Anda di halaman 1dari 66

TUGAS AKHIR

ANALISA HUBUNGAN SERI DAN PARALEL TERHADAP


KARAKTEISTIK SOLAR SEL

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas –Tugas Dan Syarat-Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T)

Disusun Oleh :

MATOGA SIREGAR
1407220013

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH.SWT atas rahmat dan karunianya yang telah
menjadikan kita sebagai manusia yang beriman dan insya ALLAH berguna bagi
alam semesta. Shalawat berangkaikan salam kita panjatkan kepada junjungan kita
Nabi besar MUHAMMAD SAW yan mana beliau adalah suri tauladan bagi kita
semua yang telah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang
penuh dengan ilmu pengetahuan.

Tulisan ini dibuat sebagai tugas akhir untuk memenuhi syarat dalam meraih
gelar kesarjanaan pada Fakultas Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara. Adapun judul tugas akhir ini adalah “Analisa Hubungan Seri
Dan Paralel Terhadap Karakteristik Solar Sel’’

Selesainya penulisan tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT, karena atas berkah dan izin-Mu saya dapat menyelesaikan
tugas akhir dan studi di Fakultas Teknik Elektro Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
2. Dr. Agussani, M.AP. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara
3. Ayahanda (Muara Siregar) dan ibunda (Sondang Siagian) tercinta, yang
dengan cinta kasih & sayang setulus jiwa mengasuh, mendidik, dan
membimbing dengan segenap ketulusan hati tanpa mengenal kata lelah
sehingga penulis bisa seperti saat ini.
4. Bapak Munawar Alfansury, S.T, M.T, selaku Dekan Fakultas Tehknik
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
5. Bapak Faisal Irsan Pasaribu, S.T, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
6. Ibu Noorly Evalina, S.T, M.T. selaku Dosen Pembimbing I dikampus
yang telah memberi ide-ide dan masukkan dalam menyelesaikan
penulisan laporan tugas akhir ini.
7. Bapak Cholish, S.T, M.T. selaku Dosen Pembimbing II dikampus yang
selalu sabar membimbing dan memberikan pengarahan penulis dalam
penelitian serta penulisan laporan tugas akhir ini.
8. Segenap Bapak & Ibu dosen di Fakultas Teknik Elektro Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
9. Segenap, kepada teman seperjuangan Fakultas Teknik yang tidak bisa
penulis sebutkan satu per satu serta Keluarga Besar Teknik Elektro 2014
yang selalu memberikan semangat dan suasana kekeluargaan yang luar
biasa. Salam Kompak.
10. Serta semua pihak yang telah mendukung dan tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurna, hal ini
disebabkan keterbatasan kemampuan penulis, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik & saran yang membangun dari segenap pihak.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga tulisan ini dapat menambah dan
memperkaya lembar khazanah pengetahuan bagi para pembaca sekalian dan
khususnya bagi penulis sendiri. Sebelum dan sesudahnya penulis mengucapkan
terima kasih.

Medan, 2018

Penulis

MATOGA SIREGAR
1407220013
ABSTRAK

Sel surya merupakan energi listrik terbarukan, dengan adanya potensi sinar
matahari yang umumnya merata dan tersedia sepanjang tahun, dengan radiasi
surya harian rata-rata sekitar 4,5 kwh/m² sangat berpotensi dimanfaatkan sebagai
pendukung kebutuhan energi listrik kita. Sel surya dapat dimodelkan dengan
bentuk paralel atau seri, jika sel surya dirangkai seri tegangan akan berubah
sementara arus tetap dan jika diparalel tegangan tetap arusnya berbeda. Bentuk
karakteristik tersebut dipengaruhi oleh cahaya matahari. Perubahan tegangan sel
suya yang dirangkai seri jika cahaya cerah 39.6V namun jika sel surya di paralel
19.8V. sementara arus keluaranmaksimal jika sel surya dirangkai paralel 2.45A
dan jika diserikan 1.78A. Dari data diatas disimpulkan bahwa selisih
perbandingan antata tegangan sel surya yang dihubung seri terhadap paralel
adalah 100.05% dimana tegangan pada hubungan seri lebih besar sedangkan
selisih perbandingan arus antara hubungan seri dan paralel adalah 83.19% dimana
arus pada hubungan paralel lebih optimal.
Kata Kunci : Sel Surya, karakteristik arus-tegangan, rangkaian seri-paralel.
ABSTRACT

Solar cells are renewable electrical energy, with the potential for sunlight that is
generally even and available throughout the year, where the average solar
radiation of around 4.5 kwh / m2 has the potential to be used as a support for our
electricity needs. Solar cells can be modeled in parallel or in series, if the series
solar cell voltage is changed while the current is constant and if the parallel is
fixed the voltage is different. The characteristic shape is influenced by sunlight.
Changes in the voltage of the solar cell are arranged in series if the light is 39.6V
bright but if the solar cell is paralleled 19.8V. While the output current is
maximum if the solar cell is arranged in parallel 2.45A and if it is transmitted
1.78A. From the data above, it can be concluded that the difference in the ratio
between the voltage of the solar cell in series and parallel is 100.05% where the
voltage in the series relationship is greater while the difference in the current
ratio between series and parallel is 83.19% where the current in the parallel
relationship is more optimal.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR SARAN

KATAPENGANTAR..............................................................................................i

ABSTRAK.............................................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................v

DAFTAR TABEL.................................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................viii

DAFTAR GRAFIK ..............................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................3
1.3 Batasan Masalah .........................................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian.........................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian .....................................................................................4
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka Relevan............................................................................6


2.2 Umum...........................................................................................................6
2.2.1 Rangkaian Seri Solar Sel......................................................................8
2.2.2 Rangkaian Paralel Solar Sel ................................................................9
2.2.3 Kombinasi Rangkaian Seri Dan Paralel Solar Sel...............................11
2.2.4 Prinsip Kerja Sel Surya.……..…….....................................................11
2.2.5 Proses Konversi...................................................................................13
2.2.6 Jenis Panel Surya ...............................................................................15
2.2.7 Karakteristik Solar Sel.........................................................................16
2.2.8 Daya pada solar sel………………………………………...………...18
2.3 Radiasi Matahari Terhadap Permukaan Bumi............................................19
2.3.1 Pengaruh Sudut Datang Terhadap Radiasi Matahari……………..…20
2.4 Daya Output Solar Sel ..............................................................................21

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian .................................................................23


3.2 Perlengkapan Yang Digunakan Dalam Penelitian…………………..…...23
3.3 Metode Penelitian …................................................................................23
3.1 Studi Liteatur.......................................................................................23
3.4 Langkah Penelitian ...................................................................................24
3.5 Spesifikasi Sel Surya Seri Sspp 20wp/12V………………………………25
3.6 Flowcart Penelitian……………………………………..………………26
3.7 Gambar Rangkaian Seri Pada Solarsel……............................................27
3.8 Gambar Rangkaian Paralel Pada Solar Sel………………………..……28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Solar Sel .............................................................................29


4.2 Analisa Data Yang Dihasilkan Solar Sel .................................................30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...............................................................................................42


5.2 Saran .........................................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Data Tegangan Hasil Pengujian Hubungan Seri Pada Solar Sel..................30

4.2 Data Arus Hasil Pengujian Hubungan Seri Pada Solar Sel..........................32

4.3 Data Tegangan Hasil Pengujian Hubungan Paralel Pada Solar Sel.……....34

4.4 Data Arus Hasil Pengujian Hubungan Paralel Pada Solar Sel……….…....36

4.5 Nilai Tegangan Keluaaran Solar Sel………………………….…………...40

4.6 Nilai Arus Keluaaran Solar Sel………………………………………..…..41


DAFTAR GAMBAR

Gambar
Halaman

2.1 Skema Solar Sel ...........................................................................................7

2.2 Hubungan Seri Solar Sel ………….............................................................9

2.3 Rangkaian Paralel Solar Sel ......................................................................10

2.4 Hubungan Seri-Paralel Solar Sel ...............................................................11

2.5 Prinsip Kerja Sel Surya .............................................................................13

2.6 Junction Antara Semi Konduktor Tipe-P Dan Tipe-N…….…………..….14

2.7 Panel Surya MonoKristal Silicon . .............................................................15

2.8 Panel Surya Polikristal Silicon....................................................................16

2.9 Panel Surya Thin Film ...............................................................................16

2.10 Radiasi Matahari Mengenai Permukaan Bumi...........................................19

2.11 Grafik Besar Radiasi Matahari Yang Mengenai Permukaan Bumi ............20

2.12 Arah Sinar Membentuk SudutTerhadap Normal Bidang Panel Sel

Surya…………………………………………….……………...…...........21

3.1 Flowcart Penelitian ...................................................................................26

3.2 Gambar Rangkaian Seri Pada Solar Sel ....................................................27

3.3 Gambar Rangkaian Paralel Pada Solar Sel…………..……………............28


DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Tegangan Seri Terhadap Waktu ..............................................................31

4.2 Arus Seri Terhadap Waktu…………………….………………………...33

4.3 Tegangan Paralel Terhadap Waktu……………………………………...35

4.4 Arus Paralel Terhadap Waktu…………………………………………...37

4.5 Grafik Nilai Tegangan Keluaran Solar Sel……………………………...40

4.6 Grafik Nilai Arus Keluaran Solar Sel………………………………...…41


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan energi listrik terus menerus meningkat. Sedangkan sumber daya

dan bahan bakar sepeti fosil,minyak bumi,gas dan batu bara sudah tidak mampu

lagi menopang kebutuhan energi kita [1]. Untuk itu dibutuhkan energi alternatif

dalam rangka penghematan energi. Karena Indonesia merupakan salah satu

negara yang terletak di garis katulistiwa maka Indonesia memiliki potensi yang

besar untuk mengembangkan energi terbarukan berupa energi surya. Energi

surya merupakan energi yang sangat dinantikan oleh banyak kalangan karena

ramah lingkungan dan juga mudah didapatkan dari alam [2]. Energi matahari

merupakan salah satu sumber terbesar dalam kehidupan manusia [3]. Rata-rata

radiasi matahari per hari yang ada di Indonesia yaitu sekitar 4 kWh/m2 [4],walau

demikian itu lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan energi kita [5].

Berdasarkan potensi energi matahari yang ada di Indonesia maka solar sel hadir

sebagai sumber alternatif pembangkit energi listrik, selain ramah lingkungan

solar sel juga mudah dalam perawatan bahkan dampak akan polusi yang ditimbul

sangat kecil [6].

Solar cell merupakan salah satu penghasil energi listrik, yang bersumber

dari cahaya matahari yang tidak terbatas, dan ramah lingkungan. Teknologi

surya yang disebut juga dengan photovoltaic terbentuk dari bahan semikonduktor

gelombang elektro magnetik yang ada pada cahaya matahari atau energi foton

mampu melepaskan ikatan elektron pada semikonduktor sehinga akan timbul

arus listrik [2]. Makan sejak adanya sebuah teknologi yang dapat
mengkonversikan cahaya matahari menjadi energi listrik atau yang dinamakan

sel surya, maka harapan pada pengembangan teknologi ini menjadi sangat besar

[7]. Jika dilihat begitu besarnya akan kebutuhan energi kita maka olar sel

merupakan teknologi yang menjanjikan dan memiliki potensi yang penting

untuk memenuhi kebutuhan energi di masa yang akan datang [8].

Dalam sebuah modul solar sel terdiri dari beberapa sel, untuk mendapatkan

daya listrik yang banyak maka sel-sel tersebut dihubungkan seri[9]. Dan untuk

mendapatkan tegangan yang besar maka sel tersebut dihubungkan paralel[10].

Adapun dengan mengkombinasikan hubungan seri dan paralel pada solar sel maka

hasilnya akan lebih maksimum daripada menggunakan hubungan seri saja ataupun

paralel saja [4].

Berdasarkan latar belakang diatas penulis berupaya menacari solusi yang

berjudul “Analisa Hubungan Seri Dan Paralel Terhadap Karakteristik Solar Sel”

yang mana nantinya akan diketahui pengaruh yang ditimbulkan oleh rangkaian

seri dan paralel pada karakteristik solar sel.


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang diatas, bisa dirumuskan suatu

permasalahan tentang “Analisa Hubungan Seri Dan Paralel Terhadap

Karakteristik Solar Sel” diantaranya:

1. Bagaimana karakteristik hubungan seri dan paralel solar sel ?

2. Bagaimana hasil analisa data yang dihasilkan dari rangkaian seri dan

paralel solar sel?

1.2 Batasan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah:

1. Menganalisis karakteristik hubungan seri dan paralel solar sel.

2. Memahami analisi data yang dihasilkan dari rangkaian seri dan paralel

solar sel.

1.4 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan permasalahan yang diungkap diatas, tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui karakteristik hubungan seri dan paralel pada solar sel.

2. Menganalisa data yang dihasilkan solar sel.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yaitu diharapkan bisa meningkatkan energi yang

dihasilkan oleh panel sel surya sehingga dapat ikut membantu masyarakat dalam

upaya mengatasi masalah energi.

1.6 Sitematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran penulisan tugas akhir ini, di uraikan sebagai

Berikut :
BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini mencakup latar belakang masalah, perumusan masalah,

batasan masalah, metode penulisan, serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi teori tentang, solar sel, hubungan seri dan paralel.

BAB IV : Analisa Data Dan Pembahasan

Pada bab ini menjelaskan mengenai analisa data untuk

menghitung data yang dihasilkan dengan menggunakan

rangkaian seri dan paralel pada solar sel.

BAB V : Penutup

Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran dari penyusunan

skripsi ini.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka Relevan

Untuk mendukung analisis pada penelitian ini, berikut dikemukakan hasil

penelitian terdahulu yaitu :

a. semakin kecil intensitasnya (kondisi mendung) maka arus yang

dihasilkan juga kecil. dan sebaliknya jika intensitas cahaya matahari

tinggi (sangat panas) maka dihasilkan arus yang semakin besar pula.

Efisiensi terbesar PLTS hanya mencapai 68,84% yakni pada saat kondisi

sangat panas [11].

b. Susunan kombinasi seri-paralel menghasilkan daya maksimum lebih

besar dibandingkan susunan seri atau paralel saja [4].

c. Teknologi PV adalah teknologi yang memanfaatkan energi surya untuk

dikonversikan ke energi listrik dengan menggunakan peralatan yang

terbentuk dari bahan semikonduktor (umumnya silikon). Namun

kemudian berkembang menjadi lebih luas dari sumber listrik untuk

rumah-rumah sampai sumber energi untuk perangkat satelit telah

diciptakan [2].

2.2 Umum

Solar cell atau panel surya adalah alat untuk mengkonversi tenaga matahari

menjadi energi listrik [7]. Photovoltaic adalah teknologi yang berfungsi untuk

mengubah atau mengkonversi radiasi matahari menjadi energi listrik secara

langsung. PV biasanya dikemas dalam sebuah unit yang disebut modul. Material

panel surya yang paling banyak digunakan terbuat dari bahan crystalline. Panel
sel surya terdiri dari photovoltaic, yang menghasilkan listrik dari intensitas

cahaya, saat intensitas cahaya berkurang (berawan, hujan, mendung) arus listrik

yang dihasilkan juga akan berkurang. Dengan menambah panel sel surya

(memperluas) berarti menambah konversi tenaga surya. Umumnya panel sel surya

dengan ukuran tertentu memberikan hasil tertentu pula. Dalam sebuah modul

surya terdiri dari banyak sel surya yang bisa disusun secara seri maupun paralel.

Energi yang dihasilkan sangat murah karena sumber energi (matahari) bisa

didapatkan secara gratis [12]. Besar daya keluaran panel surya ditentukan oleh

bahan material dan kondisi lingkungan dimana panel surya berada. Penjelasan

lebih rinci tentang energi, daya, sel surya, karakteristik sel surya akan dipaparkan

dalam bab ini.

Gambar 2.1 Skema solar Sel


2.2.1. Rangkaian Seri Solar Sel

Penyusunan seri akan meningkatkan tegangan tetapi arus konstan [13].

Tegangan total yang dihasilkan adalah penjumlahan dari tegangan yang dihasilkan

oleh modul (Voc1+Voc2), hal ini sesuai dengan hukum Kirchoff. Hubungan seri solar

sel diperoleh dengan menghubungkan terminal positif (+) sel surya pertama

dengan terminal negative (–) yang baru, untuk mempermudah pemahaman, solar

sel dapat diibaratkan sebagai baterai yang dihubungkan seri [14]. Dari hubungan

seri ini didapat :

Tegangan solar sel dijumlahkan apabila terhubung seri (untuk mendapatkan

jumlah tegangan yang lebih besar) .

Vtotal = Vsel1 + Vsel2 + Vsel3………………………………………. (2.1)

Arus sel surya sama apabila dihubungkan seri satu sama lain

Itotal = I1 = I2 = I3 ………………………………………………….………………(2.2)

P (watt) = V (volt) x I (ampere)

+ - + - +

Gambar 2.2 hubungan seri solar sel

Berikut adalah sifat-sifat dari rangkaian seri:

Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputus hanya

pada rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa

terganggu oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut. Arus yang mengalir pada

masing beban adalah sama. Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan
seri jika besar tahanan sama. Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri

dari masing-masing tahanan seri adalah sama dengan tegangan total sumber

tegangan. Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan

total rangkaian menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir dalam

rangkaian. Arus yang mengalir tergantung pada jumlah besar tahanan beban

dalam rangkaian. Jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung

atau putus, aliran arus terhenti [15].

2.2.2. Rangkaian Paralel Solar Sel

Susunan paralel sel surya dapat meningkatkan arus tetapi tegangan tetap

[13]. Arus total yang dihasilkan adalah penjumlahan dari arus yang dihasilkan

modul (I1 + 12) hal merujuk pada hukum kircoft. Gambar Untuk rangkaian yang

tersambung secara parallel seperti diperlihatkan gambar dibawah ini, Kircoft

Current Law menyatakan bahwa arus (I) yang akan memasuki titik simpul utama

adalah sama dengan jumlah dari ketiga arus yang meninggalkan simpul melalui

cabang – cabangnya [14]. Rangkaian paralel sel surya di dapat apabila terminal

kutub positif dan negative sel surya dihubungkan satu sama lain. Maka tegangan

sel surya yang dihubungakan paralel sama dengan satu sel surya

Utotal = U1 = U2 = U3 = Un

Arus yang timbul langsung dijumlahkan

Itotal = I1 + I2 + I3 + In

Apabila ketiga elemennya adalah resistansi, maka :


V V V
I = 𝑅1 + + 𝑅3 ………………………………………………..(2.3)
𝑅2

Untuk ketiga hambatan parallel,

I I I I
= 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 …………………………………….….….….(2.4)
𝑅𝑒𝑞
Pada rangkaian ini terminal kutub positif solar sel dihubungkan satu sama lain,

maka diperoleh jumlah tegangan dan arus. Gambar dibawah memiperlihatkan

pengukuran tegangan pada solar sel yang terhubung parallel.

+ + +

- - -

Gambar 2.3 rangkaian paralel solar sel

Adapun sifat-sifat rangkaian paralel adalah sebagai berikut:

Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber.

Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu.Arus

masingmasing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang. Sebagaian besar

tahanan dirangkai dalam rangkaian paralel, tahanan total rangkaian mengecil, oleh

karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total dari rangkaian parallel adalah

lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalamrangkaian). Jika terjadi salah satu

cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputus hanya pada rangkaian tahanan

tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa terganggu oleh

rangkaian cabang yang terputus tersebut [15].

2.2.3 Kombinasi rangkaian seri dan paralel solar sel

Dalam prakteknya kebanyakan sel surya dihubungkan secara gabungan /

kombinasi dari seri dan pararel dan bersamaan dengan itu harus dipasangkan

beberapa buah diode. Rangkaian seri dan pararel (campuran) pada sel surya dapat

dilihat pada Gambar berikut.


+

+ + + + +

- - - - -

+ + + + +

- - - -

Gambar 2.4 Hubungan seri-paralel solar sel

2.2.4 Prinsip kerja sel surya

Prinsip kerja dari panel surya adalah jika cahaya matahari mengenai panel

surya, maka elektron – elektron yang ada pada sel surya akan bergerak dari N ke

P, sehingga pada terminal keluaran dari panel surya akan menghasilkan energi

listrik. Besarnya energi listrik yang dihasilkan oleh panel surya berbeda – beda

tergantung dari jumlah sel surya yang dikombinasikan didalam panel surya

tersebut. Keluaran dari panel surya ini adalah berupa listrik arus searah (DC) yang

besar tegangan keluarnya tergantung dengan jumlah sel surya yang dipasang

didalam panel surya dan banyaknya sinar matahari yang menyinari panel surya

tersebut. Keluaran dari panel surya ini sudah dapat digunakan langsung ke beban

yang memerlukan sumber tegangan DC dengan konsumsi arus yang kecil. Agar

energi listrik yang dihasilkan juga dapat digunakan pada kondisi – kondisi seperti

pada malam hari (kondisi saat panel surya tidak disinari cahaya matahari), maka

keluaran dari panel surya ini harus di hubungkan ke sebuah media penyimpanan

(storage). Dalam hal ini adalah bateraii. Tetapi ini tidak langsung dihubungkan
begitu saja dari panel surya ke baterai, tetapi harus dihubungkan ke rangkaian

solar charger controller, dimana didalam rangkaian tersebut terdapat rangkaian

pengisi Baterai otomatis (Automatic charger). Fungsi dari solar charger controller

ini adalah untuk meregulasi tegangan keluaran dari panel surya dan mengatur arus

yang masuk ke baterai secara otomatis. Selain itu solar charger controller

berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus dari panel surya ke baterai

secara otomatis dan juga berfungsi untuk memutuskan aliran arus dari baterai ke

beban bila terjadi hubung singkat ataupun beban yang berlebihan. Panel Surya

sebenarnya dapat langsung digunakan tanpa diberi rangkaian solar charger

controller ataupun baterai, tetapi ini tidak dilakukan karena dapat membebani

kinerja dari panel (akibat adanya beban yang berlebihan) sehingga akan terjadi

kerusakan yang fatal pada panel surya tersebut. Selain itu solar charger controller

ini juga berfungsi untuk mengamankan dari terjadinya kelebihan beban dari panel

surya sehingga panel surya tidak cepat rusak. Jika kita menginginkan hasil

keluaran listrik dari PLTS ini berupa listrik arus bolak-balik (AC) maka PLTS

yang sudah dapat mengeluarkan listrik arus searah (DC) ini harus dihubungkan ke

sebuah rangkaian elektronik / modul elektronik yang bernama Inverter DC – AC

[16].
Gambar 2.5 prinsip kerja sel surya

2.2.5 Proses Konversi

a) Sel surya konvensional bekerja menggunakan prinsip p-n junction, yaitu

junction antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri

dari ikatan-ikatan atom yang dimana terdapat elektron sebagai penyusun

dasar. Semikonduktor tipe-n mempunyai kelebihan elektron (muatan

negatif) sedangkan semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihan hole

(muatan positif) dalam struktur atomnya. Kondisi kelebihan elektron dan

hole tersebut bisa terjadi dengan mendoping material dengan atom dopant.

Sebagai contoh untuk mendapatkan material silikon tipe-p, silikon

didoping oleh atom boron, sedangkan untuk mendapatkan material silikon

tipe-n, silikon didoping oleh atom fosfor. Ilustrasi dibawah

menggambarkan junction semikonduktor tipe-p dan tipe-n.


Gambar 2.6 Junction antara semikonduktor tipe-p (kelebihan hole) dan

tipe-n (kelebihan elektron)

b) Peran dari p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik

sehingga elektron (dan hole) bisa diekstrak oleh material kontak untuk

menghasilkan listrik. Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n terkontak,

maka kelebihan elektron akan bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-

p sehingga membentuk kutub positif pada semikonduktor tipe- n, dan

sebaliknya kutub negatif pada semikonduktor tipe-p. Akibat dari aliran

elektron dan hole ini maka terbentuk medan listrik yang mana ketika

cahaya matahari mengenai susunan p-n junction ini maka akan mendorong

elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak negatif, yang

selanjutnya dimanfaatkan sebagai listrik, dan sebaliknya hole bergerak

menuju kontak positif menunggu elektron datang [17].

2.2.6 Jenis panel sel surya

Ada beberapa jenis solar sel yang sudah berkembang saat ini sesuai denga

riset dan pengembangannya. Adapun beberapa jenis solar sel:

a) Monokristal silikon
Merupakan panel surya paling efisien, menghasilkan daya listrik persatuan

luas yang paling tinggi. Memiliki efisiensi sampai dengan 15%. Kelemahan

dari panel surya ini adalah tidak akan berfungsi baik ditempat yang cahaya

mataharinya kurang (teduh), efisiennya akan turun drastis dalam cuaca

berawan.

Gambar 2.7 Panel surya monokristal silicon

b) Polikristal Silicon

Merupakan panel surya/solar cell yang memiliki susunan kristal acak. Tipe

polikristal memerlukan luas permukaan yang lebih besar dibandingkan

monokristal untuk menghasilkan daya listrik yang sama, akan tetapi dapat

menghasilkan listrik pada saat mendung.

Gambar 2.8 Panel Surya Poliktistal Silicon


c) Thin Film

Thin film adalah solar cell paling mahal saat ini, tapi juga merupakan yang

paling efisien saat ini. Keunggulan solar sel ini yaitu sangat tipis dan fleksibel

dan sangat fortabel untuk digunakan.

Gambar 2.9 Panel surya thin film

2.2.7 Karakteristik solar sel

Arus yang dihasilkan sel surya tergantung pada tegangan sel surya.

Karakteristik arus-tegangan biasanya menunjukkan hubungan tersebut. Ketika sel

surya hubung pendek (short citcuit current) atau Isc yang sebanding dengan

irradiansi terhadap sel surya dapat diukur. Nilai Isc naik dengan meningkatnya

temperatur, meskipun temperatu standar yang tercatat untuk arus rangkaian

pendek adalah 250°C. Jika arus sel surya sama dengan nol, sel surya tersebut

digambarkan sebagai “rangkaian terbuka”. Tegangan sel surya kemudian menjadi

tegangan rangkaian terbuka, Voc (open circuit voltage). Ketergantungaan Voc

terhadap iradiansi bersifat logaritmis, dan penurunan yang lebih cepat isertai

peningkatan temperatur melebihi kecepatan kenaikan Isc. Oleh karena itu daya

daya maksimum sel surya dan efesiensi sel surya menurun dengan peningkatan
temperatur ada sel surya. Peningkatan temperatur 250°C akan mengakibatkan

daya menurun sekitar 10% [18].

output
η= × 100% ……………………………….(2.5)
input

keterangan :

η :efesiensi solar sel (%)

IMPP :Arus maksimum power point

VMPP :Tegangan maksimum power point

Rumus menetukan paket material :

Panel surya
P×WH
η=
5

Bila digunakan PV dengan daya 50 WP/unit maka kebutuhannya :


𝑛
Unit PV = 50

Keterangan :

η :watt peak

P :daya (watt)

WH :waktu (jam)

Sebelum mengetahui berapa nilai daya sesaat yang dihasilkan terlebih

dahulu kita mencari daya yang diterima (daya input), untuk mendapatkan nilai

daya tersebut maka harus mengalikan intensitas radiasi matahari yang diterima

dengan luas area PV dengan menggunakan persamaan [19].

Pin = Ir x A ………………………………………………..(2.6)

Keterangan:

Pin :Daya input akibat irridiance matahari (Watt)


Ir : Intensitas radiasi matahari (Watt/m2)

A : Luas area permukaan photovoltaic module (m2)

2.2.8 Daya Pada Solar Sel

Adapun untuk menetukan daya yang dihasilkan oleh solar sel (P out) yaitu

dengan menggunakan perkalian tegangan rangkaian terbuka (Voc), arus hubung

singkat (Isc), dan Fill Factor (FF) dapat dihitung dengan rumus berikut [19]:

Pout = Voc x Isc x FF …………………………………………...(2.7)

Keterangan:

Pout = daya yang dibangkitkan oleh solar sell (Watt)

Voc = tegangan rangkaian terbuka pada solar sell (Volt)

Isc = arus hubung singkat pada solar sell (Ampere)

FF = fill factor

Nilai FF dapat diperoleh dari rumus:

FF = Voc – In (Voc + 0,72) / Voc + 1 …………………………..(2.8)

2.3 Radiasi Matahari Terhadap Permukaan Bumi

Radiasi matahari yang tersedia di luar atmosfer bumi atau sering disebut

konstanta radiasi matahari sebesar 1353 W/m2 dikurangi intesitasnya oleh

penyerapan dan pemantulan oleh atmosfer sebelum mencapai permukaan bumi.

Ozon di atmosfer menyerap radiasi dengan panjang-gelombang pendek

(ultraviolet) sedangkan karbon dioksida dan uap air menyerap sebagian radiasi

dengan panjanggelombang yang lebih panjang (inframerah). Selain pengurangan

radiasi bumi yang langsung atau sorotan oleh penyerapan tersebut, masih ada

radiasi yang dipencarkan oleh molekul-molekul gas, debu, dan uap air dalam

atmosfer sebelum mencapai bumi yang disebut sebagai radiasi sebaran seperti

terlihat pada gambar (Jansen,_1995).


Radiasi Rasiasi
matahari sebran

Gambar 2.10 Radiasi matahari mengenai permukaan bumi

Dengan adanya faktor-faktor diatas menyebabkan radiasi yang diterima

permukaan bumi memiliki intensitas yang berbeda-beda setiap saat. Besarnya

radiasi harian yang diterima permukaan bumi ditunjukkan pada grafik gambar 2.6.

Pada waktu pagi dan sore radiasi yang sampai permukaan bumi intensitasnya

kecil. Hal ini disebabkan arah sinar matahari tidak tegak lurus dengan permukaan

bumi (membentuk sudut tertentu) sehingga sinar matahari mengalami peristiwa

difusi oleh atmosfer bumi.


Gambar 2.11 Grafik besar radiasi harian matahari yang mengenai pemukaan

bumi (Jansen,_1995)

2.3.1 Pengaruh Sudut Datang Terhadap Radiasi Yang Diterima

Besarnya radiasi yang diterima panel surya dipengaruhi sudut datang yaitu

anatara arah sinar matahari yang datang dengan komponen tegak lurus bidang

panel.

Sinar datang normal bidang

Panel surya

Gambar 2.12 Arah sinar membentuk sudut terhadap normal bidang panel

sel surya

Panel akan mendapat radiasi matahari maksimum pada saat matahari tegak lurus

dengan bidang panel. Pada saat arah matahari tidak tegak lurus dengan bidang

panel atau membentuk sudut q seperti gambar 2.7 maka panel akan menerima

radiasi lebih kecil dengan faktor cos q (Jansen,_1995).

Ir = Ir0 cos q ………………………………………………………….. (2.9)

Dimana Ir : Radiasi yang diserap panel

Ir0 : Radiasi yang mengenai panel

q : Sudut antara sinar datang dengan normal bidang panel

2.4 Daya Output Solar Sel


Energy listrik adalah energy yang berkaitan dengan akumulasi arus

elektron, dinyatakan dalam watt-jam atau kilo watt-jam. Bentuk transisinya adalah

aliran elektron melalui konduktor jenis tertentu. Energy listrik dapat disimpan

sebagai energy medan elektrostatik yang merupakan energy yang berkaitan

dengan medan listrik yang dihasilkan oleh terakomulasinya muatan electron pada

plat plat kapasitor. Energy medan listrik akivalen dengan energy medan

elektromagnetik yang sama dengan energy berkaitan dengan medan magnet yang

timbul akibat aliran electron melalui kumparan induksi. Daya listrik sering

diartikan sebagai laju hantaran energi listrik pada sirkuit listrik. Satuan standar

internasional daya listrik adalah watt yang menyatakan banyaknya tenaga listrik

yang mengalir dalam satuan waktu (joule/detik). Daya listrik dilambangkan huruf

P. Pada rangkaian arus DC, daya listrik sesaat dihitung menggunakan hukum

Joule. Daya pada sumber DC dinyatakan sebagai berikut.

P = V . I ……………………………………………………………….(2.10)

Keterangan

P = Daya (watt)

V = Tegangan (volt)

I = Arus (ampere)

Adapun keluaran solar sel berupa tegangan dan arus ditentukan oleh beban yang

terhubung pada solar sel. Jika dihubung singkatkan, maka V = V out = 0, dan I =

Iout = Isc. Tetapi bila beban dibuka maka I = 0, tegangan yang berhubungan

dengan keadaan ini disebut dengan rangkaian terbuka (Voc). Daya output solar sel

dapat dinyatakan dengan persamaan berikut ini [11] :

Pout = Vm x Im …………………………………………………………(2.11)
BAB III

3.1 Waktudan Tempat Penelitian

Penelitian dan perancangan serta penyelesaian penulisan laporan tugas

akhir “Analisa Hubungan Seri Dan Paralel Terhadap Karakteristik Solar Sel”

dilakukan di Laboratorium Teknik Elektro Fakultas Teknik UMSU terhitung

mulai dari tanggal 8 hingga 12 Agustus2018 .

3.2 Perlengkapan Yang Digunakan Dalam Penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Satu unit komputer

b. Penel surya sebanyak dua modul

c. stopwatch dan

d. multimeter.

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian meliputi: pengujian pengaruh hubungan seri dan paralel

terhadap karakteristik solar sel, pengambilan data serta analisa data. Pada

penelitian ini akan diambil data keluaran solar .

3.3.1 Studi Literatur

Dalam studi literatur dilakukan pencarian informasi baik dari buku, jurnal,

karya ilmiah bahan dari internet maupun sumber-sumber lain yang berkaitan

dengan penelitian ini, diantaranya adalah:

a. Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)


b. Perancangan solar sel

c. Sistem energi terbarukan

d. Rangkaian seri dan pralel pada solar sel

3.4 Langkah Penelitian

Adapun langkah-langkah yang harus diketahui dalam melaksanakan suatu

penelitian antara lain sebagai berikut :

1. Menyiapkan alat dan bahan penelitian.

2. Menguji panel surya yang belum terhubung seri maupun paralel.

3. Menguji panel surya yang sudah terhubung seri.

4. Mencatat/foto data hasil setelah pengujian sebelum solar sel dirangkai seri dan

paralel.

5. Mengamati proses berjalanya pengujian tersebut dengan melihat power meter.

6. Mengecek nilai hasil pengukuran power meter yang dihasilkan solar sel setelah

dirangkai seri maupun paralel setelah 15 menit.

7. Mencatat/foto data hasil pengukuran dari solar sel yang dirangkai seri maupun

paralel.

8. Melihat hasil Perbandingan yang terjadi sebelum dan sesudah solar sel

dirangkai seri maupun paralel dari data yang telah di catat atau di poto tersebut.

9. Kemudian melepas kembali semua alat dan bahan yang digunakan dan

merapikanya.

10. Selesai.
3.5 Spesifikasi Sel Surya Seri Sspp 20w/12V
3.6 Flowcart Penelitian

Mulai

Studi Literatur / Pustaka Guna


melengkapi materi pembahasan

Pengambilan data di
perumahan pondok surya
dengan kapasitas solar sel
20wp /modul

Analisa data

karakteristik Menghitung data


Vseri = yang dihasilkan
Iseri = dari rangkaian
Vparalel seri dan paralel
Iparalel solar sel dengan
Pada solar sel persamaan P =V.I

Hasil perhitungan

Cetak

Selesai

Gambar 3.1 Flowcart Penelitian


3.7 Gambar Hasil Percobaan Rangkaian Seri Pada Solar Sel

Gambar 3.7 Rangkaian seri pada Solar Sel

Dari gambar rangkaian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk

mendapatkan tegangan dan arus keluaran solar sel yang dihubung seri maka

pastikan kabel positif (+) dari panel satu terhubung ke kabel negati (-) panel dua

kemudian diukur keluaran dari kedua panel tersebut dengan menggunakan

multimeter.
3.8 Gambar Percobaan Rangkaian Paralel Pada Solar Sel

Gambar 3.8 Rangkaian Paralel Pada Solar Sel

Dari gambar rangkaian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk

mendapatkan tegangan dan arus keluaran dari solar sel yang dihubung paralel

maka pastikan kabel positif (+) dari panel satu terhubung ke kabel positif (+)

panel dua, lalu kabel negatif pada panel satu (-) terhubung dengan kabel negatif

(-) panel dua. Setelah rangkaian disusun dengan baik maka kemudian diukur

keluaran dari kedua panel tersebut dengan menggunakan multimeter.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Solar Sel

Sel surya menerima penyinaran matahari dalam satu hari sangat bervariasi.

Hal ini dikarenakan sinar matahari memiliki intensitas yang besar ketika siang

hari dibandingkan dengan pagi hari. Bila sel surya dihubungkan seri maka

tegangan yang dibangkitkan akan semakin besar tetapi arus yang dibangkitkan

tetap, sedangkan jika dihubung paralel maka arus yang dibangkitkan akan

seamkin besar tetapi tegangan yang dibangkitkan tetap, dan untuk mengetahui

kapasitas daya yang dihasilkan, dilakukanlah pengukuran terhadap arus (I) dan

tegangan (V) pada sususan sel surya yang dihubung seri maupun paralel. Agar

memperoleh sejumlah tegangan yang memadai, maka umumnya masing-masing

sel surya dikonfigurasikan satu dengan yang lainnya baik secara hubungan seri

ataupun secara paralel untuk membentuk suatu rangkaian sel surya yang disebut

“Modul Sel Surya”. Untuk mengukur arus maksimum, maka kedua terminal dari

modul dibuat rangkaian hubung singkat sehingga tegangannya menjadi nol dan

arusnya maksimum. Dengan menggunakan amper meter akan didapatkan sebuah

arus maksimum yang dinamakan short circuit current. Pengukuran terhadap

tegangan (V) dilakukan pada terminal positif dan negatif dari modul sel surya

dengan tidak menghubungkan sel surya dengan komponen lainnya, pengukuran

ini dinamakan open circui tvoltage.


4.2 Analisa Data Yang Dihasilkan Solar Sel

Analisi yang dilakukan pada skripsi ini adalah menganalisa data yang

dihasilkan solar sel. Hasil yang didapatkan dicatat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Data Tegangan Hasil Pengujian Hubungan Seri Solar Sel

Tegangan (V) Tegangan (V) Tegangan (V)


Waktu 13 Agustus 14 Agustus 15 Agustus
11:00 39.5 37.7 37.6
11:15 39.1 37.97 38.8
11:30 39.6 37.74 39.1
11:45 39 37.5 37.8
12:00 39 37.6 37.7
12:15 39.1 37.6 37.63
12:30 39 37.7 37.57
12:45 38.9 37.88 37.52
13:00 39 37.2 37.61

Dari tabel diatas terlihat tegangan rata-rata hasil keluaran dari modul sel

surya yang dihubung seria dalah 38.23V. Dari tiga hari percobaan hasil tegangan

selalu berbeda-beda dikarenakan adanya pengaruh cahaya matahari yang jatuh

pada sel surya sehingga dampak yang timbul pada sel surya adalah sel surya tidak

dapat bekerja optimal dan tegangan yang dikeluarkan juga tidak stabil.

Berdasarkan data sheet panel surya 20WP dimanaV mp = 18V sementara ketika

panel surya dihubungkan secara seri didapatkan rata-rata tegangan sebesar

38.23V. Berdasarkan data sheet dapat disimpulkan bahwa tegangan sel surya yang

dihubung seri naik sebesar 20.23V atau 112.38%.


Grafik Tegangan Terhadap Waktu (Seri)
40
39.6
39.5
39.5
39.1 39.1
39 39 39 39
38.9
39
38.8 39.1
Tegangan (V) Seri

38.5
37.88
37.7 37.7 37.7
38 37.8 37.63 37.61
37.97
37.5 37.74
37.6 37.6 37.6 37.57
37.5 37.52
37 37.2 Tegangan (V) 13
Agustus
36.5 Tegangan (V) 14
Agustus
Tegangan (V) 15
36 Agustus
11:00 11:15 11:30 11:45 12:00 12:15 12:30 12:45 13:00

Gambar 4.1 Grafik Tegangan Terhadap Waktu (Seri)

Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa titik tertinggi tegangan (V)

yang dihasilkan panel surya yang dihubung seri adalah 39.6V pada tanggal 13

Agustus jam 11:30 sementara titik tegangan terendah adalah 37.2V pada tanggal

14 Agustus jam 13:00.


Tabel 4.2 Data Arus Hasil Pengujian Hubungan Seri Solar Sel

Arus (I) Arus (I) Arus (I)


Waktu 13 Agustus 14 Agustus 15 Agustus
11:00 0.78 1.78 0.215
11:15 0.515 1.151 0.445
11:30 0.467 1.12 0.661
11:45 0.453 1.123 0.782
12:00 0.39 1.166 1.067
12:15 0.385 1.168 1.078
12:30 0.376 1.141 1.089
12:45 0.335 1.122 1.022
13:00 0.354 1.079 0.921

Dari tabel diatas terlihat besar arus hasil keluaran dari modul sel surya

yang dihubung seri dimana titik arus tertinggi pada tanggal 14 Agustus jam 11:00

yaitu sebesar 1.78A sementara titik arus terendah pada tanggal 15 Agustus jam

11:00 yaitu sebesar 0.215A. Dari tiga hari percobaan dimana pengukuran

dilakukan selama 2 jam dengan selang waktu 15 menit sekali, hasil yang

didapatkan selalu berbeda-beda karena pada saat percobaan dilakukan cahaya

matahari tidak stabil sehingga berdampak pada kinerja dan keluaran solar sel.

Arus rata-rata yang didapatkan pada percobaan ini adalah 0.821A. Berdasarkan

data sheet yang ada Isc atau arus produksi maksimum dari panel surya adalah

1.23A sementara ketika sel surya dihubung seri besar arus rata-ratanya adalah

0.821A. Dapat disimpulkan bahwa arus pada sel surya yang hubung seri lebih

kecil dari data sheet yang ada atau dapat dikatakan arusnya menurun sebesar

0.409A atau 49.81%.


Grafik Arus Terhadap Waktu (Seri)

2
1.78
1.8

1.6

1.4
1.151 1.12 1.123 1.166 1.168 1.141 1.122
1.2 1.079
Arus (I) Seri

1 1.067 1.078 1.089


0.78 0.782 1.022
0.8 0.921
0.661
0.6 0.515
0.467 0.453 0.39 0.385
0.376 0.335 0.354 Arus (I) 13
0.4 0.445 Agustus
Arus (I) 14
0.2 Agustus
0.215
Arus (I) 15
0 Agustus
11:00 11:15 11:30 11:45 12:00 12:15 12:30 12:45 13:00

Gambar 4.2 Grafik Arus Terhadap Waktu (Seri)

Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa titik arus (I) tertinggi yang

dihasilkan panel surya yang dihubung seria dalah1.78A pada tanggal 14 Agustus

jam 11:00, sementara titik arus terendah panel surya yang dihubung seri yaitu

0.215A pada tanggal 15 Agustus jam 11:00.


Tabel 4.3 Data Tegangan Hasil Pengujian Hubungan Paralel Solar Sel

Tegangan (V) Tegangan (V) Tegangan (V)


Waktu 13 Agustus 14 Agustus 15 Agustus
11:00 19.56 18.84 18.49
11:15 19.58 19.43 18.93
11:30 19.8 19.28 18.94
11:45 19.51 19.08 18.79
12:00 19.53 18.8 18.76
12:15 19.58 18.84 18.85
12:30 19.57 18.77 18.91
12:45 19.49 18.81 18.9
13:00 19.54 18.79 18.6

Dari tabel diatas terlihat besar tegangan hasil keluaran dari modul sel

surya yang dihubung paralel dimana titik tegangan tertinggi pada tanggal 13

Agustus jam 11:30 yaitu sebesar 19.8V dan titik tegangan terendah pada tanggal

15 Agustus jam 11:00 yait usebesar 18.49V. Dari tiga hari percobaan dimana

pengukuran dilakukan selama 2 jam dengan selang waktu 15 menit sekali, hasil

keluaran sel surya yang didapatkan selalu berbeda-beda. Hal terjadi karena cahaya

matahari pada saat percobaan dilakukan tidak stabil sehingga menimbulkan

dampak pada kinerja dan keluaran solar sel. Rata-rata tegangan paralel yang

didapatkan dalam pengujian ini adalah 19.11 V. Sementara tegangan yang tertulis

pada data sheet panel surya yang digunakan dalam percobaan ini adalah 18V, atau

dapat disimpulkan tegangan sel surya yang dihubung paralel memiliki kenaikan

sebesar 1.11V atau naik sebesar 6.16%.


Grafik Tegangan Terhadap Waktu (Paralel)
20
19.8

19.56 19.58 19.53 19.58 19.57 19.54


19.51 19.49
19.5
19.43
19.28
Tegangan (V) Paralel

19.08
19 18.93 18.84 18.91 18.9
18.8 18.79
18.84 18.94
18.85 18.81
18.79 18.76 18.77
18.5 18.6
18.49
Tegangan (V) 13
Agustus
18 Tegangan (V) 14
Agustus
Tegangan (V) 15
Agustus
17.5
11:00 11:15 11:30 11:45 12:00 12:15 12:30 12:45 13:00

Grafik 4.3 Grafik Tegangan Terhadap Waktu (Paralel)

Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa titik tertinggi tegangan (V)

yang dihasilkan panel surya yang dihubung paralel adalah 19.8V pada tanggal 13

Agustus jam 11:30 sementara titik tegangan terendah adalah 18.49V pada tanggal

13 Agustus jam 11:00.


Tabel 4.4 Data Arus Hasil Pengujian Hubungan Paralel Solar Sel Agustus

Arus (I) 13 Arus (I) 14 Arus (I) 15


Waktu Agustus Agustus Agustus
11:00 0.39 2.215 0.434
11:15 0.39 2.243 0.816
11:30 0.927 2.27 1.219
11:45 0.908 2.214 1.574
12:00 0.78 2.257 2.054
12:15 0.767 2.291 2.038
12:30 0.744 2.238 2.106
12:45 0.666 2.197 2.45
13:00 0.707 1.98 1.736

Dari tabel diatas terlihat besar arus hasil keluaran dari modul sel surya

yang dihubung paralel dimana titik arus tertinggi pada tanggal 15 Agustus jam

12:045 yaitu sebesar 2.45A sementara titik arus terendah pada tanggal 13 Agustus

jam 11:00 yaitu sebesar 0.39A. Dari tiga hari percobaan dimana pengukuran

dilakukan selama 2 jam dengan selangw aktu 15 menit sekali, hasil yang

didapatkan selalu berbeda-beda karena pada saat percobaan dilakukan cahaya

matahari tidak stabil sehingga berdampak pada kinerja dan keluaran solar sel.

Rata-rata arus yang didapatkan pada pengujian ini adalah 1.504A. Berdasarkan

data sheet yang ada Isc atau arus produksi maksimum dari panel surya adalah

1.23A sementara ketika sel surya dihubung paralel besar arus rata-ratanya adalah

1.504A. Dapat disimpulkan bahwa arus pada sel surya yang hubung paralel naik

sebesar 0.274A atau naik sebesar 22.27%.


Grafik Arus Terhadap Waktu (Paralel)
3

2.45
2.5 2.27 2.291 2.238
2.215 2.243 2.214 2.257
1.98
2 2.197
2.106
2.054 2.038
Arus (I) Paralel

1.5 1.736
1.219 1.574

0.816
1
Arus (I) 13
0.434 0.927 0.908
Agustus
0.78 0.767 0.744 Arus (I) 14
0.5 0.666 0.707
Agustus
0.39 0.39 Arus (I) 15
Agustus
0
11:00 11:15 11:30 11:45 12:00 12:15 12:30 12:45 13:00

Gambar 4.4 Grafik Arus Terhadap Waktu (Paralel)

Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa titik tertinggi arus (I) yang

dihasilkan panel surya yang dihubung paralel adalah 2.45A pada tanggal 14

Agustus jam 12:45 sementara titik arus terendah adalah 0.39A pada tanggal 13

Agustus jam 11:00.


Perbandingan Selisih Nilai Solar Sel Seri Terhadap Paralel

1. Selisih rata-rata hubungan seri dan paralel

Tegangan (V) seri Tegangan (V) paralel

38.23V 19.11V

Maka selisih perbandingan antara rata-rata tegangan pada hubungan seri terhadap
paralel adalah:
38.23−19.11
× 100%
19.11

= 100.05%

. Nilai selisih perbandingan yang didapatkan dari perhitungan diatas sangat besar hal

ini karena mengacu pada hokum kirchoff dimana persamaan pada tegangan seri

adalah V= V1+V2 +….+Vn sementara teganga parallel V=V1=V2=Vn maka nilai

tegangan pada hubungan seri sangat besar.

Arus (I) seri Arus (I) paralel

0.821A 1.504A

Maka selisih perbandingan antara rata-rata arus seri terhadap paralel adalah:

1.504 − 0.821
× 100%
0.821
= 83.19%

Nilai selisih perbandingan yang didapatkan dari perhitungan diatas sangat besar hal

ini karena mengacu pada hokum kirchoff dimana persamaan pada arus seri adalah I=

I1=I2=In sementara teganga parallel I= I1+I2+…+In maka nilai arus pada hubungan

paralel lebih besar dari pada hubungan seri.

2. Selisih perbandingan nilai keluaran maksimal hubungan seri dan paralel


Vmax seri Vmax paralel
39.6V 19.8V
Maka selisih perbandingan antara tegangan maksimal hubungan seri terhadap paralel
adalah:
39.6 − 19.8
× 100%
19.8
= 100%
Imax seri Imax paralel

1.78A 2.45A

Maka selisih perbandingan antara arus maksimal hubungan seri terhadap paralel
adalah:

2.45 − 1.78
× 100%
1.78
= 37.64%

3. Selisih perbandingan nilai keluaran minimal hubungan seri dan paralel

Vmin seri Vmin paralel

37.2V 18.49V

Maka selisih perbandingan antara tegangan minimum hubungan seri terhadap paralel

adalah:

37.2 − 18.49
× 100%
18.49

= 101.18%

Imin seri Imin paralel

0.215A 0.39A

Maka selisih perbandingan antara arus minimum hubungan seri terhadap paralel

adalah:

0.39 − 0.215
× 100%
0.215
= 81.39%

Tabel 4.5 Nilai Tegangan Keluaaran Solar Sel


Tegangan
Rata- Rata-
Waktu Rata Rata Maksimum Maksimun Minimum Minimum
Seri Paralel Seri Paralel Seri Paralel
11:00 38.27 18.96 39.50 19.56 37.60 18.49
11:15 38.62 19.31 39.10 19.58 37.97 18.93
11:30 38.81 19.34 39.60 19.80 37.74 18.94
11:45 38.10 19.13 39.00 19.51 37.50 18.79
12:00 38.10 19.03 39.00 19.53 37.60 18.76
12:15 38.11 19.09 39.10 19.58 37.60 18.84
12:30 38.09 19.08 39.00 19.57 37.57 18.77
12:45 38.10 19.07 38.90 19.49 37.52 18.81
13:00 37.94 18.98 39.00 19.54 37.20 18.6

Tabel diatas menunjukkan rata-rata, tegangan maksimum, tegangan minimum


yang didapatkan dari pengukuran solar sel baik secara seri maupun secara paralel.
tegangan
41.00
40.00
39.00
38.00
37.00
36.00
35.00
34.00
33.00
32.00
31.00
30.00
29.00
28.00
27.00
26.00
25.00
24.00
23.00
22.00
21.00
20.00
19.00
18.00
17.00
11:00 11:15 11:30 11:45 12:00 12:15 12:30 12:45 13:00

seri paralel seri paralel seri paralel

Gambar 4.5 Grafik Nilai Tegangan Keluaran Solar Sel

Grafik diatas menunjukkan selisih perbandingan pada pengukuran solar sel.


Solar sel yang dihubung secara seri terlihat memiliki tegangan hasil pengukuran jauh
lebih besar dibandingkan solar sel yang dihubung secara paralel.

Tabel 4.6 Nilai Arus Keluaran Solar Sel


Arus
Rata- Rata-
rata rata Maksimum Maksimun Minimum Minimum
Waktu Seri paralel seri paralel seri paralel
11:00 0.93 1.01 1.78 2.22 0.22 0.39
11:15 0.70 1.15 1.15 2.24 0.45 0.39
11:30 0.75 1.47 1.12 2.27 0.47 0.93
11:45 0.79 1.57 1.12 2.21 0.45 0.91
12:00 0.87 1.70 1.17 2.26 0.39 0.78
12:15 0.88 1.70 1.17 2.29 0.39 0.77
12:30 0.87 1.70 1.14 2.24 0.38 0.74
12:45 0.83 1.77 1.12 2.45 0.34 0.67
13:00 0.78 1.47 1.08 1.98 0.35 0.71
Tabel diatas menunjukkan rata-rata arus, arus maksimum, arus minimum yang
didapatkan dari pengukuran solar sel baik secara seri maupun secara paralel.

Arus
3.00
2.50
Seri
2.00
paralel
1.50
seri
1.00
paralel
0.50
seri
0.00
paralel
11:00 11:15 11:30 11:45 12:00 12:15 12:30 12:45 13:00
Waktu

Gambar 4.6 Grafik Nilai Arus Keluaran Solar Sel

Grafik diatas menunjukkan selisih perbandingan arus pada pengukuran solar


sel. Solar sel yang dihubung secara paralel terlihat memiliki arus hasil pengukuran
lebih besar dibandingkan solar sel yang dihubung secaraseril.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal

sebagai berikut:

1. Sel surya yang dihubung seri dapat membangkitkan tegangan maksimal 39.6V

sementara tegangan minimalnya 37.2V. Arus maksimal pada masing-masing cabang

adalah 1.78A dan arus minimalnya adalah 0.215A, dan bila sel surya dihubung

paralel tegangan maksimal yang dibangkitkan sebesar 19.8V dan tegangan

minimalnya sebesar 18.49V sementara besar arus maksimal yang disalurkan adalah

2.45A dan arus minimalnya sebesar 0.39A.

2. Dari data diatas dapat diketahui selisih perbandingan tegangan antara

hubungan seri dan paralel adalah 100.05% dimana tegangan pada hubungan seri lebih

besar dibandingkan hubungan paralel. Selisih perbandingan arus pada hubungan seri

dan paralel adalah 83.19% dimana arus pada hubungan paralel lebih besar daripada

hubungan seri.
5.2 Saran

Untuk pengembangan lebih lanjut dari skripsi ini diberikan saran-saran

sebagai berikut:

1. Penambahan beban pada solar sel agar solar sel tersebut lebih sempurna dan

dapat diaplikasikan langsung oleh masyarakat.

2. Mengkombinasikan solar sel secara seri lalu diparalelkan agar keluaran dari

solar sel tersebut lebih optimal.


DAFTAR PUSTAKA
[1] R. Swami, “Solar Cell,” Int. J. Sci. Res. Publ., Vol. 2, No. 7, P. 5, 2012.
[2] H. Hasan, “Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya,” J. Ris. Dan
Teknol. Kelaut., Vol. 10, No. 2, Pp. 169–180, 2012.
[3] A. El-Ghonemy, “Photovoltaic Solar Energy: Review,” Int. J. Sci. Eng. Res.,
Vol. 3, No. 11, Pp. 1–43, 2012.
[4] M. Dirgantara, U. P. Raya, M. Saputra, P. Aulia, And H. Syafutra, “Diode
With Series and Shunt Resistance Solar Cell Model Simulation Based On
Variations of Radiation Intensity , Temperature , and Composition In Module
Simulasi Sel Surya Model Dioda Dengan Hambatan Seri dan Hambatan
Shunt,” Simulasi Sel Surya Model Dioda Dengan Hambatan Seri Dan
Hambatan Shunt Berdasarkan Variasi Intensitas Radiasi, Temp. Dan Susunan
Modul M., no. May 2014, 2012.
[5] N. . Handayani And D. Ariyanti, “International Journal Of Renewable Energy
Development.,” Potency Sol. Energy Appl. Indones. N., Vol. 1, No. 2, Pp. 33–
38, 2012.
[6] D. A. N. Ramah And L. Di, “Energi Matahari, Sumber Energi Alternatif Yang
Effisien, Handal Dan Ramah Lingkungan Di Indonesia,” Energi Matahari,
Sumber Energi Altern. Yang Effisien, Handal Dan Ramah Lingkung. Di
Indones., Pp. 31–35.
[7] J. Teknik, M. Fakultas, T. Universitas, And K. U. Tembalang, “Peningkatan
Efisiensi Modul Surya 50 Wp Dengan Penambahan Reflektor,” Semin. Nas.
Sains Dan Teknol. Ke-2, Pp. 45–50, 2011.
[8] K. Ranabhat, L. Patrikeev, A. Antal’evna-Revina, K. Andrianov, V.
Lapshinsky, And E. Sofronova, “An Introduction To Solar Cell Technology,”
Istraz. I Proj. Za Privredu, Vol. 14, No. 4, Pp. 481–491, 2016.
[9] A. Al Tarabsheh, M. Akmal, And M. Ghazal, “Series Connected Photovoltaic
Cells-Modelling And Analysis,” Sustain., Vol. 9, No. 3, 2017.
[10] A. Karina And S. Satwiko, “Studi Karakteristik Arus-Tegangan ( Kurva I-V )
Pada Sel Tunggal Polikristal Silikon Serta Pemodelannya,” Pros. Pertem. Ilm.
Xxv Hfi Jateng Diy, No. 1, Pp. 163–166.
[11] K. Saleh, “Desain Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Pada Mercusuar Dengan
Menggunakan Tenaga Matahari,” Vol. 1, No. 1, 2016.
[12] P. K. Salak, “Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi
(Snast),” Energi Terbarukan Dengan Memanfaatkan Sinar Matahari Untuk
Penyiraman Kebun Salak, No. November, Pp. 301–307, 2016.
[13] A. Najmurrokhman, U. Jenderal, And A. Yani, “Prototipe Pembangkit Listrik
Tenaga Matahari,” Vol. 10, No. May 2010, 2014.
[14] Safrizal, “Rancangan Panel Surya Sebagai Sumber Energi Listrik Pada Gedung
Fakultas Sains Dan Teknologi Unisnu Jepara Safrizal,” Ranc. Panel Surya
Sebagai Sumber Energi List. Pada Gedung Fak. Sains Dan Teknol. Unisnu
Jepara Safrizaljurnal Disprotek, Vol. 8, No. 2, Pp. 75–81, 2017.
[15] W. Stevanus, J. T. Elektro, F. Teknik, And U. Diponegoro, “Makalah Seminar
Kerja Praktek,” Sist. Instal. Plts 1000 Wp Sitting Gr. Tek. Elektro Undip
Semarang, 2010.
[16] R. Seri, “Rangkaian Seri Dan Rangkaian Paralel 1.,” Pp. 1–4.
[17] I. Buyung And K. Azizi, “Portable Power Plan Solar Cell,” Pros. Semin. Nas.
Apl. Dan Teknol., No. November, Pp. 332–342, 2016.

[18] A. E. Dewi, “Optimalisasi Rangkaian Panel Sel Surya Dengan Menggunakan


Battery Pb-Acid Sebagai Sistem Penyimpanan Energi Surya.”
[19] Nn, “Perkembangan Sel Surya,” Www.Ee.Unud.Ac.Id.
[20] W. P. Widiyantoro, “Analisis Perbandingan Penggunaan Solar Cell Terpusat
Dengan Sollar Cell Terdistribusi Untuk Memenuhi Kebutuhan Energi Listrik
Pada Ruang Kuliah Lantai 4 Gedung Fti Uii Tugas,” Tugas Akhir, No.
February, 2017.
[21] H. A. Fahnudi, “Optimasi Letak Dan Susunan Rangkaian Solar Cell Pada
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya.” Pp. 469–477, 2017.
BIODATA
Pend. Terakhir : S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara

Nama : MATOGA SIREGAR

Npm : 1407220013

Telp/Hp : 0813-7029-4411

Email : matogasiregar123@gmail.com

I. Data Pribadi
Nama : MATOGA SIREGAR
Tempat/Tgl. Lahir : Padang Baruas 21 07 1994
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Nama Ayah : MUARA SIREGAR
Ibu : SONDANG SIAGIAN

II. Pendidikan
SDN Transfir Sosa Unit 3A 2000 s/d 2006
SMP IP AL-ZAHRA 2008 s/d 2011
SMK Budi Luhur Padangsidempuan 2011 s/d 2014
S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik UMSU 2014 s/d 2018
Medan, September 2018

MATOGA SIREGAR
Analisa Hubungan Seri Dan Paralel Terhadap Karakteristik

Solar Sel
Matoga Siregar1, Noorly Evalina2, Cholish3
1
Mahasisiwa Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara
2,3
Dosen Pembimbing Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Medan
Email: matogasiregar123@gmail.com

ABSTRAK
Sel surya merupakan energi listrik terbarukan, dengan adanya potensi sinar matahari
yang umumnya merata dan tersedia sepanjang tahun, dimana radiasi surya rata-rata
sekitar 4,5 kwh/m2 sangat berpotensi dimanfaatkan sebagai pendukung kebutuhan
energi listrik kita. Sel surya dapat dimodelkan dengan bentuk paralel ataupun seri,
jika sel surya dirangkai seri tegangan akan berubah sementara arus tetap dan jika
diparalel tegangan tetap arusnya berbeda. Bentuk karakteristik tersebut dipengaruhi
cahaya matahari. Perubahan tegangan sel surya yang dirangkai seri jika cahaya cerah
39.6V namun jika sel surya diparalel 19.8V. Sementara arus keluaran maksimal jika
sel surya dirangkai paralel 2.45A dan jika diserikan 1.78A. Dari data diatas
disimpulkan bahwa selisih perbandingan antara tegangan sel surya yang dihubung
seri terhadap paralel adalah 100.05% dimana tegangan pada hubungan seri lebih
besar sedangkan selisih perbandingan arus antara seri dan paralel adalah 83.19%
dimana arus pada hubungan paralel lebih optimal.

Kata kunci: sel surya, karakteristik arus-tegangan, rangkaian seri-paralel.

ABSTRACT
Solar cells are renewable electrical energy, with the potential for sunlight that is
generally even and available throughout the year, where the average solar radiation
of around 4.5 kwh / m2 has the potential to be used as a support for our electricity
needs. Solar cells can be modeled in parallel or in series, if the series solar cell
voltage is changed while the current is constant and if the parallel is fixed the voltage
is different. The characteristic shape is influenced by sunlight. Changes in the voltage
of the solar cell are arranged in series if the light is 39.6V bright but if the solar cell
is paralleled 19.8V. While the output current is maximum if the solar cell is arranged
in parallel 2.45A and if it is transmitted 1.78A. From the data above, it can be
concluded that the difference in the ratio between the voltage of the solar cell in
series and parallel is 100.05% where the voltage in the series relationship is greater
while the difference in the current ratio between series and parallel is 83.19% where
the current in the parallel relationship is more optimal.

Keywords: solar cells, current-voltage characteristics, series-parallel circuits.


menjadi energi listrik [7]. Photovoltaic
I. PENDAHULUAN adalah teknologi yang berfungsi untuk
mengubah atau mengkonversi radiasi
Kebutuhan energi listrik terus menerus matahari menjadi energi listrik secara
meningkat. Sedangkan sumber daya langsung. PV biasanya dikemas dalam
dan bahan bakar sepeti fosil, minyak sebuah unit yang disebut modul.
bumi, gas dan batu bara sudah tidak Material panel surya yang paling
mampu lagi menopang kebutuhan banyak digunakan terbuat dari bahan
energi kita [1]. Untuk itu dibutuhkan crystalline. Panel sel surya terdiri dari
energi alternatif dalam rangka photovoltaic, yang menghasilkan
penghematan energi. Karena Indonesia listrik dari intensitas cahaya, saat
merupakan salah satu negara yang intensitas cahaya berkurang (berawan,
terletak di garis katulistiwa maka hujan, mendung) arus listrik yang
Indonesia memiliki potensi yang besar dihasilkan juga akan berkurang.
untuk mengembangkan energi Dengan menambah panel sel surya
terbarukan berupa energi surya. Energi (memperluas) berarti menambah
surya merupakan energi yang sangat konversi tenaga surya. Umumnya
dinantikan oleh banyak kalangan panel sel surya dengan ukuran tertentu
karena ramah lingkungan dan juga memberikan hasil tertentu pula.
mudah didapatkan dari alam [2]. Dalam sebuah modul surya terdiri dari
Berdasarkan potensi energi matahari banyak sel surya yang bisa disusun
yang ada di Indonesia maka solar sel secara seri maupun paralel.
hadir sebagai sumber alternatif
pembangkit energi listrik, selain ramah 2.2 Rangkaian Seri Solar Sel
lingkungan solar sel juga mudah dalam Penyusunan seri akan meningkatkan
perawatan bahkan dampak akan polusi tegangan tetapi arus konstan [8].
yang ditimbul sangat kecil [3]. Dalam Tegangan total yang dihasilkan adalah
sebuah modul solar sel terdiri dari penjumlahan dari tegangan yang
beberapa sel, untuk mendapatkan daya dihasilkan oleh modul (Voc1+Voc2), hal
listrik yang banyak maka sel-sel ini sesuai dengan hukum Kirchoff.
tersebut dihubungkan seri [4]. Dan Hubungan seri solar sel diperoleh
untuk mendapatkan tegangan yang dengan menghubungkan terminal
besar maka sel tersebut dihubungkan positif (+) sel surya pertama dengan
parallel [5]. Adapun dengan terminal negative (–) yang baru, untuk
mengkombinasikan hubungan seri dan mempermudah pemahaman, solar sel
paralel pada solar sel maka hasilnya dapat diibaratkan sebagai baterai yang
akan lebih maksimum daripada dihubungkan seri [9]. Dari hubungan
menggunakan hubungan seri saja seri ini didapat :
ataupun paralel saja [6]. Tegangan solar sel dijumlahkan
apabila terhubung seri (untuk
mendapatkan jumlah tegangan yang
II. KAJIAN PUSTAKA lebih besar) .
2.1 Sel Surya Vtotal=Vsel1+Vsel2+Vsel3 …………. (2.1)
Solar cell atau panel surya adalah alat Arus sel surya sama apabila
untuk mengkonversi tenaga matahari dihubungkan seri satu sama lain
Itotal=I1=I2= I3………….….....… (2.2) yang besar tegangan keluarnya
tergantung dengan jumlah sel surya
2.3 Rangkaian Paralel Solar Sel yang dipasang didalam panel surya
Susunan paralel sel surya dapat dan banyaknya sinar matahari yang
meningkatkan arus tetapi tegangan menyinari panel surya tersebut.
tetap [8]. Arus total yang dihasilkan Keluaran dari panel surya ini sudah
adalah penjumlahan dari arus yang dapat digunakan langsung ke beban
dihasilkan modul (I1 + 12) hal merujuk yang memerlukan sumber tegangan
pada hukum kircoft. Gambar Untuk DC dengan konsumsi arus yang kecil.
rangkaian yang tersambung secara Agar energi listrik yang dihasilkan
parallel seperti diperlihatkan gambar juga dapat digunakan pada kondisi –
dibawah ini, Kircoft Current Law kondisi seperti pada malam hari
menyatakan bahwa arus (I) yang akan (kondisi saat panel surya tidak disinari
memasuki titik simpul utama adalah cahaya matahari), maka keluaran dari
sama dengan jumlah dari ketiga arus panel surya ini harus di hubungkan ke
yang meninggalkan simpul melalui sebuah media penyimpanan (storage).
cabang – cabangnya [9]. Rangkaian Dalam hal ini adalah bateraii. Tetapi
paralel sel surya di dapat apabila ini tidak langsung dihubungkan begitu
terminal kutub positif dan negative sel saja dari panel surya ke baterai, tetapi
surya dihubungkan satu sama lain. harus dihubungkan ke rangkaian solar
Maka tegangan sel surya yang charger controller, dimana didalam
dihubungakan paralel sama dengan rangkaian tersebut terdapat rangkaian
satu sel surya pengisi Baterai otomatis (Automatic
Utotal = U1 = U2 = U3 = Un charger). Fungsi dari solar charger
Arus yang timbul langsung controller ini adalah untuk meregulasi
dijumlahkan tegangan keluaran dari panel surya dan
Itotal = I1 + I2 + I3 + In mengatur arus yang masuk ke baterai
Apabila ketiga elemennya adalah secara otomatis. Selain itu solar
resistansi, maka : charger controller berfungsi untuk
V V V
I = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3…………….…. (2.3) menghubungkan dan memutuskan arus
dari panel surya ke baterai secara
2.4 Prinsip kerja sel surya otomatis dan juga berfungsi untuk
Prinsip kerja dari panel surya adalah memutuskan aliran arus dari baterai ke
jika cahaya matahari mengenai panel beban bila terjadi hubung singkat
surya, maka elektron – elektron yang ataupun beban yang berlebihan. Panel
ada pada sel surya akan bergerak dari Surya sebenarnya dapat langsung
N ke P, sehingga pada terminal digunakan tanpa diberi rangkaian solar
keluaran dari panel surya akan charger controller ataupun baterai,
menghasilkan energi listrik. Besarnya tetapi ini tidak dilakukan karena dapat
energi listrik yang dihasilkan oleh membebani kinerja dari panel (akibat
panel surya berbeda – beda tergantung adanya beban yang berlebihan)
dari jumlah sel surya yang sehingga akan terjadi kerusakan yang
dikombinasikan didalam panel surya fatal pada panel surya tersebut. Selain
tersebut. Keluaran dari panel surya ini itu solar charger controller ini juga
adalah berupa listrik arus searah (DC) berfungsi untuk mengamankan dari
terjadinya kelebihan beban dari panel VMPP :Tegangan maksimum power
surya sehingga panel surya tidak cepat point
rusak. Jika kita menginginkan hasil
keluaran listrik dari PLTS ini berupa 2.6 Radiasi Matahari Terhadap
listrik arus bolak-balik (AC) maka Permukaan Bumi
PLTS yang sudah dapat mengeluarkan Radiasi matahari yang tersedia di luar
listrik arus searah (DC) ini harus atmosfer bumi atau sering disebut
dihubungkan ke sebuah rangkaian konstanta radiasi matahari sebesar
elektronik / modul elektronik yang 1353 W/m2 dikurangi intesitasnya
bernama Inverter DC – AC [10]. oleh penyerapan dan pemantulan oleh
atmosfer sebelum mencapai
2.5 Karakteristik solar sel permukaan bumi. Ozon di atmosfer
Arus yang dihasilkan sel surya menyerap radiasi dengan panjang-
tergantung pada tegangan sel surya. gelombang pendek (ultraviolet)
Karakteristik arus-tegangan biasanya sedangkan karbon dioksida dan uap air
menunjukkan hubungan tersebut. menyerap sebagian radiasi dengan
Ketika sel surya hubung pendek (short panjang gelombang yang lebih panjang
citcuit current) atau Isc yang (inframerah). Selain pengurangan
sebanding dengan irradiansi terhadap radiasi bumi yang langsung atau
sel surya dapat diukur. Nilai Isc naik sorotan oleh penyerapan tersebut,
dengan meningkatnya temperatur, masih ada radiasi yang dipencarkan
meskipun temperatu standar yang oleh molekul-molekul gas, debu, dan
tercatat untuk arus rangkaian pendek uap air dalam atmosfer sebelum
adalah 250°C. Jika arus sel surya sama mencapai bumi yang disebut sebagai
dengan nol, sel surya tersebut radiasi sebaran seperti terlihat pada
digambarkan sebagai “rangkaian gambar (Jansen,_1995).
terbuka”. Tegangan sel surya
kemudian menjadi tegangan rangkaian
terbuka, Voc (open circuit voltage).
Ketergantungaan Voc terhadap Radiasi
iradiansi bersifat logaritmis, dan Matahari
penurunan yang lebih cepat isertai
peningkatan temperatur melebihi Radiasi
kecepatan kenaikan Isc. Oleh karena sebran
itu daya daya maksimum sel surya dan
efesiensi sel surya menurun dengan Gambar 2.10 Radiasi matahari
peningkatan temperatur ada sel surya. mengenai permukaan bumi [12]
Peningkatan temperatur 250°C akan
mengakibatkan daya menurun sekitar Dengan adanya faktor-faktor diatas
10% [11]. menyebabkan radiasi yang diterima
permukaan bumi memiliki intensitas
η= output
input
× 100% …………..(2.5) yang berbeda-beda setiap saat.
keterangan : Besarnya radiasi harian yang diterima
η :efesiensi solar sel (%) permukaan bumi ditunjukkan pada
IMPP :Arus maksimum power point grafik gambar 2.6. Pada waktu pagi
dan sore radiasi yang sampai 13:00 39 37.2 37.61
permukaan bumi intensitasnya kecil. 3.3 Data Hasil Pengukuran Arus
Hal ini disebabkan arah sinar matahari
Seri
tidak tegak lurus dengan permukaan
bumi (membentuk sudut tertentu) Arus
Arus(I)
(I) Arus (I)
sehingga sinar matahari mengalami 13 14 15
peristiwa difusi oleh atmosfer bumi.
Waktu Agustus Agustus Agustus
III. METODE PENELITIAN
3.1 Instalasi Rangkaian Seri Solar 11:00 0.78 1.78 0.215
Sel 11:15 0.515 1.151 0.445
Untuk mendapatkan tegangan dan arus
11:30 0.467 1.12 0.661
keluaran solar sel yang dihubung seri
maka pastikan kabel positif (+) dari 11:45 0.453 1.123 0.782
panel satu terhubung ke kabel negati (- 12:00 0.39 1.166 1.067
) panel dua kemudian diukur keluaran
12:15 0.385 1.168 1.078
dari kedua panel tersebut dengan
menggunakan multimeter. 12:30 0.376 1.141 1.089
12:45 0.335 1.122 1.022
13:00 0.354 1.079 0.921

3.4 Instalasi Rangkaian Paralel


Solar Sel
untuk mendapatkan tegangan dan arus
keluaran dari solar sel yang dihubung
paralel maka pastikan kabel positif (+)
3.2 Data Hasil Pengukuran dari panel satu terhubung ke kabel
Tegangan Seri
positif (+) panel dua, lalu kabel negatif
pada panel satu (-) terhubung dengan
Tegangan Tegangan Tegangan
kabel negatif (-) panel dua. Setelah
(V) (V) (V) rangkaian disusun dengan baik maka
13 14 15 kemudian diukur keluaran dari kedua
Waktu Agustus Agustus Agustus panel tersebut dengan menggunakan
multimeter.
11:00 39.5 37.7 37.6
11:15 39.1 37.97 38.8
11:30 39.6 37.74 39.1
11:45 39 37.5 37.8
12:00 39 37.6 37.7
12:15 39.1 37.6 37.63
12:30 39 37.7 37.57
12:45 38.9 37.88 37.52
11:15 0.39 2.243 0.816
11:30 0.927 2.27 1.219
11:45 0.908 2.214 1.574
12:00 0.78 2.257 2.054
12:15 0.767 2.291 2.038
12:30 0.744 2.238 2.106
12:45 0.666 2.197 2.45
13:00 0.707 1.98 1.736

IV. HASIL PENELITIAN


4.1 Grafik Tegangan Seri Terhadap
Waktu
3.5 Data Hasil Pengukuran
Tegangan Paralel Grafik Tegangan Terhadap Waktu (Seri)

40
Tegangan Tegangan Tegangan 39.5
39.6
39.5
39.1 39.1
(V) (V) (V) 39 39 39
38.9
39
39
13 14 15 38.8 39.1
38.5
Waktu Agustus Agustus Agustus
37.7 37.88
38 37.7 37.8 37.7 Tegangan (V) 13
11:00 19.56 18.84 18.49 37.63 37.61
Agustus
37.97
37.5
37.74
11:15 19.58 19.43 18.93 37.6 37.6 37.6
37.57
37.52
37.5 Tegangan (V) 14
37 Agustus
11:30 19.8 19.28 18.94 37.2

36.5
11:45 19.51 19.08 18.79 Tegangan (V) 15
Agustus
36
12:00 19.53 18.8 18.76 11:00 11:15 11:30 11:45 12:00 12:15 12:30 12:45 13:00

12:15 19.58 18.84 18.85


12:30 19.57 18.77 18.91 4.2 Grafik Arus Seri Terhadap
12:45 19.49 18.81 18.9 Waktu
Grafik Arus Terhadap Waktu (Seri)
13:00 19.54 18.79 18.6 2 1.78
1.8

1.6
3.6 Data Hasil Pengukuran Arus
1.4
1.151 1.12 1.123 1.166 1.168 1.141 1.122
Paralel 1.2
1.079

1 1.067 1.078 1.089


0.78 0.782 1.022
Arus (I) Seri

Arus (I) Arus (I) Arus (I) 0.921


0.8 0.661
Arus (I) 13
0.515
0.467 0.453 0.39 0.385 Agustus
13 14 15 0.6 0.376 0.335 0.354 Arus (I) 14
0.4 0.445 Agustus
Waktu Agustus Agustus Agustus 0.215
Arus (I) 15
0.2 Agustus

11:00 0.39 2.215 0.434 0


11:00 11:15 11:30 11:45 12:00 12:15 12:30 12:45 13:00
4.3Grafik Tegangan Paralel 1.78A dan arus minimalnya adalah
Terhadap Waktu 0.215A. Dan bila sel surya dihubung
paralel tegangan maksimal yang
Grafik Tegangan Terhadap Waktu (Paralel) dibangkitkan sebesar 19.8V dan
20 19.8

19.56 19.58 19.58 19.57


tegangan minimalnya sebesar
19.51 19.53 19.49 19.54
18.49V sementara besar arus
19.5
19.43
19.28
maksimal yang disalurkan adalah
Tegangan (V) Paralel

19
19.08
18.84
2.45A dan arus minimalnya sebesar
18.93 18.8 18.91 18.9 18.79
18.84
18.94
0.39A.
18.77 18.81
18.5 18.79 18.76
18.85
4.Tegangan rata-rata yang dihasilkan
18.6
18.49 oleh panel surya hubungan seri
Teganga
18 n (V) 13 adalah 38.23V dan arus rata-rata
Agustus
Teganga pada hubungan seri 0.821A. Adapun
n (V) 14
17.5
Agustus tegangan rata-rata yang dihasilkan
11:00 11:15 11:30 11:45 12:00 12:15 12:30 12:45 13:00
panel surya hubungan paralel adalah
19.11V dan arus rata-rata pada
hubungan paralel 1.504A. Dari data
4.3 Grafik Arus Paralel diatas dapat diketahui selisih
Terhadap Waktu perbandingan tegangan antara
hubungan seri dan paralel adalah
Grafik Arus Terhadap Waktu (Paralel) 49.98% dimana tegangan pada
3
hubungan seri lebih besar
2.5 2.215 2.243 2.27 2.214 2.257
2.291 2.238 2.45 dibandingkan hubungan paralel.
1.98 Selisih perbandingan arus pada
2.197
Arus (I) Paralel

2
2.106
hubungan seri dan paralel adalah
2.054 2.038
1.5 1.736
83.19% dimana arus pada hubungan
1.219 1.574
paralel lebih besar daripada
1 0.816
hubungan seri.
0.434 0.927 0.908
0.5 0.78 0.767 0.744 Arus (I)
0.666 0.707 13

0
0.39 0.39 Agustus 5.2 SARAN
Arus (I)
11:00 11:15 11:30 11:45 12:00 12:15 12:30 12:45 13:00 14 Untuk pengenmangan lebih lanjut dari
Agustus
skripsi ini diberikan saran-saran
sebagai berikut:

V. KESIMPULAN 3. Penambahan beban pada solar sel


5.1 KESIMPULAN agar solar sel tersebut lebih
Berdasarkan hasil penelitian dan sempurna dan dapat diaplikasikan
pembahasan dapat disimpulkan hal-hal langsung oleh masyarakat.
sebagai berikut: 4. Mengkombinasikan solar sel
secara seri lalu diparalelkan agar
3.Sel surya yang dihubung seri dapat kuluaran dari solar sel itu lebih
membangkitkan tegangan maksimal optimal.
39.6V sementara tegangan
minimalnya 37.2V. Arus maksimal DAFTAR PUSTAKA
pada masing-masing cabang adalah
[1] R. Swami, “Solar Cell,” Int. J. Sci. Susunan Modul M., No. May
Res. Publ., Vol. 2, No. 7, P. 5, 2014, 2012.
2012.
[7] J. Teknik, M. Fakultas, T.
[2] H. Hasan, “Perancangan Universitas, And K. U. Tembalang,
Pembangkit Listrik Tenaga Surya,” “Peningkatan Efisiensi Modul
J. Ris. Dan Teknol. Kelaut., Vol. Surya 50 Wp Dengan Penambahan
10, No. 2, Pp. 169–180, 2012. Reflektor,” Semin. Nas. Sains Dan
Teknol. Ke-2, Pp. 45–50, 2011.
[3] D. A. N. Ramah And L. Di,
“Energi Matahari, Sumber Energi [8] Safrizal, “Rancangan Panel Surya
Alternatif Yang Effisien, Handal Sebagai Sumber Energi Listrik
Dan Ramah Lingkungan Di Pada Gedung Fakultas Sains Dan
Indonesia,” Energi Matahari, Teknologi Unisnu Jepara Safrizal,”
Sumber Energi Altern. Yang Ranc. Panel Surya Sebagai Sumber
Effisien, Handal Dan Ramah Energi List. Pada Gedung Fak.
Lingkung. Di Indones., Pp. 31–35. Sains Dan Teknol. Unisnu Jepara
Safrizaljurnal Disprotek, Vol. 8,
[4] A. Al Tarabsheh, M. Akmal, And No. 2, Pp. 75–81, 2017.
M. Ghazal, “Series Connected
Photovoltaic Cells-Modelling And [9] W. Stevanus, J. T. Elektro, F.
Analysis,” Sustain., Vol. 9, No. 3, Teknik, And U. Diponegoro,
2017. “Makalah Seminar Kerja Praktek,”
Sist. Instal. Plts 1000 Wp Sitting
[5] A. Karina And S. Satwiko, “Studi Gr. Tek. Elektro Undip Semarang,
Karakteristik Arus-Tegangan ( 2010.
Kurva I-V ) Pada Sel Tunggal
Polikristal Silikon Serta [10] I. Buyung And K. Azizi,
Pemodelannya,” Pros. Pertem. Ilm. “Portable Power Plan Solar Cell,”
Xxv Hfi Jateng Diy, No. 1, Pp. Pros. Semin. Nas. Apl. Dan
163–166. Teknol., No. November, Pp. 332–
342, 2016.
[6] M. Dirgantara, U. P. Raya, M.
Saputra, P. Aulia, And H. Syafutra, [11] W. P. Widiyantoro, “Analisis
“Diode With Series And Shunt Perbandingan Penggunaan Solar
Resistance Solar Cell Model Cell Terpusat Dengan Sollar Cell
Simulation Based On Variations Terdistribusi Untuk Memenuhi
Of Radiation Intensity , Kebutuhan Energi Listrik Pada
Temperature , And Composition In Ruang Kuliah Lantai 4 Gedung Fti
Module Simulasi Sel Surya Model Uii Tugas,” Tugas Akhir, No.
Dioda Dengan Hambatan Seri Dan February, 2017.
Hambatan Shunt,” Simulasi Sel
Surya Model Dioda Dengan [12] A. Najmurrokhman, U.
Hambatan Seri Dan Hambatan Jenderal, And A. Yani, “Prototipe
Shunt Berdasarkan Variasi Pembangkit Listrik Tenaga
Intensitas Radiasi, Temp. Dan Matahari,” Vol. 10, No. May 2010,
2014. Matoga Siregar sebelumnya
menempuh pendidikan di SMPIP AL-
ZAHRA Kebun Jeruk JAKARTA
BARAT dan di Pondok Modern
Tentang Penulis
Darussalam Gontor Ponorogo, dan
baru menyesaiakan Sarjana S1 di
UMSU jurusan Teknik elektro tahun
2018. Penulis bisa dihubungi via email
di : matogasiregar123@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai