mersenne 1588-1648 Menerima atomisme Democritan,
tetapi sebagai suatu hipotesis, bukan filsafat
27. Descartes 1596-1650 Mengganti
material. atomisme Democritan dengan
medium (eter) dengan sifatnya sendiri, yang
terdiri dari partikel yang jauh lebih kecil.
28. J. C. Magnenus 1646 Menerbitkan laporan lengkap atomisme
Democritan, alasan-alasan yang
mendukung, dan aplikasi dalam kimia.
29. Pierre Gassendi 1592-1655 Filsuf dan matematikawan Perancis yang
berpengaruh dalam atomis modern,
mengembangkan teori non-
matematika
komperhensif atomisme, dan menegaskan
bahwa atom terletak pada jarak tertentu
dengan atom lain berdasarkan aksi-aksi
antara atom- atom tersebut. Gassendi
melampaui Democritus dalam
memperkenalkan gagasan tentang ukuran
30. Thomas Hobbes 1588-1679 Ruang antar atom-atom diisi oleh fluida.
yang pasti untuk atom utama.
31. G. A. Borelli 1608-1679 Mengembangkan teori atom kinetik,
menggunakan argumen rasional untuk
membuktikan bahwa benda-benda harus
terdiri dari jumlah terbatas partikel yang
terpisah dalam gerakan, sifat fisik yang
dianggap berasal dari variasi bentuk
partikel dan aksi gaya eksternal (gaya
gravitasi) menuju pusat bumi.
32. Joseph Glanvill 1668 Dalam karyanya Plus Ultra dan Philosophia
Pia mempertahankan gagasan atom dari
pihak penentang; atomisme adalah hipotesis
yang diperlukan, namun harus ada prinsip
yang mendasari tatanan atom –
pengaturan dan gerak.
33. Water Charleton 1654 Menerbitkan survei tentang atomisme,
ia membuktikan bahwa ada lebih dari

7.1017
34. R. Boyle 1623-1691 Menjelaskan konsepsi
‘atom’ di sebutir dupa. suatu unsur kimia,
menggunakan ide-ide abad pertengahan dan
atom. Boyle menyusun suatu hirarki
partikel- partikel; primer, sekunder, dan
35. R. Hooke 1635-1703 Bentuk-bentuk teratur berbagai jenis
seterusnya.
terutama kristal, muncul dari pengaturan
partikel- partikel globular. Panas dihasilkan
dari gerak osilasi partikel yang lebih kecil,

www.pendidikanfisika.fkip.unsri.ac.id dan semua Page 558


partikel berada dalam getaran (bergetar).
36. C. Huygens 1629-1695 Menyusun teori kuantitatif menyeluruh
berdasarkan mekanika (pre-Newtonian)
gerak atom yang ditentukan oleh prinsip-
prinsip kekekalan.
37. Isaac Newton 1642-1727 Dalam Principia, Newton menerapkan
prinsip kesamaan dinamik interaksi partikel
yang menunjukkan bahwa hukum Boyle
untuk gas bisa diperoleh pada asumsi
bahwa gas terdiri dari partikel keras yang
saling bertabrakan satu sama lain dan
38. G. W. Leibniz 1646-1716 Awalnya adalah atomis material, namun
berbading terbalik dengan jarak.
kemudian mengembangkan ajaran monad
non- fisik.
39. E. Swedenborg 1688-1772 Mengembangkan doktrin titik natural/alami
dengan kecenderungan bergerak, sebagai asal
dari semua fenomena geometris dan mekanis
40. David Bernoulli 1700-1782 Menggunakan ide Huygens dan ilmuwan
atom lain di abad ke-17, menghasilkan teori
kinetik pos-Newtonian tentang fluida dan
menggunakan hukum gas Boyle.
41. R. Boscovich 1711-1787 Menerbitkan teori matematika umum tentang
atomisme, berdasarkan gagasan Newton dan
Leibniz dengan perubahan bagi fisika atom.
42. Joseph Priestley 1772 Mengkaji prinsip simultanuitas dan
independen partikel-partikel titik oleh
Boscovich dan Michell
43. J. L. Proust 1754-1826 Membuktikan bahwa senyawa
mengadung unsur-unsur kimia dalam
44. B. Higgins 1741-1818 Kombinasi kimia dalam proporsi tertentu,
proporsi konstan.
yang ia sebut dengan ‘kejenuhan’,
merupakan hasil dari menyeimbangkan
gaya tarik dan tolak
antara partike-partikel kimia.
45. John Dalton 1766-1844 Merumuskan prinsip bahwa setiap unsur
kimia terdiri dari atom-atom identik, menjadi
kombinasi atom-atom dari unsur-unsur yang
berbeda dalam proporsi sederhana, dan
Dalton mendefinisikan ‘berat atom’
sebagai massa atom dibandingkan suatu
atom hidrogen. Prinsip ini mampu
menjangkau fakta-fakta stoikiometri proses
kimia sederhana tidak membuktikan
kebenaran atomisme, tetapi merupakan cara
yang menunjukkan nilai pendekatan atom,
aplikasi sistematis dan keberhasilan pertama
pengamatan kuantitatif.

www.pendidikanfisika.fkip.unsri.ac.id Page 560

Anda mungkin juga menyukai