Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


Mata Kuliah : Proteksi Tenaga Listrik
Program Studi : Pendidikan Teknik Elektro
Hari/Tanggal : Kamis, 14 November 2019
Waktu : 80 Menit
Dosen Pengampu : Dr. Edy Supriyadi
Sifat Ujian : Terbuka

PETUNJUK:

Kerjakan 5 (lima) dari 7 (tujuh) pertanyaan berikut ini secara komprehensif:

1. Filosofi dan Relai Proteksi

a. Jika sistem tenaga listrik sudah terpasang, dan dapat berfungsi dengan baik, apakah
masih diperlukan Proteksi pada Sistem Tenaga Listrik tersebut? Jelaskan
b. Mengapa pada Sistem Proteksi terdapat Proteksi Utama dan Proteksi
Cadangan?
c. Sebutkan persyaratan relai proteksi, dan bagaimana cara membuat relai
proteksi agar memenuhi persyaratan tersebut
d. Jelaskan perbedaan antara relai proteksi jenis mekanik/magnetik dan jenis
statik/elektronik

2. Pemutus Tenaga

a. Apa fungsi Pemutus Tenaga (Circuit Breaker)


b. Sebutkan jenis-jenis Pemutus Tenaga berdasarkan cara pemadaman busurnya
c. Di mana Pemutus Tenaga dipasang, kaitannya dengan piranti-piranti proteksi
digunakan? Mengapa?
d. Apa perbedaan Pemutus Tenaga dan Pemisah (Disconecting Switch)

3. Sistem Tenaga Listrik Terinterkoneksi dan Fungsi Proteksi


Jelaskan apa yang harus dilakukan, khususnya dalam kaitannya dengan sistem proteksi,
agar sistem pengiriman tenaga listrik dari pusat pembangkit, transmisi dan distribusi
sampai konsumen dapat berlangsung dengan baik sehingga konsumen dapat memperoleh
pasokan tenaga listrik secara berkelanjutan, aman, bermutu dengan harga terjangkau.
4. Proteksi Generator
Pada suatu Pembangkit Listrik Tenaga Air, tiba-tiba salah satu generator yang terhubung
parallel dengan generator-generator lainnnya mengalami gangguan sehingga tidak
berfungsi. Sebagai tenaga ahli, anda diminta untuk mendeteksi secara tepat mengenai jenis
kerusakan/gangguan tersebut. Jelaskan apa yang akan anda lakukan untuk mengatasi hal
tersebut, dan buatlah rancangan sistem proteksi pada generator tersebut agar dapat
berfungsi dengan lebih baik?

5. Perancangan Proteksi PLTN


Pada suatu daerah di Indonesia akan dibangun Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Anda
diminta untuk menyusun rancangan sistem proteksi pada PLTN tersebut. Jelaskan secara
sistematis langkah-langkah yang perlu dilakukan, dan sebutkan piranti proteksi apa saja
yang diperlukan dalam pengembangan rancangan proteksi PLTN tersebut.

Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen Diperiksa oleh :
tanpa ijin dari Pengurus Jurusan PT Elektro
UJIAN TENGAH SEMESTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

6. Proteksi Trafo
Di suatu Gardu Induk Distribusi akan dipasang transformator daya. Anda diminta
membuat rancangan dan memasang instalasi proteksi tersebut. Berkaitan dengan hal
tersebut:
a. Sebutkan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengerjakan hal tersebut
b. Piranti proteksi apa saja yang perlu ada pada transformator? Jelaskan sistem kerjanya.
c. Gambarkan diagram proteksinya.

7. Gardu Induk Distribusi (GID) 150 KV dan Proteksinya


a. Jelaskan fungsi GID
b. Sebutkan komponen-komponen utama sistem tenaga listrik yang ada di GID
c. Sebutkan piranti proteksi sistem tenaga listrik yang ada di GID
d. Jelaskan fungsi dan sistem kerja piranti proteksi yang ada di GID

SELAMAT MENGERJAKAN

3. Sistem proteksi tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan peralatan yang
terpasang pada sistem tenaga listrik, berdasarkan hal tersebut sistem proteksi bertujuan
untuk memperlancar aliran tenaga listrik dari pembangkit ke konsumen, untuk itu tujuan
dari sistem proteksi yaitu :
a. Mencegah kerusakan peralatan-peralatan pada sistem tenaga listrik akibat
terjadinya gangguan atau kondisi operasi sistem yang tidak normal.
b. Mengurangi kerusakan peralatan-peralatan pada sistem tenaga listrik akibat
terjadinya gangguan atau kondisi operasi sistem yang tidak normal.
c. Mempersempit daerah yang terganggu sehingga gangguan tidak melebar
d. pada sistem yang lebih luas.
e. Memberikan pelayanan tenaga listrik dengan keandalan dan mutu tinggi kepada
konsumen.
f. Mengamankan manusia dari bahaya yang ditimbulkan oleh tenaga listrik.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka dibutuhkan sistem proteksi yang baik yaitu :
a. Malakukan koordinasi dengan system TT (GI/transmisi/pembangkit),
b. Mengamankan peralatan dari kerusakan dan gangguan,
c. Membatasi kemungkinan terjadinya kecelakaan,
d. Secepatnya dapat membebaskan pemadaman karena gangguan,
e. Membatasi daerah yang mengalami pemadaman, dan
f. Mengurangi frekuensi pemutusan tetap (permanen)karena gangguan.

Pada sistem proteksi tenaga listrik, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi demi
pengamankan peralatan-peralatan listrik yang ada. Untuk itu ada beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi oleh suatu sistem proteksi, seperti
berikut ini :
a. Keterandalan (Reliability)
Pada kondisi normal (tidak ada gangguan) relay tidak bekerja. Jika terjadi
gangguan maka relay tidak boleh gagal bekerja dalam mengatasi gangguan.
Kegagalan kerja relay dapat mengakibatkan alat yang diamankan rusak berat atau
gangguannya meluas sehingga daerah yang mengalami pemadaman semakin luas.

Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen Diperiksa oleh :
tanpa ijin dari Pengurus Jurusan PT Elektro
UJIAN TENGAH SEMESTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
Relay tidak boleh salah kerja, artinya relay yang seharusnya tidak bekerja, tetapi
bekerja. Hal ini menimbulkan pemadaman yang tidak seharusnya dan menyulitkan
analisa gangguan yang terjadi. Keandalan relay pengaman ditentukan dari
rancangan, pengerjaan, beban yang digunakan, dan perawatannya.
b. Selektivitas (Selectivity)
Selektivitas berarti relay harus mempunyai daya beda (discrimination), sehingga
mampu dengan tepat memilih bagian yang terkena gangguan. Kemudian relay
bertugas mengamankan peralatan. Relay mendeteksi adanya gangguan dan
memberikan perintah untuk membuka pemutus tenaga dan memisahkan bagian
yang terganggu. Bagian yang tidak terganggu jangan sampai dilepas. Jika terjadi
pemutusan hanya terbatas pada daerah yang terganggu.
c. Sensitivitas (Sensitivity)
Relay harus mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap besaran minimal (kritis)
sebagaimana direncanakan. Relay harus dapat bekerja pada awalnya terjadinya
gangguan. Oleh karena itu, gangguan lebih mudah diatasi pada awal kejadian. Hal
ini memberi keuntungan dimana kerusakan peralatan yang harus diamankan
menjadi kecil. Namun demikian, relay juga harus stabil.
d. Kecepatan Kerja
Relay pengaman harus dapat bekerja dengan cepat. Jika ada gangguan, misalnya
isolasi bocor akibat adanya gangguan tegangan lebih terlalu lama sehingga
peralatan listrik yang diamankan dapat mengalami kerusakan. Namun demikian,
relay tidak boleh bekerja terlalu cepat (kurang dari 10 ms). Disamping itu, waktu
kerja relay tidak boleh melampaui waktu penyelesaian kritis (critical clearing time).
Pada sistem yang besar atau luas, kecepatan kerja relay pengaman mutlak
diperlukan karena untuk menjaga kestabilan sistem agar tidak terganggu. Hal ini
untuk mencegah relay salah kerja karena transient akibat surja petir.
e. Ekonomis
Satu hal yang harus diperhatikan sebagai persyaratan relay pengaman adalah
masalah harga atau biaya. Relay tidak akan diaplikasikan dalam sistem tenaga
listrik, jika harganya sangat mahal. Persyaratan reliabilitas, sensitivitas, selektivitas
dan kecepatan kerja relay hendaknya tidak menyebabkan harga relay tersebut
menjadi mahal.

Sistem interkoneksi adalah suatu sistem tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pusat listrik
(pembangkit) dan beberapa gardu induk (GI) yang saling terhubung (terinterkoneksi) antara
satu dengan yang lain melalui sebuah saluran transmisi dan melayani beban yang ada pada
semua gardu induk (GI) yang terhubung.

Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen Diperiksa oleh :
tanpa ijin dari Pengurus Jurusan PT Elektro
UJIAN TENGAH SEMESTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

Gambar diatas menunjukkan sebagian dari sistem interkoneksi yang terdiri dari pusat
pembangkit listrik, gardu induk (GI) beserta subsistem distribusinya. Tujuan dari sistem
interkoneksi yaitu untuk menjaga kontinuitas penyediaan tenaga listrik karena apabila salah
satu pusat pembangkit mengalami gangguan masih dapat disuplai dari pembangkit lain yang
terhubung secara interkoneksi.

Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen Diperiksa oleh :
tanpa ijin dari Pengurus Jurusan PT Elektro

Anda mungkin juga menyukai