Anda di halaman 1dari 130

BEDAH SKL

A. Kimia Dasar
Rangkuman Materi
- Perkembangan teori atom
- Hubungan konfigurasi electron dengan system periodik unsur

1. Nomor Atom, Nomor Massa, dan Lambang Atom


Lambang atom ditunjukkan dengan notasi berikut :
A
Z X
Keterangan
A : nomor massa = p (proton) + n (neutron)
Z : nomor massa = p (proton) = e (elektron)
X : lambing kimia untuk unsur

Kation  bermuatan positif  melepaskan/


kehilangan elektron

Ion

Anion  bermuatan negatif  menangkap/


memperoleh tambahan elektron
Contoh :
32
16 S  nomor atom = p = e = 16
nomor massa = 32
32
16 S2   2– berarti menangkap dua electron (memperoleh tambahan elektron
sebanyak 2) Jadi, jumlah elektron ion S2- = 16 + 2 = 18
7
3 Li   +1 berarti melepas satu elektron atau kehilangan satu elektron
Jadi, jumlah elektron ion Li+ = 3 – 1 = 2

2. Isotop, Isoton, dan Isobar


a. Isotop (jumlah proton atau nomor atom sama)
13 14
Contoh : 6 C dan 6 C memiliki jumlah proton sama, yaitu 6.
b. Isoton (jumlah neutron sama)
28 30
Contoh : 13 Al dan 15 P memiliki jumlah neutron sama, yaitu 15.
c. Isobar (nomor massa sama)
14 14
Contoh : 6 C dan 7 N memiliki nomor massa sama, yaitu 14.

3. Perkembangan Teori Atom


a. Teori atom Democritus
Materi disusun oleh bagian yang sangat kecil, yaitu partikel yang tidak
dapat dibagi bagi yang disebut sebagai atomos.
b. Teori atom Daltom
- Setiap materi disusun oleh partikel yagn tidak dapat dibagi bagi
menjadi partikel yang lebih sederhana yang disebut atom.
- Atom suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain.
- Atom-atom dari beberapa unsur dapat bergabung membentuk senyawa.
c. Teori atom J.J Thomson (model atom roti kismis)
Atom berbentuk bulat dengan muatan listrik positif yang tersebar merata
dalam atom dan dinetralkan oleh elektron-elektron yang berada di antara
muatan positif.
d. Teori atom Rutherford
- Atom terdiri atas inti bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron
bermuatan negative.
- Sebagian besar atom terdiri atas ruang hampa
e. Teori atom Niels Bohr
- Elektron bergerak mengelilingi inti pada lintasan tertentu yang disebut
kulit.
- Setiap lintasan elektron memiliki tingkat energi tertentu.
- Dalam keadaan stasioner, elektron tidak menyerap ataupun
memancarkan energy.
- Jika elektron dengan tingkat energy rendah pindah ke lintasan dengan
tingakt energy tinggi maka elektron akan menyerap energi, peristiwa
ini disebut eksitas. Sebaliknya, jika elektron pindah dari lintasan
dengan tingkat energi tinggi ke lintasan dengan tinggi energy lebih
rendah maka elektron akan memancarkan energi, peristiwa ini disebut
deeksitasi.
f. Teori atom mekanika kuantum
- Louis de Broglie : gerakan elektron bersifat materi dan bersifat
gelombang.
- Werner Heisenberg : tidak mungkin menentukan posisi serta
momentum elektron yang pasti dalam atom, yang dapat ditentukan
adalah suatu kemungkinan menemukan elektron pada satu titik dengan
jarak tertentu dari inti atom.
- Erwin Schrödinger : volume ruang yang memiliki kemungkin terbesar
ditemukannya elektron disebut orbital atom.

4. Konfigurasi Elektron
a. Bilangan kuantum
(i) Bilangan kuantum utama (n) : menyatakan tingkat energi utama
elektron. Bilangan kuantam utama mempunyai harga mulai dari 1,
2, 3, dan seterusnya (bilangan bulat positif) serta dinyatakan
dengan lambang K, L, M, dan seterusnya. Semakin tinggi nilai n
semakin tinggi pula energi elektron.
Contoh : n = 1  kulit K
n = 2  kulit L
n = 3  kulit M
(ii) Bilangan kuantum azimuth (l) : menunjukkan bentuk suatu orbital
dan subkulit (sub tingkat energi) yang ditempati elektron.
Contoh : l = 0  s
l=1p
l=2d
l=3f
Nilai bilangan kuantum azimuth (l) tidak mungkin lebih dari (n - 1)
(iii) Bilangan kuantum magnetic (m) : menunjukkan arah orbital yang
ditempati elektron pada suatu subkulit. Setiap orbital maksimum
diisi oleh 2 elektron.
Contoh : subkulit p  l = 1
-1 0 +1
m=

Nilai m dimulai dari –l sampai +l

(iv) Bilangan kuantum spin (s) : menunjukkan arah rotasi atau putaran
elektron dalam suatu orbital.
1 1
Contoh : ↿ s   ↾ s
2 2
b. Cara pengisian elektron
(i) Prinsip aufbau
“Elektron-elektron dalam suatu atom cenderung untuk menempati
subkulit yang berenergi rendah kemudian baru ke tingkat energy
yang lebih tinggi”

Tingkat energy subkulit bergantung pada nilai n + l.

(ii) Aturan Hund


“Orbital-orbital dengan energy yang sama, masing-masing diisi
lebih dulu oleh satu elektron dengan arah (spin) yang sama dan
setelah semua orbital masing-masing terisi satu elektron
kemudian elektron akan memasuki orbital-orbital secara urut
dengan arah (spin) berlawanan”
Contoh : 3d5 = ↿ ↿ ↿ ↿ ↿ (benar)
3d5 = ↿⇂ ↿⇂ ↿ (salah)

(iii) Larangan Pauli


“Elektron-elektron suatu atom tidak boleh memiliki keempat
bilangan kuantum yang sama.”
Meskipun nilai n, l, dan m dari dua elektron sama, nilai s atau arah
putaran elektron harus berbeda.
(iv) Orbital penuh dan setengah penuh
Contoh : 3d4 4s2 menjadi 3d5 4s1
3d9 4s2 menjadi 3d10 4s1
Pengisian orbital penuh atau setengah penuh pada subkulit d
bertujuan agar konfigurasi elektron menjadi lebih stabil.

5. Perkembangan Sistem Periodik Unsur


a. Sistem triad : tiga unsur yang memiliki kemiripan sifat kelompokkan
menjadi satu.
1
Massa atom unsur yang di tengah = jumlah massa atom dua unsur yang
2
lain.
b. Hukum oktaf Newlands : unsur-unsur dibagi menjadi 7 kelompok dan
diurutkan menurut kenaikan massa atom relatifnya. Sifat unsur yang sama
akan terulang secara periodic pada urutan ke=8.
c. Sistem periodik unsur Mendeleev : daftar unsur diurutkan menurut
kenaikan massa atom relatifnya.
d. Sistem periodik modern : unsur-unsur dususun menurut kenaikan nomor
atomnya.

6. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Sistem Periodik Unsur


a. Periode
Nomor periode menunjukkan jumlah kulit. Unsur-unsur yang mempunyai
jumlah kulit yang sama pada konfigurasi elektronnya, terletak pada
periode yang yang sama. Periode ditandai dengan nilai n terbesar dalam
konfigurasi elektron suatu unsur.

b. Golongan
Nomor golongan menunjukkan jumlah elektron valensi (elektron pada
kulit terluar). Unsur-unsur yang terletak pada golongan yang sama,
memiliki elektron valensi yang sama.

7. Sifat-sifat Keperiodikan Unsur


a. Jari-jari atom : jarak antara inti atom dengn kulit terluar.
b. Energy ionisasi : energi minimum yang dibutuhkan untuk melepas satu
elektron yang terikat paling lemah dalam atom.
c. Afinitas elektron : energi yang melepaskan jika suatu atom menerima
elektron.
d. Keelektronegatifan : kecenderungan suatu atom menarik elektron
(menjadi ion negatif).

8. Susunan Elektron Stabil


Setiap unsur (selain gas mulia) memiliki kecenderungan untuk memiliki
konfigurasi elektron yang stabil seperti unsur gas mulia. Untuk memperoleh
konfigurasi elektron yang stabil, suatu unsur membentuk ikatan dengan unsur
yang lain dengan cara melepas atau menangkap elektron. Unsur dengan
nomor atom 1 sampai 5 (yaitu : H, Li, Be, dan B) mengikuti aturan duplet
untuk memperoleh konfigurasi elektron gas mulia, yaitu berusaha memiliki
elektron valensi sebanyak dua. Unsur selain H, Li, Be, dan B mengikuti
aturan oktet, yaitu memiliki elektron valensi sebanyak delapan.

BEDAH UN
1. Perhatikan tabel data beberapa unsur berikut.
Unsur Nomor Atom
P 11
Q 12
R 13
S 14

Grafik yang tepat menggambarkan perubahan energi ionisasi unsur-unsur


tersebut adalah…..(UN 2014/2015)
a. d.

b e.

Jawaban : e
Pembahasan
Unsur-unsur yang disebutkan dalam soal sebagian dari unsur-unsur periode
ketiga. Secara teoritis, energi ionisasi makin ke kanan makin besar. Tetapi
teori ini tidak berlaku pada unsur-unsur periode ketiga karena terdapat
penyimpangan pada aluminium dan sulfur.
Seharusnya : El Al > El Mg
Kenyataan : El Al < El Mg
Hal ini disebabkan kestabilan jumlah elektron valensi pada sub kulinya.
Dikatakan stabil jika subkulit terisi penuh atau setengah penuh.
12Mg : [Ne] 3s2 (kulit s terisi penuh  stabil)
13Al : [Ne] 3s2 3p1 (kulit p tidak terisi penuh  tidak stabil)
Dengan demikian, grafiknya adalah sebagai berikut.

2. Notasi unsur L dilambangkan sebagia berikut.


59
28 L
Konfigurasi elektron dan letak unsur L pada table periodik yang benar
adalah…
Konfigurasi Golongan Periode
Elektron
a. [Ar] 4s1 3d8 VIIIB 4
b. [Ar] 4s2 4p6 3d2 VIIIB 3
c. [Ar] 4s2 3d5 4p2 VB 4
d. [Xe] 6s2 3f2 latanaida 6
e. [Xe] 6s2 4f2 Latanaida 6

Jawaban : a
Pembahasan :
59
Konfigurasi elektron unsur 28 L adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d8 atau [Ar] 4s2
59
3d8. Jadi unsur 28 L terletak pada golongan VIIIB, periode 4

Latihan Soal
1. Perhatikan letak unsur X pada sistem periodik berikut ini

X
Konfigurasi elektron unsur X berdasarkan sistem periodik unsur diatas
adalah….
a. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 4p2
b. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 4d4
c. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4
d. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p4
e. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s1 4p5

2. Sebuah unsur mempunyai diagram orbital sebagai berikut.


X = [Ar] ⇃↾ ⇃ ⇃ ⇃ ⇃ ⇃

Konfigurasi elektron untuk unsur X adalah …. (Nomor atom Ar = 18)


a. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d7
b. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 4p5
c. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4p5 3d2
d. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d5
e. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 4p6 3d5

3. Diketahui konfigurasi elektron unsur-unsur berikut.


P : 1s2 2s2 2p6 3s2
Q : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
R : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
S : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2
T : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6

Pasangan unsur yang memiliki sifat kimia yang mirip adalah….


a. P dan Q
b. P dan R
c. Q dan R
d. R dan S
e. R dan T
4. Diketahui unsur-unsur berikut.
4K, 9L, 18M, 35N, dan 49O
Unsur yang terletak dalam golongan yang sama pada sistem periodik
adalah….
a. K dan L
b. K dan M
c. L dan M
d. L dan N
e. N dan O

Rangkuman Materi
- Unsur-unsur golongan utama dan unsur golongan transisi yang terdapat di
alam.
- Sifat-sifat fisika dan kimia unsur-unsur golongan utama dan unsur golongan
transisi.

1. Unsur-Unsur Penting di Alam


Unsur-unsur di alam lebih banyak berupa senyawa dibandingkan dalam
keadaan bebas sesuai bentuk unsurnya. Unsur gas mulia terdpat dalam bentuk
bebas dan unsur gas mulia ditemukan dalam bentuk senyawa alami di alam.
Unsur-unsur gas mulia termasuk dalam 90 jenis unsur yang terdapat di alam,
sedangkan sisanya merupakan unsur buatan seperti plutonium dan amerisum.
Beberapa unsur logam dapat ditemukan dalam keadaan bebas maupun dalam
keadaan senyawa seperti emas, perak, platina, dan tembaga.
Unsur non-logam juga ada dalam keadaan bebas dan dalam bentuk
senyawa seperti oksigen, nitrogen, dan karbon. Unsur atau senyawa yang banyak
terdapat dalam bahan-bahan alam disebut mineral. Mineral diolah untuk diambil
unsurnya sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak semua
mineral dilakukan pengolahan, tergantung besarnya kandungan unsur di dalamnya
dan tingkat kesukaran proses pengolahannya. Saat ini orang lebih memilih daur
ulang aluminium bekas daripada mengambil dari bijihnya karena bianya lebih
murah.
Unsur Mineral Rumus Kimia Mineral
Alkali
Li Spoudemen LiAl(SiO3)2
Na Garam, sendawa chili, karnalit NaCl, NaNO3, KMgCl3
K Silvit, garam petre, karnalit KCl, KNO3, KCl . MgCl2 . 6H2O
Rb Lepidolit Rb2(FOH)2Al2(SiO3)3
Cs Polutit, Thortveitite CsAl4Si9O26 . H2O, Sc2Si2O
Alkali Tanah
Be Beril Be3Al2(SiO3)6
Mg Magnesit, dolomit, epsomit MgCO3, CaCO3 . MgCO3, MgSo4 .
7H2O
Ca Dolomit, batu kapur CaCO3 . MgCO3, CaCO3
Sr Salestit SrSO4
Ba Barit, witerit BaSO4, BaCO3
Periode 3
Na Garam, sendawa chili, karnalit NaCl, NaNO3, KMgCl3
Mg Magnesit, dolomit, epsomit MgCO3, CaCO3 . MgCO3, MgSO4 .
7H2O
Al Kriolit, bauksit SiO2
Si Silika Ca2(PO4), Ca3(PO4)2 . CaF2
P Fosforit, fluorapatit FeS2, ZnS, PbS
S Pirit, zink blende, galena NaCl
Cl Garam dapur
Ar Di alam dalam keadaan bebas
Transisi Periode ke-4
Ti Rutil, limenit TiO2, FeTiO3
V Vanadit Pb3(VO4)2
Cr Kromit FeCr2O4
Mn Pirolusit MnO2
Fe Hematit, magnetit, limonit Fe2O3, Fe3O4, Fe2O3 . H2O
Co Kobaltit, smaltit CoAsS, CoAs2
Ni Pentlandidt, garnetit (FeNi)S, H2(NiMg)SiO4 . 2H2O
Cu Kalkopirit, malasit, kalkosit CuFeS2, Cu(OH)2CO3, Cu2S
Zn Sphalerite, calamine ZnS, ZnCO3

2. Sifat-sifat Unsur
Alkali Alkani Tanah Transisi
- Jari-jari atom besar - Titik cair dan - Konduktor yang baik
- Konduktor yang baik kekerasan > alkali - Umumnya bersifat
- Energi ionisasi, - Jari-jari atom < alkali paramagnetic
keelektronegatifan, seperiode - Titik leleh/titik didih
dan afinitas elektron - Garamnya relatif tinggi
rendah menghasilkan warna - Bersifat logam
- Spektra emisi dengan tertentu
warna nyala yang - Energi ionisasi,
khas keelektronegatifan,
- Reduktor kuat dan afinitas elektron
- Bereaksi hebat dengan lebih besar daripada
air, hydrogen, oksigen unsur alkali seperiode
dan kalogen - Kurang reaktif
dibandingkan alkali
seperiode
- Reduktor yang baik

Halogen Gas Mulia Radioaktif


- Merupakan molekuk - Pada suhu kamar - Dapat menembus
diatomic berupa gas lempeng logam tipis
- Pada suhu kamar, F - Jari-jari atom, titik - Menghitamkan pelat
dan Cl berwujud gas, leleh, dan titik didih film
Br berwujud cair, l bertambah seiring - Dalam medan magnet
berupa padatan bertambahnya nomor terurai menjadi 3
- F berwarna kuning atom berkas sinar :
muda, Cl hijau muda, - Energi ionisasi - α  bermuatan
Br merah tua, l hitam, berkurang seiring positif, daya tembus
dan uap iodin ungu bertambahnya nomor kecil, daya ionisasi
- Kelarutan dalam air atom besar
berkurang dari F ke l - Kereakftifan - β  bermuatan
- Jari-jari atom dari atas bertambah dari atas negative, daya
ke bawah makin besar kebawah tembus > α, daya
- Afinitas elektron dan ionisasi < α
kereakfitan dari atas -  tidak bermuatan,
ke bawah berkurang daya tembus > α dan
- Energi ionisasi β, daya ionisasi < α
meningkat seiring dan β
berkurangnya nomor
atom
- Keeltronegatifn besar

3. Sifat Unsur Period eke-3


Sifat Fisik dan Unsur Paling Unsur Tengah Unsur Paling
Sifat Kimia Kiri Kanan
Keasaman Basa Amfoter Asam
Wujud Padat Padat Gas
Daya hantar listrik Baik Kurang baik Tidak baik
Jenis ikatan Ion Kovalen Kovalen
Titik didih Tinggi Lebih rendah Paling rendah
Potensial reduksi Kecil Lebih besar Paling besar
Keelektronegatifan Kecil Lebih besar Paling besar
Reaksi dengan Bereaksi hebat Tidak bereaksi Tidak bereaksi
asam
Jari-jari atom Besar Lebih kecil Paling kecil
Energi ionisasi Kecil Lebih besar Paling besar
Kerapatan Paling rapat Kurang rapat Kurang rapat

4. Proses Pengolahan Unsur


Unsur atau senyawa Proses Pengolahan Reaksi Akhir
Aluminium Hall-Heroult Al2O3(l)  2Al3+(l) + 3O2-(g)
Belerang Frasch dan Sisilia -
Magnesium Down MgCl2(l)  Mg2+(l) + 2Cl-(g)
Urea Wohler NH2COONH4(s) 
NH2CONH2(s) + H2O(g)
Ammonia Haber – Bosch N2(g) + 3H2(g) ⇋ 2NH3(g)
NaHCO3 Solvay Na2CO3(s) + H2O(l) + CO2(g)
 2NaHCO3(s)
Klorin Deacon dan Weldon 4HCl(g) + O2(g)  2H2O(l)
+ 2Cl2(g)
Asam nitrat Oswald 3NO2(g) + H2O(l) 
2HNO3(aq) + NO(g)
H2SO4 dengan Kontak H2S2O7(l) + H2O(l) 
katalis V2O5 2H2SO4(l)
H2SO4 dengan Bilik timbal SO3(g) + H2O(g) 
katalis gas No dan H2SO4(aq)
NO2
Gas Nitrogen Distilasi fraksinasi 2NaN3(s)  2Na(l) + 3N2(g)
udara
Logam alkali Kalsinasi -
Besi Tanur tinggi FeO(s) + CO(g)  Fe(l) +
CO2(g)
Bromin Ekstraksi MgBR2(aq) + Cl2(g) 
MgCl2(aq) + Br2(l)
Garam alkali tanah Reduksi 2Na(s)  H2(g) + 2NaH(s)
Krom Goldschmidt 2Al(s) + Cr2O3(s)  2Cr(s) +
Al2O3(s)
Tembaga Flotasi, 2Cu2O(s) + Cu2S(s) 
pemanggangan, 6Cu(s) + SO2(g)
reduksi, dan
elektrolisis

5. Kegunaan Unsur-Unsur di Alam


Alkali Alkali Tanah Transisi
Litium : paduan logam Berlilum : membuat Skandium : lampu
(alloy) dengan logam campuran dan intensitas tinggi.
aluminimum dan jendela sinar X Titanium : industry
magnesium Mg dan senyawannya : pesawat terbang.
Logam Na : bahan membuat logam Vanadium : per mobil
pembuatan anti ketukan campuran, kembang api, dan katalis pembuatan
pada bensin yaitu TEL lampu blits, dan bahan belerang.
(tetreatillead), bahan obat maag. Kromium : plating
pereduksi bijih laimn, Ca dan senyawanya : logam lainnya.
dan cairan pendidingin electrode dalam aki dan Mangan : pembuatan
pada reactor logam. reduktor dalam baja
Senyawa Na : bahan pengolahan logam. Besi: pembuatan baja,
baku pembuatan NaCl, Senyawa stronsium : memori computer, dan
industry sabun dan kaca membaut kembang api. elektronik
(Na2CO3), detergen, Nikel : melapisi logam
plastic dan soda kue agar tahan karat.
(NaHCO3). Tembaga : alat
KCl dan K2SO4 : elektronik.
pupuk. Seng : logam pelapis
Logam Cs dan Rb : anti karat, bahan cat
katoda pada lampu. putih

VA VIA VIIA
Nitrogen : pupuk dan Oksigen : pernapasan, Fluorin : zat pendingin
bahan pembeku dalam pembakaran, dan (freon), pengawet kayu
industry pengolahan oksidator. (NaF), dan pengukir
makanan. Belerang : bahan kaca (HF).
Fosfor : pembuatan membuat asam sulfat, Klorin : insektisida
korek api dan pelapis obat penyakit kulit, dan (DDT), plastic (PVC),
logam. pembasmi hama disinfektan (Ca(OCl)2),
Arsenik : insektisida tanaman. dan pelarut (CHCl3).
dan barang elektronik. Selenium dan Bromium : pemadam
Antimony : alloy pelat tellurium : alloy zat kebakaran (CH3Br) dan
aki, solder, roda gigi, aditif untuk warna kaca fotografi (AgBr).
dan baterai asam-timbal. Iodin : obat penyakit
Bismuth : alloy gondok (nal) dan obat
pengecor. luka (iodium tinctur).

Gas Mulia Unsur Periode Ketiga


Gas helium atau neon cair : Aluminium : pelapis alat dapur,
pendingin komponen pesawat terbang, dan
Gas xenon : pembiusan kaleng minuman.
Gas radon : terapi radiasi kanker Silicon : bahan transistor, membuat
gelas / kaca dan sel surya.
Sulfur : industry karet dan bahan
korek api gas.

6. Kegunaan Unsur Radioaktif


Radioisotop mencapai kestabilan dengan cara meluruh. Pada saat
meluruh, unsur radioaktif tersebut memancarkan radiasi berupa partikel dan
menghasilkan energi. Peluruhan unsur, pancaran radiasi, dan energi
tersebutlah yang digunakan dalam berbagai bidang. Berikut beberapa contoh
bidang kehidupan yang memanfaatkan sifat radioaktif.
a. Bidang industri
- Mendeteksi kebocoran pipa yang ditanam di dalam tanah atau beton.
- Menentukan keausan atau kekeroposan yang terjadi pada bagian
pengelasan antarlogam.
- Mengatur ketebalan besi baja, kertas, dan plastic.
- Menentukan sumber minyak bumi.
- Mendeteksi keretakan pada pesawat terbang.
b. Bidang kedokteran : mendeteksi penyakit
Unsur Medeteksi
Na-24 Ganguan peredaran darah
Fe-59 Laju pembentukan sel darah merah
C-11 Metabolism
I-131 Gangguan kelenjer tiroid
P-32 Penyakit mata, liver, tumor

c. Bidang kimia : analisis mekanisme reaksi kimia


- Isotope O-18  atom perunut sehingga asal molekul air diketahui.
- Analisis pengaktifan neutron.
- Sumber radiasi dan katalis reaksi kimia.
- Pembuatan unsur baru.
d. Bidang biologi
- Mengubah sifat gen dengan memberi sinar radiasi pada gen tertentu.
- Menentukan kecepatan pembentukan senyawa dalam fotosintesis
(isotope C-14).
- Meneliti gerakan air dalam batang tanaman.
- Mengetahui ATP dalam tubuh dengan radioisotope F-38.
e. Bidang hidrologi
- Na-24 dan I-131  mengetahui kecepatan aliran sungai
- C-14 dan C-13  menentukan umur dan asal tanah air.
- Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.
f. Bidang pertanian
- Teknik pemupukan yang baik.
- Pemberatasan hama tanaman yang tepat.
- Penggunaan bibit unggul.

Bedah UN
1. Perhatikan beberapa sifat unsur berikut.
(1) Unsurnya tidak terdapat bebas di alam.
(2) Mampu membentuk senyawa asam beroksigen
(3) Memiliki afinitas elektron yang besar
(4) Sifat oksidatornya kuat.
Sifat tersebut dimiliki oleh unsur…..
a. Halogen
b. Golongan oksigen
c. `golongan nitrogen
d. Alkali
e. Periode ketiga
(UN 2014/2015)
Jawaban : a
Pembahasan :
Berikut penjelasan sifat-sifat unsur tersebut :
- Point (3) dan (4) = memiliki afinitas besar dan oksidator kuat,
menunjukkan bahwa unsur tersebut terletak di sebelah kanan sistem
periodik unsur.
- Point (2) = mampu membentuk senyawa asam beroksigen lebih dari satu,
menunjukkan bahwa unsur tersebut adalah golongan halogen. Halogen
mampu membentuk asam oksihalida.
- Point (1) = tidak terdapat bebas di alam, menunjukkan bahwa tersebut
adalah halogen. Unsur halogen adalah unsur-unsur yang reaktif dan selalu
berusaha untuk berikatan, minimal dengan dirinya sendiri membentuk
molekul diatonic.
Jadi, yang memiliki sifat-sifat tersebut adalah unsur halogen
2. Perhatikan senyawa yang mengandung unsur golongan IA dan IIA berikut.
(1) KNO3
(2) NalO3
(3) CaC3
(4) SrSO4
(5) Na2SO4
(6) K2SO4
Senyawa yang digunakan untuk membuat campuran garam dapur dan
mematangkan buah adalah nomor…..
a. (1) dan (2)
b. (2) dan (3)
c. (3) dan (4)
d. (4) dan (5)
e. (5) dan (6)
(UN 2013/2014)
Jawaban : b
Pembahasan :
Berikut kegunaan senyawa yang benar
(1) KNO3 = pupuk kimia untuk merangsang pertumbuhan buah dan mencegah
kerontokan buah dan bunga.
(2) NalO3 = garam beriodium untuk mencegah penyakit gondok
(3) CaC2 = untuk mempercepat kematang buah
(4) Na2SO4 = pembuatan detergen dan pulp kertas
(5) K2SO4 = pupuk kimia untuk tanaman

Latihan Soal
1. Perhatikan tabel dibawah ini
No. Unsur Mineral Kegunaan
1 Barium Barit Nyala hijau pada kembang api
2 Kalium Dolomit Bahan bangunan
3 Magnesium Karnalit Anasida sebagia obat maag
4 Mangan Pirolusit Zat aktif dalam baterai
5 Stronsium Selestit Bahan kerangka rudal
Berasarkan tabel ditas, pasangan data yang tepat terdapat pada nomor….
a. (1) dan (3)
b. (1) dan (4)
c. (2) dan (3)
d. (3) dan (5)
e. (4) dan (5)

2. Perhatikan persaam reaksi pengolahan unsur berikut.


4HCl(g) + O2(g)  2H2O(g) + 2Cl2(g)
Nama proses pembentukan unsur dari persamaan reaksi di atas adalah….
a. Siemen-Martin
b. Deacon
c. Sel Downs
d. Wohler
e. Frasch

Rangkuman Materi
Ikatan Kimia dan gaya antarmolekul

1. Ikatan Ion dan Ikatan Kovalen


Ikatan Ion Ikatan Kovalen
1. Terjadi antara ion positif dan ion 1. Terjadi berdasarkan pengunaan
negatif elektron bersama.
2. Terjadi antara unsur logam 2. Terjadi antara unsur nonlogam
(golongan IA – IIIA) dengan unsur dengan unsur nonlogam.
nonlogam (golongan IVA-VIIA). 3. Titik didih atau titik leburnya
3. Terjadi antara unsur yang memiliki rendah.
energi ionisasi kecil dengan unsur 4. Mudah menguap.
yang memiliki afinitas elektron 5. Terdiri atas :
besar. Kovalen tunggal  elektron yang
4. Terjadi jika perbedaan digunakan bersama sebanyak satu
keelektronegatifan besar. pasang.
5. Titik didih dan titik leburnya tinggi. Kovalen rangkap  elektron yang
6. Leburannya menghantarkan arus digunakan bersama sebanyak dua
litrik pasang.
7. Keras, tetapi rapuh Kovalen rangkap tinga 
8. Mudah larut dalam pelarut polar. elektron yang digunakan bersama
sebanyak tiga pasang.
Kovalen koordinasi  pasangan
elektron bersama dari satu pihak.
Berdasarkan kepolarannya, ikatan kovalen dapat dikeompokkan sebagai berikut.
Kovalen polar Kovalen Non-polar
- Momen dipol ≠0 - Momen dipol = 0
- Bersifat elektrolit - Bentuk molekuk simetris
- Bentuk molekul tidak simetris - Perbedaan keelektronegatifan kecil
- Perbedaan keelektronigatifan besar - Tidak ada pasangan elektron bebas
- Ada pasangan elektron bebas - Contoh : Cl2, N2, H2, CCl4
- Contoh : HF, KCl, CH3Cl, NH3,
PCl3, H2S
Kepolaran suatu senyawa dipengaruhi oleh perbedaan keelektronegatifan
unsur-unsur penyusunnya. Makin besar perbedaan keelektronegatifan unsur-unsur
penyusunnya, makin polar senyawa tersebut.

2. Penulisan Ikatan Kovalen dengan Rumus Lewis


Aturan penulisan struktur Lewis sebagai berikut.
a. Molekul-molekul kecil atau ion poliatomik biasanya tersusun atas atom
puat yang dikelilingi oleh atom-atom lain. Atom yang mempunyai
keelektronegatifan lebih kecil menjadi atom pusat, seperti C < N < O < Cl.
Contoh : stuktur Lewis CO2
O=C=O
b. Dalam beberapa kasus, suatu atom terikat pada atom dengan
keelektronegatifan lebih besar, misalnya pada molekul H2O atau NH3.
Contoh : struktur Lewis NH3

c. Molekul ion poliatomik dengan rumus simetris biasanya memiliki rumus


struktur pula, misalnya SCl2 adalah simetris dengan atom CL memiliki
keelektronegatifan lebih besar daripada atom pusat S.
Contoh : struktur Lewis SCl2
Cl – S - Cl
d. Asam-asam oksi adalah zat dengan atom O terikat pada atom pusat. Satu
atau lebih atom H biasanya terikat langsung pada atom O.
Contoh : stuktur Lewis H3PO4

3. Gaya Antarmolekul
Molekul akan bersifat polar jika ikatannya polar dan bentuk molekul tidak
simetris. Secara umum, ikatan antaratom yang berbeda dapat dianggap polar.
a. Gaya tarik menarik dipol sesaat-dipol terimbas (gaya London)
Merupakan gaya tarik-menarik antarmolekul dalam zat yang non-polar.
Dipol sesaat terbentuk karena adanya pergerakan elektron saat
mengelilingi inti. Saat elektron berada pada salah satu sisi, sisi tersebut
akan cenderung bermuatan negatif, sedangkan sisi lainnya bermuatan
positif. Terbentuknya dipol sesaat ini akan mengimbas atau memberikan
efek pada molekul di sebelahnya sehingga terjadi gaya tarik dipol sesaat-
dipol terimbas.

(a) keadaan normal, sebaran muatan simetris, (b) terjadinya dipol sesaat

b. Gaya tarik dipol-dipol


Gaya tarik dipol-dipol terjadi pada molekul yang bersifat polar. Kutub
positif dari suatu molekul polar cenderung akan mendekati kutub negative
dari molekul polar lainnya.
c. Gaya tarik dipol-dipol terimbas
Gaya tarik dipol-dipol terimbas terjadi antara molekul polar dan non-polar.
Jika suatu molekul non-polar berdekatan dengan molekul polar, pada
molekul non-polar akan terbentuk dipol yang berlawanan muatan dengan
dipol molekuk polar di dekatnya.
d. Ikatan hidrogen
Ikatan hydrogen terjadi antara atom H dengan atom F, O, dan N d ari
molekul lainnya.

e. Gaya Van der Waals


Gaya Van der Waals merupakan gaya antarmolekul yang dimiliki oleh
suatu zat yang mempunyai gaya dipol-dipol disamping gaya London.

Bedah UN
1. Perhatikan data sifat fisik dari dua buah zat berikut.
Titik Leleh Daya Hantar Listrik
Senyawa
(oC) Lelehan Larutan
P -115 Tidka menghantarkan Menghantarkan
Q 810 Menghantarkan Menghantarkan
Berdasarkan data tersebut, jenis ikatan yang terdapat pada senyawa P dan Q
adalah….
a. ion dan kovalen non-polar
b. kovalen polar dan kovalen non-polar
c. kovalen polar dan ion
d. kovalen polar dan hydrogen
e. hydrogen dan ion
(UN 2015/2016)
Jawaban : c
Pembahasan :
Sifat-sifat ikatan ion :
a. Pada suhu kamar berwujudu padat
b. Titik didih dan titik lelehnya tinggi
c. Larut dalam air
d. Lelehan dan larutannya menghantarkan listrik
Sifat-sifat ikatan kovalen polar :
a. Pada suhu kamar berwujud padat, cair, dan gas
b. Titik didih dan titik lelehnya rendah
c. Larut dalam air
d. Larutannya menghantarkan arus listrik

2. Perhatikan ilustrasi dari triklorometana (CHCl3) berikut.

Berdasarkan gambar, gaya dipol sesaat ditunjukan oleh nomor…


a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
e. (5)
(UN 2014/2015)
Jawaban : c
Pembahasan :
Dipol sesaat terjadi pada molekul non-polar. Jika pada molekul nonpolar
terjadi dipol sesaat maka antarmolekul tersebut terjadi gaya dikenal dengan
gaya London. Jadi, gaya dipol sesaat terdapat pada nomor (3)
Latihan Soal
1. Unsur P, Q, R, S, dan T memiliki nomor atom berturut-turut 11, 12, 15, 17 dan
35. Pasangan berikut yang dapat membentuk ikatan kovalen adalah….
a. P dan S
b. P dan T
c. Q dan S
d. Q dan T
e. R dan S

2. Perhatikan struktur Lewis HNO3 berikut.

Ikatan kovalen koordinasi dan kovalen tunggal ditunjukkan oleh nomor….


a. 1 dan 2
b. 1 dan 4
c. 2 dan 3
d. 2 dan 5
e. 4 dan 5

Rangkuman Materi
Teori domain elektron
Bentuk molekul adalah gambaran tentang susunan atom-atom dalam
molekul berdasarkan susunan ruang pasangan elektron dalam atom atua molekul,
baik pasangan elektron yang bebas maupun yang berikatan. Bentuk molekul dapat
diperikaran berdasarkan teori domain elektron dan teori hidridisasi.
1. Teori Domain Elektron
Teori domain elektron adalah suatu cara meramalkan geometri molekul
berdasarkan tolak-menolak elektron-elektron pada kulit luar atom pusat. Teori ini
merupakan penyempurnaan dari teori VESPR. Teori domain elektron mempunyai
prinsip-prinsip dasar sebagai berikut.
a. Antardomain elektron pada kulit luar atom pusat saling tolak-menolak
sehingga domain elektron akan mengatur diri (mengambil formasi)
sedemikian rupa sehingga tolak-menolak diantaranya menjadi minimu.
b. Urutan kekuatan tolak-menolak di antara domain elektron, yaitu
tolakan antara domain elektron bebas > tolakan antara domain elektron bebas
dengan domain elektron ikatan > tolakan antara domain elektron ikatan.
c. Bentuk molekul hanya ditentukan oleh pasangan elektron terikat.
Susunan ruang domain elektron yang menghasilkan tolakan minimum
Jumlah Domain Elektron Susunan Ruang Besar Sudut Ikatan
(Geometri)
2 180o
3 120o

4 109,5o

5 Ekuatorial = 120o
Aksial = 90o

6 90o

Jumlah domain (pasangan elektron) dalam suatu molekul dapat dinyatakan


sebagai berikut.
1) Atom pusat dinyatakan dengan A
2) Domain elektron ikatan dinyatakan dengan X
3) Domain elektron bebas dinyatakan dengan R

Untuk menentukan tipe molekul dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.


1) Tentukan jumlah elektron valensi atom pusat (EV)
2) Tentukan jumlah domain elektron ikatan (X)
3) Tentukan jumlah domain elektron bebas (E)
Contoh :
Tentukan tipe molekul dari BF3
Penyelesaian :
Jumlah elektron valensi atom pusat (boron) = 3
Jumlah domain elektron ikatan (X) = 3
33
Jumlah domain elektron beas E   0
2
Jadi, tipe molekul BF3 adalah AX3
Untuk meramalkan geometri molekul dapat dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut.
1. Tentukan tipe molekul.
2. Gambarkan susunan ruang domain-domain elektron di sekitar atom pusat yang
memberi tolakan minimum.
3. Tetapkan pasangan terikat dengan menuliskan lambang atom yang
bersangkutan.
4. Tentukan geometri molekul setelah mempertimbangkan pengaruh elektron
bebas.
Secara umum, jenis bentuk geometri molekul dapat dilihat pada tabel berikut.
Jumlah Jumlah Tipe Geometri Molekul Contoh
Pasangan Pasangan Molekul senyawa
Elektron Elektron
Ikatan Bebas
4 0 AX4 Tetrahedral CH4
5 0 AX5 Trigonal Bipiramida PCl5
6 0 AX6 Octahedral SF6
2 2 AX2E2 Planar bentuk V H2O
2 3 AX2E3 Linear XeF2
3 1 AX3E Piramida trigonal NH3
3 2 AX3E2 Planar bentuk T IF3
4 1 AX4E Bidang empat SF4
4 2 AX4E2 Segi empat planar XeF4
5 1 AX5E Piramida segi empat IF5

2. Hidridisasi
Hidridisasi adalah proses pencampuran orbital-orbital atom membentuk
orbital baru dengan tingkat energi berada di antara orbital-orbital yang
dicampurkan. Orbital hasil pencampuran dinamakan orbital hibrida.
Sebagai contoh, dalam pembentukan molekul CH4. Konfigurasi atom C
dengan nomor atom 6 adalah :
Berdasarkan konfigurasi, hanya 2 atom H yang dapat diikat oleh atom C
karena hanya 2 elektron yang tidak berpasangan. Namun, di alam tidak pernah
dijumpai moleh CH2 yang stabil, yang ada justru molekul CH4.
Keempat atom H yang akan diikat atom C memiliki kemampuan berikatan
yang sama terhadap atom C. Hal ini berarti atom C harus menyiapkan 4 orbital
dengan tingkat energi yang sama agar keempat atom H dapat berikatan. Oleh
karena itu, terjadilah promosi elektron dari subkulit 2s ke subkulit 2pz, sehingga
konfigurasi elektron atom C menjadi :

Setelah terjadi promosi elektron, sudah ada 4 orbital yang masing-masing


berisi 1 elektron yang siap dipasangkan dengan 1 elektron dari tiap-tiap atom H.
namun, tingkat energi antara orbital subkulit 2s dan 2p tidak sama, sehingga
terjadilah proses penyusunan kembali orbital dalam atom untuk membentuk
orbital baru yang ekuivalen tingkat energinya. Dalam hal ini terjadilah pembauran
antara orbital subkulit 2s dan subkulit 2p membentuk orbital hidrida yang
ekuivalen. Karena sudah tersedia 4 orbital yang ekuivalen, keempat atom H dapat
berikatan dengan atom C membentuk CH4.

Orbital yang mengalami hidridisasi berasal dari subkulit s (1 orbital) dan p


(3 orbital) orbital hidridanya disebut sp3. Bentuk molekul yang mengalami
hidridasasi sp3 adalah tetrahedral.
Tabel berikut menunjukkan beberapa tipe hidridisasi beserta bentuk
molekul dan bentuk geometri berdasarkan orbital hidridinya.
Orbital Jumlah Ikatan Bentuk Bentuk Geometri
Hibrida Maksimum Molekul

sp 2 Linear

Segitiga
sp2 3
sama sisi

sp3 4 Tetrahedral

Segi empat
dsp2, sp2d 4
datar

Bipiramida
dsp3, sp3d 5
trigonal

d2sp3, sp3d2 6 Oktahedral


Bedah UN
1. Konfigurasi elektron unrus X dan Y adalah sebagai berikut.
X : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
Y : 1s2 2s2 2p5
Jika untuk X dan Y membentuk senyawa XY3, bentuk molekulnya adalah….
a. huruf T
b. segitiga datar
c. piramida datar
d. piramida segiempat
e. piramida segitiga
(UN 2015/2016)
Jawaban : e
Pembahasan :
Jumlah elektron valensi atom pusat (X) = 5
Jumlah domain elektron ikatan = 3
53
Jumlah domain elektron bebas  1
2
Jadi, tipe molekul XY3 adalah AX3E dengan geometri molekul piramida
segitiga.
2. Jika atom 4X dan 17Y berikatan, bentuk molekul dan sifat kepolaran yang
terbentuk adalah….
a. Segi empat planar dan polar
b. Linear dan polar
c. Tetrahedral dan non-polar
d. Oktahedral dan non-polar
e. Linear dan non-polar
(UN 2013/2014)
Jawaban : e
Pembahasan :
Konfigurasi elektron 4X = 1s2 2s2 sedangkan 17Y = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5.
Ikatan yang terbentuk adalah XY2. Atom X sebagai atom pusat mempunyai 2
PEI (pasangan elektron ikatan) dan tidak mempunyai PEB (pasangan elektron
bebas). Sehingga senyawa yang terbentuk mempunyai tipe AX2 dengan
bentuk molekul linear dan bersifat non-polar.

Latihan Soal
1. Perhatikan tabel berikut.
Nomor Molekul Bentuk molekul
1. CH4 Tetrahedral
2. NH3 Segitiga bipiramid
3. XeF4 Segi empat planar
4. PCl5 Oktahedral
5. H2O Linear
Pasangan molekul dan bentuk molekul yang tepat ditunjukkan oleh nomor….
(Nomor atom H = 1, C = 6, N = 7, O = 8, F = 9, P = 15, Cl = 17, dan Xe = 54)
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 3 dan 5
e. 4 dan 5

2. Diketahui nomor atom unsur I = 53 dan F = 9. Kedua unsur tersebut berikatan


dan membentuk molekul IF3. Bentuk molekul IF3 adalah….
a. d.

b. e.

c.
B. Kimia Analitik
Rangkuman Materi
Larutan elektrolit dan non-elektrolit
Berdasarkan daya hantar listrik, larutan dikelompokkan menjadi larutan
elektrolit dan larutan non-elektrolit. Untuk mengetahui apakah suatu larutan
bersifat elektrolit atau non-elektrolit, dapat dilakukan percobaan dengan
menggunakan batang karbon, sumber arus listrik, dan larutan yang akan dideteksi.
Perhatikan gambar berikut.

Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik ditandai


dengan munculnya gelembung-gelembung gas pada
batang atom atau lampu yang menyala

Untuk menandai kekuatan elektrolit suatu larutan elektrolit, digunakan


besaran yang disebut derajat ionisasi (α).
jumlah mol zat yang terionisas i
α
jumlah mol zat mula  mula

Tabel berikut menunjukkan sifat senyawa berdasarkan daya hantar listriknya.


Elektrolit
No Non-elektrolit
Elektrolit Kuat Elektrolit Lemah
1. Dalam air, terionisasi Dalam air, terionisasi Dalam air, tidak
sempurna (α = 1). sebagian (0 < α < 1). terionisasi (α = 0)
2. Dalam larutan, tidak Dalam larutan, masih Dalam larutan, hanya
terdapat molekul zat terdapat molekul zat terdapat molekul zat
terlarut. terlarut. terlarut.
3. Ion bebas dalam Ion bebas dalam Tidak ada ion bebas
larutan banyak. larutan sedikit. dalam larutan.
4. Mempunyai daya Mempunyai daya Tidak mampu
hantar listrik kuat. hantar listrik lemah. menghantarkan listrik.
5. Adanya gelembung gas Gelembung gas sedikit Tidak ada gelembung
yang banyak atau nyala atau nyala lampu gas dan lampu tidak
lampu terang. redup. menyala.
6. Contoh : Contoh : Contoh :
- Senyawa ion Senyawa kovalen polar Larutan gula, larutan
(NaCl, NaBr, (HNO2, H3PO4, H2SO3, urea, alcohol.
CaCl2, BaCl2), NH4OH).
- Senyawa kovalen
polar (HCl, HBr,
HI, HNO3, H2SO4).

Bedah UN
1. Perhatikan data percobaan uji larutan berikut.
Pengamatan pada
Larutan
Elektrode Nyala Lampu
1. Tidak ada gelembung Padam
2. Sedikit gelembung Padam
3. Sedikit gelembung Redup
4. Banyak gelembung Redup
5. Banyak gelembung terang
Pasangan larutan yang merupakan larutan elektrolit kuat dan non-elektrolit
ditunjukkan oleh nomor…..
a. 1 dan 3
b. 2 dan 5
c. 4 dan 5
d. 5 dan 1
e. 5 dan 3
(UN 2015/2016)
Jawaban : d
Pembahasan :
Larutan elektrolit kuat mempunyai ciri-ciri mempunyai daya hantar listrik
yang kuat serta adanya gelembung gas yang banyak atau nyala lampu yang
terang. Sedangkan larutan non-elektrolit mempunyai ciri tidak mampu
menghantarkan listrik serta tidak ada gelembung gas dan lampu tidak
menyala.

2. Perhatikan beberapa larutan berikut.


(1) C12H22O11 2M
(2) CaCl2 2M
(3) Ca(OH)2 2M
(4) H2C2O4 2M
(UN 2014/2015)
Jawaban : c
Pembahasan :
Suatu larutan dapat menghantarkan listrik jika larutan tersebut merupakan
larutan elektrolit. Larutan elektrolit ditandai dengan adanya unsur logam
dalam senyawanya. Dengan demikian, yang merupakan larutan elektrolit
adalah CaCl2 dan Ca(OH)2 (mengandung logam Ca), sedangkan C12H22O11
dan H2C2O4 adalah larutan non-elektrolit.

Latihan Soal
1. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut.
(1) Larutannya dapat menghantarkan listrik.
(2) Zat terlarut dapat terionisasi.
(3) Memiliki derajat ionisasi (α) = 1
(4) Reaksi berjalan searah, misalnya HCl  H+ + Cl-
Pernyataan-pernyataan tersebut merupakan sifat-sifat dari larutan….
a. non-elektrolit
b. elektrolit kuat
c. elektrolit lemah
d. asam lemah
e. basa lemah

2. seorang siswa ingin menentukan dua sampel larutan bersifat elektrolit atau
non-elektrolit. Ia membuat rangkaian percobaan untuk menguji daya hantar
listrik larutan. Hasil percobaannya adalah sebagai berikut.
Larutan I : lampu tidak menyala dan tidak terbentuk gelembung.
Larutan II : lampu menyala terang dan terbentuk banyak gelembung.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, larutan pertama dan kedua memiliki
sifat….
a. elektrolit kuat dan elektrolit lemah
b. elektrolit kuat dan non-elektrolit
c. elektrolit lemah dan non-elektrolit
d. non-elektrolit dan elektrolit kuat
e. non-elektrolit dan elektrolit lemah

3. Perhatikan larutan-larutan berikut.


(1) H2SO4
(2) CO(NH2)2
(3) Fe(OH)3
(4) NaOH
(5) H3PO4
(6) C6H6
Larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non-elektrolit terdapat pada
nomor….
a. (1), (2), dan (3)
b. (1), (3), dan (4)
c. (3), (4), dan (5)
d. (3), (5), dan (6)
e. (4), (5), dan (6)

Rangkuman Materi
- Asam basa
- Stoikimetri larutan

A. Asam Basa
1. Teori Asam Basa Arrhenius
Asam adalah zat yang di dalam air melepaskan ion H+
Basa adalah zat yang di dalam air melepaskan ion OH-
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut
valensi asam. Jumlah ion OH- yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa
disebut valensi basa. Persamaan ionisasi asam Arrhenius HxZ dan basa
Arrhenius M(OH)x dalam air adalah sebagai berikut.
HxZ  xH+ + Zx-
M(OH)x  Mx+ + xOH-
2. Teori Asam Basa Bronsted-Lowry
Menurut Bronsted-Lowry, asam adalah pemberi proton (donor H+),
sedangkan basa adalah penerima proton (akseptor H+).
Contoh :
NH4+(aq) + H2O(l)  NH3(aq) + H2O+(aq)
asam basa
H2O(l) + NH3(aq)  NH4+(aq) + OH-(aq)
asam basa
paca contoh diatas, air dapat bersifat sebagai asam (donor H+) dan
sebagai basa (akseptor H+). Zat seperti itu dikatakan bersifat amfoter. Setelah
zat asam melepas proton, akan terbentuk basa konjugasi dari asam tersebut.
Setelah zat basa menerima proton, akan terbentuk asam konjugasi dari basa
tersebut.

3. Teori Asam Basa Lewis


Asam adalah zat yang menerima electron (akseptor elektron).
Basa adalah zat yang memberikan electron (donor elektron).

4. Konsep pH
a. Tetapan kesetimbangan reaksi (Kw)
Persamaan ionisasi air dapat ditulis sebagai :
H2O(l) ⇋ H+(aq) + OH-(aq)
Nilai terapan air adalah

KW 
H OH 
 

H 2 O
 KWH2O = [H+][OH-]
 KW = [H+][OH-]
Nilai Kw pada suhu 25oC adalah 1,0 x 10-14.

b. Asam Kuat
Asam kuat merupakan senyawa asam yang dalam larutannya terionisasi
seluruhnya menjadi ion-ionnya.
HA(aq)  H+(aq) + A-(aq)
Besarnya konsentrasi H+ dalam asam kuat dapat dicari dengan rumus :
Keterangan :
[H+] = valensi asam x M
M = konsentrasi asam

c. Asam Lemah
Asam lemah merupakan senyawa asam yang dalam larutannya hanya
sedikit terionisasi menjadi ion-ionnya.
HA(aq) ⇋ H+(aq) + A-(aq)
Besarnya konsentrasi H+ dalam asam lemah dapat dicari dengan rumus :

Ka 
H A 
 

HA
Pada asam lemah, [H+] = [A-], sehingga

Ka 
H  2

HA
Keterangan :
H   K a . HA Ka = tetapan ionisasi asam

“Makin besar nilai Ka, makin kuat asamnya”


Jika derajat ionisasi (α) asam lemah diketahui, maka :

[H+] = [HA] . α
d. Basa Kuat
Basa kuat merupakan senyawa basa yang dalam larutannya terionisasi
seluruhnya menjadi ion-ionnya.
B(OH)x(aq)  Bx+(aq) + xOH-(aq)
Besarnya konsentrasi OH- dalam basa kuat dapat dicari dengan rumus :

[OH-] = valensi basa x M


Keterangan :
M = konsentrasi basa
e. Basa lemah
Basa lemah merupakan senyawa basa yang dalam larutannya hanya sedikit
terionisasi menjadi ion-ionnya.
B(OH)x(aq) ⇌ Bx+(aq) + xOH-(aq)
Besarnya konsentrasi OH- dalam basa lemah dapat dicari dengan rumus :

Kb 
B OH 
x 

BOH x 
Pada basa lemah, [Bx+] = [OH-], sehingga

Kb 
OH  2

BOH x 
OH   K b . BOH x 
Keterangan :
Kb = tetapan ionisasi basa
“Makin besar nilai Kb, makin kuat basa”
Jika derajat ionisasi (α) basa lemah diketahui, maka :

[OH-] = [B(OH)x] . α

Derajat keasaman (pH) dalam suatu larutan merupakan ukuran untuk


menentukan tingkat keasaman larutan tersebut.
- Larutan asam : pH = -log [H+]
- Larutan basa : pOH = -log [OH-]
: pH = 14 – pOH
dengan :
Kw = pH + pOH
5. Indikator Asam Basa
Untuk mengetahui atua memperkirakan pH dari suatu larutan asam atau basa,
dapat digunakan beberapa indicator, yaitu :
- Kertas lakmus
Larutan Perubahan Warna
Lakmus Merah Lakmus Biru
Asam (pH < 7) Merah Merah
Basa (pH > 7) Biru Biru
Netral (pH = 7) Merah Biru
- Larutan Indikator
No Indikator Trayek pH Warna
1. Metil merah 4,2 – 6,3 Merah – Kuning
2. Metil jingga 3,1 – 4,4 Merah – Kuning
3. Fenolftalein 8,3 – 10,0 Tak berwarna – Merah
4. Bromtimol biru 6,0 – 7,6 Kuning – Biru
5. Timol hijau 1,2 – 2,8 Kuning – Biru
6. Bromkresol hijau 3,8 – 5,4 Kuning – Biru
7. Bromkresol ungu 5,2 – 6,8 Kuning – Ungu
8. Alizarin kuning 10,1 – 12,0 Kuning – Merah

- Indikator universal
Indikator universal merupakan gabungan dari beberapa indikator. Setiap
komponen indikator universal akan memberikan warna tertentu yang
terkait dengan pH tertentu. Indikator universal dapat berbentuk larutan
atau kertas.

6. Titrasi Asam Basa


Titrasi dapat dilakukan untuk menetapkan kadar suatu larutan asam atau
basa. Titrasi adalah penambahan suatu larutan baku (larutan yang telah diketahui
konsentrasinya dengan tepat) ke dalam larutan yang ingin diketahui
konsentrasinya dengan menggunakan bantuan indikator.
a. Titrasi asam kuat oleh basa kuat
b. Titrasi asam kuat oleh basa lemah

c. Titrasi asam lemah oleh basa kuat

d. Titrasi basa lemah oleh asam lemah

Pada titrasi, terdapat 3 kemungkinan yang akan terjadi jika asam kuat
direaksikan dengan basa kuat. Kemungkinan tersebut adalah sebagai berikut.
1) Kedunya habis bereaksi
Reaksi ini disebut reaksi netralisasi (penetralan) yang akan menghasilkan pH
produk = 7. Pada reaksi ini berlaku rumus :

VA . MA . nA = VB . MB . nB
Keterangan
VA = volume asam
MA = molaritas asam
nA = valensi asam
VB = volume basa
MB = molaritas basa
nB = valensi basa
2) Asam kuat bersisa
Jika asam kuat bersisa, produk yang dihasilakn bersifat asam (pH < 7)
sisa mol asam
MA 
VA  VB

3) Basa kuat bersisa


Jika basa kuat bersisa, produk yang dihasilkan bersifat basa (pH > 7)
sisa mol basa
MB 
VA  VB

B. Stoikimetri larutan
Stoikimetri larutan adalah dasar-dasar perhitungan kimia untuk reaksi-
reaksi kimia dalam larutan. Umumnya, reaksi-reaksi pada larutan elektrolit
merupakan pertukaran ion antara satu larutan dan larutan lainnya.
1. Reaksi dalam Larutan Elektrolit
Persamaan ion menunjukkan keterlibatan zat elektrolit yang bereaksi
dalam larutan. Zat elektrolit terionisasi dalam larutan dan masing-masing ion
bergerak bebas dalam larutan sehingga antara ion positif dan ion negatif dapat
membentuk senyawa kovalen atau endapan. Reaksi-reaksi dalam larutan yang
melihatkan zat elektrolit ada 3 jenis, yaitu :
a. Reaksi reduksi oksidasi (redoks)
Reaksi redoks adalah suatu reaksi tempat terjadinya reaksi reduksi
dan oksidasi sekaligus. Reaksi redoks dapat dilihat pada reaksi berikut.
1) Reaksi logam dengan asam encer
logam + asam encer  garam + gas H2
contohnya, reaksi seng dengan asam sulfat encer.
2) Reaksi logam dan garam
logam 1 + garam 1  garam 2 + logam 2
contohnya, reaksi tembaga dengan garam perak nitrat
b. Reaksi pengendapan
Reaksi pengendapan adalah reaksi yang menghasilkan zat hasil
reaksi yang sebagian sukar larut dalam air (mengendap) dan sebagian lagi
mudah larut dalam air atua menghasilkan zat hasil reaksi yang semuanya
sukar larut dalam air. Reaksi ini disebut juga reaksi pergantian rangkap
(dekomposisi rangkap).
Reaksi pengendapan dapat dilihat dari reaksi berikut.
1) Reaksi antara dua jenis garam
garam 1 + garam 2  garam 3 + garam 4
contohnya, reaksi larutan timbal (II) nitrat dengan larutan natrium iodat
menghasilkan endapan timbal (II) iodat dan natrium nitrat.
2) Reaksi larutan garam dengan larutan basa
garam 1 + basa 1  garam 2 + basa 2
contohnya, reaksi larutan magnesium nitrat dengan larutan natrium
hidroksida menghasilkan endapan magnesium hidroksida dan natrium
nitrat.
3) Reaksi larutan garam dan larutan asam
garam 1 + asam 1  garam 2 + asam 2
contohnya, reaksi larutan barium nitrat dengan larutan asam sulfat
menghasilkan endapan barium sulfat dan asam nitrat.
c. Reaksi pembentukan senyawa kovalen
Pada reaksi pembentukan senyawa kovalen ion-ion dari zat elektrolit
bereaksi membentuk suatu senyawa kovalen. Senyawa kovalen tersebut
dapat terlarut sebagai elektrolit lemah, non-elektrolit, berupa gas atau
keduanya. Reaksi pembentukan senyawa kovalen dapat dilihat dari reaksi
berikut.
1) Reaksi asam dengan basa
asam + basa  garam + air
contohnya, reaksi antara larutan asam klorida dengan larutan kalium
hidroksida menghasilkan garam kalium klorida dan air.
2) Reaksi oksida basa dengan asam
Oksida basa merupakan oksida logam. Oksida basa direaksikan dengan
air akan terbentuk basa. Oksida basa direaksikan dengan asam
menghasilkan garam dan air.
oksida basa + asam  garam + air
contohnya, reaksi oksida magnesium dengan asam sulfat encer
menghasilkan garam magnesium sulfat dan air.
3) Reaksi oksida asam dengan basa
Oksida asam merupakan oksida nonlogam. Oksida asam direaksikan
dengan air akan membentuk asam. Oksida asam direaksikan dengan
basa menghasilkan garam dan air.
oksida asam + basa  garam + air
contohnya, reaksi oksida sulfur trioksida dengan basa kalium
hidroksida menghasilkan garam kalium sulfat dan air.
4) Reaksi ammonia dengan asam
Reaksi ini merupakan reaksi asam basa Bronsted-Lowry. Pada reaksi
NH3 dengan asam, NH3 menerima proton dari asam. Contohnya, reaksi
NH3 dengan larutan asam sulfat menghasilkan ammonium sulfat.
5) Reaksi yang menghasilkan gas CO2
Reaksi yang menghasilkan gas CO2 adalah reaksi garam karbonat
dengan larutan asam kuat encer. Contohnya, reaksi kalsium karbonat
dengan asam klorida encer menghasilkan klorida, air, dan gas karbon
dioksida.

2. Perhitungan Kimia dalam Reaksi Larutan


a. Hitungan kimia sederhana
Dalam suatu reaksi diketahui kuantitas mol zat tertentu yang
bereaksi. Melalui jumlah mol zat, dapat dihitung kuantitas zat-zat lain
dalam reaksi tersebut. Untuk menyelesaikan hitungan kimia yang
sederhana, berikut langkah-langkahnya.
1) Tuliskan persamaan reaksi yang setara
2) Hitunglah kuantitas zat lain yang ditanyakan melalui jumlah mol zat
yang diketahui berdasarkan perbandingan koefisien.
Contoh :
Sebanyak 2,3 gram logam Na direaksikan dengan larutan asam asetat
(CH3COOH). Hitunglah :
1) Jumlah mol CH3COOH yang bereaksi
2) Jumlah mol masing-masing zat hasil reaksi (Ar Na = 23)
Penyelesaian :
Persamaan reaksi yang setara :
2Na(s) + 2CH3COOH(aq)  2CH3COONa(aq) + H2(g)
Na yang bereaksi = 2,3 gram = 0,1 mol.
2
1. CH3COOH yang bereaksi = x 0,1 mol
2
= 0,1 mol
2
2. CH3COONa yang bereaksi = x 0,1 mol
2
= 0,1 mol
1
H2 yang terbentuk = x 0,1 mol
2
= 0,05 mol
b. Hitungan dengan reaktan pembatas
Reaktan pembatas adalah suatu zat reaktan yang habis bereaksi. Zat
reaktan pembatas sudah mempunyai volume dan konsentrasi tertentu
sehingga berdasarkanzat reaktan pembatas itulah dilakukan perhitungan
kuantitas zat-zat yang bereaksi.
Untuk mengetahui zat reaktan pembatas adalah dengan melihat zat
yang mempunyai nilai perbandingan jumlah mol dengan koefisien terkecil.
Selanjutnya, untuk menghitung jumlah zat lainnya didasarkan kepada
reaktan pembatas tersebut.
Contoh :
40 mL larutan NH4OH 0,2 M dicampurkan dengan 100 mL larutan HCl
0,02 M. hitunglah jumlah mol garam yang terbentuk.
Penyelesaian :
NH4OH yang tersedia = 40 mL x 0,2 mmol/mL
= 8 mmol
HCl yang tersedia = 100 mL x 0,2 mmol/mL
= 2 mmol
mol HCl lebih kecil dibandingkan mol NH4OH. Oleh karena itu, yang
menjadi reaktan pembatas adalah HCl.
NH4OH(aq) + HCl(aq)  NH2Cl(aq) + H2O(l)
8 mmol 2 mmol - -
2 mmol 2 mmol 2 mmol 2 mmol
4 mmol - 2 mmol 2 mmol
Jumlah garam yang terbentuk adalah 2 mmol
c. Hitungan campuran
Pada reaksi ini suatu reaktan merupakan campuran dari dua jenis zat
atau lebih direaksikan dengan reaktan lain. Untuk menghitung campuran
tersebut, buat persamaan reaksi untuk masing-masing komponen zat dalam
campuran terhadap reaktan lain tersebut.
Contoh :
Suatu campuran logam Al dan Mg masing-masing berjumlah 2,7 gram dan
4,8 gram direaksikan dengan larutan HCl. Berapakah jumlah mol HCl
yang dibutuhkan? (Ar Al = 27 dan Mg = 24)
Penyelesaian :
1. 2Al(s) + 6HC(aq)  2AlCl3(aq) + 3H2(g)
2,7 gram
Al yang bereaksi =  0,1 mol
27 gram/mol
6
HCl yang diperlukan untuk mereaksikan Al  x 0,1 mol  0,3 mol
2
2. Mg(s) + 2HCl(aq)  MgCl2(aq) + H2(g)
4,8 gram
Mg yang bereaksi =  0,2 mol
24 gram/mol
2
HCL yang diperlukan untuk mereaksikan Mg  x 0,2 mol  0,4 mol
1
Total HCl yang diperlukan adalah = 0,3 mol + 0,4 mol
= 0,7 mol
Bedah UN
1. Kedalam 1 liter aquades dilarutkan 0,49 gram H2SO4. Jika Ar H = 1, S = 32, O
= 16, pH larutan yang terbentuk adalah….
a. 2 + log 1
b. 3 – log 5
c. 3 + log 5
d. 11 + log 5
e. 12 + log 5
(UN 2014/2015)
Jawaban : a
Pembahasan :
m 0,49 gram
nH 2SO 4    5 x 10 3 mol
M r 98 gram/mol

n 5 x 103 mol
M   5 x 103 mol
V 1L
[H+] = 2 x 5 x 10-3
= 0,01
pH = - log [H+]
= - log 1 x 10-2
= 2 + log 1
2. Larutan CaCl2 0,1 M sebanyak 50 mL ditambahkan dalam 50 mL larutan
NaCO3 0,1 M. Massa endapan CaCO3 yang terjadi adalah…..(Ar Ca = 40; C
= 12; O = 16).
(UN 2015/2016)
Jawaban : b
Pembahasan :
mol CaCl2 = 0,1 M x 0,05L = 5 x 10-3 mol
mol Na2CO3 = 0,1 M x 0,05L = 5 x 10-3mol
CaCl2(aq) + Na2CO3(aq)  2NaCl(aq) + CaCO3(s)
5 x 10-3 mol 5 x 10-3 mol

Mol CaCO3 = 5 x 10-3 mol x 100 g/mol


= 0,5 gram
Latihan Soal
1. Perhatikan tabel hasil pengujian sampel air limbah dengan beberapa indicator
berikut.
No Indikator Trayek pH Warna Sampel Air
Limbah
1. Lakmus 4,5 – 8,3 Merah – Biru Merah
2. Metil Merah 4,2 – 6,3 Merah – Kuning Kuning
3. Brom Timol Biru 6,0 – 7,5 Kuning – Biru Kuning
4. Fenolftalein 8,3 – 10,0 Tak Berwarna – Tak berwarna
Merah
Berdasarkan hasil pengujian di atas, dapat disimpulkan bahwa pH sampel air
limbah tersebut adalah…..
a. 4,2 < pH < 6,3
b. 4,2 < pH < 8,3
c. 4,5 < pH < 6,0
d. 4,5 < pH < 6,3
e. pH > 6,3

2. Perhatikan persamaan reaksi berikut.


HCl(aq) + NaOH(aq)  NaCl(aq) + H2O(l)
Jika 100 cm3 HCl 0,3 M bereaksi dengan 50 cm3 NaOH 0,2,pereaksi yang
tersisa adalah…
a. 0,01 mol HCl
b. 0,01 mol NaOH
c. 0,02 mol HCl
d. 0,02 mol NaCl
e. 0,03 mol HCl

Rangkuman Materi
Larutan Penyangga

Larutan penyangga adalah larutan yang mampu mempertahankan pH-nya


meskipun ditambah dengan asam maupun basa. Jenis-jenis larutan penyangga
adalah sebagai berikut.
1. Larutan penyangga asam
Larutan penyangga asam adalah larutan penyangga yang dibuat dengan
mencampurkan asam lemah dan basa konjugasinya.
Contoh : asam lemah (HA) dan basa konjugasi A- dan NaA.
HA(aq)  H+(aq) + A-(aq)
NaA(aq)  Na+(aq) + A-(aq)

Karena K a 
H A 
 

HA 
maka H    K .
HA 
a
A -

Konsentrasi HA pada campuran di atas dianggap tetap Karen HA


merupakan asam lemah sehingga hanya sedikit terionisasi. [A-] berasal dari
dua senyawa, yaitu [A-] dari HA dan [A-] dari NaA. Karena [A-] dari HA
sedikit sekali yang terionisasi, hampir semua [A-] pada larutan berasal dari
NaA, sehingga :
asam lemah 
H   K x basa

konjugasi 
a

Volume yang digunakan adalah volume campuran, maka :

H   K
a x
mol asam lemah
mol basa konjugasi

pH = -log [H+]

2. Larutan penyangga basa


Larutan penyangga basa adalah larutan penyangga yang dibuat dengan
mencampurkan basa lemah dan asam konjugasinya. Dengan cara yang sama,
untuk larutan penyangga basa, diperoleh [OH-] sebagai berikut.

OH   K
a x
mol basa lemah
mol asam konjugasi

pOH = -log [OH-]


pH = 14 - pOH
Bedah UN
1. Perhatikan kurva perubahan harga pH pada titrasi CH3COOH dengan NaOH
berikut.

Daerah kurva yang merupakan larutan penyangga ditunjukkan oleh nomor….


a. R
b. T
c. Z
d. Y
e. Q
(UN 2014/2015)
Jawaban : e
Pembahasan :
Larutan penyangga adalah larutan yang berfungsi untuk mempertahankan pH
dari penambahan sedikit asam, sedikit basa, atau pengeceran. Asam asetat
(CH3COOH) yang bersifat asam lemah dititrasi oleh NaOH yang bersifat basa
kuat. Pada awal titrasi, asam asetat cenderung mempertahankan pH-nya tetapi
jika titrasi dilanjutkan, maka asset asetet sudah tidak dapat lagi
mempertahankan pH-nya. pH-nya akan naik sampai menjadi basa. Jadi, kurva
yang merupakan larutan penyangga adalah kurva awal titrasi yang cenderung
mendatar.

2. Larutan penyangga berperan dalam menjaga kestabilan pH dalam cairan


intrasel, ektrasel, dan berbagai system lainnya. Berikut adalah spesi kimia
yang dapat membentuk larutan penyangga.
(1) H2C2O4
(2) H2PO4
(3) H2CO3
(4) CO32-
(5) HPO42-
Pasangan spesi kimia yang dapat membentuk larutan penyangga adalah
nomor….
a. (1) dan (2)
b. (2) dan (3)
c. (2) dan (5)
d. (3) dan (4)
e. (4) dan (5)
(UN 2015/2016)
Jawaban : c
Pembahasan
Larutan penyangga mengandung campuran asam lemah dengan basa
konjugasinya atau basa lemah dengan asam konjugasinya. Berikut asam lemah
dan basa konjugasinya yang benar.
Asam lemah Basa konjugasinya
H2CO3 HCO3-
H2PO4- HPO42-

Latihan Soal
1. Perhatikan larutan-larutan berikut.
(1) 50 mL HCl 0,2 M
(2) 50 mL CH3COOH 0,2 M
(3) 50 mL NH4OH 0,3 M
(4) 50 mL NaOH 0,5 M
(5) 50 mL HCN 0,5 M
Pasangan larutan yang dapat membentuk larutan penyangga adalah nomor….
a. (1) dan (3)
b. (1) dan (3)
c. (2) dan (4)
d. (2) dan (5)
e. (4) dan (5)
2. Perhatikan data hasil percobaan asam basa berikut.
Larutan P Q R S T
Nilai pH awal 4 5 7 8 10
Ditambah sedikit asam 2,5 4,8 4,5 7,9 9,9
Ditambah sedikit basa 6,6 7,2 10 8,1 12
Ditambah sedikit air 5,2 5,0 6,5 8,0 8,5
Dari data tersebut yang termasuk larutan penyangga adalah larutan….
a. P
b. Q
c. R
d. S
e. T

Rangkuman Materi
- Larutan hidrolisis garam
- Prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan (Ksp)

1. Hidrolisis Garam
Proses larutanya sebagian garam akibat bereaksi dengan air disebut
hidrolisis. Hidrolisis hanya dapat terjadi pada pelarutan suatu senyawa garam
yang terbentuk dari ion-ion asam lemah dan ion-ion basa lemah. Jadi, ion asam
kuat dan ion basa kuat dilarutkan akan menghasilkan larutan netral dengan pH =
7.
a. Hidrolisis garam dari asam lemah dan basa kuat
- Terhidrolisis sebagian, pH > 7
KW
- Kh 
Ka

K w . G 
- OH  

Ka
b. Hidrolisis garam dari basa lemah dan asam kuat
- Terhidrolisis sebagian, pH < 7
KW
- Kh 
Kb
K w . G
- H  

Kb
c. Hidrolisis garam dari asam lemah dan basa lemah
- Terhidrolisis total
KW
- Kh 
K a . Kb

- H  
 K w . Ka
Kb

2. Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)


a. Kelarutan
Kelarutan menyatakan jumlah maksimal zat terlarut dalam suatu pelarut
tertentu. Kelarutan diberi lambing s dengan satuan mol/liter.
b. Hasil Kali Kelarutan
Tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) merupakan kesetimbangan antara zat
padat yang tidak larut dengan ion-ion yang terlarut. Makin besar harga Ksp,
makin besar pula kelarutannya (makin mudah larut). Sebaliknya, makin
kecil harga Ksp, makin kecil kelarutannya (makin sukar larut atua
mengendap).
c. Hubungan kelarutan dan Ksp
Misalkan diketahui reaksi AxBy(s)  yA+(aq) + xB-(aq), hubungan antara
Ksp dan kelarutan (s) adalah :
K sp
s  x y
X x .Y y

d. Pengaruh ion senama terhadap kelarutan


Ion senama adalah ion yang sama antara garam yang sukar larut dan
larutan yang digunakan untuk melarutkan garam tersebut. Penambahan ion
senama ke dalam larutan jenuh yang berada pada kesetimbangannya akan
menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kiri dan membentuk endapan.
Terbentuknya endapan menunjukkan penurunan kelarutan.
e. Hubungan Ksp dengan pH
Nilai pH memengaruhi tingkat larutnya berbagai zat. Suatu basa umumnya
lebih larut dalam larutan yang bersifat asam dibandingkan dalam larutan
yang bersifat basa. Selain itu, Ksp dapat digunakan untuk menentukan pH
saat endapan suatu larutan terbentuk.

f. Reaksi Pengendapan
Q atau kuosien reaksi perkalian konsentrasi molar ion-ion dalam larutan
dengan asumsi bahwa zat terurai sempurna.
Q < Ksp  larutan belum jenuh (tidak terjadi endapan)
Q = Ksp  larutan tepat jenuh
Q > Ksp  larutan lewat jenuh (terjadi endapan)

Bedah UN
1. Garam amonium klorida (NH4Cl) dapat dibuat dengan mereaksikan 50 mL
larutan NH3 0,2 M dengan 50 mL larutan HCl 0,2 M menurut persamaan
reaksi berikut.
NH3(aq) + HCl(aq)  NH4Cl(aq)
Senyawa tersebut dalam air mengalami hidrolisis dengan pH larutan
sebesar….
(Kb NH3 = 10-5, Kw = 10-14)
a. 1 – log 5
b. 1 + log 5
c. 5 + log 1
d. 9 + log 1
e. 9 + log 5
(UN 2014/2015)
Jawaban : c
Pembahasan :
mol NH3 = 50 mL x 0,2 M = 10 mmol
mol HCl = 50 mL x 0,2 M = 10 mmol
NH3(aq) + HCl(aq)  NH4Cl(aq)
m : 10 mmol 10 mmol -
r : 10 mmol 10 mmol 10 mmol
s :- - 10 mmol
10 mmol
M NH 4 Cl   0,1 M
100 mL

H  
 Kw
Kb
xM

10 14
 . 0,1M
10 5

10 14
 . 0,1
10 5
= 10-5
pH = -log 10-5
= 5 + log 1

2. 100 mL larutan NaOH 0,008 M direaksikan dengan 100 mL larutan


CH3COOH 0,008 M. Ke dalam larutan reaksi ditetesi larutan encer CaCl2 dan
penetesan diakhiri ketika di larutan tepat jenuh atau tepat Ca(OH)2 akan
mengendap. Jika Kw = 10-14, Ksp Ca(OH)2 = 4 x 10-16, dan Ka = 10-5,
konsentrasi Ca2+ pada saat tepat jenuh adalah….
a. 10-1 M
b. 10-2 M
c. 10-3 M
d. 10-4 M
e. 10-5 M
(UN 2013/2014)
Jawaban : d
Pembasan :
mol NaOH = 100 mL x 0,008 M
= 0,8 mmol
mol CH3COOH = 100 mL x 0,008 M
= 0,8 mmol
NaOH(aq) + CH3COOH(aq)  CH2COONa(aq) + H2O(l)
m : 0,8 mmol 0,8 mmol - -
r : 0,8 mmol 0,8 mmol 0,8 mmol 0,8 mol
s :- - 0,8 mmol 0,8 mol
0,8 mmol
M CH 3COOH   4 x 10 3 M
200 mL

OH  
 Kw
Kb
xM

10 14
 5
x 4 x 10 3
10
= 2 x 10-6
Tepat saat Ca(OH)2 akan mengendap, berlaku :
Ca(OH)2  Ca2+ + 2OH-
Ksp Ca(OH)2 = [Ca2+][OH-]2
4 x 10-16 = [Ca2+] [2 x 10-6]2
[Ca2+] = 103

Latihan Soal
1. Perhatikan senyawa garam berikut.
(1) CH3COONa
(2) CH3COONH4
(3) NaCl
(4) Al2S3
(5) NaCN
Garam yang mengalami hidrolisis total ditunjukkan oleh nomor….
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (4)
c. (2) dan (3)
d. (2) dan (4)
e. (3) dan (5)
2. Kelarutan Mg(OH)2 dalam 1.000 mL larutan basa kuat yang memiliki pH =
10 + log 2 adalah….
(Ksp Mg(OH2) = 2 x 10-12)
a. 2 x 10-5
b. 3 x 10-5
c. 4 x 10-5
d. 5 x 10-5
e. 6 x 10-5

C. Kimia Fisik
Rangkuman Materi
Termokimia

A. Hukum Kekekalan Energi


Asas kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan
atua dimusnahkan, tetapi dapat diubah ke bentuk lain.
1. Kalor (Q)
Kalor adalah energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya.

Keterangan :
Q = jumlah kalor (J)
m = massa zat (g)
t = perubahan suhu (oC atau K)
c = kalor jenis (J . g-1 . K-1)
C = kapasitas kalor (J . K-1 atau J. oC-1)
1 kal = 4,184 Joule 1 Joule = 0,24 kal
2. Entalpi (H)
Entalpi adalah jumlah energi yang dimiliki sistem pada tekanan tetap.
H=E+w
H dan E (energi dalam) tidak dapat diukur, yang dapat diukur hanya H
(perubahan entalpi) dan E (perubahan energi dalam).
H = Hp – Hr
Hp > Hr  H positif (+)  reaksi endoterm, terjadi penyerapan kalor dari
lingkungan ke sistem
Hp > Hr  H negatif (-)  reaksi eksoterm, terjadi pelepasan kalor dari
sistem ke lingkungan.
Keterangan :
H = perubahan entalpi Hp = entalpi produk Hr = entalpi reaktan
3. Reaksi Eksoterm dan Endoterm
No Reaksi Endoterm Reaksi Eksoterm
1. Perubahan entalpi (H) = (+) Perubahan entalpi (H) = (-)
2. Sistem menyerap kalor/panas Sistem melepas panas
3. Kalor berpindah dari lingkungan Kalor berpindah dari sistem ke
ke sistem lingkungan
4 Terjadi penurunan suhu Terjadi kenaikan suhu

(a) Reaksi endoterm (b) Reaksi eksoterm

4. Entalpi pembentukan standar (Hof)


Entalpi pembentukan standar adalah H untuk membentuk 1 mol
senyawa langsung dari unsur-unsurnya pada kondisi standar (suku 298 K dan
tekanan 1 atm).
5. Entalpi penguraian standar (Hod)
Entalpi penguraian standar adalah H untuk menguraikan 1 mol senyawa
langsung menjadi unsur-unsurnya pada kondisi standar (suhu 298 K dan
tekanan 1 atm).
6. Entalpi pembakaran standar (Hoc)
Entalpi pembakaran standar adalah H untuk membakar 1 mol senyawa
atau unsur dengan oksigen pada kondisi standar (suhu 298 K dan tekanan 1
atm).

B. Perubahan Entalpi
Perubahan entalpi (H) dapat ditentukan dengan cara :
1. Hokum Hess
“Perubahan kalor pada suatu reaksi tidak bergantung pada jalannya reaksi,
tetapi bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir reaksi.”
Hukum Hess diaplikasikan dalam 4 cara, yaitu :
a. Menggunakan diagram siklus

maka : H1 = H2 + H3


Menggunakan diagram tingkat energi

maka : H1 = H2 + H3


b. Menggunakan data entalpi pembentukan standar (Hof)
Hreaksi = Hof reaksi hasil - Hofpereaksi
c. Menggunakan data reaksi
Contoh :
Diketahui persamaan termokimia :
2C(s) + 2O2(g)  2CO2(g) H = -790 kJ
CO(g) + ½O2(g) CO2(g) H = -98,5 kJ
Tentukan entalpi reaksi dari : C(s) + ½O2(g)  CO(g)
Penyelesaian :
Susunlah kedua reaksi berdasarkan reaksi yang ditanyakan. Reaksi yang
ditanyakan merupakan hasil penjumlahan, sehingga :
Reaksi 1 posisinya tetap dan dikalikan ½, sedangkan reaksi 2 dibalik
sehingga entalpi menjadi positif.
Reaksi 1 : C(s) + O2(g)  CO2(g) H = -395 kJ
Reaksi 2 : CO2(g)  CO(g) + ½O2(g) H = +98,5 kJ
C(s) + ½O2(g)  CO(g) H = -296,5 kJ

2. Data Kalorimetri
Kalorimetri merupakan proses pengukuran suhu dari sejumlah air atau
larutan sebagai akibat dari reaksi kimia yang terisolasi. Alat yang digunakan
berupa kalormeter.
Qreaksi = -(Qlarutan + Qkalorimeter)
Q
H  reaksi
mol

3. Energi Ikatan
Energy ikatan merupakan energi yang diperlukan untuk memutuskan 1
mol ikatana dari suatu molekul dalam bentuk gas.
Hreaksi = Energi pemutusan ikatan - Energi pembentukan ikatan
Hreaksi = Energi ikatan di kiri - Energi ikatan di kanan

Bedan UN
1. Larutan 100 mL HCl 1 M dicampur dengan 100 mL larutan KOH 1 M dalam
kalorimeter. Pencampuran tersebut menyebabkan kenaikan suhu sebesar 6 oC.
Jika kalor jenis air 4,2 Jg-1oC-1, dan massa jenis larutan dianggap 1 gmL-1,
persamaan termokimia yang paling tepat adalah….
a. HCl(aq)+KOH(aq)KCl(aq)+H2O(l) H = -50,4 kJmol-1
b. HCl(aq)+KOH(aq)KCl(aq)+H2O(l) H = -25,2 kJmol-1
c. HCl(aq)+KOH(aq)KCl(aq)+H2O(l) H = +25,2 kJmol-1
d. HCl(aq)+KOH(aq)KCl(aq)+H2O(l) H = +50,4 kJmol-1
e. HCl(aq)+KOH(aq)KCl(aq)+H2O(l) H = +504 kJmol-1
(UN 2015/2016)
Jawaban : a
Pembahasan :
Q =  x m x c x t
= 1 g/mL x 200 mL x 4,2 J/goC x 6oC
= 5.040 J
mol HCl = mol KOH = 0,1 mol
Q
H  
mol
5.040 J

0,1 mol
  5.400J/mol
  50,4 kJ/mol

2. Perhatikan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari berikut.


(1) Bensin (C8H18) dibakar dalam karburator.
(2) Fotosintesis pada tumbuhan.
(3) Besi berkarat.
(4) Air keringat menguap ketika berolahrga.
Pasangan yang merupakan proses reaksi endoterm adalam nomor…..
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (3)
c. (2) dan (3)
d. (2) dan (4)
e. (3) dan (4)
(UN 2014/2015)
Jawaban : d
Pembahasan :
Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap atau membutuhkan kalor. Pada
reaksi ini terjadi penurunan suhu. Sedangkan reaksi eksoterm adalah reaksi
yang melepas atau menghasilkan kalor sehingga terjadi kenaikan suhu.
(1) Bensin dibakar akan melepas kalor ditandai dengan mesin yang semakin
panas (reaksi eksoterm)
(2) Fotosintesos pada tumbuhan membutuhkan energi matahari (reaksi
endosterm)
(3) Besi berkarat atau korosi adalah reaksi oksidasi yang melepas energi
(reaksi eksoterm)
(4) Air keringat menguap ketika berolahrga karena saat berolahrga terjadi
pembakaran atau dihasilkan energi. Energi ini kemudian diserap keringat
sehingga keringat menguap (reaksi endoterm)

Latihan Soal
1. Diketahui energi ikatan rata-rata berikut.
H – H = 104 kkal/mol
H – Cl = 103 kkal/mol
Cl – Cl = 58 kkal/mol
Kalor yang diperlukan untuk menguraikan 73 gram HCl (Ar H = 1 dan Cl =
35,5) menjadi unsur-unsurnya adalah….
a. 22 kkal
b. 40 kkal
c. 88 kkal
d. 100 kkal
e. 122 kkal

2. Diketahui reaksi pembentukan HBr sebagai berikut.


H2(g) + Br2(g)  2HBr(g) H = -110 kJmol-1
Diagram tingakt energi reaksi tersebut adalah….
Rangkuman Materi
Laju reaksi

Laju reaksi (v) adalah berkurangnya jumlah pereaksi untuk satuan waktu
atau bertambahnya jumlah hasil reaksi untuk setiap satuan waktu.
R P
v atau v  
t t
Keterangan :
[R] = perubahan konsentrasi molar pereaksi/reaktan
[P] = perubahan konsentrasi molar produk
Misalkan diketahui reaksi aA + bB  cC + dD, maka persamaan laju
reaksi.
v = k . [A]m . [B]n
Keterangan :
k = konstanta laju reaksi
m = orde reaksi zat A
n = orde reaksi zat B
Orde reaksi menyatakan pengaruh konsentrasi zat pereaksi terhadap laju
reaksi. Penjumlahan tiap-tiap orde reaksi disebut orde reaksi total.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


1. Konsentrasi
Konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi, sebab
semakin besar konsentrasi pereaksi, tumbukan yang terjadi semakin banyak
sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat.
Contoh : logam seng lebih cepat bereaksi dengan larutan HCl 10%
dibandingkan dengan larutan HCl 2%
2. Luas permukaan bidang sentuh
Semakin besar luas permukaan bidang sentuh antarpartikel, tumbuhkan yang
terjadi semakin banyak sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat.
Contoh : besi yang berupa serbuk lebih cepat bereaksi dibandingkan besi yang
berupa padatan. Hal ini karena luas permukaan bidang sentuh serbuk besi
lebih besar dibandingkan padatan besi.
3. Suhu
Jika suhu pada suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan, menyebabkan
partikel semakin akfit bergerak sehingga tumbuhkan yang terjadi semakin
sering dan menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, jika suhu
diturunkan maka partikel semakin tak aktif sehingga laju reaksi semakin kecil.
t 2  t1
v 2  v . v1
t
Keterangan :
v2 = laju reaksi
v1 = laju awal
t2 = suhu akhir
t1 = suhu awal
t = perubahan suhu
v = perubahan laju reaksi
Pada umumnya kenaikan suhu sebesar 10oC akan mempercepat reaksi menjadi
2 kali semula.
4. Katalisator
Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat reaksi tanpa ikut bereaksi
dengan zat pereaksi. Saat reaksi selesai, katalisator akan kembali terbentuk.

Bedah UN
1. Percobaan reaksi antara logam aluminium dan asam sulfat sesuai dengan
persamaan reaksi berikut.
2Al(s) + 3H2SO4(aq)  Al2(SO4)3(aq) + 3H2(g)
Gas hidarogen ditampung dan diukur volumenya pada temperature yang tetap.
Data pengukuran tiap waktu sesuai dengan tabel berikut.
No Waktu reaksi (detik) Volume gas (mL)
1. 0 0
2. 15 40
3. 30 40
Laju reaksi pembentukan gas hidrgoen setelah 30 detik sebesar….
a. 0,83 mL/detik
b. 1,33 mL/detik
c. 2,50 mL/detik
d. 2,67 mL/detik
e. 7,50 mL/detik
(UN 2015/2016)
Jawaban : d
Pembahasan :
Laju reaksi pembentukan gas hydrogen pada detik ke-15 :
V
v
t
40 mL

15 detik
 2,67 mL/detik
Laju reaksi pembentukan gas hydrogen pada detik ke-30 :
V
v
t
80 mL

30 detik
 2,67 mL/detik
Laju reaksi pada detik ke-15 dan detik ke-30 mempunyai nilai yang sama.
Berarti reaksi tersebut berjalan dengan kecepatan konstan (mempunyai nilai v
yang sama setiap nilai t). jadi, laju reaksi pembentukan gas hidrogen setelah
30 detik juga sama yaitu 2,67 mL/detik.

2. Perhatikan gambar percobaan antara logam Mg dengan asam klorida berikut.

Berdasarkan data percobaan tersebut, yang merupakan variabel bebas, variabel


terkontrol, dan variabel terikat adalah….
a. Konsentrasi HCl, luas permukaan logam Mg, dan laju reaksi.
b. Konsentrasi HCl, laju reaksi dan luas permukaan logam Mg
c. Luas permukaan logam Mg, konsentrasi HCl, dan laju reaksi
d. Laju reaksi, konsentrasi HCl, dan luas permukaan logam Mg
e. Laju reaksi, luas permukaan logam Mg, dan konsentrasi HCl
(UN 2015/2016)
Jawaban : a
Pembahasan :
(1) Variabel bebas (variabel manipulasi) adalah variabel yang sengaja diubah-
ubah untuk memperoleh hubungan satu besaran dengan yang lain.
(2) Variabel kontrol adalah variabel yang dipertahankan atua tidak diubah-
ubah.
(3) Variabel terikat (variabel respon) adalah variabel yang berubah karena
adanya perubahan variabel bebas.
Berdasarkan data percobaan, yang termasuk variabel bebas dalah konsentrasi
HCl, variabel control adalah luas permukaan logam Mg, dan variabel terikat
laju reaksi.
Latihan Soal
1. Pada penentuan laju reaksi : 2NO + Br2  2NOBr diperoleh data sebagai
berikut.
Waktu
No [NO] M [Br2]M
(menit)
1. 0,1 0,1 54
2. 0,1 0,2 27
3. 0,3 0,1 6
a. v = k[NO]2
b. v = k[NO] [Br2]
c. v = k[NO]2 [Br2]
d. v = k[NO] [Br2]2
e. v = k[NO]2 [Br2]2

2. perhatikan hasil percobaan dari reaksi antara 5 gram logam Zn dengan larutan
HCl berikut.

Berdasarkan gambar diatas, laju reaksi dipengaruhi oleh….


a. Suhu larutan dan volume
b. Konsentrasi HCl dan volume
c. Konsentrasi HCl dan suhu
d. Luas permukaan Zn dan konsentrasi HCl
e. Suhu dan luas permukaan Zn
Rangkuman Materi
Kesetimbangan Kimia
1. Kesetimbangan Kimia
Suatu reaksi dikatakan setimbang jika kecepatan reaksi penguraian sama
dengan kecepatan reaksi pembentukan. Jika ada aksi dari luar terhadap suatu
reaksi yang setimbang, kesetimbangan akan bergeser menjadi kesetimbangan
baru.
Asas Le Chatelier :
“Jika dalam suatu system kesetimbangan diberikan aksi yang mengganggu system
kesetimbangan, akan timbul reaksi yang memperkecil aksi tersebut.”

2. Faktor-faktor Kesetimbangan Kimia


Faktor-faktor yang memengaruhi pergeseran kesetimbangan adalah sebagai
berikut.
a. Perubahan konsentrasi
Konsentrasi zat diperbesar  kesetimbangan bergeser ke arah berlawanan
dengan zat tersebut.
b. Perubahan tekanan
Tekanan diperbesar  kesetimbangan bergeser ke jumlah koefisien yang
kecil.
Tekanan diturunkan  kesetimbangan bergeser ke jumlah koefisien yang
besar.
c. Perubahan volume
Volume diperbesar  kesetimbangan bergeser kea rah zat yang
koefisiennya besar.
Volume diperkecil  kesetimbangan bergeser kea rah zat yang
koefisiennya kecil.
d. Perubahan suhu
Suhu reaksi dinaikkan  kesetimbangan bergeser ke zat yang
membutuhkan panas (endoterm)
Suhu reaksi diturunkan  kesetimbangan bergeser ke zat yang
melepaskan panas (eksoterm)
3. Hukum Kesetimbangan Kimia
Bunyi hukum kesetimbangan kimia adalah sebagai berikut.
“Untuk reaksi kimia pada suhu tertentu, perbandingan hasil kali konsentrasi
zat-zat ruas kanan dan konsentrasi zat-zat ruas kiri, masing-masing
dipangkatkan dengan koefisien reaksinya, mempunyai harga tetap pada suhu
tetap”
Nilai tetap pada perumusan di atas merupakan tetapan kesetimbangn.
Tetapan kesetimbangan :
aA + bB ⇋ cC + dD

Tetapan kesetimbangan konsentrasi: Tetapan kesetimbangan tekanan :

Kc 
C  D
c d
P  P 
Kp  C c D d
c d

A B
a b
AB
P  P 
K p  Kc . RT n
Keterangan :
Kp = tetapan kesetimbangan tekanan
Kc = tetapan kesetimbangan konsentrasi
R = tetapan gas ideal (0,08 liter . atm . mol-1 . K-1)
T = suhu (Kelvin)
n = selisih mol gas produk dengan mol gas reaktan
= selisih koefisien produk dengan koefisien reaktan
= (c + d) – (a + b)
Tekanan parsial zat X dapat dihitung dengan rumus berikut.
jumlah mol zat x
Px  x Ptotal
jumlah mol seluruh gas
Ptotal = jumlah seluruh tekanan pada system kesetimbangan (P A + PB + PC +
PD)

Bedah UN
1. Dalam ruang 2 liter terdapat reaksi kesetimbangan berikut.
PCl5(g) ⇌ PCl3(g) + Cl2(g)
Dari reaksi tersebut diperoleh data sebagai berikut.

Keadaan PCl5 PCl3 Cl2


(mol) (mol) (mol)
Mula-mula 1,4 - -
Reaksi 0,6 0,6 0,6
Setimbang 0,8 0,6 0,6
Harga Kc berdasarkan data tersebut adalah….
0,3 x 0,3
a.
0,4
0,6 x 0,6
b.
0,8
0,6 x 0,6
c.
0,83
d. 0,3 x 0,3
e. 0,6 x 0,3
(UN 2014/2015)
Jawaban : a
Pembahasan :

Kc 
PCl3 Cl3 
PCl5 
0,6 mol 0,6 mol
x
2L 2L

0,8 mol
2L
0,3 x 0,3

0,4
2. Perhatikan reaksi kesetimbangan berikut.
2SO2(g) + O2(g) ⇌ 2SO3(g) H = -ykJ
Jika volume diperkecil, kesetimbangan akan bergeser kea rah….
a. Kiri karena ke arah endoterm
b. Kanan karena ke arah endoterm
c. Kiri karena jumlah koefisien pereaksi lebih besar
d. Kanan karena ke arah eksoterm
e. Kanan karena jumlah koefisien hasil reaksi lebih kecil
(UN 2013/2014)
Jawaban : e
Pembahasan :
Faktor yang memengaruhi reaksi kesetimbangan pada soal hanya volume
sehingga hanya berkaitan dengan jumlah koefisien. Jumlah koefisien ruas kiri
= 3 dan jumlah koefisien ruas kanan = 2. Jadi, jika volume diperkecil, reaksi
akan bergeser ke kanan karena jumlah koefisiennya lebih kecil.
Latihan Soal
1. Perhatikan persamaan reaksi berikut.
2SO3(aq) ⇌ 2SO2(g) + O2(g) H = -xkJ
Berdasarkan persamaan reaksi diatas, SO3 yang terurai menjadi semakin
banyak jika….
a. Suhu dinaikkan
b. Tekanan diperkecil
c. Ruangan dimampatkan
d. Ditambahkan SO2 lagi
e. Konsentrasi SO3 dikurangi

2. Berikut reaksi peruraian natrium bikar-bonat (soda kue).


2NaHCO3(s) ⇌ Na2CO3(s) + CO2(g) + H2O(g)
Tetapan kesetimbangan yang benar untuk reaksi di atas adalah….
a. Kc = [CO2]
b. Kc = [CO2] [H2O]

c. K c
CO2 H 2O
NaHCO3 2
d. K c
Na 2CO3 CO2 
NaHCO3 2
e. K c
Na3CO3 CO2 H 2O
NaHCO3 2

3. Persamaan reaksi berikut yang memiliki harga Kp = Kc adalah….


a. H2(g) + S(s) ⇌ H2S(g)
b. 2SO3(g) ⇌ 2SO2(g) + O2 (g)
c. 2HBr(g) ⇌ H2(g) + Br2 (l)
d. N2O4(g) ⇌ 2NO2(g)
e. N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g)

4. Pada suhu 25oC, diketahui reaksi kesetimbangan berikut.


2NH3(g) ⇌ N2(g) + 3H2(g) Kc = K1
1 3
N2(g) + H2(g) ⇋ NH3(g) Kc = K1
2 2
1
a. K1 
K2

1
b. K 2 
K1

1
c. K1 
K2

1
d. K 2 
K1

e. K2 = K12

Rangkuman Materi
Koloid
1. Komponen Penyusunan Koloid
Koloid adalah campuran dengan ukuran partikel berkisar antara 1 – 100
nm. Koloid tergolong campuran heterogen dan merupakan system dua fase yaitu
fase pendispersi (pelarut) dan fase terdispersi (terlarut). Tabel berikut
menunjukkan perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi.
Larutan Koloid Suspensi
Homogen, tak dapat Secara mikroskopis Heterogen
dibedakan walaupun bersifat homogeny, tetapi
menggunakan mikroskop heterogen jika diamati
ultra. dengan mikroskop ultra
Semua partikel Partikel berdiameter Salah satu partikel
berdiameter kurang dari 1 antara 1 nm sampai 1 nm berdiameter lebih dari
nm 100 nm
Satu fase Dua fase Dua fase
Stabil Pada umumnya stabil Tidak stabil
Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring, Dapat disaring
kecuali dengan
penyaringan ultra
Tidak memisah jika Tidak memisah jika Memisah jika didiamkan
didiamkan didiamkan
Contoh : larutan gula, Contoh : sabun, susu, jeli, Contoh : air sungai yang
larutan garam, spiritus, selai, mentega keruh, campuran air
alcohol 70%, larutan dengan pasir.
cuka, air laut.
2. Jenis – Jenis Koloid
No. Jenis Fase Fase Nama Contoh
Terdispersi Pendispersi
Padat Gas Aerosol gas Asap, deu
Padat Cair Sol Sol belerang, tinta,
1. Sol cat
Padat Padat Sol padat Gelas berwarna,
intan hitam
Cair Gas Aerosol cair Kabut
Cair Cair Emulsi Susu, santan,
2. Emulsi minyak ikan
Cair Padat Emulsi Jeli, mutiara
padat
Gas Cair Buih Buih sabun, krim
kocok
3. Buih
Gas Padat Buih padat Karet busa, batu
apung

3. Sifat-sifat Sistem Koloid


a. Efek Tyndall
Jika koloid dikenai cahaya, cahaya tersebut akan dihamburkan. Contoh :
langit terlihat jingga pada sore hari.
b. Gerak Brown
Jika system koloid diamati dengan mikroskop ultra, dapat diketahui bahwa
partikel koloid selalu bergerak lurus dengan arah tidak menentu. Gerak
Brown terjadi akibat tumbuhkan antara partikel-partikel koloid dengan
partikel-partikel pendispersinya. Gerak Brown akan makin cepat jika
partikel koloid makin kecil.
c. Elektroforesis
Elektroforesis adalah pergerakan partikel dalam medan listrik.
Elektroforesis dimanfaatkan dalam industri, seperti industri pembutan
sarung tangan karet. Elektroforesis juga dimanfaatkan untuk mengurangi
pencemaran udara yang dikeluarkan melalui cerobong asap pabrik.
d. Absorbsi
Partikel koloid bermuatan listrik disebabkan partikel koloid memiliki
kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya. Contoh
pemanfaatan sifat absorbsi pada koloid antara lain dalam proses
penjernihan air, penggunaan sabun, pemutihan gula pasir, penyembuhan
sakit perut dengan norit, dan pewarnaan serat wol, kapas, atau sutera.
e. Koagulasi
Pengumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Contoh proses koagulasi
pembentukan delta di muara sungai (karena koloid liat bercampur dengan
elektrolit air laut), penggumpalan karet dalam lateks dengan
menambahkan asam format, penggumpalan lumpur koloidal dalam sungai
dengan menambahkan tawas, penggumpalan asap atau debu pabrik dengan
alat koagulasi listrik Cottrel.
f. Koloid pelindung
Koloid yang bersifat melindungi koloid lain agar tidak mengalami
koagulasi disebut koloid pelindung. Contoh pemanfaatan koloid
pelindung: penggunaan gelatin pada pembuatan es krim untuk mencegah
pembentukan kristal besar es atau gula, penambahan minyak silikon pada
cat, penambahan kasein pada susu, penambahan lesitin pada margarin.
g. Dialisis
Dialisis merupakan proses menghilangkan ion-ion pengganggu dalam
pembuatan suatu koloid dengan menggunakan selaput semipermeable.
Pemanfaatan dialisis antara lain dalam proses cuci darah serta pemisahan
ion sianida dari tepung tapioka.
h. Koloid liofil dan liofob
Koloid yang medium pendispersinya cair dibedakan menjadi koloid liofil
dan koloid liofod. Jika medium pendispersinya air, koloid liofil disebut
koloid hidrofil dan koloid liofob disebut koloid hidrofob.
Sifat Sol Liofil Sol Liofob
Daya adsorbs terhadap Kuat, mudah Tidak dapat
medium mengadsorbsi mengabsorpsi
mediumnya atau sangat
lemah
Efek Tyndall Kurang jelas Sangat jelas
Kekentalan Lebih besar daripada Hamper sama dengan
mediumnya mediumnya
Koagulasi Sukar Mudah terkoagulasi
Lainnya Bersifat reversible Irreversible (jika sudah
menggumpal sukar
dikoloidkan kembali)
Aplikasi sifat hidrofod dan hidrofil terdapat pada proses pencucian
pakaian. Kemampuan detergen menarik lemak dan minyak disebabkan
molekul detergen memiliki ujung liofil yang larut dalam air dan ujung
liofod yang dapat menarik lemak dan minyak.

4. Pembuatan koloid
Pembuatan koloid dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara disperse
dan kondensasi.
a. Cara disperse, yaitu pembuatan koloid dari partikel kasar dengan
memperkecil ukuran partikel tersebut.
- Cara mekanik (disperse langsung)
Cara mekanik dilakukan dengan melakukan penggerusan butir-butir
kasar menggunakan penggiling koloid sampai diperoleh tingakt
kehalusan tertentu. Contohnya, sol belerang dapat dibuat dengan
menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan zat inert (zat yang
tidak reaktif/tidak mudah beraksi, misalnya gula pasir), kemudian
mencampur serbuk halus itu dengan air.
- Cara peptisasi
Cara peptisasi yaitu pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari
suatu endapan dengan bantuan zat pemecah. Contohnya, agar-agar
dipeptisasi oleh air, karet oleh bensin, pencernaan makanan oleh
enzim.
- Cara busur Bredig
Cara ini biasa digunakan untuk membuat sol logam, yaitu dengan cara
mencelupkan logam yang akan dijadikan koloid dalam medium
pendispersi dengan menjadikan logam tersebut sebagai elektrode. Lalu,
kedua ujungnya diberi loncatan listrik.
b. Cara kondensasi, yaitu pembuatan koloid yang dilakukan dengan
memperbesar ukuran partikel koloid. Biasanya cara kondesasi dilakukan
melalui reaksi kimia sebagai berikut.
- Reaksi oksidasi reduksi
Contoh : pembuatan sol belerang dengan mengalirkan H2S ke dalam
larutan SO2.
2H2S(g) + SO2(g)  2H2O(l) + 3S(s)
- Reaksi hidrolisis
Contoh : sol Fe(OH)3 dibuat dengan menambahkan beberapa mL
larutan FeCl3 jenuh ke dalam air mendidih.
FeCl3(aq) + 3H2O(l)  Fe(OH)3(aq) + 3HCl(aq)
- Reaksi dekomposisi rangkap
Contoh : pembuatan sol As2S3 dengan mengalirkan gas H2S ke dalam
larutan asam arsenit yang sangat encer.
2H3AsO3(aq) + 3H2S(aq)  As2S3(aq) + 6H2O(l)

Bedah UN
1. Berikut beberapa contoh penerapan sifat kolid dalam kehidupan sehari-hari.
(1) Penjernihan air,
(2) Pemutihan gula pasar,
(3) Pembentukan delta di muara sungai,
(4) Proses cuci darah, dan
(5) Sorot lampu pada malam berkabut
Contoh penerapan sifat koloid dari dialysis efek Tyndall ditunjukkan oleh
nomor….
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (3)
c. (2) dan (3)
d. (3) dan (4)
e. (4) dan (5)
(UN 2014/2014)
Jawaban : e
Pembahasan :
Dialysis adalah pemisahan koloid dengan membrane semipermeable.
Penerapannya dalam kehidupan sehari-hari adalah proses cuci darah dengan
pemisahan ion sianida. Sedangkan efek Tyndall adalah penghamburan cahaya
oleh partikel-partikel koloid. Peristiwa ini bias dilihat pada langit yang
berwarna biru pada siang hari dan berwarna orange pada sore hari serta sorot
lampu pada udara yang berkabut juga merupakan efek Tyndall.

2. Pasangan data berikut yang berhubungan dengan tepat adalah….


Fase Medium
Jenis Koloid
Terdispersi Pendispersi
a. Cair Gas Sol
b. Cair Cair Emulsi
c. Padat Cair Aerosol
d. Padat Gas Busa
e. Gas Cair Emulsi
(UN 2012/2013)
Jawaban : b
Pembahasan :
Berikut ini adalah pasangan data yang berhubungan dengan tepat
Fase Medium
Jenis Koloid
Terdispersi Pendispersi
Cair Gas Aerosol padat
Cair Cair Emulsi
Padat Cair Sol
Padat Gas Aerosol gas
Gas Cair Buih

Latihan Soal
1. Perhatikan cara-cara pembuatan koloid berikut.
(1) Penggilingan atau penggerusan zat padat.
(2) Penggantian pelarut, pendinginan, dan pengembunan.
(3) Penambahan elektrolit yang mengandung ion sejenis.
(4) Menyentuhkan logam yang dialiri listrik ke air.
(5) Mengencerkan larutan hingga encer sekali.
Tiga cara pembuatan koloid dengan cara disperse yang tepat ditunjukkan oleh
nomor….
a. (1), (2), dan (3)
b. (1), (2), dan (4)
c. (1), (3), dan (4)
d. (2), (3), dan (4)
e. (3), (4), dan (5)

2. Berikut beberapa peristiwa yang menunjukkan penerapan sifat-sifat koloid


dalam kehidupan sehari-hari.
(1) Pemutihan gula.
(2) Kabut di pegunungan.
(3) Proses cuci darah.
(4) Proses kerja obat diare.
(5) Pembentukan delta di muara sungai.
Sifat dialysis koloid dapat ditunjukkan dalam contoh perisitwa nomor….
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
e. (5)

3. Perhatikan ciri-ciri campuran berikut.


(1) Dapat disaring menggunakan kertas saring biasa.
(2) Ukuran partikel antara 10-7 sampai 10-5 cm.
(3) Terlihat dengan jelas memiliki satu fase (homogen).
(4) Umumnya bersifat stabil, tidak mengendap dalam waktu lama.
Ciri-ciri koloid terdapat pada nomor….
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (3)
c. (2) dan (3)
d. (2) dan (4)
e. (3) dan (4)
Rangkuman Materi
- Reaksi reduksi oksidasi
- Elektrokimia

A. Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang melibatkan perubahan bilangan oksidasi.
Tabel berikut menunjukkan ciri-ciri reaksi reduksi dan oksidasi.
Reaksi Reduksi Reaksi Oksidasi
- Melepas oksigen - Mengikat oksigen
- Mengikat electron - Melepas electron
- Terjadi penurunan biloks - Terjadi kenaikan biloks

1. Penyerataan reaksi redoks


Pada reaksi redoks terdapat oksidator (pengoksidasi) dan reduktor (pereduksi).
- Oksidator (pengoksidasi) : zat yang mengalami reaksi reduksi.
- Reduktor (pereduksi) : zat yang mengalami reaksi oksidasi.
Terdapat dua cara untuk melakukan reaksi redoks, yaitu cara setengah
reaksi dan cara perubahan bilangan oksidasi (biloks).
2. Bilangan oksidasi
Bilangan oksidasi (biloks) menyatakan banyak electron yang dilepaskan
atau diterima oleh suatu atom dalam suatu senyawa.
- Biloks setiap atom dalam unsur bebas = 0
- Biloks ion suatu atom sama dengan muatan ion tersebut.
- Biloks atom logam sesuai dengan letak golongannya pada sistem periodik
unsur dan selalu bertanda positif.
- Biloks H dalam senyawa selalu +1, kecuali pada senyawa hidrida (contoh :
NaH, CaH2) biloks H = -1.
- Biloks atom O = -2, kecuali pada senyawa peroksida seperti H2O2 biloks O
= -1, pada senyawa superoksida seperti KO2 dan RbO2 biloks O = -½.
Pada senyawa OF2, biloks O = +2.
- Jumlah total biloks atom-atom dalam suatu senyawa = 0
- Jumlah total biloks atom-atom dalam suatu ion = muatan ion tersebut.
B. Diagram Sel
Diagram sel digunakan untuk menyatakan reaksi reduksi-oksidasi yang terjadi.
Anode | ion || ion | katode
Oksidasi || Reduksi
Deret Volta
Berikut ini urutan logam dari reduktor terkuat hingga reduktor terlemah.
Li – K – Ba – Sr – Ca – Na – La – Ce – Mg – Lu – Al – Mn – H2O – Zn – Cr
– Fe – Cd – Co – Ni – Sn – Pb – H – Sb – Bi – Cu – Hg – Ag – Pt – Au
Keterangan :
- Makin ke kiri, nilai potensial sel (Eo) makin kecil, sifat oksidator makin
lemah dan sifat reduktor makin kuat.
- Logam pad deret Volta dapat mereduksi ion-ion di sebelah kanannya,
tetapi tidak mampu mereduksi ion-ion di sebelah kirinya.
- Atom H mempunyai nilai Eo = 0 volt dan merupakan batas logam-logam
tidak mulai (di kiri) dengan logam-logam mulai (di kanan).
Cara Menghitung Potensial Sel ( E osel )
o
E sel  Ereduksi
o
 Eoksidasi
o

atau
E sel  Ekatode
o o
 Eanode
o

Keterangan :
o
E oksidasi = potensial zat yang mengalami oksidasi (Eo yang nilainya lebih kecil)
o
E reduksi = potensial zat yang mengalami reduksi (Eo yang nilainya lebih besar)

C. Sel Elektrokimia
Energi yang dihasilkan dari reaksi redoks dapat diubah menjadi energi
listrik. Aplikasi dari konsep tersebut terdapat pada sel elektrokimia, yaitu sel volta
dan sel elektrolisis.
Pada katode terjadi reaksi reduksi, sedangkan pada anode reaksi oksidasi.

D. Hukum Faraday I
“Massa dari zat yang diendapkan atau dibebaskan pada electrode
sebanding dengan muatun listrik yang melewati suatu zat elektrolit.”
Secara matematis dapat dituliskan
exq
m
96.500
Keterangan :
m : massa zat yang diendapkan atau dihasilkan (gram)
Ar Mr
e : berat ekuivalen  atau
valensi valensi
q : muatan listrik (coulomb)

Rumus muatan listrik adalah :


q=ixt

Keterangan :
i : arus listrik (ampere)
t : waktu (sekon)
Jadi, dari kedua rumus diatas, didapat rumus Hukum Faraday I yaitu :
exi xt
m
96.500

E. Hukum Faraday II
“Apabila 2 sel atau lebih dialiri arus listrik dalam jumlah yang sama
(disusun seri) maka perbandingan massa zat-zat yang dihasilkan sebanding
dengan massa ekuivalen (e) zat-zat tersebut.”
Rumus Hukum Faraday II yaitu :
m1 : m2 = e1 : e2
Ar Ar
m1 : m2  1 : 2
n1 n2
Keterangan :
m = massa zat (gram)
e = massa ekuivalen zat
Ar = massa molekul relative
n = muatan ion positif atau kaiton

Bedah UN
1. Perhatikan gambar sel elektrolisis berikut.

Reaksi yang terjadi di katode berdasarkan gambar adalah….


a. Cr(s)  Cr3+(aq) + 3e-
b. K+(aq) + e-  K(s)
c. Cr3+(aq) + 3e-  Cr(s)
d. NO3-(aq) + 4H+(aq) + 3e-  NO(g) + 2H2O(l)
e. 2H2O(l) + 2e-  H2(g) + 2OH-(aq)
(UN 2014/2015)
Jawaban : e
Pembahasan :
Gambar tersebut adalah elektrolisis larutan KNO3 dengan electrode Cr.
Reaksi yang terjadi di katode hanya bergantung pada katiton yaitu K+. Karena
logam K adalah golongan lA (alkali), maka reaksi yang terjadi di katode
adalah reduksi air. Sedangkan reaksi di anode adalah oksidasi electrode.
Katode : 2H2O + 2e-  2OH- + H2
Anode : Cr  Cr3+ + 3e-

2. Perhatikan persamaan reaksi redoksi berikut.


Br2 + 2NaOH  NaBrO + H2O
Zat yang mengalami reaksi disproporsionasi (autoredoks) berikut perubahan
bilangan oksidasinya adalah….
a. Bromin dari -1 menjadi -2 dan 0
b. Bromin dari 0 menjadi -1 dan +1
c. Bromin dari 0 menjadi -2 dan +1
d. Natrium dari +1 menjadi -1 dan 0
e. Oksigen dari -2 menjadi -3 dan -1
(UN 2013/2014)
Jawaban : b
Pembahasan :
Autoredoks atau disproporsionasi adalah reaksi redoks yang terjadi jika suatu
unsur mengalami reduksi sekaligus oksidasi. Unsur tersebut bertindak sebagai
oksidator dan reduktor.
Br2 + 2NaOH  NaBr + NaBrO + H2O
0 +1 -1 +1 +1 -2

reduksi

oksidasi

Jadi, zat yang mengalami reaksi autoredoks adalah bromin dari 0 menjadi -1
dan + 1

Latihan Soal
1. Perhatikan persamaan reaksi redoks berikut.
aCr2O72- + bH+ + cCl-  dCr3+ + eH2O + fCl2
Harga koefisien a, b, c, d, e dan f pada persaman reaksi tersebut agar setara
adalah….
a. 1, 6, 2, 2, 3, dan 1
b. 1, 10, 6, 2, 5, dan 3
c. 1, 14, 6, 2, 7, dan 3
d. 2, 14, 6, 2, 3, dan 3
e. 2, 8, 6, 4, 4, dan 3

2. Perhatikan persamaan reaksi redoks berikut.


pBr2(g) + qOH-(aq)  rBrO3-(aq) + sBr-(aq) + tH2O(l)
Harga koefisien p, q, r, s, t agar reaksi di atas setara adalah….
a. 2, 2, 2, 5, 1
b. 2, 4, 1, 5, 2
c. 3, 5, 6, 3, 1
d. 3, 6, 1, 5, 3
e. 3, 6, 5, 1, 3

3. Pada elektrolisis laturan ZnCl2(ArZn = 65) dengan electrode C menggunakan


arus sebesar 4 ampere selama 60 menit, menghasilkan endapan Zn di katode
sebanyak….
a. 1,2 gram
b. 2,4 gram
c. 4,8 gram
d. 24,2 gram
e. 32,5 gram

4. Pada elektrolisis larutan ZnCl2(ArZn = 65) dengan electrode C menggunakan


arus sebesarPada elektrolisis laturan ZnCl2(ArZn = 65) dengan electrode C
menggunakan arus sebesar 4 ampere selama 60 menit, menghasilkan endapan
Zn di katode sebanyak….
a. 1,2 gram
b. 2,4 gram
c. 4,8 gram
d. 24,2 gram
e. 32,5 gram

Rangkuman Materi
Fenomena korosi dan pencegahannya
Korosi merupakan suatu reaksi redoks dan proses elektrokimia yang sifatnya
merusak suatu materi. Faktor-faktor yang mempengaruhi korosi pada logam:
1. Kelembapan udara,
2. Elektrolit,
3. Zat terlarut pembentuk asam,
4. Adanya O2,
5. Lapisan pada permukaan logam, dan
6. Letak logam dalam deret potensial reduksi.
Korosi dapat dicegah dengan cara berikut.
1. Perlindungan mekanis  agar permukaan logam tidak berhubungan dengan
oksigen dan air. Perlindungan mekanis dapat dilakukan dengan melakukan
pengecatan logam atau melapisi logam dengan cat, minyak, oli, pelumas,
plastik atau logam lain yang lebih mudah teroksidasi (Eo-nya lebih kecil).
2. Perlindungan elektrokimia (perlindungan katode)  untuk mencegah
korosi elektrolisis (reaksi elektrokimia yang mengoksidasi logam). Caranya
dengan melapisi logam menggunakan logam yang lebih aktif (Eo-nya lebih
kecil). Perlindungan katode biasanya digunakan untuk besi yang ditanam
dalam tanah dengan magnesium sebagai logam pelindungnya.
3. Melakukan galvanisasi  logam ditutup dengan logam lain yang lebih mudah
teroksidasi

Beda UN
1. Beberapa metode pencegahan korosi besi :
(1) Mengecat;
(2) Melumuri oli;
(3) Membungkus dengan plastic;
(4) Perlindungan katode;
(5) Galvanisasi
Metode yang paling tepat digunakan untuk melindungi pipa besi yang ada di
dalam tanah adalah nomor….
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
e. (5)
(UN 2009/2018)
Jawaban : e
Pembahasan :
Untuk melindungi pipa besi di dalam tanah dari korosi, biasanya digunakan
perlindungan katode, yaitu dengan melapisi besi menggunakan logam yang
lebih aktif.

2. Perhatikan gambar percobaan korosi berikut.

Paku yang mengalami korosi paling lambat terjadi pada gambar nomor….
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
e. (5)
(UN 2012/2013)
Jawaban : e
Pembahasan :
Salah satu cara untuk mencegah terjadi korosi adalah perlindungan mekanis,
yaitu suatu cara agar permukaan logam tidak berhubungan dengan oksigen
dan air. Jika paku dimasukkan ke dalam minya, paku sulit mengalami korosi.
Latihan Soal
1. Berikut ini percobaan logam besi (Fe) yang dihubungkan dengan logam lain.
Setiap logam yang telah dihubungkan diletakkan di tempat yang sedikit
lembap dan bersuasana asam, seperti gambar berikut.

Besi yang akan mengalami korosi paling cepat yaitu percobaan nomor….
a. I
b. II
c. III
d. IV
e. V

2. Perhatikan gambar proses korosi berikut.

Proses korosi yang berlangsung paling lambat pada gambar nomor….


a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Rangkuman Materi
Sifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutan adalah sifat yang hanya bergantung pada jumlah
partikel zat terlarut dalam larutan.
1. Perhitungan pada Sifat Koligatif
a. Molalitas (m)
Molalitas menyatakan jumlah zat terlarut di dalam setiap 1 kg (1.000
gram) pelarut.
n
m
p
Keterangan :
m = molalitas
n = mol zat terlarut
p = massa zat terlarut (kg)
b. Fraksi mol (X)
Fraksi mol menyatakan perbandingan mol suatu zat dengan jumlah mol
campuran
np nt
Xp  dan X t 
n p  nt n p  nt
X p  Xt 1

2. Sifat Koligatif Larutan


a. Penurunan Tekanan Uap Jenis (P)
Penurunan tekanan uap jenuh adalah selisih antara tekanan uap jenuh
pelarut murni dengan tekanan uap jenuh larutan.
P = Po – P
P = Po – (Xp . Po)
P = Po ( 1– Xp)
P = Po . Xt . i

Keterangan :
P = penurunan tekanan uap jenuh (mmHg)
Po = tekanan uap jenuh pelarut murni (mmHg)
Xp = fraksi mol zat pelarut
Xt = fraksi mol zat terlarut
i = faktor Van’t Hoff, yaitu 1 + (n – 1)α, dengan α = 1 untuk larutan
elektrolit

b. Kenaikan Titik Didih (Tb) dan Penurunan Titik Beku (Tf)


Kenaikan titik didih (Tb) merupakan selisih titik didih larutan dengan
titik didih pelarut. Penurunan titik beku (Tf) adalah selisih antara titik
didih beku pelarut dengan titik beku larutan.

Tb = titik didih larutan – titik didih pelarut


Tf = titik beku pelarut – titik beku larutan
Tb = m . Kb . i
Tf = m . Kf . i
Keterangan :
m = molalitas
Tb = kenaikan titik didih
Tf = penurunan titik beku
i = faktor Van’t Hoff, yaitu 1 + (n – 1)α, dengan α = 1 untuk larutan
elektrolit

c. Tekanan osmotik
Tekanan osmosis adalah besarnya tekanan yang harus diberikan pada suatu
larutan untuk mencegah molekul-molekul pelarut mengalir ke dalam
larutan melalui membrane semipermeable.
Π = M . R. T . i
Keterangan :
π = tekanan osmosis
M = konsentrasi zat (mol/liter)
R = 0,082 liter . atm . mol-1 . K-1
T = suhu (K)
i = faktor Van’t Hoff, yaitu 1 + (n – 1)α, dengan α = 1 untuk larutan
elektrolit

3. Penerapan Sifat Koligatif Larutan


a. Penurunan titik beku : penaburan campuran garam untuk mencairkan salju,
penggunaan garam dalam pembuatan es putar, serta penambahan etilen
glikol dalam radiator.
b. Kenaikan titik didih : mengklasifikasikan bahan bakar yang digunakan,
proses distilasi dalam industry, penambahan garam dalam air untuk
meningkatkan titik didihnya.
c. Penurunan tekanan uap : tidak akan tenggelam saat berenang di Laut Mati
karena konsentrasi zat terlarutnya yang sangat tinggi.
d. Tekananan osmotik : terapi cuci darah pada pasien gagal ginjal,
pengawetan makanan dengan garam, penyerapan air oleh akar tanaman,
desalinasi (proses membuat air tawar dari air asin), pemurnian air limbah,
penggunaan larutan infus, dan penggunaan garam untuk membunuh hewan
lunak seperti lintah.

Bedah UN
1. Berikut beberapa penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-
hari.
(1) Penyerapan air oleh akar tanaman.
(2) Penambahan garam dalam pembuatan es putar.
(3) Penambahan garam untuk mencairkan salju.
(4) Penggunaan garam untuk membunuh lintah, dan
(5) Menambahkan etilen glikol pada radiator mobil.
Penerapan tekanan osmotic terdapat pada peristiwa nomor….
a. (1) dan (3)
b. (1) dan (4)
c. (2) dan (3)
d. (2) dan (5)
e. (4) dan (5)
(UN 2015/2016)
Jawaban : b

Pembahasan :
Berikut penerapan sistem koloid dalam kehidupan sehari-hari yang benar.
(1) Penyerapan air oleh akar tanaman  tekanan osmotik
(2) Penambahan garam dalam es putar  penurunan titik beku
(3) Penambahan garam untuk mencairkan salju  penurunan titik beku
(4) Penggunaan garam untuk membunuh lintah  tekanan osmotik
(5) Menambahan etilen glikol pada radiator mobil  penurunan titik beku

2. Perhatikan gambar molekuler larutan berisi partikel zat terlarut dan zat pelarut
tak sebenarnya berikut.

Larutan yang memiliki tekanan uap jenuh paling besar terdaat pada gambar
nomor….
a. I
b. II
c. III
d. IV
e. V
(UN 2012/2013)
Jawaban : a
Pembahasan :
Tekanan uap paling besar saat partikel dari zat terlarutnya paling sedikit. Dari
gambar, yang paling sedikit memiliki partikel zat terlarut adalah gambar I.

Latihan Soal
1. Perhatikan gambar beberapa larutan berikut.

Jika mol pelarut semua larutan di atas dianggap sama, larutan yang
mempunyai tekanan uap paling besar adalah nomor….
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
e. (5)

2. Titik beku air pada radiator mobil yang berisi cairan dengan perbandingan 31
gram etilen glikol (HOCH2CH2OH) dengan 500 gram air adalah….
a. -0,93oC
b. -1,86oC
c. -2,62oC
d. -3,72oC
e. -7,64oC

3. Tekanan uap air murni pada suhu 25oC adalah 24 mmHg. Penurunan tekanan
uap larutan urea CO(NH2)2 1 m pada 25oC adalah….. (Mf H2O = 18)
a. 0,30 mmHg
b. 0,42 mmHg
c. 0,54 mmHg
d. 0,63 mmHg
e. 0,72 mmHg

4. Sebanyak 22,2 gram CaCl2 dilarutkan dalam 200 gram air. Jika Kb air = 0,52,
titik didih larutan yang dihasilkan adalah….(Ar Cl = 35,5 dan Ca = 40)
a. 101,82oC
b. 101,64oC
c. 101,56oC
d. 100,68oC
e. 100,70oC

5. Sebanyak 4 g NaOH (Mr = 40) dilarutkan dalam 250 g air. Larutan NaOH
yang dihasilkan akan mendidih pada suhu….(Kb air = 0,52oC/m)
a. 100,2oC
b. 100,4oC
c. 100,8oC
d. 101.6oC
e. 103,2oC

6. Larutan berikut yang memiliki titik didih paling rendah adalah….


a. CO(NH2)2 3 m
b. MgCl2 2 m
c. NaCl 2 m
d. CH3COOH 2 m
e. K3PO4 1 m
D. Kimia Organik
Rangkuman Materi
Senyawa karbon (hidrokarbon)
A. Senyawa karbon
1. Penggolongan senyawa karbon
Atom C

1. Metana - -
2. Etana Etena Etuna
3. Propane Propena Propuna
4. Butana Butena Butuna
5. Pentane Pentena Pentuna
6. Heksana Heksena Heksuna
7. Heptane Heptena Heptuna
8. Oktana Oktena Oktuna
9. Nonana Nonena Nonuna
10 Dekana Dekena Dekuna

2. Tata nama senyawa karbon


a. Alkana
Penamaan senyawa alkana sebagai berikut.
1) Untuk alkana rantai lurus, nama alkana sesuai jumlah atom C dan
diberi awalan n (n = normal)
Contoh :
CH2 – CH2 – CH2 – CH3 n-butana
2) Untuk alkana rantai cabang
- Rantai induk diambil rantai terpanjang
- Cabang merupakan gugus alkil. Rumus umum alkil CnH2n+1.
Nama alkil sama dengan nama alkana dengan jumlah atom C
sama, hanya akhiran –ana diganti –il
- Jika hanya ada satu cabang rantai cabang diberi nomor sekecil
mungkin.
- Jika alkil cabang lebih dari satu dan sejenis, menggunakan
awalan Yunani (di = 2, tri = 3, tetra = 4, dan seterusnya) dan
jika berbeda jenis, diurutkan sesuai alfabetis.
Contoh :

b. Alkena
Penamaan senyawa alkena sebagai berikut.
1) Nama alkena berasal dari nama alkana, tetapi –ana diganti –ena
2) Rantai utama terdapat pada rantai terpanjang yang mengandung
ikatan rangkap.
3) Penomoran dimulai dari ujung yang paling dekat dengan rangkap.
4) Penulisan cabang sama dengan senyawa alkana.
Contoh

c. Alkuna
Aturan penamaan sama dengan alkena, tetapi –ena diganti –una
3. Keisomeran
Isomer adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul
yang sama tetapi mempunyai struktur yang berbeda. Perhatikan bagan
berikut tentang keisomeran.

Contoh :
1. Rangka

2. Posisi

3. Gugus Fungsi

4. Optis
5. Geometri

4. Gugus fungsi senyawa karbon


Senyawa karbon dapat dikelompokkan berdasarkan gugus fungsi
yang dimilikinya. Gugus fungsi adalah gugus atom atau molekul yang
berperan pada sifat kimia suatu senyawa. Suatu senyawa yang memiliki
gugus fungsi yang sama akan memiliki kemiripan reaksi. Berikut beberapa
gugus fungsi yang lazim dimiliki senyawa karbon.
Rumus Gugus Struktur Tata
No Nama
Umum Fungsi Molekul nama
1. Alkohol CnH2n+2O OH R OH -ol
2. Eter CnH2n+2O O R O R' Alkoksi
alkana
3. Aldehida CnH2nO -al

4. Keton CnH2nO -on

5. Asam CnH2nO2 Asam


karboksilat alkanoat

6. Ester CnH2nO2 Alkil


alkanoat

5. Reaksi senyawa karbon


a. Substitusi : suatu reaksi penggantian gugus fungsional pada senyawa
kimia tertentu dengan gugus fungsional yang lain.
Contoh :

b. Adisi : reaksi penggabungan dua atau lebih molekul menjadi sebuah


molekul yang lebih besar dengan disertai berkurangnya ikatan rangkap
dari salah satu molekul yang bereaksi akibat adanya penggabungan.
Contoh :

c. Eliminasi : reaksi penghilangan beberapa atom/gugus untuk


membentuk zat baru.
Contoh :

d. Oksidasi : reaksi pembakaran yang melibatkan O2.


Contoh :

e. Netralisasi : reaksi antara asam dan basa membentuk garam dan air.
Contoh :

f. Hidrolisis : reaksi penguraian senyawa kimia oleh reaksi dengan air.


Contoh :
g. Polimerisasi
Polimer adalah makromolekul (molekul raksasa) yang tersusun dari
monomer yang merupakan molekul kecil dan sederhana. Polimerisasi
adalah reaksi pembentukan polimer. Polimerisasi ada 2 jenis, yaitu
polimerisasi adisi (tidak terjadi hasil sampingan) dan polimerisasi
kondensasi (terjadi hasil sampingan).
1) Polimer Adisi
Contoh :
n CH2 = CH – Cl  (– CH2 – CHCl – ) n
vinil klorida polinivil klorida (PVC)
2) Polimer Kondensasi
Contoh :
Asam adipat + 1,6–diamino heksana  Nilon 6,6 + H2O
h. Esterifikasi : reaksi pembentukan ester dengan mereaksikan asam
karboksilat dan alkohol.
Contoh :

i. Saponifikasi : reaksi hidrolisis ester oleh basa yang menghasilkan


alkohol dan garamnya.
Contoh :

6. Uji reaksi senyawa karbon


Zat yang
No Nama Uji Tujuan Indikator
ditambahkan
1. Air Brom Menguji ada Br2 Ada ikatan
tidaknya rangkap  warna
ikatan coklat air brom
rangkap hilang
2. Fehling Menguji CuO Terdapat endapan
gugus merah
alhehida
3. Tollens Menguji Ag2O Endapan cermin
gugus perak (Ag)
aldehida

7. Kegunaan senyawa karbon


Senyawa karbon lainnya yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
sebagai berikut.
Senyawa Kegunaan
Alkohol Methanol  pelarut senyawa organik lain, bahan
campuran spiritus, bahan bakar, bahan pembuatan
ester dan formalin, zat antibeku pada radiator.
Etanol  pelarut dalam industri obat-obatan dan
kosmetik, bahan bakar, disinfektan, zat warna, bahan
baku spiritus.
Gliserol  obat-obatan, kosmetik, pelumas, bahan
bakar serat plastic, bahan peledak, pelembap pada
tembakau.
Glikol  zat antibeku pada radiator, bahan baku
dakron, pelarut, bahan peledak.
Eter Zat anastestik atau obat bius, pelarut senyawa non-
polar seperti lemak atau minyak.
Metil Tersier Butil Eter (MTBE)  zat tambahan pada
bensin untuk mengurangi emisi.
Etilen glikol  bahan pembuatan fiber polyester dan
zat antibeku.
Aldehida Formaldehida  disinfektan, insektidisa, pengawet
mayat, bahan pembuatan plastik.
Asetaldehida  bahan pembuatan plastik, zat warna,
dan karet sintetis.
Keton Pelarut plastik, lilin, dan cat, serta bahan baku
iodoform (obat luka).
Asam Asam asetat (asam cuka)  penyedap rasa, pengawet
karboksilat makanan, bahan pembuatan serat sintetis dan plastik.
Asam sitrat  pengolahan makanan, kosmetik, dan
obat-obatan.
Asam laktat  digunakan dalam industry kembang
gula, esens, dan pengolahan ikan.
Ester Bahan penguat esens pada sirop, roti dan pengharum
ruangan
B. Senyawa Benzena
Benzene merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki rantai karbon
tertutup dan mengandung dua atau lebih ikatan rangkap yang letaknya berselang
silang. Struktur molekul benzana dapat digambar sebagai berikut.

1. Sifat-sifat benzena
a. Sifat fisik : tidak berwarna, berwujud cair, berbau khas, larut dalam
alkohol, sedikit larut dalam air.
b. Sifat kimia : beracun, mudah terbakar, beresonansi, mempunyai cincin.
Sukar bereaksi adisi, lebih mudah bereaksi substitusi, mempunyasi ikatan
rangkap 2 berselang seling, dan termasuk kategori hidrokarbon aromatis.
2. Reaksi benzena
a. Halogenasi (substitusi halogen)
Reaksi yang terjadi antara benzena dan halogen dengan bantuan katalisator
besi (III) halide menghasilkan halobenzena. Contoh :

b. Nitrasi (substitusi NO2)


Reaksi yang terjadi antara benzena dan asam nitrat pekat dengan bantuan
katalisator asam sulfat pekat. Contoh :
c. Sulfonasi (substitusi H2SO4)
Reaksi antara benzena dengan asam sulfat pekat. Contoh :

d. Alkilasi
Reaksi antara benzena dan haloalkana dengan bantuan katalisator
aluminium (III) halide. Contoh :

3. Kegunaan senyawa benzena


Tabel berikut merupakan turunan beserta kegunaannya.
No. Turunan Nama Kegunaan
1. Toluena Bahan peledak dan
pelarut resin, cat, minyak
dan karet.
2. Asam benzoate Bahan pengawet
makanan dan bahan baku
pembuat fenol.

3. Natrium Bahan pengawet


benzoate makanan

4. Fenol Zat antiseptik, zat


disinfektan, dan pembuat
zat warna.

5. Aniline Pewarna diazo, bahan


bakar roket, serta bahan
baku pembutan obat,
seperti antipirina dan
antifebrin.
6. Benzaldehida Bahan baku pembuatan
parfum serta pemberi
aroma buah ceri dan
buah-buahan pada
makanan.
7. Stirena Bahan baku pembuat
plastik dan karet sintesis

8. Asam salisilat Zat analgesic pada obat-


obatan dan zat anti jamur
pada salep untuk
penyakit kulit
9. Asetaminofen Bahan baku obat
(disebut juga penurun panas
parasetamol)

Bedah UN
1. Perhatikan persamaan reaksi berikut.
(1) CH3 – CH2OH  CH2 = CH2 + H2O
(2) CH3 – CH = CH2 + HCl  CH3 – CHCl – CH3
(3) CH3 – CH2Cl + CH3OK  CH2 = CH2 + KCl + CH3OH
(4) C2H5Cl + NaOH  C2H5OH + NaCl
(5) CH ≡ C – CH3 + H2  CH2 = CH – CH3
Jenis reaksi substitusi ditunjukkan oleh persamaan reaksi nomor….
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
e. (5)
(UN 2015/2016)
Jawaban : d
Pembahasan :
Reaksi substitusi adalah reaksi penggatian gugus fungsional pada senyawa
tertentu dengan gugus fungsional yang lain.
(1) CH3 – CH2OH  CH2 = CH2 + H2O (reaksi elminasi)

(2) CH3 – CH = CH2 + HCl  CH3 – CHCl – CH3 (reaksi adisi)


(3) CH3 – CH2Cl + CH3OK  CH2 = CH2 + KCl + CH3OH (reaksi elminasi)

(4) C2H5Cl + NaOH  C2H5OH + NaCl (reaksi substitusi)

(5) CH ≡ C – CH3 + H2  CH2 = CH – CH3 (reaksi elminasi)

2. Perhatikan senyawa turunan benzena berikut.

Senyawa yang digunakan sebagai obat gosok dan disinfektan adalah nomor….
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (3)
c. (2) dan (4)
d. (3) dan (4)
e. (3) dan (5)
(UN 2014/2015)
Jawaban : e
Pembahasan :
Berikut nama dan kegunaan senyawa turunan benzena yang benar sesuai
urutan pada soal.
(1) Asam benzoate : bahan baku pengawet makanan
(2) Asam benzena sulfonat : bahan baku pembuatan obat dan pemanis buatan.
(3) Asam m-hidroksi benzoate : obat anti jamur atau obat gosok.
(4) Aniline : bahan baku pembuatan zat warna, bahan bakar, roket, dan bahan
peledak.
(5) Fenol : antiseptik/disinfektan, pengawet kayu, bahan baku zat warna, dan
obat-obat.
Latihan Soal
1. Perhatikan ciri-ciri senyawa karbon berikut.
(1) Direaksikan dengan alkohol menghasilakn ester.
(2) Direaksikan dengan NaOH menghasilkan garam.
Senyawa dengan ciri-ciri di atas memiliki gugus fungsi.

2. Perhatikan rumus struktur senyawa turunan benzena berikut.

Pasangan senyawa turunan benzena tersebut dikenal dengan nama….


a. Anilin dan toluene
b. Toluene dan asam salisilat
c. Fenol dan anlilin
d. Toluene dan stirena
e. Asam salisilat dan benzaldehida

3. Perhatikan beberapa kegunaan senyawa karbon dalam kehidupan sehari-hari


berikut.
(1) Pengawet makanan
(2) Bahan pembuat lilin
(3) Menggumpalkan lateks.
(4) Bahan pembuat mentega
(5) Melarutkan senyawa organik.
Kegunaan dari asam etanoat dan asam metanoat terdapat pada nomor….
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (3)
c. (2) dan (3)
d. (3) dan (4)
e. (4) dan (5)

4. Perhatikan tabel kegunaan beberapa senyawa karbon berikut.


No. Nama senyawa Kegunaan
1. Methanol Pembersih kuku atau
kuteks
2. Dietil eter Bahan bakar lampu
spiritus
3. Asetaldehid Bahan baku pembuatan
asam asetat
4. Aseton Menggumpalkan lateks
5. Asam asetat Pengawet makanan
Berdasarkan tabel di atas, pasangan nama senyawa dan kegunaannya yang
tepat adalah nomor….
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 3 dan 5
e. 4 dan 5

Rangkuman Materi
- Proses pembentukan minyak bumi
- Dampak pembakaran minyak bumi

1. Pembentukan minyak bumi


Minyak bumi terbentuk dari pelapukan organisme hidup yang berlangsung
selama berjuta-juta tahun. Organisme yang mati tersebut akan tertimbun pasir dan
lumpur. Akibat dari pengaruh tekanan dan suhu yang tinggi, setelah ribuan tahun
lapisan pasir dan lumpur tersebut akan menjadi batuan.
Selanjutnya, akibatnya tekanan dan panas bumi organisme yang terjebak di
batuan secara perlahan akan berubah menjadi minyak mentah dan gas. Daerah
yang kemungkinan besar memproduksi minyak bumi adalah daerah lepas pantai.

2. Komposisi minyak bumi


Minyak bumi adalah suatu campuran kompleks yang sebagian besar terdiri
atas hidrokarbon. Gas alam merupakan campuran alkane dengan berat molekul
sedang. Komposisi gas alam bergantung pada sumbernya, umumnya mengandung
80% metana, 7% etana, 6% propane, 4% butane dan isobutana, dan 3% pentane.
Minyak mentah merupakan campuran kompleks, yaitu sekitar 50% sampai
95% adalah hidrokarbon, terutama terdiri dari senyawa-senyawa, seperti alkana,
sikloalkana, dan senyawa aromatis.

3. Pengolahan Minyak Bumi


Gas alam dan minyak bumi yang diperoleh melalui pemboran tanah pada
kedalaman tertentu, bergantung pada daerah yang mengandung sumber alam
tersebut. Minyak bumi yang diperoleh terdiri dari berbagai campuran. Hasil
pemboran berupa minyak mentah (crude oil) yang belum dapat digunakan.
Minyak bumi mengandung berbagi senyawa hidrokarbon yang memiliki berat
molekul dan titik didih yang berbeda-beda. Berikut proses pengolahan minyak
bumi.
a. Distilasi minyak bumi
Proses distilasi atua penyulingan minyak bumi menggunakan teknik distilasi
bertingkat atau teknik fraksionasi. Prinsip dasar distilasi bertingkat adalah
perbedaan titik didh dan diantara fraksi-fraksi minyak mentah.
b. Cracking
Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang
besar menjadi molekul-molekul senyawa yang lebih kecil. Contoh :
pengubahan minyak solar menjadi bensin.
c. Reforming
Reforming adalah pengubahan bentuk molekul bensin yang bermutu kurang
baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu baik (rainta karbon
bercabang)
d. Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi
molekul-molekul besar.
e. Treting
Treating adalah proses pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan
pengotor-pengotornya.
f. Blending
Blending adalah proses pencampuran hasil minyak bumi, misalnya bensin
dengan zat aditif agar dihasilkan bensin yang berkualitas baik.

4. Bensin
Mutu bensin dinyatakan dengan angka/bilangan oktan. Angka oktan
adalah angka yang menyatakan jumlah ketukan (knocking) yang ditimbulkannya.
Angka oktan dinyatakan dengan senyawa isooktana (2,24-trimetilpentana) dan n-
heptana, yang mempunyai rumus berikut.

Isooktanan menghasilkan ketukan paling sedikit dan diberi nilai oktan 100,
sedangkan n-heptana menghasilkan ketukan paling besar dan diberi nilai oktan 0.
Bensin yang mempunyai nilai oktan 90% artinya bensin tersebut mengandung
isooktanan 90% dan n-heptana 10%.
Semakin besar bilangan oktan, semakin baik kualitas bensin. Kandungan
isooktan berguna untuk mengurangi pembakaran. Berdasarkan nilai oktannya,
bensin dibagi menjadi empat, yaitu premium (nilai oktan 88), pertalite (nilai oktan
90), pertamax (nilai oktan 92), dan pertamax plus (nilai oktan 95).
Untuk meningkatkan bilangan oktan bensin, ditambahkan suatu zat yang
disebut TEL (tetreatil lead) atau tetraetil timbal. Penambahan TEL dalam
konsentrasi sampai 0,01% ke dalam bensin dapat menaikkan bilangan oktan,
sehingga ketukan dapat dikurangi. Namun, penggunaan TEL memberikan dampak
yang tidak baik bagi kesehatan manusia karena gas buangan kendaraan bermotor
yang bahan bakarnya mengandung TEL, menghasilkan partikel-partikel timbal.
Partikel timbal yang terisap oleh manusia dalam kadar yang cukup tinggi,
menyebabkan terganggunaya enzim pertumbuhan. Akibatnya bagi anak-anak
adalah berat badan yang kurang disertai perkembangan system syarat yang
lambat. Sedangkan pada orang dewasa, partikel timbal dapat menyebabkan
hilangnya selera makan, cepat lelah, dan rusaknya saluran penapasan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, saat ini sedang digalakkan penggunaan
bensin tanpa timbal yaitu dengan mengganti TEL dengan MTBE (metil tersier
butyl eter) yang memiliki fungsi sama untuk meningkatkan bilangan oktan tetapi
tidak melepaskan timbal di udara.
5. Dampak Pembakaran Bahan Bakar
Dampak negatif dari pembakaran bahan bakar adalah dihasilkannya gas-
gas yang berbahaya dan beracun, diantaranya sebagai berikut.
a. Oksidasi karbon : CO2 dan CO
CO2 dapat menyebabkan efek rumah kaca, sedangkan CO dapat menyebabkan
sakit kepala, mudah lelah, sesak napas, dan pingsan.
b. Oksida belerang : SO2 dan SO3
SO2 dapat menyebabkan batuk-batuk dan sesak napas, sedangkan SO3 dapat
menyebabkan hujan asam.
c. Oksidasi nitrogen : NO dan NO2
NO2 dapat menyebabkan gangguan saluran pernapasan dan mata terasa perih.

Bedah UN
1. Berikut data beberapa jenis bahan bakar dengan volume gas CO yang
dihasilkan.
Jenis bahan bakar Persen volume CO
yang dihasilkan (%)
I 5
II 8
III 7
IV 4
V 6
Bahan bakar yang memiliki angka oktan paling tinggi adalah nomor….
a. I
b. II
c. III
d. IV
e. V
(UN 2008/2009)
Jawaban : d
Pembahasan :
Bahan bakar yang memiliki angka oktan paling tinggi mempunyai kualitas
paling baik, sehingga menghasilkan ketukan paling sedikit dan menghasilkan
pencemaran paling sedikit. Dalam hal ini, pencemaran yang dihasilakn adalah
gas CO. Jadi, bahan bakar yang menghasilkan CO paling sedikit adalah bahan
bakar IV.

2. Tabel berikut merupakan data hasil pembakaran 100 gram bahan bakar yang
berbeda dan jumlah CO yang dihasilkan.
Bahan Bakar Volume CO (mL)
P 10
Q 20
R 2
S 5
T 8
Bahan bakar yang bilangan oktannya paling besar adalah….
a. T
b. S
c. R
d. Q
e. P
(UN 2009/2010)
Jawaban : c
Pembahasan :
Bahan bakar yang mempunyai angka oktan terbesar adalah yang menghasilkan
CO paling sedikit yaitu R.
Latihan Soal
1. Perhatikan tabel dibawah.
Bahan Jumlah Banyak
bakar ketukan jelaga yang
(knocking) dihasilkan
per detik (gram)
1 7–9 10 – 12
2 6–8 8 – 10
3 8 – 10 12 – 14
4 4–6 5–7
5 3–5 6–8
Tabel di atas merupakan hasil percobaan pembakaran beberapa jenis bahan
bakar (bensin) dalam kendaraan bermotor. Bahan bakar yang memiliki
bilangan oktan paling rendah ditunjukkan oleh nomor…..
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

2. Perhatikan gambar distilasi fraksional minyak bumi berikut.

Hasil distilasi minyak bumi yang berupa bensin ditunjukkan oleh nomor….
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
e. (5)

3. Fraksi hasil distilasi bertingkat minyak bumi yang memiliki titik didih paling
rendah adalah….
a. Minyak pelumas
b. Minyak tanah
c. LPG
d. Bensin
e. Solar

4. Perhatikan zat-zat hasil penyulingan minyak bumi berikut.


(1) Solar
(2) Kerosin
(3) Aspal
(4) Bensin
(5) Gas
Urutan hasil penyulingan minyak bumi dari titik rendah ke titik didih tinggi
adalah….
a. (1) – (2) – (3) – (4) – (5)
b. (2) – (3) – (4) – (5) – (1)
c. (3) – (4) – (5) – (1) – (2)
d. (5) – (4) – (3) – (2) – (1)
e. (5) – (4) – (2) – (1) – (3)

Rangkuman Materi
- Struktur, tata nama, dan kegunaan makromolekul (polimer, karbohidrat,
protein, dan lemak)

Makromolekul adalah senyawa yang memiliki ukuran sangat besar, dapat


berupa siklik (cincin), rantai, atau gabungan siklik dan rantai. Senyawa yang
tergolong makromolekul adalah polimer dan biomelekul (karbohidrat dan
protein).
1. Polimer
Polimer merupakan makromolekul yang tersusun atas monomer-
monomer (molekul sederhana dengan rantai relatif pendek) yang terikat
bersama-sama dalam satu untaian. Polimer dapat dikelompokkan sebagai
berikut.
a. Penggolongan polimer berdasarkan asalnya
- Polimer alam  polimer yang terdapat pada makhluk hidup.
Contoh : protein, selulosa, amilum, asam nukleat, dan karet alam
- Polimer sintesis  polimer yang dibuat dalam industry sebagai hasil
reaksi dari bahan-bahan kimia.
Contoh : polistirena, PVC, dan Teflon.
b. Penggolongan polimer berdasarkan sifatnya
- Termoplas  jenis polimer yang melunak jika dipanaskan dan akan
mengeras kembali jika didinginkan.
Contoh : polietilena, PVC, polistirena
- Thermoset  polimer yang tidak melunak atau tetap keras ketika
dipanaskan contoh : polimetanal, melamin
c. Penggolongan polimer berdasarkan jenis monomer
- Kopolimer  polimer yang terbentuk dari sejenis monomer yang
berbeda.
Contoh : nilon 6,6 dan dakron
- Homopolimer  polimer yang terbentuk dari sejenis monomer
Contoh : karet alam, PVC, protein, amilum, dan teflon
d. Penggolongan polimer berdasarkan reaksi pembentukannya
- Polimer adisi  terbentuk dari penggabungan monomer – monomer
yang memiliki ikatan rangkap (ikatan tak jenuh).
Contoh : polietena, poliisoprena
- Polimer kondensasi  terbentuk dari penggabungan monomer –
monomer dengan melepaskan molekul kecil, seperti H2O.
Contoh : nilon 6,6

2. Protein (Poliamida)
Unsur utama penyusun protein adalah C, H, O, N, serta mengandung
sedikit belerang, fosfor, besi, tembaga, dan iodin. Monomer pada protein
berupa asam amino. Protein memiliki peranan penting dalam tubuh yaitu
sebagai biokatalisator, pengangkut oksigen ke sel, penggerak otot, pelindung
jaringan, pengatur reaksi pada tubuh.
Beberapa cara untuk menguji adanya kandungan protein dalam suatu zat
adalah sebagai berikut.
Jenis Pengujian Tujuan Pengujian Indikator
Uji Biuret Untuk menguji adanya Warna ungu
ikatan peptide dalam protein
Uji Xantoproteat Untuk menguji adanya Warna kuning atau
gugus triptofan atau tirosin jingga
dalam protein
Uji Milon Untuk menguji adanya Zat menggumpal dan
gugus fenil dalam protein timbul warna merah
Uji Belerang Untuk menguji adanya Endapan hitam PbS
belerang dalam protein
3. Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa organic yang mengandung atom C, H, dan
O dengan rumus empiris Cn(H2O)m. karbohidrat dapat dikelompokkan sebagai
berikut.
a. Monosakarida
Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana yang tidak dapat
diuraikan menjadi karbohidrat lain dengan cara hidrolisis. Contoh :
- Glukosa, dapat dalam gula darah dan senyawa buah-buahan yang
masak.
- Fruktosa, terdapat dalam buah-buahan, nektar, dan madu, serta dapat
digunakan sebagai pengawet dan pemanis makanan.
- Galaktosa, terdapat dalam susu, pektin, dan agar-agar.
b. Disakarida
Disakarida terbentuk dari dua monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan
glikosida (ikatan yang dibentuk oleh gugus –OH). Contoh :
- Sukrosa (glukasi + fruktosa), terdapat di pohon tebu, pohon bit, dan
keluarga pohon palem.
- Laktosa (galaktosa + glukosa), digunakan dalam industry makanan bai,
margarin, dan mentega.
- Maltosa (glukosa + glukosa), digunakan sebagai bahan untuk makanan
bayi.
c. Polisakarida
Polisakarida terdiri atas banyak monosakarida. Monomer polisakarida
adalah glukosa yang terbentuk melalui polimerisasi kondensasi. Contoh :
- Selulosa, terdapat pada dinding sel tanaman, biasa digunakan untuk
bahan pembuat kertas, serat sintetis, bahan bagunan, dan bahan
peledak.
- Glikogen, terdapat dalam hati dan otot.
- Amilum, terdapat dari proses fotosintesis dalam klorofil daun dengan
bantuan energi sinar matahari.
Kandungan karohidrat dapat diketahui dengan beberapa uji berikut.
- Uji Molisch  cincin warna ungu
- Uji Tollens  laktosa, maltose (cermin perak)
- Uji Fehling  glukosa, galaktosa, laktosa, maltosa (endapan merah
bata)
- Uji Seliwanoff  fruktosa (warna merah)

4. Lemak-Minyak
Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau trigliserol.
Lemak dan minyak merupakan ester yang apabila dihidrlisis akan
menghasilkan asam lemak dan gliserol. Lemak merupakan jenis trigliserida
dalam kondisi suhu ruang berwujud padat, sedangkan minyak berwujud cair
pada suhu ruang. Lemak merupakan senyawa yang tidak dapat larut dalam air
tetapi larut dalam pelarut non-polar, seperti minyak tanah, bensin, klorofoam,
dan eter. Struktur umum lemak :

Ada 2 jenis lemak, yaitu lemak jenuh dan lemak tak jenuh
Nama Lemak Asam Lemak Jenis Lemak Sumber
Tripalmitin Asam palmitat Lemak jenuh Minyak kelapa
Trimiristat Asam miristat Lemak jenuh Pala
Tristearin Asam stearat Lemak jenuh Sapi
Trilinolein Asam linolenat Lemak tak jenuh Ikan hiu
Triolein Asam oleat Lemak tak jenuh Minyak zaitun

Bedah UN
1. Suatu bahan makan diuji dengan :
(1) Pereaksi Biuret terbentuk warna ungu, dan
(2) Pereaksi timbal (II) asetat terbentuk warna hitam.
Berdasarkan hasil uji tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahan makanan
tersebut mengandung….
Zat Jenis Kandungan
a. Karbohidrat Amilum
b. Karbohidrat Glukosa
c. Protein Metionin
d. Protein Tirosin
e. Protein Histidin
(UN 2014/2015)
Jawaban : c
Pembahasan :
Uji Biuret dilakukan untuk mengetahui adanya ikatan peptide dalam suatu zat
yang diuji. Adanya ikatan peptide mengidentifikasikan kandungan protein
dalam zat tersebut. Reaksi positif uji Biuret ditunjukkan dengan terbentuknya
warna ungu atau merah muda. Sedangkan uji timbal (II) asetat digunakan
untuk mengetahui adanya unsur belerang dalam protein. Unsur belerang
terdapat pada metionin. Reaksi positif dari uji ini ditunjukkan oleh perubahan
warna larutan menjadi hitam.

2. Perhatikan rumus struktur suatu polimer berikut.

Nama polimer dan kegunaannya yang tepat adalah….


a. Dakron, serat sintetis
b. Protein, pembutakan jaringan tubuh
c. Nilon-6,6 karpet
d. Orlan, kaos kaki
e. Bakelit, alat-alat listrik
(UN 2013/2014)
Jawaban : e
Pembahasan :
Rumus struktur polimer di atas mengandung gugus ester(-COO-) sehingga
dapat dipastikan polimer tersebut adalah poliester. Poliester tersusun dari dua
monomer yaitu asam tereftalat dan etanadiol.
Poliester terdiri dari banyak jenis dan kegunaan. Jenis polyester yang paling
dikenal adalah dakron dan tetoron. Polimer jenis ini digunakan sebagai serat
sintetis.

Latihan Soal
1. Pasangan data polimer, monomer, proses pembuatan, dan kegunannya yang
tepat adalah…
Proses
Polimer Monomer Kegunaan
pembuatan
a. Bakelit Fenol Kondensasi Komponen listrik
b. Polietena Etena Adisi Kain wol
c. Poliamida Amida Adisi Bahan tekstil
d. Polipropena Propena Kondensasi Bahan pembuatan
ban
e. Polivinil Vinil klorida Kondensasi Paralon
klorida

2. Senyawa berikut ini yang memiliki ikatan peptida adalah….


3. Berikut merupakan sifat-sifat dari suatu senyawa karbohidrat.
(1) Dapat dihidrolisis menjadi 2 senyawa sederhana yang berbeda.
(2) Tidak bereaksi dengan Fehling
Berdasarkan sifat di atas, senyawa yang dimaksud adalah….
a. Glukosa
b. Fruktosa
c. Maltosa
d. Laktosa
e. Sukrosa

4. Perhatikan hasil uji identifikasi bahan makanan pada tabel berikut.


Hasil Uji Identifikasi Bahan Makanan
Jenis Uji
P Q R S
Uji Fehling Endapan Tidak Endapan Tidak
merah bata berubah merah mata berubah
Uji Molish Larutan biru Tidak Larutan biru Larutan biru
berubah
Uji Biuret Tidak berubah Larutan ungu Tidak Tidak
berubah berubah
Uji iodin Tidak berubah Tidak Tidak Larutan ungu
berubah berubah
Berdasarkan hasil percobaan di atas, sampel bahan makan yang menandung
protein dan glukosa adalah….
a. P dan Q
b. P dan R
c. P dan S
d. Q dan R
e. Q dan S

5. Monomer dari polimer polivinil asetat adalah….


a. CH2 = CHCl
b. CH2 = CHCH = CH2
c. CH2 = CHCOOH
d. CF2 = CF2
e. CH3CH = CH2

6. Asam amino merupakan senyawa organic yang bersifat amfoter karena….


a. Terionisasi sempurna dalam air
b. Membentuk zwitter ion
c. Mempunyai gugus asam (-COOH) dan basa (-NH2)
d. Memiliki ikatan peptide
e. Dapat memutar bidang polarisasi

7. Perhatikan rantai polimer berikut.


- (CH2CH = CHCH2) –
Rantai polimer di atas dimiliki oleh polimer….
a. Polistirena
b. Polibutadiena
c. Nilon
d. Poliisoprena
e. Polivinil klorida
E. Kimia Anorganik
Rangkuman Materi
Tata nama senyawa anorganik

Tata Nama Senyawa


Untuk memudahkan penamaan, senyawa dikelompokkan menjadi 2 yaitu
senyawa organic dan anorganik. Tata nama senyawa disusun berdasarkan aturan
IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry)
1. Tata Nama Senyawa Anorganik
Senyawa anorganik dibagi dua yaitu senyawa biner dan senya poliatomik.
a. Tata nama senyawa biner
Senyawa biner adalah senyawa yang dibentuk dari dua unsur yang berasal
dari satu unsur logam dan satu unsur nonlogam atau dari dua unsur
nonlogam.
1) Tata nama senyawa biner logam dengan nonlogam
- Logam yang mempunyai satu bilangan oksidasi (alkali, alkali
tanah, dan aluminium). Penamaannya dengan menyebutkan nama
logam di depan dan kemudian nama nonlogam diikuti akhiran –ida.
logam + nonlogam-ida
Contoh :
NaBr = natrium bromida
MgBr2 = magnesium bromida
- Logam yang mempunyai lebih dari 1 bilangan oksidasi, penulisan
nama logam di depan disertai menuliskan bilangan oksidasi dengan
angka Romawi dalam tanda kurung dan nama nonlogam
dibelakang diakhiri dengan akhiran-ida.
Logam + (bilangan oksidasi logam) + nonlogam-ida
Contoh :
CuCl = tembaga (II) klorida
SnO = temabga (II) oksida
Cara lain menuliskan persamaan unsur logam yang memiliki
bilangan oksidasi lebih dari satu yaitu sebagai berikut:
(1) Unsur logam dengan bilangan oksidasi kecil ditulis ditulis
dengan akhiran –o
(2) Unsur logam dengan bilangan oksidasi besar ditulis dengan
akhiran –i.
Contoh :
FeCl2 = fero florida (bilangan oksidasi Fe = +2  lebih kecil)
FeCl3 = feri klorida (bilangan oksidasi Fe = +3  lebih besar)
2) Tata nama senyawa biner nonlogam dengan nonlogam
- Atom yang cenderung bermuatan positif diletakkan di depan dan
atom yang cenderung bermuatan negative diletakkan di belakang
dengan akhiran –ida.
nonlogam(+) + nonlogam(-)-ida
Contoh :
H2S = hidrogen sulfida
HBr = hidrogen bromida
- Pasangan atom yang bersenyawa membentuk lebih dari satu jenis
senyawa diberi nama dengan menyatakan jumlah atom tiap unsur
dan diakhiri dengan –ida.
Jumlah atom nonlogam + jumlah atom nonlogam-ida
Contoh :
NO = nitrogen oksida
CCl4 = karbon tetraklorida
b. Tata nama senyawa poliatomik
Senyawa poliatomik merupakan senyawa yang berasal dari ion-ion
poliatomik. Ion poliatomik adalah ion yang terdiri dari dua atom atau lebih
atom-atom yang terikat bersama-sama dan membentuk ion, baik ion positif
(kation) maupun ion negatif (anion). Anion poliatomik terbentuk dari atom
nonlogam dengan oksigen (anion beroksigen).
1) Untuk anion sejenis dengan jumlah oksigen berbeda yaitu jika
mengandung oksigen lebih banyak namun diberi akhiran-at, sedangkan
jika oksigen lebih sedikit diberi akhiran-it.
Contoh :
SO32- = sulfit
NO3- = nitrat
2) Untuk anion yang mengandung jumlah oksigen sampai 4, penamannya
yaitu ion yang mengandung oksigen paling sedikit diberi awalan hipo-
dan akhiran –i. Jika mengandung oksigen paling banyak diberi awalan
per- dan akhiran –at.
3) Penamaan senyawa poliatom diawali dengan menyebutkan nama
kation kemudian anionnya.
Contoh :
Na2SO3 = natrium sulfit
Na2SO4 = natrium sulfat

2. Tata Nama Senyawa Organik


Senyawa organic adalah senyawa yang tersusun dari atom C, H, dan O.
senyawa organik mempunyai tata nama khusus. Berikut senyawa organik beserta
namanya.
CH4 = metena
CHCl3 = kloroform
C2H6 = etana
C2H5COOH = asam propanoat
CH3COOH = asam asetat
C6H12O6 = glukosa

Bedah UN
1. Perhatikan tabel berikut.
No. Rumus Senyawa Nama Senyawa
1. Na2S Dinatrium sulfida
2. K2O Kalium oksida
3. Al2O3 Dialuminium trioksida
4. N2O3 Dinitrogen trioksida
5. NaCl2 Natrium klorida
Pasangan rumus dan nama senyawa yang benar adalah nomor….
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 2 dan 4
d. 3 dan 4
e. 4 dan 5
(UN 2015/2016)
Jawaban : c
Pembahasan :
Berikut tabel pasangan rumus dan nama senyawanya yang benar.
No. Rumus Senyawa Nama Senyawa
1. Na2S Dinatrium sulfida
2. K2O Kalium oksida
3. Al2O3 Dialuminium trioksida
4. N2O3 Dinitrogen trioksida
5. NaCl2 Natrium klorida

2. Dalam kehidupan sehari-hari, karbit sering digunakan untuk pengelasan logam


karena gas yang dihasilkan dari reaksi karbit dengan air mempunyai sifat
mudah terbakar, menyala terang dan berkalor tinggi. Berikut reaksinya.
CaC2(s) + 2H2O(l)  Ca(OH)2(aq) + C2H2(g)
Nama IUPAC senyawa karbit pada reaksi tersebut adalah….
a. Kalsium hidroksida
b. Kalisum dikarbida
c. Kalsium dikarbonat
d. Kalsium karbida
e. Kalisum oksida
(UN 2008/2009)
Jawaban : d
Pembahasan :
Senyawa karbit pada reaksi berada pada ruas kiri. Senyawa yang berada di
ruas kiri ada dua, yaitu CaC2 dan H2O. berarti senyawa karbit adalah CaC2
yang memiliki nama kalsium karbida.

Latihan Soal
1. Senyawa X mengandung 1 atom belerang dan 3 atom oksigen. Nama dari
senyawa X tersebut adalah….
a. belerang oksida
b. belerang monoksida
c. belerang dioksida
d. belerang trioksida
e. belerang tetraoksida

2. Salah satu senyawa yang digunakan dalam pembuatan sel baterai adalah
NH4Cl. Senyawa tersebut dapat dibuat melalui reaksi :
(NH4)2SO4 + 2NaCl  Na2SO4 + 2NH4Cl
Nama senyawa NH4Cl tersebut adalah….
a. ammonium sulfat
b. natrium klorida
c. ammonium karbonat
d. natrium sulfat
e. ammonium klorida

3. Nama senyawa untuk rumus kimia V2O5 adalah….


a. vanadium dioksida
b. vanadium pentaoksida
c. divanadium trioksida
d. vanadium oksida
e. divanadium pentaoksida

4. Jika ion-ion Zn2+, Ba2+, dan Al3+ bereaksi dengan ion hidroksida (OH-) akan
membentuk basa. Rumus basa yang benar adalah….
a. ZnOH
b. BaOH
c. Al(OH)`[.;
d. Ba2OH
e. Zn2OH
Rangkuman Materi
Persamaan reaksi sederhana

Persamaan reaksi kimia ditulis sebagai berikut.


A(a) + BC(b)  AC(c) + B(d)
reaktan produk
Cara menyetarakan suatu persamaan reaksi :

1. Tuliskan reaktan di ruas kiri dan produk di ruas kanan.


2. Samakan jumlah atom-atom di ruas kiri dan ruas kanan dengan memberikan
koefisien di depan reaktan atau produk.
3. Tuliskan wujud (fase) reaktan dan produk.

Bedah UN
1. Perhatikan reaksi pembakaran etana berikut.
2CH6(g) + 7O2(g)  4CO2(g) + 6H2O(g)
Pernyataan yang benar tentang persamaan reaksi tersebut adalah….
a. Gas karbon dioksida disebut pereaksi.
b. 2 molekul gas etana merupakan hasil reaksi.
c. Angka 7 di depan O2 disebut indeks reaksi.
d. Gas karbon dioksida dan uap air merupakan hasil reaksi.
e. Persamaan reaksi tersebut belum setara
(UN 2015/2016)
Jawaban : d
Pembahasan :
2C2H6(g) dan 7O2(g) merupakan reaktan atau pereaksi
4CO2(g) dan 6H2O(g) merupakan produk atau reaksi
Persamaan reaksi tersebut sudah setara karena jumlah atom di ruas kanan
sama dengan jumlah atom di ruas kiri.

2. Serbuk tembaga (II) oksida larut dalam asam klorida membentuk tembaga (II)
klorida dan air. Persamaan reaksi tersebut adalah….
a. Cu2O(s) + HCl(aq)  Cu2Cl(aq) + H2O(l)
b. Cu2O(s) + 2HCl(aq)  2CuCl(aq) + H2O(l)
c. CuO(s) + HCl(aq)  CuCl(aq) + H2O(l)
d. CuO(s) + 2HCl(aq)  CuCl2(aq) + H2O(l)
e. Cu2O(s) + 4HCl(aq)  2CuCl2(aq) + 4H2O(l)
(UN 2013/2014)
Jawaban : d
Pembahasan :
Tembaga (II) oksida = CuO
Asam klorida = HCl
Tembaga (II) klorida = CuCl2
Air = H2O
Persamaan reaksi yang setara :
CuO(s) + 2HCl(aq)  CuCl2(aq) + H2O(l)

Latihan Soal
1. Persamaan reaksi berikut yang setara adalah…
a. Al(s) + 2HCl(aq)  AlCl3(aq) + H2(g)
b. Ca(OH)2(aq) + HCl(l)  CaCl2(s) + H2O(aq)
c. 2Fe2S3(s) + 3H2O(l)  4Fe(OH)3(aq) + 6S(s)
d. 2C2H2(g) + 5O2(g)  CO2(g) + 2H2O(g)
e. C3H8(g) + 5O2(g)  3CO2(g) + 4H2O(g)

2. Iodin dapat dibuat dengan mereaksikan natrium iodat dengan natrium bisulfit.
Persamaan reaksi untuk pembuatan iodin tersebut adalah….
a. 2NalO3(aq) + 3NaHSO3(aq)  I2(s) + 3NaHSO4(aq) + 2Na2SO4(aq) +
H2O(l)
b. 2NalO3(aq) + 4NaHSO3(aq)  I2(s) + 3NaHSO4(aq) + 2Na2SO4(aq) +
H2O(l)
c. 2NalO3(aq) + 5NaHSO3(aq)  I2(s) + 3NaHSO4(aq) + 2Na2SO4(aq) +
H2O(l)
d. 2NalO3(aq) + 2NaHSO3(aq)  I2(s) + 3NaHSO4(aq) + 2Na2SO4(aq) +
H2O(l)
e. 2NalO2(aq) + 3NaHSO3(aq)  I2(s) + 3NaHSO4(aq) + 2Na2SO4(aq) +
H2O(l)

3. Salah satu contoh kesadahan tetap adalah air yang mengandung kalsium sulfat.
Kesadahan tetap dapat diatasi dengan menambahkan natrium karbonat.
Persamaan reaksinya yang benar adalah….
a. CaSO4(aq) + Na2CO3(aq)  CaCo2(s) + Na2SO4(aq)
b. 2CaSO4(aq) + Na2CO3(aq)  CaCo2(s) + Na2SO4(aq)
c. CaSO4(aq) + 2Na2CO3(aq)  CaCo2(s) + 2Na2SO4(aq)
d. CaSO3(aq) + Na2CO4(aq)  CaCo4(s) + Na2SO3(aq)
e. 2CaSO3(aq) + Na2CO4(aq)  Ca2Co3(s) + Na2SO3(aq)

Rangkuman Materi
Hukum-hukum dasar kimia

1. Hukum Kekekalan Massa (Lavoisier)


“Massa zat sebelum reaksi sama dengan massa zat sesudah reaksi.”
2. Hukum Perbandingan Tetap (Proust)
“Perbandingan massa unsur-unsur penyusun suatu senyawa selalu tetap”
3. Hukum Kelipatan Perbandingan (Dalton)
“Jika dua unsur bergabung membentuk lebih dari satu senyawa dan massa
salah satu unsur dalam senyawa tersebut sama, sedangkan massa unsur
lainnya berbeda, maka perbandingan massa unsur lainnya dalam senyawa
tersebut merupakan bilangan bulat sederhana.”
4. Hukum Perbandingan Volume (Gay-Lussac)
“Pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas-gas yang bereaksi dan
volume gas-gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat sederhana.”
Misalkan gas X dan Y terdapat pada suatu persamaan reaksi kimia, maka :
volume X koefisien X

volume Y koefisien Y
5. Hipotesis Avogadro
“Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas bervolume sama mengandung
jumlah molekul yang sama pula.”
Misalkan gas X dan Y terdapat pada suatu persamaan reaksi kimia, maka :
volume X jumlah molekul X koefisien X
 
volume Y jumlah molekul Y koefisien Y

6. Konsep Mol
a. Mol : menyatakan jumlah partikel (atom, molekul, atau ion) dalam suatu
zat
Jumlah partikel zat = jumlah x (6,02 x 1023)
b. Massa molar : massa 1 mol zat
n m
Mr

Keterangan :
n = jumlah mol zat (mol)
m = massa zat (gram)
Mr = massa molekul relatif
c. Molaritas : menyatakan jumlah zat terlarut dalam 1 liter larutan
M  Vv
d. Volume molar : volume 1 mol gas pada suhu dan tekanan tertentu.
1. Pada keadaan standar

V = n x 22,4 liter/mol
2. Pada keadaan tidak standar
pV = nRT
atau
v1 n1

v2 n2
Keterangan :
P = tekanan (atm)
V = volume (liter)
n = mol gas (mol)
R = tetapan gas (0,082 liter atm/mol . K)
T = suhu (K)
e. Persen massa (% massa)
massa komponen
Persen massa komponen  x 100%
massa zat

7. Menentukan Rumus Empiris dan Rumus Molekul


Rumus empiris zat merupakan perbandingan paling sederhana dari mol
unsur-unsur dalam zat.
Contoh :
Suatu gas mengandung 2,34 gram nitrogen dan 5,34 gram oksigen. Tentukan
rumus empiris senyawa tersebut. (Ar N = 14 dan O 16)
Penyelesaian :
Perbandingan mol atom-atom penyusunan gas adalah….
2,34 5,34
N:O  :  0,167 : 0,3338  1 : 2
14 16
Jadi, rumus empiris senyawa tersebut adalah NO2.
Rumus molekul merupakan kelipatan dari rumus empirisnya. Untuk
menentukan rumus molekul suatu zat, dapat digunakan rumus berikut.
(rumus empiris) x n = rumus molekul
Mr rumus molekul = n x (Mr rumus empiris)

Bedah UN
1. Suatu senyawa hidrokarbon dianalisis mengandung 86% massa karbon dan
14% massa hydrogen. Jika Mr senyawa hidrokarbon tersebut 56, rumus
molekulnya adalah….(ArH = 1, C = 12)
a. CH2
b. C2H4
c. C4H6
d. C4H8
e. C3H4
(UN 2014/2015)
Jawaban : d
Pembahasan :
Jika rumus molekul senyawa hidrokarbon tersebut CxHy, maka :
M r Cx H y
x  0,86 x
Ar C
56
 0,86 x
12
 4,01  4

M r Cx H y
y  0,14 x
Ar C
56
 0,14 x
1
 7,84  8
Jadi, rumus molekul senyawa hidrokarbon tersebut adalah C4H8.

2. Perhatikan tabel percobaan reaksi pembentukan gas CO2 dari karbon dan
oksigen berikut.
Massa C Massa O Massa CO2
(gram) (gram) (gram)
1,5 4 5,5
3,0 8 11,0
4,0 8 11,0
5,0 12 16,5
Berdasarkan tabel di atas, perbandingan massa C dan O dalam senyawa CO2
adalah….
a. 1 : 3
b. 1 : 4
c. 3 : 1
d. 3 : 8
e. 4 : 1
(UN 2013/2014)
Jawaban : d
Pembahasan :
Perbandingan massa C dan O yang membentuk CO2 memenuhi hukum
perbandingan tetap (Proust). Perhatikan tabel percobaan reaksi pembentukan
CO2 berikut.
Massa C Massa O Massa CO2
Keterangan
(gram) (gram) (gram)
1,5 4 5,5 Tidak ada sisa
3,0 8 11,0 Tidak ada sisa
4,0 8 11,0 Sisa C 1 gram
Jadi, perbandingan massa C dan massa O adalah 1,5 : 4 atau 3 : 8

Latihan Soal
1. Perhatikan persamaan reaksi tahap awal pembuatan asam nitrat berikut.
4NH3(g) + 5O2(g)  4NO(g) + 6H2O(g)
Volume nitrogen monoksida yang dihasilkan jika gas ammonia yang bereaksi
sebanyak 8 liter adalah….
a. 4 liter
b. 6 liter
c. 8 liter
d. 10 liter
e. 12 liter

2. Sebanyak 6 liter gas propane dibakar dengan gas oksigen. Persamaan


reaksinya adalah sebagai berikut.
C3H8(g) + 5O2(g)  3CO2(g) + 4H2O(l)
Pada suhu dan tekanan yang sama, volume CO2 yang dihasilkan adalah….
a. 12 liter
b. 18 liter
c. 24 liter
d. 30 liter
e. 36 liter
3. Perhatikan persamaan reaksi berikut.
C(s) + 2H2(g)  CH4(g)
Jika volume H2 yang direaksikan sebanyak 4,48 liter pada keadaan STP,
jumlah partikel gas CH4 yang dihasilkan adalah….
a. 3,01 x 1023 molekul
b. 3,01 x 1022 molekul
c. 6,02 x 1023 molekul
d. 6,02 x 1022 molekul
e. 9,03 x 1023 molekul

Anda mungkin juga menyukai